Anda di halaman 1dari 3

Nasionalisme Bukan Sekedar Katanya

Rasa nasionalisme di Indonesia semakin lama sepertinya mulai terlupakan,


dikarenakan generasi dari era ke era semakin berkembang. Generasi di era ini dapat
kita kenal dengan sebutan Generasi Milenial. Generasi dimana semakin canggihnya
teknologi, dan semakin memudarnya akhlak masyarakat Indonesia terutama para
pemuda. Namun apabila rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia selalu
ditanamkan hal tersebut tidak akan terjadi.

Sebelum membahas lebih lanjut bagaimana nasionalisme di Indonesia,


terlebih dahulu perlu mengerti apa itu nasionalisme? Apa arti dari nasionalisme?
Nasionalisme menurut Wikipedia adalah suatu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara, dengan mewujudkan satu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita cita
yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional. Pada intinya adalah,
nasionalisme itu merupakan usaha atau paham untuk mempertahankan kedaulatan
suatu negara.

Dahulu era kolonialisasi terjadi di Indonesia, yaitu saat Indonesia di jajah


oleh bangsa asing, namun pada saat itu para pemuda Indonesia berjuang menegakkan
persatuan Indonesia, berjuang agar Indonesia tetap utuh. Semangat nasionalisme
pemuda saat itu tidak pernah luntur dan terus berkobar. 90 tahun yang lalu pemuda
Indonesia berikrar dalam Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu tanah air
Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia. Tiga sumpah itu bukanlah kata-kata yang hanya untuk dihafal, namun
harus diresapi dan diimplementasi nilai-nilainya dalam berkehidupan kebangsaan di
tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk ini.

Gaung Sumpah Pemuda dikumandangkan jauh sebelum Indonesia merdeka


dan bahkan pada saat itu mereka belum tahu kapan sejatinya Indonesia akan merdeka.
Namun, mereka telah berani memperjuangkan bangsa dan menyuarakan pentingnya
arti persatuan khususnya dari kalangan generasi muda dan cita-cita berdirinya negara
Indonesia. Semua perbedaan dileburkan menjadi satu diganti dengan pemuda
Indonesia yang berbahasa, berbangsa, dan bertanah air satu Indonesia akan berjuang
bersama-sama untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pesatnya


kemajuan teknologi, menjadikan gadget sebagai kebutuhan pokok bagi generasi
muda. Kemajuan teknologi menawarkan cara baru dalam berkomunikasi, saat ini kita
tidak perlu sulit-sulit mengatur waktu untuk bertemu, cukup menghubungi lewat
media sosial seperti Line, Facebook, dan WhatsApp maka kita dapat mengobrol
sampai lupa waktu. Pemuda Indonesia saat ini telah menjadi budak gadget dan sosial
media. Setiap hari mereka selalu memegang gadget untuk mengetahui siapa yang
mengechat, berapa likes dan komentar foto di Instagram, informasi tentang artis di
Instagram dan Facebook, dan bagaimana keadaan grup WhatsApp setelah kemarin
ditinggal tidur, begitulah seterusnya.

Padahal, dengan adanya kecanggihan teknologi telah memberikan kemudahan


bagi kita untuk mengakses informasi dari seluruh dunia. Namun, rasa-rasanya
pemuda tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan hal tersebut. Jika pemuda
dahulu menolak dengan tegas keberadaan asing disekitar mereka, namun pemuda saat
ini bertingkah sebaliknya. Globalisasi telah memberikan pengaruh besar dalam
lingkungan sosial pemuda Indonesia. Perilaku hedonisme dan westernisasi menjadi
tren baru yang sedang terjadi di kalangan muda.

Perilaku-perilaku tersebut yang menandai bahwa adab bangsa semakin lama


semakin memudar terutama semangat nasionalisme. Diakui atau tidak saat ini
semangat nasionalisme bangsa Indonesia semakin larut tergerus oleh arus globalisasi.
Arti dari nasionalisme belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat terutama para
pemuda. Sebenarnya untuk memahami dan mengaplikasikan rasa nasionalisme itu
tidak sulit, namun kepribadian orang itu sendirilah yang mempersulitnya, seperti
sikap acuh tak acuh, malas, apatis, dan masih banyak lagi. Untuk menumbuhkan
sikap nasionalisme, dapat dilakukan mulai dari diri sendiri, miliki sikap yang baik,
mindset yang benar, dan perilaku yang benar. Kemudian dari pihak eksternal seperti
keluarga, teman, pendidikan di sekolah, dan lingkungan di sekitarnya, juga dapat
membantu memahami apa itu nasionalisme.

