Anda di halaman 1dari 16

Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.

28 Oktober 2017

KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN


EVALUASI PEMBELAJARAN
Oleh: Akhmad Riadi
Dosen Tetap Pada Fakultas Agama Islam UNIKARTA Tenggarong, Kalimantan Timur

Abstrak

Kompetensi guru merupakan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki
oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran sampai kepada pengevaluasian. Dalam hal pengevaluasian, seorang guru
dikatakan berkompeten apabila memahami teknik dan prosedur evaluasi, serta mampu
melaksanakan evaluasi sehingga didapat hasil evaluasi yang digunakan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi tersebut dimulai dari perencanaan evaluasi, pembuatan soal
tes, mengolah dan menganalisis hasil tes hingga menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil
evaluasi.

Kata Kunci : Kompetensi Guru dan Evaluasi

I. Pendahuluan Berdasarkan fungsi dan tujuan


pendidikan nasional yang tertuang dalam UU
Pendidikan adalah usaha orang dewasa
No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3),
dalam pergaulan atau komunikasi dengan
pendidikan nasional berfungsi mengembang-
anak-anak untuk membimbing jasmani dan
kan kemampuan watak serta peradaban bangsa
rohani ke arah kedewasaan. Pendidikan juga
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
dapat diartikan sebagai proses transfer nilai-
kehidupan bangsa serta mengembangkan
nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua)
potensi peserta didik agar menjadi manusia
kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
berpikir dan bertindak. Pendidikan pada
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
dasarnya merupakan suatu upaya yang
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
bertujuan mengembangkan seluruh potensi
warga negara yang demokratis serta
anak didik dalam mempersiapkan menghadapi
bertanggung jawab. (Mulyasa, 2007: 4).
berbagai tantangan dalam kehidupan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
Pendidikan merupakan masalah
dalam lembaga pendidikan formal yaitu
penting bagi setiap bangsa, Upaya dalam
sekolah, keberhasilan suatu pendidikan akan
melaksanakan perbaikan pendidikan
ditentukan oleh pelaksanaan kegiatan belajar
merupakan salah satu hal yang harus
mengajar, yaitu keterkaitan antara kegiatan
dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju
guru dengan siswa. Kegiatan belajar siswa
dan berkembang seiring dengan perkembangan
ditentukan oleh kegiatan guru dalam mengajar.
zaman. Beberapa upaya yang dilaksanakan
Salah satu usaha untuk mengoptimalkan
antara lain penyempurnaan kurikulum,
pembelajaran adalah dengan cara memperbaiki
peningkatan kompetensi guru melalui
pengajaran yang banyak dipengaruhi oleh
pelatihan, seminar, workshop, dalam
guru, karena pengajaran adalah suatu sistem,
perbaikan mutu pendidikan.

52
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

maka perbaikannya harus mencakup kompetensi ini tidak ada pada diri seorang
keseluruhan komponen dalam sistem guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam
pengajaran tersebut. Komponen-komponen melakukan tugasnya. Hal ini sejalan dengan
yang penting di antaranya adalah tujuan, pesan tersirat kompetensi itu sendiri yang
materi, media, metode dan evaluasi. menuntut adanya profesionalitas dan
Untuk meningkatkan kualitas dan kecakapan diri. Namun bila seseorang tidak
kuantitas kegiatan belajar mengajar yang mempunyai kompetensi di bidangnya
dilakukan oleh guru, maka seorang guru harus (pendidik), tentu tidak akan menghasilkan
memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan suatu prestasi yang optimal.
belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang Kompetensi yang dimiliki guru,
direncanakan dan melakukan penilaian membantu untuk menguasai materi dan
terhadap hasil dari proses belajar mengajar. mengolah program belajar mengajar, guru juga
Kemampuan guru dalam merencanakan dan harus melaksanakan evaluasi dan proses
melaksanakan proses pembelajaran merupakan administrasi. Kemampuan guru dalam
faktor utama dalam mencapai tujuan melaksanakan evaluasi merupakan kompetensi
pengajaran. Keterampilan merencanakan dan guru yang sangat penting. Sedemikian
melaksanakan proses belajar mengajar ini pentingnya evaluasi ini sehingga kelas yang
sesuatu yang erat hubungannya dengan tugas baik tidak cukup hanya didukung oleh
dan tanggung jawab guru sebagai pengajar perencanaan pembelajaran, kemampuan guru
yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengembangkan proses pembelajaran serta
mengandung arti yang sangat luas, tidak penguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga
sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tidak cukup dengan kemampuan guru dalam
tetapi menjangkau etika dan estetika prilaku menguasai kelas, akan tetapi harus dilengkapi
dalam menghadapi tantangan kehidupan di dengan evaluasi terhadap perencanaan
masyarakat. kompetensi siswa yang sangat menentukan
Sebagai seorang pengajar, guru dalam konteks berikutnya, atau kebijakan
hendaknya mempunyai perencanaan yang perlakuan terhadap siswa terkait dengan
maksimal. Perencanaan tersebut di antaranya konsep belajar tuntas. (Ngalim Purwanto,
tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan 2004: 3). Dengan kata lain tidak ada satupun
belajar, metode mengajar dan evaluasi belajar. usaha yang dapat memperbaiki mutu proses
Perencanaan ini merupakan bagian dari belajar mengajar yang dapat dilakukan tanpa
keseluruhan tanggung jawab guru dalam disertai langkah evaluasi. Dalam arti luas,
proses pembelajaran yang dituangkan dalam evaluasi adalah suatu proses merencanakan,
administrasi perangkat pengajaran. dalam segi memperoleh dan menyediakan informasi yang
kurikulum yang diberlakukan pemerintah sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini. alternatif keputusan. (Subari, 1994: 174).
Faktor guru merupakan hal yang paling Guru harus mampu mengukur
penting. Seorang guru harus mempunyai kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dari
kualitas yang baik untuk mendapatkan hasil setiap proses pembelajaran atau setelah
yang baik. Oleh sebab itu, maka dalam beberapa unit pelajaran, sehingga guru dapat
melaksanakan tugasnya guru harus menentukan keputusan terhadap siswa
mempunyai kompetensi. tersebut, apakah perlu diadakan perbaikan/
Kompetensi merupakan salah satu remedial serta menentukan rencana
kualifikasi guru yang terpenting, bila pembelajaran berikutnya baik dari segi materi

