Anda di halaman 1dari 3

INTREPRETING THE RESULT

Terdapat beberapa tantangan dalam menggambarkan kesimpulan yang bagus dari


communications experience itu tandanya baik. Faktanya terdapat 4 hambatan dalam
menggunakan metode communcition experiences secara efektif, yakni : (1) a low return rate,
(2) difficulty in developing categories, (3) problem of insuring anonymity, and (4) difficulty
in deriving generalizations.

Pada bagian ini, statement atau data yang telah diperoleh perlu dibuat interpretasi dengan
benar. Dalam banyak kasus, kesalahan dalam menggunakan metode ini bukanlah pada
memperoleh data atau menganalisis data, melainkan kesalahan dalam membuat interpretasi.
Untuk membuat interpretasi secara baik, perlu memeriksa langkah-langkah yang telah
dilakukan apakah mengandung bias atau tidak. Untuk menghindari kesimpulan dan
generalisasi yang salah, batasan yang diberlakukan oleh kelompok harus dibawa ke dalam
fokus yang jelas. Demikian pula, sifat penilaian yang dibuat dalam mengumpulkan dan
menganalisis data harus ditinjau secara cermat.

Meskipun batasan perlu dilaporkan dengan jelas, nilai hasil juga harus ditekankan. Seringkali
para peneliti mengemban tanggung jawab untuk memberikan penilaian tentang tingkat
kredibilitas yang harus dilampirkan pada temuannya. Ini adalah tugas yang sulit, tetapi jika
hasilnya akan digunakan, seseorang harus membuat penilaian seperti itu, dan penyelidik asli
paling siap untuk membuat evaluasi yang diperlukan baik untuk kasus umum atau untuk
contoh khusus tertentu.

Perhatikan Tingkat Pengembalian/Pengisian (Note The Return Rate)

Yang menjadi permasalahan terbesar dari format communication experiences adalah


tingkat pengembalian/pengisian dari audiens (khalayak yang dijadikan subjek). Jika bentuk
communication experiences merupakan hanya satu-satunya kuisoner yang digunakan dalam
audit atau ketika experiences tersebut diperoleh dengan bicara langsung (orally) itu tidak
akan menjadi masalah besar namun apabila format tersebut menjadi penghubung dengan
kuisoner yang lain itu akan menjadi masalah karena tingkat respon biasanya akan menurun
menjadi kurang dari 50 %. Hal itu disebabkan banyak orang yang tidak mengisi kuisoner
pada bagian experiencesnya, Downs menyimpulkan bahwa orang tidak ingin susah payah
menulis. Akibatnya, tingkat respon (pengembalian/pengisian) yang rendah membuat tahap
melakukan generalisasi lebih sulit.
Membuat Kategori (Develop Categories)

Dalam membangun kategorisasi, Down lebih memilih untuk membaca kejadian atau
pengalaman (incidents) sampai kategori dari kebutuhan/ tujuan dari metode itu tercapai (ad
hoc categories come to me) dan menurutnya hal tersebut adalah alat analisis konten yang sah.
Dalam melakukan ini dibutuhkan waktu dan usaha yang ekstra karena perlu mengumpulkan
data yang sangat tidak terstruktur. Ada banyak cara untuk mengungkapkan tema yang sama.
sebagai cara untuk mempercepat proses pengembangan kategori, kita bisa membuat daftar
tema mengenai pengalaman atau kegiatan dalam lingkup oraganisasi yang dapat di audit.
daftar ini tidak dimaksudkan sebagai instrumen itu sendiri tetapi hanya untuk menyarankan
beberapa tema yang dapat membantu interpretasi.

Menjaga Privasi (Maintaining Privacy)

Dalam melakukan interpretasi data, terkadang menjaga privasi individu menjadi


faktor penghambat tapi itu merupakan sebuah keharusan karena dalam semua audit
anonimitas individu harus terjamin. Penyamaran individu harus dilakukan dengan sangat
hati-hati, dan masih ada kemungkinan bahwa seseorang akan mengetahui siapa yang terlibat
dalam insiden tersebut.

Memperoleh Generalisasi (Derive Generalization)

Generalisasi bisa dilakukan dengan melakukan intepretasi data yang telah terkumpul. Contoh
generalisasi, “Hampir sebagian dari insiden yang tidak efektif melibatkan kurangnya dan
lambatnya follow up dari supervisor”.

Terdapat kecenderungan penggunaan istilah yang dapat dikuantifikasi (contoh: hampir


seluruhnya) pada laporan data, hal tersebut sangat penting, sama halnya dengan kategori lain
yang menunjukan angka. Frekuensi sebuah respon dapat sangat bermanfaat dan tidak boleh
dipandang sebelah mata tetapi hal tersebut bukan sebuah standar penilaian audit.
Bagaimanapun, satu kejadian atau pengalaman (incident) mungkin dapat mengilustrasikan
masalah besar dalam operasional suatu organisasi.

Sample size and number of usable incidents. The distribution of sample sizes—that is, the number of
respondents—varies considerably across the 115 CIT studies, ranging from 9 to 3,852; the average
number of respondents per study is 341
file:///C:/Users/Administrator/Downloads/The_Critical_Incident_Technique%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai