Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dizaman modern saat ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam kemajuan suatu
bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi, sosial dan intelektual
seseorang. Dari tahun ke tahun IPTEK sudah berkembang dengan pesat. Bahkan untuk
oknum-oknum tertentu IPTEK merupakan suatu kebutuhan primer.
Islam sangat memperhatikan pentingnya kesehatan, psikologi, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta bidang ekonomi islam. Martabat manusia di samping ditentukan oleh
peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu
pengetahuannya. Bahkan di dalam Al-qur’an sendiri Allah menyatakan bahwa hanya orang
yang berilmulah yang benar takut kepada Allah.
Pada dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kehidupan masyarakat untuk mempermudah pekerjaan dalam kehidupan sehari hari,
sebagai manusia yang beragama tentunya mempunyai aturan - aturan dalam kesehatan,
psikologi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang ekonomi sesuai syariat agama islam,
jangan sampai kemajuan ilmu – ilmu tersebut digunakan untuk hal – hal yang di larang dalam
agama, karena didalam agama islam sangat memperhatikan segala aspek kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Konsep islam tentang kesehatan
2. Konsep islam tentang psikologi
3. Konsep islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Konsep tentang ekonomi islam
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui konsep islam tentang kesehatan
2. Mengetahui konsep islam tentang psikologi
3. Mengetahui konsep islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Mengetahui konsep tentang ekonomi islam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Islam Tentang Kesehatan
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
meliputi seluruh aspek kebutuhan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, social, dan
spiritual. Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomis. Dalam pengertian yang paling luas. Sehat merupakan suatu
keadaan yang dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal
(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani dan sosial sehingga umat manusia
mampu menjadi umat yang pilihan. Dalam Islam dikatakan sehat apabila memenuhi tiga
unsur, yaitu kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial. Islam yang sangat
mementingkan kesehatan jasmani dan fisik yang dilakukan dengan cara menjaga
kebersihan, olahraga, menjaga asupan makanan. Dan semuanya terintegrasi dalam setiap
aktivitas ibadah. Hal ini agar menjadi kebiasaan yang tidak disadari untuk umat Islam
dan merupakan bentuk pendidikan dari Allah.

1. Kesehatan jasmani
Manusia adalah makhluk yang selalu ingin memenuhi seluruh kebutuhannya, keinginan manusia yang
tidak terbatas kadang membuat manusia menjadi rakus. Makan berlebih, pola hidup yang tidak baik,
penggundulan hutan untuk bahan bangunan, eksploitasi laut yang tidak bertanggung jawab, semuanya
itu akan membuat keseimbangan alam terganggu.  Di sadari maupun tidak, manusia merupakan bagian
dari alam. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kesehatan jasmani berhubungan dengan
alam. Nabi pernah bersabda “sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu”. Kesehatan fisik
merupakan keadaan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas lainnya. Hal ini disebabkan
karena dalam perintah Allah pada manusia banyak yang berupa aktivitas fisik yang memerlukan kondisi
yang prima, seperti shalat, puasa, ibadah haji dan ibadah lainnya. Ajaran Islam untuk menjaga
kesehatan fisik terlihat dalam beberapa perintah Allah, seperti shalat yang mampu meregangkan otot.
Karena setiap gerakan shalat seperti mempunyai kunci tubuh, sehingga sendi-sendi bisa lentur dan
menyehatkan. Wudhu yang menurut penelitian bisa merangsang saraf-saraf pada daerah yang terusap
air wudhu, puasa yang menyehatkan, ibadah haji yang merupakan puncak dari ibadah yang membuat
tubuh kuat, karena rukun-rukunnya yang melatih kondisi stamina tubuh. Islam yang sangat
mementingkan kesehatan jasmani dan fisik yang dilakukan dengan cara menjaga kebersihan, olahraga,
menjaga asupan makanan. Dan semuanya terintegrasi dalam setiap aktivitas ibadah. Hal ini agar
menjadi kebiasaan yang tidak disadari untuk umat Islam dan merupakan bentuk pendidikan dari Allah
2. Kesehatan rohani
Seperti yang dijelaskan dalam  Firman Allah yang tertuang dalam Al – Qur’an surat
Al- Ra’d : 28 yang berbunyi : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah
lah hati menjadi tentram. (Q.S. Al-Ra’d: 28) Menurut Prof Dr. Nasaruddin Umar
M.A, Guru besar UIN Syarif hidayatullah Jakarta mengatakan didalam manusia ada
unsur jasad (jasadiyyah), unsur nyawa, dan unsur ruh yang dalam Al-Qur’an di sebut
KHALQAN AKHAR. Seseorang baru disebut manusia jika memiliki ke 3 unsur ini.
Hubungan antara makhluk dengan Tuhannya akan berjalan baik bila sang makhluk
menaati apa yang di perintahkan Allah, ciri-ciri jiwa yang sehat yang dalam Al-
Qur’an di sebut Qalbun Salim, seperti hati yang selalu bertobat (at-taqwa), hati yang
selalu menjaga dari hal-hal keduniaan (al-zuhd), hati yang selalu ada manfaatnya (al-
shumi), hati yang selalu butuh pertolongan Allah (al-faqir).
3. Kesehatan sosial
Hidup bermasyarakat dalam arti yang seluas-luasnya adalah salah satu naluri
manusia. Menurut Aristoteles menyebutkan manusia adalah Zone Polition, yaitu
manusia yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Oleh karena itulah dalam
Islam di kenal istilah Ukhuwah (persaudaraan) yang akan mendatangkan muamalah
(saling menguntungkan), hal ini memungkinkan rasa persaudaraan lebih tinggi. Hal
ini sesuai dengan Q.S. Al – Hujurat ayat 13 yang menyatakan : “hai manusia ,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha
mengetahui lagi maha mengenal. (Q.S. Al-Hujarat: 13)

Menjaga Kesehatan pribadi dan lingkungan dalam Islam :

1. T ubuh. Islam memerintahkan mandi bagi umatnya untuk membersihkan tubuhnya


dari najis dan hadas. Dia mengajarkan kepada umatnya, mulai memotong kuku,
membersihkan luas jari, mencabut bulu ketiak dan bersiwaq hingga bagaimana
cara dia makan.
2. Tangan. Nabi Muhammad SAW bersabda: “cucilah kedua tanganmu sebelum dah
sesudah makan dan cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang
pun tahu di mana tangannya berada di saat tidur.”
3. Makanan dan Minuman. Rasulullah SAW. bersabda “tutuplah bejana air dan
tempat minummu”.
4. Rumah. “Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu”, sebagaimana di anjurkan
untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan.
5. Perlindungan sumber air. Rasulullah melarang umatnya membuang kotoran di
tempat-tempat sembarangan, misalnya sumur, sungai, dan pantai. Perintah-
perintah Rasulullah tersebut memiliki makna bahwa kita harus menjaga
kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran pencernaan.

2.2 Konsep islam tentang psikologi

Psikologi secara etimologi mengandung arti ilmu tentang jiwa. Dalam Islam kata jiwa di samakan
dengan “an-Nafsu” namun ada juga yang menyamakan dengan istilah “ar-Ruh” seperti psikolog
Zuardin Azzainu, tetapi istilah an-Nafsu  lebih populer dari istilah ar-Ruh, karena “Psikologi” dalam
bahasa Arab lebih populer diterjemahkan dengan ilmu ”an-Nafsu” daripada ilmu ar-Ruh bahkan
Sukanto Mulyo Martono lebih khusus menyebutnya dengan istilah Nafsiologi. Penggunaan isilah an-
Nafsu di sebabkan karena obyek kajian psikologi adalah an-Nafsu sebagai aspek psikofisik dari
manusia. Perlu dipahami bahwa istilah an-Nafsu berbeda dengan term soul dan psyche dalam
psikolgi kontemporer barat. an-Nafsu adalah gabungan antara substansi jasmani dan rohani,
sedangkan soul dan psychi hanya berkaitan dengan aspek psikis

Berikut adalah definisi psikologi Islam menurut para psikolog muslim:

a.       Menurut Jamaluddin Ancok, “psikologi Islam adalah ilmu yang berbicara tentang manusia,
terutama masalah kepribadian manusia, yang bersifat filsafat, teori, metodologi dan pendekatan
problem dengan didasari sumber-sumber formal Islam (Al-Qur’an dan Al-hadits) dan akal, indra dan
intuisi.
b.      Menurut Hanna Djumhanna Bastaman, Psikologi Islam ialah corak psikologi berlandaskan citra
manusia menurut ajaran Islam, yang mempelajari keunikan dan pola prilaku manusia sebagai
ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar dan alam kerohanian, dengan
tujuan meningkatkan kesehatan mental dan kualitas keberagamaan.

c.       Menurut Jamaluddin Ancok dan Fuad Nasori, Psikologi Islam sebenarnya merupakan
pandangan Islam tentang “manusia” yang tidak harus dikait-kaitkan dengan pandangan psiklogi
barat. Dasar pendidikan psikologi barat adalah spekulatif philoshopis tentang manusia, sedangkan
psikologi Islam didasarkan atas sumber otentik yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dapat disimpulkan bahwa psikologi Islam adalah kajian Islam yang berhubungan dengan aspek-aspek
dan prilaku kejiwaan manusia, yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah, agar secara sadar ia
dapat membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup didunia
dan di akhirat.

Secara umum, sumber pengetahuan yang paling dapat dipercaya adalah Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Karenanya pengembangan teori Psikologi Islam dapat pula dirumuskan dengan menjadikan Al-
Qur’an dan Al-Hadis sebagai sumber pokoknya. Secara ringkas, dapat dikatakan Al-Qur’an dan Al-
Hadis adalah rujukan utama psikologi Islam. Psikologi islam memfokuskan perhatiannya pada
masalah-masalah aspek dalam manusia.

 Dalam Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa kehidupan manusia tergantung pada wujud ruh
dalam badannya. Tentang bagaimana wujudnya, bagaimana bentuknya, dilarang untuk
mempersoalkannya (QS 17:85). Tetapi bagaimana ruh itu bersatu dengan badan yang kemudian
membentuk manusia yang menjadi khalifah itu, dalam alqur’an Q.S. al-Hijr Ayat 29 dinyatakan

‫ُوحي فَقَعُوا َل‬ ُ ‫فَإِ َذا َس َّو ْيتُهُ َونَفَ ْخ‬


ِ ‫ت فِي ِه ِم ْن ر‬

Artinya: “Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya
ruh (ciptaan)-Ku, Mak tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (QS. Al-Hijr: 29)

Tingkah laku manusia adalah akibat dari interaksi antara ruh dan badan. Walaupun manusia
mempunyai ruh dan badan, tetapi ia dipandang sebagai pribadi yang terpadu.

Dalam al-Qur’an Surat Al-A’raaf ayat 172, Allah SWT berfirman:   

‫ْت بِ َربِّ ُك ْم ۖ قَالُوا بَلَ ٰى ۛ َش ِه ْدنَا ۛ أَ ْن تَقُولُوا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة إِنَّا ُكنَّا ع َْن‬
ُ ‫ُور ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َوأَ ْشهَ َدهُ ْم َعلَ ٰى أَ ْنفُ ِس ِه ْم أَلَس‬
ِ ‫َوإِ ْذ أَخَ َذ َربُّكَ ِم ْن بَنِي آ َد َم ِم ْن ظُه‬
َ‫ٰهَ َذا غَافِلِين‬

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

                                                                                         

Allah telah mengeluarkan dari sulbi Adam dan keturunannya, generasi demi generasi sebelum
mereka diturunkan ke  dunia, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka dengan firman-
Nya “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Jawab mereka: “Betul (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi.”
Dan Allah menyatakan bahwa Ia mengambil kesaksian terhadap mereka akan kedudukan-Nya
sebagai Tuhan agar mereka pada hari kiamat, tidak menyatakan bahwa mereka tidak tahu akan hal
itu. Dari sini tampak jelas bahwa dalam diri manusia terdapat kesiapan alamiah untuk mengenal
Allah dan mengesakan-Nya. Jadi, pengakuan terhadap kedudukan Allah sebagai Tuhan tertanam
kuat dalam fitrahnya dan telah ada dalam relung jiwanya sejak zaman azali.

Di dalam surat An-nisa’ ayat 1 juga disebutkan bahwa:

‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه‬
َّ َ‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب‬
َ َ‫اح َد ٍة َوخَ ل‬ ٍ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬
ِ ‫س َو‬
ُ َ ‫هَّللا‬
‫َوا رْ َحا َم ۚ إِ َّن َ َكانَ َعل ْيك ْم َرقِيبًا‬ َ ‫أْل‬

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya. Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S. An-Nisa’:1)

Selain ayat-ayat di atas, Allah juga berfirman dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 185 yaitu:

‘‫ُور‬ َ ‫ار َوأ ُ ْد ِخ َل ْال َج َّن َة َف َق ْد َف‬


ِ ‫از ۗ َو َما ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا إِاَّل َم َتا ُع ْال ُغر‬ َ ‫ت ۗ َوإِ َّن َما ُت َو َّف ْو َن أُج‬
ِ ‫ُور ُك ْم َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة ۖ َف َمنْ ُزحْ ِز َح َع ِن ال َّن‬ ِ ‫س َذا ِئ َق ُة ْال َم ْو‬
ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬

Artinya : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga,
Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan”.(Q.S. Ali Imran:185 )

Contonya yaitu badan Fir’aun, dengan hikmah (kebijaksanaan)-Nya, telah ditetapkan untuk tetap
terpelihara sejak 3000 tahun yang lampau dan masih ada sampai saat kita sekarang ini. Tujuannya
adalah agar menjadi pelajaran serta bukti yang dapat dirasakan secara pasti oleh generasi yang
datang setelah Fir’aun kebenaran Al-Qur’an. Oleh karena itu, badan atau mumi Fir’aun yang pernah
mengejar Nabi Musa AS. Masih ada sampai sekarang ini di Museum Kairo, Mesir.

Ada dua alasan mendasar mengapa kita perlu menghadirkan psikologi islam. Alasan yang paling
utama adalah karena islam mempunyai pandangan-pandangan sendiri tentang manusia. Psikologi
islam itu merupakan konsep manusia menurut Al-Qur’an. Al-Quran sebagai sumber utama agama
islam. Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, didalamnya banyak terdapat rahasia mengenai manusia.
Allah sebagai pencipta manusia, tentu tahu secara nyata dan pasti tentang siapa manusia. Lewat al-
quran, allah memberitahukan rahasia-rahasia tentang manusia. Oleh karena itu Psikologi Islam
disusun dengan memakai Al-Qur’an sebagai acuan utamanya. Sementara Al-Qur’an sendiri
diturunkan bukan semata-mata untuk kebaikan umat islam, tetapi untuk kebaikan umat manusia
seluruhnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, Psikologi Islam dibangun dengan arahan
untuk kesejahteraan umat  manusia.

B.     Ruang Lingkup Psikologi Islam

Kajian dalam diri manusia banyak disebut-sebut Allah dalam Al-qur’an. Manusia menempati posisi
penting dalam Al-qur’an. Surah pertama yang diturunkan kepada Rasulullah sudah berbicara tentang
manusia. Khalaqal insaana min ‘alaq. Salah satu istilah yang berkenaan dengan manusia, yaitu Nafs
disebut ratusan kali. Belum lagi istilah al-naas, al-basyar, dan al-insaan. Istilah-istilah tersebut
menunjukkan betapa Al-qur’an begitu peduli berbicara tentang manusia. Istilah Nafs termasuk kata
yang paling sering disebut-sebut oleh Al-qur’an, yaitu sebanyak lebih dari 300 kali. istilah Nafs bisa
berarti “aku”, “pribadi”, “diri”, “makna derivatif ( nafsu )”, “sesama jenis”. Jiwa atau nafsu bukanlah
hal yang berdiri sendiri. Ia merupakan satu kesatuan dengan badan. Antara jiwa dan badan muncul
suatu kesinambungan yang mencerminkan adanya totalitas dan unitas.

Psikologi islam akan mengkaji jiwa dengan memperhatikan badan. Keadaan tubuh manusia bisa jadi
merupakan cerminan jiwanya. Ekspresi badan hanyalah salah satu fenomena kejiwaan. Dalam
merumuskan siapa manusia itu, psikologi islam melihat manusia tidak semata-mata dari perilaku
yang diperlihatkan badannya. Bukan pula berdasarkan spekulasi tentang apa dan siapa manusia.
Psikologi islam bermaksud menjelaskan manusia dengan merumuskan apa kata Allah tentang
manusia.

Oleh karena itu, psikologi islam sangat memperhatikan apa yang Allah katakan tentang manusia.
Artinya, dalam menerangkan siapa manusia itu, kita tidak semata-mata mendasarkan diri pada
perilaku nyata manusia, akan tetapi bisa kita pahami dari dalil-dalil tentang perilaku manusia yang
ditarik dari ungkapan Allah.

Kajian tentang diri manusia banyak disebut-sebut Allah dalam Al-Qur’an:

‫ك أَ َّن ُه َعلَ ٰى ُك ِّل َشيْ ٍء َش ِهي ٌد‬


َ ‫اق َوفِي أَ ْنفُسِ ِه ْم َح َّت ٰى َي َت َبي ََّن لَ ُه ْم أَ َّن ُه ْال َح ُّق ۗ أَ َولَ ْم َي ْكفِ ِب َر ِّب‬
ِ ‫يه ْم آ َيا ِت َنا فِي اآْل َف‬
ِ ‫َس ُن ِر‬

Artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami   di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah
benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Q.S.
Fushshilat:53)

Ayat ini hendak mengungkapkan bahwa dialam semesta maupun dalam diri manusia terdapat
sesuatu yang menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allah. Yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah
rahasia-rahasia tentang keadaan alam dan keadaan manusia. Apabila rahasia-rahasia tersebut
disingkap manusia, maka jadilah manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berilmu.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam diri manusia ada kompleksitas yang bisa dijadikan
lahan kajian. Dalam berbagai ayat banyak disebutkan istilah-istilah yang berbicara tentang keadaan
diri manusia, seperti nafs, aql, ruh, qalb, fitrah, dan sebagainya. Menurut Djamaludin Ancok dan
Fuad Nashaori ada beberapa hal yang harus menjadi catatan, yang pertama bahwa kajiaan mengenai
manusia bukanlah kajiaan yang berdiri sendiri tetapi digunakan untuk menuju Allah, yang kedua
adalah untuk mengenal siapa manusia kita tidak semata-mata menggunakan teks Al-Qur’an, tapi
juga menggunakan, memikirkan dan merekflesikan kejadian-kejadiaan di alam semesta dengan akal
pikiran, indra dan intuisi.

2.3 Konsep islam tentang IPTEK


3 Teknologi
4 Teknologi (technology) terdiri dari kata technique dan logie. Technique, secara harfiah
berarti rancang bangun tentang sesuatu, sedangkan logie berarti ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, teknologi secara harfiah adalah ilmu tentang teknik. Teknologi adalah
perpaduan antara teknik dan ilmu pengetahuan atau penggunaan ilmu pengetahuan yang
mendasari teknik atau penggunaan teori-teori ilmu pengetahuan dalam rancang bangun
tentang sesuatu. (Abuddin Nata, 2010: 243).
5 Pengertian teknologi yang lain adalah kemampuan teknik dalam pengertiannya yang utuh
dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandar kepada
proses teknis tertentu. (Tim Departemen Agama RI, 2004: 45). Dalam pembahasan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari segi Islam, sudah selayaknya bila
kita meneliti kembali sumber ajarannya yaitu al-qur’an mengenai hal tersebut. Karena
“pengembangan” merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan. (Achmad
Baiquni, 1996 : 65)
6 Apabila kini orang mengatakan ilmu pengetahuan dan juga teknologinya sudah maju
degan pesat sudah mencapai tingkat yang sangat mengagumkan, kita tidak dapat
membuat kalkulasi berapa prosen pengetahuan yang telah mampu digali oleh manusia
dari pengetahuan yang Allah turunkan dalam bentuk wahyu dan dalam bentuk
sunnatullah. Manusia tidak dapat membuat prediksi kandungan pengetahuan di alam ini.
Setiap massa ilmuan selalu menghasilkan penemuan-penemuan baru diberbagai bidang.
7 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersumber dari alam ini, Allah
memerintahkan agar kita selalu menggalinya, melakukan perjalanan, pengamatan,
penelitian, sebagaimana Allah nyatakan dalam firman-Nya:
8 ‫ين‬ ۟ ‫ُوا فِى ٱأْل َرْ ض ثُ َّم ٱنظُر‬
–َ ِ‫ُوا َك ْيفَ َكانَ ٰ َعقِبَةُ ْٱل ُم َك ِّذب‬ ۟ ‫قُلْ ِسير‬
ِ
9 Artinya: Katakanlah:“Bepergianlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan itu”.(QS. al-An’am (6):11)
10 Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, manusia hanyalah subjek yang menemukan,
mengolah, dan merumuskan sehingga lahir sebuah teori. Manusia bukanlah pencipta.
Sekecil dan sesederhana apapun ilmu pengetahuan itu, sumbernya tetap dari Allah SWT.
Dalam rangka tugas kekhalifahannya, manusia terus berupaya dan berusaha mencari tahu
bagaimana cara memanfaatkan alam yang terhampar luas ini.
َ ِ‫ض َج ِميعًا ِّم ْنهُ ۚ إِ َّن فِى ٰ َذل‬
ٍ َ‫ك َل َءا ٰي‬
11 َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ِ ْ‫ت َو َما فِى ٱأْل َر‬
ِ ‫َو َس َّخ َر لَ ُكم َّما فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
12 Artinya: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan di bumi  
semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan) Alloh bagi kaum yang berpikir”. (QS. al-
Jatsiyah (45): 13)
13 Belajar, mencari dan mengembangakan ilmu pengetahuan dengan membaca, mencoba,
memperhatikan, menyelidiki dan merumuskan susatu teori hendaklah semuanya
dilakukan dengan berbasis iman. Tuhan mengajar manusia apa yang belum diketahuinya.
Allah menciptakan pendengaran, peglihatan, dan hati agar dapat memahami apa yang
Allah ajarkan, baik yang Allah turunkan melalui wahyu-Nya maupun yang Allah
turunkan melalui fenomena alam ini. Al-Qur’an  memerintahkan manusia untuk terus
berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya.
ِ ِ‫ك ِك ْدنَا لِيُوسُفَ ۖ َما َكانَ لِيَأْ ُخ َذ أَخَ اهُ فِى ِدي ِن ْٱل َمل‬
14 ‫ك إِٓاَّل أَن‬ َ ِ‫فَبَدَأَ بِأَوْ ِعيَتِ ِه ْم قَب َْل ِوعَٓا ِء أَ ِخي ِه ثُ َّم ٱ ْست َْخ َر َجهَا ِمن ِوعَٓا ِء أَ ِخي ِه ۚ َك ٰ َذل‬
‫ق ُك ِّل ِذى ِع ْل ٍم َعلِي ٌم‬ َ ْ‫ت َّمن نَّ َشٓا ُء ۗ َوفَو‬ ٍ ‫يَ َشٓا َء ٱهَّلل ُ ۚ نَرْ فَ ُع د ََر ٰ َج‬
15 Artinya:  “Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki, dan diatas tiap-tiap
orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui”. (QS. Yusuf (12): 76).
16 Kita tidak boleh berhenti mencari ilmu, menurut Nabi kewajiban mencari ilmu dimulai
dari bayi sampai akhir hayat. Kewajiban ini bukan hanya milik laki-laki, tetapi juga
wanita. Dalam hal ini secara sederhana peran umat islam sekarang ini adalah
mengintegrasikan islam dan IPTEK dalam proses pembentukan manusia yang berakhlak
mulia dan berilmu pengetahuan sehingga peran aktif umat islam dapat dilaksanakan bagi
