Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PROGRAM EDUKASI DENGAN METODE KELOMPOK TERHADAP PERILAKU

PERAWATAN DIRI PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Shinta Apriani1, Ardini S Raksanagara2, Citra Windani Mambang Sari3


1
Mahasiswa Program Magister Keperawatan Universitas Padjadjaran
2
Staf Pengajar Program Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran
3
Staf Pengajar Program Magister Keperawatan Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula
darah (hyperglykemia) yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin, kerja insulin yang tidak adekuat, atau
keduanya yang dapat menimbulkan komplikasi pada mata, ginjal, saraf, atau pembuluh darah. Komplikasi yang
ditimbulkan akibat penyakit DM tersebut dapat dikurangi jika penderita DM lebih peduli untuk melakukan
perawatan diri (self care) sehingga kadar gula darah dapat terkendali. Teori Orem yaitu self care deficit nursing
theory (SCDNT) digunakan sebagai panduan untuk pendidikan diabetes dalam meningkatkan perilaku perawatan
diri diabetes. Menurut Orem’s dalam SCDNT pasien DM harus memperhatikan kebutuhan perawatan diri
diantaranya pengaturan makan, olahraga, penggunaan obat diabetes, pemantauan kadar gula darah, perawatan
kaki dan pemeriksaan rutin ke tempat pelayanan kesehatan. Keberhasilan perawatan diri untuk terkendalinya
kadar gula darah erat kaitannya dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan
metode kelompok dan diskusi dinilai lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan juga mengontrol gula darah
pasien dan dapat meningkatkan derajat kesehatan mereka.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by elevated blood sugar levels
(hyperglykemia) caused by reduced insulin secretion, insulin is inadequate, or both that can cause
complications in the eyes, kidneys, nerves, or blood vessels. Complications arising from diabetes disease can be
reduced if people with diabetes are more concerned to perform self-care so that blood sugar levels can be
controlled. Orem theory that self care deficit nursing theory (SCDNT) is used as a guide to education in
improving diabetes self care behaviors. Self-care patients with diabetes in SCDNT need diet, exercise, use of
diabetes medications, blood glucose monitoring, foot care and regular inspection to the health service. The
success of self-care for uncontrolled blood sugar levels closely related to health education. Education program
with group method is more effective in improving the knowledge and control of the patient's blood sugar and
can improve their health status.

PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM DIABETES MELITUS


Artikel ini merupakan literature review dari (DM)
beberapa hasil penelitian, yang membahas
mengenai pengaruh program edukasi dengan Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit
metode kelompok terhadap perilaku perawatan diri kronis yang ditandai oleh ketidakmampuan tubuh
pasien diabetes melitus tipe 2. Penulis melakukan untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak
pencarian hasil penelitian melalui beberapa jurnal dan protein sehingga menyebabkan hiperglikemia
yaitu: PubMed, American Diabetes Association (peningkatan kadar gula darah) (Black & Hawks,
Journals, Proquest, Ebsco Host. Dari hasil 2009). Klasifikasi Diabetes Melitus menurut ADA
pencarian diperoleh 30 hasil penelitian yang (2012), PERKENI (2011), Gustaviani (2007), dan
berkaitan dengan pengaruh program edukasi Smeltzer et al (2008) adalah DM tipe 1 (Insulin
terhadap perilaku perawatan diri pasien diabetes Dependent Diabetes Melitus/IDDM), DM tipe 2
melitus tipe 2. Hasil penelitian dibatasi pada (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus/NIDDM,
penelitian yang membahas tentang pengaruh DM tipe lain, dan DM gestasional. Seseorang
program edukasi secara kelompok terhadap dikatakan menderita penyakit DM bila memenuhi
perilaku perawatan diri diabetes melitus tipe 2. kriteria diagnostik HbA1C ≥ 6,5 %, kadar gula
Analisis konten dilakukan dengan membandingkan darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl, terdapat trias
kesamaan tujuan dan variabel penelitian kemudian klasik Diabetes Melitus (poliuri, polidipsi dan
dilakukan riview terhadap semua hasil penelitian penurunan BB dan kadar gula darah acak (GDA) ≥
pada artikel yang dipilih. 200 mg/dl, kadar gula darah 2 jam post pandrial
(PP) ≥ 200 mg/dl.
