Anda di halaman 1dari 4

Ridho Ramadhan Ismet – 191210190

Manajemen Perpajakan

IV Akuntansi D Pagi – S1

Latihan 5

1. Jelaskan apa saja yang perlu diperhatikan saat pembuatan faktur pajak agar pengusaha kena
pajak terhindar dari sanki perpajakan!
Jawab :
 Mengisi SPT dengan jujur, benar dan cermat karena jika terjadi kurang bayar maka
kita akan terkena denda senilai 2% hingga 200% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
 Teliti dalam memungut/memotong pajak. jika tidak kita akan terkena sanksi
administrasi pajak senilai 50%-100%.
 Mengisi faktur pajak dengan cermat. Anda pun akan terhindar dari denda 2%.
 Jangan memberi faktur pajak palsu.
 Tepat waktu

2. Jelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan pengkreditan PPN Masukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaporan SPT PPN!
Jawab :
 PKP dapat langsung memasukkan data atas faktur yang diterima.
 Pastikan identitas yang tertera di faktur, khususnya pada isian NPWP pembeli, telah
diisi dengan benar.
 Ketidaksesuaian pada NPWP pembeli akan mengakibatkan kegagalan pada saat data
faktur tersebut diundu dan diajukan ke DJP. Sebab sistem e-Faktur telah mengenali
NPWP pembeli sehingga hanya PKP dengan NPWP tersebut yang berhak
mengunduh pajak masukan terkait.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dokumen yang dapat dipersamakan dengan Faktur Pajak
dan berikan contohnya!
Jawab :
Dokumen yang dapat dipersamakan dengan Faktur Pajak adalah dokumen tertentu yang
kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak. Yaitu dokumen yang tidak
memiliki format sebagaimana faktur pajak pada umumnya, tetapi tetap dipersamakan
kedudukannya.
Contoh :
 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan ekspor
oleh pejabat yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan
dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan PEB tersebut
 Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh
BULOG/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu
 Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuatkan/dikeluarkan oleh
PERTAMINA untuk penyerahan Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan
Bakar Minyak
 Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan
telekomunlkasi
 Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill atau Delivery Bill) yang
dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri
 Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa
kepelabuhanan;
 Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan Iistrik

4. Sebutkan dan jelaskan fasilitas dibidang PPN!


Jawab :
 Fasilitas PPN Pengenaan Tarif 0%
pemberian fasilitas PPN berupa pengenaan tarif 0% ini diberikan kepada kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
A. Ekspor Barang Kena Pajak (BKP) berwujud
B. Ekspor Barang Kena Pajak (BKP) tidak berwujud
C. Ekspor Jasa Kena Pajak (JKP)

Terhadap tiga kegiatan di atas, pemerintah memberikan fasilitas berupa pengenaan tarif PPN 0%.
Artinya, Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memang berorientasi ekspor akan mendapatkan fasilitas PPN
tarif 0% ini. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan daya saing ekspor dari industri dalam negeri.

 Fasilitas PPN Dalam Bentuk Tidak Dikenakan Pungutan PPN

Fasilitas PPN dalam bentuk tidak dikenakan pungutan PPN diberikan pada barang dan jasa yang
penggunaannya menyangkut hajat hidup orang banyak. Hal ini dimungkinkan, meski sejatinya barang
dan jasa yang beredar di masyarakat merupakan BKP/JKP dan untuk itu ada pungutan PPN.

 Fasilitas PPN Berupa Pembebasan PPN

Fasilitas PPN berupa pembebasan PPN merupakan pembebasan kewajiban memungut PPN kepada
orang pribadi atau badah usaha yang melakukan kegiatan penyerahan:

A. BKP bersifat strategis, yang merupakan barang masuk kategori BKP namun memiliki nilai
strategis berdasarkan pertimbangan pemerintah. Sehingga atas BKP strategis ini
diberikan fasilitas PPN dibebaskan.
B. BKP tertentu, yang meliputi yang diperlukan untuk kepentingan umum atau untuk
kepentingan nasional yang dikelola oleh unit-unit pemerintah.
C. JKP tertentu, yang terdiri atas jasa yang diserahkan kontraktor untuk pemborong
bangunan, yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan serta jasa yang diterima
oleh Kementerian Pertahanan atau Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mendukung
pertahanan nasional.
D. Penyerahan BKP/JKP kepada perwakilan negara asing dan badan internasional serta
pejabatnya dengan asas timbal balik.
E. Jasa kebandarudaraan tertentu, yang meliputi pelayanan jasa penerbangan; pelayanan
jasa pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara, pelayanan jasa konter,
pelayanan jasa garbarata (aviobridge), pelayanan jasa bongkar muat penumpang, kargo,
pos.