kenyamanan hidup umat manusia.
17
18
19 Manfaat teknologi, antara lain:
20 a.       Memperoleh kemudahan
21 Manusia sebagai khalifah Allah diberikan kemampuan akal pikiran untuk
memanfaatkannya dengan tepat. Untuk meraih kebutuhan hidup yang tidak mungkin
dicapai melalui kemampuan fisik semata. Kemampuan itu memang telah ditentukan oleh
Allah SWT, sebagaimana Allah menyatakan dalam firman-Nya dalam surah al-Jatsiyah
(45): 13.
22 Memperoleh kemudahan dalam hidup dengan mengembangkan potensi diri dan dengan
memanfaatkan segala yang Allah tundukkan bagi manusia di alam ini sejalan dengan
kehendak Allah. Hal itu dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:
23 َ‫ص ْمهُ ۖ َو َمن َكان‬ ُ َ‫ت ِّمنَ ْٱلهُد َٰى َو ْٱلفُرْ قَا ِن ۚ فَ َمن َش ِه َد ِمن ُك ُم ٱل َّشه َْر فَ ْلي‬ ٍ َ‫اس َوبَيِّ ٰن‬ِ َّ‫نز َل فِي ِه ْٱلقُرْ َءانُ هُدًى لِّلن‬ ِ ‫ىأ‬
ُ ٓ ‫ضانَ ٱلَّ ِذ‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
۟ ‫وا ْٱل ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّر‬
‫ُوا ٱهَّلل َ َعلَ ٰى َما‬ ۟ ُ‫مريضًا أَوْ َعلَ ٰى َسفَر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن أَي ٍَّام أُ َخ َر ۗ يُري ُد ٱهَّلل ُ ب ُك ُم ْٱليُس َْر َواَل يُري ُد ب ُك ُم ْٱل ُع ْس َر َولِتُ ْك ِمل‬
ِ ِ ِ ِ ٍ ِ َ
َّ
َ‫هَ َد ٰى ُك ْم َولَ َعل ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬
24 Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu”. (QS. al-Baqarah (2): 185)
25 Allah juga menyatakan bahwa memang Allah sengaja memberikan berbagai kemudahan
kepada manusia agar manusia hidup dengan mudah.
26 ‫ك لِ ْليُ ْس َر ٰى‬ َ ‫َونُيَ ِّس ُر‬
27 Artinya: “Dan Kami memberi kemudahan agar kamu memperoleh kemudahan”. (QS. al-
A’la (87) : 8)
28 b.      Mengenal dan mengagungkan Allah
29 Kesempurnaa alam dengan struktur dan sistemnya terbentuk dengan sempurna karena
Allah SWT. Semakin luas dan dalam pengetahuan manusia akan rahasia alam ini, maka
semakin dekat manusia untuk mengenal Allah. Hal itu dapat kita pahami dari berbagai
ayat al-Qur’an, di antaranya:
30 Artinya: “(17) Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia 
diciptakan? (18) Dan langit, bagaimana dia ditinggikan? (19) Dan gunung- gunung,
bagaimana dia ditegakkan? (20) Dan bumi, bagaimana dia dihamparkan? (21) Maka
berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberikan
peringatan”. (QS. al-Ghasyiyah (88) : 17-21)
31 Teknologi dan sains hanyalah sarana untuk lebih meningkatkan pengenalan manusia
kepada Allah SWT. Kebesaran Allah akan lebih jelas bagi orang yang
berpengetahuan dibandingkan dengan orang yang kurang pengetahuan.  Karena itu Allah
menyatakan:
32 ‫َزي ٌز َغفُو ٌر‬ ۟ ٓ
ِ ‫ك ۗ إِنَّ َما يَ ْخ َشى ٱهَّلل َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْٱل ُعلَ ٰ َمؤُا ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ ع‬ َ ِ‫ف أَ ْل ٰ َونُ ۥهُ َك ٰ َذل‬
ٌ ِ‫اس َوٱل َّد َوٓابِّ َوٱأْل َ ْن ٰ َع ِم ُم ْختَل‬
ِ َّ‫َو ِمنَ ٱلن‬
33 Artinya: “sesungguhnya orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya,
hanyalah orang yang berilmu pengetahuan”. (QS. Fathir (35) : 28)
34 c.          Meningkatkan kualitas pengabdian kepada Allah
35 Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk mengabdi kepada-Nya. Demikian
dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:
36 ‫نس إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ َ ِ ‫ت ْٱل ِج َّن َوٱإْل‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
37 Artinya: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi
kepada-Ku”. (QS. al-Dzariyat (51): 56).
38 Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara benar, maka teknologi diyakini
akan mampu meningkatkan kualitas pengabdiannya kepada Allah. Apabila berbagai
kemajuan yang dicapai manusia diniatkan dan diarahkan untuk kepentingan peningkatan
kualitas pengabdiannya kepada Allah, maka kemajuan yang dicapai itu tidak membuat
manusia menjadi lalai akan tugas kehidupannya. Karena itu Allah memerintahykan dalam
firman-Nya:
39 َ‫ى َو َم َماتِى هَّلِل ِ َربِّ ْٱل ٰ َعلَ ِمين‬ َ ‫صاَل تِى َونُ ُس ِكى َو َمحْ يَا‬ َ ‫قُلْ ِإ َّن‬
40 Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam”.(QS. al-An’am (6) : 162).
41 d.         Memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup
42 Kemudahan-kemudahan manusia yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi membuat
manusia dapat memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup dalam ruang lingkup yang
halal yang diridhai Allah. Untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup yang
disediakan Allah, manusia diberikan sarana kebutuhan yang serba lengkap di bumi.
43 ‫ت ۚ َوه َُو بِ ُك ِّل َش ْى ٍء َعلِي ٌم‬ٍ ‫ى إِلَى ٱل َّس َمٓا ِء فَ َسو َّٰىه َُّن َس ْب َع َس ٰ َم ٰ َو‬ ٓ ٰ ‫ق لَ ُكم َّما فِى ٱأْل َرْ ض َج ِميعًا ثُ َّم ٱ ْستَ َو‬ َ َ‫ه َُو ٱلَّ ِذى َخل‬
ِ
44   Artinya: “Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu sekalian
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. al-Baqarah (2): 29).
45 e.          Meningkatkan kemampuan memanfaatkan kekayaan alam
46 Teknologi meningkatkan kemampuan manusia untuk mengolah kekayaan alam secara
optimal. Bumi diciptakan oleh Allah dengan baik, maksudnya bumi memiliki
kesempurnaan dan keseimbangan sehingga dapat bertahan dan menyediakan berbagai
kebutuhan hidup manusia. Karena itu pemanfaatan kekayaan alam yang ada di bumi ini
jangan sampai mengganggu keseimbangan alam tersebut. Hal itu Allah ingatkan dalam
firman-Nya:
47 َ‫ض بَ ْع َد إِصْ ٰلَ ِحهَا َوٱ ْدعُوهُ َخوْ فًا َوطَ َمعًا ۚ إِ َّن َرحْ َمتَ ٱهَّلل ِ قَ ِريبٌ ِّمنَ ْٱل ُمحْ ِسنِين‬ ۟
ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِسدُوا فِى ٱأْل َر‬
48 Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat baik”. (QS. al-A’raf (7): 56).
49 f.          Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah
50 Rasa syukur kepada Allah yang paling ringan adalah mengucapkan “alhamdulillahi rabbil
‘alamin”. Namun syukur yang sebenarnya adalah memanfaatkan nikmat itu secara benar
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Bagi orang yang beriman, sekecil apapun
nikmat yang ia dapatkan dari rezeki halal yang diberikan Allah kepadanya akan
melahirkan rasa syukur kepada-Nya sebagai pemberi nikmat. Allah mengingatkan:
51 ‫َوإِ ْذ تَأ َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَئِن َشكَرْ تُ ْم أَل َ ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَئِن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِى لَ َش ِدي ٌد‬
52 Artinya: “Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim (14): 7)
53 Dalam pengembangan teknologi, sebagai karya manusia diharapakan mempunyai tujuan
yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya yang dijadikan Allah selaku khalifah di
bumi, dan hambaNya. Tujuan yang dimaksud antara lain:
54 a.    Menerapkan ilmu yang bermanfaat
55 Dalam kaitannya dengan penerapan ilmu menjadi teknologi hendaklah diarahkan pada
kemajuan dan pengembangannya secara luas yang tetap memperhatikan manfaatnya.
Sebaliknya tidak diabaikan sikap dan tindakan menghindari hal-hal yang merusak baik
terhadap diri manusia sendiri maupun lingkungannya.
56 b.    Kemakmuran dunia
57 Manusia adalah makhluk Allah yang diberi potensi dan kekayaan yang dikenal  dengan
akal dan budi. Dari potensi dan kekayaan akal budi tersebut, muncul karya- karya
manusia yang terus berkembang, baik untuk kebutuhan jasmani maupun rohani. Yang
termasuk didalamnya adalah hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi.  Sebagai
makhluk Allah yang diberi tugas untuk memakmurkan dunia ini, hendaklah hasil karya
manusia khususnya teknologi dapat menjadi bagian dari amal shaleh, dan upaya manusia
dalam rangka menjalankan fungsi khalifah, memakmurkan dunia ini. Selain itu,
meningkatkan ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT.
58 c.    Kemajuan peradaban manusia
59 Peradaban manusia dulu dan kini dibangun melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sejarah peradaban mengajarkan bahwa manusia tidak dapat hidup dari alam
pertama (asli) sebagai layaknya hewan. Manusia mulanya memang hidup dari pemberian
kekayaan alam sekitarnya yang masih mentah dan belum diolah. Karena keberhasilan
ilmu pengetahuan, kini kehidupan manusia menjadi lebih baik dengan teknologi yang
dikembangkannya.
60 d.    Memberikan kemudahan dalam berama shaleh
61 Manusia diciptakan untuk mengemban tugas sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya
dimuka bumi ini, dimaksudkan agar mampu mengisi dan mengarahkan dinamika
kehidupan itu sehingga dapat menghasilkan nilai-nilai kebajikan, amal shaleh yang abadi
di sisi Allah.

