Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA MENGGUNAKAN

METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD


(STUDI KASUS DI PT. ERINDO MANDIRI, PASURUAN)

Analysis of Human Resources’ Performance with Human Resources Scorecard


(Case Study at PT. Erindo Mandiri, Pasuruan)

Silma Luthfika Harnanda1*, Arif Hidayat2, Shyntia Atica Putri2


1
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya
2
Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya
*Penulis Korespondensi: email silmaharnanda@gmail.com

ABSTRAK
Kinerja karyawan merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan sehingga
perhatian serius terhadap pengelolaan SDM mutlak diperlukan. Selama ini, pengukuran kinerja yang
dilakukan PT. Erindo Mandiri hanya menilai softskill karyawan dan bersifat subyektif. Maka dari itu,
perlu adanya pengukuran kinerja SDM secara komprehensif atau menyeluruh seperti pada Human
Resources Scorecard (HRSC). Tujuan dari penelitian ini yaitu, mengidentifikasi Key Performance
Indicator (KPI) yang dapat merepresentasikan pencapaian kinerja SDM, mengetahui dan menganalisis
hasil pengukuran kinerja SDM, dan mendapatkan usulan perbaikan untuk meningkatkan KPI yang tidak
memenuhi target yang diharapkan. Metode HRSC ini diawali dengan mengidentifikasi KPI yang dapat
merepresentasikan kinerja SDM. KPI kemudian dibobotkan menggunakan Analytical Hierarchy Process
(AHP), selanjutnya skor KPI dihitung menggunakan scoring system dan dikategorikan ke dalam traffic
light system. Hasil identifikasi kinerja SDM menghasilkan 23 KPI. Dari hasil perhitungan skor, diperoleh
nilai pencapaian kinerja SDM PT. Erindo Mandiri untuk periode tahun 2012 adalah sebesar 111,579%
dan berkategori hijau. Terdapat tiga KPI yang memiliki pencapaian di bawah target yaitu, jumlah
karyawan baru yang direkrut (72%) berkategori kuning. Jumlah karyawan dengan penilaian kerja Baik
Sekali (50%), dan jumlah karyawan yang mendapat reward berbasis kinerja (50%), berkategori merah.
Ketidaktercapaian tersebut disebabkan karena banyaknya pelamar yang tidak sesuai dengan kualifikasi
perusahaan, dan kurangnya motivasi dari perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya pemberian motivasi
yang lebih menarik agar karyawan dapat terpacu untuk terus meningkatkan kinerjanya, dan perusahaan
tetap menyeleksi pelamar secara selektif agar kinerja karyawan baru yang diterima optimal.

Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process, Key Performance Indicators, Scoring System, Traffic Light
System

ABSTRACT
Employee performance is such a benchmark success of a company that serious attention to HR
management is absolutely necessary. So far, performance measurement conducted by PT. Erindo Mandiri
only assesses employees’ soft skills and it is subjective. Therefore, there should be a comprehensive HR
performance measurement as in the Human Resources Scorecard (HRSC). This research aims to identify
the Key Performance Indicator (KPI) representing the achievement of HR performance, identify and
analyze the measurement results of HR performance, and find out recommendations to improve the KPI
that do not meet the expected goals. The HRSC method begins by identifying KPIs that can represent HR
performance. Then, those KPIs are weighted by using Analytical Hierarchy Process (AHP), and KPI
score is calculated by using scoring system and categorized into traffic light system. The identification
produced 23 KPI. Based on the scores calculation, the achievement value of HR performance at PT.
Erindo Mandiri during 2012 was 111.579% (green category). There were three KPIs that did not reach
the expected goals: Number of new employees recruited were (72%) in yellow category, Number of
employees with excellent performance (50%), and Number of employees received rewards based on
performance were (50%), in red category. The inaccessibility caused by some applicants, did not fit to the
company's qualifications, and lack of motivation from the company. There should be such a more
interesting motivation and they should continue to keep reviewing the applications selectively to find an
optimal performance of new employees.

