Disusun Oleh:
NIM : 1947042035
Nama : Bahrianti
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN 1
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Bahrianti
NIM : 1947042035
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UNM
Menyatakan bahwa telah melaksanakan kegiatan PLP 1 di SDN NO. 112
INPRES BONTOMANAI dari tanggal 1 Maret sampai dengan 21 Mei 2021.
Laporan ini saya susun dengan sebenar-benarnya, menjunjung nilai-nilai
objektivitas keilmuan dan terbebas dari plagiasi. Jika dikemudian hari ditemukan
ketidaksesuaian, maka saya akan bertanggung jawab dan siap menerima
konsekuensi sesuai peraturan yang berlaku. Rincian kegiatan terlampir dalam
laporan ini.
Makassar, 24 Mei 2021
Mahasiswa,
BAHRIANTI
1947042035
Mengesahkan,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengenalan
Lapangan Persekolahan 1 (PLP 1) yang diselenggarakan oleh pihak Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Makassar dan dilaksanakan di SDN NO. 112
Inpres Bontomanai. Penyusunan laporan kegiatan ini memberikan gambaran
kepada pembaca mengenai keseluruhan aktivitas dalam kegiatan PLP 1 yang
dilaksanakan.
1. Orang tua tercinta yang telah memberi semangat dan dorongan yang tidak
ternilai.
3. Ibu St. Nurhayati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN No. 112 Inpres
Bontomanai yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melakukan observasi di SDN No. 112 Inpres Bontomanai
4. Bapak Muhammad Saing, S.Pd., Gr. selaku guru pamong yang telah
membantu dan memberikan informasi kepada penulis selama melakukan
observasi di sekolah.
5. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan PLP1 ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Makassar, 24 Mei 2021
Bahrianti
DAFTAR ISI
B. LANDASAN
1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
C. TUJUAN
PLP I dimaksudkan untuk membangun landasan jati diri pendidik melalui
beberapa bentuk kegiatan di sekolah sebagai berikut.
1. Pengamatan langsung kultur sekolah;
D. RUANG LINGKUP
Inti dari kegiatan PLP I adalah aktivitas observasi, analisis dan
penghayatan langsung terhadap kegiatan terkait dengan kultur sekolah,
manajemen sekolah, dan dinamika sekolah sebagai lembaga pengembang
pendidikan dan pembelajaran.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. KULTUR SEKOLAH
Kultur sekolah adalah pola nilai, keyakinan dan tradisi yang terbentuk
melalui sejarah sekolah. Kultur sekolah adalah pola makna yang dipancarkan
secara historis yang mencakup norma, nilai, keyakinan, seremonial, ritual,
tradisi dan mitos dalam derajat yang bervariasi oleh warga sekolah. Kultur
sekolah adalah budaya sekolah yang menggambarkan pemikiran-pemikiran
bersama, asumsi, nilai-nilai, dan keyakinan yang dapat memberikan identitas
sekolah yang menjadi standar perilaku yang diharapkan. Lembaga sekolah
sebagai pihak internal seharusnya membangun kultur sekolah berdasarkan
pemikiran-pemikiran lembaga yang ditunjang oleh gaya kepemimpinan kepala
sekolah, perilaku guru dan siswa serta pegawai dalam memberikan layanan
kepada para siswa, orang tua, dan lingkungannya sebagai pihak eksternal.
Kultur positif sekolah seharusnya menjadi kekuatan utama dalam
mengarahkan seluruh warga sekolah menuju perubahan-perubahan positif.
Pada umumnya setiap sekolah telah memiliki kulturnya sendiri namun
sekolah yang berhasil adalah sekolah yang memiliki kultur positif yang sejalan
dengan visi dan misi sekolah.
3. Guru Mapel
Atau dengan kata lain, ketertiban adalah suatu kondisi yang mencerminkan
keharmonisan dan keteraturan dalam pergaulan antar warga sekolah.
Ketertiban harus tercermin dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah penggunaan waktu belajar mengajar dan berhubungan
dengan masyrakat sekitar. Ketertiban tidaklah tecipta dengan sendirinya,
melainkan harus diupayakan oleh warga sekolah. Tata tertib sekolah
hendaknya mencerminkan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, kejujuran,
ketertiban, kebersihan, dan sopan santun.
Gambar : Screenshoot google maps, jarak kampus FIP ke SDN No. 112 Inpres
Bontomanai
C. METODE OBSERVASI
Metode Jumlah Tanggal
15/03/2021, 30/03/2021, 07/04/2021,
Luring 4
15/04/2021
Total 6
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KULTUR SEKOLAH
1. Kondisi lapangan
Sebelum dan pada saat pandemi siswa di di SDN NO. 112 Inpres
Bontomanai selalu menerapkan kegiatan 3S (Senyum, Sapa, Salam)
dengan baik pembelajaran secara daring maupun luring. Sedangkan
pengkondisian awal belajar itu tidak semaksimal mungkin, namun
keterlaksanaan perkondisian awal ini tetap dilaksanakan walaupun
kurang akibat kondisi pandemi saat ini. Kegiatan upacara bendera dan
penggunaan seragam sekolah tidak terlaksana selama masa pandemi.