Faktor resiko terjadinya penyakit DM
menurut penelitian yang dilakukan Tahitan (2008)
bahwa penyakit DM menyatakan perbandingan yang berhubungan dengan perawatan diri.
keluarga yang mempunyai riwayat DM dengan Perawatan diri diabetes merupakan program atau
keluarga sehat yang tidak memiliki riwayat DM tindakan yang harus dijalankan sepanjang
adalah 8,33 % dan 1,96 %. Sedangkan usia kehidupan klien dan menjadi tanggungjawab penuh
menurut penelitian yang dilakukan Martha et al bagi setiap klien diabetes (Bai et al, 2009). Menurut
(2012) menyatakan bahwa penyakit DM banyak Sousa & Zauszniewski (2005) mendefinisikan
terkena pada usia ≥ 40 tahun. Penelitian lain perawatan diri diabetes merupakan kemampuan
menyatakan bahwa wanita lebih banyak menderita seseorang dalam melakukan perawatan diri dan
DM dibandingkan pria dengan rentang usia 50-60 melakukan tindakan perawatan diri diabetes untuk
tahun (Award et al, 2011). Faktor obesitas, aktifitas meningkatkan pengontrolan gula darah. Menurut
fisik, stress, dan kadar kolesterol juga merupakan Sigurdardotir (2005) perawatan diri diabetes adalah
faktor resiko terjadinya penyakit DM (Trisnawati et tindakan yang dilakukan seseorang untuk
al, 2013 & Manik et al, 2012). mengontrol diabetes dengan melakukan pengobatan
Upaya yang dapat dilakukan penderita dan pencegahan komplikasi.
Diabetes untuk menormalkan kadar gula darah Hasil penelitian yang dilakukan Gao. J et
adalah dengan melakukan aktifitas manajemen al (2013) mengungkapkan bahwa pasien DM yang
DM. Terdapat lima pilar pengelolaan DM tipe 2 melakukan perawatan diri Diabetes secara langsung
menurut Smeltzer & Bare (2009) yaitu pengaturan dapat mengendalikan kadar gula darahnya, dengan
pola makan (diet), latihan fisik (olahraga), melakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan
monitoring gula darah, obat untuk mencegah pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien
hipoglikemik dan penyuluhan/edukasi. Komplikasi DM berhubungan dengan perawatan diri diabetes.
dari penyakit DM tipe 2 yaitu komplikasi akut Penelitian lain yang dilakukan oleh Glasgow et al
diantaranya (hipoglikemi), Ketoasidosis Diabetik 1992 mengungkapkan bahwa selama pendidikan
(KAD), Koma Hiperglikemik Hiperosmolar Non maupun sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
Ketotik (HHNK) dan komplikasi kronis terjadi proses perubahan gaya hidup penderita DM
diantaranya retinopati diabetik, nefropati diabetik, diantaranya berhubungan dengan pengaturan
neuropati diabetik. Selain itu, komplikasi secara makan, olahraga, pengobatan dan hubungan atau
psikologis juga dapat terjadi yaitu depresi interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien
(Sholichah et al, 2009). sehingga hasil akhirnya dapat memengaruhi efek
psikologis dan kualitas hidup pasien.
PERAWATAN DIRI DIABETES MELITUS
(DM) PROGRAM EDUKASI DM
Perawatan diri (self care) merupakan suatu Program edukasi pasien DM merupakan
tindakan individu yang terencana dalam rangka proses pendidikan kesehatan yang dilakukan secara
mengendalikan penyakitnya untuk terus menerus untuk mendapatkan pengetahuan,
mempertahankan dan meningkatkan status keterampilan, kemampuan yang diperlukan untuk
kesehatan dan kesejahteraannya (Orem, 2001). perawatan mandiri diabetes (Funnell et al, 2011).