Fenomena pelajar saat ini di Indonesia adalah banyak pelajar yang tidak
menyadari arti penting nasionalisme. Mereka hanya sekedar belajar tanpa
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari . Kebanyakan pelajar berpikiran
ditunjukan dengan ikut dalam pertempuran melawan penjajah atau menjadi TNI
untuk melindungi negaranya. Ada juga yang berpikir, dengan mengikuti upacara
bendera setiap hari Senin, mereka sudah menunjukan rasa nasionalisme. Padahal jika
kita mengkaji lebih jauh mengenai nasionalisme, kita bisa melakukan hal-hal yang
sederhana yang dapat menunjukkan rasa cinta kita terhadap negara. Salah satu
contohnya adalah dengan menjaga fasilitas umum, fasilitas sekolah, dan belajar
dengan giat.

Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk Republik, yang terdiri


atas 34 provinsi dari Sabang sampai Merauke, dan Indonesia juga merupakan negara
majemuk, negara multikultural. Disebut demikian karena Indonesia memiliki
beragam budaya, ras, agama, dan suku bangsa. Maka, dalam hal ini masyarakat
Indonesia dituntut untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, agar tidak
terpecah belah. Hal tersebut dapat dimulai dengan hal yang sederhana yaitu adanya
toleransi antar sesama, menghargai dan tidak memaksakan kehendak.

Dalam hal ini nasionalisme selalu berkaitan dengan patriotisme. Patriotisme


sendiri adalah sikap yang berani, pantang menyerah, dan rela berkorban demi bangsa
dan negara. Patriotisme yang kita ketahui yaitu patriotisme dari para pahlawan
dahulu, yang gugur demi mempertahankan kedaulatan dan keutuhan bangsa
Indonesia. Dengan hal itu para pahlawan telah mencontohkan rasa pengabdian
terhadap negara dan cinta kepada negara. Namun saat ini, untuk menunjukkan rasa
cinta tanah air atau patriotisme, tidak perlu sama seperti yang dilakukan para
pahlawan dahulu dengan berjuang melawan penjajah dengan tumpah darah.

Hal-hal yang dapat kita contoh dari para pahlawan dahulu yaitu, pertama
tentunya patriotisme, lalu adanya tekad yang kuat untuk menjaga keutuhan Indonesia.
Kedua, yaitu keberanian dan kejujuran, kita harus berani karena benar, dan jujur
adalah hal yang paling utama. Ketiga, dengan adanya pengorbanan, namun bukan
pengorbanan nyawa, melainkan pengorbanan dalam hal mengorbankan kepentingan
pribadi dan mementingkan kepentingan bersama. Keempat, sebagai pelajar atau
mahasiswa kita harus gigih dalam menuntut ilmu, karena oaring yang cerdas dan
berilmu akan dapat berpikir secara rasional dan dapat membedakan mana yang benar
dan yang salah. Dan yang terakhir yaitu sikap nasionalisme yang tinggi, sikap yang
harus selalu ada dalam masyarakat Indonesia terutama para pemuda, nasionalisme
sendiri artinya cinta pada negara. Sikap cinta tanah air ini dapat kita tunjukan dengan
bangga terhadap produk dalam negeri, mencintai produk lokal daripada produk asing,
mempromosikan budaya dalam negeri, dan lain sabagainya.

Semangat nasionalisme dan patriotisme tidak tumbuh begitu saja semudah


orang membalikkan telapak tangan. Namun hal tersebut bisa dilatih dengan
mengenang dan meneladani jasa para pahlawan. Belajar dari pengalaman para
pendahulu kita. Dengan begitu sebagai pemuda, generasi penerus bangsa mampu
meneruskan cita-cita para pahlawan terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai