Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ukuran-ukuran pokok yang menjadi dasar dari pengukuran kapal adalah panjang (length),
lebar (breadth), tinggi (depth), serta saraf (drafth).
Salah satu penyebab kecelakaan kapal di laut ,baik yang terjadi di laut lepas maupun ketika di
pelabuhan, adalah peranan dari para awak kapal yang tidak memperhatikan perhitungan
stabilitas kapalnya sehingga dapat mengganggu keseimbangan secara umum yang akibatnya
dapat menyebabkan kecelakaan fatal seperti kapal tidak dapat dikendalaikan, kehilangan
keseimbangan dan bahkan tenggelam yang pada akhirnya dapat merugikan harta benda,
kapal, nyawa manusia bahkan dirinya sendiri.
1
Diagram stabilitas kapal, pusat gravitasi (G), pusat daya apung (B), dan Metacenter (M) pada
posisi kapal tegak dan miring. Sebagai catatan G pada posisi tetap sementara B dan M
berpindah kalau kapal miring.
Oleh karena itu maka stabilitas erat hubungannya dengan bentuk kapal, muatan, draft, dan
ukuran dari nilai GM. Posisi M (Metasentrum) hampir tetap sesuai dengan style kapal,
pusat buoyancy B (Bouyancy) digerakkan oleh draft sedangkan pusat gravitasi bervariasi
posisinya tergantung pada muatan. Sedangkan titik M (Metasentrum) adalah tergantung dari
bentuk kapal, hubungannya dengan bentuk kapal yaitu lebar dan tinggi kapal, bila lebar kapal
melebar maka posisi M (Metasentrum) bertambah tinggi dan akan menambah pengaruh
terhadap stabilitas
Sirip lunas atau disebut juga sebagai Bilge keel berfungsi untuk meningkatkan friksi
melintang kapal sehingga lebih sulit untuk terbalik. Biasanya digunakan pada kapal dengan
bentuk lambung V.
Tangki penyeimbang
Sirip stabilizer
Sirip stabiliser merupakan sirip di lunas kapal yang dapat menyesuaikan posisinya pada saat
kapal oleng.
2
Hal yang perlu diketahui sebelum melakukan perhitungan stabilitas kapal yaitu :
1. Berat benaman (isi kotor) atau displasemen adalah jumlah ton air yang dipindahkan oleh
bagian kapal yang tenggelam dalam air.
2. Berat kapal kosong (Light Displacement atau LD) yaitu berat kapal kosong termasuk
mesin dan alat-alat yang melekat pada kapal.
3. Operating Load (OL) yaitu berat dari sarana dan alat-alat untuk mengoperasikan kapal
dimana tanpa alat ini kapal tidak dapat berlayar.
Displasment = LD + OL + Muatan
DWT = OL + Muatan
b. Stabilitas statis
Stabilitas statis adalah kemampuan kapal untuk kembali keposisi semula setelah oleng.
Stabilitas statis diperuntukkan bagi kapal dalam keadaan diam dan terdiri dari stabilitas
melintang dan membujur.
Stabilitas Melintang adalah kemampuan kapal untuk tegak sewaktu mengalami senget
dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya,
sedangkan Stabilitas Membujur adalah kemampuan kapal untuk kembali ke kedudukan
semula setelah mengalami senget dalam arah yang membujur oleh adanya pengaruh luar yang
bekerja padanya.
Stabilitas melintang kapal dapat dibagi menjadi sudut senget atau miring kecil (0 0-150) dan
sudut senget besar (>150). Akan tetapi dalam teori stabilitas dikenal juga istilah stabilitas
3
awal yaitu stabilitas kapal pada senget kecil (antara 00–150) dan pada pembahasan stabilitas
melintang saja.
Sedangkan stabilitas dinamis diperuntukkan bagi kapal-kapal yang sedang oleng atau
mengangguk ataupun saat menyenget besar. Pada umumnya kapal hanya menyenget kecil
saja. Jadi senget yang besar, misalnya melebihi 200 bukanlah hal yang biasa dialami. Senget-
senget besar ini disebabkan oleh beberapa keadaan umpamanya badai atau oleng besar
.
TITIK-TITIK PENTING DALAM STABILITAS
Titik-titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik berat (G), titik apung (B) dan titik
(M).
a. Titik Berat (Centre of Gravity)
Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal, merupakan titik
tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal. Letak titik G ini di
kapal dapat diketahui dengan meninjau semua pembagian bobot di kapal, makin banyak
bobot yang diletakkan di bagian atas maka makin tinggilah letak titik Gnya.
Secara definisi titik berat (G) ialah titik tangkap dari semua gaya – gaya yang bekerja
kebawah. Letak titik G pada kapal kosong ditentukan oleh hasil percobaan stabilitas. Perlu
diketahui bahwa, letak titik G tergantung daripada pembagian berat dikapal. Jadi selama tidak
ada berat yang di geser, titik G tidak akan berubah walaupun kapal oleng atau mengangguk.
c. Titik Metasentris
Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan sebuah titik semu
dari batas dimana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar supaya kapal tetap mempunyai
4
stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya berubah-ubah, jadi titik metasentris dapat berubah
letaknya dan tergantung dari besarnya sudut senget.
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 15 0), maka titik apung B bergerak di
sepanjang busur dimana titik M merupakan titik pusatnya di bidang tengah kapal (centre of
line) dan pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih sangat kecil,
sehingga masih dapat dikatakan tetap.
