Anda di halaman 1dari 6

REGINA MUNAA MADANI/101811133232/6K3

UTS HIGIENE INDUSTRI I


Soal : Pada perusahaan x(perusahaan garmen,semen,kayu,batu bara,gas,terserah) dgn pekerja
kurang lebih 300 tk ,laki2 dan perempuan,mayoritas laki2. Dengan konsep higiene industri
,bagaimana penyediaan konsumsi makan? Bagaimana housekeeping yang dikaitkan dengan
ketentuan TLV/NAB dan jelaskan APD apa yang harus disediakan?
I. Deskripsi Perusahaan
PT Pertamina DPPU Adi Sumarmo merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang energi, energi baru dan terbarukan yang dimiliki penuh oleh Negara. PT
Pertamina DPPU Adi Sumarmo menjalankan proses bisnisnya dalam kegiatan industri
minyak dan gas juga energi mulai dari sektor hulu hingga sektor hilir.
II. Penyelenggaraan Kantin Perusahaan
 Memiliki kantin perusahaan dengan luas 100 m2 sehingga cukup untuk 1 kali
kloter makan
 Sistem pengelolaan penyelenggaraan makan menggunakan sistem konsinyasi,
yakni diserahkan jasa boga/catering yang mendapat rekomendasi dari
Depnaker setempat.
 Sistem penyediaan makanan dengan sistem drop out. Perusahaan catering
menggunakan dapur perusahaan untuk penyediaan makanan ke dalam piring
untuk pekerja, tidak digunakan untuk memasak secara langsung.
 Luas ruang dapur (tanpa peralatan kerja) 6 m x 6 m = 36 m 2
Jumlah karyawan yang bekerja di dapur sebanyak 12 orang, maka tiap pekerja
mendapat luas ruangan 36⁄12 = 3 m2, berarti luas ini memenuhi syarat (Luas
lantai dapur yang bebas dari peralatan minimal 2 m2 untuk setiap orang
pekerja).
 Penghidangan makanan menggunakan model kafetaria, yakni pekerja bergilir
ambil makanan yg tersedia dimeja pembagi.
 Pola pemberian makan diberi oleh perusahaan dengan penyediaan catering
berupa
1) Makan pagi : pukul 07.00 – 08.00
2) Snack pagi : pukul 09.30 – 10.00
3) Makan siang : pukul 12.00 – 13.00
4) Snack siang : pukul 15.00 – 15.30
5) Makan malam : pukul 18.00 – 19.00
 Tenaga kerja di PT. Pertamina DPPU Adi Sumarmo sebanyak 300 pekerja
dengan 225 pekerja laki-laki dan 75 pekerja perempuan. Adapun Perbandingan
kalori dan nilai kandungan makanan (karbohidrat, protein, lemak) menu
makanan yang di makan adalah sebagai berikut:
 Jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih tinggi dari kalori semestinya.
Besar metabolisme basal untuk laki-laki rata-rata 60 kcal/jam dan untuk
perempuan 54 kcal/jam (Suma’mur,. 1996). Maka diperlukan penyediaan porsi
untuk pekerja laki-laki lebih besar daripada pekerja perempuan dengan porsi
makan bergizi dan seimbang, yakni (50% dari piring terdiri dari nasi dan lauk,
50% porsi lagi terdiri dari sayur dan buah)
 Perlu adanya pengadaan menu makan rendah lemak, tinggi protein dan serat.
Para pekerja pun setuju dengan adanya kantin rendah lemak dengan presentase
permintaan sebagai berikut :

 Perusahaan catering juga perlu memperhatikan kecukupan energy pekerja.


Tenaga kerja yang bekerja 8 jam di perusahaan perlu disediakan makanan dan
minuman paling sedikit 2/5 (40%) dari kecukupan energi selama 24 jam atau
berdasarkan anjuran departemen kesehatan RI, yaitu komposisi pemberian
makanan sebagai berikut : Makan pagi = 20% ; Selingan pagi = 10 % ; Makan
siang = 30% ; Selingan siang = 10 % ; Makan malam = 30 % Sedangkan
komposisi makanan seimbang anjuran Departemen Kesehatan RI adalah
sebagai berikut: Karbohidrat = 65-70 % ; Protein = 10-15 % ; Lemak = 20-25
% (minimal 15% dan maksimal 30 %).
 Berikut denah kantin PT. Pertamina DPPU Adi Sumarmo

