Anda di halaman 1dari 137

CRASH

THE NEW NORMAL


Bagaimana Adaptasi Cepat
Terhadap New Normal, Teknologi & Digitalisasi

GENDRO SALIM & FRANSISKUS BUDI PRANATA


Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal,
Teknologi Dan Digitalisasi

BY : PT. UCOACH DJIVASRANA GRAHASADA

Disusun Oleh :
Gendro Salim, Fransiskus Budi Pranata
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
I. ADAPTASI POLA PIKIR DAN
KEYAKINAN
a. Business Sunset/Sunrise, Merevitalisasi Usaha

b. Menjadi Masyarakat Baru 5.0 Seketika

c. Konvensional Atau Digitalisasi

d. Era Yang Sudah Berubah (SECU VS VUCA)

e. Manage By Head, Lead By Heart

II. ADAPTASI NEW NORMAL


a. New Flow Chart, Layout, Socialization

b. Perubahan Perilaku Pelanggan Pasca COVID-19

CRASH THE NEW NORMAL


3
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
III. ADAPTASI TEKNOLOGI
a. Disruptive Technology
b. Disruptive Business Model
c. Indonesia Digital Market Opportunities
d. Ecosystem

IV. ADAPTASI DIGITALISASI


a. Ideation

b. Financial Projection

c. Team

d. Online Marketing

e. Finding Investor

V. ADAPTASI SEKARANG
a. Action Speaks Louder Than Words

b. Journey Of A Thousand Miles, Begin With A Single Step

CRASH THE NEW NORMAL


4
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal,
Teknologi Dan Digitalisasi
PENDAHULUAN

Pada saat menghadiri seminar International tahun 2018, dimana


Brett King (Penasehat masa depan Presiden Amerika Serikat,
Barrack Obama dan Presiden China, Xi Jin Ping) memaparkan
fenomena Revolusi Industri 4.0, yang sedang terjadi di dunia
barat, terus terang membuat diri saya bergetar. Bagaimana tidak,
dunia akan berubah kearah teknologi digitalisasi yang sangat
tidak dikuasai oleh saya sebagai generasi X yang lumayan gaptek.
Dilahirkan pada era tersebut, kami tidak terbiasa dengan Literasi,
pelajaran Komputer saja baru kami alami pada saat menduduki
Bangku SMA/sederajat. Semua permainan pada masa itu, masih
banyak menggunakan fisik. Tidak seperti generasi Y dan Z yang
sudah sangat melekat pemakaian gadget nya.

CRASH THE NEW NORMAL


6
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Ditambah pada bulan Maret, Pak Jokowi menggumumkan 2 orang
Indonesia positif terkena Virus Covid-19, sampai buku ini ditulis
sudah berjumlah 10.800 orang lebih, membuat semua orang
panik. Dimulai dari sibuk membeli makanan untuk disimpan, takut
terjadi lockdown seperti negara lain, berebut semua alat pelindung
diri dan sanitasi yang tiba-tiba menjadi sangat mahal harganya.
Bisnis seketika rubuh satu persatu terutama didunia pariwisata,
membuat semua pelaku usaha, menyelamatkan dirinya masing-
masing. Mulai dengan berjualan segala kebutuhan dimasa Covid-19,
menonaktifkan usahanya demi upaya tidak membayar biaya tetap
yang terus berjalan. Sampai akhirnya, penggunaan segala media
sosial untuk menjual segala makanan dan minuman.

Terjadi perubahan besar-besaran tingkah laku konsumen dengan


dua ombak besar ini. Perubahan yang biasanya ditanggapi
lamban, tahapan demi tahapan, bahkan masih banyak yang tidak
menerimanya. Berubah seketika! Beberapa pelaku usaha yang
sudah siap, mendapatkan kesempatan besar karena kesiapan
mereka diawal. Dan yang baru bersiap-siap, mengejar dengan
susah payah. Betapa bersyukurnya kami memutuskan untuk
mempersiapkan diri, dua tahun lalu untuk memulai perubahan
ini. Ditahun pertama, perlu waktu yang tidak sedikit, untuk
proses perubahan pola pikir untuk dapat menerima perubahan
Industri 4.0 itu. Dan di tahun 2019, kami mulai merubah haluan
kearah digitalisasi. Tanpa pembimbing, ekspertis dan tenaga kerja
berpengalaman, membuat kami berjalan terhuyung-huyung.
Berapa investasi yang dibutuhkan, apa saja talent yang dibutuhkan,
masih belum terbayang nama jabatannya.

CRASH THE NEW NORMAL


7
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Kolaborasilah yang menyelamatkan kami menyongsong perubahan
yang sedemikian cepatnya. Terima kasih kepada semua pendiri
UCOACH, Pak Andrie Wiryo, Pak Sandy Hartono yang paling awal
mendukung perubahan ini. Terima kasih juga atas kepercayaan
Pak Ida Bagus Gathabasya Ananda, Bu Emmy Halim, Pak Michael
Permadi, Bu Tjandra Wibowo yang turut memberikan Ekspertis
masing-masing untuk memuluskan jalannya perubahan ini. Terima
kasih juga kepada Pak Edward Sie, Pak Nurhafid Syarifudin, yang
memberikan 100 persen perhatian untuk berjibaku Bersama
kami setiap harinya untuk melakukan detil yang abu-abu menjadi
semakin jelas. Berikutnya, terima kasih juga Pak Hendra Suwardi,
Pak Tedy Saddha, Pak Jemmy Hasan, yang juga berpartisipasi
menyumbangkan Kontribusinya untuk melengkapi apa yang
kurang dari pembuatan aplikasi UCOACH ini. Terakhir, saya
ucapkan juga terima kasih kepada Pak Donni Hadiwaluyo, Pak Edo
Lavika, Pak Her Suheryanto dan terutama Pak Fransiscus Budi
Pranata, yang sangat berkontribusi dalam penulisan buku ini, dan
juga mempercayai UCOACH sebagai sebuah wadah untuk berbagi
sesama saudara-saudari di Indonesia. Saya berharap, kontribusi
kita untuk menciptakan Manusia Unggul untuk Kemajuan Indonesia,
segera terealisasi.

CRASH !, Tabrakan adalah kata yang paling tepat terhadap situasi


ini. Kita tidak diberikan kesempatan, tidak diberikan waktu untuk
berpikir, tidak diberikan ilmu dan wawasan untuk memulainya.
Bagaimana dapat selamat dari tabrakan ini, menjadi tujuan dari
penulisan buku ini. Kami berharap, tulisan ini dapat membagi
pengalaman, wawasan, ilmu pengetahuan untuk pembaca juga
dapat melakukan apa yang telah kami lakukan selama 2 tahun
CRASH THE NEW NORMAL
8
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
terakhir. Tentu saja, buku ini tidak akan terlalu berguna bagi yang
justru terselamatkan dari tabrakan dua ombak besar ini. Terutama
pelaku market place, e-commerce yang sudah memulainya lima
sampai sepuluh tahun lalu. Kami belajar banyak dari anda. Dan
semoga peran anda dan gotong royong bersama akan menjadikan
negeri ini semakin dapat menunjukkan giginya di segala pelosok
penjuru dunia.

Akhir kata, selamat membaca dan melakukan perubahan besar-


besaran anda! Kami akan senantiasa mendampingi anda baik
dengan aplikasi kami, maupun semua media sosial yang kami miliki.
Semoga kita dan seluruh masyarakat di negeri ini terberkati !

Salam Hormat, Salam Aman dan Salam Sehat !

Gendro Salim
Master Coach,
CEO & Founder
PT. UCOACH Djivasrana Grahasada

CRASH THE NEW NORMAL


9
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
PRAKATA CO-WRITER

Buku yang saya tulis ini pada dasarnya bukan bermaksud untuk
mengungkap pengalaman atau perjalanan hidup saya. Tetapi agar
pengalaman hidup saya pribadi, bisa menjadi motivasi sekaligus
turut mengubah generasi muda agar lebih positif dan juga produktif.

Dalam buku ini, pengalaman saya terjun sebagai entrepreneur yang


juha dikenal banyak orang dengan CEO lebih dari 25 Startup, akan
saya tuliskan secara apik dan saya kemas dengan menarik untuk
kemudian saya bagikan. Saya selalu percaya bahwa dunia bisnis
selalu memiliki sisi yang unik untuk dikupas. Lantas, saya berpikir
buku dengan tema apa yang pantas untuk saya sampaikan? Sebab
di usia saya saat ini, saya sudah mengantongi pengalaman hidup
(tentu menurut ukuran saya).

Beberapa teman yang saya ajak untuk diskusi, mengatakan bahwa


yang paling cocok adalah mengenai bisnis atau seputar dunia
digital, karena saya paling sering membaca buku artikel dengan
tema-tema di atas dari berbagai media massa.

CRASH THE NEW NORMAL


10
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Selanjutnya, ada yang berpendapat bagaimana bila buku yang
saya tulis ini mengenai sebuah seminar? Maklum saja, setiap orang
sukses selalu saja berlomba-lomba untuk membagikan pengalaman
suksesnya dalam sebuah kesempatan bernama seminar. Saya
juga kerap diundang untuk mengisi seminar di 32 kota yang ada di
Indonesia.

Tapi, entah mengapa saya merasa tema-tema tersebut terlalu


monoton, jangan-jangan hanya bercerita pengalaman yang sukses
dan baik-baiknya saja, atau sebuah kegagalan yang apologia?

Setelah melakukan perenungan yang cukup lama, mau saya


apakan stok ide tulisan dan segudang pengalaman saya bertahun-
tahun ini? Barulah di sini muncul ide dan terinspirasi sesuatu yang
sangat sederhana. Entah dari mana munculnya inspirasi itu, bahwa
di dalam hidup ini pada dasarnya Anda ingin bergerak memulai
sesuatu, entah itu membangun, dan sebagainya. Maka pengalaman
hidup saya di bidang entrepreneur itulah, yang rasanya pantas dan
akan bernilai lebih, untuk diungkap yang kemudian digabung dan
dikemas dalam sebuah tema yang pastinya akan sangat dibutuhkan
di era modernisasi seperti sekarang ini. Sehingga tersusunlah buku
ini, buku yang secara sengaja rancang untuk membentuk generasi
muda yang mau bersusah payah menekuni dunia usaha. Bukan
menggerogoti uang orang tuanya, apalagi bekerja siang dan malam
tanpa tahu apa tujuan ia bekerja.

Meski begitu, untuk bisa menulis buku ini ternyata tidak semudah
menulis artikel di koran, majalah, bulletin, news letter, dan juga
status di media sosial. Meskipun sudah cukup banyak materi tulisan
saya serap dan yang saya rekonstruksi kembali, menulis sebuah

CRASH THE NEW NORMAL


11
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
buku tidak sama dengan menulis sebuah artikel, ilmiah populer,
esai dan lainnya.

Namun, saya yakin bahwa di dunia ini tiada gading yang tak retak.
Layaknya buku ini, tidaklah ada sebuah karya yang sempurna.
Meski telah dipersiapkan dengan baik dan keinginan yang matang
menerbitkan buku yang bernilai lebih, tapi tentu ada saja yang tidak
tepat, tidak cocok, kurang sesuai dengan apa-apa yang diinginkan
para pembaca.

Sebagai bagian akhir dari prakata ini, tiada ucapan terima kasih
yang terbesar dan yang paling utama selain hanya kepada Tuhan,
yang telah memberikan bimbingan, inspirasi yang tak terduga,
sehingga buku ini bisa terbit dan berada di hadapan Anda.

Terima kasih yang lebih khusus lagi kepada para pembaca yang
bersedia meluangkan waktunya untuk melahap tulisan saya, kata
demi kata, halaman, bab demi bab. Dan saya berharap juga bisa
bernilai bagi semua pembaca sehingga memberikan dampak
positif dalam kehidupan para pembaca sekalian.

Salam Hormat,

Fransiskus Budi Pranata


CFO & Co-Founder
PT. UCOACH Djivasrana Grahasada

CRASH THE NEW NORMAL


12
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal,
Teknologi Dan Digitalisasi
BAB I - ADAPTASI
POLA PIKIR & KEYAKINAN
(CHANGE REVOLUTION 4.0)

“Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung


secara cepat tanpa adanya kehendak atau perencanaan
sebelumnya.”

Tidak mungkin, adalah kata pertama yang akan terpikirkan oleh


anda terhadap perubahan ini. Perubahan besar-besaran telah
terjadi di abad 2020 ini. Bayangkan saja, untuk sebuah perubahan
kecil saja, manusia akan bereaksi dengan reptilian brainnya, untuk
menolaknya. Karena perubahan merupakan ancaman bagi otak
ini. Apalagi perubahan besar dan banyak! Tidak mungkin adalah
kata yang lumrah, yang akan keluar dari semua pemikiran umat
manusia yang menghadapinya.

Tidak Bisa, muncul setelah mengetahui betapa sulitnya mencoba


hal baru yang banyak, secara cepat. Ini juga merupakan reaksi
reptilian brain kita, yang selalu mencari jalan termudah untuk dapat
menghindari perubahan ini. Sehingga pembaca harus memahami,
bilamana manusia hanya menggunakan orak reptilnya saja,
maka tidak heran mereka tidak akan dapat menyesuaikan dirinya
terhadap perubahan apa pun. Apalagi perubahan besar dan cepat
ini.

CRASH THE NEW NORMAL


14
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Manusia sudah seharusnya melatih neuroplasticity. Kemampuan
otak kita untuk mengubah dirinya. Prinsip utamanya adalah otak
mengubah perilaku dan perilaku mengubah otak. Otak punya sifat
plastisitas, lentur dan bisa berubah. Dan Teori dalam Neurosains,
Neuroplasticity Ini membantah pendapat tradisional bahwa otak
itu sudah dari baku dan tidak dapat berubah, apa adanya.

Dengan mengetahui hal ini, manusia sudah seharusnya terus


melatih otaknya untuk mengetahui banyak hal baru dan mendorong
seluruh hal baru ini ke dalam otak limbik, sehingga membentuk
persepsi dan nilai baru, yang akan sangat membantu manusia
dalam melakukan perubahan itu.

Kata sederhananya adalah, paksa diri kita untuk belajar, belajar


dan belajar. Kemudian Praktek terus menerus, hingga diri kita
dapat menerimanya, atau keadaan terus yang akan mengubah
diri kita. Tentunya pilihan pertama akan membuat diri kita terlatih
untuk menerima bermacam-macam perubahan. Sebelum diri kita
kepepet untuk menerima perubahan itu.

Namun demikian kesimpulannya, mau berubah, atau kepepet


untuk berubah, masih lebih baik, daripada tidak ada dan tidak mau
berubah sama sekali. Saya akan mengajak pembaca mengubah
persepsi dengan tulisan ini, sehingga proses perubahan pola pikir
dan keyakinan anda, akan berlangsung lebih cepat. Dan cerita
merupakan bentuk proses yang paling cepat untuk mengubah
persepsi anda. Berikut beberapa ceritanya :

CRASH THE NEW NORMAL


15
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
a. Sunset/Sunrise
Tidak heran ada pepatah mengatakan, generasi pertama
membangun, generasi kedua menikmati dan generasi ketiga
menghancurkan. Di dunia usaha yang begitu keras, memaksa
banyak perusahaan raksasa tumbang/sunset. Dengan pengalaman
keluar masuk lebih dari 500 perusahaan selama 15 tahun, saya
melihat dengan mata kepala sendiri, betapa generasi pertama
membangunnya dengan bermodalkan semangat dan relasi,
mampu mencapai kejayaan sebesar-besarnya.

Begitu tiba pada generasi kedua, yang hidupnya serba berkecukupan


karena keberhasilan generasi pertama, tidak dapat mengimbangi
kerja keras generasi pertama. Generasi kedua telah mendapatkan
informasi yang lebih banyak, sehingga mereka memiliki pilihan
untuk memilih, mana pekerjaan yang ingin dilakukan. Dan
bagaimana cara melakukan semua pekerjaan yang dilimpahkan
dengan sistem dan teknologi yang telah mereka pelajari di bangku
Pendidikan. Sedangkan permintaan generasi pertama, berharap
mereka dapat melanjutkan cara-cara lama mereka berjibaku selama
ini di perusahaan, yang telah menghidupi kehidupan keluarga
mereka selama beberapa dekade. Ada yang mampu bersabar
untuk mengikuti apa kemauan generasi pertama, ada juga yang
menentang.

Perubahan budaya kerja besar-besaran, menggeser banyak orang


kepercayaan yang dipercaya di generasi pertama. Kemampuan
mereka juga tidak dapat mengimbangi generasi kedua yang
semakin sederhana dan canggih pemikirannya. Namun tidak
disertai dengan jiwa pejuang, kerja keras, kejujuran dan semangat

CRASH THE NEW NORMAL


16
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
berbagi yang dimiliki generasi pertama. Semua harus ada KPI, ada
SOP dan banyak aturan-aturan yang akhirnya membuat perusahaan
berurusan dengan dua budaya kerja dari generasi pertama dan
kedua. Belum lagi kusutnya operasional dan keuangan yang
dijalankan oleh generasi pertama yang sangat manual, membuat
kewalahan generasi kedua untuk membuatnya rapih. Sistem
manapun yang dicoba akan sangat kesulitan menyusunnya, tanpa
kesepakatan yang tidak pernah terjadi.

Banyak generasi kedua yang tidak kuat dengan permintaan generasi


pertama, akhirnya beranjak kaki, memilih menjadi profesional
diperusahaan startup lain, yang lebih dapat mewakili nilai-nilai
kerja yang mereka anut selama dibangku sekolah. Beberapa dari
mereka yang sukses, memilih membangun kerajaan kecil mereka,
tanpa melibatkan generasi pertama.

Bagi mereka yang telah berhasil mengikuti ritme dari generasi


pertama, akhirnya akan memiliki generasi ketiga. Dimana tidak
banyak perubahan yang terjadi disana-sini, yang menyebabkan,
semakin lamban dan semakin sulit membuat perusahaan
berkembang. Birokrasi semakin panjang, suara semakin banyak
dan terpecah, membuat banyak perusahaan kecil yang baru
berdatangan, membuat manuever-manuever yang semakin
melambatkan perusahaan generasi ketiga.

The Giant Can Fall by New Startup

Anda masih ingat, sariwangi, Amplop Jaya, Nyonya Meneer? Tiga


perusahaan tersebut dipailitkan di pengadilan karena terlilit
Hutang. Dan tidak salah kalau peribahasa tadi di atas sudah

CRASH THE NEW NORMAL


17
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
dikumandangkan oleh generasi sebelumnya. Tanpa adaptasi
antara generasi pertama dan kedua bahkan ketiga, tidak adanya
penyelarasan visi misi dan peremajaan perusahaan, dan masih
banyak lagi penyebab kebangkrutan raksasa-raksasa ini.

Mari kita lihat, Fuji Film yang begitu berjaya ditahun 70an sampai
dengan tahun 2000. Outlet yang begitu premium, permintaan yang
banyak, tiba-tiba harus menggulung tikarnya karena datangnya era
digital pada tahun 2000, di mana kamera digital membuat orang-
orang tidak perlu mencetaknya, untuk dapat melihat maupun
menyimpan hasil dokumentasinya. Generasi pertama dan kedua
kebingungan karena usahanya tidak berjalan baik ditangan generasi
berikutnya.

Berapa banyak perusahaan publikasi yang mencetak koran sudah


bangkrut, toko mainan mengecil, toko Kaset/CD music hilang dari
peredarannya, Kamera poket menghilang dari toko-toko, Penjualan
laptop yang semakin menurun, dan masih banyak lagi perusahaan
yang tutup karena datangnya sebuah perubahan, yang bernama
Gadget/smartphone.

Bayangkan hanya dengan satu smartphone anda dapat


melakukan :

• Panggilan telepon dengan berbagai macam aplikasi

• Mengirim pesan dengan berbagai macam pengirim pesan

• Mengirim email

• Berseluncur di dunia maya

• Dapat menjalin hubungan pertemanan di dunia maya

CRASH THE NEW NORMAL


18
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
• Mencari alamat

• Dapat bekerja dengan Microsoft Office, Excel, Word dan


Power point

• Sudah dapat bertatap muka didunia maya dengan segala


macam aplikasi video conference

• Aplikasi berita yang begitu banyaknya

• Kamera dan video perekam

• Personal assistant sebagai pengingat dan pencatat

• Aplikasi Fintech yang memudahkan orang untuk tidak perlu ke


perbankan lebih sering

• Aplikasi untuk berbelanja apa saja di dunia ini

• Aplikasi untuk membeli tiket, makanan, mengirim barang/


dokumen,

• Aplikasi hiburan yang dapat mengakses lagu, film apa saja


kapan saja

• Aplikasi permainan yang begitu bervariasinya

• Dan masih banyak lagi jutaan macam penggunaannya, yang


sangat membuat generasi baby boomer dan generasi X
terpukau dan sulit mengejarnya.

Ada yang menyadari ini, jauh-jauh hari mulai menyusun langkah


baru untuk segera menyelaraskan bisnisnya ke dunia maya ini.
Namun masih banyak juga yang berpendapat, kita tidak perlu
mengubah haluan. Karena usaha mereka masih dibutuhkan di
masyarakat selama ini. Mereka tidak tahu, kapan tiba-tiba startup

CRASH THE NEW NORMAL


19
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
baru muncul dan menggeser mereka dari dunia usahanya. Ini
semua tinggal masalah waktu. Ekosistem dari Industri 4.0 sudah
sedemikian mengguritanya. Tergulung atau tidaknya perusahaan
anda, Cuma masalah berapa cepat efek ekosistem ini sampai di
perusahaan anda.

Betapa tidak, perusahaan raksasa seperti Taxi kalang kabut pada


saat aplikasi Ojol, Uber, Gojek dan Grab, muncul dan menggantikan
mereka kurang dari 5 tahun. Ada yang lincah, mencari cara untuk
bergabung dengannya, ada yang tetap menolak dan akhirnya hilang
dari jalanan. Pemilik hotel raksasa yang butuh menghabiskan kocek
milyaran bahkan trilyun dalam membangunnya, digeser begitu saja
oleh aplikasi pencari kamar airbnb.

Mungkin anda masih perkasa mengatakan, perusahaan anda,


tidak terkena perubahan industri 4.0 ini. Mungkin saja anda ada
di bisnis yang benar, dan sulit tergantikan oleh digitalisasi, atau
mungkin belum terjamah oleh sang millennial yang begitu kreatif
dan inovasinya, untuk mendistrupsi usaha anda. Belum lagi,
regulasi-regulasi baru yang mau tidak mau harus menyesuaikan
diri dengan era baru, membuat beberapa perusahaan lainnya juga
terkena imbasnya.

Mungkin anda masih ingat, berapa lama waktu yang perlu kita
habiskan di perbankan hanya untuk mengambil atau menyimpan
uang kita di sana? 30 menit sampai 1 jam hanya untuk melakukan
transaksi itu. Sekarang ATM masih berfungsi untuk melakukan
banyak hal yang menggantikan fungsi kasir di bank. Mungkin
beberapa waktu ke depan, bahkan ATM akan semakin menghilang
dari segala penjuru, karena uang digital sudah akan mulai terjadi.

CRASH THE NEW NORMAL


20
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Saya hanya mempercayai, pada saat satu ekosistem terganggu,
maka ekosistem lainnya akan ikut tersangkut. Dan percaya maupun
tidak, lebih baik, kita mempersiapkan diri lebih cepat untuk
menghadapi era disrupsi ini. Walau mungkin anda masih baik-baik
saja.

Coba bayangkan, Valuasi perusahaan Gojek yang sudah mencapai


lebih dari 140 Trilyun ditahun 2019 padahal usianya belum mencapai
satu dekade dapat mengalahkan valuasi Raksasa penerbangan
Garuda yang hanya mencapai 11 trilyun dengan usia 71 tahun.
Transaksi yang masih banyak terjadi di tanah abang, perlahan
mulai tergerus dengan datangnya platform market place dengan
kemudahan, promo dan segala macam teknologi yang ditanam di
dalamnya.

Sekali lagi, ekosistem besar sangat berpengaruh dalam


mempengaruhi ekosistem kecil lainnya. Akan lebih banyak raksasa
yang sunset dan banyak pendatang baru kecil yang akan sunrise.
Kita hanya belum tahu kapan giliran kita.
Beberapa tanda-tanda perusahaan sunset yang saya amati
dari perjalanan pelatihan dan pendampingan selama 15 tahun
belakangan, serta pengamatan saya terhadap seluruh media berita
yang saya baca 5 tahun ini :

• Di bagian Keuangan :

a. Penurunan Cash Flow

b. Penurunan margin dalam 5 tahun terakhir

c. Pemotongan biaya secara dadakan

d. Tagihan pembayaran gedung terbengkalai

e. Hak karyawan mulai dikurangi

f. Penjualan beragam aset penting

• Di bagian Sumber Daya Manusia :


a. Mundurnya para petinggi perusahaan/bergantinya jajaran
manajemen secara mendadak

b. Visi dan misi perusahaan berubah bisnis

c. Banyak kebijakan berubah secara mendadak

d. Alur komunikasi berubah

e. Adanya pemutusan hubungan besar-besaran

f. Pintu di tutup saat rapat

CRASH THE NEW NORMAL


22
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
• Di bagian Operasional :

a. Alur kerja melambat/penurunan proses industri

b. Banyak masalah terbengkalai

c. Stok mulai tidak terurus hari pergerakannya


d. Tidak terlihat perubahan sistemasi kerja selama
lebih dari 1 dekade,
e. Tidak terlihat adanya investasi dalam teknologi baru,
mesin baru

• Di bagian Penjualan :

a. Menurunnya penjualan selama 3 tahun terakhir


b. Tidak adanya ekspansi ke wilayah baru dalam
5 tahun terakhir
c. Tidak adanya diversifikasi produk dan
jasa dalam 5 tahun terakhir
d. Tidak ada penambahan channel distribusi
produk maupun jasa
e. Masih belum menggunakan channel online dalam
pemasarannya

Customer Behavior Shifting

Perubahan perilaku konsumen yang seharusnya hanya beradaptasi


dengan perubahan Industri 4.0, sekarang harus ditambah dengan
Pasca Covid-19 yang sedang terjadi. Perubahan besar-besaran dan
sangat cepat ini, tidak heran membuat setiap negara mengubah
CRASH THE NEW NORMAL
23
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
anggarannya dan mengubah prediksi ekonominya. Belum lagi, andil
global terhadap perekonomian dunia, sudah pasti akan mengaduk-
aduk seluruh ekonomi yang terjadi di dunia ini.

Akan bermunculan produksi dalam negeri dalam jumlah yang besar.


UMKM yang selama ini menjadi penyelamat ekonomi Indonesia,
akan diuji kembali ketahanannya. Perubahan penghasilan, efisiensi,
dan prioritas juga akan mengubah perilaku masyarakat Indonesia
ke depannya.

Beberapa standar baru akan terjadi untuk mengantisipasi pasca


Covid-19 terlebih dahulu, baru memasuki digitalisasinya :

• Keamanan dan kebersihan merupakan prioritas pertama

• Mengurangi kerumunan

• Kebiasaan belanja di e-commerce

• Transformasi digital

• Web Meeting & Work From Home

• Digital on Demand & Personalization

• Healthcare, AI and Robotics

• Deliveries and Driving

New Skill, Knowledge, Tools, and Experience

Dengan perubahan besar-besaran ini, ilmu pengetahuan


berkembang dengan luar biasa, akan membuat banyak keterampilan
baru, akan dibutuhkan di dunia usaha. Talent-talent digital akan

CRASH THE NEW NORMAL


24
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
langka dan bernilai mahal saat ini sampai sepuluh tahun ke
depan. Pekerja-pekerja yang tidak mengupgrade dirinya,
akan tersingkirkan dari persaingan dengan pekerja millennial.
Pembajakan tenaga-tenaga berpengalaman di Industri 4.0 ini
akan terus terjadi.

Studi Korn Ferry mengenai Global Talent Crunch memperkirakan


pada 2030 mendatang, India bakal surplus tenaga kerja ahli
digital sebanyak 245,3 juta orang. Sementara Indonesia
diproyeksi kekurangan sekitar 18 juta tenaga ahli digital.

Diimbangi dengan semua peralatan teknologi dan digital yang


mengikuti perkembangan, akan semakin membuat kompleks
dunia ini. Baru belajar satu alat baru, sudah keluar alat lain
yang lebih efisien. Baru memakai software baru, sudah keluar
software lainnya yang lebih mudah dan lebih komprehensif.

Literasi-literasi baru akan bermunculan, video pembelajaran


akan berlimpah ruah, audio juga akan membantu penyerapan
pembelajaran semakin cepat. Akan semakin banyak manusia-
manusia yang memiliki informasi yang lebih banyak daripada
yang sebelumnya. Belum lagi kemudahan mendapatkannya,
mempelajarinya akan membuat Sikap dan Perilaku menjadi
barang mahal di masa depan. Kecuali nanti ditemukan juga
bagaimana cara mendidik manusia yang penuh ahlak dan
tata krama yang baik dalam berkehidupan sosial maupun
profesional.

CRASH THE NEW NORMAL


25
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Beberapa literasi dan keterampilan khusus dalam menghadapi
Industri 4.0 seperti :

• Literasi Teknologi

• Literasi Media

• Literasi Multimedia

• Literasi Digitalisasi

Mengutip hasil riset dari World Economic Forum, ada 10 kemampuan


utama yang paling dibutuhkan di tahun 2020, yaitu :

• Bisa memecahkan masalah yang komplek (complex problem


solving),

• Berpikir kritis (critical thinking),

• Kreatif (creativity),

• Kemampuan memanage manusia (people management),

• Bisa berkoordinasi dengan orang lain atau team-


work(coordinating with others),

• Memiliki kecerdasan emosional (emotional intelligence),

• Memiliki kemampuan menilai dan mengambil keputusan


(judgment and decision making),

• Berorientasi pelayanan atau mengedepankan pelayanan


(service orientation),

• Memiliki kemampuan negosiasi (negotiation),

• Fleksibilitas kognitif (cognitive flexibility).

CRASH THE NEW NORMAL


26
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Berita gembiranya, di dunia digitalasi ini, kelebihannya adalah,
anda dapat mengakses semua informasi ini di dunia maya,
berbagai macam aplikasi pembelajaran, termasuk UCOACH yang
akan memfasilitasi kemampuan diri anda, untuk menyambut era
baru digital ini. Perkaranya sekarang tinggal, apakah anda mau
memaksakan diri anda menambahkan hal baru yang bernama
“belajar” setiap hari satu jam. Sekali lagi ini bukan masalah
kemampuan, ini masalah kemauan!

b. Becoming The New Society 5.0 by Instantly


Masyarakat yang berpusat pada menyeimbangkan kemajuan
ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem yang
sangat mengintegrasikan ruang dunia maya dan ruang fisik.” Dalam
masyarakat informasi (Masyarakat 4.0), berbagi pengetahuan dan
informasi lintas bagian tidak cukup, dan kerja sama itu sulit.

Karena ada batasan untuk apa yang dapat dilakukan orang, tugas
mencari informasi yang diperlukan dari meluapnya informasi dan
membuat analisa adalah suatu beban, dan tenaga kerja serta
ruang lingkup tindakan dibatasi karena usia dan berbagai tingkat
kemampuan. Juga, karena berbagai pembatasan pada isu-isu
seperti penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua dan
depopulasi lokal, sulit untuk merespons secara memadai.

Reformasi sosial (inovasi) dalam Masyarakat 5.0 akan berwawasan


ke depan yang meruntuhkan rasa stagnasi yang ada, masyarakat
yang anggotanya saling menghormati satu sama lain, melampaui
generasi, dan masyarakat di mana setiap orang dapat memimpin
kehidupan yang aktif dan menyenangkan.

CRASH THE NEW NORMAL


27
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Masyarakat 5.0 mencapai tingkat konvergensi yang tinggi antara
ruang maya (ruang virtual) dan ruang fisik (ruang nyata). Dalam
masyarakat informasi masa lalu (Masyarakat 4.0), orang akan
mengakses layanan cloud (basis data) di dunia maya melalui
Internet dan mencari, mengambil, dan menganalisis informasi atau
data. Di Masyarakat 5.0, sejumlah besar informasi dari sensor di
ruang fisik terakumulasi di dunia maya. Di dunia maya, data besar
ini dianalisis dengan kecerdasan buatan (AI), dan hasil analisis
diumpankan kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai
macam keluaran.

Dalam masyarakat informasi masa lalu, praktik umum adalah


mengumpulkan informasi melalui jaringan dan dianalisis oleh
manusia. Namun, di Masyarakat 5.0, orang, benda, dan sistem
semuanya terhubung dengan IoT di dunia maya, dan hasil optimal
yang diperoleh AI melebihi kemampuan manusia diumpankan
kembali ke ruang fisik. Proses ini membawa nilai baru bagi industri
dan masyarakat dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin
dilakukan.

Dapat dikatakan bahwa lingkungan di sekitar Jepang dan dunia


berada dalam era perubahan yang drastis. Seiring pertumbuhan
ekonomi, kehidupan menjadi makmur dan nyaman, permintaan
energi dan bahan makanan meningkat, umur menjadi lebih panjang,
dan masyarakat lanjut usia semakin maju. Selain itu, globalisasi
ekonomi mengalami kemajuan, persaingan internasional menjadi
semakin parah, dan masalah-masalah seperti konsentrasi kekayaan
dan ketidaksetaraan regional tumbuh.

Masalah-masalah sosial yang harus dipecahkan dalam oposisi

CRASH THE NEW NORMAL


28
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
(sebagai pertukaran) dengan pembangunan ekonomi tersebut
menjadi semakin kompleks. Di sini, berbagai langkah telah
menjadi diperlukan seperti pengurangan emisi gas rumah kaca
(GRK), peningkatan produksi dan pengurangan kehilangan bahan
makanan, pengurangan biaya yang berkaitan dengan masyarakat
yang menua, dukungan industrialisasi berkelanjutan, redistribusi
kekayaan, dan koreksi ketidaksetaraan regional, tetapi mencapai
pembangunan ekonomi dan solusi untuk masalah sosial pada saat
yang sama telah terbukti sulit dalam sistem sosial saat ini.

Dalam menghadapi perubahan besar di dunia, teknologi baru seperti


IoT, robot, AI, dan data besar, yang semuanya dapat memengaruhi
jalannya masyarakat, terus mengalami kemajuan. Jepang berupaya
menjadikan Society 5.0 kenyataan sebagai masyarakat baru yang
menggabungkan teknologi-teknologi baru ini di semua industri dan
kegiatan sosial dan mencapai pembangunan ekonomi dan solusi
untuk masalah-masalah sosial secara paralel.

Jadi saya tidak tahu, apakah harus sedih menjadi saksi di abad ini
mengenai Wabah ini, atau justru bersyukur, karena wabah itu sendiri
yang memaksa kita untuk menyesuaikan diri pada Masyarakat
5.0 secara langsung dan cepat. Masyarakat yang sudah sangat
tergantung kepada teknologi digitalisasi ini, pemakaian Drone,
Digital Banking, Smart Home, Smart City, Health Care, autonomous
Driver, akan sangat cepat terimplementasi karena wabah ini.

Perubahan yang biasanya terjadi secara bertahap perubahannya,


sudah tidak lagi bisa diharapkan. Perubahan sudah terjadi, Virus
Covid-19 sudah ada di dunia ini. Mau tidak mau, anda dipaksa
untuk menerima dan mempercepat proses perubahannya.

CRASH THE NEW NORMAL


29
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Walau anda tidak mampu memaksakan otak limbik anda untuk
bekerja, namun kegelisahan dan kekhawatiran anda, bahwa
menggunakan otak reptil tidak akan terus-terusan berhasil.
Sehingga sekali lagi manusia dihadapkan dengan tekanan, dan
biasanya karena tekanan, manusia lebih berhasil! Ingat FLIGHT or
FIGHT?

c. Konvensional Menuju Digitalisasi


Terlalu mudah menilai orang lain untuk tidak mau menyesuaikan
diri. Tidak pernah terpikirkan, kalau saya pribadi pun terkadang
menolak perubahan. Generasi baby boomer yang terbilang sangat
kaku punya kelebihannya dalam etika, kerja keras, keuletan,
pantang menyerah dan jujur ternyata memiliki sisi lainnya yang juga
tidak jauh berbeda seperti, keras atas pendiriannya, keberhasilan
yang diperoleh dimasa lampau dijadikan sebagai patokan kepada
semua orang untuk mencontoh dirinya. Memulai sesuatu dari kecil,
semua harus atas upaya sendiri dan kemandirian, seolah sudah
menjadi barang usang yang tidak akan mendulang sukses yang
sama dengan era yang berbeda.

digitalisasi

CRASH THE NEW NORMAL


30

Konvensional
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Generasi X yang tidak terlalu jauh dari Baby Boomer, banyak
menganut prinsip-prinsip yang diajarkan olehnya. Menjadikan Gen
X adalah poros tengah yang mencoba memegang teguh beberapa
prinsip gen X dan mencoba mengadopsi beberapa hal yang sedang
terjadi pada Generasi Y. Gen Y sudah lebih maju dengan berbagai
macam pendidikan, gadget serta dunia internet, menjadi mereka
pioneer dalam memulai semua teknologi digitalisasi. Namun
beberapa prinsip dari generasi sebelumnya mulai memudar di
sini, bilamana peran orang tua sangat kecil dalam membangun
kepribadiannya.

Kemudian muncul Generasi Z yang dari kecil sudah dimanjakan


dengan semua gadget ditangannya. Mulai dari cara memaksa
makan yang paling mudah, umpan untuk mau belajar dengan
kompensasi diizinkan memakai gadget. Kehidupan sosial mereka
sudah berbeda dengan generasi awal. Tatap muka sudah tidak
menjadi sebuah keharusan untuk mereka. Mainan dengan semua
manual dilalap oleh mereka. Pelajaran disekolah semakin sulit.
Sepulang dari sekolah pun, mereka masih diberikan beberapa
kursus untuk menunjang pelajaran disekolah, kursus yang mereka
sukai dan kursus yang disukai oleh orang tuanya.

Bila teringat 20 tahun lalu, pada saat saya mendampingi klien yang
berumur 54, di mana beliau tidak memiliki semua laporan keuangan
yang seharusnya menjadi pedoman berusaha, namun mampu
meningkatkan asetnya berkali-kali lipat pada saat dia memulai
usahanya. Ia tidak mempunyai laporan stock, laporan hutang
piutang, laporan kas, bank dan lain yang dibutuhkan perusahaan
untuk mengambil keputusan yang lebih tepat.

CRASH THE NEW NORMAL


31
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Dan saya masih ingat, dia bertanya kepada saya, untuk apa laporan
keuangan yang hanya akan membuat bocor data perusahaan,
bilamana dikerjakan oleh orang lain. Sedangkan untuk membuatnya
dia hanya punya catatan-catatan kecil mengenai hutang dan tagihan.
Kalaupun ada laporan keuangan, itu hanya untuk pelaporan pajak
yang hanya dibuat satu tahun sekali. Persepsinya mengenai laporan
keuangan adalah :

• Tidak perlu, karena tidak tahu apa itu laporan keuangan dan
fungsinya

• Tidak mau karena takut bilamana dikerjakan oleh orang lain,


maka semua data perusahaan akan menjadi tidak rahasia
lagi. Harga modal beli, beli dengan pemasok mana, menjual
dengan keuntungan margin yang diketahui oleh pencatatnya,
serta gaji dan lainnya yang akan mudah diketahui khalayak
ramai.

• Tidak bisa, karena sudah terlalu banyak yang dikerjakan


sendiri, mulai dari buka toko, melayani pelanggan, membeli
barang dagangan, mengawasi barang turun dari kendaraan.
Menjaga gudang, menjadi kasir serta kurir untuk menyetor
uang ke bank.

• Tidak penting, karena masih banyak pekerjaan yang


lebih penting menurutnya untuk dapat menghidupi
perusahaannya.

Beranjak dari cerita tersebut, sekarang di era ini, saya juga hampir
memberikan banyak alasan yang banyak untuk tidak memulai
digitalisasi. Berikut beberapa hal yang saya amati, yang membuat
digitalisasi begitu sulitnya diterima oleh mayoritas pelaku usaha
terutama Generasi Baby Boomer dan X :
CRASH THE NEW NORMAL
32
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Gaptek ( Lack of Technology Literacy )

Yang paling terdampak urusan ini adalah terutama Generasi Baby


Boomer dan Generasi X yang tidak memiliki kemewahan diawal
untuk memiliki semua ini. Segala sepak terjang diusaha dilakukan
dengan manual dan ortodidak, menjadikan mereka tidak terbiasa
untuk menggunakan dan mengerti literasi teknologi ini. Dan
dengan percepatan perubahan setiap tahunnya, membuat mereka
semakin jengah untuk mengejar ketertinggalannya. Sehingga
membuat mereka semakin mencari aasan untuk tidak beradaptasi
dengan hal ini.

Fear until Trauma with Digitalization

Untuk urusan ini, banyak yang bermasalah dengan PIN, kode-kode


yang harus dihafal, dan tidak tahu bahwa kode ini menjadi incaran
para Fraudster. Mulai dari pemerasan, pencurian data, kata sandi.
Menjadikan mereka trauma untuk berurusan dengan teknologi.
Belum lagi mereka melihat generasi Y dan Z yang begitu addicted
dengan gadget ditangannya, sehingga mengurangi sosialisasi
dengan orang lain. Ditambah lagi generasi menunduk ini, mulai
tidak menyadari kehadiran senior yang biasanya dihormati,
dianggap tidak sopan. Makan malam yang biasanya hangat
dengan pembicaraan, menjadi dingin karena masing-masing
menggunakan gadgetnya sambal makan malam. Ini semua benar-
benar menjadikan persepsi terhadap teknologi menjadi negatif.
Dan ini semakin membuat mereka menjadi skeptis dalam menilai
kemajuan teknologi ini. Padahal seharusnya, merekalah yang
memulai dan mendidik bagaimana memakai gadget secara bijak.
Bukannya menolak dan melarang generasi Y dan Z.

CRASH THE NEW NORMAL


33
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Still Have many Option that works

Ditambah, dengan masih banyaknya opsi untuk menggantikan


teknologi menjadi kebiasaan, menjadikannya semakin yakin, bahwa
mereka dapat hidup tanpa teknologi. Beberapa wisata perjalanan,
bahkan menawarkan Wisata Detox (Jauh dari teknologi). Mereka
yakin teknologi membuat kehidupan mereka menjadi semakin
tidak nyaman, semakin kehilangan privacy.

Opsi yang paling baik yang mereka lakukan adalah, mulai merekrut
generasi Y dan Z untuk melapisi kekurangan mereka terhadap
teknologi ini. Mereka berpikir, selama ada uang dan ada orang lain
yang lebih mengerti yang menjalankannya, sudah cukup untuk
mereka. Terus terang, untuk mengejar ketinggalan ini terkadang
menjadi sesuatu yang lebih personal, yaitu gengsi. Mereka mulai
mencari pembenaran-pembenaran mengapa mereka tidak mau
memahami dan menggunakannya.

You Don’t Know What You Don’t Know

Dan hal diatas, menjadikan Baby Boomer dan X Menjadi semakin


tidak tahu apa yang mereka tidak tahu. Dan ini membuat jurang
yang sangat besar untuk menyambungkan antar generasi ini.
Bayangkan, Bahasa teknis, jargon, biaya dan lain-lainya, membuat
mereka semakin FOMO (Fear Of Missing Out).

Dan kekurangtahuan mereka tentang segala hal teknologi ini,


menjadikan mereka buta apa yang harus dilakukan pada usaha
mereka. Siapa yang berani menginvestasikan sesuatu yang tidak
diketahui? Mereka pasti hanya akan berinvestasi sesuatu yang
mereka pahami. Dan hal ini membuat teknologi semakin jauh

CRASH THE NEW NORMAL


34
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
meninggalkannya. Bayangkan, manager IT mengusulkan biaya
untuk pengimplementasian teknologi untuk dapat beroperasi
sampai nasional sejumlah Rp. 240 milyar! Terkaget-kaget mereka
mendengar angka investasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan
keinginan yang mereka sendiri tidak pahami. Mereka lalu meminta
bagian IT untuk memulai secara bertahap dari RP. 1 Milyar
untuk coba-coba. Apa jawaban dari Bagian IT? Mereka langsung
mengundurkan diri mendengar pemilik usaha yang tidak paham
ini. Mereka menganggap, pemilik adalah orang yang pelit dan tidak
akan pernah dapat membuat otomasi perusahaannya.

Nilai pengembalian yang akan didapatkan bilamana investasi ini


dilakukan, tidak dihitung dengan baik oleh bagian IT, yang notabene
bukan bagian keuangan dan tidak memiliki jiwa wirausaha, membuat
Baby Boomer dan X Semakin Jauh tertinggal.

Learning Process

Teori yang dikembangkan di Gordon Training International oleh


salah satu karyawannya yaitu Noel Burch pada tahun 1970-an
mulanya disebut sebagai “Empat Tahap Mempelajari Keahlian
Baru” Empat Tahap Pembelajaran memaparkan suatu model
pembelajaran.

Model ini memaparkan bahwa pada awalnya individu tidak men-


yadari ketidaktahuan mereka, atau tidak menyadari ketidakmam-
puan mereka. Seiring mereka mengetahui ketidakmampuan mer-
eka, mereka akan secara sadar memperoleh keterampilan baru,
kemudian menggunakannya. Akhirnya, keterampilan dapat digu-
nakan tanpa harus dipikirkan secara sadar: Individu dikatakan tel-
ah mendapatkan kompetensi tanpa sadar.
CRASH THE NEW NORMAL
35
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
The Four Step Of Learning

1. Ketidakmampuan tak sadar

Individu tidak memahami atau mengetahui bagaimana cara


melakukan sesuatu dan tidak perlu tahu kekurangannya.
Mereka mungkin menolak kegunaan suatu keterampilan.
Individu harus mengenali ketidakmampuan mereka, dan
manfaat keterampilan baru sebelum berpindah ke tahap
selanjutnya. Pada tahap ini, waktu yang dibutuhkan oleh
seorang individu tergantung pada kuat-tidaknya rangsangan
untuk belajar.

