Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA BISNIS

PEMAHAMAN ETIKA

DISUSUN OLEH :

SELLA ANINDYA 2018410174

AFIFATIN NURIA 2018410324

AINUN NUR AZIZAH 2018410784

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Etika Bisnis................................................................................................3
2.2 Tujuan Etika Bisnis......................................................................................................4
2.3 Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis....................................................................4
2.4 Prinsip dalam Etika Bisnis...........................................................................................5
2.5 Etika Bisnis Dalam Kehidupan Bisnis.........................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................7
3.2 Saran.............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................8

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika dimulai pada abad ke lima sebelum masehi. Berbagai mazhab di yunani yang
ditandai dengan kehadiran Socrates, yang mengatakan bahwa kebaikan itu adalah
pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh akal budi dan
buruk itu apabila dikuasai oleh hawa nafsu (Franz Magnis Suseno, 1997:19). Etika merupakan
filsafat praktis, artinya filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku
manusia dengan memperlihatkan apa yang harus kita lakukan. Sifat praktis itu bertahan
sepanjang sejarah filsafat.
Sejarah etika sudah sering digambarkan dan sempat mengisi beberapa buku tebal. Bahkan
banyak gejala menunjukkan bahwa di zaman kita minat terhadap etika tidak berkurang tapi
justru bertambah. Sebabnya tentu karena kita lebih dari generasi-generasi sebelumnya yaitu
dengan menghadapi berbagai masalah moral yang baru dan berat. Masalah-masalah itu
ditimbulkan karena perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga
karena perubahan sosio-budaya yang mendalam dan pada waktu yang bersamaan berlangsung
dimana-mana dalam masyarakat modern. Maka dari itu pemahaman etika yang sangat
mendalam itu sangat diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:


a. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis ?
b. Apa tujuan dari etika bisnis ?
c. Apa saja sasaran dan ruang lingkup etika bisnis ?
d. Bagaimana prinsip dalam etika bisnis ?
e. Bagaimana etika bisnis dalam kehidupan bisnis ?

1.3 Tujuan

Ada beberapa alasan mengapa seorang profesional seperti akuntan perlu mempelajari
etika. Duska dan Duska (2006) menjelaskan beberapa alasan mengapa seorang akuntan
mempelajari etika :

1
a. Beberapa keyakinan yang dimiliki seseorang tidak cukup kuat, dikarenakan keyakinan
yang dimiliki bersangkutan sangat sederhana dalam menghadapi berbagai permasalahan
yang kompleks.
b. Dalam beberapa situasi, konflik antar prinsip-prinsip etika sangatlah sulit untuk
emnentukan apa yang harus dilakukan berkaitan dengan tindakan yang beretika atau tidak
beretika.
c. Banyak kaum profesional yang tidak memiliki keyakinan yang cukup atau hanya
berpegang pada nilai-nilai yang terbatas.
d. Alasan untuk mempelajari etika yang lain adalah untuk memahami apakah dan mengapa
pendapat dari kaum profesional itu dijadikan pegangan.
e. Terakhir alasan untuk mempelajari etika adalah untuk belajar menentukan prinsip-prinsip
etika dasar yang dapat diterapkan untuk suatu kegiatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di
Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral
perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan
manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan
menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Penerapan
prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-prinsip etika bisnis itu kita
dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia
bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak.

Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis. Dalam
hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi
publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan. Etika
bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan multinasional,
jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain. Masalah etika dalam bisnis dapat
diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: Suap (Bribery), Paksaan (Coercion), Penipuan
(Deception), Pencurian (Theft), Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), yang
masing-masing dapat diuraikan berikut ini:

a. Suap (Bribery), adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta
sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam
melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang
dengan membeli pengaruh.
b. Paksaan (Coercion), adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit
kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu.
c. Penipuan (Deception), adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan
mengucapkan atau melakukan kebohongan.

3
d. Pencurian (Theft), adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita
atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut
dapat berupa property fisik atau konseptual.

3
e. Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), adalah perlakuan tidak adil atau
penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin,
kewarganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang
dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara mereka yang 'disukai' dan
tidak.

2.2 Tujuan Etika Bisnis


Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan
para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business
atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik
(etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi
etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan
yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh
karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya Etika Bisnis adalah seni dan
disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-
masalah moral yang kompleks.

2.3 Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis


Setelah melihat penting dan sangat diperlukanya etika bisnis, ada baiknya jika kita tinjau
lebih lanjut  apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Sampai saat ini ada tiga sasaran dan
ruang lingkup pokok yang harus diperhatikan supaya tujuan dari etika bisnis bisa tercapai,
yaitu:
Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis pertama-tama
bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara baik dan
etis. Menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan
masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan
mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini, etika
bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis
untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.
Etik bisnis mengajak masyarakat luas, entah sebagai kartawan, konsumen, atau
pemakai aset umum lainnya yan gberkaitan dengan kegiatan bisnis, untuk sadar dan
berjuang menuntut haknya atau paling kurang agar hak dan kepentingannya tidak
dirugikan oleh kegiatan bisnis pihak mana pun. Etika bisnis juga berbicara mengenai

4
sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal
ini, etika bisnis lebih bersifat makro, yang karena

4
itu barang kali lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam lingkup makro semacam ini, etika
bisnis berbicara mengenai monopoli, oligopoli, kolusi, dan praktek-praktek semacamnya yang
akan sangatmempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan juga baik
tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara.