Anjuran menjaga kebersihan terlaksana dengan baik karena menjaga
kebersihan menjadi prioritas yang harus lebih ditingkatkan agar
mencegah penyebaran virus covid 19 dan juga agar terhindar dari
penyakit yang terjadi pada system pencernaan seperti sembelit, dan diare.
2. Pembahasan
Kegiatan belajar-mengajar berjalan dengan baik, tetapi banyak yang
tidak terlaksana dan tidak berjalan semaksimal mungkin dikarenakan
pandemi.
3. Nilai-Nilai yang diperoleh
Dari apa saya lihat pada saat pandemi, siswa tetap semangat menjalani
proses belajar mengajar walaupun kondisi seperti sekarang ini yang
mengakibatkan banyak siswa tidak bisa hadir dikarenakan berbagai hal,
sehingga tidak seperti sebelum pandemi semua siswa dari kelas 1 - kelas 6
hadir yang membuat perbedaan suasananya sudah pasti jauh berbeda.
Tetapi walaupun kondisinya seperti sekarang ini siswa yang hadir tetap
semangat.
4. Ide pengembangan kultur sekolah
Peningkatan kuantitas kegitan agamis seperti bacaan asmaul husna
setiap pagi bagi siswa muslim sebelum memulai pembelajaran dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat dilakukan sebelum awal belajar.
2. Pembahasan
Menurut saya, SDN No. 112 Inpres Bontomanai perlu di renovasi
ruang kelasnya karena sudah cukup tua dan bangunannya ada yang retak
dan miring dikarnakan tanah disana yang lembek, ruang kelas juga kurang
sehingga ruangan yang seharusnya menjadi perpustakaan dan sebagainya
dijadikan ruang kelas dikarenakan siswa di SDN No. 112 Inpres
Bontomanai cukup banyak. Harapan saya SDN No. 112 Inpres
Bontomanai dapat direnovasi agar siswa bisa belajar dengan nyaman dan
kedepannya lebih baik lagi dengan adanya saranadan prasarana yang
sangat memadai.
4. Ide pengembangan
2. Pembahasan
4. Ide pengembangan
Petugas upacara dibuatka tanda seperti selempang dan sebagainya,
agar bisa dibedakan mana petugas upacara dan yang mana peserta upacara.
E. KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER
1. Kondisi lapangan
Pada masa pandemi ekstrakurikuler tidak terlaksana karena belum
adanya izin untuk melakukan sekolah tatap muka. Tetapi informasi dari
guru pamong saya, bahwa sebelum pandemi ekstrakurikuler terlaksana
dengan baik, adapun kegiatan ekstrakurikuler di SDN No. 112 Inpres
Bontomanai yaitu pramuka, qosidah, dokter cilik, koperasi siswa, baris-
berbaris/gerak jalan dan ada pula dibidang kesenian yaitu tari dan
memainkan alat musik ganrang bulo (alat musik khas sulawesi). Tidak
semua siswa harus mengikuti ekstrakurikuler melainkan hanya dari kelas
4, 5, dan 6 dari tiga kelas tinggi ini pun tidak semua siswa ikut
ekstrakurikuler.
Gambar : Sebelum masuk kelas melakukan tos covid (pengganti jabat tangan)
Gambar : Baris-berbaris sebelum masuk kelas
2. Pembahasan
Tetap melakukan praktik-praktik baik dimasa pandemi adalah kegiatan
yang sangat bagus menurut saya.
3. Nilai-Nilai yang diperoleh
Walaupun dimasa pandemi kita dianjurkan untuk menjaga jarak, tetapi
siswa tidak lupa dengan kewajibannya yaitu berjabat tangan dengan guru
yang menjadi orang tua mereka di sekolah, walaupun jabat tangan diganti
dengan dengan tos covid saya rasa itu adalah kebiasaan yang sangat baik.
4. Ide pengembangan kultur sekolah
Sebelum masuk kelas siswa berbaris didepan kelas, saat masuk kelas
siswa bersama-sama membaca asmaul husna atau bershalawat.
BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan,dapat disimpulkan bahwa SDN No.
112 Inpres Bontomanai sangat baik dalam melayani peserta didikinya. SDN No.
112 Inpres Bontomanai juga sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan, baik
itu menjaga kebersihan diluar maupun didalam kelas sehingga lingkungan sekolah
pun menjadi bersih dan nyaman. Selain kebersihan lingkungan, di SDN No. 112
Inpres Bontomanai mematuhi protokol kesehatan dengan baik, dengan melakukan
(3M) mencuci tangan sebelum masuk kelas, menggunakan masker, dan menjaga
jarak. Dan sikap yang ditunjukkan guru-guru di SDN No. 112 Inpres
Bontomanai sangatlah ramah dan terbuka, sehingga murid merasa nyaman tidak
ada rasa tegang dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
B. SARAN
Dari hasil pengamatan yang selama ini saya lakukan, saya ingin memberikan
saran kepada sekolah atas suatu hal yaitu untuk merenovasi ruang kelas, setelah
saya amati SDN No. 112 Inpres Bontomanai sudah cukup tua dan bangunannya
ada yang retak dan miring dikarnakan tanah disana yang lembek, ruang kelas juga
kurang sehingga ruangan yang seharusnya menjadi perpustakaan dan sebagainya
dijadikan ruang kelas dikarenakan siswa di SDN No. 112 Inpres Bontomanai
cukup banyak. Harapan saya SDN No. 112 Inpres Bontomanai dapat direnovasi
agar siswa bisa belajar dengan nyaman dan kedepannya lebih baik lagi dengan
adanya saranadan prasarana yang sangat memadai.