53
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

ataupun rencana strateginya. Oleh karena itu, situasi pendidikan, khususnya pendidikan
guru setidaknya mampu menyusun instrumen formal di sekolah, guru merupakan komponen
tes maupun non tes, mampu membuat yang penting dalam meningkatkan mutu
keputusan bagi posisi siswanya, apakah telah pendidikan. Ini disebabkan guru berada di
dicapai harapan penguasaannya secara optimal barisan terdepan dalam pelaksanaan
atau belum. Kemampuan yang harus dimiliki pendidikan. Dengan kata lain, guru merupakan
oleh guru kemudian menjadi suatu kegiatan komponen yang paling berpengaruh terhadap
rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukur- terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
an, dan mengevaluasi dari kompetensi siswa- berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan
siswanya sehingga mampu menetapkan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan
kebijakan pembelajaran selanjutnya. pendidikan tidak akan memberikan sumbangan
Evaluasi pembelajaran merupakan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang
suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses profesional dan berkompeten. Oleh karena itu,
belajar mengajar. Informasi-informasi diperlukanlah sosok guru yang mempunyai
diperoleh dari pelaksanaan evaluasi kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang
pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk tinggi dalam menjalankan tugas
memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. profesionalnya.
Melihat kenyataan di atas, maka perlu untuk Guru yang profesional pada intinya
menulis kompetensi guru dalam pelaksanaan adalah guru yang memiliki kompetensi dalam
evaluasi pembelajaran. melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi berasal dari kata competency,
yang berarti kemampuan atau kecakapan.
II. Permasalahan
Menurut kamus bahasa Indonesia, kompetensi
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk
permasalahan kompetensi ini sangatlah luas menentukan atau memutuskan suatu hal
sekali cakupan dan ruang lingkupnya, maka (Moch. User Usman, 2005: 14). Istilah
dalam penulisan ini yang menjadi fokus kompetensi sebenarnya memiliki banyak
pembahasan ini adalah kompetensi apa yang makna di antaranya adalah sebagai berikut:
harus dimiliki oleh seorang guru dalam Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal
melakukan evaluasi pembelajaran. yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif
maupun kuantitatif (Kunandar, 2007: 51).
III. Landasan Teori
Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa
A. Kompetensi Guru kompetensi merupakan perilaku yang rasional
untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
1. Pengertian Kompetensi
sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Moch.
Pendidikan merupakan sesuatu yang User Usman, 2005: 14).
penting dan utama dalam konteks Kompetensi merupakan suatu tugas
pembangunan bangsa dan negara. Hal ini yang memadai atas kepemilikan pengetahuan,
dapat terlihat dari tujuan nasional bangsa keterampilan dan kemampuan yang dituntut
Indonesia yang salah satunya yaitu oleh jabatan seseorang (Rostiyah N.K, 1989:
mencerdaskan kehidupan bangsa yang 4). Kompetensi juga berarti sebagai
menempati posisi yang strategis dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Dalam dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan

54
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

berpikir dan bertindak (Kunandar, 2007: 52). Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya
Pengertian kompetensi ini, jika digabungkan satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan
dengan sebuah profesi yaitu guru atau tenaga antara siswa yang belajar dan guru yang
pengajar, maka kompetensi guru mengandung mengajar. Agar proses pembelajaran dapat
arti kemampuan seseorang guru dalam dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara guru mempunyai tugas dan peranan yang
bertanggung jawab dan layak atau kemampuan penting dalam mengantarkan peserta didiknya
dan kewenangan guru dalam melaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena
profesi keguruannya (Moch. User Usman, itu, sudah selayaknya guru mempunyai
2005: 14). berbagai kompetensi yang berkaitan dengan
Pengertian kompetensi guru adalah tugas dan tanggungjawabnya. Dengan
seperangkat penguasaan kemampuan yang kompetensi tersebut, maka akan menjadikan
harus ada dalam diri guru agar dapat guru profesional, baik secara akademis
mewujudkan kinerjanya secara tepat dan maupun non akademis.
efektif (Kunandar, 2007: 55). Namun, jika Masalah kompetensi guru merupakan
pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap guru
dengan Pendidikan Agama Islam yakni dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang
pendidikan yang sangat penting bagi terampil mengajar tentu harus pula memiliki
kehidupan manusia, terutama dalam mencapai pribadi yang baik dan mampu melakukan
ketentraman batin dan kesehatan mental pada social adjustment dalam masyarakat.
umumnya. Agama Islam merupakan Kompetensi guru sangat penting dalam rangka
bimbingan hidup yang paling baik, pencegah penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan
perbuatan salah dan munkar yang paling kurikulum pendidikan haruslah disusun
ampuh, pengendali moral yang tiada taranya. berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh
Maka kompetensi guru agama Islam adalah guru. Tujuan, program pendidikan, sistem
kewenangan untuk menentukan Pendidikan penyampaian, evaluasi, dan sebagainya,
Agama Islam yang akan diajarkan pada hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar
jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu relevan dengan tuntutan kompetensi guru
mengajar (Zakiyah Darajat, 1995: 95). secara umum. Dengan demikian diharapkan
Kemampuan guru tidak hanya memiliki guru tersebut mampu menjalankan tugas dan
keunggulan pribadi yang dijiwai oleh tanggung jawab sebaik mungkin. Dalam
keutamaan hidup dan nilai-nilai luhur yang hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar
dihayati serta diamalkan. Namun seorang guru siswa, kompetensi guru berperan penting.
hendaknya memiliki kemampuan paedagogis Proses belajar mengajar dan hasil belajar para
atau hal-hal mengenai tugas-tugas siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah,
kependidikan seorang guru. pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan
tetapi sebagian besar ditentukan oleh
2. Urgensi Kompetensi Guru kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing para siswa. Guru yang
Proses belajar mengajar merupakan
berkompeten akan lebih mampu mengelola
suatu proses yang mengandung serangkaian
kelasnya, sehingga belajar para siswa berada
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
pada tingkat optimal (Oemar Hamaliki, 2006:
timbal balik yang berlangsung dalam situasi
36).
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

55
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

3. Macam-Macam Kompetensi Guru Kompetensi Sosial dimaksudkan


bahwa guru mampu memfungsikan dirinya
Secara umum, guru harus memenuhi
sebagai makhluk sosial di masyarakat dan
dua kategori yaitu memiliki capability dan
lingkungannya sehingga mampu
loyalty, yakni guru itu harus memiliki
berkomunikasi dan bergaul secara efektif
kemampuan dalam bidang ilmu yang
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik
kependidikan, orang tua dan wali peserta
tentang mengajar yang baik dan mulai
didik, serta masyarakat sekitar (Mulyasa, 173-
perencanaan, implementasi sampai evaluasi
174). Menurut A.S Lardizabal, kompetensi
dan memiliki loyalitas keguruan dalam
personal-sosial sebagai berikut (Samana, 1994:
mengembangkan dan meningkatkan mutu,
55 – 57):
yakni terhadap tugas-tugas yang diembannya
1) Guru menghayati serta mengamalkan nilai
dan tidak hanya semata-mata di dalam kelas
hidup (termasuk nilai moral dan keimanan).
saja, tapi sebelum dan sesudah pembelajaran
2) Guru hendaknya mampu bertindak jujur dan
di kelas, (Dede Rosyada, 2004: 112-113).
bertanggungjawab.
Kedua kategori, capability dan loyalty
3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin,
tersebut, terkandung dalam macam-macam
baik di lingkup sekolah maupun luar
kompetensi guru. Kompetensi guru meliputi
sekolah.
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
4) Guru bersikap bersahabat dan terampil
dan kompetensi profesional.
berkomunikasi dengan siapapun demi
tujuan yang baik.
a. Kompetensi Personal
5) Guru mampu berperan serta aktif dalam
Dalam kompetensi personal ini telah pelestarian dan pengembangan budaya
mencakup kompetensi kepribadian dan masyarakatnya.
kompetensi sosial yang merupakan modal 6) Dalam persahabatan dengan siapapun, guru
dasar bagi guru dalam menjalankan tugas dan hendaknya tidak kehilangan prinsip serta
keguruannya secara profesional. Kompetensi nilai hidup yang diyakininya.
personal guru menunjuk perlunya struktur 7) Bersedia ikut berperan serta dalam berbagai
kepribadian dewasa yang mantap, susila, kegiatan sosial.
dinamik (reflektif serta berupaya untuk maju), 8) Guru adalah pribadi yang bermental sehat
dan bertanggung jawab. Kompetensi dan stabil.
kepribadian sangat besar pengaruhnya 9) Guru tampil secara pantas dan rapi.
terhadap pertumbuhan dan perkembangan 10) Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh
pribadi para peserta didik. Selain itu perhitungan.
kompetensi personal ini juga mempunyai arti 11) Guru hendaknya mampu bertindak tepat
yang lebih terperinci yaitu bahwa pendidik waktu dalam janji dan penyelesaian tugas-
harus mempunyai kepribadian yang patut tugasnya.
diteladani. Kompetensi ini juga sangat penting 12) Guru hendaknya dapat menggunakan waktu
dalam membentuk kepribadian anak, guru luangnya secara bijaksana dan Produktif.
menyiapkan dan mengembangkan sumber
daya manusia (SDM), serta mensejahterakan b. Kompetensi Profesional
masyarakat, kemajuan negara dan bangsa pada
Dalam standar nasional pendidikan,
umumnya (Mulyasa, 2007: 117).
kompetensi profesional adalah kemampuan

56
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

penguasaan materi pembelajaran secara luas 5) Guru menguasai landasan-landasan


dan mendalam yang memungkinkan kependidikan. Guru yang menguasai dasar
membimbing peserta didik memenuhi standar keilmuan dengan mantap akan dapat
kompetensi yang ditetapkan dalam standar memberi jaminan bahwa siswanya belajar
nasional pendidikan. Terdapat sepuluh sesuatu yang bermakna dari guru yang
kemampuan dasar keguruan yang menjadi bersangkutan.
tolak ukur kinerjanya sebagai pendidik 6) Guru mampu mengelola interaksi belajar
profesional, di antaranya sebagai berikut mengajar, guru mampu berperan sebagai
(Samana, 1994: 61 – 69): motivator, inspirator, organisator,
1) Guru dituntut menguasai bahan ajar. fasilitator, evaluator, membantu
Penguasaan bahan ajar dari para guru penyelenggaraan administrasi kelas serta
sangatlah menentukan keberhasilan sekolah, ikut serta dalam layanan B.K di
pengajarannya. Guru hendaknya menguasai sekolah. Dalam pengajaran guru dituntut
bahan ajar wajib (pokok), bahan ajar cakap dalam aspek didaktis metodis agar
pengayaan dan bahan ajar penunjang siswa dapat belajar giat.
dengan baik untuk keperluan 7) Guru mampu menilai prestasi siswa untuk
pengajarannya, mampu menjabarkan serta kepentingan pengajaran. Keahlian guru
mengorganisasikan bahan ajar secara dalam pengukuran dan penilaian hasil
sistematis, relevan dengan tujuan belajar siswa mempunyai dampak yang
instruksional khusus (TIK), selaras dengan luas, data penilaian yang akurat sangat
perkembangan mental siswa, selaras dengan membantu untuk menentukan arah
tuntutan perkembangan ilmu serta perkembangan diri siswa, memandu usaha,
tekhnologi (mutakhir) dan dengan optimalisasi dan integrasi perkembangan
memperhatikan kondisi serta fasilitas yang diri siswa. Yang pertamatama perlu
ada di sekolah dan atau yang ada di dipahami oleh guru secara fungsional
lingkungan sekolah. adalah bahwa penilaian pengajaran
2) Guru mampu mengolah program belajar merupakan bagian integral dari sistem
mengajar. Guru diharapkan menguasai pengajaran. Jadi kegiatan penilaian yang
secara fungsional tentang pendekatan meliputi penyusunan alat ukur (tes),
sistem pengajaran, asas pengajaran, penyelenggaraan tes, koreksi jawaban siswa
prosedur-metode, strategi-teknik serta pemberian skor, pengelolaan skor, dan
pengajaran, menguasai secara mendalam menggunakan norma tertentu,
serta berstruktur bahan ajar, dan mampu pengadministrasian proses serta hasil
merancang penggunaan fasilitas pengajaran. penilaian dan tindak lanjut penilaian hasil
3) Guru mampu mengelola kelas, usaha guru belajar berupa pengajaran remedial serta
menciptakan situasi sosial kelasnya yang layanan bimbingan belajar dan seluruh
kondusif untuk belajar sebaik mungkin. tahapan penilaian tersebut perlu
4) Guru mampu menggunakan media dan diselaraskan dengan kemampuan sistem
sumber pengajaran. Kemampuan guru pengajaran.
dalam membuat, mengorganisasi, dan 8) Guru mengenal fungsi serta program
merawat serta menyimpan alat pengajaran pelayanan BK. Mampu menjadi partisipan
dan atau media pengajaran adalah penting yang baik dalam pelayanan B.K di sekolah,
dalam upaya meningkatkan mutu membantu siswa untuk mengenali serta
pengajaran. menerima diri serta potensinya membantu

