Yessy Revisi Organigram Tidak Ada Garis Sama Kan Penomoran DGN DFTR Isi - Revsi1
Yessy Revisi Organigram Tidak Ada Garis Sama Kan Penomoran DGN DFTR Isi - Revsi1
PENDAHULUAN
1
b. Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru
yang diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan
menengah.
4. Keputusan menteri pendidikan Nomor 080/V/1993 tentang kurikulum
sekolah menengah kejuruan yang menyatakan :
a. Menggunakan unit produksi sekolah beroperasi secara profesional
sebagai wahana pelatihan kejuruan.
b. Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran kejuruan
disekolah dan sebagai lainnya di dunia usaha atau industri.
c. Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan
sepenuhnya di masyarakat dunia usaha dan industri.
2
8. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri dalam lingkungan kerja di masa mendatang
1.4 Manfaat
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar gambar
BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Tinjauan Umum
BAB 3 Tinjauan khusus
BAB 4 Pembahasan
BAB 5 Penutup
Daftar pustaka
Lampiran
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
Suatu apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apotek
(SIA). Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan
pemilik sarana apotek untuk menyelenggarakan pelayanan apotek di suatu tempat
tertentu. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1) Untuk mendapat izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap
dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan
farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
2) Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.
3) Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar
sediaan farmasi.
4
Tugas dan Fungsi Apotek Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009
menyebutkan tugas dan fungsi apotek adalah:
5
Surat Izin Apotek atau SIA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada apoteker sebagai izin untuk
menyelenggarakan apotek (PERMENKES, 2006). SIA berlaku 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan (PERMENKES, 2017).Syarat
memperoleh SIA adalah apoteker harus mengajukan permohonan tertulis kepada
Pemerintah Daerah dan melengkapi dokumen administratif yang meliputi:
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker (PERMENKES, 2016). Apoteker
pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi surat izin apotek
(SIA). Apoteker pengelola apotek harus memenuhi persyaratan yang sudah
ditentukan:
1) Persyaratan administrasi:
a. Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang
terakreditasi.
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA).
c. Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku.
d. Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
2) Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda pengenal.
3) Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/continuing Professional
Development (CPD) dan mampu memberikan pelatihan yang
berkesinambungan.
4) Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri,
baik melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan atau
mandiri.
6
5) Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan
perundang-undangan, sumpah Apoteker, standar profesi (standar pendidikan,
standar pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku.
(PERMENKES, 2016).
Apoteker pengelola apotek adalah apoteker yang diberi Surat Izin Apotek
(SIA) dan dalam profesinya dapat dibantu oleh asisten apoteker dan apoteker
pendamping dan/atau tenaga administrasi dalam menyelenggarakan apotek
(PERMENKES, 2017). Apoteker pengelola
7
berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek harus menunjuk apoteker
pendamping. Apabila apoteker pengelola apotek dan apoteker pendamping
berhalangan melakukan tugasnya karena hal-hal tertentu maka apoteker pengelola
apotek harus menunjuk apoteker pengganti.
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan sesuai undang-undang yang berlaku meliputi:
8
1) Perencanaan
2) Pengadaan
3) Penerimaan
4) Penyimpanan
a) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli pabrik kecuali jika
harus dipindahkan ke wadah lain maka wadah baru harus memuat
informasi obat.
b) Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi sesuai.
c) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk menyimpan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
d) Penyimpanan dilakukan secara alfabetis dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi obat.
e) Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (first in firstout) dan FIFO
(firstexpirefirstout).
5) Pemusnahan dan penarikan
a) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai jenis dan bentuk
sediaan.
b) Resep yang telah disimpan melebihi 5 tahun dapat dimusnahkan oleh
apoteker dengan disaksikan oleh petugas lain di apotek.
c) Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d) Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar.
9
e) Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh menteri
6) Pengendalian
2) Dispensing
Pelayanan informasi obat atau PIO merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat kepada profesi kesehatan lain
pasien atau masyarakat.
4) Konseling
10
5) Pelayanan kefarmasian di rumah (homepharmacycare)
Proses pemastian bahwa pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan
terjangkau.
Kegiatan pemantauan setiap respon obat pada dosis normal yang merugikan atau
tidak diharapkan.
a) Persyaratan administrasi
b) Menggunakan atribut praktik
c) Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan
d) Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan
diri
e) Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan
b. Sarana dan prasarana
11
c. Evaluasi mutu pelayanan kefarmasian
1. Mutu manajerial
a. Metode evaluasi
a) Audit
b) Review
c) Observasi
b. Indikator evaluasi mutu
a) Kesesuaian proses terhadap standar
b) Efektifitas dan efisiensi
2. Mutu pelayanan farmasi klinik
a. Metode evaluasi mutu
1) Audit
2) Review
3) Survei
4) Observasi
b. Indikator evaluasi mutu
1) Pelayanan farmasi klinik diusahakan zero deffect dari medicationerror
2) Standar prosedur operasional
3) Lama waktu pelayanan resep
4) Keluaran pelayanan kefarmasian secara klinik.
2.8 Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia (UU No. 36 Tahun 2009).
12
2.8.2 Penggolongan Obat
Berikut penggolongan obat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 949/per/VI/2000 :
a) Obat Bebas
Obat bebas merupakan obat yang bisa dibeli tanpa resep dokter dan
bisa dijual di apotek maupun toko obat, contohnya parasetamol. Istilah lain
untuk obat bebas adalah obat OTC (Over The Counter)
Golongan Obat ini di tandai berupa lingkaran hijau dengan garis tepi
warna hitam.
13
Gambar 2. Logo Obat Bebas Terbatas
c) Obat Keras
d) Narkotika
14
Menurut UU RI No. 35 tahun 2009 pengertian narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
15
Menurut UU No. 5 tahun 1997 adalah zat atau obat baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
16
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko
pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevelensinya
tinggi di Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio kesehatan keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
17
2. Kota dan tanggal penulisan resep (inscripto)
3. Tanda tangan R/ (invocatio)
4. Nama obat dan jumlah obat (praescripto)
5. Cara pembuatan dan jumlah obat yang akan dibuat (ordinatio)
6. Aturan pakai obat (signature)
7. Nama pasien, umur, alamat, jenis kelamin
8. Paraf dan tangan dokter (subscripto)
Jika dokter ingin agar pasien segara mendapatkan obat karena tingkat
keparahan pasien maka resep harus ditulis cito (segera), urgent (penting),
Periculum In Mora/PIM (berbahaya bila ditunda), statim (penting). Jika tanda di
atas ada pada resep maka resep tersebut harus didahulukan untuk dilayani. Jika
dokter ingin agar resep diulang maka pada resep harus ditulis iter/iteratie.
1) Persyaratan administratif :
1. Nama,SIP dan alamat dokter.
2. Tanggal penulisan resep.
3. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.
4. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
5. Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta.
6. Cara pemakaian yang jelas.
18
3) Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya
dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan
dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah
pemberitahuan.
4) Penyiapan obat
a. Peracikan
b. Etiket
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga
terjaga kualitasnya.
d. Penyerahan Obat
e. Informasi Obat
19
2.10 Sejarah Berdirinya Apotek Lido Farma
Sebelum tahun 2018 apotek Lido Farma ini merupakan sebuah toko
obat yang beralamat di Pasar Cigombong. Seiring berjalan waktu dan
bertambahnya peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah, semua toko obat agar
tetap bisa memesan dan menjual obat daftar G tanpa dan dengan resep dokter
maka semua toko obat diharuskan berganti menjadi apotek. Maka pada tahun
2018 dibuatlah Apotek Lido Farma.
Apotek ini melayani setiap hari dengan memulai waktu pelayanan dari
jam 07:30 – 22:00 malam. Dengan pergantian dua kali shift yaitu antara jam 07:10
– 15:30 dilanjutkan dari jam 13:10 – 22:00 malam. Apotek ini boleh dikatakan
sebagai apotek yang berhasil dalam persaingan, karena mampu meraih konsumen
ataupun perhatian masyarakat. Bukan hanya sumber daya yang berkualitas dengan
management yang baik, tetapi juga fasilitas pelayanan yang berkualitas hingga
bisa berhasil sejauh ini. Apotek Lido Farma sebenarnya hanyalah berawal dari
toko obat kemudian berkembang seperti sekarang dengan mendapatkan izin dari
dinas kesehatan kota Bogor pada tahun 2018. Dan pada saat ini memiliki toko
20
obat yang berada di pasar Cigombong dan Apotek yang berada di jl.Siliwangi,
Kelurahan Cigombong, Kota Bogor.
2..12.1 Visi
2.12.2 Misi
21
e) Memberikan informasi kesehatan dan konsultasi penyakit kepada pasien
Menyediakan obat-obat yang terjangkau oleh masyarakat dengan mutu
yang terjamin.
Pemilik Apotek dalam hal ini orang yang mempunyai Apotek yang
memberikan perlindungan baik secara hukum maupun secara teknik. Pemilik dari
Apotek Lido Farma ini bernama Ahmad Badawi.
22
2.13 Struktur Organisasi Apotek
23
Gambar 5. StrukturOrganisasi Apotek
24
:13 orang
1. Komisaris: 1 orang
2. Direktur :1 orang
3. Genaral Manager : 1 orang
4. Accounting : 1 Orang
5. Apoteker : 1 orang
6. Purches : 1 orang
7. Maeketing : 1 orang
8. AA: 2 orang
9. Spu pelayanan : 1 orang
10. Staf : 2 orang
2.15 Fasilitas
1. Ruang pelayanan
2. Ruang penyimpanan stok barang/obat keras dan obat bebas terbatas
3. Gudang penyimpanan barang / obat
4. Ruang meeting
5. Ruang komputer
6. Mushola
7. Kamar mandi
2.16 Obat-obatan yang sering dilayani
Beberapa diantaranya :
25
3. Hipertensi tingkat 1 : 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
4. Hipertensi tingkat 2 : 140/90 atau lebih tinggi.
Gejala hipertensi :
a. Amlodipin
b. Bisoprolol
c. Candesartan
d. Clonidine
e. Ramipril
a) Tuberkulosis (TBC)
Gejala TBC :
Antiemtik
26
Antiemetik adalah obat untuk mencegah atau menghentikan mual dan
muntah. Antiemetik biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk
kendaraan, mabuk kehamilan, dan penyakit tertentu seperti pada pengobatan
dengan radiasi atau obat-obat sitostatik.
a. Sakit maag
b. Mabuk perjalanan
c. Keracunan makanan
d. Mual pada masa awal kehamilan
e. Batu ginjal
Obat antiemetika :
a. Domperidone
b. Ondansetron
c. Dimenhydiranti
27
BAB III
PEMBAHASAN
28
di tandai selotib berwarna merah dan diberi stiker berlogo “HighAlert” pada
wadah dan peyimpanan obat.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Hartini, Y.S, dan Sulasmono, 2006 Apotek : Ulaan beserta peserta beserta
https://biofar.id/penyimpanan-obat-yang-baik-dan-benar-berdasarkan-jenis-
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 3. Faktur
33
Lampiran 6. Resep Obat
34