2. Ketidakmampuan sadar

Meskipun individu tidak memahami atau tidak tahu bagaimana


caranya melakukan sesuatu, ia pasti tahu kekurangannya,
sebagaimana ia tahu manfaat dari suatu keterampilan baru
untuk mengatasi kekurangannya. Pada proses pembelajaran
di tahap ini, membuat kesalahan bisa jadi merupakan bagian
tak terpisahkan.

3. Kemampuan sadar

Individu memahami atau tahu bagaimana cara melakukan


sesuatu. Meskipun demikian, mendemonstrasikan
keterampilan atau pengetahuan memerlukan konsentrasi.
Hal ini dapat dijabarkan dalam beberapa langkah, serta
memerlukan kesadaran tinggi untuk melakukan keterampilan
baru.

CRASH THE NEW NORMAL


36
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
4. Kompetensi tidak sadar

Individu telah banyak mempraktikkan keterampilannya


yang sudah menjadi “kebiasaan” dan dapat dengan mudah
melakukannya. Alhasil, ia dapat melakukan keterampilannya
sembari melakukan hal lain. Individu bisa saja mengajarkan
keterampilannya pada orang lain, tergantung bagaimana dan
di mana ia dipelajari.

Kesimpulannya, masih banyak manusia yang lebih suka


memakai intuisinya untuk mengatakan, ini yang saya suka baru
saya pelajari. Yang saya tidak suka maka tidak akan banyak
dipelajari. Padahal, semua baik yang suka maupun tidak tetap
harus melewati 4 tahapan proses pembelajaran.

d. Perbedaan 3.0 dengan 4.0


Untuk sukses mentransformasi diri memasuki Industri 4.0,
Anda perlu mengubah dua kemampuan, kemampuan digital
dan kemampuan kepemimpinan. Untuk kemampuan digital,
sangat dipengaruhi oleh finansial anda, dalam merubah tatanan
perangkat keras dan lunak dalam rangka pelayanan pelanggan
anda. Sedangkan untuk kemampuan kepemimpinan heartware
dan keterampilan untuk mengubah pola pikir para pemimpin anda
dengan teknologi manajemen.

Dua dimensi ini harus dilakukan secara bersamaan, walau


kemampuan kepemimpinan harus diprioritaskan. Karena nilai
tambah dari investasi dalam kemampuan digital hanya dapat
sepenuhnya dipanen jika orang berpikir, bertindak dan bereaksi
dengan cara yang mengatasi realitas perubahan era 4.0 ini.

CRASH THE NEW NORMAL


37
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Kondisi VUCA (Volatile, Uncertain, Complex & Ambique) dengan
sempurna menggambarkan dunia bisnis yang terhubung secara
global saat ini. Bandingkan VUCA dengan ekonomi industri abad
ke-20 yang telah membentuk pola pikir Anda saat ini. Sehingga
VUCA ini sekarang melengkapi SECU (Stable, Expected, Complex &
Understandable) yang waktu itu berlaku pada industry 3.0.

Untuk memperjelas pemahaman SECU dari pola pikir VUCA,


dijelaskan bahwa Dalam era industri 3.0, produktivitas yang
digerakkan oleh transistor, optimisasi dan pelestarian status quo
adalah kata-kata kunci karena jaringan terbatas, untuk sebagian
besar abad ke-20 dan produk-produk industri dioptimalkan
sepanjang jalur, yang dapat dilihat dalam cakrawala yang bergerak
lambat. Di era digital, konektivitas berkemampuan bandwidth,
inovasi, dan gangguan status quo adalah slogan karena jaringan
telah menjadi produk global dan jaringan muncul tanpa pola yang
terlihat dalam cakrawala yang bergerak cepat.

Oleh karena itu, untuk mengubah kemampuan kepemimpinan


dalam organisasi Anda, Anda harus mengubah pola pikir SECU Anda
menjadi pola pikir digital, yang merupakan gabungan dari bagian-
bagian yang masih relevan dari SECU dengan prinsip-prinsip VUCA
yang baru. Anda akan membutuhkan kedua pola pikir seperti yin-
yang. Dalam filsafat Cina, yin-yang menggambarkan bagaimana
kekuatan yang tampak berlawanan atau berlawanan sebenarnya
bisa saling melengkapi, saling berhubungan, dan saling tergantung
di dunia alami, dan bagaimana mereka dapat menimbulkan satu
sama lain ketika mereka saling berhubungan satu sama lain.
Masalahnya sekarang kita adalah, kita tidak memiliki kemewahan

CRASH THE NEW NORMAL


38
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
yang bernama waktu. Ditambah lagi dengan Wabah Covid-19,
manusia sedang diuji ambang kapasitasnya untuk dapat menerima
perubahan ini.

SECU, Mencari peningkatan yang pasti dari sesuatu yang sudah


diketahui :

• S table : Alon-alon asal klakon. Kemandirian sangat terjadi


diera ini, Layaknya Superman, anda mencoba mengerjakan
segala sesuatunya sendiri.

• E xpected : Semua hal yang terjadi masih dalam koridor yang


dapat anda hadapi dan masih dalam ekspektasi anda.

• C omplex : Hanya perlu mencari solusi sedikit demi sedikit


sambil terus diperbaiki)

• U nderstandable : Pengertian saya besar kepada banyak


orang, kekurangan sana sini masih dalam pengawasan,
mereka lebih suka mempertahankan semua yang sudah
berjalan selama mungkin)

Pada Era 3.0 ini, keterampilan yang dibutuhkan masih seputar


pengembangan dari era 2.0, seperti :

• System Development

• People & Process Management

• Policy Enforcement

• Business Modeling

CRASH THE NEW NORMAL


39
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Sedangkan budaya kerja yang banyak dipakai saat itu seperti :

• Keteraturan

• Kejelasan

• Kesabaran

• Konsistensi

• Kontinuitas

• Kepercayaan Terhadap Data Lampau

• Keberhati-Hatian (Prudence)

• Ketegasan (Firmness)

Berbeda dengan era 4.0, segala hal dirundung oleh ketidakpastian,


kalau semua sedang dalam kendali, tiba-tiba bisa diluar kendali.
Negeri yang damai, tiba-tiba diumumkan kebangkrutannya.
Perubahan iklim yang ekstrim membuat bencana datang tanpa
ramalan. Politik yang sudah kondusif, tiba-tiba bisa menjadi panas.
Perubahan industri, sangat berdampak pada semua elemen di
negeri ini. Ini yang dinamakan VUCA.

VUCA, Mencetak kekayaan yang tidak pasti dari sesuatu yang belum
diketahui

• V olatile (Buruan!! Kolaborasi yuk!)

• U ncertain (Bereksperimenlah!)

• C omplex (Benarkah itu masalahnya?)

• A mbiguous (Disrupsi sebelum didisrupsi)

CRASH THE NEW NORMAL


40
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Pada Industri 4.0 Keterampilan yang dibutuhkan menjadi sangat
berbeda. Pengembangannya sangat radikal, SOP yang sudah
dibuat, tidak dapat bertahan lama dioperasikan, karena perubahan
teknologi begitu cepatnya. Mencetak kekayaan yang tidak pasti
dari sesuatu yang belum diketahui. Berikut beberapa keterampilan
yang dibutuhkan di era 4.0 :

• Design Thinking

• Agile Organizing

• Agile Execution

• Idea Meritocracy

Otomatis budaya kerjanya pun berubah :

• Keberanian

• Kemampuan Sejati

• Kelincahan

• Keikhlasan

• Berkoalisi

• Intuisi

• Keingintahuan

• Keterusterangan (Candor)

• Berpikiran Terbuka

CRASH THE NEW NORMAL


41
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
e. Manage By Head, Lead By Heart
Banyak pemimpin yang kurang dapat mengatur dengan baik,
karena keilmuan managerial yang didapatkan di akademisi, tidak
dapat diterapkan by the book. Keadaan lapangan yang berbeda,
membutuhkan penerjemahan yang kongkrit, yang hanya bisa
didapatkan dari praktek sehari-harinya di lapangan.

Kita paham bahwa tugas manager adalah merencanakan,


mengkoordinasi, Mengevaluasi dan melaksanakannya. Namun
apa iya, mereka sudah paham bagaimana cara membuat anggaran
dengan segala macam perbandingannya. Perencanaan berikutnya
dalam hal sumber daya manusia, pemasaran, pembelian dan masih
banyak lagi hal lain yang perlu dipahami dalam perencanaan yang
baik.

Ditambah dengan mengatur segala anggaran, manusia, penjualan


agar apa yang sudah direncanakan di awal dapat terlaksana
dengan baik dan mencapai apa yang sudah ditetapkan. Kemudian
pengawasan yang bukan hanya melihat orang bekerja sudah benar
atau tidak. Beberapa alat seperti balance score card, dan dash
board lainnya yang dibutuhkan dalam mengawasi jalannya seluruh
kegiatan perusahaan agar tidak melenceng dari jalurnya.

Kesalahan yang terjadi di sini adalah, terlalu sibuk tenggelam dalam


keasyikan mengatur sebagai manager, lupa dengan kepemimpinan
yang memiliki peran yang berbeda dengan mengatur.

Memimpin manusia dan mengatur manusia adalah berbeda.


Mengatur manusia adalah apa yang dikerjakan, bagaimana mereka
mengerjakannya, kapan dikerjakan dan siapa yang seharusnya

CRASH THE NEW NORMAL


42
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
mengerjakan. Sedangkan bilamana kita menyinggung memimpin
manusia, maka hal ini adalah bagaimana memahami siapa manusia
yang ada di dalam subordinasinya. Tahu karakternya, apa kelebihan
yang dimiliki dan kekurangannya. Garis besarnya memimpin
manusia, adalah memimpin hatinya, menguasai ilmu softskill
tentang manusia dan perilakunya sedangkan mengatur manusia
adalah mengatur otaknya, menguasai ilmu hardskill mengenai
seluruh konten di dalam perusahaan.

Manage By Head

• Planner

• Coordinator

• Instructure

• Evaluator

• Problem Solver

Lead By Heart

• Inspirer

• Motivator

• Coach

• Catalyst

• Mentor

CRASH THE NEW NORMAL


43
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
f. Proses Transformasi Budaya Digital
Ketika perusahaan berorientasi pada inovasi teknologi, mereka
tidak memahami apa itu transformasi digital yang sebenarnya. Brian
Solis berpendapat banyak perusahaan dan CIO (Chief Information
Officer) pada umumnya, jatuh ke dalam ‘perangkap teknologi.’
Artinya, mereka membangun pondasi digital dengan hal-hal baru.
“Ada konsepsi umum yang mengatakan jika kami menggunakan
teknologi terbaru untuk pelanggan - dalam bentuk aplikasi web,
aplikasi seluler atau chatbots, kami akan terbebas dari disrupsi.”
Kata Brian, “dan saya pikir hal tersebut tidaklah buruk, namun
merupakan jebakan yang lazim terjadi pada proses transformasi
digital.”

Digital Culture mengacu pada budaya yang dibentuk oleh


kemunculan dan penggunaan teknologi digital yang masif.
Digitalisasi telah menjadi pengaruh besar di era ini, karena kehadiran
dan pertumbuhan internet sebagai bentuk komunikasi massa,
serta meluasnya penggunaan komputer personal dan perangkat
lainnya seperti ponsel pintar. Transformasi digital menggebrak
dunia bisnis. Para pemimpin menerimanya sepenuh hati, karena
mereka menyadari kekuatannya. Namun ketika perusahaan
mengembangkan pilot project dan diadopsi ke skala yang lebih
besar, mereka sering mengalami hambatan yang tak terduga yang
sering kita sebut culture clash.

Menjadi organisasi digital tidak semata hanya memiliki produk


digital, layanan dan interaksi pelanggan, namun juga menguatkan
operasi inti dengan teknologi. Untuk mengarah ke sana, dibutuhkan
perubahan yang masif dalam kegiatan yang dilakukan karyawan.

CRASH THE NEW NORMAL


44
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Serta perilaku individu mereka dan cara berinteraksi dengan
orang lain, baik di dalam maupun di luar organisasi. Sudah tidak
mengejutkan, cara-cara lama dalam bekerja tidak sesuai dengan
kondisi saat ini.

Para pemimpin perlu mengakui transformasi digital sebagai


perubahan paradigma yang fundamental dan strategis.
Seperti halnya transformasi besar lainnya, transformasi digital
membutuhkan penanaman budaya yang mendukung perubahan
sembari memungkinkan strategi secara menyeluruh di perusahaan.

Menanamkan digital culture dalam suatu organisasi sangat mungkin


dilakukan, tetapi dibutuhkan metodologi yang jelas dan upaya yang
disiplin. Sebelum dijelaskan langkah-langkah penting yang harus
dilakukan perusahaan untuk membangun digital culture yang
bertahan lama, mari kita telaah alasan mengapa digital culture itu
penting.

Budaya sendiri terdiri dari nilai-nilai dan seperangkat karakteristik


perilaku yang menentukan bagaimana hal-hal dilakukan dalam
suatu organisasi. Budaya yang sehat memberikan pedoman/
kode perilaku tidak tertulis yang mengarahkan individu untuk
bertindak secara tepat dan membuat pilihan yang memajukan
tujuan dan strategi organisasi. Terdapat tiga alasan penting untuk
menanamkan digital culture selama transformasi digital.

Mengabaikan budaya, organisasi berisiko mengalami


kegagalan transformasi. Terdapat sekitar 40 transformasi digital
dan menemukan bahwa proporsi perusahaan yang melaporkan
terobosan atau kinerja keuangan terdapat 83% atau lima kali lipat

CRASH THE NEW NORMAL


45
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
yang berfokus pada budaya perusahaan dibandingkan
yang mengabaikan budaya perusahaan hanya sekitar 17%
dengan hasil kinerja yang biasa saja.

Keadaan untuk menumbuhkan digital culture bahkan lebih


kuat jika melihat kinerja yang berkelanjutan: hampir 80% dari
perusahaan yang berfokus pada budaya mempertahankan
kinerja yang kuat atau memberikan terobosan. Tidak
satupun perusahaan yang mengabaikan fokus pada budaya
mencapai kinerja tersebut.

Budaya digital memberdayakan pegawai untuk memberikan


hasil lebih cepat. Organisasi digital bergerak lebih cepat
daripada organisasi tradisional dan hierarki yang lebih
datar membantu pengambilan keputusan yang lebih
cepat. Budaya digital berfungsi sebagai kode perilaku
yang memberikan karyawan kebebasan untuk melakukan
penilaian dan keputusan di tempat.

Bagi banyak organisasi digital, kode etik ini sama dengan


fokus tunggal pada pelanggan. Kita ambil contoh penyedia
perangkat lunak di Amerika Utara. Sadar bahwa perangkat
lunak baru sebagai produk layanan yang membutuhkan
respon yang jauh lebih cepat terhadap kebutuhan
pelanggan daripada produk yang sudah ada. Para pemimpin
mengkomunikasikan lima perilaku penting baru yang
mereka harapkan dari karyawan. Di antara perilaku tersebut
ialah membuat keputusan sendiri dan menantang status
quo untuk membuat keputusan yang menguntungkan bagi
pelanggan.

CRASH THE NEW NORMAL


46
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Budaya digital menarik bakat baru. Memiliki reputasi sebagai
pemimpin digital adalah magnet bagi bakat millennial. Generasi
millennial umumnya tertarik pada perusahaan digital, dengan
culture promise mereka akan lingkungan kerja sama yang kreatif
dan otonomi yang lebih besar. Tidak mengherankan jika situs web
seperti linkedin.com dan glassdoor.com semakin sering digunakan
oleh para pencari kerja untuk mendapatkan perspektif orang dalam
tentang budaya perusahaan yang mereka tuju nantinya.

Memiliki budaya digital sangat penting dalam menarik bakat digital,


permintaan yang cepat melampaui pasokan. Perusahaan besar dan
mapan harus sering menggunakan metode baru untuk menarik,
mengembangkan, dan mempertahankan bakat yang diperlukan
untuk mendukung transformasi digital mereka.

Tiga atribut penting dalam budaya kinerja tinggi.


Pertama, karyawan dan tim dilibatkan untuk mencapai hasil;
mereka berkomitmen untuk pekerjaan mereka, tujuan dan sasaran
organisasi, dan mereka bersedia bekerja lebih keras.

Kedua, individu dan tim bekerja dengan cara yang akan memajukan
strategi organisasi.

Ketiga, lingkungan organisasi atau “konteks” – termasuk


kepemimpinan, desain organisasi, manajemen kinerja, praktik
pengembangan sumber daya manusia, sumber daya dan alat,
visi dan nilai-nilai perusahaan, serta interaksi informal – dibentuk
untuk mendorong keterlibatan dan mendorong perilaku yang akan
memajukan strategi organisasi.

CRASH THE NEW NORMAL


47
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
UNSUR UTAMA
BUDAYA DIGITAL

Menekankan lebih banyak Digital Culture mempromosikan


tindakan daripada perencanaan. orientasi eksternal, bukan internal

Mendorong keberanian Menghargai delegasi


daripada kehati-hatian daripada kontrol

Menghargai kolaborasi daripada usaha


individu

LIMA UNSUR UTAMA BUDAYA DIGITAL


• Digital Culture mempromosikan orientasi eksternal, bukan
internal. Budaya digital mendorong karyawan untuk melihat
keluar dan terlibat dengan pelanggan serta mitra untuk
menciptakan solusi baru. Contoh utama adalah fokus
pada proses customer journey karyawan membentuk
pengembangan produk dan meningkatkan pengalaman
pelanggan dengan menempatkan diri mereka pada posisi
pelanggan.

CRASH THE NEW NORMAL


48
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
• Menghargai delegasi daripada kontrol. Digital culture
mengutamakan pengambilan keputusan jauh ke dalam
organisasi. Alih-alih menerima instruksi tentang cara melakukan
pekerjaan mereka, karyawan harus bisa mengambil keputusan
secara bersamaan mengikuti prinsip panduan sehingga
penilaian mereka dapat dipercaya.

• Mendorong keberanian daripada kehati-hatian. Dalam


digital culture, karyawan didorong untuk mengambil risiko,
gagal cepat dan cepat belajar, serta mereka tidak disarankan
mempertahankan status quo karena kebiasaan atau kehati-
hatian.

• Menekankan lebih banyak tindakan daripada perencanaan.


Digital culture yang berubah dengan cepat, perencanaan dan
pengambilan keputusan harus bergeser dari memiliki fokus
jangka panjang ke jangka pendek. Digital culture mendukung
kebutuhan akan kecepatan dan mengedepankan pengulangan
yang berkelanjutan daripada produk/ide yang sempurna baru
dilempar ke pasar. Revisi merupakan hal lumrah dalam digital
culture.

• Menghargai kolaborasi daripada usaha individu. Keberhasilan


dalam digital culture datang melalui kerja kolektif dan berbagi
informasi lintas divisi, unit, dan fungsi. Kecepatan kerja digital
yang berulang dan singkat membutuhkan tingkat transparansi
dan interaksi yang jauh lebih besar daripada yang ditemukan
dalam organisasi tradisional.

CRASH THE NEW NORMAL


49
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal,
Teknologi Dan Digitalisasi
BAB II - ADAPTASI
NEW NORMAL
(CHANGE REVOLUTION 4.0)

“Standarisasi Pasca Covid-19 tidak sulit, Aplikasinya yang


membuat kelabakan banyak pengusaha, karena harus
merubah tatanan usaha”

Ketika Kota Wuhan di China pada bulan Desember lalu


mengumumkan kepada WHO terkait Covid-19, tidak ada yang bisa
memprediksi, ekonomi global akan langsung dilindas oleh wabah
penyakit ini. Pasar saham Indonesia maupun global kompak
berguguran, baik perusahaan ternama yang memiliki kapitalisasi
pasar besar maupun kecil. Semuanya terjadi begitu cepat.
Covid-19 bukan hanya mengancam nyawa manusia, Covid-19 juga
mengacaukan perekonomian nasional. Bahkan ekonomi Indonesia
diprediksi dapat masuk ke dalam skenario terburuk selama masa
pandemi ini dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
proses recovery kegiatan perekonomiannya.

Perubahan yang terjadi di masyarakat dan pada kehidupan sehari-


hari setelah pandemi global ini masuk ke Indonesia diharapkan
hanya terjadi untuk waktu yang cepat. Lockdown, karantina wilayah,

CRASH THE NEW NORMAL


51
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
terhambatnya proses supply chain merupakan sinyal suatu negara
mengalami pelambatan ekonomi.

Era pasca-Covid19 akan memiliki ekonomi yang dibentuk oleh


kebiasaan dan peraturan baru berdasarkan kurangnya interaksi
kontak dekat, pembatasan perjalanan dan kebersihan yang
lebih ketat. Wabah pandemi saat ini akan mengubah cara kita
makan, bekerja, berbelanja, berolahraga dan bersosialisasi, yang
kebanyakan sudah diadopsi menggunakan teknologi digital - pada
tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebagian warga percaya, hidup akan kembali normal setelah


pandemi usai. Sebagian lagi menilai bakal ada tatanan ‘new normal’
dan kebiasaan baru lain karena hidup terasa begitu berbeda
belakangan. Bagi yang akan memulai kembali kehidupan normal,
tentu saja mereka yang mungkin tidak terlalu langsung berdampak
pada kehidupan sehari-harinya. Namun banyak pula kehidupan
dan usaha yang justru benar-benar terdampak akibat pandemi ini.

Tahun lalu, kita masih dapat berkumpul beramai-ramai, nonton


beramai ramai, naik transportasi bersempit-sempitan. Pengemudi
motor yang dulunya memakai masker untuk menghalau debu,
kedepannya berfungsi ganda.

Akan ada usaha yang harus merubah tatanan alur kerjanya.


Merubah layout untuk bisa membuat jarak antar manusia. Mungkin
juga akan ada fashion baru untuk melindungi diri dari kontak
antar manusia dengan standar bahan apd. Bukan hanya itu saja,
kita dipaksa untuk memakai otak limbik untuk membuat tatanan
new normal ini, dapat diterima oleh masyarakat, dan juga bisnis.

CRASH THE NEW NORMAL


52
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Perubahan sana-sini sudah pasti akan sangat sulit menyesuaikan
anggaran yang sudah berjalan sekian dekade. Tapi sekali lagi,
manusia sudah membuktikan dirinya untuk dapat berevolusi.
Hanya saja, manusia yang kurang informasi, kurang gesit, kurang
konsisten, tentunya akan menjadi yang tertinggal nantinya. “Siapa
cepat dia dapat”, pepatah ini sepertinya akan bertahan sepanjang
masa.

Dan dari sekian banyak yang saya baca dan amati, saya akan
sangat setuju dengan pengamatan pak Yuswohady yang begitu
komprehensif, dalam memprediksi perilaku baru konsumen di
Indonesia, yang tentunya dapat memberikan kita wawasan baru
dalam menjalani tatanan hidup baru nantinya.

30 Prediksi Perubahan
Perilaku Konsumen
di NEW NORMAL
by : YUSWOHADY

#1. The Fall of Mobility, The Rise of Stay @ Home

Wabah praktis menghentikan mobilitas dan memaksa orang untuk


berdiam diri di rumah. “the death of mobility“. Krisis COVID-19
membawa manusia seperti kembali ke zaman purba dimana
hidupnya hanya di gua, yaitu rumah. “Welcome stay @ home
economy.”