Perilaku perawatan diri yang baik dapat diadaptasi Program edukasi DM ini merupakan dasar untuk
melalui bantuan dan petunjuk dari tenaga kesehatan melakukan perawatan pasien Diabetes. Proses ini
profesional. Hal ini dapat dilakukan dengan menggabungkan kebutuhan, tujuan, dan
melakukan perawatan diri yang dilakukan dan pengalaman hidup orang dengan DM, dan dituntun
dikembangkan oleh seseorang dengan oleh panduan standar berdasarkan berbagai
menggabungkan keterampilan perawatan diri dan penelitian. Tujuan dari program edukasi DM
keterampilan dalam proses pengambilan keputusan adalah untuk mendukung informasi pengambilan
yang berhubungan dengan kesehatannya. keputusan, perilaku perawatan diri, pemecahan
Kemampuan seseorang dalam melakukan masalah dan kolaborasi aktif dengan tim kesehatan
perawatan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor dan untuk meningkatkan hasil klinis, status
pengkondisian perawatan diri (basic conditional kesehatan, dan kualitas kehidupan (Funnell et al,
factor) yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, 2011).
status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem Penelitian yang dilakukan Karukurt et al
perawatan kesehatan, kebiasaan keluarga, pola 2012 yang bertujuan untuk melihat pengaruh
hidup, faktor lingkungan dan keadaan ekonomi. pendidikan diabetes terhadap perawatan diri DM
Kemampuan untuk melakukan perawatan diri yang dilakukan selama 3 bulan dengan jumlah
berjalan melalui proses belajar dengan pemberian sampel 100 orang menyatakan bahwa terdapat efek
pengetahuan dan latihan (Orem, 2001). positif terhadap aktivitas perawatan diri pasien
Orem (2001) mengidentifikasi bahwa setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Perawatan
pendidikan kesehatan merupakan salah satu faktor diri diperlukan untuk meningkatkan kesehatan dan
dasar yang dapat mengkondisikan seseorang untuk mewujudkan kesejahteraan. Pasien harus dapat
dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk memahami penyakitnya dan mengetahui
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pengelolaan penyakitnya sehingga dapat merawat
diri mereka. Proses pemahaman pasien DM ini Adanya kelompok tertentu diperlukan untuk
terjadi melalui pendidikan kesehatan. pengembangan strategi untuk perbaikan kesehatan
Penelitian yang dilakukan Rosmawati et al jangka panjang.
(2013) menggunakan desain quasi eksperimen Sejumlah studi telah meneliti efektifitas pendidikan
dengan 7 minggu program supportive- kelompok. Intervensi pada pendidikan kelompok
developmental nursing, dihasilkan bahwa terdapat berfokus pada penyelesaian masalah dan majemen
perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diri, terdapat banyak ide yang muncul serta sharing
pendidikan kesehatan. Program ini berguna untuk pengalaman, berlatih keterampilan berkomunikasi
meningkatkan perawatan diri pasien DM. Selain dan memberikan dukungan sosial. Bila
itu, penelitian yang dilakukan Narsi et al (2004) dibandingkan dengan pendidikan secara individu,
dengan metoda komparatif untuk membandingkan pendidikan secara kelompok memberikan dampak
sebelum dan sesudah program edukasi dengan yang lebih baik dalam kapasitas psikososial.
jumlah sampel 43 pasien selama 4 bulan Program pendidikan kesehatan DM belum
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang banyak dikembangkan di wilayah komunitas.
signifikan berhubungan dengan kognitif, emosi & Padahal pasien DM banyak berada di lingkungan
motivasi berhubungan dengan perawatan diri komunitas. Program yang ada di Indonesia adalah
sebelum dan setelah dilakukan pendidikan dengan memberikan pendidikan khusus pada
kesehatan. Program edukasi telah meningkatkan diabetes educator yang terdiri dari dokter, perawat,
kognitif, emosi, dan motivasi sehingga ahli gizi, atau pekerja sosial dengan setting klinik
berkontribusi lebih baik dalam melakukan endokrinologis. Tugas dari diabetes educator
perawatan diri. adalah sebagai perpanjangan tangan dokter
Program edukasi diabetes dapat mencegah endokrinologis dalam memberikan pendidikan
komplikasi jangka panjang dengan melaksanakan kesehatan kepada penderita DM (Suyono, 2009).
