28 Oktober 2017
Abstrak
Kompetensi guru merupakan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki
oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran sampai kepada pengevaluasian. Dalam hal pengevaluasian, seorang guru
dikatakan berkompeten apabila memahami teknik dan prosedur evaluasi, serta mampu
melaksanakan evaluasi sehingga didapat hasil evaluasi yang digunakan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi tersebut dimulai dari perencanaan evaluasi, pembuatan soal
tes, mengolah dan menganalisis hasil tes hingga menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil
evaluasi.
52
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
maka perbaikannya harus mencakup kompetensi ini tidak ada pada diri seorang
keseluruhan komponen dalam sistem guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam
pengajaran tersebut. Komponen-komponen melakukan tugasnya. Hal ini sejalan dengan
yang penting di antaranya adalah tujuan, pesan tersirat kompetensi itu sendiri yang
materi, media, metode dan evaluasi. menuntut adanya profesionalitas dan
Untuk meningkatkan kualitas dan kecakapan diri. Namun bila seseorang tidak
kuantitas kegiatan belajar mengajar yang mempunyai kompetensi di bidangnya
dilakukan oleh guru, maka seorang guru harus (pendidik), tentu tidak akan menghasilkan
memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan suatu prestasi yang optimal.
belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang Kompetensi yang dimiliki guru,
direncanakan dan melakukan penilaian membantu untuk menguasai materi dan
terhadap hasil dari proses belajar mengajar. mengolah program belajar mengajar, guru juga
Kemampuan guru dalam merencanakan dan harus melaksanakan evaluasi dan proses
melaksanakan proses pembelajaran merupakan administrasi. Kemampuan guru dalam
faktor utama dalam mencapai tujuan melaksanakan evaluasi merupakan kompetensi
pengajaran. Keterampilan merencanakan dan guru yang sangat penting. Sedemikian
melaksanakan proses belajar mengajar ini pentingnya evaluasi ini sehingga kelas yang
sesuatu yang erat hubungannya dengan tugas baik tidak cukup hanya didukung oleh
dan tanggung jawab guru sebagai pengajar perencanaan pembelajaran, kemampuan guru
yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengembangkan proses pembelajaran serta
mengandung arti yang sangat luas, tidak penguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga
sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tidak cukup dengan kemampuan guru dalam
tetapi menjangkau etika dan estetika prilaku menguasai kelas, akan tetapi harus dilengkapi
dalam menghadapi tantangan kehidupan di dengan evaluasi terhadap perencanaan
masyarakat. kompetensi siswa yang sangat menentukan
Sebagai seorang pengajar, guru dalam konteks berikutnya, atau kebijakan
hendaknya mempunyai perencanaan yang perlakuan terhadap siswa terkait dengan
maksimal. Perencanaan tersebut di antaranya konsep belajar tuntas. (Ngalim Purwanto,
tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan 2004: 3). Dengan kata lain tidak ada satupun
belajar, metode mengajar dan evaluasi belajar. usaha yang dapat memperbaiki mutu proses
Perencanaan ini merupakan bagian dari belajar mengajar yang dapat dilakukan tanpa
keseluruhan tanggung jawab guru dalam disertai langkah evaluasi. Dalam arti luas,
proses pembelajaran yang dituangkan dalam evaluasi adalah suatu proses merencanakan,
administrasi perangkat pengajaran. dalam segi memperoleh dan menyediakan informasi yang
kurikulum yang diberlakukan pemerintah sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini. alternatif keputusan. (Subari, 1994: 174).
Faktor guru merupakan hal yang paling Guru harus mampu mengukur
penting. Seorang guru harus mempunyai kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dari
kualitas yang baik untuk mendapatkan hasil setiap proses pembelajaran atau setelah
yang baik. Oleh sebab itu, maka dalam beberapa unit pelajaran, sehingga guru dapat
melaksanakan tugasnya guru harus menentukan keputusan terhadap siswa
mempunyai kompetensi. tersebut, apakah perlu diadakan perbaikan/
Kompetensi merupakan salah satu remedial serta menentukan rencana
kualifikasi guru yang terpenting, bila pembelajaran berikutnya baik dari segi materi
53
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
ataupun rencana strateginya. Oleh karena itu, situasi pendidikan, khususnya pendidikan
guru setidaknya mampu menyusun instrumen formal di sekolah, guru merupakan komponen
tes maupun non tes, mampu membuat yang penting dalam meningkatkan mutu
keputusan bagi posisi siswanya, apakah telah pendidikan. Ini disebabkan guru berada di
dicapai harapan penguasaannya secara optimal barisan terdepan dalam pelaksanaan
atau belum. Kemampuan yang harus dimiliki pendidikan. Dengan kata lain, guru merupakan
oleh guru kemudian menjadi suatu kegiatan komponen yang paling berpengaruh terhadap
rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukur- terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
an, dan mengevaluasi dari kompetensi siswa- berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan
siswanya sehingga mampu menetapkan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan
kebijakan pembelajaran selanjutnya. pendidikan tidak akan memberikan sumbangan
Evaluasi pembelajaran merupakan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang
suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses profesional dan berkompeten. Oleh karena itu,
belajar mengajar. Informasi-informasi diperlukanlah sosok guru yang mempunyai
diperoleh dari pelaksanaan evaluasi kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang
pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk tinggi dalam menjalankan tugas
memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. profesionalnya.
