Anda di halaman 1dari 10

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Pernikahan Dini

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TERJADINYA PERNIKAHAN DINI DI DESA SUNGGAL
KANAN KABUPATEN DELISERDANG

Yulina Dwi Hastuty1


1Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan

Corresponding author : yulinadwihastuty@gmail.com

Abstrak
Dampak negatif yang ditimbulkan pernikahan dini pada remaja adalah kurang
siapnya psikologi, putusnya akses pendidikan dan komplikasi kehamilan dan
persalinan. Kehamilan remaja akan meningkatkan resiko dua hingga empat kali
lebih tinggi dibandingkan usia perempuan yang hamil pada usia lebih dari 20
tahun. Data dari United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) di
Asia Selatan mendapati 48% dari 9,7 juta anak perempuan telah menikah sebelum
usia 18 tahun sedangkan untuk tahun 2000 angka pernikahan dini hampir
ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia bahkan sekitar 10% remaja puteri
melahirkan anak pertamanya pada usia 15-19 tahun. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana hubungan pendidikan, tingkat ekonomi keluarga,
dukungan keluarga dan sumber informasi dengan terjadinya pernikahan dini.
Penelitian bersifat studi korelasi dengan pendekatan Cross Sectional dan jenis data
primer. Populasi sebanyak 136 responden dan sampel sebanyak 37 responden
dengan menggunakan metode accidental Sampling. Data dianalisis secara univariat
dan bivariat menggunakan uji korelasi Sphearman. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pernikahan dini memiliki hubungan cukup kuat dengan pendidikan
dimana rho sebesar –0,369. Ditemukan hubungan cukup kuat dengan tingkat
ekonomi keluarga dimana rho sebesar –0,476. Hubungan kuat dengan dukungan
keluarga dimana rho sebesar –0,596 dan hubungan yang kuat juga ditemukan
dengan sumber informasi dimana rho sebesar 0,691, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara faktor pendidikan, tingkat ekonomi keluarga,
dukungan keluarga, sumber informasi dengan terjadinya pernikahan dini.
Kata Kunci : Pernikahan dini; remaja; kehamilan; persalinan

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 59


Yulina Dwi Hastuty

Factors Related to Early Marriage in Sunggal Kanan Deliserdang

Abstract
The negative impact of early marriage in adolescents are less readily as
psychology, breaking access to education and complications of pregnancy and
childbirth. Teenage pregnancy increases the risk two to four times higher than the
age of women who are pregnant at the age of over 20 years. Data from the United
Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) in South Asia found
that 48% of the 9.7 million girls are married before the age of 18 years, while for
2000, the rate of early marriage are found in almost all provinces in Indonesia and
even about 10% girls gave birth to her first child at the age of 15-19 years. The
purpose of this study was to determine how the relationship of education, family
economic level, family support and resources to early marriage. The study is a
correlation study with cross sectional approach and the type of primary data.
Population of 136 respondents and a sample of 37 respondents using accidental
sampling method. Data was analyzed by univariate and bivariate correlation test
Sphearman. The results showed that early marriage has a strong enough
relationship with education where rho of -0.369. Found a strong enough
relationship with the economic level of families where rho -0.476. Strong
relationships with family support where rho amounting to -0.596 and also found a
strong relationship with resources where rho of 0.691, so it can be concluded that
there is a correlation between education, family economic level, family support,
resources with early marriage

Keywords: Early marriage; adolescent; pregnancy; childbirth

60 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Pernikahan Dini

Pendahuluan pertamanya pada usia 15-19 tahun.