gaya hidup sehat, program ini sangat efektif Systematic review yang dilakukan oleh
dibandingkan intervensi yang lain( Norris et al Norris et al (2001) menemukan bahwa adanya
(2012), Gary et al (2003), Salber et al (2008). dampak yang berbeda antara pendidikan yang
dilakukan secara kelompok dan secara individu
PROSES KELOMPOK DALAM PROGRAM terutama yang terkait dengan pengontrolan diet dan
EDUKASI DM aktifitas fisik dinilai lebih baik pada pendekatan
Kelompok adalah sebuah pertemuan kelompok. Penelitian lain yang dilakukan Deakin et
beberapa orang yang memiliki kepentingan yang al (2005), Shrader et al (2013), Wulp et al (2012),
sama (Mensing dan Norris, 2009). Ukuran Liu et al (2013), Heilsler et al (2009) menemukan
kelompok bergantung pada kepentingan bahwa program edukasi pada pasein diabetes yang
pembelajaran, topik, dan metode pembelajaran, dilakukan secara kelompok efektif dalam
anggota kelompok yang efektif antara 5-8 orang. pengontrolan kadar gula darah, hemoglobin A1C,
Kelompok dapat digunakan sebagai sarana untuk tekanan darah sistolik, berat badan, pengobatan,
belajar bersama. dan pengetahuan tentang diabetes. Adapun studi
Proses kelompok merupakan salah satu lain yang dilakukan Erskine et al (2002) yang
strategi intervensi keperawatan yang dilakukan membandingkan pendidikan secara individu dan
bersama-sama dengan masyarakat melalui kelompok, menemukan bahwa pasien dalam
pembentukan suatu kelompok. Beberapa kelompok kelompok lebih tinggi tingkat kepuasannya
di masyarakat dikembangkan sesuai dengan daripada pasien yang dilakukan pendidikan secra
inisiatif dan kebutuhan masyarakat setempat. individu.
Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan dengan Penelitian berbeda dilakukan oleh
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai pada Campbell et al (2006) yang membandingkan
kelompok tersebut. program pendidikan secara kelompok dan
Program edukasi dengan metode pendidikan secara individu yang dilakukan dalam
kelompok memiliki beberapa kelebihan bila 12 sesi yang dikaitkan dengan A1C dan BMI, yang
dibandingkan dengan pendekatan secara individu, hasilnya tidak signifikan berbeda antara pendekatan
kelebihan tersebut diantaranya pendidikan lebih secara kelompok dan pendekatan secara individu.
aktif, interaksi lebih dinamis, terciptanya sosial Rickheim et al (2002) meneliti pengaruh
model, dan pembelajaran berorientasi pada masalah program edukasi yang disampaikan secara individu
(Mensing dan Noris, 2009). dan berbasis kelompok, dengan sampel 170 pasien
Efektivitas pendidikan kesehatan yang Diabetes Melitus tipe 2. Kedua kelompok
dilakukan di area klinis menemukan bahwa diintervensi selama empat sesi. Pendidikan
terdapatnya dukungan emosional, pengembangan tersebut diberikan sesuai dengan kurikulum standar
adaptasi dan keterampilan serta pengurangan pada kedua kondisi. Intervensi yang diberikan
gejala. Program pendidikan kesehatan dengan berkaitan dengan pendidikan, sikap, kualitas hidup
menggunakan kelompok menyebabkan dan penyesuaian psikososial. Secara keseluruhan,
peningkatan status fisik maupun psikososial. pendidikan yang dilakukan secara kelompok dan
individu efektif meningkatkan perawatan mandiri Awad, N., Langi, Y.A., Pandelaki, K. 2011.
pasien Diabetes, dengan pendekatan secara Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes
kelompok lebih unggul dalam meningkatkan Melitus Tipe II Di Poliklinik Endokrin
kontrol glikemik dibandingkan dengan pendekatan Bagian/SMF FK-UNSRAT RSU Prof. Dr.
secara individu. R.D Kandou Manado. Skripsi Tidak
Semua studi yang membandingkan Dipublikasikan.