Keywords: Analytical Hierarchy Process, Key Performance Indicators, Scoring System, Traffic Light
System
PENDAHULUAN perspektif, yaitu Perspektif Financial,
Perspektif Customer, Perspektif Internal
Persaingan antar perusahaan yang Business Process, dan Perspektif Learning
sangat ketat saat ini membutuhkan and Growth.
kemampuan perusahaan untuk dapat a. Perspektif Financial (Keuangan)
meningkatkan kinerjanya secara Ukuran kinerja finansial memberikan
menyeluruh. Tiap perusahaan dituntut petunjuk apakah strategi perusahaan,
untuk dapat melaksanakan strateginya implementasi dan pelaksanaannya
dalam menghadapi kompetisi dan memberikan kontribusi atau tidak kepada
menggunakan sumber dayanya secara lebih peningkatan laba perusahaan. Tujuan
efektif dan efisien, yang akhirnya visi, misi finansial biasanya berhubungan dengan
dan strategi perusahaan dapat tercapai. profitabilitas, yang diukur dengan
PT. Erindo Mandiri adalah salah satu kontribusi nilai shareholder perusahaan,
perusahaan air minum dalam kemasan memaksimalkan modal SDM dan
dengan merek dagang “AQUASE”. Salah memaksimalkan biaya SDM (Becker dkk.,
satu faktor penentu tercapainya tujuan 2009). Menurut Suyono (2007), tujuan
perusahaan adalah kinerja para karyawan. perspektif ini umumnya terkait pada upaya
Selama ini, PT. Erindo Mandiri dalam peningkatan pendapatan, pengurangan
usahanya meningkatkan kualitas SDM, biaya atau peningkatan produktivitas, dan
hanya melakukan penilaian kompetensi utilisasi aset organisasi, termasuk upaya
yang menilai softskill kinerja karyawan dan meningkatkan efisiensi.
bersifat subyektif. Perusahaan belum b. Perspektif Customer (Pelanggan)
pernah melakukan pengukuran kinerja Suyono (2007) mengemukakan bahwa
SDM secara komprehensif atau menyeluruh perspektif customer merupakan tolok ukur
sehingga tidak diketahui faktor apa saja karyawan sebagai aset, sebagai pengguna
yang belum tercapai untuk dapat atau output dari implementasi strategi SDM
membentuk kualitas kinerja karyawan yang yang memberikan dampak terhadap
lebih baik. Richmond (2001) dalam Vanany customer. Perspektif ini menggambarkan
(2003) menyatakan, para ahli meyakini tampilan organisasi di mata pelanggan.
bahwa model-model sistem pengukuran Ukuran utama dari perspektif ini adalah
kinerja yang didasari oleh strategi market share, customer acquisition,
perusahaan lebih efektif untuk mencapai customer retention, customer satisfaction,
tujuan perusahaan dibanding dengan dan customer profitability.
pendekatan lainnya. c. Perspektif Internal Business Process
Human Resources Scorecard (Proses Internal Bisnis)
menerjemahkan visi, misi dan strategi Perspektif ini memfokuskan pada
perusahaan ke dalam seperangkat indikator proses internal yang akan memberikan
kunci kinerja (Key Performance Indicator) dampak pada kepuasan customer dan
yang dapat merepresentasikan kinerja SDM mencapai tujuan finansial dari organisasi.
untuk tercapainya tujuan perusahaan. Perspektif ini meliputi inovasi, proses dan
Melalui penerapan metode Human pelayanan. Ukuran utama perspektif ini
Resources Scorecard di suatu perusahaan, terdiri dari menyelaraskan strategi SDM
maka akan diketahui karakteristik kunci dengan strategi bisnis, ensure a strategy-
perusahaan untuk kemudian dievaluasi focused workforce, develop and enhance
sehingga dapat dilakukan perbaikan- world class program dan provide proactive
perbaikan yang nantinya dapat membawa workforce solutions (Rusindiyanto, 2009).
perubahan yang positif bagi perusahaan d. Perspektif Learning and Growth
sehingga perusahaan dapat menentukan (Pelatihan dan Pertumbuhan)
langkah yang tepat untuk memperbaiki Perspektif ini memfokuskan pada
kinerja karyawannya. Suyono (2007), sistem dan strategi untuk pengembangan
mengemukakan bahwa dengan SDM, misalnya melalui pelatihan
menggunakan HR Scorecard, kita dapat (Rusindiyanto, 2009). Menurut Suyono
melihat suatu organisasi dalam empat (2007), ukuran utama perspektif ini adalah
produktivitas karyawan yang diukur dari nilai bobot yang mempresentasikan
jumlah output yang dihasilkan oleh tiap kontribusi setiap komponen indikator kerja
karyawan, tingkat kepuasan karyawan, terhadap kinerja SDM. Hasil nilai
pengakuan terhadap prestasi karyawan, pembobotan ini akan digunakan untuk
tingkat keterlibatan karyawan dalam menghitung skor pencapaian KPI tahap
pengambilan keputusan, kemudahan akses berikutnya. Metode AHP menstrukturisasi
karyawan terhadap informasi yang masalah dalam bentuk hierarki dan
menunjang pekerjaannya, dan tingkat memasukkan pertimbangan-pertimbangan
retensi atau penolakan karyawan yang untuk menghasilkan skala prioritas relatif
diukur dari jumlah turnover. (Herjanto, 2009). Prinsip dasar AHP adalah
sebagai berikut.
METODE PENELITIAN a. Membuat Hierarki
Menyusun secara hirarkis yaitu
Penelitian ini dilakukan dalam tiga memecah persoalan menjadi unsur-unsur
tahap, yaitu survei pendahuluan, yang terpisah (Tujuan, Kriteria, Alternatif)
pengumpulan data, dan analisis. Metode (Herjanto, 2009). Gambar 1 adalah Hirarki
pengukuran HRSC diawali dengan Perspektif, SO & KPI SDM PT. Erindo
menjabarkan visi misi dan strategi Mandiri.
perusahaan menjadi Strategy Objectives b. Penilaian Kriteria, Alternatif dan
(SO) dan KPI yang dapat Penentuan Prioritas
merepresentasikan kinerja SDM. Penilaian kriteria dan alternatif dinilai
1. Misi Kebijakan Mutu PT. Erindo melalui perbandingan berpasangan
Mandiri: (pairwise comparisons) (Marimin, 2004).
“PT. Erindo Mandiri berkomitmen Hasil dari proses pembandingan ini adalah
menyediakan produk yang aman sesuai relatif pentingnya suatu elemen terhadap
dengan persyaratan dan kebutuhan sifat (kriteria). Pembanding berpasangan
pelanggan serta senantiasa melakukan diulangi lagi untuk semua elemen dalam
perbaikan yang berkesinambungan tiap tingkat (Herjanto, 2009). Untuk
melalui penerapan sistem manajemen mengisi matriks perbandingan berpasangan,
mutu dan keamanan pangan sesuai digunakan bilangan yang menggambarkan
dengan ISO 9001:2009 dan ISO relatif pentingnya suatu elemen atas elemen
22000:2005”. lain seperti pada Tabel 1.
2. Strategi SDM PT. Erindo Mandiri: Data pembobotan kriteria dan alternatif
a. Meningkatkan produktivitas kerja ini dapat diperoleh dari hasil kuesioner
yang baik sesuai dengan standar perbandingan berpasangan. Responden
perusahaan kuesioner adalah mereka yang dianggap
b. Mensejahterakan karyawan ahli/pakar dalam bidang Human Resources,
c. Mengembangkan SDM menjadi yaitu Manager Pabrik, Kepala Divisi
SDM yang berkualitas melalui AMDK, Kepala Bagian HRD, dan staff
pelatihan-pelatihan. HRD (2 orang). Hasil kuesioner kemudian
dihitung menggunakan bantuan Expert
Choice 11. Hasil Expert Choice 11 berupa
Analytical Hierarchy Process (AHP) pembobotan kepentingan dari masing-
KPI yang diperoleh kemudian masing KPI, Strategic Objectives dan
dibobotkan menggunakan AHP. Tujuan Perspektif.
pembobotan ini yaitu untuk mendapatkan
Mengukur Kinerja
SDM
Tujuan