Masa remaja merupakan masa dimana Kehamilan remaja akan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangannya telah resiko dua hingga empat kali lebih tinggi
mengarah kepada kematangan seksual dibandingkan usia perempuan yang hamil
dengan memantapkan identitas dirinya pada usia lebih dari 20 tahun 6. Menurut
sebagai individu yang terpisah dari United Nation Fund for Population
keluarganya dan persiapan dalam Activities(UNFPA) atau lembaga Persatuan
menentukan masa depannya. Usia remaja Bangsa Bangsa yang fokus terhadap isu
menimbulkan berbagai dampak seperti kependudukan dunia, menyoroti persoalan
kurangnya pengetahuan tentang seks, kehamilan yang dialami oleh remaja
kehidupan rumah tangga serta adat istiadat perempuan bahwa ada sekitar 16 juta remaja
yang merasa malu menikah di usia tua perempuan usia 15-19 tahun yang
sehingga menyebabkan meningkatnya melahirkan setiap tahunnya7.
pernikahan dini .1 Survei Demografi dan Kesehatan
Dampak negatif lain yang ditimbulkan Indonesia (SDKI) tahun 2007 mencatat
dari pernikahan dini pada remaja jumlah kasus pernikahan dini mencapai 50
diantaranya kurang siapnya psikologi, juta penduduk dengan rata-rata usia 16-20
putusnya akses pendidikan dan komplikasi tahun 8. Tahun 2008 dilaporkan sekitar 25%
kehamilan misalnya anemia, aborsi, penduduk Indonesia menikah pada usia
intrauteri fetal death, dan atonia uteri 2. dini atau di bawah usia ideal yang
Dahulu, pernikahan dianggap hal yang dianjurkan pemerintah yaitu 21 tahun untuk
biasa saat seorang perempuan menikah di perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
bawah usia 15 tahun. Akan tetapi, pro dan Tahun 2009 dilaporkan pasangan yang
kontra pernikahan dini mencuat setelah menikah di bawah umur 20 tahun sebanyak
muncul pemberitaan kontroversial 32.483 orang dari total pasangan usia subur
pernikahan Syekh Puji yang berusia 43 sebanyak 732.206 orang. Tahun 2010
tahun dengan Ulfah Lutfiana yang masih dilaporkan pernikahan di usia 15-19 tahun
berusia 12 tahun3. Menurut Luthfil (2010) mencapai 41,9 persen. Ada pula pernikahan
menyimpulkan terjadi banyak pasangan pada usia sangat muda, usia 10-14 tahun
nikah yang meninggalkan tradisi sebesar 4,8% 9. Di beberapa daerah
pernikahan dini dengan alasan karena didapatkan bahwa sepertiga dari jumlah
berbuah pada rumitnya menjalin keluarga pernikahan terdata dilakukan oleh pasangan
harmoni4. Calon pasangan nikah lebih suka usia di bawah 16 tahun. Jumlah kasus
melestarikan adat perkawinan lain yaitu pernikahan dini di Indonesia mencapai 50
menikah pada usia di atas batas yang telah juta penduduk dengan rata-rata usia
mentradisi 5. perkawinan 19,1 tahun. Di Jawa Timur
Hasil survei yang dilakukan United 39,4%, Jawa Barat 36%, Kalimantan Selatan
Nations International Children's Emergency 35,5% dan Jambi 30,6% .
Fund (UNICEF) di Asia Selatan mendapati Berdasarkan penelitian yang dilakukan
48% dari 9,7 juta anak perempuan telah oleh Pusat Penelitian Kependudukan
menikah sebelum usia 18 tahun, Bangladesh UNPAD bekerja sama dengan BKKBN Jawa
25,9% dari 3382 remaja putri dan Amerika Barat melaporkan umur kawin muda di
Serikat hanya 2,5%. Pada tahun 2000 bahwa daerah pantai masih tinggi yaitu 36,7% pada
angka pernikahan dini hampir ditemukan di umur 12-14 tahun, 56,7% umur 15-19 tahun
seluruh provinsi di Indonesia bahwa sekitar dan 6,6% umur 20-24 tahun, dengan faktor
10% remaja puteri melahirkan anak yang melatarbelakangi adalah rendahnya
tingkat pendidikan dan budaya10.