pemberian program edukasi secara individu dan
secara kelompok, menunjukkan bahwa tidak ada Bai, Y. L., Chiou C. P., & Chang, Y. Y. 2009. Self
perbedaan yang jelas dalam hasil penelitian. Care Behaviour and Related Factor In
Namun, beberapa data mendukung hipotesis bahwa Older people With Type 2 Diabetes.
program eduasi yang dilakukan dengan kelompok
biayanya lebih murah, kepuasan pasien lebih besar, Black, J., & Hawk, J.H. 2009. Medical Surgical
dan sedikit lebih efektif untuk perubahan perilaku Nursing. Clinical Management for Positif
dan gaya hidup seperti diet dan aktivitas fisik. Outcomes (6th ed). Saunders: Elsevier.

KESIMPULAN Brunner, L.S., & Suddarth, D.S. 2009. Textbook Of


Dari beberapa review penelitian mengenai Medical-Surgical Nursing. Lippincott:
pengaruh program edukasi dengan metode Williams & Wilkins.
kelompok terhadap perawatan diri diabetes tipe 2
Campbell E.M., Redman S., Moffit P.S., Sanson-
didapatkan bahwa program edukasi ini merupakan
Fisher R.W. 2006. The relative effectiveness
strategi dalam perawatan diri pada pasien DM yang
of educational and behavior instruction
dapat dilakukan untuk meningkatkan perawatan
programs for patients with NIDDM: a
diri pasien sehingga pasien dapat mengontrol gula
randomized trial.Diabetes Educ 22:379–386
darahnya. Selama dilakukan pendidikan dan setelah
pendidikan terjadi proses adopsi perilaku
Cooper, H. C., Booth, K. K., & Gill, G. G. (2003).
diantaranya kebiasaan makan, olahraga,
Patients' Perspectives On Diabetes Health
pemantauan gula darah, perawatan kaki, meminum
Care Education. Health Education
obat, dan kontrol ke tempat pelayanan kesehatan.
Research, 18(2), 191-206.
Dengan perilaku yang mendukung perawatan diri
tersebut komplikasi dari penyakit DM dapat Deakin T, McShane CE, Cade JE, Williams RD.
dihindari dan meningkatkan kesehatan pasien DM. 2005. Group Based Training For Self-
Management Strategies In People With Type
2 Diabetes Mellitus.
DAFTAR PUSTAKA Erskine P., Daly H., Idris I., Scott A.R. 2002.
Patient preference and metabolic outcomes
after starting insulin in groups compared
with one-to-one specialist nurse teaching.
American Diabetes Association. 2012. Standards of Diabetes 51(Suppl. 2):77A
Medical Care in Diabetes. Diabetes Care.
Volume 35. Fan, L., & Sidani, S. 2009. Effectiveness of
diabetes self-management education
_____________.2003. Clinical Practice intervention elements: a meta-analysis.
Recommendations. Diabetes Care. Canadian Journal Of Diabetes, 33(1), 18-26
Anderson, D., Christison-Lagay, J., & Procter- Funnell, M., Tang, T., & Anderson, R. 2007. From
Gray, E. 2010. Self-management goal research to practice/DSME support. From
setting in a community health center: the DSME to DSMS: developing empowerment-
impact of goal attainment on diabetes based diabetes self-management support.
outcomes. Diabetes Spectrum, 23(2), 97- Diabetes Spectrum, 20(4), 221-226
105.
Funnell, M., Brown, T., Childs, B., Haas, L.,
Alligood, M.R., & Tomey, A.M (2006). Nursing Hosey, G., Jensen, B., & Weiss, M. 2012.
Theory : Utilization & Application (3rd ). National standards for diabetes self-
Missouri: Mosby. management education. Diabetes Care,
35S101-8.
Arsono. 2005. Diabetes Melitus Sebagai Faktor
Resiko Kejadian gagal Ginjal Terminal. Gamm, Larry et al. 2010. Community Based
Tesis tidak dipublikasikan. universitas Prevention Program. Philadelphia :
Dipenogoro. Semarang. Lippincott William Wilkins.