toilet

wast
afel

toilet

III. Penerapan House Keeping


1) Penerapan Ringkas
 Terdapat 5 gudang dengan jenis yang berbeda yaitu gudang alat, gudang
ban, gudang arsip, gudang B3 dan gudang terbuka, hal ini dibuat agar
mempermudah penyimpanan serta penataan barang yang sudah tidak
terpakai. Penyimpanan di PT. Pertamina DPPU Adi Sumarmo lebih banyak
pada arsip dan ban refuller karena tugas mereka sebagai pelaksana penyedia
bahan bakar avtur pesawat.
 Peran dan akuntabilitas staf/karyawan unit teknik/HSE PT. Pertamina
DPPU Adi Sumarmo melakukan pengecekan alat-alat kerja secara
menyeluruh sesuai jadwal yang sudah dibuat serta ketika alat tersebut bisa
diperbaiki apabila tidak bisa langsung melaporkan ke aviation region
semarang untuk diganti yang baru.
 Kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan barang-barang yang
tidak terpakai. Hal ini dibuktikan yaitu untuk pengelolaan ban refuller PT.
Pertamina DPPU Adi Sumarmo adalah membuat kontrak payung dengan
perusahaan penyedia ban. Kontrak payung ini salah satunya berisi apabila
ban yang dibeli sudah rusak/kondisi tidak layak pakai maka PT. Pertamina
DPPU Adi Sumarmo mempunyai hak mengembalikan ke perusahaan
penyedia ban.
2) Penerapan Rapi
 Pengadaan loker kerja sesuai unit dan penggunaan labeling berisi nama
benda yang terdapat di dalamnya
3) Penerapan Resik
 Kondisi kantor disediakan checklist kebersihan toilet sudah disediakan dan
diisi sesuai kondisi toilet pada hari tersebut.
 Pembersihan refuller dilakukan setiap hari pada pagi hari agar selalu bersih
ketika proses pengisian avtur dibandara.
 Pembersihan alat kerja setelah dipakai.
 Meletakkan alat kebersihan pada titik-titik tertentu yang dekat dengan area
kerja dan kondisi tertata rapi sehingga memudahkan dalam pengambilan
alat kebersihan.
 Jadwal untuk petugas kebersihan dan babat rumput sudah terjadwal dengan
fleksibel jadi ketika ada salah satu yang ijin teman yang lain sudah ada yang
menggantikan tugasnya sehingga petugas kebersihan tidak pernah
kewalahan dalam menjaga kebersihan lingkungan PT. Pertamina DPPU
Adi Sumarmo.
4) Penerapan Rawat
 Checklist untuk peninjauan alat kerja di ruang terbatas dan jadwal
maintenance yang dibuat oleh teknik dan dilaksanakan oleh teknik untuk
memastikan seluruh peralatan kerja terutama yang berhubungan dengan
penyediaan dan pengiriman bahan bakar avtur dalam kondisi semaksimal
mungkin.
 Standar dalam perawatan alat kerja di PT. Pertamina DPPU Adi Sumarmo
adalah TKO (Tata Kerja Organisasi) yaitu pedoman kerja yang di buat oleh
Aviation Pusat sebagai petunjuk dalam bekerja agar sesuai standar kerja
Aviation Pusat. TKO ini kemudian di telaah lalu di kembangkan ditiap-tiap
cabang sesuai dengan lingkup kerja yang dilaksanakan.
 Perawatan alat kerja di PT. Pertamina DPPU Adi Sumarmo telah terjadwal
dan terorganisir oleh seluruh karyawan dengan dibuatnya jadwal secara
continue yaitu per daily, weekly, monthly, dan yearly. Jadwal tersebut di
buat oleh unit teknik dan ditempel di papan pengumuman dan unit teknik
sehingga memudahkan dalam kontrol serta pelaksanaannya. Hal tersebut di
upayakan untuk meminimalisir kerusakan alat kerja sehingga pengiriman
bahan bakar avtur dapat berjalan sesuai jadwal yang ditentukan.
5) Penerapan Rajin
 Training tentang 5R, inspeksi tentang 5R, dan safety talk/rapat khusus
tentang 5R.
 Pembuatan rak di gudang, penyimpanan barang dikelompokkan dengan
jenisnya dan diberi label.

Program rutin untuk menjaga budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan
Rajin) selalu terpelihara :

