Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANTROPOLOGI

PENYAKIT SIFILIS

Dosen Pengampu

Drs. Nur Ariful Hakim, MPS.Sp

Disusun Oleh :

Akhmad Sayuti

NIM : A0020055

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PROGRAM B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat allahYang Maha Esa yang telag memberikan
anugrah kepada kami kelompok 1 untuk dapat menyusun makalah yang berjudul “Proses
Peradangan Pada Tubuh Manusia”

Makalah ini di susun berdasarkan hasil data — data dari media elektronik berupa
internet dan media cetak

Penyusum berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan. Penyusun sadar makalah ini belumlah sempurna maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca agar makalah
yang kami buat kedepannya lebih baik

Slawi, 22 mei 2021

Penyusun

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................I

KATA PENGANTAR................................................................................................II

DAFTAR ISI.............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran Leukosit Pada Perdangan......................................................................2

2.2 Proses Penyembuhan Luka..............................................................................2

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Dan Peradangan........................3

2.4 Aspek Siskemik Terhadap Peradangan............................................................4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................................5
3.2 Saran................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................6

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran leukosit pada peradangan yaitu sel darah putih atau leukosit memiliki fungsi
melawan infeksi dan serangan benda asing untuk melindungi tubuh dari resiko penyakit
dan gangguan kesehatan lainnya.

Proses peradangan bergantung pada sirkulasi yangbutuh kedareah yang terkena


luka.jadi jika ada defisiensi suplai darah ke daerah yang terkena maka proses
peradangannya sangat lambat,infeksi yang menetap dan penyembuhan yang jelek

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka akibat cidera atau daerah peradangan
lainnya.

Faktor faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah faktor lokal yang terdiri
dari praktek management luka, hipouelemia, infeksi dan adanya benda asing
Sedangkan faktor umum terdiri dari usia, nutrisi, steroid, sefilisis, penyakit ibu seperti
anemia, diabetes dan obat-obatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. peran leukosit pada peradangan
2. proses penyembuhan luka
3. faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dan peradangan
4. aspek sistemik pada peradangan

1.3 Tujuan Penelitian

Makalah ini disusun bertujuan untuk


1. Mengetahui peran leukosit pada peradangan
2. Memahami bagaimana proses penyembuhan luka
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dan peradangan
4. Memahami aspek sistemik pada peradanga

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Leukosit Pada Peradangan

5
Sel darah putih atau leukosit memiliki fungsi melawan infeksi dan serangan benda
asing untuk melindungi tubuh dari mikro penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.

Jenis dan fungsi leukosit yaitu

1. granulosit yang terdiri dari netrofil,easinofil dan basofil yang memiliki granula dalam
sitoplasma.

Netrofil berasal dari sumsum tulang yang mampu bergerak aktif seperti amoeba dan
mampu menelan berbagai zat (fagositosis)

easinofil, meningkatnya jumlah pada saat energi dan infeksi penyakit oleh agen parasit
kar na mengandung mayor basic protein yang tocix terhadap parasit

Basofil, berasal dari susunan tulang saat ganulosit lainnya. Basofil darah dan sel Nast
jaringannya di rangsang untuk melepaskan kandungan granulanya kedalam Lingkungan
sekitar pada berbagai kedalam cidera. Baik reaksi imunologis maupun reaksi non
spesifik.

2. Monosit merupakan bentuk monosit yang berbeda dari granulasit, karena susunan
morfologi intinya dan sift sitoplasma yang relatif arganular.

Sel yang sama yang terdapat dalam pembuluh darah disebut juga dengan monosit dan
jika terdapat dalam eksudat disebut dengan makrofag.

Makrofag mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi netrofil polimardenuklear dimana
makrofag adalah sel yang bergerak aktif yang memberi respon terhadap rangsangan
kemotaksis, fagosit aktif dan mampu mematikan serta mencerna berbagai agen.

3. Limfosit yaitu leukosit yang telah di mobilisasi tidak hanya menangkap mikroba yang
menyerbu tetapi juga menghancurkan sisa jaringan hingga proses perbaikan dapat di
mulai.

2.2 Proses Penyembuhan Luka

Ada 4 Tahap Penyembuhan Luka Yaitu :

1. Proses penghentian perdarahan (hemostasis)

Saat kulit mulai terluka dan berdarah, dalam beberapa menit sel-sel darah
secara otomatis akan berkumul menjadi gumpalan darah. Gumpalan darah ini
berfungsi untuk melindungi luka dan mencegah darah keluar lebih banyak. Gumpalan

6
ini juga mengandung protein yang disebut fibrin akan membentuk suatu jarring agar
gumpala darah pada tempatnya.