Gustaviani, Reno. 2007. Diagnosis dan Klasifikasi Mensing C.R., Norris S.L. 2009. Group Education
Diabetes Melitus dalam Aru W. Sudoyo dkk, In Diabetes: Effectiveness And
editor Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Implementation. Diabetes Spectrum 16:96–
Edisi Keempat Jilid III. Pusat Penerbitan 103.
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. Nauck, M., El-Ovaghlidi, A : Vardarli, I 2009. Self-
Monitoring of Blood Glukose in Diabetes.
Haas, L., Maryniuk, M., Beck, J., Cox, C., Duker, Deutshes Arzteblatt International. 106 (37),
P., Edwards, L., & Youssef, G. 2014. 587-97.
National standards for diabetes self-
management education and support.
Diabetes Care, 37S144-53. Nies, M.A., McEwen, M. 2011. Community/Public
doi:10.2337/dc14-S144 Health Nursing, 5th Edition. Promoting The
Health Of Populations. St.louis: Saunders
Ignatavicius, D.D., Workman, L.M & Misler, A.M. Elsevier.
2006. Medical Surgical Across The Health
care Continuum (3th ed). Philadelphia : W.
B. Saunders Company. Norris, S., Engelgau, M., & Narayan, K. 2001.
Effectiveness of self-management training in
Jeffcoate, W. J., Harding, K.G. 2003. Diabetic Foot type 2 diabetes: a systematic review of
Ulcers. Departement Of Diabetes and randomized controlled trials. Diabetes
Endocrinology, City Hospital. Nottingham : Care, 24(3), 561-587.
The Lancet Online Published Februari 10,
2010. Norris SL, Lau J, Smith SJ, Schmid CH, Engelgau
MM. 2002. Self-management education for adults
Karukurt, P. 2012. The Effect of Education Given with type 2 diabetes: a meta-analysis of the effect
To Patients With Type 2 Diabetes Mellitus on glycemic control. Diabetes Care 25:1159–1171
on Self Care.
Nwanko, C.H., Nandy, B., & Nwanko, BO. 2010.
Kriska, Andrea. 2007. Physical Activity and the
Factors Influencing Diabetes Management
Prevention of Type II (Non-Insulin
Outcome Among Patient Attending
Dependent) Diabetes. University of
Goverment Health Facilities in South East,
Pittsburgh. PCPFS Reseach DIGEST. Series
2, Number 10. Nigeria. International Journal of Tropical
Medicine, 5 (2), 28-36.
Landim, C.AP., Zanetti, M.L., Santos. M.A.,
Andrade T.AM., Teixeira CRS. 2011. Self Orem, Dorothea E. 2001. Nursing Concept Of
Care Competence In The Case Of Brazilian Practice. (6th ed). St. Louis : The CV Mosby
Patients With Diabetes Mellitus In A Harcourt Sciences Company.
Multiprofessional Education Program.
Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep klinik
Lemore, P & Burke, K. 2008. Medical Surgical Proses-Proses Penyakit. Edisi 4 Volume 2.
Nursing, Critical Thinking in Client Care Jakarta : EGC.
(4th Edition). New Jersey : Prentice Hall
Health. Rickheim P.L., Weaver T.W., Flader J.L. 2002.
Assessment Of Group Versus Individual
Manik, H.R., 2012. Pengaruh Faktor Resiko Yang Diabetes Education. Diabetes Care 25:269–
Bisa Dimodifikasi Terhadap Diabetes 274
Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum
Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Rosmawati, M., Rohana, A.J., Manan W.A . 2013.
Samosir. Tesis tidak dipublikasikan. The Evaluation Of Supportive-
Universitas Sumatera Utara. Developmental Nursing Program On Self-
Care Practices Of Persons Bachok,
Marriner, Ann. 2001. Teori Ilmu keperawatan Para Kelantan.
Ahli dan Berbagai Pandangannya (Nursing
Theorists and Their Work). Jakarta : EGC. Sarah, P., Alison, M., & Brittany, C. 2013. Effect of
Group Diabetes Self-Management
Martha, et al. 2012. Analisis Faktor-Faktor Resiko Education Classes on Clinical Outcomes
Yang Berhubungan Dengan Penyakit and Patient Satisfaction in a Family
Diabetes Melitus Pada Perusahaan X. Tesis Medicine Clinic. Journal Of Pharmacy
tidak dipublikasikan.Universitas Indonesia. Technology, 29(1), 35-39.