1. Evaluasi berkala dari manajemen, dari Unit, serta lomba 5R.


2. Pengadaan fasilitas kebersihan menggunakan uang cash (simpanan) kemudian
claim ke manajemen.
3. Menambah RTB (rak, troli, box, nampan) pada masing-masing unit apabila
dibutuhkan.
4. Jumat bersih 5R, pagi jam 07.00 s/d 08.00 WIB diawali dengan olahraga pagi
untuk penyegaran badan, dilanjutkan karyawan membersihkan kawasan kerja.
5. Karyawan berusaha memahami 5R demi kemajuan perusahaan, sehingga 5R dapat
mengubah pola pikir setiap individu.
6. Melakukan breafing pagi untuk menyadarkan dan mengingatkan kembali tentang
5R dan hal penting berkaitan dengan pekerjaan.
IV. Bahan Kimia dan Alat Pelindung Diri (APD)
1) Gasoline 88
 Gasoline yang dipasarkan dengan nama dagang Premium adalah bahan bakar
mesin bensin yang memiliki angka ontan (RON) minimal 88,0. Memenuhi
spesifikas Direktur Jenderal Minyak & Gas Bumi No. 933.K/10/DJM.S/2013
tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88
yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Pertamina tidak menambahkan additive
logam dalam Premium yang dipasarkan karena dapat menyebabkan
terbentuknya abu pada mesin kendaraan.
 Karakteristik : Kandungan Sulfur maksimal 0,05% m/m baik tanpa timbal
maupun bertimbal. Kandungan Timbal (Pb) maksimal 0,013 gr/l tanpa timbal
dan 0,3 gr/l bertimbal, kandungan Oksigen maksimal 2.72 % m/m tanpa timbal
dan maksimal 2,7 % m/m bertimbal, dsb.
 NAB : 300 ppm
 Alat Pelindung Diri :
- Untuk kejadian kebakaran pada urea yang relative tertutup, maka orang yang
melakukan pemadaman kebakaran harus menggunakan Self Contained
Breathing Apparatus (SCBA)
- Memakai alat pelindung pernapasan jika konsentrasi di udara telah melebihi
Nilai Ambang Batas.
- Kacamata pelindung (goggles)
- Sarung tangan dari karet atau PVC
2) Avtur
 Aviation Turbine Fuel (AVTUR) atau secara internasional lebih dikenal dengan
nama Jet A-1 adalah bahan bakaruntuk pesawat terbang jenis jet (baik tipe jet
propusion atau propeller.) Avtur adalah minyak tanah dengan spesifikasiyang
diperketat, terutama mengenai titik uap, dan titik beku.
 Karakteristik : bentuk fisik cair, jernih, terang dan bebas dari padatan terlarut.
Titik lebur/titik beku -47°C, titik nyala <38°C.
 Nama kimia : Kerosene hydrodesulphurised 64742‐81‐0 0.00‐100 Diethylene
glycol monomethyl Ether 111‐77‐3 0.00‐0.15 Kerosene
 Batas paparan : 300 ppm
 Alat Pelindung Diri (APD)
- Perlindungan mata dan wajah : Alat pelindung mata untuk bahan kimia
(chemical type goggles).
- Perlindungan kulit : sarung tangan kulit atau PVC.
- Perlindungan pernapasan : alat pelindung pernafasan jika konsentrasi di
udaratelah melebihi Nilai Ambang Batas.
- Tindakan higienis : Terapkan kebersihan perorangan yang baik.
Cucitangan saatistirahat dan setelah bekerja. Tidak makan atau minum
saat menggunakan produk. Tidak merokok saat menggunakan produk.
3) Meditran S 40
 Nama Kimia Dan Sinonim : Petroleum Hidrokarbon Zinc CI-C14
Alkyldithiophosepate dan aditif
 Produk ini tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan
sesuai dengan ketentuan dari European Union Dangerous Substances /
Preparations Directive.
 Batas paparan : Produk ini tidak mengandung bahan-bahan yang telah diketahui
memiliki nilai ambang batas pemaparan. Namun demikian dapat digunakan
Nilai Ambang Batas (Threshold Limit Value) dari uapnya yaitu 5.00 mg/m3.
 Alat Pelindung Diri
- Perlindungan pernapasan : Tidak diperlukan ketentuan khusus pada
keadaan biasa.
- Perlindungan mata : Gunakan alat pelindung mata. (chemical goggles
dan faceshield) jika material dipanaskan.
- Perlindungan kulit : Tidak diperlukan peralatan khusus. Namun
demikian, ketentuan-ketentuan untuk personel hygiene tetap harus
diperhatikan.

V. Daftar Pustaka
Alfansuri, H., 2019. EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN FIT TO
WORK DI ANAK PERUSAHAAN HULU PT PERTAMINA. [Online]
Available at:
https://library.universitaspertamina.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/345/%5B
Online%20Version%5D%20-
%20%5BLaporan%20Kerja%20Praktik%5D%20Hamda%20Alfansuri%2010421600
1.pdf?sequence=1&isAllowed=y
[Accessed 13 4 2021].
Purwanto, Arief Bayu. 2018. Penerapan 5r (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Di Pt.
Pertamina Dppu Adi Sumarmo Boyolali. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

(Persero), P. P., 2006. LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN. [Online]

Available at: http://pelumas.pertamina.com/msds/docs/MSDS%20Sebana%2090.pdf


[Accessed 13 4 2021].
(Persero), P. P., 2021. Fuel Product. [Online]
Available at: https://www.pertamina.com/industrialfuel/id/products-services/fuel-
product/
[Accessed 13 4 2021].
Rantung, A. R., Pinontoan, O. R. & Suoth, L., 2018. ANALISIS PENERAPAN BUDAYA
5R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN) PADA PEMBANGUNAN
GEDUNG FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SAM RATULANGI OLEH PT.
ADHI KARYA (PERSERO) TBK. Jurnal KESMAS, 7(5), pp. 25-32.

Anda mungkin juga menyukai