57
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

menentukan pilihan-pilihan yang tepat siswa sebagai individu yang mengalami, yang
dalam hidup, membantu siswa berani berproses dan terlibat aktif untuk memperoleh
menghadapi masalah hidup, dan lain-lain. perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah
9) Guru mengenal dan mampu ikut mengikuti proses belajar mengajar, maka guru
penyelenggaraan administrasi sekolah, guru bertugas melakukan suatu kegiatan yaitu
dituntut cakap atau mampu bekerjasama penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa
secara terorganisasi dalam pengelolaan dalam belajar. Selain memiliki kemampuan
kelas untuk menyusun bahan pelajaran dan
10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian keterampilan menyajikan bahan untuk
pendidikan dan mampu menafsirkan hasil- mengkondisikan keaktifan belajar siswa, guru
hasil penelitian pendidikan untuk diharuskan memiliki kemampuan
kepentingan pengajaran. Tuntutan mengevaluasi ketercapaian belajar siswa,
kompetensi di bidang penelitian karena evaluasi merupakan salah satu
kependidikan ini merupakan tantangan komponen penting dari kegiatan belajar
kualitatif bagi guru masa kini dan yang mengajar.
akan datang. Evaluasi berasal dari bahasa Inggris
Untuk keberhasilan dalam mengemban yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan
peran sebagai guru, diperlukan adanya standar Lehmann yang dikutip oleh Ngalim Purwanto,
kompetensi, serta memiliki kemampuan untuk evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. merencanakan, memperoleh dan menyediakan
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang informasi yang sangat diperlukan untuk
guru dan dosen pasal 10, menentukan bahwa membuat alternatif-alternatif keputusan
kompetensi guru meliputi kompetensi (Ngalim Purwanto, 2004:3). Dalam hubungan
pedagogik, kompetensi kepribadian, dengan kegiatan pengajaran, evaluasi
kompetensi sosial dan kompetensi profesional mengandung beberapa pengertian, di
yang diperoleh melalui pendidikan profesi antaranya adalah:
(UU Sisdiknas, 2006:9). a) Menurut Norman Gronlund, yang dikutip
oleh Ngalim Purwanto dalam buku Prinsip-
B. Evaluasi Pembelajaran Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi
untuk menentukan keputusan sampai sejauh
Evaluasi
mana tujuan dicapai oleh siswa.
b) Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi
Pengajaran adalah proses belajar
pendidikan adalah penaksiran terhadap
mengajar yang sistematis, yang terdiri dari
pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah
banyak komponen. Masing-masing komponen
tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah
pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan
ditetapkan di dalam kurikulum (Ngalim
sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara
Purwanto, 2004:3 )
teratur, saling bergantung dan
Selanjutnya, Roestiyah dalam bukunya
berkesinambungan. Proses belajar mengajar
Masalah-masalah ilmu keguruan yang
pada dasarnya adalah interaksi yang terjadi
kemudian dikutip oleh Slameto,
antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai
pengajaran. Guru sebagai pengarah,
berikut (Slameto, 2001: 6):
penghubungan dan pembimbing, sedangkan