2.4 Konsep islam tentang ekonomi  

Pengertian ekonomi dalam islam


berikut ini definisi ekonomi dalam islam menurut para ahli atau Ekonomi dalam islam adalah
ilmu yang mempelajari segala perilaku manusiadalam memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaiandan kesejahteraan dunia
akhirat).Ilmu ekonomi islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran - ajaran dan aturan -
aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencairan dan penge
l u a r a n sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan
memungkinkan merekamelaksanakan keajaiban - keajaiban mereka terhadap allah dan
masyarakat. kata islam tertentu isu defines ekonomi islam sangat terkait sekali
dengan wancana islamiah ilmu pengetahuan, dimaknakan sebagai segala
pengetahuan yangterbukti kebenarannya secara ilmiah yang mampu mendekatkan manusia
kepada allah.
pinsip Ekonomi Islam
Dalam melakukan aktiVitas ekonomi islam, para pelaku ekonomi
memegangt e g u h   p r i n s i p -
p r i n s i p   d a s a r   y a i t u   P r i n s i p   i l a h i y a h   d i m a n a   d a l a m   e k o n o m i   i s l a m kepenti
ngan individu dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat
sekaliy a i t u   a s a s   k e s e l a r a s a m ,   k e s e i m b a n g a n   d a n   b u k a n   p e r s a i n g a n   s e h i n
g g a   t e r c i p t a ekonomi yang seadil - adilnya.Prinsip ekonomi islam ekonomi
ilahiah robany semua aktivitas manusia termasuk ekonomi harus selalu bersandar
kepada tuhan dalam ajaran islam tidak ada pemisahan antara dunia dan akhirat berarti dalam
mencari rizki harus halal lagi baik
 Secara garis besar ekonomi islam memiliki beberapa prinsip dasar yaitu
1. berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari allah
swt kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas - batas tertentu.
3. kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi islam menolak terjadinya kekayaan yang  dikuasai oleh
segelintir orang saja.
5. zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah  memenuhi(nisab)
6. I s l a m m e l a r a n g r i b a d a l a m s e g a l a b e n t u k
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan kesehatan islam

1. Dalam Islam seseorang dikatakan sehat jika memenuhi tiga unsur yaitu sehat jasmani, sehat rohani dan
sehat sosial
2. Beberapa tokoh muslim dalam ilmu kesehatan adalah Hunain Ibnu Ishaq, Abu Bakar Muhammad ibnu
Zakaria Ar Razi, Ibnu Sina, Abu Mawar Abdul Malik ibnu Abil ‘Ala Ibnu Zuhur
3. Menjaga Kesehatan fisik  dengan pola hidup sehat dan olah raga yang teratur, Menjaga kesehatan
rohani dengan senantiasa mengingat Allah, menjalankan perintah dan menjauhi segala laranganya
sehingga kita mempunyai jiwa yang sehat ( Qolbun Salim ). Menjaga kesehatan sosial dengan selalu
menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga mendatangkan
muamalah (saling menguntungkan )

3.2Kesimpulan tentang psikologi

Stres adalah salah satu jenis gangguan jiwa ringan yang bisa dialami oleh siapa saja. Mulai dari
anak-anak, remaja, orang tua sampai lansia, dengan kadar gangguan yang berbeda-beda.
Faktor penyebabnya pun bisa beragam. Seorang remaja bisa stress karena kesulitan belajar
atau putus cinta. Orang tua bisa stres karena memikirkan tingkah pola anak- anaknya yang
susah diatur dan suka memberontak. Berat ringannya stressor ( pemicu stress ) relatif pada
setiap orang. Munculnya stress seringkali diakibatkan oleh beratnya beban hidup yang kita pikul.
Allah SWT tidak akan pernah memberi suatu masalah atau beban diluar kemampu

3.3 kesimpulan iptek

Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran


untukmemperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.Dari uraian di atas
dapatdipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya
ada2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan ipte
k .Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang
seharusnyadijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.Untuk itu
setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek
dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada.Yaitu dengan cara
mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari‟at Islam.

3.4 Kesimpulan ekonomi

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa islam adalah satu satunya


yangmengemukakan prinsip prisip yang meliputi semua segi kehidupan
manusia,tidak h a n y a   m e m b i c a r a k a n   t e n t a n g   n i l a i n i l a i
ekonomi.islam telah menanamkankerangka kerja yang luas berda
s a r k a n   k e s e m p a t a n   b e r e k o n o m i a n   y a n g   l u a s  berdasarkan kesempatan bere
konomi yang sama dan adil bagi penganutnya untuk mengarahkan mereka kearah kehidupan
ekonomi yang seimbang.
(an ekonomi islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarakan aturan agama islam dan
didasaritauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun islam

Anda mungkin juga menyukai