Kriteria
Perspektif Perspektif
Perspektif Perspektif
Internal Bussiness Learning and
Financial Customer
Process Growth

Subkriteria
KPI KPI
F1 KPI F.1a C1 KPI C.1a IBP1 LG1
IBP.1a LG.1a
KPI KPI
KPI C.1b IBP2 LG2
F2 KPI F.2a IBP.2a LG.2a
KPI KPI
C2 KPI C.2a
IBP.2b LG.2b
KPI KPI
LG3
LG.2c LG.3a
KPI KPI
IBP3
IBP.3a LG.3b
KPI KPI
LG4
IBP.3b LG.4a
KPI KPI
IBP4
IBP.4a LG.4b
KPI KPI
LG5
IBP.4b LG.5a
KPI
IBP5
IBP.5a
KPI
IBP.5b

Sumber: Data primer diolah (2013)


Gambar 1. Hierarki SO SDM PT. Erindo Mandiri

Tabel 1. Skala Tingkat Kepentingan


Angka Keterangan
1 A sama penting dengan B (equally preferred)
3 A sedikit lebih penting dari B (moderately preferred)
5 A jelas lebih penting dari B (strongly preferred)
7 A sangat jelas lebih penting dari B (very strongly
preferred)
9 A mutlak lebih penting dari B (extremely preferred)
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
Sumber: Marimin (2004)
c. Mengukur Konsistensi Logis Perhitungan skor pencapaian kinerja
Proses AHP mencakup pengukuran masing-masing KPI dihasilkan dengan
konsistensi yaitu apakah pemberian nilai ketentuan sebagai berikut, bila indikator
dalam pembandingan antar obyek telah kerja menunjukkan penilaian (Efendi,
dilakukan secara konsisten (Herjanto, 2011):
2009). Consistency Ratio merupakan 1. Higher is better menunjukkan semakin
parameter yang digunakan untuk tinggi pencapaian/skor, maka
memeriksa apakah perbandingan indikasinya semakin baik.
berpasangan telah dilakukan dengan Skor = (aktual / target) x 100% (1)
konsekuen atau tidak. Jika penialian kriteria 2. Lower is better menunjukkan semakin
dan alternatif telah dilakukan dengan rendah pencapaian/skor, maka
konsisten, seharusnya nilai CR < 0,10. Jika indikasinya semakin baik.
terdapat ketidakkonsistenan dalam Skor = (2-(aktual/target)) x 100% (2)
melakukan penilaian maka masih perlu Dimana, angka 2 merupakan angka
dilakukan revisi penilaian (Marimin, 2004). mutlak.
3. Must be Zero, Skor = 100 jika aktual =
Scoring System dan Traffic Light System 0 atau Skor = 0 jika aktual ≠ 0 (3)
Scoring system dan traffic light 4. Must be One, Skor = 100 jika aktual = 1
system dibuat bersama-sama untuk atau Skor = 0 jika aktual ≠ 1 (4)
memberikan rambu atau tanda, apakah skor Setelah mendapat skor pencapaian
dari KPI perlu perbaikan atau tidak. kinerja KPI, selanjutnya masing-masing
Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan skor tersebut dikategorikan ke dalam
membandingkan pencapaian kinerja aktual Traffic Light System. Traffic Light System
dengan target kinerja. digunakan untuk mempermudah memahami
Penentuan scoring system didasarkan pencapaian kinerja SDM dengan bantuan
pada Metode higher is better, lower is warna (merah, kuning, hijau). Batas dari
better, must be zero, atau must be one. masing-masing kategori warna, ditetapkan
melalui hasil diskusi dengan pihak c. Warna hijau menandakan bahwa skor
perusahaan. Warna-warna tersebut dapat yang dicapai telah sesuai dengan
mempermudah pihak perusahaan untuk target. Batas skor: KPI ≥ 80.
mengevaluasi kinerja SDM yang tidak
sesuai target. Nurcahyanie (2008) HASIL DAN PEMBAHASAN
menyebutkan bahwa:
a. Warna merah menandakan skor dari Identifikasi Key Performance Indicators
KPI tidak mencapai target atau (KPI)
dibawah target, maka perlu diadakan Dari penjabaran visi misi dan strategi
perbaikan. Batas skor: KPI < 60. perusahaan diperoleh sebanyak 23 KPI
b. Warna kuning memberikan indikasi yang dapat merepresentasikan kinerja SDM
bahwa skor yang dicapai perlu PT. Erindo Mandiri. Identifikasi Key
ditingkatkan. Batas skor: 60 ≤ KPI < Performance Indicator (KPI) HR Scorecard
80. dari masing – masing perspektif sbb:
Tabel 2. Strategic Objectives dan Key Performance Indicators (KPI) HR Scorecard
Strategic Objectives KPI
Perspektif Financial (Keuangan)
F.1 meningkatkan produktivitas karyawan F.1a Revenue per karyawan
F.2 meningkatkan efisiensi di lini SDM F.2a persentase biaya penurunan pengelolaan SDM
Perspektif Customer (Pelanggan)
C.1 meningkatkan Customer Satisfaction C.1a persentase jumlah komplain yang terselesaikan
C.1b jumlah komplain yang masuk
C.2 meningkatkan Customer Service C.2a persentase Ontime delivery
Perspektif Internal Bussiness Process (Proses Bisnis Internal)
IBP.1 Employee Satisfaction IBP.1a Indeks Kepuasan Kerja
IBP.2 meningkatkan kecepatan layanan IBP.2a rata-rata waktu proses pengeluaran
bagi karyawan Surat Ijin Dinas Luar
IBP.2b rata-rata waktu pengeluaran biaya kesehatan
IBP.2c rata-rata waktu pemberian uang lembur
/premi hadir
IBP.3 pemberian kesejahteraan yang tepat IBP.3a persentase jumlah karyawan yang
mengikuti persiapan pensiun
IBP.3b persentase jumlah karyawan yang
menerima Bantuan Pinjaman
Kepemilikan Kendaraan
IBP.4 meningkatkan quality relationship IBP.4a persentase rata-rata jam pertemuan
koordinasi Head Office dengan unit /bulan
IBP.4b persentase rata-rata jam pertemuan
koordinasi atasan dengan staff /bulan
IBP.5 meningkatkan skill dan kompetensi IBP.5a Rata-rata jumlah training tiap tahun
karyawan IBP.5b persentase jumlah karyawan dengan
penilaian kerja Baik Sekali
Perspektif Learning and Growth (Pembelajaran dan Pertumbuhan)
LG.1 meningkatkan produktivitas karyawan LG.1a persentase beban kerja terselesaikan
LG.2 meningkatkan kualitas dan kuantitas LG.2a rasio jumlah karyawan yang mengikuti
SDM training /jumlah karyawan
LG.2b persentase jumlah karyawan baru yang
direkrut
LG.3 meningkatkan komitmen/loyalitas LG.3a jumlah turnover karyawan
karyawan LG.3b persentase jumlah karyawan yang pernah
terlambat
LG.4 memperbaiki sistem reward dan LG.4a persentase jumlah karyawan yang
career development mendapat reward berbasis kinerja
LG.5 mengembangkan organisasi yang LG.4b persentase jumlah permanensi karyawan
efektif dan efisien LG.5a persentase rencana kerja yang terlaksana
Sumber: Data primer diolah (2013)
Hasil Pembobotan KPI menggunakan Tabel 4 menunjukkan bahwa kinerja
AHP SDM PT. Erindo Mandiri secara
Berdasarkan Tabel 3, pada kolom keseluruhan cukup memuaskan, yaitu
Bobot, terlihat bahwa perspektif yang sebesar 111,579. Nilai ini sebagian besar
memiliki bobot tertinggi yang dikontribusikan secara signifikan oleh
mempengaruhi kinerja SDM dalam perspektif finansial yang memiliki bobot
usahanya untuk mencapai tujuan terbesar dengan pencapaian skor yang
perusahaan yaitu perspektif finansial tertinggi pula. Kontribusi yang signifikan
dengan bobot 50%. Selanjutnya diikuti oleh ini diberikan oleh KPI F1a revenue per
Perspektif Customer (28,5%), Learning and karyawan. Hal ini terlihat dari permintaan
Growth (11,9%), dan Internal Bussiness pada tahun 2012 yang meningkat sebesar
Process (9,5%). Perspektif finansial 30% dari tahun sebelumnya. Peningkatan
diberikan bobot tertinggi karena finansial permintaan ini diikuti oleh peningkatan
merupakan faktor utama dari tercapainya produksi dengan jumlah yang sama.
tujuan suatu perusahaan. Peningkatan produksi ini tentunya akan
Baghwat dan Sharma (2007) meningkatkan total pendapatan perusahaan.
menyebutkan bahwa ukuran kinerja Bliss (2004) mengemukakan, revenue per
keuangan menunjukkan apakah strategi karyawan diperoleh dengan membagi total
perusahaan, implementasi dan eksekusi pendapatan perusahaan dengan jumlah
telah berkontribusi secara efektif terhadap karyawan pada tahun tertentu. Maka dapat
peningkatan yang paling mendasar bagi disimpulkan bahwa semakin tinggi total
perusahaan. Tujuan keuangan adalah untuk pendapatan perusahaan maka semakin
bertahan hidup, sukses dan maju. tinggi pula revenue yang dihasilkan per
Kelangsungan hidup perusahaan diukur karyawan.
dengan arus kas, sukses dengan
pertumbuhan penjualan, laba usaha, dan Analisis KPI yang Tidak Mencapai
kesejahteraan oleh peningkatan pangsa Target dan Rekomendasi
pasar, return on equity, dan modal yang Tabel 5, menunjukkan bahwa
digunakan. Tujuan ini juga mencakup terdapat tiga KPI yang tidak mencapai
pencapaian profitabilitas, menjaga likuiditas target. Hal ini berarti, kinerja SDM pada
dan solvabilitas baik jangka pendek KPI ini belum optimal sehingga kinerja
maupun jangka panjang, dan pertumbuhan aktual yang dicapai belum bisa memenuhi
omset penjualan. target yang diharapkan perusahaan. KPI
tersebut antara lain:
Hasil Pengukuran Kinerja SDM a. KPI IBP.5b (Persentase jumlah
KPI yang telah dibobotkan kemudian karyawan dengan penilaian kerja Baik
dihitung skornya menggunakan scoring Sekali)
system dan dikategorikan ke dalam traffic KPI ini berada pada rambu merah yang
light system. Tabel 3 menunjukkan hasil artinya KPI tersebut perlu diadakan
pengukuran kinerja SDM PT. Erindo perbaikan. Ketidaktercapaian target ini
Mandiri. dikarenakan kurangnya motivasi dan
Tabel 4. Nilai Pencapaian Kinerja SDM penghargaan dari perusahaan serta
PT. Erindo Mandiri rendahnya tingkat pendidikan karyawan
Perspektif Skor Bobot
Skor yang rendah terutama karyawan produksi.
Terbobot Karyawan merasa kurang dihargai atas
Financial 136 50% 68 prestasi kerja yang diraihnya. Oleh karena
Customer 89,75 28,5% 25,579 itu, keinginan karyawan untuk bekerja lebih
Internal Bussiness baik menjadi kendur karena kurangnya
87,81 9,5% 8,342
Process
Learning and
motivasi dan penghargaan kerja dari
81,16 11,9% 9,658 perusahaan. Sudirman (2013) menyebutkan,
Growth
KINERJA SDM PT. ERINDO MANDIRI 111,579 bahwa untuk meningkatkan efektifitas
kinerja karyawan dapat dilakukan dengan
Sumber: Data primer diolah (2013)
pemberian motivasi. berupa pemberian
insentif, pemberian penghargaan, memiliki efek positif terhadap tingkat
pemberian pendidikan dan pelatihan, serta kecerdasan emosional yang mengarah pada
promosi jabatan. kinerja karyawan, artinya semakin tinggi
Selain itu, rendahnya tingkat tingkat pendidikan karyawan, maka
pendidikan menjadi salah satu faktor semakin baik kinerjanya. Perusahaan
kurangnya karyawan dengan penilaian kerja sebaiknya memberikan motivasi baik
Baik Sekali. Sebanyak 50% karyawan berupa insentif, promosi jabatan, ataupun
berpendidikan terakhir SMP dan sisanya pelatihan kerja sebagai bentuk penghargaan
berpendidikan terakhir SMA. Rahim dan perusahaan atas prestasi kerja keryawannya.
Malik (2010) dalam Ristami (2013) Sehingga karyawan dapat terus terpacu
menyatakan bahwa tingkat pendidikan untuk semakin meningkatkan kinerjanya.
Tabel 5. KPI yang Tidak Mencapai Target
Scoring Traffic Skor
KPI Bobot Target Aktual
System
Skor
Light Terbobot
Persentase jumlah karyawan
Higher
IBP.5b dengan penilaian kerja Baik 50% 10% 5% 50 25
is better
Sekali
Persentase jumlah karyawan Higher is
LG.2b 66,7% 89,28% 64,28% 72 48,02
baru yang direkrut better
Persentase jumlah karyawan
Higher is
LG.4a yang mendapat reward 44,3% 10% 5% 50 22,15
better
berbasis kinerja
Sumber: Data primer diolah (2013)
b. KPI LG.2b (Persentase jumlah cepat dan akurat permintaan pasar terhadap
karyawan baru yang direkrut) produk, sehingga pihak Personalia dapat
KPI ini berada pada rambu kuning merencanakan berapa jumlah karyawan
yang berarti KPI ini perlu untuk yang harus direkrut dengan pasti. Pada saat
ditingkatkan. Perusahaan mentargetkan rekrutmen pun, diharapkan perusahaan
untuk merekrut sebanyak 25 orang dapat tetap menyeleksi pelamar secara
karyawan (89,28%), namun yang diterima selektif sesuai dengan standar kualifikasi
hanya sebanyak 18 orang (64,28%) dari perusahaan. Karyawan baru yang tidak
total pelamar sebanyak 28 orang. Hal ini sesuai kualifikasi dapat menyebabkan
disebabkan oleh berbagai faktor, kinerja karyawan tersebut tidak optimal dan
diantaranya adalah banyaknya pelamar dapat berdampak menurunkan kinerja
yang tidak sesuai standar kualifikasi perusahaan.
perusahaan dan turunnya jumlah c. KPI LG.4a (Persentase jumlah
permintaan sehingga mengurangi jumlah karyawan mendapat reward berbasis
karyawan yang akan direkrut, terutama kinerja)
perekrutan pada bagian produksi. KPI ini berada pada rambu merah yang
Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa berarti KPI ini perlu diperbaiki. Pemberian
perencanaan tenaga kerja merupakan suatu reward di PT. Erindo Mandiri, hanya
perkiraan jumlah dan tipe kebutuhan tenaga diberikan kepada karyawan tertentu di
kerja, dengan perencanaan yang baik dalam bagian tertentu saja (staff-tenaga kerja tidak
rekrutmen, seleksi sesuai standar langsung) dengan nominal uang yang