Melihat kenyataan di atas, maka perlu untuk Guru yang profesional pada intinya
menulis kompetensi guru dalam pelaksanaan adalah guru yang memiliki kompetensi dalam
evaluasi pembelajaran. melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi berasal dari kata competency,
yang berarti kemampuan atau kecakapan.
II. Permasalahan
Menurut kamus bahasa Indonesia, kompetensi
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk
permasalahan kompetensi ini sangatlah luas menentukan atau memutuskan suatu hal
sekali cakupan dan ruang lingkupnya, maka (Moch. User Usman, 2005: 14). Istilah
dalam penulisan ini yang menjadi fokus kompetensi sebenarnya memiliki banyak
pembahasan ini adalah kompetensi apa yang makna di antaranya adalah sebagai berikut:
harus dimiliki oleh seorang guru dalam Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal
melakukan evaluasi pembelajaran. yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif
maupun kuantitatif (Kunandar, 2007: 51).
III. Landasan Teori
Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa
A. Kompetensi Guru kompetensi merupakan perilaku yang rasional
untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
1. Pengertian Kompetensi
sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Moch.
Pendidikan merupakan sesuatu yang User Usman, 2005: 14).
penting dan utama dalam konteks Kompetensi merupakan suatu tugas
pembangunan bangsa dan negara. Hal ini yang memadai atas kepemilikan pengetahuan,
dapat terlihat dari tujuan nasional bangsa keterampilan dan kemampuan yang dituntut
Indonesia yang salah satunya yaitu oleh jabatan seseorang (Rostiyah N.K, 1989:
mencerdaskan kehidupan bangsa yang 4). Kompetensi juga berarti sebagai
menempati posisi yang strategis dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Dalam dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
54
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
berpikir dan bertindak (Kunandar, 2007: 52). Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya
Pengertian kompetensi ini, jika digabungkan satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan
dengan sebuah profesi yaitu guru atau tenaga antara siswa yang belajar dan guru yang
pengajar, maka kompetensi guru mengandung mengajar. Agar proses pembelajaran dapat
arti kemampuan seseorang guru dalam dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara guru mempunyai tugas dan peranan yang
bertanggung jawab dan layak atau kemampuan penting dalam mengantarkan peserta didiknya
dan kewenangan guru dalam melaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena
profesi keguruannya (Moch. User Usman, itu, sudah selayaknya guru mempunyai
2005: 14). berbagai kompetensi yang berkaitan dengan
Pengertian kompetensi guru adalah tugas dan tanggungjawabnya. Dengan
seperangkat penguasaan kemampuan yang kompetensi tersebut, maka akan menjadikan
harus ada dalam diri guru agar dapat guru profesional, baik secara akademis
mewujudkan kinerjanya secara tepat dan maupun non akademis.
efektif (Kunandar, 2007: 55). Namun, jika Masalah kompetensi guru merupakan
pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap guru
dengan Pendidikan Agama Islam yakni dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang
pendidikan yang sangat penting bagi terampil mengajar tentu harus pula memiliki
kehidupan manusia, terutama dalam mencapai pribadi yang baik dan mampu melakukan
ketentraman batin dan kesehatan mental pada social adjustment dalam masyarakat.
umumnya. Agama Islam merupakan Kompetensi guru sangat penting dalam rangka
bimbingan hidup yang paling baik, pencegah penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan
perbuatan salah dan munkar yang paling kurikulum pendidikan haruslah disusun
ampuh, pengendali moral yang tiada taranya. berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh
Maka kompetensi guru agama Islam adalah guru. Tujuan, program pendidikan, sistem
kewenangan untuk menentukan Pendidikan penyampaian, evaluasi, dan sebagainya,
Agama Islam yang akan diajarkan pada hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar
jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu relevan dengan tuntutan kompetensi guru
mengajar (Zakiyah Darajat, 1995: 95). secara umum. Dengan demikian diharapkan
Kemampuan guru tidak hanya memiliki guru tersebut mampu menjalankan tugas dan
keunggulan pribadi yang dijiwai oleh tanggung jawab sebaik mungkin. Dalam
keutamaan hidup dan nilai-nilai luhur yang hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar
dihayati serta diamalkan. Namun seorang guru siswa, kompetensi guru berperan penting.