58
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

a) Evaluasi adalah proses memahami atau Fungsi dari evaluasi adalah untuk
memberi arti, mendapatkan dan memperbaiki program pengajaran, maka
mengkomunikasikan suatu informasi bagi evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam
petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan. penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu
b) Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data evaluasi yang dilaksanakan pada akhir
seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang program belajar mengajar untuk melihat
bersangkutan dengan kapabilitas siswa, tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
guna mengetahui sebab akibat dan hasil itu sendiri (Nana Sudjana, 1991:5). Menurut
belajar siswa yang dapat mendorong dan Anas Sudijono, evaluasi formatif ialah
mengembangkan kemampuan belajar. evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah
c) Dalam rangka pengembangan sistem atau pada saat berlangsungnya proses
instruksional, evaluasi merupakan suatu pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap
kegiatan untuk menilai seberapa jauh kali satuan program pelajaran atau sub pokok
program telah berjalan seperti yang telah bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan
direncanakan. untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
d) Evaluasi adalah suatu alat untuk telah terbentuk sesuai dengan tujuan
menentukan apakah tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditentukan (Anas
apakah proses dalam pengembangan ilmu Sudijono, 2006:23). Secara umum, dalam
telah berada di jalan yang diharapkan. bidang pendidikan, evaluasi bertujuan untuk :
Seorang pendidik harus mengetahui a) Memperoleh data pembuktian yang akan
dan memahami sejauh mana keberhasilan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat
dalam pengajaran yang telah dilakukan, untuk kemampuan dan tingkat keberhasilan
memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan peserta didik dalam pencapaian tujuan-
proses belajar mengajar, dan untuk tujuan kurikuler setelah menempuh proses
memperoleh keputusan tersebut maka pembelajaran dalam jangka waktu yang
diperlukanlah sebuah proses evaluasi dalam telah ditentukan.
pembelajaran atau yang disebut juga dengan b) Mengukur dan menilai sampai di manakah
evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran efektifitas mengajar dan metode-metode
adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang telah diterapkan atau
mengajar Secara sistemik, evaluasi dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan
pembelajaran diarahkan pada komponen- belajar yang dilaksanakan oleh peserta.
komponen sistem pembelajaran yang Adapun yang menjadi tujuan khusus
mencakup komponen input, yakni perilaku dari kegiatan evaluasi dalam bidang
awal (entry behavior) siswa, komponen input pendidikan adalah:
instrumental yakni kemampuan profesional a) Untuk merangsang kegiatan peserta didik
guru atau tenaga kependidikan, komponen dalam menempuh program Pendidikan.
kurikulum (program studi, metode, media), b) Untuk mencari dan menemukan faktor-
komponen administrative (alat, waktu, dana), faktor penyebab keberhasilan peserta didik
komponen proses ialah prosedur pelaksanaan dalam mengikuti program pendidikan,
pembelajaran, komponen output ialah hasil sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
pembelajaran yang menandai ketercapaian keluar atau cara-cara perbaikannya (Anas
tujuan pembelajaran (Oemar Hamaliki, 1995: Sudijono, 2006: 17).
171).

59
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

2. Prinsip Evaluasi belakang agama, suku, budaya, adat


istiadat, status sosial ekonomi, atau gender.
Beberapa prinsip evaluasi yang
Faktor-faktor tersebut tidak relevan di
diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan
dalam penilaian, oleh karena itu perlu
evaluasi. Di antara prinsip-prinsip evaluasi
dihindari agar tidak berpengaruh terhadap
sebagai berikut:
hasil penilaian.
a. Prinsip Objektif, Evaluasi harus
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik
dilaksanakan secara objektif. Objektif
merupakan salah satu komponen yang tidak
artinya tanpa pengaruh, karena evaluasi
terpisahkan kegiatan pembelajaran. Dalam
harus berdasarkan data-data yang nyata dan
hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan
harus berdasarkan testing yang telah
dasar untuk memperbaiki proses
dilaksanakan.
pembelajaran yang diselenggarakan oleh
b. Prinsip Kontinu, Evaluasi harus
peserta didik. Jika hasil penilaian
dilaksanakan secara kontinu. Maksudnya
menunjukkan banyak peserta didik yang
evaluasi itu harus dilaksanakan terus
gagal, sementara instrumen yang digunakan
menerus.
sudah memenuhi persyaratan secara
c. Prinsip Komprehensif, Evaluasi hendaknya
kualitatif, berarti proses pembelajaran
dilaksanakan secara komprehensif. Artinya
kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik
evaluasi itu hendaknya sejauh mungkin
harus memperbaiki rencana dan/atau
harus mengena pada semua aspek
pelaksanaan pembelajarannya.
kepribadian murid (Subari, 1994: 172).
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria
Sedangkan prinsip evaluasi menurut
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
standar penilaian pendidikan jenjang
dapat diketahui oleh pihak yang
pendidikan dasar dan menengah, prinsip
berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik
tersebut mencakup (BSNP, 2007 :4 – 6):
menginformasikan prosedur dan kriteria
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada
penilaian kepada peserta didik, dan pihak
data yang mencerminkan kemampuan yang
yang berkepentingan dapat mengakses
diukur. Oleh karena itu, instrumen yang
prosedur dan kriteria penilaian serta dasar
digunakan perlu disusun melalui prosedur
penilaian yang digunakan.
sebagaimana dijelaskan dalam panduan
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti
agar memiliki bukti kesahihan dan
penilaian mencakup semua aspek
keandalan.
kompetensi dengan menggunakan berbagai
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada
teknik penilaian yang sesuai, untuk
prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
memantau perkembangan kemampuan
dipengaruhi subjektifitas penilai. Oleh
peserta didik. Oleh karena itu, penilaian
karena itu, pendidik perlu menggunakan
bukan semata-mata untuk menilai prestasi
rubrik atau pedoman dalam memberikan
peserta didik melainkan harus mencakup
skor terhadap jawaban peserta didik atas
semua aspek hasil belajar untuk tujuan
butir soal uraian dan tes praktik atau kinerja
pembimbingan dan pembinaan.
sehingga dapat meminimalkan subjektifitas
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan
pendidik.
secara berencana dan bertahap dengan
c. Adil Berarti penilaian tidak menguntungkan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh
dan tidak merugikan peserta didik karena
karena itu, penilaian dirancang dan
berkebutuhan khusus, perbedaan latar
dilakukan dengan mengikuti prosedur dan

60
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam memperoleh gambaran dari proses belajar