Schmitt A, Gahr A, Hermanns N, Kulzer B, Huber Sousa, V.D., & Zauszniewski, J. A 2009. Toward a
J, Haak T. 2013. The Diabetes Self- theory of Diabetes Self-Care Management.
Management Questionnaire (DSMQ): The Journal of Theory Contruction &
development and evaluation of an Testing, 9 (2), 61-62.
instrument to assess diabetes self-care
activities associated with glycaemic control. Suyono, S. 2009. Patofisiologi Diabetes Melitus,
Health And Quality Of Life Outcomes [serial dalam Soegondo, S., Soewondo, P., &
online]. August 13, 2013;11(1):138. Subekti, I : Penatalaksanaan Diabetes
Available from: MEDLINE with Full Text, Melitus Terpadu (hlm 43-65). Jakarta :
Ipswich, MA. Accessed February 13, 2014. FKUI.

Shader, S.P., Martin, A., Cogdill, B., 2013. Effect Surucu, H. A., Kizilci, S., Turkey. 2012. Use Of
of Group Diabetes Self-Management Orem’s Self Care Deficit Nursing Theory in
Education Classes On Clinical Outcomes The Self Management Education Of
And Patient Satisfaction In A Family Pasients with Type 2 : A Case Study.
Medicine Clinic. Available from :
MEDLINE with Full Text, Volume 29. Tang, T., Funnell, M., & Anderson, R. 2006.
Group education strategies for diabetes self-
Sholichah, D.R. 2009. Hubungan Antara management. Diabetes Spectrum, 19(2), 99-
Dukungan Sosial Dengan Derajat Depresi 105.
Pada Penderita Diabetes Melitus Dengan
Komplikasi. Skripsi tidak dipublikasikan. Tahitan. 2008. Diabetes Melitus. http
Universitas Sebelas Maret.Surakarta. ://www.subcribe.com. Tanggal 24 februari
2014.
Sigurdardotir, A. K. 2005. Self care in Diabetes :
Model Of Factors Affecting Self Care. Trisnawati, S.K., Setyorogo, S., 2013. Faktor
Journal of Clinical Nursing. Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di
Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta
Smeltzer SC, Bare BD, Hinkle JL, Cheever KH. Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 (1).
2008. Textbook of Medical-Surgical
Nursing. Philadelphia : Lippincott William Waspadji, S. 2002. Combined Theray : Insulin Dan
Wilkins Oral Hypoglycemic Agents In Type 2
Diabetes Mellitus. Acula Medica
Soewondo P. 2006. Pemantauan Pengendalian Indonesiana the Indonesiana Journalof
Diabetes Melitus. Dalam Soegondo S dkk Internal Medicine 2, (24) : 86.
(eds). Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. Penerbit FKUI. Weiler, D.M., & Janice, D.C (2007). Diabetes self-
management in the migrant Latino
Sousa, V. D., & Zauszniewski, J.A. 2005. Toward population. Hispanic Health Care
A Theory Of Diabetes Self Care International. 5(1), 27-32
Management. The Journal of Theory
Construction &Testing. Wulp , V.D, de Leeuw J, Gorter K, Rutten G. 2012.
Effectiveness of peer-led self-management
Subekti, I., 2013. Tanda dan Gejala Diabetes coaching for patients recently diagnosed
Melitus. Dalam Soegondo, S., Soewondo, with Type 2 diabetes mellitus in primary
P., dan Subekti, I., Penatalaksanaan care: a randomized controlled trial.
Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Badan Diabetic Medicine: A Journal Of The British
Penerbit FKUI. Diabetic Association [serial online]. October
2012;29(10):e390-e397. Available from:
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, L., MEDLINE with Full Text, Ipswich, MA.
Simadibrata, M., & Setiati, S (2006). Buku Accessed February 12, 2014.
Ajar Ilmu Penyakit Dalam (cetakan ke-3).
Jakarta : Pusat Penerbit Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.

Anda mungkin juga menyukai