5
Pada sudut kemiringan kurang dari 15° maka perpotongan antara gaya buoyancy dan center
line adalah titik ”M” yang dianggap sebagai titik tetap dan merupakan titik pusat yang
dibentuk dari sudut kemiringan kapal. Jarak antara G dan M disebut GM ( Height of
metacentric).
titik - titik terpenting diatas dapat digambarkan sbb ;
Dari gambar dapat dilihat segitiga siku siku GMZ dengan sudut q, bahwa :
GZ = GM x sin Ø
sehingga :
Moment Penegak = D x GM x sin Ø
Kapal mempunyai stabilitas positif ( stable equilebrium ) apabila letak titik G berada di
bawah titik M, sehingga apabila senget karena pengaruh dari luar maka timbullah moment
penegak yang akan mengembalikan kedudukan kapal ketempat semula setelah pengaruh gaya
dari luar tersebut tidak bekerja. Karena GZ merupakan fungsi dari GM maka GM pun dapat
dijadikan ukuran stabilitas awal.
Apabila GM kapal besar maka nilai GZ akan besar pula sehingga moment penegaknya juga
akan besar dan apabila GM kapal kecil nilai GZ nya akan kecil pula sehingga moment
penegaknya akan kecil.
6
Kapal Stabilitas positif dengan GM besar maka nilai GZ juga besar
7
Kapal Stiff adalah kapal yang mempunyai stabilitas positif hanya saja GM kapal tersebut
terlalu besar sehingga moment penegaknya pun terlalu besar. Apabila kapal tersebut senget
karena pengaruh gaya dari luar maka kembalinya ke kedudukan tegaknya sangat cepat sekali.
Sifatnya : Olengan kapal cepat dan menyentak – nyentak
Penyebabnya : Terlalu bayak konsentrasi muatan berat pada bagian bawah kapal
Kerugiannya :
Cara Mengatasinya :
Kapal Tender adalah kapal yang mempunyai stabilitas positif hanya saja GM nya terlalu
kecil, dengan demikian moment penegaknya terlalu kecil sehingga apabila senget akibat gaya
dari luar maka akan kembali ke kedudukan tegaknya lambat sekali.
Penyebabnya : Terlalu banyak konsentrasi muatan berat pada bagian atas kapal
Cara Mengatasinya :
8
DIMENSI POKOK DALAM STABILITAS KAPAL
Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat (draft) saat itu.
9
Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining experiment),
selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil momen. Nilai KG dengan dalil
momen ini digunakan bila terjadi pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan
mengetahui letak titik berat suatu bobot di atas lunas yang disebut dengan vertical centre of
gravity (VCG) lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen bobot
tersebut, selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal dibagi dengan jumlah
bobot menghasilkan nilai KG pada saat itu.
Rumus: :
ƩM
KG total =
ƩW
dimana, ƩM = Jumlah momen (ton)
ƩW = jumlah perkalian titik berat dengan bobot benda (m ton)
contoh soal :
Sebuah kapal yang memiliki displismen 8000 ton, dan KG = 5,50 meter. Kemudian sampai di
pelabuhan I melakukan pembongkaran 300 ton, dengan titik berat 3,27 meter. Kemudian
melakukan pembongkaran lagi di pelabuhan II 150 ton, dengan titik berat 4,24 meter.
Kemudian memuat 400 ton air tawar di pelabuhan III, dengan titik berat 2,56 m.
Hitunglah KG kapal tersebut setelah melakukan kagiatan akhir tersebut.
Jawab :
Kegiatan (w) ton (d) meter Moment
∆ 8000 5,50 44.000
Bongkar - 300 3,27 -981
-150 4,24 -636
Muat 400 2,56 1.024
∑m ∑w 43.407
Penyelesaian:
= 43.407
7.950
KG = 5,46 meter
Jadi, nilai KG kapal tersebut adalah 5,46 meter.
e. GM (Tinggi Metasentris)
10
Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G dan titik
M.
Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan stabilitas
kapal selama pelayaran nanti.
Pada waktu kapal miring, maka titik B pindak ke B1, sehingga garis gaya berat bekerja ke
bawah melalui G dan gaya keatas melalui B1. Titik M merupakan busur dari gaya-gaya
tersebut. Bila dari titik G ditarik garis tegak lurus ke B1M maka berhimpit dengan sebuah
titik Z. Garis GZ inilah yang disebut dengan lengan penegak (righting arms). Seberapa besar
kemampuan kapal tersebut untuk menegak kembali diperlukan momen penegak (righting
moment). Pada waktu kapal dalam keadaan senget maka displasemennya tidak berubah, yang
berubah hanyalah faktor dari momen penegaknya. Jadi artinya nilai GZ nyalah yang berubah
karena nilai momen penegak sebanding dengan besar kecilnya nilai GZ, sehingga GZ dapat
dipergunakan untuk menandai besar kecilnya stabilitas kapal.
Untuk menghitung nilai GZ sebagai berikut:
Sin α = GZ/GM
GZ = GM x sinus α
Moment penegak = W x GZ
11
2 πB
T=
√ g . GM
Yang dimaksud dengan periode oleng disini adalah periode oleng alami (natural rolling) yaitu
olengan kapal air yang tenang.
r xl xb3
GGL =
12 x 35 x W
dimana :
gg1 = pergeseran tegak titik G ke G1
r = berat jenis di dalam tanki dibagi berat jenis cairan di luar kapal
l = panjang tangki
b = lebar tangki
W = displasemen kapal
12