penilaian kelas, misalnya, guru mata mengajar.
pelajaran agama menyiapkan rencana
penilaian bersamaan dengan menyusun IV. Pembahasan
silabus dan RPP.
A. Standar Kompetensi Guru
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian
didasarkan pada ukuran pencapaian Standar kompetensi merupakan bagian
kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena yang tidak terpisahkan dari predikat guru yang
itu, instrumen penilaian disusun dengan profesional, oleh karena itu guru dituntut
merujuk pada kompetensi (SKL, SK, dan untuk memiliki kompetensi paedagogik,
KD). Selain itu, pengambilan keputusan kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
didasarkan pada kriteria pencapaian yang dan kompetensi profesional. Untuk lebih jelas
telah ditetapkan. memahami kompetensi yang dimaksud berikut
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat penjelasan tentang kompetensi tersebut.
dipertanggungjawabkan, baik dari segi Kompetensi padagogik adalah
teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh kemampuan guru dalam pengelolaan
karena itu, penilaian dilakukan dengan pembelajaran peserta didik (Mulyasa, 2007:
mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam 75). Kompetensi ini meliputi pemahaman
penilaian dan keputusan yang diambil terhadap peserta didik, perancangan dan
memiliki dasar yang objektif. pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
3. Teknik Evaluasi mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kompetensi paedagogik
Istilah teknik dapat diartikan sebagai
merupakan kemampuan guru dalam
alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat yang
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang
digunakan dalam rangka melakukan kegiatan
sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai
evaluasi. Berbagai macam teknik penilaian
berikut (Mulyasa, 2007: 75);
dapat dilakukan secara komplementer (saling
1. Pemahaman wawasan/landasan kependidikan
melengkapi sesuai dengan kompetensi yang
2. Pemahaman terhadap peserta didik.
dinilai). Dalam konteks evaluasi hasil proses
3. Pengembangan kurikulum/silabus
pembelajaran di sekolah dikenal adanya 2
4. Perancangan pembelajaran
macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dilakukan dengan jalan menguji peserta didik.
dan dialogis.
Teknik tes dapat dibedakan menjadi beberapa
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
jenis atau golongan, tergantung dari segi mana
7. Evaluasi Hasil Belajar (EHB).
atau dengan alasan apa penggolongan tes itu
8. Pengembangan peserta didik untuk
dilakukan, misalnya penggolongan tes
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
berdasarkan fungsinya, maka tes ini meliputi
dimilikinya.
tes seleksi awal, Tes diagnostik, Tes Formatif,
Kompetensi Kepribadian Dalam
Tes sumatif dll. sedangkan teknik non test,
standar nasional pendidikan, dikemukakan
maka evaluasi dilakukan dengan tanpa
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
menguji peserta didik misalnya dengan
kepribadian adalah kemampuan kepribadian
mengadakan observasi terhadap peserta didik
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
atau melakukan wawancara dengan harapan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik

61
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian 3. Mampu menangani dan mengembangkan


sangat besar pengaruhnya terhadap bidang studi yang menjadi tanggung
pertumbuhan dan perkembangan pribadi para jawabnya.
peserta didik. Kompetensi kepribadian ini 4. Mengerti dan dapat menerapkan metode
memiliki peran dan fungsi yang sangat penting pembelajaran yang bervariasi.
dalam membentuk kepribadian anak, guna 5. Mampu mengembangkan dan
menyiapkan dan mengembangkan sumber menggunakan berbagai alat, media dan
daya manusia (SDM) serta mensejahterakan sumber belajar yang relevan.
masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa 6. Mampu mengorganisasikan dan
pada umumnya (Mulyasa, 2007: 117). melaksanakan program pembelajaran.
Kompetensi sosial adalah kemampuan 7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar
guru sebagai bagian dari masyarakat untuk peserta didik.
berkomunikasi dan bergaul secara efektif 8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga didik, dalam hal penilaian atau evaluasi,
kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan ditinjau dari sudut profesionalisme tugas
masyarakat sekitar. Kompetensi sosial kependidikan maka dalam melaksanakan
merupakan kemampuan guru sebagai bagian kegiatan penilaian yang merupakan salah
dari masyarakat yang sekurang-kurangnya satu ciri yang melekat pada pendidik
memiliki kompetensi untuk (Mulyasa, 2007: profesional (Mulyasa, 2007: 135 – 136).
173): Seorang pendidik profesional selalu
1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan menginginkan umpan balik atas proses
isyarat. pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan dilakukan karena salah satu indikator
informasi secara fungsional. keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, tingkat keberhasilan yang dicapai peserta
sesama pendidik, tenaga kependidikan, didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat
orang tua/wali peserta didik; dan dijadikan tolok ukur keberhasilan proses
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik
sekitar . untuk meningkatkan kualitas proses
Kompetensi Profesional merupakan pembelajaran yang dilakukan.
kemampuan penguasaan materi, pembelajaran Adanya komponen-komponen yang
secara luas dan mendalam yang menunjukkan kualitas mengevaluasi akan
memungkinkan membimbing peserta didik lebih memudahkan para guru untuk terus
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan meningkatkan kualitas menilainya. Dengan
dalam standar nasional pendidikan. Adapun demikian, berarti bahwa setiap guru
ruang lingkup kompetensi profesional sebagai memungkinkan untuk dapat memiliki
berikut; kompetensi menilai secara baik dan menjadi
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan guru yang bermutu dengan cara;
kependidikan baik filosofi, psikologis, 1. Mempelajari fungsi penilaian.
sosiologis, dan sebagainya. 2. Mempelajari bermacam-macam teknik dan
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori prosedur penilaian.
belajar sesuai taraf perkembangan peserta 3. Menyusun teknik dan prosedur penilaian.
didik. 4. Mempelajari kriteria penilaian teknik dan
prosedur penilaian.