hendaknya memiliki kemampuan paedagogis Proses belajar mengajar dan hasil belajar para
atau hal-hal mengenai tugas-tugas siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah,
kependidikan seorang guru. pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan
tetapi sebagian besar ditentukan oleh
2. Urgensi Kompetensi Guru kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing para siswa. Guru yang
Proses belajar mengajar merupakan
berkompeten akan lebih mampu mengelola
suatu proses yang mengandung serangkaian
kelasnya, sehingga belajar para siswa berada
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
pada tingkat optimal (Oemar Hamaliki, 2006:
timbal balik yang berlangsung dalam situasi
36).
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
55
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
56
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
57
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
menentukan pilihan-pilihan yang tepat siswa sebagai individu yang mengalami, yang
dalam hidup, membantu siswa berani berproses dan terlibat aktif untuk memperoleh
menghadapi masalah hidup, dan lain-lain. perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah
9) Guru mengenal dan mampu ikut mengikuti proses belajar mengajar, maka guru
penyelenggaraan administrasi sekolah, guru bertugas melakukan suatu kegiatan yaitu
dituntut cakap atau mampu bekerjasama penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa
secara terorganisasi dalam pengelolaan dalam belajar. Selain memiliki kemampuan
kelas untuk menyusun bahan pelajaran dan
10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian keterampilan menyajikan bahan untuk
pendidikan dan mampu menafsirkan hasil- mengkondisikan keaktifan belajar siswa, guru
hasil penelitian pendidikan untuk diharuskan memiliki kemampuan
kepentingan pengajaran. Tuntutan mengevaluasi ketercapaian belajar siswa,
kompetensi di bidang penelitian karena evaluasi merupakan salah satu
kependidikan ini merupakan tantangan komponen penting dari kegiatan belajar
kualitatif bagi guru masa kini dan yang mengajar.
akan datang. Evaluasi berasal dari bahasa Inggris
Untuk keberhasilan dalam mengemban yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan
peran sebagai guru, diperlukan adanya standar Lehmann yang dikutip oleh Ngalim Purwanto,
kompetensi, serta memiliki kemampuan untuk evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. merencanakan, memperoleh dan menyediakan
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang informasi yang sangat diperlukan untuk
guru dan dosen pasal 10, menentukan bahwa membuat alternatif-alternatif keputusan
kompetensi guru meliputi kompetensi (Ngalim Purwanto, 2004:3). Dalam hubungan
pedagogik, kompetensi kepribadian, dengan kegiatan pengajaran, evaluasi
kompetensi sosial dan kompetensi profesional mengandung beberapa pengertian, di
yang diperoleh melalui pendidikan profesi antaranya adalah:
(UU Sisdiknas, 2006:9). a) Menurut Norman Gronlund, yang dikutip
oleh Ngalim Purwanto dalam buku Prinsip-
B. Evaluasi Pembelajaran Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi
untuk menentukan keputusan sampai sejauh
Evaluasi
mana tujuan dicapai oleh siswa.
b) Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi
Pengajaran adalah proses belajar
pendidikan adalah penaksiran terhadap
mengajar yang sistematis, yang terdiri dari
pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah
banyak komponen. Masing-masing komponen
tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah
pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan
ditetapkan di dalam kurikulum (Ngalim
sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara
Purwanto, 2004:3 )
teratur, saling bergantung dan
Selanjutnya, Roestiyah dalam bukunya
berkesinambungan. Proses belajar mengajar
Masalah-masalah ilmu keguruan yang
pada dasarnya adalah interaksi yang terjadi
kemudian dikutip oleh Slameto,
antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai
pengajaran. Guru sebagai pengarah,
berikut (Slameto, 2001: 6):
penghubungan dan pembimbing, sedangkan
58
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
a) Evaluasi adalah proses memahami atau Fungsi dari evaluasi adalah untuk
memberi arti, mendapatkan dan memperbaiki program pengajaran, maka
mengkomunikasikan suatu informasi bagi evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam
petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan. penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu
b) Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data evaluasi yang dilaksanakan pada akhir
seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang program belajar mengajar untuk melihat
bersangkutan dengan kapabilitas siswa, tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
guna mengetahui sebab akibat dan hasil itu sendiri (Nana Sudjana, 1991:5). Menurut
belajar siswa yang dapat mendorong dan Anas Sudijono, evaluasi formatif ialah
mengembangkan kemampuan belajar. evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah
c) Dalam rangka pengembangan sistem atau pada saat berlangsungnya proses
instruksional, evaluasi merupakan suatu pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap
kegiatan untuk menilai seberapa jauh kali satuan program pelajaran atau sub pokok
program telah berjalan seperti yang telah bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan
direncanakan. untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
d) Evaluasi adalah suatu alat untuk telah terbentuk sesuai dengan tujuan
menentukan apakah tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditentukan (Anas
apakah proses dalam pengembangan ilmu Sudijono, 2006:23). Secara umum, dalam
telah berada di jalan yang diharapkan. bidang pendidikan, evaluasi bertujuan untuk :
Seorang pendidik harus mengetahui a) Memperoleh data pembuktian yang akan
dan memahami sejauh mana keberhasilan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat
dalam pengajaran yang telah dilakukan, untuk kemampuan dan tingkat keberhasilan
memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan peserta didik dalam pencapaian tujuan-
proses belajar mengajar, dan untuk tujuan kurikuler setelah menempuh proses
memperoleh keputusan tersebut maka pembelajaran dalam jangka waktu yang
diperlukanlah sebuah proses evaluasi dalam telah ditentukan.
pembelajaran atau yang disebut juga dengan b) Mengukur dan menilai sampai di manakah
evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran efektifitas mengajar dan metode-metode
adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang telah diterapkan atau
mengajar Secara sistemik, evaluasi dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan
pembelajaran diarahkan pada komponen- belajar yang dilaksanakan oleh peserta.
komponen sistem pembelajaran yang Adapun yang menjadi tujuan khusus
mencakup komponen input, yakni perilaku dari kegiatan evaluasi dalam bidang
awal (entry behavior) siswa, komponen input pendidikan adalah:
instrumental yakni kemampuan profesional a) Untuk merangsang kegiatan peserta didik
guru atau tenaga kependidikan, komponen dalam menempuh program Pendidikan.
kurikulum (program studi, metode, media), b) Untuk mencari dan menemukan faktor-
komponen administrative (alat, waktu, dana), faktor penyebab keberhasilan peserta didik
komponen proses ialah prosedur pelaksanaan dalam mengikuti program pendidikan,
pembelajaran, komponen output ialah hasil sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
pembelajaran yang menandai ketercapaian keluar atau cara-cara perbaikannya (Anas
tujuan pembelajaran (Oemar Hamaliki, 1995: Sudijono, 2006: 17).
171).
59
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
60
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
61
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
62
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
63
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan kebijakan yang akan dipandang perlu sebagai
evaluasi hasil belajar itu sendiri. tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Sedangkan prosedur penilaian
2. Menghimpun Data kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia oleh pendidik menggunakan langkah-
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud
langkah sebagai berikut (BSNP, 2007: 12 –
nyata dari kegiatan menghimpun data adalah
19):
melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
a. Penentuan Tujuan Penilaian
menyelenggarakan tes pembelajaran
Penentuan tujuan penilaian merupakan
langkah awal dalam rangkaian kegiatan
3. Melakukan verifikasi data
penilaian secara keseluruhan, seperti untuk
Verifikasi data dimaksudkan untuk penilaian harian, tengah semester, akhir
memisahkan data yang baik (yang dapat semester, kenaikan kelas, atau penilain
memperjelas gambaran yang akan diperoleh akhir dari satuan pendidikan.
mengenai diri individu atau sekelompok b. Penyusunan Kisi-Kisi
individu yang sedang dievaluasi dari data yang Penyusunan kisi-kisi penilaian merupakan
kurang baik (yang akan mengaburkan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
gambaran yang akan diperoleh apabila data itu perencanaan pembelajaran dalam bentuk
ikut serta diolah). silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
4. Mengolah dan menganalisis data c. Perumusan Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian dikembangkan oleh
Mengolah dan menganalisis hasil
pendidik berdasarkan KD mata pelajaran
evaluasi dilakukan dengan memberikan makna
dengan memperhatikan hal-hal sebagai
terhadap data yang telah berhasil dihimpun
berikut:
dalam kegiatan evaluasi.