2. Proses peradangan (inflamasi)

Pada proses selanjutnya, gumpalan darah akan mengeluarkan zat kimiat yang
menyebabkan peradangan, ketika darah mulai terhenti maka disekitar luka akan terjadi
pembengkakan dan kemerahan, inilah yang disebut fase inflamasi.

3. Proses pembangunan jaringan baru (Proliferasi)

Setelah luka area bersih dari bakteri dan kuman, berkat sel darah putih,
selanjutnya sel darah merah yang kaya akan oksigen datang ke area tersebut untuk
membangun jaringan baru yang disebut (Parut). Tahap ini dsebut sebagi fase
proliferasi

4. Proses penguatan jaringan

Proses yang terakhir adalah fase maturasi yaitu untuk menguatkan jaringan yang baru
terbentuk.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Peradangan Dan Penyembuhan


Proses peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh ke daerah yang terkena,jadi
jika ada defisiensi suplai daerah ke daerah yang terkena, maka proses peradangannya
sangat lambat, infeksi yanh menetap dan penyembuhannya jelek.

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka akibat cidera atau daerah peradangan
lainnya, salah satunya adalah bergantung pada poliferasi sel dan aktivitas sintetik,
khususnya sensitif terhadap defisiensi suplai darah lokal dan juga peka terhadap keadaan
gizi penderita

Penyembuhan juga dihambat oleh adanya benda asing atau jaringan nekrotik dalam
luka olrh adanya infeksi luka dan immobilisasi yang tidak sempurna

Komplikasi pada penyembuhan luka kadang-kadang terjadi saat proses penyembuhan


luka

Jaringan parut mempunyai sifat alamu untuk memendek dan menjadi lebih padat dan
kompak setelah beberapa lama, akibatnya adalah kontraktor yang dapat membuat darah
menjadi cacatbdan pembatasan gerak pada persendian.
7
Komplikasi penyembuhan yang kadang-kadang di jumpai adalah amputasi atau
neuroma traumetik, yang secara sedergana merupakan poliferasi regeneratid dari serabut
-serabut saraf kedalam daerah penyembuhan dimana mereka terjerat pada jaringan parut
yang padat

2.4 Aspek Sistemik Dari Peradangan


1. Demam
Merupakan fenomena umum yang menyertai proses peradangan lokal,
penyebab demam yaitu di lepaskannya pirogen endogen dari netrofil dan makrofag.
Zat ini mempengaruhi pusat pengaturan suhu tubu di hipotalamus dan
menyembuhkan demam
2. Perubahan Hematologis
Peradangan mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaram leukosit dari
sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan jumlah suatu jenis leukosit disebut
leukositosis.
Protein darah juga mengalami perubahan bersamaan dengan perubahan laju endap
darah
3. Perubahan metabolism dan endokrin
Reaksi peradangan lokal sering diiring brbagai gejala “konstitusional” berupa
malaise, anoreksia dan kelemahan fisik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, mahasiswa akhirnya dapat mengetahui pengertian,
jenis sampai hubungan dengan kesehatan lingkungan tentang peradangan, Sehingga
di dapat pengertian radang adalah respon dari suatu organisme yang terjadi pada
tempat jarigan yang mengalami cidera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi dan
trauma adalah merupakan reaksi fisik dan fisikis yang bersipat buruk akbat peristiwa
yang membuat individu mengejutkan, menakutkan tidak sadarkan diri yang tidak
mudah hilang begitu saja dalam ingatan manusia
3.2 Saran

8
Dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca, agar kedepanya bisa lebih baik lagi dalam
menyusun makalah dan sebagai bahan evaluasi bagi kita semua

DAFTAR PUSRTAKA

http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64584/potongan/S1-2013-286986-chapter1.pdf

Diakses pada tanggal : 22 mei 2021

https://www.academia.edu/5518518/inflamasi

Diakses pada tanggal : 22 mei 2021

https://www.academia.edu/8207808/inflamasi_baru

Diakses pada tanggal : 22 mei 2021

https://id.m.wikipedia.org/wiki/radang

Diakses pada tanggal : 22 mei 2021

https://eprints.ums.ac.id/15218/2/BAB_I.pdf

Diakses pada tanggal : 22 mei 2021


9

Anda mungkin juga menyukai