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 61


Yulina Dwi Hastuty

Berdasarkan survei awal, yang tahun. Kriteria sampel yang diteliti adalah
dilakukan dari jumlah penduduk 1746 KK responden yang menikah dini dan batas
di Desa Sunggal Kanan terdapat sebanyak usia saat ini hanya sampai 35 tahun (batas
136 KK yang menikah di usia < 20 tahun, usia reproduksi). Sampel yang digunakan
dengan persentasi laki-laki 4,18% (73 KK) dalam penelitian ini sebanyak 37 orang yang
dan perempuan 3,60% (63 KK). Sebagai diambil berdasarkan tekhnik accidental
akibat dari pernikahan dini tersebut, sampling. Jenis data yang digunakan dalam
didapati bahwa 85% dari 92 orang jumlah penelitian ini adalah data primer yang
ibu hamil saat melakukan pemeriksaan diperoleh langsung dari responden dengan
ANC di Balai Desa Sunggal Kanan adalah menggunakan daftar check list. Analisa data
anemia (kekurangan zat besi) dan seorang dilakukan dengan uji korelasi Sphearman
ibu dengan riwayat abortus tiga kali (abortus menggunakan SPSS.
habitualis). Sampai saat ini belum ada
dilakukan penelitian tentang hal-hal yang Hasil Penelitian
melatarbelakangi terjadinya pernikahan 1. Analisa Univariat
dini. Tujuan dari penelitian ini untuk Analisa Univariat dilakukan untuk
mengetahui Faktor-Faktor Yang melihat distribusi frekuensi faktor – faktor
Berhubungan Dengan Terjadinya yang berhubungan dengan terjadinya
Pernikahan Dini di Desa Sunggal Kanan pernikahan dini, meliputi Pendidikan,
kabupaten Deli Serdang. Tingkat Ekonomi Keluarga, Dukungan
Keluarga dan Sumber Informasi.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain
studi kolerasi, dengan metode pendekatan
Cross Sectional. Jumlah populasi sebanyak
136 orang yang menikah dibawah usia 20

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan, Tingkat Ekonomi Keluarga,


Dukungan Keluarga dan Sumber Informasi Responden di Desa Sunggal Kanan.

Variabel Frekuensi Persentasi (%)


Pendidikan Terakhir
Pendidikan Dasar 22 59,5
Pendidikan Menengah 15 40,5
Total 37 100
Tingkat Ekonomi Keluarga
< Upah Minimum 19 51,4
>Upah Minimum 18 48,6
Total 37 100
Dukungan Keluarga
Tidak Ada 12 32,4
Ada 25 67,6
Total 37 100
Sumber Informasi
Lingkungan 16 43,2
Media Massa 13 35,1
Tenaga Kesehatan 8 21,6
Total 37 100

62 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Pernikahan Dini

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa 2. Analisa Bivariat


mayoritas responden yang menikah dini Analisa Bivariat dilakukan untuk
dengan latar belakang pendidikan dasar mengetahui ada tidaknya hubungan yang
(SD-SMP) sebanyak 22 responden (59,5%), bermakna antara faktor – faktor yang
tingkat ekonomi keluarga di bawah upah berhubungan dengan terjadinya pernikahan
minimum sebanyak 19 responden (51,4%), dini seperti pendidikan terakhir, tingkat
mendapat dukungan dari keluarga ekonomi keluarga, dukungan keluarga dan
sebanyak 25 responden (67,6%) dan sumber informasi di Desa Sunggal Kanan .
mendapat informasi tentang pernikahan Keterkaitan antara faktor-faktor yang
dini dari lingkungan sebanyak 16 responden berhubungan dengan terjadinya pernikahan
(43,2%) dini dan seberapa besar hubungan antara
faktor-faktor tersebut secara rinci dapat
dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel. 2 . Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi Sphearman Faktor –faktor yang


berhubungan Dengan Terjadinya Pernikahan Dini

Terjadinya Pernikahan Dini


Menikah Dini Uji Sphearman
Variabel
F % Rho Sig
Pendidikan
Pendidikan Dasar 22 59,5
-0,369 0,012
Pendidikan Menengah 15 40,5
Total 37 100
Tingkat Ekonomi Keluarga
< Upah Minimum 19 51,4
> Upah Minimum 18 48,6 -0,476 0,003
Total 37 100
Dukungan Keluarga
Tidak Ada 12 32,4
Ya 25 67,6 -0,596 0,000
Total 37 100
Sumber Informasi
Lingkungan 16 43,2
Media 13 35,1
Tenaga Kesehatan 8 21,6 0,691 0,000
Total 8 100