2.4 Prinsip dalam Etika Bisnis


1. Prinsip Kejujuran Etika Bisnis
Pelaku bisnis diharuskan memiliki prinsip kejujuran agar mendapatkan kunci
keberhasilan yang bertahan untuk jangka waktu lama. Jika terdapat seorang pembisnis
yang berlaku tidak jujur dan curang maka kemungkinan besar tidak akan ada pelaku
bisnis yang bersedia untuk melakukan kerja sama. Sikap kejujuran sendiri biasanya
dikaitkan dengan harga barang yang telah ditwarkan.Dalam berbisnis secara modern,
kepercayaan konsumen merupakan hal yang sangat penting.
2. Prinsip Otonomi Etika Bisnis
Prinsip otonomi pada etika bisnis adalah kemampuan dan sikap seseorang saat
mengambil tindakan dan keputusan yang berdasarkan kesadarannya sendiri mengenai
apa yang dianggapnya baik yang bisa dilakukan. Jika orang sadar dalam melakukan
kewajibannya dalam berbisnis maka dikatan orang tersebut sudah memiliki prinsip
otonomi dalam beretika bisnis. Sebagai contoh dia paham mengenai bidang
pekerjaannya dengan situasi dan tuntutan yang akan dihadapinya dan mengetahui
aturan apa saja didalam bidang pekerjaannya.
3. Prinsip Saling Memberi Keuntungan Etika Bisnis
Pelaku bisnis harus menjalankan bisnisnya dengan sebaik mungkin agar masing-
masing pihak yang terkait mendapatkan keuntungan. Sama seperti prinsip keadilan,
prinsip memberi keuntungan juga memiliki tujuan untuk menghindarkan salah satu
pihak saja yang untung.
4. Prinsip Keadilan Etika Bisnis
Prinsip yang satu ini mengharuskan pelaku bisnis diperlakukan secara adil dan
disesuaikan dengan kriteria rasional. selain itu pun mengharuskan seseorang agar
dalam menjalankan suatu bisnis harus memperlakukan relasi internal dan eksternal
secara sama dan memberikan hak mereka masing-masing. Hal ini bertujuan untuk
menjauhkan kerugian terhadap salah satu pihak pelaku bisnis
5. Prinsip Integritas Moral Etika Bisnis
Dalam menjalankan tugasnya para pelaku bisnis harus mempertahankan nama baik
perusahaannya. Pelaku bisnis harus mengelola dan menjalankan bisnis dengan sebaik

5
mungkin agar kepercayaan konsumen atau pihak lain terhadap perusahaan tetap ada.
Dengan pengertian lainnya, seseorang atau pelaku bisnis harus memberikan dorongan
terhadap diri sendiri dalam berbisnis untuk memunculkan rasa bangga. Hal ini
biasanya dapat terlihat dari perilaku pembisnis

2.5 Etika Bisnis Dalam Kehidupan Bisnis


Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang
sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling
menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap
menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi.
Itu berupa senyum — sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah-
gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak
memotong pembicaraan orang lain.
Dengan kata lain, etika bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan,
menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan
meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah
menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis
menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-
aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak
jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku
jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan
masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral. Intinya adalah bagaimana
kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara
peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis untuk mengontrol bisnis agar tidak
tamak. Bahwa itu bukan bagianku. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin
diperlakukan.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk
meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran
moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga
masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur
di banyak perusahaan. Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun
terakhir, banyak pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak
juga pengusaha yang sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba
membangun usaha konglomerasi yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai
manajemen organisasi yang baik. Akibatnya, pada saat ekonomi sulit banyak

6
perusahaan yang bangkrut. Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak,
tetapi upaya untuk menegakan etik perlu digalakkan.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari semua kajian dan dari praktik yang sudah banyak terjadi dalam kehidupan bisnis
tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan para
pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis yang baik dan tidak melakukan hal-hal yang bisa
merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut. Etika bisnis mengajak para pelaku
bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas
dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal
ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu
muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta
tanggungjawab etis bagi pelakunya Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan
prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang
kompleks dalam bisnis.

3.2 Saran
Dari uraian diatas saran yang dapat dipaparkan adalah tanamlah berperilaku etika sejak
dini, karena etika sangat berguna yaitu etika mencerminkan sikap atau perilaku seseorang.
Dan sedangkan etika bisnis sangat diperlukan dan wajib dimiliki oleh setiap orang yang
tergabung dalam suatu perusahaan atau organisasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

kadek-merta-jiwa20011994.blogspot.com/pemahaman-etika/

bellalaydrus361.wordpress.com/ETIKA-BISNIS/

https://salamadian.com/pengertian-etika-bisnis/

https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2014/12/contoh-makalah-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai