Disusun Oleh :
PSIK Reguler 1
Catatan
• Jangan menyimpan spesimen pada suhu hangat. Mencoba untuk menjaga di tempat-
tempat dingin.
• Mencegah pengeringan spesimen.
• Cegah kontaminasi dengan urin atau partikel kotoran.
• Pemeriksaan tinja ganda diperlukan sebelum kehadiran dari infeksi dikesampingkan.
• Bangku tidak boleh dikumpulkan dari bed-pans yang mengandung disinfektan.
Rectal swab dilakukan hanya ketika tidak mungkin untuk mendapatkan fases, spesimen
dikumpulkan dengan menggunakan kapas. Usapan kapas harus dimasukkan ke dalam
rektum selama sekitar 10 detik. Perawatan harus diambil untuk menghindari kontaminasi
yang tidak perlu dari spesimen dengan bakteri dari kulit dubur.
Metode pita pereka ini berguna untuk mendeteksi telur E.vermicularis. Telur dapat
dikumpulkan dengan membungkus strip pita perekat yang jelas (misalnya selotape, pita
scotch) di sekitar anus. Setelah mengumpulkan telur, rekaman itu harus ditempelkan
memanjang, menghadap ke bawah pada slide mikroskop. Sebagai alternatif, spesimen
dubur atau perianal bisa
dikumpulkan dengan menggunakan swab National Institute of Health (NIH).
Pengangkutan spesimen
• Spesimen harus mencapai laboratorium dalam waktu 30 menit setelah buang air
besar, karena organisme yang bergerak, misalnya, Vibrio dan amoebic trophozoite
sensitif terhadap panas dan mereka bisa mati atau menjadi tidak bisa dikenali setelah
periode itu.
• Media transportasi seperti media Cary-Blair dapat digunakan untuk Salmonella,
Shigella dan Yersinia.
• Ketika kolera dicurigai, sekitar 1 ml spesimen harus ditransfer ke 10 ml air pepton
alkalin, yang akan bertindak sebagai pengayaan serta media transportasi.
• Ketika cacing atau segmen cacing pita hadir, ini harus dipindahkan ke wadah garam
fisiologis
dan dikirim ke laboratorium untuk identifikasi.
Wet mount
Cara paling sederhana untuk memeriksa suspensi bakteri untuk motil bakteri adalah
dengan melakukan wet mount. Tempatkan setetes kecil suspense pada slide, tutup
dengan coverlip dan periksa secara mikroskopis untuk motil organisme dengan
menggunakan objektif 10X dan 40X. Jugafpastikan bahwa diafragma iris kondensor
sudah cukup tertutup, untuk memberi kontras yang baik.
3. Metode apung adalah pemeriksaan tinja dengan cara melarutkan tinja ke dalam larutan
garam jenuh yang memiliki berat jenis.
Setelah mendapatkan sampel tinja, Tambahkan larutan garam jenuh ke dalam larutan
tinja sebanyak 40 ml sehingga volume seluruhnya menjadi 60 ml. Larutan tinja tersebut
diambil/disedot sambil diaduk sampai merata/homogen menggunakan pipet khusus
yang pada bagian ujungnya telah di pasang saringan dengan ukuran 250 ~L sesuai
dengan ukuran telur cacing terbesar dengan garis diameter melintang 130 - 200 p
(THIENPONT et al ., 1979), sehingga sampah/kotoran dari larutan tinja tidak terbawa
dan tidak mengganggu pandangan pada waktu dilakukan pemeriksaan dan
penghitungan telur cacing. Larutan tinja yang diambil menggunakan pipet tersebut
dengan cepat dimasukkan ke dalam kamar alat hitung kaca Universal dari Whitlock yang
mempunyai 4 kamar hitung, masingmasing kamar mempunyai volume 0,5 ml; kemudian
diamkan selama 2-3 menit agar semua telur cacing mengapung dipermukaan larutan .
4.
Gambar : http://www.atlas-protozoa.com/gallery.php?SOT_CAP=A_IODA#21
Pada hasil pemeriksaan diatas ditemukan infeksi campuran. Pada bagian atas yang
dilingkari merah adalah kista dari parasit Iodamoeba buetschlii. Pada bagian bawah yang
dilingkari warna hijau adalah protozoid dari parasit Entamoeba histolytica.
Daftar Pustaka
ADIWINATA, G dan SUKARSIH. 1992. Gambaran darah domba yang terinfeksi cacing
nematoda saluran pencemaan secara alami di Kab. Bogor (Kec . Cijeruk, Jasinga dan
Rumpin) . Penyakit Hewan 24 (43) : 13-16.
Al-Abri SS, Beeching NJ, Nye FJ. Traveller’s diarrhoea. Lancet Infect Dis 2005;5:349-60.
Thielman NM, Guerrant RL. Acute infectious diarrhoea. N Eng J Med 2004;350(1):38-47
Wheeler JG, Sethi D, Cowden JM, Wall PG, Rodrigues LC, Tompkins DS, et al. on behalf of the
Infectious Intestinal Disease Study Executive. Study of infectious intestinal diseases in England:
the rates in the community, those which were presented to the general practice, and those
which were reported to the national surveillance. BMJ 1999;318:1046-50.
Herikstad H, Yang S, Van Gilder TJ, Vugia D, Hadler J, Blake P, et al. and The Foodnet
Working Group. A population-based estimate of the burden of diarrhoeal illness in the United
States: FoodNet, 1996-7. Epidemiol Infect 2002;129:9-17.
The Griffin Report. Review of the major outbreak of E. coli O157 in Surrey, 2009 . An evaluation
of the outbreak and its management, with a consideration of the regulatory framework and the
control of the risks which are related to open farms. 2010 www.griffininvestigation. org.uk .
Accessed July 23rd 2010.
Katz DE, Taylor DN. Parasitic infections of the gastro-intestinal tract. Gastroenterology Clinics of
North America 2001;30:797-815.