Berdasarkan tabel 2 didapati bahwa adanya hubungan yang signifikan antara


analisis uji korelasi Sphearman untuk pendidikan dengan terjadinya pernikahan
pendidikan terakhir dengan terjadinya dini di Desa Sunggal Kanan. Untuk tingkat
pernikahan dini memperoleh angka ekonomi keluarga dengan terjadinya
koefisien korelasi – 0,369 yang berarti ada pernikahan dini diperoleh angka koefisien
korelasi cukup kuat antara pendidikan korelasi -0,476 yang berarti ada korelasi
dengan terjadinya pernikahan dini di Desa cukup kuat antara tingkat ekonomi keluarga
Sunggal Kanan dan angka signifikansi yang dengan terjadinya pernikahan dini dan
diperoleh sebesar 0,012 < 0,05 yang berarti angka signifikansi yang diperoleh sebesar

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 63


Yulina Dwi Hastuty

0,003 < 0,05 yang berarti adanya hubungan Chi Square diperoleh ada hubungan
yang signifikan antara tingkat ekonomi pengetahuan dengan nilai p-value=0,0001.
keluarga dengan terjadinya pernikahan dini, Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
untuk dukungan keluarga dengan bahwa remaja yang melakukan pernikahan
terjadinya pernikahan dini diperoleh angka dini dikarenakan pendidikan dasar remaja
koefisien korelasi – 0,596 yang berarti ada yang masih rendah dan informasi yang
korelasi kuat antara dukungan keluarga diketahui sedikit serta pengetahuan yang
dengan terjadinya pernikahan dini dan dimiliki kurang tentang usia menikah yang
angka signifikansi yang diperoleh sebesar baik 11.
0,000 < 0,05 yang berarti adanya hubungan Sejalan dengan hasil penelitian Rafidah
yang signifikan antara dukungan keluarga di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
dengan terjadinya pernikahan dini dan tahun 2009, dengan jumlah responden
untuk sumber informasi dengan terjadinya sebanyak 90 responden didapati bahwa
pernikahan dini diperoleh angka koefisien responden dengan latar belakang
korelasi 0,691 yang berarti ada korelasi kuat pendidikan dasar sebanyak 66 responden
antara sumber informasi dengan terjadinya (73,3%) dan responden dengan latar
pernikahan dini dan angka signifikansi yang belakang pendidikan menengah sebanyak
diperoleh sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti 24 responden (26,7%), dengan nilai RP=2,90,
adanya hubungan yang signifikan antara CI 95%=1,30–6,49, X2=11,14, p=0,000 serta
sumber informasi dengan terjadinya dapat disimpulkan bahwa pendidikan
pernikahan dini di Desa Sunggal Kanan. responden yang rendah beresiko 2,9 kali
lebih besar menikah pada usia < 20 tahun
Pembahasan dibanding responden dengan pendidikan
1. Hubungan Pendidikan dengan menengah atau tinggi 10. Pada penelitian ini,
Terjadinya Pernikahan Dini hasil yang didapat adalah semakin rendah
pendidikan seseorang maka semakin besar
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui peluang untuk menikah dini dan begitu pun
bahwa mayoritas responden yang menikah sebaliknya, jika semakin tinggi pendidikan
dini dengan latar belakang pendidikan seseorang maka akan semakin kecil peluang
dasar (SD – SMP) sebanyak 22 responden untuk menikah dini.
(59,5%) dan minoritas responden dengan Penelitian ini juga sesuai dengan
latar belakang pendidikan menengah (SMA) pendapat Yunus (2010), yang menyatakan
sebanyak 15 responden (40,5%). bahwa alasan menikah dini adalah mereka
Hasil analisis uji korelasi Sphearman yang tidak berpendidikan atau belum
menunjukkan ada korelasi cukup kuat sekolah. Hal ini berdampak terhadap
antara pendidikan dengan terjadinya ketidakmampuan dalam mengambil
pernikahan dini di Desa Sunggal Kanan. Hal keputusan dan di sisi lain tidak mempunyai
ini sesuai dengan penelitian Fatmawati di informasi terkait mengenai kesehatan
Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan reproduksi yang benar. Yunus berpendapat
tahun 2009, dengan jumlah responden bahwa apabila seseorang sudah
sebanyak 84 responden didapati bahwa mendapatkan pendidikan menengah
yang melakukan pernikahan dini sebanyak dikatakan cukup paham mengenai baik dan
54,8%, berpendidikan dasar sebanyak 82,1% tidaknya menikah usia muda 12.
dan berdasarkan uji Fisher Exact diperoleh Berdasarkan penelitian ini dapat
ada hubungan pendidikan dengan nilai p- terlihat bbahwa semakin tinggi pendidikan
value=0,0001 serta berpengetahuan kurang seseorang, maka semakin baik pemahaman,
sebanyak 86,7% dan berdasarkan uji Pearson pengetahuan dan keterampilan yang