62
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

5. Menggunakan teknik dan prosedur keterampilan atau berperilaku (Nana


penilaian Sudjana, 1989: 18).
6. Mengolah dan menginterpretasikan hasil
penilaian
B. Langkah-langkah Evaluasi
7. Menggunakan hasil penilaian untuk
perbaikan proses belajar mengajar Evaluasi merupakan bagian integral dari
8. Menilai teknik dan prosedur penilaian pendidikan atau pengajaran sehingga
9. Menilai keefektifan program pengajaran perencanaan atau penyusunan, pelaksanaan
(Kunandar, 2005: 66). dan pendayagunaannyapun tidak dapat
Dalam standar kompetensi guru, dipisahkan dari keseluruhan program
penguasaan teknik evaluasi merupakan suatu pendidikan atau pengajaran (Slameto, 2001:
hal yang harus dimiliki oleh seorang guru, 45)
kemampuan melaksanakan evaluasi proses dan Hasil dari evaluasi yang diperoleh
hasil serta manfaat pembelajaran, evaluasi ini selanjutnya dapat digunakan untuk
dilakukan sebagai wujud tanggungjawab dan memperbaiki cara belajar siswa (fungsi
pengembangan sistem evaluasi untuk formatif). Agar evaluasi dapat dilaksanakan
memperbaiki kinerja proses belajar mengajar, tepat pada waktu yang diharapkan dan
yaitu dengan: hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu
1. Mengidentifikasi berbagai jenis alat atau mengikuti langkah-langkah berikut ini (Anas
cara penilaian. Sudijono, 2006: 93 – 97)
2. Menentukan metode yang tepat dalam
menilai hasil belajar. 1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar,
3. Membuat dan mengembangkan alat Perencanaan evaluasi hasil belajar itu
evaluasi sesuai kebutuhan. umumnya mencakup:
4. Menentukan kriteria keberhasilan dalam a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya
melakukan evaluasi. evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi
5. Menganalisis hasil evaluasi dan tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa
melaksanakan tindak lanjut. arah dan mengakibatkan evaluasi
Agar tujuan pendidikan tercapai, yang menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
dimulai dengan lingkungan belajar yang b. Menetapkan aspek-aspek yang akan
kondusif dan efektif, maka guru harus dievaluasi, misalnya aspek kognitif,
melengkapi dan meningkatkan kompetensinya. afektif atau psikomotorik
Di antara kriteria-kriteria kompetensi guru c. Memilih dan menentukan teknik yang
yang harus dimiliki meliputi: akan dipergunakan didalam pelaksanaan
a. Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi evaluasi misalnya apakah menggunakan
yang berkaitan dengan intelektual. teknik tes atau non tes
b. Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau d. Menyusun alat-alat pengukur yang
kemampuan bidang sikap, menghargai dipergunakan dalam pengukuran dan
pekerjaan dan sikap dalam menghargai hal- penilaian hasil belajar peserta didik,
hal yang berkenaan dengan tugas dan seperti butir-butir soal tes.
profesinya. e. Menentukan tolok ukur, norma atau
c. Kompetensi psikomotorik, yaitu kriteria yang akan dijadikan pegangan
kemampuan guru dalam berbagai atau patokan dalam memberikan
interpretasi terhadap data hasil evaluasi.

63
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

f. Menentukan frekuensi dari kegiatan kebijakan yang akan dipandang perlu sebagai
evaluasi hasil belajar itu sendiri. tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Sedangkan prosedur penilaian
2. Menghimpun Data kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia oleh pendidik menggunakan langkah-
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud
langkah sebagai berikut (BSNP, 2007: 12 –
nyata dari kegiatan menghimpun data adalah
19):
melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
a. Penentuan Tujuan Penilaian
menyelenggarakan tes pembelajaran
Penentuan tujuan penilaian merupakan
langkah awal dalam rangkaian kegiatan
3. Melakukan verifikasi data
penilaian secara keseluruhan, seperti untuk
Verifikasi data dimaksudkan untuk penilaian harian, tengah semester, akhir
memisahkan data yang baik (yang dapat semester, kenaikan kelas, atau penilain
memperjelas gambaran yang akan diperoleh akhir dari satuan pendidikan.
mengenai diri individu atau sekelompok b. Penyusunan Kisi-Kisi
individu yang sedang dievaluasi dari data yang Penyusunan kisi-kisi penilaian merupakan
kurang baik (yang akan mengaburkan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
gambaran yang akan diperoleh apabila data itu perencanaan pembelajaran dalam bentuk
ikut serta diolah). silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
4. Mengolah dan menganalisis data c. Perumusan Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian dikembangkan oleh
Mengolah dan menganalisis hasil
pendidik berdasarkan KD mata pelajaran
evaluasi dilakukan dengan memberikan makna
dengan memperhatikan hal-hal sebagai
terhadap data yang telah berhasil dihimpun
berikut:
dalam kegiatan evaluasi.
1. Rumusan indikator menggunakan kata
kerja operasional
5. Memberikan interpretasi dan menarik
2. Tiap KD dikembangkan dua atau lebih
kesimpulan.
indikator
Interpretasi terhadap data hasil evaluasi 3. Tiap indikator dapat dibuat lebih dari
belajar pada hakikatnya adalah merupakan satu butir instrumen.
verbalisasi dari makna yang terkandung dalam 4. Indikator memiliki aspek manfaat atau
data yang telah mengalami pengolahan dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.
penganalisisan. d. Penyusunan Instrumen Tes
Penyusunan tes disesuaikan dengan
6. Tindak lanjut hasil evaluasi karakteristik teknik dan bentuk butir
instrumennya.
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi e. Telaah Instrumen
yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis Instrumen penilaian dalam bentuk tertulis,
dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa lisan maupun kinerja harus melalui analisis
makna yang terkandung di dalamnya, maka secara kualitatif yang dilakukan bersama
pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil dengan teman sejawat. Selain itu, pendidik
keputusan atau merumuskan kebijakan- dapat juga melakukan analisis secara
kuantitatif.