CRASH THE NEW NORMAL


53
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
#2. Online-Shopping Widening+Deepening: From Wants to
Needs

Pembelian online (online shopping) mulai bergeser dari produk


yang sifatnya keinginan (wants) ke produk yang sifatnya adalah
kebutuhan (needs). Belanja online konsumen melebar (widening)
dari barang-barang non-esensial ke esensial (daily needs). Dan
mendalam (deepening) dimana volume pembeliannya makin besar.

#3. Food Delivery: From “Indulgence” to “Utility”

Konsumen menghindari eating out dan beralih ke layanan delivery.


Selama ini konsumen memanfaatkan layanan delivery untuk
jenis makanan “indulgence” yaitu untuk pleasure dan enjoyment
(seperti: boba tea, pizza, burger, atau ayam geprek) akan bergeser
ke “utility” untuk kebutuhan rutin sehari-hari. Dari pemesanan
sesekali (occasional) ke pemesanan berulang (habitual/routine).

#4. The Comeback of Home Cooking

Memiliki waktu cukup luang di rumah selama pandemi memberikan


kesempatan bagi milenial mengasah keahlian baru yaitu masak.
Dalam Millennials Kill Everything (2019) saya mengatakan milenial
“membunuh” home cooking karena emak-emak milenial semakin
kehilangan kemampuan memasak. Namun rupanya COVID-19
“menghidupkannya” kembali.

#5. Frozen Food: Convenience Solution

Emak-emak milenial sudah terlanjur tidak piawai memasak.


Walaupun stay @ home menjadi momentum comeback-nya
kebiasaan memasak, namun gaya memasak milenial berbeda

CRASH THE NEW NORMAL


54
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih suka memasak yang
simple dan convenient. Maka frozen food dan kemasan ready to
cook akan menjadi pilihan.

#6. Going Omni

Dengan matangnya online shopping akibat COVID-19, maka


brand-brand besar-menengah-kecil mulai hadir dengan platform
omni channel-nya sendiri baik via website atau e-commerce dan
tentu physical channels. Mereka tak bisa lagi cuma mengandalkan
marketplace besar yang sudah ada. Ingat, customer data is the
new gold.

#7. Subscription Model Matters

COVID-19 memaksa konsumen membeli dan mengonsumsi secara


serba online: Belanja grocery, menikmati film/musik, membeli
makanan, bekerja dan belajar, bermain games, bahkan berolahraga
dan yoga pun melalui live class secara online. Tak hanya, belanja
online itu dilakukan secara rutin tiap hari atau berkala tiap
minggunya. Karena kebutuhannya rutin dan terus menerus, model
pembelian berlangganan akan lebih cocok dan efisien. Subscription
model will matter.

#8. TV Strikes Back

Dalam buku Milenial Kills Everything (2019) kami mengatakan


bahwa milenial telah membunuh televisi. Tapi, COVID-19 telah
menghidupkannya kembali, khusunya smart TV. TV memiliki
keunggulan dasar yang tak mungkin dimiliki smartphone yaitu layar
besar yang lebih ramah dilihat. Karena itu memasuki era “the death
of mobility” akibat social distancing, TV menemukan momentumnya
kembali.
CRASH THE NEW NORMAL
55
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
#9. DIY & Self-Care @ Home

Ketika konsumen sudah terbiasa dengan stay @ home maka mereka


mulai mencoba berbagai hal baru yang menyenangkan. Salah
satunya melakukan self-care atau peremajaan diri seperti facial,
meni-pedi, spa. Maka tren do it yourself (DIY) ini dapat menjadi
kenormalan baru dan pembelian produk-produk self-care secara
otomatis mengalami kenaikan.

#10. Zoomable Workplace @ Home

Work from Home memunculkan tren baru “zoomable workplace“ di


rumah. Kalau sebelumnya populer istilah “instagramable” maka kini
ada istilah tempat kerja di rumah yang “zoomable“. Tren ini dipicu
oleh popularitas aplikasi Zoom untuk meeting virtual. Mendekorasi
ruang kerja yang eye-catchingsebagai background meeting. IKEA
atau Informa bakal makin ramai pembeli. Tanpa disadari hal ini
telah menjadi kebutuhan self-esteem.

#11. “Work-Live-Play” Balance: Well-Being Revolution

Ketika work from home (WFH) dan flexible working hour (FWH)
menjadi kenormalan baru, maka batas waktu antara bekerja
(working), mengurus keluarga dan menjalankan parenting ke anak
(living), dan menikmati leisure time (playing) menjadi kian kabur.
Karena karyawan mengatur waktunya sendiri, maka mereka bisa
mengatur keseimbangan working-living-playing dengan lebih baik.
Hal ini akan meningkatkan kualitas dan kebahagiaan hidup (well-
being).

CRASH THE NEW NORMAL


56
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
#12. The Century of Self Distancing

Begitu wabah COVID-19 berlalu, tak serta-merta orang berinteraksi


fisik seperti sediakala. Bayang-bayang kematian akibat virus
akan terus menghantui. Self-distancing akan menjadi kebiasaan
permanen. Memakai masker, mencuci tangan setiap saat, menjaga
jarak fisik, menghindari kerumunan akan menjadi kenormalan baru.
Akankah cipika-cipiki atau jabat-tangan punah dari muka bumi?

#13. Contact-Free Lifestyle

Self distancing yang permanen akan melahirkan gaya hidup baru


yaitu: “contact-free lifestyle“. Belanja dilakukan secara online untuk
menghindari paparan virus. Menerima barang dari layanan antar
cukup di depan pintu tanpa kontak fisik. Menghindari kerumunan
seperti nonton konser musik atau event olahraga yang syarat
kontak fisik. Menghindari olahraga yang “contact-intensive” seperti
gulat, tinju, karate, bahkan sepakbola. Jarak antar kursi di pesawat
atau bioskop akan lebih lebar.

#14. Low-Trust Society

Krisis Covid-19 juga turut membuat kecurigaan antar warga


meningkat di masyarakat. Beberapa kasus penolakan jenazah
positif COVID-19; pengusiran tenaga kesehatan karena takut
tertular; atau penolakan pemudik oleh masyarakat di kampung saat
lebaran, menciptakan kondisi yang saya sebut “low-trust society“.
Social distrust di antara anggota masyarakat akan semakin tinggi.

CRASH THE NEW NORMAL


57
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
#15. Constantly-Fear Customers

Di tengah krisis dan ketidakpastian. Orang mengalami kekacauan


mental healthiness sehingga menjalani hari-hari dalam ketakutan.
Takut akan krisis ekonomi, takut kehilangan pekerjaan, takut usaha
bangkrut,takut tak mampu bayar hutang bank, takut diri dan
keluarga terpapar virus, dan puncaknya takut terenggut nyawa.

#16. Jamu Is the New Espresso

Jamu menjadi minuman yang paling banyak dicari saat ini. Ketika
para ahli mengatakan bahwa mpon-mpon yang merupakan bahan
dasar minuman jamu dapat menangkal virus COVID-19, jamu
langsung laris manis di pasaran. Wabah COVID-19 menjadikan
jamu sebagai lifestyle. Jamu is the new espresso.

#17. Halal (Thoyyiban) Becomes Mainstream

Kita tidak tak akan pernah lupa dengan kota Wuhan terutama
pasarnya yang menjadi awal mula penyebaran virus. Khususnya
kaum muslim, bayangan muram pasar Wuhan adalah wujud dari
penyiapan dan pengolahan makanan yang tidak mengikuti prinsip-
prinsip halal dan thoyyiban. Maka COVID-19 pun membawa hikmah
bagi kaum muslim, yaitu meningkatkan kesadaran mengenai
pentingnya halal dan thoyyiban.

#18. Paylater Solution

DI tengah kecemasan dan ketidakpastian akibat COVID-19, sebisa


mungkin konsumen membatasi atau menunda pengeluaran yang
bersifat cash. In time of crisis cash is king.

CRASH THE NEW NORMAL


58
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Maka layanan paylater yang diberikan oleh bank, perusahaan
fintech, dan platform ecommerce seperti GoPay, OVO, atau
Tokopedia menjadi solusi bagi konsumen untuk berbagai transaksi.

#19. The Future of Traveling

Bahkan ketika ancaman virus terus mengintai, kita tetap akan


berlibur tapi dalam situasi dan kondisi yang bisa dikontrol dan
tak terpapar virus. Travellers kian sadar melakukan self social
distancing. Karena itu staycation dan wellness tour akan menjadi
pilihan. Travelling kian menjadi aktivitas individual bukan lagi grup.
Niche tourism lebih berkembang daripada mass tourism. Dan virtual
tourism dengan teknologi VR (virtual reality) akan berkembang
pesat.

#20. Virtual Experience Is the Nex Big Thing

Konser musik, event olahraga, hingga konferensi/pameran


dibatalkan di seluruh dunia. Sebagai gantinya: virtual concert,
virtual sport, virtual conference/seminar, virtual exhibition. Ketika
self distancing bakal berlangsung lama, maka virtual experience
akan menjadi sesuatu banget. Keunggulannya: “more efficent,
more convenient, more personal”.

#21. The Emerging VirSocial

Aktivitas bersama-sama baik nongkrong, olahraga, senam,


meditasi dan yoga, hingga nge-gamedilakukan secara virtual.
Kami menyebutnya “VirSocial” (virtual social). Beberapa minggu
terakhir misalnya, marak aktivitas “nongkrong” temen-teman
sekantor, sekampung, sekomunitas, atau sesama alumni SD hingga

CRASH THE NEW NORMAL


59
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
kuliah yang dilakukan via Zoom. Ini adalah kebiasaan baru yang
sebelumnya tak dikenal.

#22. Flexible Working Hours: From “9-to-5” to “3-to-2”

Dalam buku Millennials Kill Everything (2019) saya mengatakan, ke


depan milenial “membunuh” jam kerja “9-to-5”. Rupanya Covid-19
membunuhnya lebih cepat. Dengan work from home (WFH),
karyawan bereksperimen menjalankan pola kerja flexible working
hour (FWH). Maka jam kerja “9-to-5” nantinya akan berubah menjadi
“3-to-2” yaitu jam kerja 3 hari di kantor dan 2 hari di rumah dalam
seminggu.

#23. The Birth of Zoom Generation

Kalau generasi milenial sering disebut “Instagram Generation” dan


Gen-Z adalah “Snapchat Generation”. Maka setelahnya, kita akan
menyongsong lahirnya “Zoom Generation”. Kalau generasi milenial
dan Gen-Z tumbuh di tengah keajaiban teknologi digital (internet,
media sosial, tech startup), Generasi Zoom tumbuh di tengah dunia
yang rapuh oleh ancaman pandemi dan risiko hidup yang tinggi.
Maka Zoom menjadi “the new Google”.

#24. Cloud Lifestyle

Kebiasaan baru work from home, tuntutan collaborative working,


dan maraknya gig economy akan mendorong melonjaknya
penggunaan platform sharing yang tersedia via cloud. Maka
konsumsi layanan cloud baik SaaS (software as a services), IaaS
(infrastructure as a services), PaaS (platform as a services) akan
masuk babak baru pertumbuhan eksponensial. Tren ini akan

CRASH THE NEW NORMAL


60
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
memunculkan cloud lifestyle dimana karyawan bisa bekerja
dengan aplikasi dan data yang tersimpan di cloud dan bisa diakses
di manapun dan kapanpun.

#25. Telemedicine: from Visit to Virtual

Blessing in disguise, krisis pandemi akan menjadi akselerator


revolusi di dunia kesehatan yaitu telemedicine dan virtual health.
Seperti halnya remote working dan online learning, konsumen
dipaksa untuk mengadopsi gaya baru berobat yaitu secara virtual.

#26. Online+Home-Schooling

COVID-19 memicu dua tren sekaligus dalam proses pembelajaran.


Pertama pembelajaran secara online (“online-schooling”) dengan
menggunakan platform digital. Kedua peran orang tua yang semakin
besar dalam proses pembelajaran anak (”home-schooling”). Saya
menyebut dua tren ini: “online+home-schooling”. Online+home-
schooling mengubah secara mendasar wajah dunia pendidikan ke
depan.

#27. Ibadah Virtual

COVID-19 turut mengubah perilaku masyarakat dalam beribadah.


Sholat berjamaah sementara tidak bisa dilakukan, begitu pula
kebaktian atau ibadah di gereja. Solusinya adalah melakukan
ibadah secara virtual. Untuk umat Nasrani bisa melakukan ibadah
secara virtual dengan live streaming. Bagi umat muslim sholat
jamaah di masjid diganti dengan sholat di rumah. Namun, dakwah
atau pengajian masih bisa dilakukan secara virtual.

CRASH THE NEW NORMAL


61
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
#28. The Rise of Empathy and Solidarity

Krisis COVID-19 merupakan bencana kemanusiaan paling


dahsyat abad ini dengan korban nyawa manusia yang begitu
besar. Hikmahnya, COVID-19 telah menciptakan solidaritas dan
kesetiakawanan sosial. COVID-19 telah menciptakan masyarakat
baru yang empatik, penuh cinta, dan welas asih terhadap
sesamanya. Sesuatu yang langka ketika wabah belum mendera.

#29. From Drone Parenting to Positive Parenting

COVID-19 bahkan mengubah pela pengasuhan anak (parenting


style). Ketika work from homememungkinkan orang tua banyak
berkumpul dengan anak, maka pola pengasuhan yang efektif adalah
“positive parenting“ dimana orang tua secara proaktif menjelaskan
perilaku yang baik dan dan mengajak anak untuk sama-sama
memahami situasi sulit ini. Ini berbeda dengan “drone parenting“
ala milenial yang membebaskan anak untuk mengeksplorasi banyak
hal sementara orang tua memantau dari jauh.

#30. More Suffering, More Religious

Di tengah krisis COVID-19, agama menjadi tempat bersandar


mencari ketenangan sekaligus harapan. Sebagian besar
masyarakat menganggap krisis ini adalah bencana atau hukuman
yang diberikan Tuhan, bahkan dianggap tanda-tanda hari akhir
akan tiba. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius,
cobaan COVID-19 semakin mendekatkan mereka kepada Tuhan.
Karena di tengah wabah ajal bisa setiap saat datang maka mereka
memperbanyak amal-ibadah untuk bekal ke akherat.

CRASH THE NEW NORMAL


62
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal,
Teknologi Dan Digitalisasi

CRASH THE NEW NORMAL


63
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
BAB III - ADAPTASI
TEKNOLOGI
(Revolusi Industri 4.0)

“Gelombang besar perubahan Industri 4.0 ini sudah


terjadi, suka maupun tidak, kita tidak dapat menahan
perubahannya”

Perkembangan teknologi yang semakin maju dinilai memiliki


dampak positif dalam menghambat penyebaran virus corona.
Disadari atau tidak, peran teknologi sudah sangat membantu
masyarakat dalam melakukan pencegahan virus corona. Disrupsi
teknologi (disruptive technology) adalah teknologi yang menggeser
teknologi yang sudah mapan dan mengguncang industri atau
produk inovatif yang menciptakan industri yang sama sekali baru.

Disrupsi diakibatkan oleh lingkungan yang berubah yang dipicu oleh


pandemi global saat ini. Peran teknologi juga terlibat dalam setiap
kegiatan kita sehari-hari. Mau tidak mau, suka tidak suka, seluruh
masyarakat dituntut untuk bisa berdaptasi dengan kehidupan
normal baru ini. Dengan penerapan pembatasan interaksi,
masyarakat akan lebih bergantung pada gadget mereka dalam
melakukan aktivitas hiburan, sosial maupun keperluan logistik.

CRASH THE NEW NORMAL


64
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Mengapa dunia kita akan sangat berbeda pasca Covid-19? Karena
kita bergerak mencari perubahan yang positif yang mampu
mempercepat pemulihan kegiatan perekonomian negara. Social
distancing, pembatasan akses perjalanan, maupun gaya hidup
bersih dan sehat. New habit akan terbentuk seperti remote working,
akses ke e-commerce dan logistik, dan juga e-health.

Kegiatan bekerja dan belajar dari rumah yang telah berlangsung


selama kurang lebih 2 bulan di Indonesia, membuat masyarakat
lama-kelamaan menjadi terbiasa dan mau tidak mau harus
menerima realita dan berusaha untuk beradaptasi dengan cepat.
Hal ini biasa dikenal dengan istilah “Habituation”.

Habituation atau habituasi adalah suatu penurunan respons


terhadap stimulus setelah melakukan suatu kegiatan berulang kali.
Istilah ini sangat relevan dengan situasi masyarakat di Indonesia
saat ini, bahkan dunia, dimana masyarakat dipaksa untuk tetap
melaksanakan kegiatan pekerjaan dan belajar dari rumah yang
dilakukan hampir setiap hari.

Pada akhirnya, hal ini dapat menjadi habit dan respon masyarakat
yang pada awalnya sulit menerima situasi ini, akan menjadi
berkurang karena sudah menjadi suatu kebiasaan. Masyarakat
dipaksa untuk hidup berjejaring secara digital, berkomunikasi
hanya melalui voice call maupun video call.

Salah satu contoh pioneer disrupsi teknologi yang sedang naik daun
di masa pandemi ini yang bergerak di bidang video conferencing
/ video remote meeting adalah Zoom. Sekarang mungkin Zoom
merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan oleh para

CRASH THE NEW NORMAL


65
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
pebisnis, karyawan maupun pelajar untuk tetap bisa menjalankan
pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari di rumah.

Zoom banyak digunakan dikarenakan aplikasinya mudah untuk


dipelajari oleh berbagai kalangan umur, mempermudah meeting
online serta memiliki fitur-fitur unggulan yang tidak dimiliki oleh
kompetitor di industrinya.

Kegiatan usaha/bisnis yang bergerak di bidang online, digital


payment dan teknologi saat ini sangat diuntungkan karena
pertemuan tatap muka langsung antara konsumen dan penjual
dibatasi, sehingga transaksi yang dilakukan juga harus secara digital
untuk menghindari adanya kontak langsung yang bisa memicu
menularnya virus Covid-19. Kegiatan perekonomian jarak jauh ini
disebut dengan istilah “Low Touch Economy”.

Pasca Covid-19, sangat besar potensi dimulainya era Low Touch


Economy dimana ternyata tidak semua kegiatan bisnis harus
dilakukan secara offline. Malah justru banyak bisnis yang karena
menerapkan prinsip ini bisa mengurangi cost dan meningkatkan
revenue di bisnisnya secara signifikan.

a. Disruptive Technology
Saat ini telah banyak perusahaan-perusahaan dan para pelaku
bisnis berlomba-lomba melakukan inovasi dalam rangka menjadi
pemimpin pasar dan pemegang pangsa utama. Dari berbagai
macam inovasi-inovasi yang dilakukan, salah satunya adalah
dengan menggunakan perkembangan teknologi. Peran teknologi
dalam perkembangan bisnis sebenarnya sudah lama terjadi, yang
dulu sebelumnya masih sederhana menjadi sangat kompleks dan

CRASH THE NEW NORMAL


66
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
mandiri tanpa manusia yang mengontrol secara real-time misalkan
dalam proses perakitan manufaktur, yang mayoritas pengerjaan
berupa pekerjaan perakitan dapat diserahkan kepada sistem
komputer dengan membutuhkan hanya 1 orang sebagai operator
pengawas dan beberapa sebagai tim teknisi, atau dalam jual-beli
saham, analisis harga saham yang sebelumnya dilakukan oleh
manusia (human) sekarang telah dilakukan secara otomatis oleh
sistem komputer dengan A.I (Artificial Intellegence).

Hal tersebut tidak lepas dari disruptive technology, yang secara


perlahan telah mengubah pola peta bisnis secara signifikan, dari
semula konvensional menjadi berbasis teknologi-komunikasi. Lalu
apa yang dimaksud dengan disruptive technology? Disruptive
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yang artinya kurang
lebih : creates something new (menciptakan sesuatu yang baru).
Jadi Disruptive Technology merupakan teknologi yang mampu
memberikan “kejutan” atau terobosan kepada industri melalui
inovasi perkembangan, pendayagunaan utilisasi sumber daya
ekonomi dan teknologi.

Pengaplikasian Disruptive Technology sebenarnya sudah ada


di sekeliling kita, bahkan pada kegunaan barang yang Anda
pakai setiap hari (smartphone, internet). Penggunaan mobilitas
smartphone yang tinggi disertai sambungan koneksi internet cepat
membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan jasa maupun
barang untuk berlomba-lomba memanfaatkannya. Pemanfaatan
disruptive technology yang sekarang eksis dapat Anda lihat pada
sektor : transportasi online, e-commerce, online service providers,
online booking rooms.

CRASH THE NEW NORMAL


67
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Layanan transportasi online ex: GoJek, Grab, Uber yang mampu
mengguncang pemain-pemain transportasi konvensional yang
sudah lama berlangsung menjalankan bisnisnya. Layanan
transportasi berbasis aplikasi seperti yang disebutkan sebelumnya
bisa dibilang berhasil dalam memanfaatkan utilisasi sumberdaya
teknologi-ekonomi melalui layanan yang diberikan. Karena disini
jelas bahwa transportasi konvensional belum maksimal atau
tidak memanfaatkan utilisasi sumberdaya ekonomi-teknologi tadi
yang sudah tersedia (pengguna smartphone dan internet), serta
keinginan konsumen sendiri.

Ketiga layanan transportasi online (GoJek, Grab, Uber) mampu


memanfaatkan peluang tersebut dengan baik, dan mendapatkan
respon positif dari masyarakat, yang tentu berakibat terhadap
eksistensi transportasi konvensional yang telah lama menikmati
bisnis transportasi menjadi penurunan peminat. Hal ini memaksa
bagi pihak transportasi konvensional untuk mencari jalan keluar
merebut kembali market share-nya yang telah hilang oleh layanan
transportasi on-line, walaupun dari segi legalitas transportasi
konvensional lebih unggul.

Contoh lain dalam bidang e-commerce, dimana disruptive


technology membuat berbelanja tidak terbatas pada jarak, ruang
dan waktu. Konsep commercial konvensional memiliki keterbatasan,
yaitu kesulitan dalam mencari barang tertentu dan harus
mencarinya secara manual di setiap lokasi-lokasi perbelanjaan.
Selain itu pembeli juga harus menyisihkan waktunya untuk datang
ke tempat yang dituju, beserta dengan ongkos transportasi (apabila
ada). Peluang berkembangnya teknologi seperti internet, laptop,

CRASH THE NEW NORMAL


68
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
smartphone berhasil dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan
e-commerce seperti ebay, amazon, tokopedia, bukalapak, dan
sejenisnya. Konsep e-commerce ini dapat meminimalisir harga
sewa gedung pertokoan, karena dapat menggunakan rumah
sendiri sebagai gudang dan pemasaran, transaksi dilakukan secara
online, dan barang diantarkan melalui jasa pengiriman.

Nah, melalui hal di atas dapat Anda perkirakan dampaknya. Di


mana dampaknya terhadap pusat perbelanjaan adalah semakin
sedikit pengunjung, walaupun ada tetapi sebagian hanya mencari
referensi atau gambaran dari suatu produk secara fisik sebelum
membelinya melalui online.

Berdasarkan dua contoh sektor yang paling banyak disruptive


technology berperan, merupakan suatu keharusan bagi pelaku
industri dan bisnis untuk segera mengimplementasikan disruptive
technology dalam kegiatan perekonomiannya. Konsekuensinya
adalah, apabila paling dahulu dan cepat dalam melihat peluang
serta penggunaan disruptive technology maka berpotensi sebagai
pemimpin pasar. Pun juga sebaliknya, bagi yang terlambat atau
bahkan enggan mengimplementasikan disruptive technology
maka berisiko akan menjadi pengekor/follower dan mendapatkan
market share yang lebih kecil.

b. Disruptive Business Model


Perusahaan yang menggunakan model bisnis yang disruptif
memberikan impact yang luar biasa – mereka menggunakan strategi
ini untuk menarik pelanggan yang tidak puas dengan pemain lama
(perusahaan lama) atau malah menciptakan ceruk pasar baru.
Perusahaan yang disruptif akhirnya menemukan kombinasi pasar

CRASH THE NEW NORMAL


69
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
dan model bisnis yang tepat dan ketika mereka berinovasi, mereka
akhirnya mampu memberikan dampak yang signifikan atau bahkan
menggeser perusahaan yang lebih besar.

Menurut Katadata, Bank Indonesia (BI) memastikan seluruh


transaksi digital dan non tunai tetap beroperasi maksimal selama
masa pandemi corona ini. Kepala Departemen Kebijakan Sistem
Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menjelaskan, dengan
maraknya pembatasan wilayah dan aktivitas dalam rangka
pencegahan penyebaran virus Covid-19 telah terjadi perubahan
perilaku transaksi di masyarakat.

Hal ini tentu merupakan dampak yang positif bagi seluruh


perusahaan digital payment dimana banyak konsumen yang
akan menggunakannya untuk keperluan transaksi sehari-hari.
Perusahaan digital payment ini bisa dibilang telah menerapkan
teknologi disrupsi dimana lebih memudahkan masyarakat untuk
bertransaksi secara digital dan lebih efisien.

Menemukan kembali roda dan menciptakan pasar baru dengan


menyediakan penawaran dengan utilitas yang sama sekali
baru tidak mudah. Namun, begitu kunci utamanya ditemukan,
mengembangkan model bisnis dan menjadi perintis mendatangkan
banyak perhatian publik dan memainkan peran vital dalam
pemasaran.

Contoh perusahaan lain yang menemukan kunci utama bisnisnya


adalah Instagram dan TikTok. Perusahaan ini membawa tren berbagi
kehidupan sosial yang benar-benar baru dengan menyediakan
jejaring sosial yang memungkinkan orang berbagi kehidupan
mereka dengan orang lain secara visual.
CRASH THE NEW NORMAL
70
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Jika di atas Anda sudah memahami tentang Disruptive Technology,
sekarang saya mau ajak pembaca untuk dapat memahami apa
yang dimaksud Disruptive Business Model.

1. The Subscription Model (Netflix, Dollar Shave Club, Apple


Music) Disrupts through “lock-in” by taking a product or service
that is traditionally purchased on an ad hoc basis, and locking-
in repeat custom by charging a subscription fee for continued
access to the product/service

2. The Freemium Model (Spotify, LinkedIn, Dropbox) Disrupts


through digital sampling, where users pay for a basic service
or product with their data or ‘eyeballs’, rather than money,
and then charging to upgrade to the full offer. Works where
marginal cost for extra units and distribution are lower than
advertising revenue or the sale of personal data

3. The Free Model (Google, Facebook) Disrupts with an ‘if-you’re-


not-paying-for-the-product-you-are-the-product’ model that
involves selling personal data or ‘advertising eyeballs’ harvested
by offering consumers a ‘free’ product or service that captures
their data/attention

4. The Marketplace Model (eBay, iTunes, App Store, Uber, AirBnB)


Disrupts with the provision of a digital marketplace that brings
together buyers and sellers directly, in return for a transaction
or placement fee or commission

5. The Access-over-Ownership Model (Zipcar, Peerbuy, AirBnB)


Disrupts by providing temporary access to goods and services
traditionally only available through purchase. Includes ‘Sharing
Economy’ disruptors, which takes a commission from people
monetising their assets (home, car, capital) by lending them to
‘borrowers’

CRASH THE NEW NORMAL


71
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
6. The Hypermarket Model (Amazon, Apple) Disrupts by
‘brand bombing’ using sheer market power and scale to crush
competition, often by selling below cost price

7. The Experience Model (Tesla, Apple) Disrupts by providing a


superior experience, for which people are prepared to pay

8. The Pyramid Model (Amazon, Microsoft, Dropbox) Disrupts


by recruiting an army of resellers and affiliates who are often
paid on a commission-only model

9. The On-Demand Model (Uber, Operator, Taskrabbit) Disrupts


by monetising time and selling instant-access at a premium.
Includes taking a commission from people with money but no
time who pay for goods and services delivered or fulfilled by
people with time but no money

10. The Ecosystem Model (Apple, Google) Disrupts by selling


an interlocking and interdependent suite of products and
services that increase in value as more are purchased. Creates
consumer dependency.

c. Indonesia Digital Market Opportunities


Dengan menjadi digital, Indonesia dapat meraih level yang lebih
tinggi dari tingkat pertumbuhan ekonomi — mencapai USD 150
miliar pada tahun 2025. Karena kecepatan kemajuan teknologi,
negara yang memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan
ekonomi akan signifikan perubahannya dalam jangka panjang.
Namun negara-negara yang lambat untuk merangkul digital
berisiko tertinggal jauh di belakang dalam waktu singkat.

Berdasarkan data dari McKinsey, Indonesia sedang dalam tahap


digitalisasi. Namun secara keseluruhan negara Indonesia tertinggal

CRASH THE NEW NORMAL


72
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
di dalam merangkul manfaat dari teknologi modern. Infrastruktur
IT yang masih lemah dan penggunaan digital yang belum merata di
berbagai sektor bisnis. Indonesia masih memiliki jalan yang panjang
untuk memasuki era digital.

Untuk menang dan sukses dalam beradaptasi dengan teknologi,


bisnis Indonesia harus mengejar setidaknya lima langkah strategis
untuk mengejar pertumbuhan dan efisiensi :

1. Menentukan dan meningkatkan user experience di dalam


pengembangan produk bisnis.

2. Mengembangkan teknologi Internet of Things (IoT) dan


Artificial Intelligence.

3. Memanfaatkan big data dan data science secara real time.

4. Menggunakan teknologi blockchain dan cybersecurity untuk


melindungi seluruh informasi penting yang terhubung di dunia.

5. Membangun kemampuan digital untuk mengembangkan


organisasi era digital.

Kelima langkah diatas saling berhubungan dan saling melengkapi.


Kombinasi dari poin-poin diatas merupakan kunci untuk
mempercepat perkembangan digitalisasi di Indonesia.

Berdasarkan ristet ASEAN DNA, Indonesia menduduki posisi


keenam negara dengan akses internet tercepat di Asia. Rata-rata
kecepatan internet di Indonesia masih lebih rendah dari Malaysia
dan Singapura.

Namun kecepatan internet yang masih terbatas tersebut tidak


mengurangi minat masyarakat Indonesia untuk menjamah dunia

CRASH THE NEW NORMAL


73
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
digital. Terbukti Indonesia masuk pada urutan enam pengguna
internet terbanyak di dunia.

Bukan hanya itu, melalui dunia digital masyarakat Indonesia juga


dimudahkan untuk beraktivitas. Berikut ini fakta-fakta seputar
dunia digital di Indonesia.

1. Dalam seminggu, 43 persen orang Indonesia lebih dari sekali


menggunakan layanan pesan online WhatsApp.

2. Transaksi belanja online melalui smartphone meningkat


meski laju perekonomian Indonesia melambat.

3. Sebanyak 50 persen pengunjung website dengan smartphone


berasal dari Indonesia

4. Ojek online berhasil mengubah gaya hidup masyarakat


Jabodetabek, Bali, Bandung, dan Surabaya secara singkat.

5. Indonesia menduduki urutan keempat pengguna Instagram


teraktif di dunia.

6. Dalam sehari rata-rata netizen Indonesia aktif menggunakan


smartphone selama 5.5 jam.

7. Indonesia peringkat 10 besar dalam urutan teraktif pengguna


Facebook, Twitter, Youtube, dan Google.

8. Peringkat teratas jumlah pengunduh aplikasi pasar mobile


global adalah Indonesia.

9. Indonesia berhasil menjual 13.4 juta produk di tahun 2012


lewat online market place terbesar.

10. Startup asal Indonesia pertama yang berpredikat unicorn


diraih situs reservasi tiket pesawat online.

CRASH THE NEW NORMAL


74
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
NOW 2030
d. Ecosystem
Salah satu contoh yaitu perusahaan Nike, raksasa pakaian olahraga
terbesar di dunia yang sejauh ini tampak seperti salah satu
perusahaan yang jelas terkena dampak dari pandemi virus corona,
namun berhasil survive berkat kemampuan adaptasi perusahaan
yang luar biasa terhadap dunia digital.

Pertama kali dipaksa untuk menutup toko offline di China, salah


satu pasar utama Nike. Saham Nike turun sebesar 40% selama
aksi jual terkait Covid-19 yang dimulai pada 24 Februari, namun tak
lama setelah itu perusahaan menyampaikan laporan pendapatan
yang naik cukup signifikan sehingga harga saham Nike kembali naik
menjadi setengah dari kerugian tersebut.

Alasan mengapa Nike dapat mengungguli rekan-rekannya selama


periode yang penuh tantangan ini adalah perubahan terbesar
yang mereka buat untuk meningkatkan kekuatan ekosistem digital
mereka untuk membantu konsumen mempertahankan kondisi
fisik dan mental mereka saat berada di rumah.

Nike dengan aplikasinya seperti Nike Training Club, menawarkan


latihan di rumah bagi para anggota. Hasilnya adalah peningkatan
subscription 80% dari awal kuartal ketiga hingga akhir, dan
penjualan digital melonjak lebih dari 30% di China untuk kuartal
tersebut.

Nike, yang telah berinvestasi dalam kemampuan digitalnya, siap


untuk perubahan itu. Dengan penjualan digital yang melonjak,
e-commerce dapat mengimbangi kerugian dari penutupan toko
global. Nike akan berada dalam posisi kompetitif yang lebih kuat
ketika situasi Covid-19 berakhir.
CRASH THE NEW NORMAL
76
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Kalau saya sebut ecosystem atau ekosistem, mungkin beberapa
dari Anda akan berikir tentang pelajaran Biologi. Hanya saja saat
ini saya tidak akan membahas ke ranah itu, melainkan ekosistem
dalam sebuah bisnis. Apa itu? Ekosistem bisnis bisnis adalah
sebuah kiprah perusahaan untuk bersaing menjadi yang terbaik.
Dalam ekosistem bisnis perusahaan atau Anda harus melakukan
banyak perubahan, baik itu perubahan secara internal maupun
perubahan eksternal.

Untuk bisa memahami Ekosistem, Charles Darwin mengatakan


bahwa Anda perlu memiliki kemampuan untuk bertahan untuk
hidup. Bagaimana caranya? Berarti di sini Anda atau perusahaan
Anda harus berani mengambil langkah-langkah baru dan
mengambil keputusan-keputusan penting dalam menciptakan
perubahan. Tidak semua perusahaan sukses dalam bersaing di
ekosistem bisnis tetapi banyak juga perusahaan yang sukses dalam
ekosistem bisnis.

Saat ini perubahan yang besar harus dilakukan di banyak organisasi


perusahaan. Organisasi perusahaan harus bekerja dengan cepat
melihat visi di masa mendatang dan fokus kepada pengembangan
sumber daya yang dimiliki. Dunia global yang sudah saling
terintegrasi menyebabkan banyak sekali perubahan dalam dunia
ini, seperti bagaimana Anda memilih pegawai, memanfaatkan
jaringan teknologi informasi kecepatan tinggi, membuat strategi
baru, menciptakan branding yang lebih kuat, mengantisipasi masa
depan. Untuk mewujudkan itu semua membutuhkan sumber daya

CRASH THE NEW NORMAL


77
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
yang maksimal dan harus memiliki sumber daya manusia yang
mempunyai potensi untuk berkembang ke arah yang lebih maju.

Dalam eksosistem bisnis Anda bisa melihat berbagai macam aneka


ragam industri yang saling berhubungan satu sama lain. Microsoft
adalah salah satu perusahaan yang menciptakan ekosistem bisnis
tersebut, Microsoft menciptakan ekosistem bisnis dalam empat
hal:

1. Personal Computer

2. Consumer Electronic.

3. Information

4. Communication.

Ekosistem bisnis Microsoft juga menyangkut jaringan pemasok


yang luas, seperti Intel Corporation untuk menciptakan prosesor
dalam mendukung kinerja program Windows dan juga perusahaan-
perusahaan komputer seperti Samsung, Dell, Hawlett-Packard,
Asus dll. Microsoft sebagai pembuat piranti lunak mempunyai
jangkuan pasar lintas batas dalam industri, pemakai produk
Microsoft berasal dari berbagai perusahaan.

Dalam ekosistem bisnis satu perusahaan dengan perusahaan lain


saling berhubungan tetapi juga berkompetisi untuk mendapatkan
kepercayaan dan kredibilitas. Pengembangan teknologi baru
untuk meningkatkan kinerja perusahaan terus dilakukan. Intel
bukan hanya menjadi rekan Microsoft saja, tetapi menjual chip
prosesor ke banyak perusahaan seperti Samsung, Dell, Acer,
Lenovo, Hawlett-Packard. Intel menggunakan brandingnya sebagai

CRASH THE NEW NORMAL


78
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
pembuat chip processor yang paling inovatif dengan slogan
Intel Inside, sementara pesaingnya AMD menawarkan teknologi
kepada pengguna komputer yang lebih banyak bekerja dalam
industri desain grafis dan gaming dan juga bersaing dengan Apple
Computer.

Perusahaan AirBus dan juga Boeing menciptakan ekosistem bisnis


dari partner mereka untuk memasok komponen pembuatan
pesawat dan bersaing untuk mendapatkan pemasok yang
menawarkan karena mempunyai standar teknologi yang lebih tinggi
untuk menciptakan produk-produk pesawat dimasa mendatang.

Dalam ekosistem bisnis perusahaan dituntut untuk melakukan


inovasi terus karena pasar bersifat dinamis dan terus bergerak
untuk menciptakan model-model bisnis yang baru. Contoh
Nintendo dan Blackberry telah gagal mempertahankan ekosistem
bisnis mereka, mereka ditinggal oleh perusahaan-perusahaan
yang menjalin kerja sama dengan mereka, karena perusahaan-
perusahaan yang menjalin kerja sama melihat kedua perusahaan
ini terlambat dalam melakukan inovasi produk dan gagal melihat
arah pasar. Perusahaan partner mereka tidak mau menjalin kerja
sama lagi karena akan menciptakan kerugian yang besar, bahkan
kedua perusahaan ini telah ditinggal oleh perusahaan partner
mereka. Saat ini perusahaan partner Nintendo banyak yang lebih
berkonsentrasi dalam pengembangan game untuk PC, X Box One,
Sony Playstation.

CRASH THE NEW NORMAL


79
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal,
Teknologi Dan Digitalisasi
BAB IV - ADAPTASI
DIGITALISASI
(The New Indonesian Society 5.0)

“Digitalisasi mempermudah seluruh kegiatan manusia,


yang membuatnya sulit adalah tidak menerima
perubahannya”

a. Ideation
Tennear Christensen, seorang pakar strategi kreatif mengatakan,
“Ide taka da nilainya sama sekali sampai Anda mengeluarkannya
dari benak Anda dan melihat apa yang bias dilakukan oleh berbagai
ide Anda itu”

Kesuksesan bisnis berawal dari sebuah gagasan, dan seringkali


adalah gagasan yang sangat sederhana. Namun, kesederhanaan
gagasan tersebut ternyata menyelesaikan masalah banyak orang,
sehingga kesuksesan menjadi umpan balik dari manfaat yang
diberikan oleh bisnis tersebut kepada kehidupan banyak orang.
Simaklah apa yang dikatakan oleh Harvey S Firestone, seorang
industrialis yang berkontribusi dalam industri pembuatan ban
otomotif berikut ini tentang pentingnya ide yang menurutnya
melebihi modal-modal lain, bahkan termasuk pengalaman. Bahkan

CRASH THE NEW NORMAL


81
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
ide menurut beliau adalah aset manusia yang terbesar.

“If you have ideas, you have the main asset you need, and there
isn’t any limit to what you can do with your business and your life.
Ideas are any man’s greatest asset”

Kita sepakat bahwa ide memang merupakan fondasi pendirian


sebuah usaha. Tetapi ide seperti apakah yang bisa dijadikan
dasar bagi pendirian perusahaan, dan bagaimana pula menilai
dibandingkan dengan 3 modal yang lain, yaitu skills, tangible assets
dan intangible assets?

lde Bisnis yang Bisa Dijadikan Saham

Tentu saja yang namanya ide itu banyak sekali, dan banyak sekali
pula orang-orang yang mengaku mempunyai ide kreatif atau bahkan
mereka mengatakan bahwa ide itu belum pernah dicetuskan oleh
siapa pun. Hal ini terlihat dari begitu banyaknya orang yang datang
membawa proposal menemui saya yang berisikan ide-idenya untuk
mengajak saya bekerja sama atau mendukung idenya. Ada yang
memang bisa diajak bekerja sama dengan saya, tapi lebih banyak
Iagi yang Saya tolak karena banyak pertimbangan. Pertimbangan
apakah yang bisa dilakukan orang yang diajak kerja sama untuk
diterima atau ditolak, misalnya: mempunyai potensi mendatangkan
keuntungan di masa yang akan datang.

Tak ada gunanya memang untuk mendanai sebuah ide yang


tidak memiliki manfaat ekonomis di masa mendatang. Karena
hanya akan membuang-buang waktu, tenaga, dan uang. Untuk itu
diperlukan kajian dan analisis yang cukup jeli antara lain dengan
mencari referensi-referensi, baik dari literatur, maupun dari

CRASH THE NEW NORMAL


82
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
narasumber yang bisa diajak berkonsultasi. Mencari tahu dari
Yahoo dan Google untuk mencari informasi terkini tentang bisnis
yang mirip dengan itu atau apalagi jika sudah dilakukan orang
meski di tempat Iain adalah sangat perlu dilakukan. Cek potensi
pasarnya. Cek posisi pasar dari produk atau jasa yang akan disaingi
atau malah disubstitusi. Buatlah kalkulasi-kalkulasi dan diskusi
sehingga didapatkan estimasi dan ekspektasi dari potensi ide bisnis
itu. Hitung pula besaran investasinya, lalu bandingkanlah dengan
return kalau Anda investasi di investasi lain, minimal dibandingkan
dengan jika Anda depositokan di bank.

Kalau return-nya tidak lebih baik dari bunga bank, tolaklah ide
bisnis itu. Jadi ini adalah aplikasi dari check the return. Hati-hati
juga dengan ide-ide kreatif yang out of the box yang terkadang
ditolak banyak orang. Percayalah banyak sekali ide besar yang
pada awalnya ditentang orang, termasuk pendiri IBM pun tak yakin
produk awalnya akan sukses di lapangan.

Vision & Mission

Pernah tidak Anda pergi bersama pasangan dan pertanyaan pertama


kalian ke pasangan adalah “mau ke mana, yang?” dan dijawab
dengan kata “terserah”? Namun, setiap kali Anda memutuskan
tujuan, pasangan kalian berkata “Ngak mau ah, yang”, lalu Anda
pun harus berpikir ulang atau mungkin langsung menggila?

Bayangkan jika itu terjadi dengan partner bisnis Anda. Bisa-bisa


Anda akan kebingungan untuk menentukan ke mana perusahaan
harus dibawa. Buang waktu dan buang energi.

Dalam sebuah organisasi, visi merupakan kunci utama dalam

CRASH THE NEW NORMAL


83
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
menjalankan setiap kegiatan, begitupun bagi startup (usaha
rintisan). Dengan adanya visi dan misi yang jelas, founder dan
co-founder dapat merumuskan skala prioritas dan menghindari
melakukan sesuatu yang tidak berguna bagi perusahaan.

Biasa Lalu apa itu visi dan misi?

Visi didefinisikan sebagai sekelompok ide yang dapat


menggambarkan kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.
Visi bukan hanya menunjukkan arah, tetapi juga memberi inspirasi
dan menjadi sumber kekuatan bagi para penggerak di dalamnya.
Sementara itu, misi adalah perwujudan dari sebuah visi. Jika visi
adalah impian, maka misi adalah wujud atau bentuk dari impian
tersebut. Misi juga dapat berupa rumusan nyata untuk mencapai
sebuah impian.

Sebagai seorang pemimpin dalam startup, baik founder maupun


co-founder, haruslah memiliki visi dan misi yang jelas. Dalam arti
dia tahu ke mana arah yang ingin dituju, apa yang dia lakukan, dan
bagaimana cara mencapai tujuannya. Visi dan misi yang hebat
dari seorang pemimpin tentu tidak terlepas dari keinginan untuk
membesarkan organisasinya.

Jika organisasi yang dirintisnya sukses, maka dia pun akan menjadi
sukses. Karena itu, menemukan visi yang hebat adalah titik awal
untuk menjadi seorang pemimpin. Berikut ini lima hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan visi dan misi.

Singkat Dan Jelas

Pernyataan visi dan misi haruslah singkat dan jelas, sehingga dapat

CRASH THE NEW NORMAL


84
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
dimengerti oleh setiap pekerja di perusahaan. Untuk membuat visi
dan misi ini, kalian cukup menggunakan 2-3 kalimat sederhana
yang tidak menggunakan jargon-jargon perusahaan.

Memberikan Gambaran Masa Depan

Selain jelas, visi dan misi yang dibuat pun harus dapat memberikan
gambaran tentang perkembangan perusahaan di masa depan
sehingga dapat memberikan semangat kepada setiap pekerjanya.
Pernyataan misi sendiri harus tetap berlaku pada 20 tahun
mendatang, sama seperti kondisi sekarang.

Dapat Diukur dan Dicapai

Pernyataan visi dan misi yang baik harus menyertakan tujuan yang
bisa dicapai dengan sumber daya, energi, waktu. Meskipun begitu
jangan terlalu berorientasi pada tujuan masa depan sehingga
kurang fokus pada kondisi perusahaan di masa sekarang.

Inspiratif

Visi dan misi tanpa makna yang jelas hanya akan menjadi sebuah
wacana yang tidak akan mampu menggerakkan orang. Karenanya
seorang pemimpin harus mampu membuat visi dan misi yang bisa
menginspirasi para pekerjanya.

Menggugah Emosi Positif

Pernyataan visi dan misi juga harus bisa menggugah emosi yang
positif bagi para pekerjanya. Meskipun begitu kata-kata yang dipakai
tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi.

CRASH THE NEW NORMAL


85
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Untuk membuat visi dan misi yang jelas, pemimpin dalam hal ini
dituntut untuk berpikir kreatif, inovatif, dan sistematis. Visi yang
jelas akan sangat mempengaruhi kualitas dan efektivitas pekerja
dalam menghasilkan kinerja yang sesuai dengan tujuan dan masa
depan perusahaan.

Pemimpin juga harus mempraktekkan dan saling berkomunikasi


satu sama lain mengenai visi dan misi perusahaan secara teratur.
Dengan adanya komunikasi, kalian juga bisa memastikan visi dan
misi yang kalian buat mengikuti perkembangan zaman. Jangan
sampai kalian terjebak dengan visi dan misi yang tidak bisa berhasil
di kondisi saat ini.

Market Sizing

Market Sizing adalah proses memperkirakan potensi pasar.


Memahami potensi pasar penting bagi Anda atau perusahaan yang
ingin meluncurkan produk atau jasa baru. Menggunakan berbagai
sumber riset pasar sekunder dan database, Anda mensintesis
hasil dari penelitian sebelumnya yang diterbitkan dan sumber data
lainnya untuk membantu menentukan:

• Ukuran total (atau ukuran potensial) dari pasar

• Pesaing utama di pasar dengan kategori

• Komposisi dan profil dari target pelanggan

• Produk/layanan yang tersedia di pasar

• Tren yang paling signifikan di pasar

CRASH THE NEW NORMAL


86
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Analisis Ukuran pasar

Untuk memperkirakan potensi pasar sering Anda menggunakan


“pendekatan bottom-up” - yakni memasukkan bagian yang
tidak diketahui ke dalam set asumsi granular dan kemudian
menggabungkan kembali ke perkiraan ukuran pasar secara
keseluruhan. Karena ciri yang sangat berbeda dari setiap proyek
Market Sizing, sehingga membutuhkan banyak konsultasi dan
perhatian khusus untuk menghasilkan analisis Market Sizing secara
akurat.

Strategi Menentukan Ukuran Pasar

Mendefinisikan target pasar merupakan langkah pertama dalam


memperkirakan ukuran pasar, dan sangat penting bahwa untuk
tidak menyimpang dari definisi pasar ditentukan melalui proses
pengumpulan data.

Ukuran pasar dapat dilihat dari segi Total Available Market (TAM),
Served Available Market (SAM), dan Share of Market (SOM). TAM
mengacu pada pendapatan gabungan atau satuan volume di
pasar tertentu. Seringkali sebuah perusahaan atau investor akan
memerlukan ukuran pasar atau TAM untuk wilayah geografis
tertentu. Jika Anda mengambil contoh kemasan makanan, Total
Available Market dapat dihitung dengan menambahkan penjualan
produsen kemasan makanan di daerah geografis atau segmen
pasar tertentu.

CRASH THE NEW NORMAL


87
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Menentukan Pendekatan yang digunakan

Agar Anda bisa menentukan ukuran pasar, setidaknya ada dua


cara: top-down dan bottom-up. Pendekatan yang dipilih mungkin
didasarkan pada apa informasi pasar yang tersedia. Namun,
pendekatan terbaik adalah untuk mengembangkan ukuran pasar
estimasi menggunakan kedua metodologi untuk memperoleh
keyakinan yang lebih tinggi di estimasi Anda.

1. Top down

Lihatlah total pasar untuk produk atau layanan kita, dan kemudian
Anda bangun perkiraan yang realistis untuk mendirikan pasar kita.

2. Bottom up

Tentukan di mana Anda akan menjual produk, berapa banyak


lokasi dan berapa banyak produk yang sebanding. Coba untuk
seobjektif mungkin - itu akan membantu untuk mencari tahu di
mana pertumbuhan yang realistis bisa membawa Anda dalam lima
tahun.

Memilih Sumber

Pendekatan yang dipilih akan menentukan sumber yang diperlukan


untuk memperkirakan ukuran pasar. Secondary research or desk
research untuk mencari data yang ada dan merupakan bentuk yang
paling umum digunakan dalam jenis ini karena lebih cepat untuk
mendapatkan hasil dan karena itu biasanya lebih hemat biaya.

Lihat pesaing

Bagaimana usaha kita? Apakah Anda salah perusahaan yang paling

CRASH THE NEW NORMAL


88
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
atas? Sebagai asumsi jika merupakan pengusaha dengan jenis
tertentu dan telah berdiri lama maka akan mungkin untuk Anda
mendapat pasar sebesar 50%, dan itu pun sebaliknya bila Anda
baru terjun dalam usaha itu maka mendapat pasar sebesar 10%
sangatlah sulit.

Menilai ukuran pasar statis

Melakukan bisnis dalam pasar statis akan ada persaingan sengit.


Anda dan pesaing akan bersaing dalam hal yang sama. Berpikir
realistis tentang proyeksi benar-benar aspek yang paling penting
untuk menentukan ukuran pasar. Hal Itu berarti tinggal obyektif dan
tidak hanya melihat tentang produk atau jasa, tetapi juga tentang
kebutuhan konsumen yang diinginkan. Jika tidak Anda tidak akan
bertahan lama dalam bisnis.

Data Structure

Untuk lebih mengembangkan pemahaman Anda tentang pasar,


penting untuk mengumpulkan informasi tren yang sedang
berlangsung, biasanya dalam bentuk data kualitatif. Informasi ini
dapat diperoleh melalui penelitian sekunder atau komentar dari
penelitian primer

Analisis Data

Definisi pasar harus tetap konsisten sepanjang proses pengumpulan


data dan metodologi harus didasarkan pada pengetahuan pasar
tidak hanya demografi. Bila memungkinkan, untuk memverifikasi
setiap temuan yang signifikan melalui beberapa sumber bahan
diterbitkan atau penelitian utama. Dengan mengonfirmasi temuan,

CRASH THE NEW NORMAL


89
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
dapat memanfaatkan nilai berbagai sumber informasi dan
meningkatkan keyakinan dalam hasil akhir.

Pendekatan Market Sizing

Biasanya dimulai dengan perkiraan estimasi secara cepat - “ back


of envelope” perhitungan market size dapat menyakinkan pemasar
dengan inforasi yang cukup untuk memutuskan pemberian
investasi lebih lanjut. Cara kedua melibatkan analisis yang lebih
rinci. Seringkali Anda akan mengembangkan 2 atau lebih perkiraan
menggunakan pendekatan yang berbeda. Ketika pendekatan
ini “triangulate” – untuk meningkatkan perkiraan rentang ukuran
pasar. Ketika pendekatan memberikan hasil yang berbeda
secara lebih luas, Anda menggunakan analisis sensitivitas untuk
memahami asumsi yang paling penting. Penelitian tambahan atau
pengurangan risiko terkadang dianjurkan untuk mempersempit
kisaran perkiraan ukuran pasar.

Nilai Pasar Sizing

Membuat Market Sizing dengan mempertimbangkan estimasi


pasar adalah langkah pertama yang penting dalam membangun
kasus bisnis untuk setiap inisiatif pengembangan produk baru.
Untuk membuat jumlah investasi yang diinginkan menjadi berhasil
memerlukan perhitungan pengembalian dari penawaran pasar.

Dengan menjelaskan secara eksplisit tentang fakta-fakta dan


asumsi yang digunakan untuk menghasilkan perkiraan ukuran
pasar, sehingga dapat mengidentifikasi faktor-faktor penting yang
perlu dibahas dalam kegiatan perencanaan pengembangan bisnis
dari awal.

CRASH THE NEW NORMAL


90
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Competition Mapping

Tak bisa dipungkiri, dunia bisnis adalah dunia kompetisi atau dunia
‘peperangan’ (war). Dibutuhkan mental dan strategi tepat, untuk
dapat meraih sukses dan memenangkan hati konsumen.

Saat seseorang terjun ke dalam dunia bisnis, berarti ia harus


siap berkompetisi. Namun persaingan bukan sesuatu yang harus
dikhawatirkan secara berlebihan, apalagi membuat anda takut dan
enggan melanjutkan bisnis. Sebab jika anda melihatnya dari segi
positif, kompetisi merupakan salah satu pemicu kemajuan, untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik lagi.

Bukan hanya itu saja, jika persaingan dalam bisnis dipetakan secara
baik, maka persaingan bisa memiliki banyak manfaat yang positif,
seperti:

1. Persaingan usaha akan mencegah untuk berlama-lama di


zona aman dan menghindarkan dari sifat malas

Selama produk yang ditawarkan unik dan tidak ada pesaing maka
anda akan merasa santai dan merasa percaya diri dengan apa
yang ditawarkan. Selain santai, anda juga tidak akan berusaha
untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk dan
layanan. Namun saat ada persaingan usaha maka yang akan
dirasakan, tekanan untuk melakukan yang terbaik dari bersama
tim. Sehingga akan bekerja lebih giat memperbaiki produk dan
layanan sebagai usaha mempertahankan pelanggan.

2. Persaingan berkonotasi positif dengan motivasi untuk selalu


kreatif dan inovatif

Ketika anda menyadari bahwa anda bukan satu-satunya


penjual maka anda akan melakukan pengembangan produk.
CRASH THE NEW NORMAL
91
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Pengembangan atau penyempurnaan produk terkait dengan
warna, ukuran, manfaat produk juga menjadi tuntutan besar
dalam persaingan usaha. Yang terpenting adalah jadilah diri
sendiri, menjadi unik dan berbeda dengan mengekspresikan
kreativitas individu dalam membuat produk inovatif.

3. Keluar dari zona aman

Monopoli sama dengan zona aman. Persaingan sama dengan


zona penuh tantangan. Tantangan membuat anda bekerja
lebih keras agar tetap ‘terlihat’ di depan konsumen. Menjadi
‘terlihat’ adalah sangat penting. Salah satu caranya adalah
buatlah iklan untuk mempromosikan perusahaan atau produk
sesuai dengan target konsumen anda.

4. Penetapan harga yang wajar

Persaingan usaha berdampak pada harga produk yang


wajar karena inilah yang diinginkan konsumen. Konsumen
memperhatikan harga karena harga yang rasional untuk produk
yang mereka inginkan akan membuat mereka loyal terhadap
perusahaan Anda

5. Kerja sama

Saling mempromosikan produk, maka kedua pihak akan


mendapatkan konsumen yang mereka dambakan tanpa perlu
menjatuhkan satu sama lain.

6. Kualitas Layanan

Persaingan usaha dapat menguntungkan konsumen dalam


mendapatkan kualitas layanan yang lebih baik. Perusahaan
tidak dapat mengalahkan pesaing hanya karena harga tapi
layanan berkualitas juga merupakan fokus utama dalam
mempertahankan pelanggan.

CRASH THE NEW NORMAL


92
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
7. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku
menjadi lebih rendah

Pemasok memiliki prinsip berbeda dengan para pebisnis.


Dengan menjual lebih banyak bahan baku mereka akan
bertahan meski dengan sedikit profit. Pemasok menurunkan
harga bahan baku, maka akan bisa dijaul dengan lebih murah
dan konsumen pun akan senang.

Bagaimana menaklukkan kompetisi? Berikut


beberapa langkah strategis yang dapat Anda
lakukan.
Persenjatai diri dengan riset

Dalam buku The Art of War, Sun Tzu, ahli strategi militer dan perang
era Cina kuno, mengungkapkan kalimat yang terkenal “Know your
enemy” atau “Kenalilah musuhmu”. Hal ini juga dapat diterapkan
dalam persaingan bisnis. Untuk itu, riset adalah langkah pertama
yang sangat penting dalam memasuki persaingan bisnis.

Kamu harus mencari tahu berapa banyak kompetitor potensial yang


akan dihadapi. Selain itu, Anda pun harus mengenali kelemahan,
dan juga kelebihan mereka untuk kemudian membandingkannya
dengan usahamu sendiri. Caranya? Misalnya, coba maksimalkan
penggunaan internet dan perpustakaan, untuk penggalian
informasi.

Kamu juga dapat melakukan wawancara dan survei sederhana,


yang dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kompetitor
potensial. Manfaatkan pula jejaring strategis atau relasi yang anda
miliki sebagai sumber kekuatan informasi. Intinya, buka mata dan
telinga, dan jangan ragu untuk melihat sesuatu yang selama ini
tidak anda perhatikan.
CRASH THE NEW NORMAL
93
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Pemetaan Kompetitor

Masih dalam konteks mengenali lawan, riset akan memberikan


gambaran singkat mengenai kompetitor yang dihadapi. Nantinya
anda dapat melakukan pemetaan terhadap dua jenis kompetitor.
Yang pertama adalah kompetitor yang digolongkan dalam strategic
group. Mereka yang berada dalam golongan ini, memiliki banyak
kesamaan dengan usaha yang anda jalankan. Misalnya, memiliki
produk dan keterampilan seperti yang anda tawarkan, atau memiliki
strategi pemasaran seperti yang anda lakukan.

Kelompok kedua adalah mereka yang mungkin tidak nampak


sebagai kompetitor, namun pada prakteknya, konsumen dapat
memilih mereka saat ingin memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya,
anda merasa ide untuk membuka bisnis karaoke di daerah tertentu
merupakan ide orisinil, karena belum ada kompetitor yang bermain
di bidang yang sama. Namun di wilayah tersebut, terdapat bioskop
atau mal. Kendati tidak berhadapan secara langsung sebagai
pesaing, namun kondisi ini harus tetap diperhitungkan, karena
konsumen memiliki pilihan lain untuk melakukan hiburan atau
refreshing.

Unique selling point

Sebanyak apapun kompetitor yang anda temukan saat melakukan


riset, anda harus yakin dan mengutamakan Unique Selling Point
(USP). USP sendiri merupakan nilai yang membuat usaha anda unik
dan berbeda dari yang lain. Inilah senjata kamu. Keunikan inilah
yang anda harus perkuat, sehingga dapat mengatasi persaingan.

CRASH THE NEW NORMAL


94
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Ambil risiko dan terus berinovasi

Setelah melalui beragam proses untuk mengenali kompetitor


potensialmu, lakukanlah rencana bisnis yang telah dibuat dan
berfungsi sebagai ‘peta jalan’ dalam menjalankan bisnis. Anda
harus berani mengambil risiko, sambil terus memperbaiki
dan mengevaluasi bisnis secara berkala, dengan sejumlah
perkembangan informasi terbaru. Tingkatkan kreativitas untuk
mengemas produk lebih menarik dan berinovasi meningkatkan
kualitas.

Berteman dengan mereka yang selalu berkembang, maju


dan sukses

Selalu bergabung dengan komunitas orang-orang sukses, yang


mampu membangkitkan semangat dan inspirasi. Carilah teman di
dalam maupun di luar lingkungan bisnis, yang selalu dapat memberi
ide atau saran bagi kemajuan usahamu.

Waspada dan kuatkan mental

Selalu memegang teguh kredibilitas dalam mengatasi persaingan.


Hindari persaingan bisnis yang tak sehat. Tetap waspada dalam
mengamati kompetitor, serta kuatkan mental untuk sabar, gigih
dan pantang menyerah, serta terus berinovasi dengan kreasi-
kreasi baru.

CRASH THE NEW NORMAL


95
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Roadmap

Banyak orang memiliki impian untuk memulai sebuah bisnis,


menjadi Entrepreneur atau Pengusaha. Tetapi tidak banyak yang
tahu, tahapan apa yang harus dilakukan dan dilalui untuk membuat
bisnisnya sukses. Mereka hanya MULAI (semangat Just Do It) yang
mana memang bagus, daripada anda hanya bermimpi tanpa
melakukan tindakan apa pun.

Tetapi semakin cepat anda bisa mengindentifikasi tahapan


atau proses yang harus dilakukan untuk membuat bisnis anda
berkembang, maka semakin cepat bisnis anda akan berhasil.

Ibarat kalau anda sudah punya roadmap atau peta, maka akan lebih
cepat bagi anda untuk sampai ke tujuan, dibanding orang yang tidak
punya peta. Nah, setiap industri dan setiap bisnis memiliki roadmap
atau tahapan yang berbeda-beda. Kadang di sebuah industri yang
sama sekali baru, sangatlah sulit untuk mengetahui roadmap yang
sangat jelas untuk membuat bisnis tersebut berhasil.

Itulah tugas anda sebagai Entrepreneur atau Owner dari bisnis


anda yaitu secepatnya mengetahui roadmap atau tahapan yang
harus dilakukan untuk membuat bisnis anda berhasil.

b. Financial Projection
Apa itu financial projection? Financial projection merupakan proyek
anggaran finansial yang dirancang untuk penyelenggaraan sebuah
usaha bisnis yang akan dijalankan.

Financial projection secara umum memberi gambaran mengenai


sirkulasi keuangan sebuah perusahaan, prediksi pengeluaran,

CRASH THE NEW NORMAL


96
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
anggaran modal dan sebagainya. Segala sesuatu yang menyangkut
pembiayaan penyelenggaraan sebuah usaha bisnis akan tertuang
di dalam sebuah financial projection. Mungkin anda bertanya-tanya,
mengapa harus merancang sebuah financial projection sebelum
memulai sebuah usaha bisnis?

Jawabannya sangat sederhana bahwa perancangan sesuatu dalam


segala hal sangat penting untuk menjamin kesuksesan sesuatu
yang dilakukan. Di dalam sebuah usaha bisnis, yang menjadi
permasalahan utama adalah keuangan dari perusahaan tersebut.

Apabila tidak ada perancangan dan sistem manajemen keuangan


yang jelas, maka usaha bisnis tersebut akan mengambang dan
sangat rawan mengalami kebangkrutan karena tidak memiliki data-
data konkret mengenai keuangan perusahaan.

Financial projection secara umum juga menjadi pedoman berapa


anggaran total yang akan anda keluarkan untuk sebuah usaha
bisnis yang akan dijalankan.

Di dalam sebuah even kompetisi dana hibah bisnis, pihak donatur


biasanya akan menjadikan poin financial projection sebagai salah
satu penilaian yang cukup penting. Ini artinya bagaimana prediksi
anda dalam mengalokasikan dana serta mencari dana menjadi hal
yang penting dalam kelangsungan sebuah usaha bisnis.

Apa saja yang biasanya ada dalam sebuah rancangan financial


projection? Berikut ini beberapa diantara yang perlu anda tampilkan:

CRASH THE NEW NORMAL


97
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
1. Dana start- up yang dibutuhkan

Dana start-up yang dibutuhkan di dalam sebuah financial projection


merupakan total keseluruhan dana yang akan dikeluarkan sebagai
modal awal untuk menyelenggarakan usaha bisnis, mulai dari aset
bisnis sampai pada dana operasional yang diperkirakan untuk
penyelenggaraan bisnis.

Anda juga harus mencantumkan dari mana perkiraan sumber-


sumber dana yang akan anda peroleh, apakah dari investor,
donatur, kreditor, modal pribadi dan sebagainya.

Selanjutnya anda kalkulasikan prediksi dana yang ada dengan


dana yang akan dikeluarkan, selisihnya merupakan kebutuhan
kekurangan dana perusahaan yang harus dicari. Di dalam sebuah
bentuk financial projection yang lebih profesional, maka anda
perlu mengisi secara detail seluruh kebutuhan perusahaan mulai
dari anggaran gaji perbulan, berbagai pajak, biaya hukum dan
sebagainya.

2. Proyeksi perkiraan penjualan

Proyeksi perkiraan penjualan juga perlu ditampilkan di dalam


sebuah financial projection perusahaan, meliputi proyeksi tingkat
penjualan, biaya, pertumbuhan dan sebagainya sebagai bagian
dari perkiraan sebuah proses penjualan.

Financial projection merupakan gambaran secara umum


bagaimana pengelolaan keuangan sebuah perusahaan. Financial
projection yang baik memberikan gambaran yang realistis untuk
dicapai sehingga memberi jaminan lebih bagi terselenggaranya
dengan baik sebuah bisnis usaha yang akan dijalankan.
CRASH THE NEW NORMAL
98
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Bagi para pebisnis awam biasanya memang tidak terlalu
menekankan pada penyajian konsep financial projection secara
lebih detail, hanya gambaran umum yang penting dari kebutuhan
yang ada. Untuk perusahaan berskala besar biasanya menggunakan
financial projection sebagai patokan penyelenggaran usaha bisnis
yang lebih mayor.

Jika diminta untuk mengisi sebuah financial projection di dalam


sebuah even kompetisi bisnis misalnya, maka yang perlu dilakukan
adalah bagaimana menyajikan angka-angka yang proposional
terhadap kebutuhan yang ada.

Financial projection di dalam sebuah kompetisi bisnis diibaratkan


sebagai proposal pengajuan dana yang harus bisa disajikan dengan
baik dan meyakinkan pihak pemberi dana hibah untuk usaha bisnis
yang akan dijalankan. Memulai sebuah usaha dengan cara-cara
profesional akan lebih berpeluang mendapatkan hasil yang lebih
baik.

c. Founder Team & Advisor


Buat bisnis yakin bisa sendiri? Anda yakin tidak butuh orang
untuk mendukung dan berkolaborasi membangun bisnis? Jika iya,
maka itu bukan sikap dari seorang STARTUP FOUNDER. Kenapa?
Karena semua calon startup founder adalah mereka yang jelas
membutuhkan team untuk berkolaborasi membangun startup.

Nah, yang punya banyak ide untuk memecahkan masalah di


lingkungan, tidak perlu putus asa saat Anda belum menemukan
team untuk startup. Anda masih punya tempat untuk menemukan
dan berkolaborasi membangun startup. Tapi membangun tim
tentu butuh persiapan. Apa saja kira-kira?
CRASH THE NEW NORMAL
99
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
1. MEREKRUT KEAHLIAN, BUKAN PENGALAMAN

Kalau sudah berpikir ala startup founder, pengalaman bukanlah


satu-satunya dan prioritas syarat untuk bergabung dalam sebuah
tim. Keahlianlah yang menjadi pondasi utama. Karena sama-sama
sedang membangun, maka keahlian masing-masing anggota dalam
tim sangat dibutuhkan.

Nah, bagi yang belum punya pengalaman di dunia kerja, jangan


khawatir. Karena saat kalian yakin punya KEAHLIAN, disitulah kalian
siap jadi bagian dari TIM besar sebuah STARTUP.

2. JANGAN LUPAKAN CULTURE STARTUP

Banyak ilmu yang pastinya didapat untuk membangun dan menjadi


seorang startup founder. Tapi yang terpenting dalam sebuah tim
adalah menciptakan dan membangun culture atau budaya tim
itu sendiri. Akan ada banyak karakter, kepribadian dan bahkan
pemikiran dari anggota tim. Untuk menyatukan perbedaan itu maka
culture akan menjadi pondasi yang sangat kuat untuk membangun
tim sebuah startup. Dan pastikan tim yang anda rekrut, mampu
mendukung kepemimpinan anda. Karena dualisme kepemimpinan,
akan hanya merubuhkan perahu yang sedang dibangun.

3. CARILAH KANDIDAT YANG ADAPTIF

Tidak ada tim yang solid, hanya ada tim yang mau membangun
bersama dengan karakter yang berbeda dengan tujuan yang sama.
Salah satu caranya sudah pasti mencari kandidat anggota yang
adaptif atau yang mau bekerja bersama. Memang tidak mudah,
tapi ini perlu dilakukan.

CRASH THE NEW NORMAL


100
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
4. GUNAKAN MEDIA SOSIAL

Kalau sulit menemukan tim secara offline, anda bisa gunakan media
online seperti media sosial. Dan ini bisa sangatefektif sehingga
bisa terhubung untuk saling menemukan dan berkolaborasi
membangun tim untuk startup. Itu sebabnya, media sosial seperti
Facebook atau LinkedIn ini bisa digunakan SEKARANG JUGA untuk
diskusi, dan mencari kandidat anggota yang sesuai dengan apa
yang diharapkan.