64 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Pernikahan Dini

dimiliki seseorang dan yang ditemukan rendah peluang seseorang untuk melakukan
peneliti di lapangan adalah seluruh pernikahan dini.
responden yang menjadi sampel dengan Pernyataan senada juga diungkapkan
latar belakang pendidikan dasar (SD-SMP) oleh Nirwana (2011) yang menyatakan
dan berpendidikan menengah (SMA) tetap bahwa sandang, pangan dan papan adalah
melakukan pernikahan dini. Didapati faktor ekonomi yang merupakan kebutuhan
bahwa lebih banyak dengan latar belakang pokok yang menyebabkan suatu
pendidikan dasar yang menikah di usia perkawinan tidak bisa bertahan hanya
lebih dini dibanding dengan berpendidikan dengan ikatan cinta saja, kebutuhan materi
menengah. harus menjadi pendukungnya 13.
Hal yang sama dikemukakan oleh
2. Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Suryaningrum dalam Suhadi (2012) yang
dengan Terjadinya Pernikahan Dini menganalisa fenomena pernikahan dini,
Diketahui bahwa mayoritas responden dimana didapatkan hasil yang
yang melakukan pernikahan dini memiliki menyimpulkan bahwa ada hubungan
tingkat ekonomi keluarga di bawah upah signifikan antara status ekonomi keluarga,
minimum sebanyak 19 responden (51,4%) pendidikan orang tua dan pekerjaan
dan minoritas dengan tingkat ekonomi terhadap anak-anaknya yang dinikahkan
keluarga di atas upah minimum sebanyak lebih dini.
18 responden (48,6%). Berdasarkan hasil penelitian ini
Hasil analisis uji korelasi Sphearman menunjukkan bahwa tingkat ekonomi
menunjukkan ada korelasi cukup kuat sangat berpengaruh sebagai faktor utama
antara tingkat ekonomi keluarga dengan dalam pernikahan dini dikarenakan
terjadinya pernikahan dini di Desa Sunggal orangtua beranggapan bahwa anak
Kanan. Hasil ini sejalan dengan penelitian perempuan merupakan beban ekonomi
Rafidah di Kabupaten Purworejo tahun dalam keluarga dan perkawinan merupakan
2009, dengan jumlah responden sebanyak 90 usaha untuk mempertahankan kehidupan
responden didapati bahwa responden keluarga. Dan ada pula motivasi salah
dengan status ekonomi tinggi sebanyak 35 dalam menikah lebih dini yang menyatakan
responden (38,9%) dan responden dengan bahwa ketika seseorang menikah dini maka
status ekonomi rendah sebanyak 55 ia akan lebih cepat mendapatkan
responden (61,1%), dengan nilai RP=1,75, CI kemewahan dari pasangannya sendiri dan
95%=1,05 – 2,91, X2=5,66, p=0,01 serta dapat lepas dari belenggu orang tua dengan
disimpulkan bahwa sebagian besar tujuan mendapatkan kebebasan.
responden yang memiliki tingkat ekonomi
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
yang rendah beresiko 1,75 kali lebih besar
Terjadinya Pernikahan Dini
menikah pada usia < 20 tahun dibanding
responden yang memiliki ekonomi tinggi Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dengan Pada hasil penelitian ini bahwa mayoritas responden yang
menunjukkan bahwa semakin rendah melakukan pernikahan dini mendapat
tingkat ekonomi keluarga maka akan dukungan keluarga sebanyak 25 responden
semakin tinggi peluang untuk seseorang (67,6%) dan minoritas dengan tidak adanya
melakukan pernikahan dini dan begitu juga dukungan keluarga sebanyak 12 responden
sebaliknya, semakin tinggi tingkat ekonomi (32,4%).
yang dimiliki keluarga makan akan semakin Hasil analisis uji korelasi Sphearman
menunjukkan ada korelasi kuat antara