kualifikasi, pengembangan dan kegiatan berbeda tiap orang tergantung penilaian
lainnya. Perencanaan SDM juga berarti kompetensinya. Karyawan dengan prestasi
mengestimasi secara sistematik permintaan tinggi akan diberikan penambahan nominal
(kebutuhan) produksi yang berhubungan reward. Rendahnya prestasi kerja staff
dengan suplai tenaga kerja di waktu yang salah satunya dapat disebabkan karena
akan datang. kurangnya motivasi yang menarik yang
Maka sebaiknya, pihak marketing diberikan oleh perusahaan. Karyawan
perusahaan dapat meramalkan dengan lebih mengeluhkan reward yang diberikan tidak
sesuai dengan prestasi kerja yang telah disebabkan oleh banyaknya pelamar
mereka lakukan. Selain itu, tunjangan lain yang tidak sesuai dengan standar
seperti tunjangan jabatan dan THR yang kualifikasi perusahaan dan turunnya
diberikan pun tidak sesuai dengan jabatan jumlah permintaan terhadap produk,
yang saat ini diduduki. sehingga mengurangi jumlah karyawan
Ketidakpuasan karyawan dengan produksi yang akan direkrut.
reward yang diberikan ini menyebabkan Ketidaktercapaian KPI IBP5b dan LG4a
prestasi karyawan menurun. Maka disebabkan karena kurangnya motivasi
sebaiknya perusahaan memperbaiki sistem dari perusahaan.
pemberian reward ini. Reward tidak hanya 3. Berdasarkan sebab-sebab tersebut, maka
diberikan pada staff (tenaga kerja tidak diharapkan perusahaan dapat
langsung) saja. Namun juga diberikan meramalkan permintaan pasar dengan
kepada seluruh karyawan (tenaga kerja lebih cepat dan akurat, sehingga pihak
langsung dan tidak langsung) yang dapat direncanakan berapa jumlah
memiliki prestasi kerja Baik Sekali. karyawan yang harus direkrut dengan
Tentunya dengan reward yang lebih pasti. Pada saat rekrutmen pun,
menarik dan sesuai dengan kinerjanya, diharapkan perusahaan tetap menyeleksi
sehingga karyawan merasa lebih dihargai. pelamar secara selektif sesuai dengan
Adanya penghargaan tersebut dapat standar kualifikasi perusahaan, agar
meningkatkan inisiatif karyawan untuk kinerja karyawan baru tersebut optimal.
terus bekerja lebih baik dan memiliki Selain itu, perlu adanya pemberian
komitmen yang tinggi terhadap perusahaan. motivasi yang lebih menarik dan
pemberian penghargaan yang sesuai
SIMPULAN agar karyawan dapat terpacu untuk terus
meningkatkan prestasi kinerjanya.
1. Hasil penyelarasan visi misi dan strategi
perusahaan menjadi sasaran strategis DAFTAR PUSTAKA
SDM menghasilkan 23 KPI yang terbagi
ke dalam 4 perspektif (financial, Baghwat, R., and Sharma, M. K. 2007.
customer, internal bussiness process, Performance Measurement of
learning and growth). Nilai pencapaian Supplychain Management: A Balanced
kinerja masing-masing perspektif yaitu, Scorecard Approach. Computers and
perspektif financial sebesar 136%, Industrial Engineering, 53: 43 - 62.
perspektif customer sebesar 89,75%,
perspektif internal bussiness process Becker, B.E., Huselid, M.A., dan Ulrich, D.
sebesar 87,81%, dan perspektif learning 2009. The HR Scorecard: Mengaitkan
and growth sebesar 81,16%. Kinerja Manusia, Strategi, dan Kinerja.
keempat perspektif tersebut berkategori Erlangga. Jakarta. Hal 45-98.
hijau yang berarti kinerja keempatnya
telah baik dan memenuhi target. Nilai Bliss, W.G. 2004. The Cost of Employee
pencapaian kinerja SDM PT. Erindo Turnover. Bliss & Associates, Inc.
Mandiri untuk periode tahun 2012 Dilihat tanggal 05 Mei 2013.
adalah sebesar 111,579% dan <http://epip.co.nz>
berkategori hijau, yang berarti kinerja
SDM keseluruhan adalah baik. Efendi, R. 2011. Pengukuran Performansi
2. Pencapaian KPI yang berada di bawah Corporate Shared Service
target sebanyak 3 KPI, yaitu, KPI LG2b, (Department of Information
jumlah karyawan baru yang direkrut Technology) PT. Pertamina (Persero)
(72%). KPI IBP5b, Jumlah karyawan dengan Menggunakan Kerangka IT
dengan penilaian kerja Baik Sekali Scorecard (Studi Kasus: IT Marketing
(50%), dan KPI LG4a, jumlah karyawan and Trading Surabaya). Tugas Akhir
yang mendapat reward berbasis kinerja Jurusan Teknik Industri Institut
(50%). Ketidaktercapaian KPI LG2b
Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.

Herjanto, E. 2009. Sains Manajemen.


Grasindo. Jakarta. Hal. 253-257.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi


Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk. Grasindo. Jakarta. Hal 75-
90.

Notoatmojo, S. 2003. Pengembangan SDM.


Rineka Cipta. Jakarta. Hal 33.

Nurcahyanie, Y.N. 2008. Perancangan


Sistem Pengukuran Kinerja dengan
Metode Integrated Performance
Measurement System (IPMS) (Studi
Kasus: Program Studi Teknik Industri
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya). WAHANA, 51 (2): 44-53.

Ristami, K. T. A. 2013. Efek Gender dan


Pendidikan Pada Hubungan
Kecerdasan Emosional dan Kinerja
Karyawan BPR di Kabupaten Gianyar.
E-journal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, 2 (3): 190 – 203.

Rusindiyanto. 2009. Analisis Kinerja SDM


Dengan Metode Human Resources
Scorecard (HRSC) (Studi Kasus Di
PT. Arto Metal Internasional Sidoarjo).
Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, 9 (2):
123-129.

Sudirman, F. 2013. Pemberian Motivasi


Dalam Upaya Meningkatkan
Efektifitas Kerja Pegawai Pada Kantor
Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser.
eJournal Ilmu Pemerintahan, 1 (1):
46-56.

Suyono. 2007. Balanced Scorecard.


Fakultas Ekonomi Universitas Jendral
Achmad Yani. Jakarta. Hal 33-41.

Vanany, I. 2003. Aplikasi Analytic Network


Process (ANP) pada Perancangan
Sistem Pengukuran Kinerja. Jurnal
Teknik Industri 3 (1): 50-62.
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kinerja SDM Menggunakan Human Resources Scorecard

KPI Bobot Target Aktual Scoring System Skor Traffic Light Skor Terbobot
Perspektif Financial 50% 136,00 68
SO F.1 Meningkatkan produktivitas karyawan 80% 130 104
F.1a Revenue per karyawan 100% 78000 101400 Higher is better 130 130
SO F.2 Meningkatkan efisiensi di lini SDM 20% 160 32
F.2a Persentase biaya penurunan pengelolaan SDM 100% 5% 8% Higher is better 160 160
Perspektif Customer 28,5% 89,75 25,579
SO C.1 Meningkatkan Customer Satisfaction 50% 84,5 42,25
C.1a Persentase jumlah komplain yang terselesaikan 50% 100% 85% Higher is better 85 42,5
C.1b Jumlah komplain yang masuk 50% 25 29 Lower is better 84 42
SO C.2 Meningkatkan Customer Service 50% 95 47,5
C.2a Persentase Ontime delivery 100% 100% 95% Higher is better 95 95
Perspektif Internal Bussiness Process 9,5% 87,81 8,342
SO IBP.1 Employee Satisfaction 17,9% 80 14,32
IBP.1a Indeks Kepuasan Kerja 100% 1 0,8 Higher is better 80 80
SO IBP.2 Meningkatkan kecepatan layanan bagi karyawan 10,5% 144,3 15,152
IBP.2a Rata-rata waktu proses pengeluaran Surat Ijin Dinas Luar 33,3% 7 jam 3,5 jam Lower is better 150 49,95
IBP.2b Rata-rata waktu pengeluaran biaya kesehatan 33,3% 3 hari 2 hari Lower is better 133,33 44,399
IBP.2c Rata-rata waktu pemberian uang lembur atau premi hadir 33,3% 1 bulan 2 minggu Lower is better 150 49,95
SO IBP.3 Pemberian kesejahteraan yang tepat 12,7% 119,98 15,237
IBP.3a Persentase jumlah karyawan yang mengikuti persiapan pensiun 66,7% 2 orang 2 orang Lower is better 100 66,7
IBP.3b Persentase jumlah karyawan yang menerima Bantuan Pinjaman Kepemilikan Kendaraan 33,3% 50 20 Lower is better 160 53,28
SO IBP.4 Meningkatkan quality relationship 11,7% 100 11,700
IBP.4a Persentase rata-rata jam pertemuan koordinasi Head Office dengan unit /bulan 33,3% 21 jam 21 jam Higher is better 100 33,3
IBP.4b Persentase rata-rata jam pertemuan koordinasi atasan dengan staff /bulan 66,7% 24 jam 24 jam Higher is better 100 66,7
SO IBP.5 Meningkatkan skill dan kompetensi karyawan 47,1% 66,665 31,399
IBP.5a Rata-rata jumlah training tiap tahun 50% 6 kali 5 kali Higher is better 83,33 41,665
IBP.5b Persentase jumlah karyawan dengan penilaian kerja Baik Sekali 50% 10% 5% Higher is better 50 25
Perspektif Learning and Growth 11,9% 81,16 9,658
SO LG.1 Meningkatkan produktivitas karyawan 27,6% 85 23,46
LG.1a Persentase beban kerja terselesaikan 100% 100% 85% Higher is better 85 85
SO LG.2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM 32,4% 75,89 24,588
LG.2a Rasio jumlah karyawan yang mengikuti training /jumlah karyawan 33,3% 60,97% 51,02% Higher is better 83,68 27,865
LG.2b Persentase jumlah karyawan baru yang direkrut 66,7% 89,28% 64,28% Higher is better 72 48,024
SO LG.3 Meningkatkan komitmen/loyalitas karyawan 14,6% 96,50 14,089
LG.3a Jumlah turnover karyawan 66,7% 0 orang 1 orang Lower is better 99,74 66,527
LG.3b Persentase jumlah karyawan yang pernah terlambat 33,3% 0% 10% Lower is better 90 29,97
SO LG.4 Memperbaiki sistem reward dan career development 9,7% 66,65 6,465
LG.4a Persentase jumlah karyawan yang mendapat reward berbasis kinerja 66,7% 10% 5% Higher is better 50 33,35
LG.4b Persentase jumlah permanensi karyawan 33,3% 0 orang 0 orang Must be Zero 100 33,3
SO LG.5 Mengembangkan organisasi yang efektif dan efisien 15,7% 80 12,56
LG.5a Persentase rencana kerja yang terlaksana 100% 100% 80% Higher is better 80 80
Kinerja SDM PT. Erindo Mandiri 111,579

Anda mungkin juga menyukai