Board Of Advisors
Balik semua pengusaha sukses adalah orang-orang khusus yang
mereka berpaling untuk meminta saran dan keahlian: dewan
penasehat mereka. Tidak seperti dewan direksi, dewan penasehat
tidak mewakili pemegang saham atau memiliki otoritas pengambilan
keputusan. Sebaliknya, kelompok ini terdiri dari para profesional
berpengalaman yang berkomitmen untuk pertumbuhan bisnis
anda. Peran mereka adalah untuk membantu pengusaha
mengidentifikasi dan mencapai tujuan bisnisnya.

Membentuk dewan penasehat efektif membawa perspektif segar


dan ide-ide yang dapat membawa bisnis ke tingkat yang lebih tinggi.
Berikut adalah lima tips untuk membantu membentuk dewan
penasihat :

1. Mengidentifikasi kebutuhan.

Anda mungkin memiliki individu-individu tertentu dalam pikiran


untuk dewan penasehat berdasarkan pengalaman atau hubungan
dengan mereka, menghormati prestasi mereka atau nasihat bijak
mereka telah disediakan di masa lalu. Dewan penasehat terbaik
terdiri dari penasehat berkualitas yang dapat dipercaya.
CRASH THE NEW NORMAL
101
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Penasehat juga dapat membantu mengisi salah kesenjangan
pengetahuan, jadi pertimbangkan orang-orang yang melengkapi
kemampuan anda. Atau mencari penasihat yang dapat memberikan
keterampilan yang berbeda, apakah itu berarti pemasaran,
penjualan atau akuntansi.

2. Cari orang yang tepat

Kebanyakan dewan penasehat cukup kecil dalam ukuran: paling


tiga sampai lima anggota. Carilah orang yang obyektif dapat
memberitahu apa yang perlu diketahui, bukan apa yang ingin
didengar.Ini berarti tidak ada “ya-laki” atau “ya-wanita” (yang mungkin
aturan keluar sebagian besar anggota keluarga dan teman dekat)
atau orang dengan kepentingan keuangan pribadi dalam bisnis
(seperti pengacara, akuntan atau karyawan). Jika belum memiliki
kandidat dalam pikiran, meminta rekomendasi dari orang-orang
dalam jaringan, terutama dari pengusaha lain.

3. Undang orang untuk bergabung dengan tim

Setelah dapat mengidentifikasi beberapa kandidat yang diinginkan


di dewan penasihat, undang mereka untuk bergabung. Jadwalkan
waktu untuk berbicara sehingga dapat mempelajari lebih lanjut
tentang satu sama lain; kemudian hanya meminta mereka untuk
menjadi bagian dari tim.

Selain itu, jika salah satu kontak atau anggota dewan menunjukkan
seseorang yang terdengar seperti potensi fit, meminta pengenalan
dan menanyakan mengapa kontak tersebut berpikir orang ini
adalah cocok. Kontak itu mungkin telah memiliki pengalaman positif
dengan orang ini relevan dengan kebutuhan bisnis.

CRASH THE NEW NORMAL


102
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
4. Jadilah tuan rumah pada pertemuan pertama

Setelah telah mengumpulkan tim penasehat impian, atur pertemuan


rutin. Idealnya, bertemu langsung di lokasi yang nyaman untuk
semua orang. Bahkan mungkin bila ingin memperlakukan kelompok
Anda untuk makan siang atau makan malam. Para anggota yang
tidak dapat membuat pertemuan atau tinggal di luar wilayah Anda
dapat melakukannya dengan skype/zoom.

Bila mungkin ingin mengadakan konferensi tahunan, di mana


semua bertemu secara pribadi. Dalam hal ini, anda akan ingin
untuk menutupi biaya perjalanan dan penginapan mereka, karena
anggota dewan penasehat berada di tangan kesuksesan anda.

5. Dapatkan semua orang pada halaman yang sama

Dalam persiapan untuk pertemuan kickoff, membuat pedoman


yang menguraikan tanggung jawab dan kewajiban dan penasihat
anda ‘. Termasuk barang-barang seperti frekuensi pertemuan
masa depan, perjanjian menjaga rahasia (untuk memastikan
bahwa informasi bisnis sensitif dan tetap rahasia) dan batas jangka
(untuk menyederhanakan penggantian penasihat harus mereka
tidak dapat memenuhi kewajiban mereka). Kirim panduan ini untuk
penasihat sebelum pertemuan awal sehingga semua orang tahu
apa yang diharapkan.

Memiliki penasihat dipercaya membuat Anda terlibat dengan


bisnis, dengan cara yang hanya tidak mungkin ketika Anda pergi
sendiri. Hal ini juga mempersiapkan untuk membalas budi dengan
melayani di dewan penasihat pengusaha lain sehingga Anda dapat
membantu mereka dengan cara lain.

CRASH THE NEW NORMAL


103
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
d. Online Marketing
Bicara bisnis, maka saat ini sudah semua bisnis tampaknya
menggunakan media marketing online. Alasanya Jelas, bahwa
dibutuhkan Biaya yang rendah untuk setiap operasional dan
marketing agar mampu membubuhkan keuntungan yang lebih
baik. Dan itu bisa dikerjakan dari Bisnis online.

Tapi tahukah teman-teman bahwa ternyata masih ada saja orang


yang sembarangan menjual menggunakan media online. Padahal
kalau mereka tidak menggunakan cara-cara yang benar, maka
mereka tidak akan mendapatkan banyak manfaat dalam penjualan
peroduk mereka.

Hal ini bisa kita lihat dari beberapa sosial media yang saat ini masih
tetap eksis yaitu Facebook, Twitter, Instagram dan Google+.

Itu adalah beberapa sosial media yang sampai hari ini masih mampu
bertahan dan cukup kuat. Sehingga banyak pengusaha dan para
pelaku bisnis online menggunakan sosial media tersebut. Apalagi
Facebook. Tampaknya masih belum ada yang mampu menyaingi
ketangguhan Facebook. Hal ini karena didasarkan oleh Facebook
adalah multi platform. orang bukan hanya bisa pasang status,
berjualan, posting foto, kirim file, menulis, Chatting, kirim massage,
bahkan Facebook adalah tempat beriklan.

Dan settingan iklan yang kita lakukan di Facebook, mampu


menargetkan iklan kita pada orang dan daerah yang tepat. Sungguh
sangat luar biasa bukan? lalu apa kaitannya dengan bisnis online??

CRASH THE NEW NORMAL


104
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Kaitannya Seo Dengan Bisnis Online ?

Saya akan menjelaskan secara singkat saja bagian penting ini. Dan
saya harap teman-teman pembaca mudah memahaminya. Kalau
masih belum paham, tolong tinggalkan pertanyaan yah. Akan saya
jawab.

Secara sederhana, SEO itu membuat website di halaman pertama


Google. Hanya itu. Tapi caranya tidak mudah. MENGAPA? karena
bukan hanya anda yang ingin websitenya berada di halaman paling
depan Google, tapi hampir semua orang yang punya website.
Bayangkan jika semua orang ingin berlomba-lomba berada di
halaman pertama Google? Tentunya kita harus membuat cara yang
unik dan juga menarik agar websitenya bisa muncul.

TUJUANNYA?? Agar orang dengan mudah mendapatkan website


anda. Kalau orang mudah mendapatkan website anda, tentunya
akan berdampak pula pada produk yang akan terjual.

Jadi SEO tujuan utamanya hanya itu. LALU BISNIS ONLINE??

Sebagai e-commerce dan penggiat dunia digital, suatu aktivitas


yang dilakukan dalam hal ini menawarkan produk (barang dan jasa)
melalui media Internet. Bukan begitu?

Jadi kaitannya adalah, mari buat sebuah toko online (Website


penjualan), setelah itu buat agar website anda itu berada di page
atau halaman pertama Google.

JADI??? Penting gak sih SEO??? SANGAT PENTING. Kalau website


kita mudah ditemukan orang, maka apa saja yang ditawarkan bisa
dibilang lebih mudah untuk lakunya.

CRASH THE NEW NORMAL


105
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Sederhananya, jika memiliki sebuah toko tapi letaknya di pinggir jalan
dan jalan tersebut ramai dilalui orang, maka BESAR KEMUNGKINAN
barang akan laku.

Google Adwords

Apa itu AdWords? Pertanyaan ini sebenarnya sering sekali


diajukan kepada saya, terutama mereka yang ingin sekali memulai
pemasaran mereka melalui media internet. AdWords adalah
platform periklanan dari Google dimana kita dapat mengatur iklan
bisnis kita. Disini anda bisa mengatur tempat penempatan iklan di
Google Search atau jaringan Google, lokasi target pasar, bahasa,
dsb.

Platform periklanan AdWords adalah teman terbaik anda dalam


pemasaran online. Mengerti apa saja fitur dan kelebihan dari alat
ini, akan meningkatkan bisnis dan penjualan. Dengan semakin
kompleks fitur-fitur di dalamnya, kemampuan untuk merencanakan
strategi pemasaran online menjadi tidak terbatas.

AdWords memungkinkan Anda untuk menargetkan calon


pelanggan berdasarkan keyword, topik, lokasi, hingga waktu. Dan
anda dapat memulainya sesuai dengan budget pemasaran yang
diinginkan. Namun saya menyarankan untuk memulai dengan
minimum Rp50,000 per hari.

Pembiayaan dalam adwords menggunakan beberapa cara:

Biaya per 1,000 impresi (pay per thousand impression). Anda


akan dikenakan biaya setiap ada 1,000 orang yang melihat
iklan anda. Ini adalah cara yang bagus apabila anda ingin
lebih banyak di lihat atau membangun awareness di pasar.
CRASH THE NEW NORMAL
106
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Biaya per klik (pay per click)

Anda akan dikenakan biaya setiap kali ada yang klik iklan anda.
Apabila mereka hanya melihat iklan anda, anda tidak akan dikenakan
biaya apa-apa.

Biaya per konversi (pay per conversion)

Cara paling advanced dalam periklanan karena anda hanya


membayar apabila goal iklan anda terpenuhi. Goal tersebut
bisa berupa pendaftaran member, penjualan, lama waktu per
kunjungan, dsb.

Google Display Network

Untuk memulai, anda hanya perlu mendaftar melalui http://


adwords.google.com dan ikuti langkah-demi-langkah pendaftaran.

Apabila anda mengerjakannya sendiri, saya sarankan untuk


mendaftar AdWords Express. Ini adalah cara cepat yang di siapkan
oleh Google untuk mempermudah pengaturan. Lebih baik jika
anda mempelajari cara menggunakan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil terbaik atau menggunakan jasa professional
dari mereka yang fokus kepada mesin AdWords seperti ToffeeDev.

CRASH THE NEW NORMAL


107
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Pernahkah Anda mengunjungi suatu website dan melihat banner
iklan berbentuk persegi atau persegi panjang di website tersebut
dan mempunyai keterangan ads by Google atau Iklan oleh Google
dalam bahasa Indonesianya? Pasti banyak yang berpikir bahwa
banner tersebut adalah iklan dari Google, tapi mengapa banner
tersebut berada pada website-website selain Google?

Ya, banner iklan yang muncul pada website tersebut memang


berasal dari Google. Di dalam periklanan Google ternyata bisa
melakukan pemasangan iklan bukan hanya di Google Search atau
properti Google lain seperti GMail dan Youtube saja.

Ternyata kita juga dapat memasang iklan kita di website-website


yang sudah bekerja sama dengan Google, website tersebut
tergabung dalam jaringan iklan Google atau biasa disebut dengan
istilah Google Display Network (GDN). Di Indonesia sendiri beberapa
top website seperti detik.com, 21cineplex.com dan beberapa situs
popular lainnya sudah tergabung ke dalam Google Display Network.

Google Display Network memiliki jangkauan jaringan yang sangat


luas. Berdasarkan data dari Search Engine Land, jaringan website
yang tergabung dalam Google Display Network sangatlah besar
di dunia. Total pageviews website yang tergabung dalam Google
Display Network melebihi 4 miliar pageviews per bulannya dan
sekitar 80% website yang ada di dunia tergabung dalam Google
Display Network. Dan untuk saat ini jaringan Google Display Network
bukan saja hanya bisa tampil dalam bentuk iklan di desktop tetapi
juga dapat tampil pada perangkat mobile.

Di dalam beriklan melalui Google Display Network kita dapat

CRASH THE NEW NORMAL


108
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
menggunakan beberapa format materi iklan. Format iklan yang
dapat digunakan antara lain adalah:

- Iklan format teks

Iklan format banner, Google Display Network mendukung format


file banner seperti JPG, GIF, PNG dan Flash Banner

- Iklan format Video

Dan untuk ukuran banner yang disediakan pada Google Display


Network adalah sebagai berikut:

- Mobile leaderboard: 320 x 50

- Banner: 468 x 60

- Leaderboard: 728 x 90

- Square: 250 x 250

- Small square: 200 x 200

- Large rectangle: 336 x 280

- Inline rectangle: 300 x 250

- Skyscraper: 120 x 600

- Wide skyscraper: 160 x 600

- Half-page: 300 x 600

Sistem pembayaran dalam pemasangan iklan di Google Display

CRASH THE NEW NORMAL


109
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Network menggunakan sistem auction – based buying , dimana
pemasang iklan diberikan kontrol untuk mengatur bid atau tawaran
dalam memasang iklan. Metode bid pada iklan Google Display
Network terbagi tiga metode, yaitu:

1. Cost per Click (CPC) , dimana pengiklan membayar setiap


iklan / banner di klik oleh user di internet

2. Cost per Impressions (CPM), dimana pengiklan membayar


setiap seribu iklan / banner tampil di website yang tergabung
dalam Google Display Network

3. Cost per Conversions (CPA), dimana pengiklan dapat


memasang estimasi cost yang dikeluarkan setiap user di
internet melakukan akuisisi / pembelian melalui iklan GDN.

Sementara itu, cara kerja iklan Google Display Network (GDN)


dibagi beberapa metode penargetan. Kita dapat menargetkan iklan
Google Display Network melalui beberapa metode seperti :

1. Kata kunci, kita dapat menargetkan kata kunci tertentu sesuai


dengan karakteristik produk yang kita iklankan. Sehingga iklan
kita akan muncul di website GDN yang mengandung konten
sesuai dengan kata kunci yang kita targetkan

2. Manual Placement, kita dapat memilih website-website GDN


mana saja yang ingin kita targetkan agar iklan GDN kita dapat
keluar pada website tersebut

3. Interest dari user internet, kita dapat menargetkan iklan


berdasarkan dari kecenderungan minat user internet saat
melakukan browsing internet

4. Topik website, sistem Google akan memunculkan iklan

CRASH THE NEW NORMAL


110
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
GDN kita sesuai dengan topik website yang kita targetkan.
Contohnya, kita menjual jersey bola dan kita dapat targetkan
website-website GDN yang mempunyai topik olahraga/sport

Dengan berbagai keunggulan beserta dengan fitur-fiturnya tentu


Google Display Network dapat menjadi pilihan yang tepat bagi
kamu yang ingin beriklan dengan tujuan menciptakan brand
awareness serta menginginkan cakupan iklan dengan jangkauan
luas untuk produk dan jasa yang kamu miliki. Ingin lebih dalam
mengetahui fitur-fitur dan strategi apa saja yang bisa kita terapkan
dalam beriklan di Google Display Network? Tetap ikuti dan simak
artikel-artikel di AdWordsIndonesia.com ya teman-teman.

Facebook Ads

Mungkin dari sekian banyak tool bisnis, Facebook Ads bisa dikatakan
sebagai tools yang paling popular saat ini. Taukah kenapa? Karena
Facebook User di Indonesia mimiliki jumlah yang tidak sedikit,
yakni sekitar 1/5 dari penduduk total di Indonesia atau sekitar
50.000.000 pengguna facebook di Indonesia. Jika sebagai pembaca
merupakan bagian dari perusahaan, ini sangat penting untuk
menyadarkan bagaimana pentingnya facebook marketing untuk
Brand perusahaan.

Menyadari banyak Big Brands yang memakai facebook page untuk


berbagai tujuan bisnis, saat ini section Digital Marketing pada
sebuah perusahaan memang harus ada, tidak hanya tim marketing
offline-nya saja. Sekelas Zalora group saja, saya sendiri tahu bahwa
milyaran rupiah sudah digelontorkan online advertising. Bukan
nilai yang kecil. Lalu bagaimana dengan Brand Anda?

CRASH THE NEW NORMAL


111
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Kalau pertanyaannya kenapa Zalora mau mengeluarkan uang
segitu banyak untuk advertising, tentu bukan tanpa alasan. Hal
ini karena mereka melihat beberapa benefit dari Facebook Ads,
seperti:

1. Branding

Saat yang tepat bagi perusahaan, sebelum kompetitor lebih banyak


dikenal oleh masyarakat. Namun sayangnya di dunia facebook
lebih banyak jajaran Online Shop/Brand dari branch luar negeri
yang mulai bermunculan dan memaksimalkan pemasaran melalui
facebook untuk lebih mempopulerkan brand mereka.

2. Customer Engagement

Apakah anda ingin brand yang menciptakan customer yang loyal?


Hanya melalui website itu tidak bisa, website is about content, akan
tetapi facebook is about content plus human, hal ini akan banyak
menciptakan interaksi secara kontinu menciptakan budaya perilaku
brand Anda kepada audience, menciptakan loyal customer, lebih
merasakan experience pada Brand Anda.

3. Drive Web Traffic

Dapat mengalirkan pengunjung blog dari facebook ke website,


makin banyak targeted audience makin deras flow ke website
Brand, untuk berbagai tujuan, leads, traffic, sales dll.

4. Reputation Management

Melalui facebook, tidak hanya dapat kita sampaikan hal tentang


Brand kita, tapi kita dapat tahu bagaimana kesan konsumen kepada

CRASH THE NEW NORMAL


112
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
brand kita, bagaimana reputasi kita di mata mereka, bagaimana
impact penawaran/deals yang kita tawarkan kepada mereka.

5. Acquisition of New Customers

Menemukan customer yang mungkin belum kita temukan


sebelumnya melalui strategi marketing offline perusahaan.
Facebook membuka hal baru tentang akuisisi konsumen.

6. Generation of Business Leads

Tidak hanya menemukan konsumen baru bahkan melalui


pemasaran digital marketing via facebook akan tetapi bisa
menciptakan potensi leads!

7. Clients/Customer Retention

Hubungan yang erat, mengetahui dengan baik behaviour dari


konsumen, menjadikan Brand yang dengan mudah menciptakan
repeat customer , medengarkan dengan baik permintaan dan
melakukan pelayanan dengan memusakan, seperti Zappos Inc
yang dapat menciptakan 75% repeat order via pelayanan yang
memuaskan di social media.

8. Access to Social Networking

Jika Brand Anda hanya memanfaatkan media offline, Anda tidak


akan bergerak cepat, menyebarkan informasi secara cepat
seluas mungkin, dengan facebook kita dapat melwati itu semua.
Mendapatkan customer baru, menemukan

CRASH THE NEW NORMAL


113
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
9. Viral Marketing

Adalah word of mouth dengan penyebaran yang cepat. Melalui


facebook marketing, dengan mudah kita ciptakan viral melalui
content berbasis soft marketing dll. Ini adalah media yang tepat
karena audience dapat berinteraksi melalui like, share, comment
yang semuanya terekam pada Newsfeed mereka.

10. Brand Awarness

Ini penting untuk mengukur seberapa dalam konsumen Anda


mengetahui tentang Brand Anda, jika hanya mengandalkan website
dan marketing tradisional, prosesnya akan jauh lebih lama. Brand
awareness pada facebook bersifat mengikat selama kita pandai
menyajikan materi dan sudah mengumpulkan audience dalam
suatu channel misalkan seperti facebook page.

11. Customer Feedback

Melalui facebook, dengan mudah kita dapatkan feedback dari


konsumen. Melalui direct conversation komentar, wall post, dan
message.

12. Targeted Advertising Option

Dengan iklan facebook Brand perusahaan kita dapat membidik


target market sesuai karakteristik yang diinginkan sampai dengan
basis hoby sekalipun sehingga cost advertising yang keluarkan
memang akan usefull dibanding dengan advertising print out.

CRASH THE NEW NORMAL


114
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Inbound Marketing

Bagi Anda yang saat ini sedang memulai bergelut di dunia startup
mungkin Anda belum pernah mendengar istilah Inbound Marketing
dan Outbound Marketing. Ya, keduanya adalah strategi marketing
yang banyak dipakai oleh pemilik usaha. Kedua strategi ini tentu
memiliki prinsip yang berbeda-beda.

Outbound Marketing

Outbound Marketing adalah strategi marketing dimana kita


menarik perhatian calon pelanggan kita dengan cara yang terbilang
konvensional seperti iklan di TV, koran, radio, telemarketer, dll.
Strategi ini biasa juga disebut “push marketing” karena sifatnya
yang mendorong calon pelanggan membeli produk atau jasa kita
meskipun mereka belum membutuhkannya.

Jika kita memperhatikan, strategi outbound marketing ini lambat


laun telah mulai ditinggalkan peminatnya. Bahkan riset di warga
negara Amerika menunjukkan beberapa hal mengejutkan
diantaranya:

• 86% dari masyarakat tidak mau melihat iklan TV lagi.

• 84% dari orang berumur 25-34 tahun akan meninggalkan suatu


website karena adanya iklan yang dirasakan ‘mengganggu’.

• 44% dari surat yang menawarkan suatu produk tidak pernah


dibuka.

• 200 juta orang Amerika telah mendaftarkan nomor teleponnya


dalam daftar ‘Do Not Call’ untuk menghindari para telemarketers.

CRASH THE NEW NORMAL


115
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Jika dilihat dari data diatas, jelas membuktikan kalau Outbound
Marketing memang sudah mulai redup. Untuk itu saat ini banyak
perusahaan-perusahaan yang kini beralih ke Inbound Marketing.

Inbound Marketing

Inbound Marketing adalah strategi marketing dimana kita tidak


mengejar-ngejar calon pelanggan, justru calon pelanggan lah yang
mencari kita. Caranya adalah kita membuat konten-konten yang
berkualitas sehingga calon pelanggan tertarik akan manfaatnya
dan secara alami mendorong calon pelanggan untuk share konten
yang mereka anggap bermanfaat tersebut ke khalayak umum.
Contoh Inbound Marketing adalah blogging, content marketing,
email marketing, sosial media marketing, SEO atau bentuk
marketing lainnya yang memanfaatkan media digital. Strategi ini
biasa juga disebut “pull marketing” karena sifatnya yang menarik
calon pelanggan membeli produk atau jasa kita.

Ada metodologi yang digunakan Inbound Marketing sebagai


kuncinya. Berdasarkan yang dituliskan HubSpot, ada empat tahapan
dalam inbound marketing untuk mengubah calon pelanggan
menjadi pelanggan bahkan mempromosikan layanan atau jasa
kita. Metodologi inbound marketing tersebut diantaranya:

1. Attract

2. Convert

3. Close

4. Delight

CRASH THE NEW NORMAL


116
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Strategi marketing inbound mungkin telah rasakan dewasa ini.
Kami yakin Andapun tertarik mengaplikasikannya di startup Anda.
Kini Anda tinggal mengumpulkan pengetahuan, tools dan aplikasi
yang membantu Anda menciptakan konten luar biasa.

Tools: Zendesk

Mungkin kata Zendesk terdengar asing bagi anda. Betul? Oleh sebab
itu, saya ingin mengajak anda untuk mengenal tentang satu hal
terkait Zendesk adalah software help desk yang mendukung agen
customer support dalam menerima, memproses, dan merespon
suatu service request dalam bentuk apapun, apakah itu help desk,
service desk, atau support desk software.