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 65


Yulina Dwi Hastuty

dukungan keluarga dengan terjadinya sangat berpengaruh untuk seseorang dapat


pernikahan dini di Desa Sunggal Kanan dan menikah dini. Hal ini dikarenakan banyak
sejalan dengan penelitian Rafidah di orang tua beranggapan menikahkan anak
Kabupaten Purworejo tahun 2009, dengan mereka berarti suatu bentuk perlindungan
jumlah responden sebanyak 90 responden terhadap sang anak, dengan alasan
didapati bahwa responden dengan presepsi mencegah anaknya melakukan hal yang
baik oleh orangtua sebanyak 41 responden diluar jangkauan misalnya telah melakukan
(45,6%) dan dengan persepsi kurang hubungan biologis, hamil di luar nikah,
sebanyak 49 responden (54,4%), dengan kawin lari yang dapat merusak nama baik
nilai RP=1,5, CI 95%=0,96 – 2,37, X2=3,63, dalam keluarga. Namun hal ini justru
p=0,05 serta dapat disimpulkan bahwa menyebabkan hilangnya kesempatan anak
orang tua dengan persepsi kurang akan untuk berkembang, tumbuh dan sehat serta
beresiko 1,5 kali lebih besar menikahkan kehilangan kebebasan dalam menikah dan
anaknya pada usia < 20 tahun dibandingkan untuk keluarga supaya dapat lebih berperan
orang tua yang memiliki persepsi baik, dalam memberikan pendapat maupun
namun secara statistik tidak bermakna. motivasi kepada anak agar anak lebih
Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa mampu untuk memutuskan dan menunda
semakin tinggi dukungan keluarga dalam usia menikah sampai batas usia reproduksi
hal menyetujui menikah lebih dini maka yaitu 20 tahun untuk wanita dan 25 tahun
akan besar peluang anak melakukan untuk pria.
pernikahan dini dan berlaku juga untuk
sebaliknya. 4. Hubungan Sumber Informasi dengan
Sependapat juga dengan hasil Terjadinya Pernikahan Dini
penelitian Helliyah dalam skripsi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Hermawan (2010), menyimpulkan bahwa
bahwa mayoritas responden yang menikah
pernikahan di bawah umur disebabkan
dini mendapat informasi tentang
adanya tradisi perjodohan yang dilakukan
pernikahan dini dari lingkungan sebanyak
oleh orang tua 14.
16 responden (43,2%) dan minoritas didapat
Hal ini juga didukung oleh keputusan
dari tenaga kesehatan sebanyak 8 responden
yang dinyatakan dalam Deklarasi Hak Asasi
(21,6%).
Manusia dalam skripsi Fadlyana (2009) juga
Hasil analisis uji korelasi Sphearman
mendukung hasil penelitian penulis bahwa
menunjukkan ada korelasi kuat antara
pernikahan harus dilakukan atas
sumber informasi dengan terjadinya
persetujuan penuh kedua pasangan 15.
pernikahan dini di Desa Sunggal Kanan.
Namun kenyataannya, yang dihadapi dalam
Hasil ini juga didukung oleh Tutik (2010),
pernikahan usia dini ini, persetujuan
bahwa informasi yang diperoleh dari
menikah sering kali merupakan akumulasi
berbagai sumber dapat memberikan
dari paksaan atau tekanan orang tua / wali
pengaruh jangka pendek sehingga
anak sehingga anak setuju untuk menikah
menghasilkan perubahan pengetahuan.
dan merupakan rasa bakti dan hormat pada
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
orang tua. Pernyataan senada juga
media elektronik seperti televisi, radio dan
dikeluarkan oleh International Humanist and
media massa seperti surat kabar, majalah
Ethical Union, bahwa pernikahan anak
mempunyai pengaruh besar terhadap
merupakan bentuk perlakuan yang salah
penyampaian informasi 16.
pada anak (child abuse).
Hasil ini sesuai dengan penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh
Fatmawati di Kecamatan Sragi Kabupaten
menunjukkan bahwa dukungan keluarga

66 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Pernikahan Dini

Pekalongan tahun 2009, dengan jumlah Kesimpulan dan Saran


responden sebanyak 84 responden didapati Kesimpulan
bahwa yang melakukan pernikahan dini
Berdasarkan penelitian ini didapatkan
mendapat informasi yang kurang sebanyak
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
84,3 dan berdasarkan uji Fisher Exact
menyebabkan terjadinya pernikahan dini di
diperoleh ada hubungan sumber informasi
Desa Sunggal Kanan adalah :
p-value=0,0001. Hasil penelitian ini juga
1. faktor pendidikan yang berkorelasi
menyatakan bahwa semakin banyaknya
cukup kuat dengan terjadinya
informasi yang tidak tepat didapatkan
pernikahan dini.
seseorang baik dari lingkungan ataupun
2. faktor tingkat ekonomi keluarga
media massa dan elektronik akan memicu
yang berkorelasi cukup kuat dengan
seseorang untuk menikah dini karena
terjadinya pernikahan dini.
didasarkan oleh keingintahuan yang akan
3. faktor dukungan keluarga yang
berdampak buruk baik secara fisik maupun
berkorelasi cukup kuat dengan
psikologi.
terjadinya pernikahan dini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
4. Juga faktor sumber informasi yang
Informasi yang diperoleh dari lingkungan
berkorelasi cukup kuat dengan
lebih berpengaruh dibanding dari media
terjadinya pernikahan dini.
massa. Ini terbukti dari 37 responden
terdapat 16 responden mayoritas
Saran
memperoleh informasi dari lingkungan
yaitu keluarga, saudara dan teman Adapun saran yang dapat penulis
sebaya/sepermainan dimana terkadang sampaikan bagi Peneliti Selanjutnya untuk
informasi yang didapat kadang tidak akurat melakukan penelitian lanjutan dengan
dan bahkan menyimpang sedangkan 13 analisis yang lebih luas dengan variabel
responden memperoleh informasi dari yang berbeda seperti analisis faktor
media massa dimana pengaksesan terhadap pernikahan dini atau analisis
responden untuk mencari informasi dampak dari pernikahan dini tersebut.
terhalang oleh jarak tempuh dan masih
langkanya untuk berakases internet dan jika Daftar Pustaka
digunakan pun banyak yang 1. Pieter, H Z dan N L, Lubis, 2010.
menyalahgunakan dan tidak mencari Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta:
tentang dampak dari pernikahan dini Kencana
tersebut. Dalam hal ini keluarga juga 2. Manuaba, 2008. Memahami Kesehatan
berpengaruh untuk turut serta berpartisipasi Reproduksi Wanita. Jakarta: ECG
dalam memberikan pendidikan kesehatan 3. Janiwarty, Herri, 2013. Pendidikan
dini kepada anak dan memotivasi anak taat Psikologi Untuk Bidan Suatu Teori dan
beribadah untuk memperkuat iman / Terapannya.
ketaqwaan kepada Yang Maha Kuasa Yogyakarta : Rapha Publishing
karena didapati banyak anak yang tahu 4. Luthfil, 2010. Faktor-Faktor Yang
tentang bahaya pernikahan dini akan tetapi Mempengaruhi Pernikahan Usia Dini
karena pergaulan yang terlalu bebas dan Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di
tidak adanya pengajaran dari keluarga akan Desa Bumirejo Wonosobo Tahun 2009),
mengakibatkan hal-hal yang tidak Yogyakarta.
diinginkan seperti kawin diluar nikah, http://digilib.uinsuka.ac.id/pdf.
aborsi, kawin lari, pemerkosaan yang dapat Diakses 16/02/2014
merusak masa depan seorang anak.