64
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

f. Pelaksanaan Penilaian tes atau non tes, jika teknik yang digunakan
Pelaksanaan penilaian dilakukan dalam non tes, apakah pelaksanaan non tes
bentuk ulangan harian, ulangan tengah menggunakan observasi, wawancara atau
semester, ulangan akhir semester, angket.
penugasan, dan pengamatan dengan Keempat, guru mampu menyusun alat-
menggunakan instrumen yang sesuai alat pengukuran, seperti butir-butir soal tes,
dengan standar kompetensi dan kompetensi check list, rating scale, wawancara atau
dasar. Penilaian harus dilaksanakan dalam questionnaire.
situasi dan kondisi yang memungkinkan Kelima, guru harus mampu
peserta didik menunjukkan kemampuan menentukan tolak ukur atau kriteria yang akan
optimalnya yang dilakukan sesuai dengan dijadikan pegangan atau patokan dalam
prinsip-prinsip penilaian. memberikan interpretasi terhadap data hasil
evaluasi. Misalnya apakah guru akan
C. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan menggunakan penilaian beracuan patokan
Evaluasi (PAP) atau menggunakan penilaian beracuan
kelompok atau normal (PAN).
1. Kompetensi guru dalam melaksanakan
Perencanaan Evaluasi Pembelajaran. 2. Kompetensi guru dalam menghimpun
data
Sebelum melaksanakan evaluasi hasil
belajar, seorang guru harus mampu menyusun Apabila seorang guru telah melakukan
perencanaannya secara baik dan matang. perencanaan dengan baik dan matang,
Perencanaan evaluasi hasil belajar yang akan selanjutnya, guru melaksanakan pengukuran
dilaksanakan oleh seorang guru minimal dengan menyelenggarakan tes hasil belajar
mencakup enam hal; sebagaimana yang telah direncanakan, apakah
Pertama, guru harus mampu pengukuran tes hasil belajar menggunakan tes
merumuskan tujuan evaluasi yang akan atau non tes.
dilaksanakan dengan jelas, apabila tujuan
evaluasi belajar tidak dirumuskan dengan jelas 3. Kompetensi guru dalam melakukan
maka akan evaluasi berjalan tanpa arah dan Verifikasi Data
mengakibatkan kehilangan arti dan fungsi dari
evaluasi tersebut. Data hasil dari pengukuran yang telah
Kedua, guru harus mampu menetapkan dilakukan, maka selanjutnya data tersebut
aspek yang akan dievaluasi, perlu di ingat dilakukan penyaringan atau pengolahan. Hal
bahwa evaluasi belajar berdasarkan ini dilakukan untuk memisahkan data yang
kompetensi bukan hanya mengacu pada ranah “baik” yaitu data yang akan dapat memperjelas
kognitif (mengingat, pemahaman, analisis gambaran yang akan diperoleh mengenai diri
dll.) saja, melainkan juga pada ranah afektif individu yang sedang dievaluasi dari data yang
(receiving, responding dll.) dan psikomotorik “kurang baik” yaitu data yang akan
(perception, adaption dll.). mengaburkan gambaran yang akan diperoleh
Ketiga, guru harus mampu memilih dan apabila data itu ikut serta diolah.
menentukan teknik yang akan digunakan
dalam pelaksanaan evaluasi, misalnya apakah
evaluasi itu akan dilaksanakan dengan teknik

65
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

4. Kompetensi guru dalam mengolah dan membantu guru untuk memperoleh


menganalisis data pembelajaran yang optimal dan dapat
memperbaiki kinerja guru dalam
Data yang sudah diverifikasi mempersiapkan pembelajaran bagi peserta
selanjutnya diolah dan dianalisis dengan didik mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
maksud untuk memberikan makna terhadap proses Evaluasi.
data yang telah berhasil dihimpun dalam Pada dasarnya evaluasi pembelajaran
kegiatan evaluasi. Untuk itu data yang telah bertujuan untuk mengetahui informasi-
dihimpun disusun dan diatur sedemikian rupa informasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki
sehingga “dapat berbicara”. Mengolah dan proses pembelajaran. Akan tetapi proses
menganalisis data hasil evaluasi dapat pelaksanaannya tetap mengacu kepada
menggunakan teknik statistik atau teknik non langkah-langkah evaluasi pendidikan.
statistik, tergantung kepada jenis data yang pelaksanaan evaluasi pembelajaran dimulai
akan diolah dan dianalisis. Dengan analisis dari merumuskan perencanaan evaluasi,
statistik misalnya, guru dapat menyajikan data- menyusun soal tes, mengolah dan
data lewat tabel-tabel, grafik atau diagram menganalisis hasil tes yang kemudian
sedangkan perhitungan-perhitungan data hasil dilanjutkan dengan menginterpretasi serta
evaluasi bisa menggunakan rata-rata, standar menindaklanjuti hasil evaluasi. Untuk itu guru
deviasi dan sebagainya agar dapat memberikan harus memiliki kompetensi dalam hal
informasi yang jelas dan lengkap. perencanaan, menghimpun data,
memverifikasi data, menganalisis data dan
5. Kompetensi guru dalam memberikan menginterpretasikan hasil evaluasi dan untuk
Interpretasi meningkatkan kompetensi guru dalam
pembelajaran, guru dapat melakukan interaksi
Rangkaian yang terakhir adalah dengan sesama profesi dalam wadah seperti,
memberikan interpretasi atau penafsiran Musyawarah Guru Mata Pelajaran, mengikuti
terhadap data hasil evaluasi belajar yang telah lokakarya, seminar atau memanggil tutor dari
dilakukan. Penafsiran merupakan verbalisasi kementerian untuk memberikan pencerahan
dari makna yang terkandung dalam data yang dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
telah mengalami pengolahan dan
penganalisisan, yang pada akhirnya dapat
dikemukakan dalam bentuk kesimpulan hasil
belajar yang mengacu pada tujuan
dilaksanakannya evaluasi itu sendiri.

V. Penutup
Mengkaji tentang kompetensi guru
dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran,
dapat disimpulkan bahwa guru yang memiliki
kompetensi (Kompetensi Paedagogik,
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi sosial
dan Kompetensi Profesional) dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat

66
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

DAFTAR PUSTAKA Penyusun, Team, Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan. Tp., 2002

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Samana, A, Profesionalisme Keguruan.


Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Rineka Cipta, 1998.
Subari, Supervisi Pendidikan. Yogyakarta:
-------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, 1994.
Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi
BSNP, Panduan Penelitian Kelompok Mata Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia, Persada, 2006.
Jakarta: Depdiknas, 2007.
Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian
Derajat, Zakiyah, Pendidikan Islam dalam Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989.
Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Ruhama,
1995. -------------, Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1989.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, -------------,. Penilaian Hasil Proses Belajar
1995. Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1991.
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Toha, Chabib. 1999. Metodologi Pengajaran
dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Agama, Semarang : Pustaka Pelajar, 1999.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Umbra, Citra, Undang-undang Guru dan
Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Dosen, Bandung: Citra Umbra Usman,
Berbasis Kompetensi Konsep dan 2006
Implementasi. Bandung: PT. Remaha
Rosda Karya, 2004. Husaini, Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara, 2000.
Mulyasa, E, Standar Kompetensi Sertifikasi
Guru, Bandung: PT. Remaja Rosda Uzer Usman, Moch, Menjadi Guru
Karya, 2007. Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2005.
N.K. Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu
Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1989.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik


Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2004.

67

Anda mungkin juga menyukai