Karena customer support yang hebat, tidak hanya menyangkut


perangkat yang Anda gunakan melainkan juga bagaimana Anda
membangun hubungan dengan Pelanggan Anda. Zendesk
mendukung perusahaan untuk memberikan kepuasan pelanggan
melalui tiga pilar Customer Service.

Customer Support

Channel - Saat Semua Percakapan ada dalam Satu Platform - Email,


Social, Voice, Web Form & Chat.

Dalam sebuah interface yang indah dan sederhana, request


dan permintaan dari Pelanggan yang di sertakan melalui email,
Twitter, Facebook, Voice, web forms, atau Chat dapat direspon.
Request dari semua channel ini akan menghasilkan ticket yang
cepat, terpersonalisasi, dan konsisten yang akan diproses dan
direspon dalam satu interface. Layanan ini juga didukung instant

CRASH THE NEW NORMAL


117
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
screen pops yang menyediakan informasi profile pelanggan dan
history interaksi cross-channel. Untuk memudahkan agen dalam
merespon pelanggan, terdapat internal knowledge base dan pre-
built data integrasi, yang didukung fungsi-fungsi business rules,
otomasi dan macros.

Survei tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan Channel


Sumber : Zendesk benchmark Q1, 2015, Daymard Institute

CRASH THE NEW NORMAL


118
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Bagi perusahaan, Zendesk juga memberikan fasilitas monitoring
dan management yang real time yang dilengkapi tools analitik,
dashboard yang dapat dicustom, dan fungsi benchmarking dalam
sesama industri Anda, sehingga Anda mengetahui bagaimana
kualitas layanan customer service Anda dibanding industri sejenis
lainnya. Zendesk juga dapat berintegrasi dengan lebih dari 30+
solusi telephony dan contact center.

Customer Self-Service

Membantu pelanggan menemukan Jawaban secara mandiri

Zendesk menyediakan solusi Help Center yang dapat berfungsi


sebagai knowledge base, community, dan portal pelanggan—
semua dalam satu platform.

CRASH THE NEW NORMAL


119
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Knowledge base

Anda dapat menciptakan kumpulan informasi, artikel yang


menjawab pertanyaan-pertanyaan populer dari pelanggan maupun
agen Anda.

Online Community

Anda dapat menciptakan percakapan diantara pelanggan dengan


feedback dari sesama pelanggan.

Customer service portal

Pelanggan dapat men-track tiket dan melihat topik yang ada dalam
komunitas yang dia subscribe. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin lama semakin banyak pelanggan lebih memilih layanan
self-service daripada menghubungi langsung support agen. Self
service adalah layanan yang cepat dan paling cost-efisien untuk
memenuhi kepuasan pelanggan.

Customer Engagement

Zendesk mampu menangkap data, feedback, dan secara proaktif


berkomunikasi dengan pelanggan sehingga mempermudah agen
memonitor suatu transaksi. Zendesk memberikan informasi yang
holistik terkait informasi pelanggan.

CRASH THE NEW NORMAL


120
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Untuk mendukung layanan customer support, Zendesk memiliki
fungsi2 lain seperti:

REST API

Dengan lebih dari 400 endpoints, Zendesk REST API mendukung


pengembangan proses flow support yang dikustomisasi sesuai
kebutuhan

Zendesk Apps

Dari Jira ke Slack hingga Salesforce, Zendesk Apps mendukung


layanan dari perangkat yang tersedia di Zendesk Apps untuk
memenuhi kebutuhan fungsi interface agen. Hanya dibutuhkan
Javascript dan library seperti Bootstrap, Handlebars, dan jQuery.

CRASH THE NEW NORMAL


121
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Embeddable

Dengan Web Widget dan Mobile SDKs untuk Android dan iOS,
layanan ticketing, Zopim Chat, dan Help Center dapat ditempelkan
ke mobile app atau website apapun.

e. Finding Investor
Setelah menemukan ide startup yang cemerlang, segera mulai
melakukan riset. Berapa besar market yang tersedia, siapa
kompetitornya dan bagaimana me-monetize bisnis tersebut.
Kemudian mulailah membuat produk dan mendapatkan
traction. Setelah mendapatkan user dan, semoga saja, mendapat
customer. Anda juga sudah mencapai product-market-fit dan
ingin mengembangkan bisnis lebih besar lagi. Selangkah lagi
mencari angel investor dan VC untuk mempresentasikan ide Anda.
Kemudian seorang investor potensial akan minta dikirimkan pitch
deck. Tapi Anda tidak tahu apa maksudnya.

Apa itu pitch deck?

Jika Anda berhasil mendapat dana dari investor, atau Anda baru
mau fundraise, Anda tidak asing dengan pitch deck dan isinya.
Namun, bagi mereka yang baru dalam dunia startup mungkin
bertanya-tanya, apa itu pitch deck?

Berdasarkan Improve Presentation, “Sebuah pitch deck merupakan


presentasi singkat, seringkali dibuat menggunakan PowerPoint,
Keynote atau Prezi, digunakan untuk memberikan gambaran
singkat mengenai business plan Anda kepada audience. Biasanya
Anda akan menggunakan pitch deck selama online meeting face-
to-face dengan investor potensial, customer, partner, dan co-
founder.”
CRASH THE NEW NORMAL
122
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Dengan definisi tersebut, kita bisa bilang bahwa pitch deck
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan
fundraise. Banyak entrepreneur sukses yang menghabiskan banyak
waktu dalam membuat pitch deck yang berisi hal-hal penting dan
relevan bagi investor potensial.

Apa yang harus ada dalam pitch deck?

Inilah beberapa bagian dasar yang Anda perlukan dalam sebuah


pitch deck:

• Elevator Pitch

Jangan lupa mencantumkan nama startup Anda, nama Anda atau


co-founder lainnya dan informasi kontak yang dapat dihubungi.
Jika memungkinkan, tulis penjelasan singkat mengenai apa yang
dikerjakan oleh startup Anda supaya investor potensial mendapat
gambaran akan potensi dan ukuran market perusahaan Anda.

• Problem Statement

Ide startup Anda muncul karena suatu alasan. Jelaskan poin tersebut
pada investor potensial. Page ini sangat penting untuk mendapatkan
pengakuan orang dan membeli produk yang ditawarkan. Pastikan
bahwa investor potensial atau audience lainnya memahami apa
yang dijual dan value proposition yang ditawarkan. Anda tidak bisa
menjelaskan masalah teknis dan operasional di sini, fokus pada
solusi yang dimiliki untuk menjawab sebuah permasalahan.

CRASH THE NEW NORMAL


123
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
• Business Model

Di sini perlu dijelaskan bagaimana me-monetize, siapa customer


yang dibidik, distribusi channel atau struktur biaya. Tujuannya
untuk mendapatkan gambaran bagaimana bisnis ini berjalan. Pada
umumnya, model bisnis yang unik dan belum teruji tidak populer
dan terkadang bisa beresiko. Disini anda bisa memasukkan
nama bisnis yang sudah menggunakan produk atau servis, untuk
memvalidasi model bisnis.

• Defensible Technology

Pada bagian ini anda bisa menjelaskan sedikit teknologi yang


digunakan, secret sauce atau magic apapun dibalik produk atau
servis anda. Lebih fokus pada penggunaan skema, diagram, atau
flowchart dan hindari teks yang berlebihan.

• Go-To-Market Plan

Pada halaman ini anda bisa menjelaskan rencana dalam menjangkau


customer dan marketing leverage point. Gunakan halaman ini
untuk meyakinkan investor potensial bahwa perusahaan punya
rencana efektif yang tidak akan merugikan mereka secara materi.

• Competitive Landscape in your startup’s space

Jangan pernah mengatakan bahwa perusahaan tidak memiliki


kompetitor. Meskipun tidak bersaing secara apple-to-apple,
perusahaan pasti punya beberapa perusahaan yang menawarkan
value proposition serupa. Pada halaman ini, Anda bisa menampilkan
competitive landscape, kekuatan Anda dibandingkan dengan
kompetitor.

CRASH THE NEW NORMAL


124
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
• Team

Bagian ini penting karena kebanyakan investor potensial ingin


mengetahui siapa yang akan menjalankan perusahaan, termasuk
co-founder dan key person lainnya seperti advisor atau investor
sebelumnya. Selain itu, gunakan halaman ini untuk menonjolkan
pengalaman, pendidikan, kesuksesan Anda sebelumnya dan jangan
takut tim Anda tidak sempurna. Tidak ada startup yang sempurna,
yang terpenting adalah apakah anda mau dan ingin memperbaiki
kekurangan dalam tim.

• Core metrics and financial projections

Manfaatkan halaman ini untuk menyediakan informasi key metrics


dari startup. Anda perlu memahami bahwa setiap startup itu unik
dan harus ditemukan metrics mana yang paling penting dalam
keberhasilan perusahaan Anda. Anda juga bisa menampilkan
snapshot financial projection selama tiga sampai lima tahun
dan perkiraan key metrics Anda. Pastikan bahwa orang-orang
memahami inti forecast tersebut.

• Current status, accomplishments, fundraising timeline


and use of funds

Dalam satu slide, jelaskan status terkini untuk produk atau servis
Anda, key milestone yang telah dicapai perusahaan, target anda di
akhir round, dan bagaimana anda mengalokasikan uang dari para
investor. Dan juga, jangan lupa untuk mencantumkan jumlah uang
yang perlu di fundraise oleh perusahaan.

CRASH THE NEW NORMAL


125
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Menyiapkan deck dengan detail yang mendalam selalu lebih baik
karena setiap investor bisa menemukan jawaban dari pertanyaan
mereka dalam deck. Selain itu, menggunakan desain yang bagus
juga bukan ide yang buruk untuk menyampaikan hal positif dari
bisnis.

Namun, selalu ingat bahwa proses fundraise membutuhkan banyak


waktu dan energi, jangan sampai proses ini mengganggu dalam
membangun produk atau servis yang bagus, karena pada akhirnya
produk atau servis yang baik dengan market size yang layak dan
traction akan menarik perhatian investor. Semoga beruntung!
Jangan lupa untuk bersenang-senang dalam menjalankan bisnis.

Where To Find Investors


Hadirnya startup yang terus bermunculan di Indonesia di satu sisi
memberikan inspirasi semangat berwirusaha bagi anak muda.
Namun, di sisi lain, selalu menjadi permasalahan utama soal
permodalan. Sebagian besar para startup sulit mencari investor
untuk mendanai bisnisnya agar cepat berkembang. Menurut
Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI), Andi Buchari,
permasalahan yang pertama adalah keterjangkauan di mana 99,9%
pelaku Usaha (UMK/Startup) hanya menerima 9,27% pembiayaan
dari bank dan bank hanya menjangkau 7,7% UMK.

“Banyak sekali perusahaan kecil dengan prospek bisnis yang bagus


terkendala dengan minimnya modal atau tidak memiliki akses
perbankan,” ujarnya. Hal ini dibenarkan oleh Riawan Paramarta
selaku Digital Business Consultant, salah satu penyebab para
startup sulit mendapatkan investor karena kurangnya sarana
atau platform yang menjembatani bertemunya para investor dan
startup.
CRASH THE NEW NORMAL
126
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Selain itu, para startup, banyak yang belum bisa melakukan pitching
dengan waktu yang singkat, sehingga saat ada kesempatan bertemu
dengan para investor, mereka belum mampu mengeluarkan
ide-idenya dengan maksimal, akibatnya gagasan tersebut tidak
ditangkap dengan baik oleh investor sehingga mereka tidak bisa
memberikan dananya tersebut.

Ia berpendapat, di Indonesia harus adanya semacam market place


permodalan untuk mempertemukan para di investor dan startup.
Sehingga terlihat jelas orang yang mempunyai modal dan orang
yang butuh modal untuk bisnisnya.

“Saya lihat selama ini , ada beberapa platform tapi belum


mumpuni di bidang itu,” terangnya. Untuk itu, ada baiknya sang
founder sebelum mendirikan perusahaan rintisan (startup) harus
mempunyai bayangan bisnisnya ke depan akan seperti apa serta
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengembangkan
bisnisnya.

Startup harus mempunyai finance plan yang jelas, mulai dari pitching
hingga saat melakukan exit seperti apa. Kedua, para founder harus
bisa bertahan, dalam startup ada istilah yang disebut burning rate.
Ini merupakan suatu keadaan di mana suatu perusahaan sudah
mendapatkan dana dan menghabiskannya dalam beberapa waktu,
maka founder harus segera bisa mendapatkan pendanaan dari
investor berikutnya sebelum dananya habis.

Selain itu, founder juga harus bisa mengelola bisnisnya secara


keseluruhan dan berinovasi sehingga bisa mendapatkan pendanaan
yang mencukupi agar bisa mengembangkan bisnisnya di market.

CRASH THE NEW NORMAL


127
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Andy menambahkan, modal ventura berpotensi besar dalam
mendukung pengembangan bisnis dan bisa turut mendampingi
lahirnya perusahaan baru. Menurutnya, IMV di Indonesia
menunjukkan tanda menggeliat yang sangat mungkin menjadi
sumber pendanaan baru yang diminati oleh berbagai industri
kreatif yang tumbuh di berbagai daerah di Indonesia. Dengan
syarat adanya dukungan regulasi dan kebijakan pemerintah.

Di sisi lain, founder juga harus bisa melihat kemampuannya hingga


titik mana. Saat dititik krusial ia harus melakukan estafet kepemilikan
kepada manager profesional ataupun diserahkan kepada pihak
yang mampu mengelola bisnisnya tersebut, sehingga bisnis itu
bisa berkembang.

CRASH THE NEW NORMAL


128
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal,
Teknologi Dan Digitalisasi

CRASH THE NEW NORMAL


129
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
BAB V - ADAPTASI
SEKARANG
(The Power of NOW)

“Banyak hal yang sudah kita ketahui, pengalaman sudah


kita dapatkan, Namun, Energi yang kita dapatkan, karena
fokus pada apa yang anda lakukan sekarang”

Kemampuan perusahaan maupun pribadi di dalam beradaptasi


dengan penggunaan teknologi di masa pandemi ini sangatlah
penting, karena nantinya setelah pandemi ini selesai kita akan
memasuki era new normal di dalam bekerja dan bersosialisasi.
Jika kita tidak mau meningkatkan kemampuan dan skill di dalam
memanfaatkan penggunaan teknologi digital, hampir bisa dikatakan
bahwa kita pasti akan tertinggal.

Penggunaan transaksi secara digital, e-commerce, e-health


sangat membantu masyarakat di masa pandemi ini. Dan tentunya
perkembangan teknologi yang sudah ada ini akan terus ditingkatkan
di masa yang akan datang oleh startup-startup baru maupun
perusahaan besar yang sudah ada. Inisiasi penggunaan teknologi
digital harus terus digalakkan karena pasca Covid-19 dunia ini akan
menjadi “The Era of Technology”.

CRASH THE NEW NORMAL


130
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Kita tidak bisa menganalisa masa depan. Tapi yang bisa kita lakukan
adalah mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan sikap
dan perilaku yang positif. Pandemi virus corona ini hampir pasti
akan merubah banyak hal di masa depan, oleh karena itu kita sudah
selayaknya harus bersiap dan menjadi masyarakat Indonesia yang
future ready.

a. Action Speaks Louder Than Words


Semua yang anda baca diatas, belum tentu yang terbaik yang akan
anda temukan. Akan masih banyak buku, audio, video lainnya yang
akan memperkaya anda tentunya. Namun bilamana mengutip
perkataan Cak Nun, “ Bukan berapa banyak ilmu pengetahuan
dan wawasan yang anda ketahui, namun berapa banyak dari ilmu
pengetahuan dan wawasan yang anda ketahui, yang telah anda
coba praktekan.”

Kami sebagai penulis sadar betul, tulisan ini masih jauh dari
sempurna, namun tulisan inilah yang kami jalankan dalam perjalanan
dalam merintis bisnis satu ke bisnis lainnya. Penyempurnaan sana

CRASH THE NEW NORMAL


131
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
sini, akan terus kami lakukan. Sama halnya dengan dunia ini. Tidak
ada yang pasti didunia VUCA. Kita hanya perlu terus bergerak,
mencoba melakukan, dapatkan kegagalan dan kesuksesan. Bangkit
dari semua kekalahan, kesalahan, kerugian, adalah ujian keimanan
dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Semua ide, semua ilmu, semua keinginan anda, tidak akan menjadi
sesuatu tanpa anda menggerakkan badan anda, menggerakkan
otak anda untuk melakukannya, terus, terus dan terus. Salah ulangi,
cari cara lain, tanya kepada yang lebih menguasai, tanya kepada
yang ingin berbagi. Tidak ada jalan buntu dalam semua usaha anda.
Kalaupun jalan itu buntu, anda hanya perlu mundur kejalan awal,
dan cari jalan lain lagi.

Pasrah/surrender, adalah kata yang paling pas, setelah anda


mencobanya. Coba lagi, dan coba lagi. Dan apabila cara yang anda
coba tidak membuahkan hasil, bergerak cari lagi cara yang lebih
tepat untuk anda. Ingat, quotes James Watt, penemu Bohlam Lampu,
“Saya belum gagal. Bahkan saya telah menemukan 10.000 cara
untuk membuktikan teori saya tidak berhasil.” Bayangkan, apakah
anda kuat bangkit lagi dari 10.000 kesalahan? Kolonel Sanders,
yang baru memulai usahanya di usia 65, dan telah menawarkan
resep ayam goreng milik ibunya kepada 1009 restauran yang
menolaknya. Namun restauran ke 1010, menerimanya dan hari
ini ada Kentucky Fried Chicken. Dan masih banyak lagi cerita yang
tentunya sudah anda dengar.

CRASH THE NEW NORMAL


132
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
b. The Journey of A Thousand Miles, Begin With
A Single Step
Selanjutnya, pastikan setelah membaca buku ini, ambil langkah
demi langkah, untuk memulainya. Tidak ada jalan pintas untuk
sebuah kejayaan. Tidak ada kejayaan yang akan bertahan lama
dengan perjuangan sesaat. Pastikan panggilan hidup kita, dan
tanyakan kepada diri kita, apa yang ingin kita tinggalkan kepada
umat manusia?

Terbaru, saya dapat sebuah cerita receh, namun menggugah saya.


Botol dapat diisi oleh bermacam-macam isi. Apabila isinya air putih,
harganya hanya Rp. 3000,-, namun bilamana diisi dengan minuman
soda, maka harganya akan naik menjadi Rp. 5000,-. Lalu kalau Botol
yang diisi dengan Wine, akan bernilai ratusan ribu rupiah. Botolnya
hanya sebuah wadah yang dititipkan oleh Tuhan Semata kepada
kita. Bagaimana kita mengisinya sehingga dapat bernilai lebih besar
kepada yang lain, tergantung kepada apa yang kita isi ke diri kita,
yang sudah diberikanNYA.

CRASH THE NEW NORMAL


133
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
Marilah, kita terus mengambil langkah demi langkah untuk dapat
terus berbagi, berkontribusi kepada sesama. Akhir kata, selamat
memperjuangkan hidup, keluarga, perusahaan, dan negeri ini.
Mari kita Bersama-sama meningkatkan kembali solidaritas dan
kerjasama kita, untuk membuat negeri ini berjaya dan patut
dihormati oleh negara lainnya. Mari kita buat Merah Putih, mampu
berkibar di semua kancah pertandingan dunia!

CRASH THE NEW NORMAL


134
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
REFERENSI
Manager Leader, by Tani Andrew.

https://www.jagoanhosting.com/blog/era-revolusi-industri-4-
0/#sekilas-tentang-revolusi-industri-4-0

https://ekbis.sindonews.com/berita/1439925/34/sembilan-
tanda-perusahaan-akan-alami-kebangkrutan

https://www.mckinsey.com/business-functions/marketing-and-
sales/our-insights/a-global-view-of-how-consumer-behavior-is-
changing-amid-covid-19

https://beyondphilosophy.com/how-will-covid-19-change-
customer-behavior-and-habits/

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Empat_Tahapan_Kompetensi

https://nboindonesia.com/transformasi-digital-hanya-
setengah-hati-jika-tanpa-digital-culture-bag-1/

https://www.yuswohady.com/author/siwo/
https%3A%2F%2Fkatadata.co.id%2Finfografik%2F2017%2F12%2
F29%2Fekspansi-bisnis-go-jek-dari-ojek-ke-fintech&psig=AOvVaw
1bqBKYABigg7ECxIg7hHBL&ust=1589201666512000&source=m-
ages&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCMj1xturqekCFQAAAAA

https://lh3.googleusercontent.com/proxy/ayQ64lw3htaGZavNWhhMceEpYufsSzs
Sp9lMbuZpRlmoGhFcmX1GGozyh7zPo9-RRsBFq5sMNeN3xuOigBLR5gMMZKNoj_
IYlXlRpT9ldBkcgfBu-5yvKCk-YRgh69itosyXzqYhP-uOVcIVldI

CRASH THE NEW NORMAL


135
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
TESTIMONI
“Pandemi Covid-19 telah mengubah hampir segalanya. Welcome to the
new normal. Buku berjudul ‘CRASH!’ adalah panduan praktis untuk
bertahan hidup dan memenangkan persaingan bisnis di dunia yang
serba digital.”
 
Eloy Zalukhu, MBA.
Founder and Master Teacher of Theocentric Motivation and Leadership 
Regular Speaker of Weekly Program Radiotalk SmartFM and KompasTV
Director CAPSTONE Asia Servitama and National Best-Selling Author

CRASH THE NEW NORMAL


136
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi
“Adopsi teknologi dan digitalisasi bisnis sangat relevan untuk
diimplementasikan pada Era Digital 4.0 agar masyarakat Indonesia
dapat melakukan perubahan strategi dan mekanisme pengelolaan
dan pengembangan bisnis agar terciptakan efektifitas dan efisiensi
penggunaan sumberdaya di Era Digital 4.0. Buku ini sebuah karya nyata
untuk mengajak masyarakat indonesia beradaptasi terhadap kondisi New
Normal akibat dampak pandemi seperti Covid-19.
Selamat Coach Gendro Salim
 
Prof.Dr.Ir. Erika B. Laconi, MS.
Wakil Rektor IPB Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan
IPB University

Buku karya pak Gendro dan pak Frans, bukan hanya relevan, saling
melengkapi, komprehensif tapi juga secara proaktif menyiapkan diri
menjadi pribadi yang paling adaptif dan efektif di dalam new normal
pasca pandemik saat ini dan nanti. Bravo dynamic duo.
Farid Aulia, PhD
Dekan Akademi Leadership &
General Management Bank Indonesia Institute

Industri 4.0 : Robotis, Society 5.0 : Humanis


New World Order 6.0 : Quo vadis?
Ini buku pengantar yang manis

DR RH Wiwoho, Entrepreneur
Best selling author of 15 books.

Sedayu Square Blok H 33


Jalan Outering Road, Jakarta Barat 11730

Phone : 021 22555700


Fax : 021 22554455
admin@ucoach.co.id
www.ucoach.co.id
CRASH THE NEW NORMAL
137
Bagaimana Adaptasi Cepat Terhadap New Normal, Teknologi Dan Digitalisasi

Anda mungkin juga menyukai