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 67


Yulina Dwi Hastuty

5. Suhadi, 2012. Pernikahan Dini, Pernikahan Usia Dini (Studi Di Kecamatan


Perceraian, dan Pernikahan Ulang : Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun 2009),
Sebuah Telaah Dalam Perspektif Jawa Tengah.
Sosiologi, Jawa Tengah. Jurnal http://core.kmi.open.ac.uk/pdf.
Komunitas. http://journal.unnes.ac.id. Diakses 19/02/2014
Diakses 29/02/2014 12. Yunus, dkk, 2010. Ilmu Sosial Dan
6. Widyastuti.dkk.,2009.Kesehatan Budaya Dasar Untuk Kebidanan.
Reproduksi.Yogyakarta : Fitramaya Yogyakarta: Fitramaya
7. Fasli, 2013. 16 Juta Remaja Perempuan 13. Nirwana, 2011. Psikologi Kesehatan
Menikah Dini. Jakarta. Jakarta Jurnal. Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika
http://www.journal.jakarta.go.id/. 14. Hermawan, 2010. Pengaruh Pernikahan
Diakses 22/04/2014 Dini Terhadap Perceraian Dini (Studi
8. Badan Pusat Statistik. (2008). Survei Kasus Di Pengadilan Agama Klaten Tahun
Demografi dan Kesehatan Indonesia 2008-2010), Yogyakarta.
(SDKI) 2007. BPS – BKKBN – Depkes – http://digilib.uin-suka.ac.id/pdf.
ORC Macro Calverton (USA). Jakarta Diakses 16/02/2014
9. Prayoga, 2009. 25 Persen Penduduk 15. Fadlyana, Larasaty, 2009. Pernikahan
Indonesia Nikah Dini. Jurnal Dini dan Permasalahannya, Bandung.
Kependudukan. Diakses Sari Pediatri.
www.google.com/. Diakses http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11
18/02/2014 -2-11.pdf. Diakses 29/03/2014
10. Rafidah, 2009. Faktor-Faktor Yang 16. Tutik, 2010. Persepsi Remaja Putri Suku
Berhubungan Dengan Pernikahan Usia Osing Tentang Usia Pernikahan Yang
Dini Di Kabupaten Purwerejo Jawa Sesuai Dengan Kesehatan Reproduksi
Tengah, Jawa Tengah. Berita Kedokteran. Wanita. http://adln.lib.unair.ac.id.
http://berita-kedokteran-masyarakat/. Diakses 03/03/2014
Diakses 29/03/2014
11. Fatmawati, 2009. Hubungan Beberapa
Faktor Pada Wanita Dengan Kejadian

68 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh

Anda mungkin juga menyukai