Harapan saya untuk PGSD kedepannya, teruslah mencetak para pendidik dan
pengajar yang profesional dan guru yang berkarakter dan senantiasa berusaha dan
berjuang mengembangkan aneka potensi kecerdasan yang dimilikinya.
Untuk calon peserta PLP 1 selanjutnya semangat untuk menjalani mata kuliah
Pengenalan Lapangan Persekolahan 1 (PLP 1) dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan mata kuliah ini.
LAMPIRAN
Checklist hasil observasi
A. Kultur Sekolah
Keterlaksaan
No Aspek Pengamatan Deskripsi
Ya Tdk
Bk Kr
1 Kegiatan 3S Sebelum dan pada saat pandemi
(Senyum,Sapa,Salam) siswa di di SDN NO. 112 Inpres
Bontomanai selalu menerapkan
kegiatan 3S dengan baik baik
pembelajaran secara langsung dan
tidak langsung. Pada saat pandemi
ini kegiatan 3S tetap dilaksanakan
walaupun hanya dilakukan secara
daring melalui whatsapp grub siswa
mengucapkan salam-sapa dan
melalui zoom atau google meet
siswa dapat melaksanakan (3S).
Kegiatan ini dapat membina moral,
karakter dan hubungan baik antara
siswa dan guru. Kegiatan 3S ini
juga akan menjadi teladan budaya
terhadap siswa dalam pergaulan
bersama teman-temannya dan
orang disekitarnya. Apalagi anak
SD saat ini berada pada fase meniru
dari apa yang tampak pada
lingkungannya.
2 Pengkondisianawal Kegiatan pengkondisian awal
belajar belajar sebelum pandemi di SDN
NO.112 Inpres Bontomanai
sebelum belajar adalah berbaris
dengan rapi didepan kelas sebelum
pembelajaran dimulai dan setelah
masuk kelas, ketua kelas
memimpin doa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
sehingga pembelajaran dapat
dimulai dengan baik.
Sebelum pandemi
ekstakurikuler di sekolah
ini berjalan dengan baik
dengan adanya latihan
perminggu atau sebelum
adanya perlombambaan,
para siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler
harus mengikuti latihan.
Sedangkan selama
pandemi semua
ekstrakurikuler tidak
berjalan karena belum
adanya izin dari
pemerintah untuk
berkerumun/berkumpul.
2 Ada jadwal pelaksanaan Jadwal pelaksanaan
kokurikurel dan
kokurikulerdan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler di SDN
No. 112 Inpres
Bontomanai biasanya
dilaksanaakan sebelum
mengikuti lomba.
Pelaksanaan kokurikuler
dan ekstrakurikuler
dilakukan setelah ashar
sampai pukul 5 sore.
Untuk hari pelaksanaanya
biasnya dilakukan setiap
hari kecuali
pembina/guru
berhalangan hadir.
Jadwal tersebut berlaku
untuk semua bidang.
3 Ada pembinaan kokurikuler dan Di SDN No. 112 Inpres
Bontomanai pembinaan
ekstrakurikuler
kokurikuler dan
ekstrakurikuler juga ada
dan dibina langsung oleh
pembina atau
pembimbing kegiatan ini.
Pembinaan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler
dapat dijadikan wahana
untuk lebih mengenalkan
peserta didik kepada
pendidikan karakter,
pengembangan ilmu dan
pengetahuan yang lebih
praktis dan berguna,
pembinaan olahraga,
pembentukan
kepribadian, dan tentu
saja pelestraiaan budaya
bangsa.
4 Setiap guru menjadi pembina Di SDN No. 112 Inpres
Bontomanai tidak semua
kokurikuler dan ekstrakurikuler
guru menjadi pembina
kokurikuler dan
ekstrakurikuler, guru
yang menjadi pembina
hanya guru olahraga dan
beberapa guru yang
ditunjuk oleh kepala
sekolah dan adapula
pelatih yang buka dari
tenaga pendidik
melainkan alumni
sekolah tersebut.
Selanjutnya pengkondisian
dalam mngakhiri
pembelajaran, guru
memantapkan materi yang
telah dibahas tadi dengan
menyimpulkan pembelajaran.
Kemudian siswa diminta
untuk berdoa setelah belajar
dan seperti diawal
pembelajaran siswa yang
memimpin doa adalah siswa
yang paling tenang.