 Fasilitas PPN Dalam Bentuk Tidak Dipungut PPN

Pemberian fasilitas  PPN dalam bentuk tidak dipungut PPN diberikan kepada transaksi-transaksi sebagai
berikut:

A. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah pabean.


B. Penyerahan BKP tertentu atau penyerahan JKP tertentu.
C. Impor BKP tertentu.
D. Pemanfaatan BKP tidak berwujud tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean.
E. Pemanfaatan JKP tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.

5. Apa yang anda ketahui tentang sentralisasi PPN dan perusahaan yang bagaimanakah yang
diwajibkan untuk melakukan sentralisasi PPN!
Jawab :

Sentralisasi PPN merupakan langkah memilih salah satu tempat Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang memiliki lebih dari satu tempat PPN terutang.
Perusahaan yang diwajibkan untuk melakukan sentralisasi PPN :

1. Terlampir nama, alamat, dan NPWP atau nomor pokok wajib pajak, yang
menjadi tempat pemusatan PPN terutang.
2. Tercantum nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang akan
dipusatkan.
3. Menyampaikan surat pernyataan bahwa kegiatan administrasi penjualan
diselenggarakan secara terpusat pada tempat pemusatan PPN terutang yang
dipilih.

6. Bagaimana jika perusahaan sudah wajib sentralisasi PPN namun tidak melakukan sentralisasi
PPN!
Jawab :
Melakukan sentralisasi diperiode pembayaran PPn selanjutnya

7. Jelaskan apa saja yang perlu diperhatikan oleh perusahaan saat akan memutuskan untuk
melakukan restitusi PPN!
Jawab :
A. Pastikan Kebenaran penulisan dan perhitungan pajak yang telah dilakukan oleh
Pengusaha
B. Pastikan PPN Masukan yang dikreditkan tidak termasuk kedalam Jenis Pajak masukkan
yang tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Ps. 9 ayat 8 UU PPN
C. Pastikan PPN masukan yang dikreditkan telah dilaporkan pada SPT Masa PPN Supplier /
Vendor
D. Pastikan Nilai PPN Lebih Bayar yang direstitusi paling banyak Rp. 1 M,-
E. Pastikan Arsip2 dokumentasi Pajak Keluaran & Pajak Masukkan lengkap termasuk
dilengkapi dengan Invoice, Surat Jalan, Purchase Order, Kontrak Perjanjian, Bukti
Pembayaran kepada Supplier / Vendor, Rekening Bank untuk memudahkan jika petugas
KPP meminta konfirmasi data dalam proses penelitiannya
F. Pastikan Pengusaha dalam menerbitkan Faktur Keluaran telah sesuai dengan ketentuan
Ps. 13 UU PPN
G. Pastikan Pengusaha tidak terlambat menerbitkan Faktur Keluaran dengan memastikan
tanggal Faktur Pajak telah sesuai dengan tanggal penyerahan atau tanggal pembayaran
tergantung kejadian mana yang lebih dulu
H. Pastikan PPN yang harus disetor sendiri oleh Pengusaha telah memperoleh validasi
NTPN (Nomor Tanda Penerimaan Negara)
I. Pastikan Pengusaha Kena Pajak tidak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan
dan/atau penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
J. Pengusaha Kena Pajak tidak dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tanggung jawab reteng!


Jawab :

Tanggung jawab renteng merupakan pelimpahan tanggung jawab atas suatu


pembayaran yang terutang secara renteng (beruntun) sesuai dengan urutan. Tanggung
jawab renteng dapat terjadi ketika ada dua pihak atau lebih yang terkait dengan
pembayaran terutang

Anda mungkin juga menyukai