PENYAKIT SIFILIS
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Akhmad Sayuti
NIM : A0020055
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat allahYang Maha Esa yang telag memberikan
anugrah kepada kami kelompok 1 untuk dapat menyusun makalah yang berjudul “Proses
Peradangan Pada Tubuh Manusia”
Makalah ini di susun berdasarkan hasil data — data dari media elektronik berupa
internet dan media cetak
Penyusum berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan. Penyusun sadar makalah ini belumlah sempurna maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca agar makalah
yang kami buat kedepannya lebih baik
Penyusun
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................I
KATA PENGANTAR................................................................................................II
DAFTAR ISI.............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Peran leukosit pada peradangan yaitu sel darah putih atau leukosit memiliki fungsi
melawan infeksi dan serangan benda asing untuk melindungi tubuh dari resiko penyakit
dan gangguan kesehatan lainnya.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka akibat cidera atau daerah peradangan
lainnya.
Faktor faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah faktor lokal yang terdiri
dari praktek management luka, hipouelemia, infeksi dan adanya benda asing
Sedangkan faktor umum terdiri dari usia, nutrisi, steroid, sefilisis, penyakit ibu seperti
anemia, diabetes dan obat-obatan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Sel darah putih atau leukosit memiliki fungsi melawan infeksi dan serangan benda
asing untuk melindungi tubuh dari mikro penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.
1. granulosit yang terdiri dari netrofil,easinofil dan basofil yang memiliki granula dalam
sitoplasma.
Netrofil berasal dari sumsum tulang yang mampu bergerak aktif seperti amoeba dan
mampu menelan berbagai zat (fagositosis)
easinofil, meningkatnya jumlah pada saat energi dan infeksi penyakit oleh agen parasit
kar na mengandung mayor basic protein yang tocix terhadap parasit
Basofil, berasal dari susunan tulang saat ganulosit lainnya. Basofil darah dan sel Nast
jaringannya di rangsang untuk melepaskan kandungan granulanya kedalam Lingkungan
sekitar pada berbagai kedalam cidera. Baik reaksi imunologis maupun reaksi non
spesifik.
2. Monosit merupakan bentuk monosit yang berbeda dari granulasit, karena susunan
morfologi intinya dan sift sitoplasma yang relatif arganular.
Sel yang sama yang terdapat dalam pembuluh darah disebut juga dengan monosit dan
jika terdapat dalam eksudat disebut dengan makrofag.
Makrofag mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi netrofil polimardenuklear dimana
makrofag adalah sel yang bergerak aktif yang memberi respon terhadap rangsangan
kemotaksis, fagosit aktif dan mampu mematikan serta mencerna berbagai agen.
3. Limfosit yaitu leukosit yang telah di mobilisasi tidak hanya menangkap mikroba yang
menyerbu tetapi juga menghancurkan sisa jaringan hingga proses perbaikan dapat di
mulai.
Saat kulit mulai terluka dan berdarah, dalam beberapa menit sel-sel darah
secara otomatis akan berkumul menjadi gumpalan darah. Gumpalan darah ini
berfungsi untuk melindungi luka dan mencegah darah keluar lebih banyak. Gumpalan
6
ini juga mengandung protein yang disebut fibrin akan membentuk suatu jarring agar
gumpala darah pada tempatnya.
Pada proses selanjutnya, gumpalan darah akan mengeluarkan zat kimiat yang
menyebabkan peradangan, ketika darah mulai terhenti maka disekitar luka akan terjadi
pembengkakan dan kemerahan, inilah yang disebut fase inflamasi.
Setelah luka area bersih dari bakteri dan kuman, berkat sel darah putih,
selanjutnya sel darah merah yang kaya akan oksigen datang ke area tersebut untuk
membangun jaringan baru yang disebut (Parut). Tahap ini dsebut sebagi fase
proliferasi
Proses yang terakhir adalah fase maturasi yaitu untuk menguatkan jaringan yang baru
terbentuk.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka akibat cidera atau daerah peradangan
lainnya, salah satunya adalah bergantung pada poliferasi sel dan aktivitas sintetik,
khususnya sensitif terhadap defisiensi suplai darah lokal dan juga peka terhadap keadaan
gizi penderita
Penyembuhan juga dihambat oleh adanya benda asing atau jaringan nekrotik dalam
luka olrh adanya infeksi luka dan immobilisasi yang tidak sempurna
Jaringan parut mempunyai sifat alamu untuk memendek dan menjadi lebih padat dan
kompak setelah beberapa lama, akibatnya adalah kontraktor yang dapat membuat darah
menjadi cacatbdan pembatasan gerak pada persendian.
7
Komplikasi penyembuhan yang kadang-kadang di jumpai adalah amputasi atau
neuroma traumetik, yang secara sedergana merupakan poliferasi regeneratid dari serabut
-serabut saraf kedalam daerah penyembuhan dimana mereka terjerat pada jaringan parut
yang padat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, mahasiswa akhirnya dapat mengetahui pengertian,
jenis sampai hubungan dengan kesehatan lingkungan tentang peradangan, Sehingga
di dapat pengertian radang adalah respon dari suatu organisme yang terjadi pada
tempat jarigan yang mengalami cidera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi dan
trauma adalah merupakan reaksi fisik dan fisikis yang bersipat buruk akbat peristiwa
yang membuat individu mengejutkan, menakutkan tidak sadarkan diri yang tidak
mudah hilang begitu saja dalam ingatan manusia
3.2 Saran
8
Dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca, agar kedepanya bisa lebih baik lagi dalam
menyusun makalah dan sebagai bahan evaluasi bagi kita semua
DAFTAR PUSRTAKA
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64584/potongan/S1-2013-286986-chapter1.pdf
https://www.academia.edu/5518518/inflamasi
https://www.academia.edu/8207808/inflamasi_baru
https://id.m.wikipedia.org/wiki/radang
https://eprints.ums.ac.id/15218/2/BAB_I.pdf