1. Rumusan indikator menggunakan kata
kerja operasional
5. Memberikan interpretasi dan menarik
2. Tiap KD dikembangkan dua atau lebih
kesimpulan.
indikator
Interpretasi terhadap data hasil evaluasi 3. Tiap indikator dapat dibuat lebih dari
belajar pada hakikatnya adalah merupakan satu butir instrumen.
verbalisasi dari makna yang terkandung dalam 4. Indikator memiliki aspek manfaat atau
data yang telah mengalami pengolahan dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.
penganalisisan. d. Penyusunan Instrumen Tes
Penyusunan tes disesuaikan dengan
6. Tindak lanjut hasil evaluasi karakteristik teknik dan bentuk butir
instrumennya.
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi e. Telaah Instrumen
yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis Instrumen penilaian dalam bentuk tertulis,
dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa lisan maupun kinerja harus melalui analisis
makna yang terkandung di dalamnya, maka secara kualitatif yang dilakukan bersama
pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil dengan teman sejawat. Selain itu, pendidik
keputusan atau merumuskan kebijakan- dapat juga melakukan analisis secara
kuantitatif.
64
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
f. Pelaksanaan Penilaian tes atau non tes, jika teknik yang digunakan
Pelaksanaan penilaian dilakukan dalam non tes, apakah pelaksanaan non tes
bentuk ulangan harian, ulangan tengah menggunakan observasi, wawancara atau
semester, ulangan akhir semester, angket.
penugasan, dan pengamatan dengan Keempat, guru mampu menyusun alat-
menggunakan instrumen yang sesuai alat pengukuran, seperti butir-butir soal tes,
dengan standar kompetensi dan kompetensi check list, rating scale, wawancara atau
dasar. Penilaian harus dilaksanakan dalam questionnaire.
situasi dan kondisi yang memungkinkan Kelima, guru harus mampu
peserta didik menunjukkan kemampuan menentukan tolak ukur atau kriteria yang akan
optimalnya yang dilakukan sesuai dengan dijadikan pegangan atau patokan dalam
prinsip-prinsip penilaian. memberikan interpretasi terhadap data hasil
evaluasi. Misalnya apakah guru akan
C. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan menggunakan penilaian beracuan patokan
Evaluasi (PAP) atau menggunakan penilaian beracuan
kelompok atau normal (PAN).
1. Kompetensi guru dalam melaksanakan
Perencanaan Evaluasi Pembelajaran. 2. Kompetensi guru dalam menghimpun
data
Sebelum melaksanakan evaluasi hasil
belajar, seorang guru harus mampu menyusun Apabila seorang guru telah melakukan
perencanaannya secara baik dan matang. perencanaan dengan baik dan matang,
Perencanaan evaluasi hasil belajar yang akan selanjutnya, guru melaksanakan pengukuran
dilaksanakan oleh seorang guru minimal dengan menyelenggarakan tes hasil belajar
mencakup enam hal; sebagaimana yang telah direncanakan, apakah
Pertama, guru harus mampu pengukuran tes hasil belajar menggunakan tes
merumuskan tujuan evaluasi yang akan atau non tes.
dilaksanakan dengan jelas, apabila tujuan
evaluasi belajar tidak dirumuskan dengan jelas 3. Kompetensi guru dalam melakukan
maka akan evaluasi berjalan tanpa arah dan Verifikasi Data
mengakibatkan kehilangan arti dan fungsi dari
evaluasi tersebut. Data hasil dari pengukuran yang telah
Kedua, guru harus mampu menetapkan dilakukan, maka selanjutnya data tersebut
aspek yang akan dievaluasi, perlu di ingat dilakukan penyaringan atau pengolahan. Hal
bahwa evaluasi belajar berdasarkan ini dilakukan untuk memisahkan data yang
kompetensi bukan hanya mengacu pada ranah “baik” yaitu data yang akan dapat memperjelas
kognitif (mengingat, pemahaman, analisis gambaran yang akan diperoleh mengenai diri
dll.) saja, melainkan juga pada ranah afektif individu yang sedang dievaluasi dari data yang
(receiving, responding dll.) dan psikomotorik “kurang baik” yaitu data yang akan
(perception, adaption dll.). mengaburkan gambaran yang akan diperoleh
Ketiga, guru harus mampu memilih dan apabila data itu ikut serta diolah.
menentukan teknik yang akan digunakan
dalam pelaksanaan evaluasi, misalnya apakah
evaluasi itu akan dilaksanakan dengan teknik
65
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
V. Penutup
Mengkaji tentang kompetensi guru
dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran,
dapat disimpulkan bahwa guru yang memiliki
kompetensi (Kompetensi Paedagogik,
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi sosial
dan Kompetensi Profesional) dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat
66
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017
67