Anda di halaman 1dari 27

Review literatur jurnal 1

Penulis jurnal Dedeh, Dewi Marhaeni Diah Herawati, Lulu Eva Rakhmilla
Judul jurnal Analisis Sensorik dengan Model Rasch dan Standarisasi Nilai Gizi Makanan
Selingan Berbasis Pangan Lokal
Volume & halaman Vol 2, Hal. 130-137
Tahun 2017
Teori Makanan selingan merupakan bagian dari pemberian makanan selama
dirawat. Makanan berfungsi untuk menunjang perbaikan kondisi kesehatan
pasien sehingga dibutuhkan variasi supaya tidak membosankan, dapat
mengurangi terjadinya sisa makanan dan dapat meningkatkan asupan.
Metode Pendekatan cross sectional dengan subyek penelitian adalah 17 orang ahli gizi
dan 16 orang pasien gagal ginjal kronik yang diambil secara consecutive
addmission.
Hasil penelitian Hasil uji organoleptik/sensorik dianalisis dengan Rasch Model dan
standarisasi nilai gizi menggunakan software nutrisurvey. Hasil analisis Multi
Facet Rasch Measurement menunjukkan dari 12 macam makanan selingan
berbasis pangan lokal diperoleh 8 makanan selingan berbasis pangan lokal
yang dapat diterima oleh ahli gizi maupun oleh pasien gagal ginjal kronik dari
seluruh aspek yang dinilai yaitu rasa,warna/ penampilan, aroma,tekstur dan
besar porsi. Hasil analisis uji t-independent menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna uji sensorik makanan selingan berbasis pangan lokal oleh ahli gizi
dan oleh pasien gagal ginjal kronik (p=0,003). Nilai kalori makanan selingan
ada pada kisaran 95 kkal sampai 125 kkal sehingga dapat digunakan untuk
penyediaan snack di rumah sakit.

Review literatur jurnal 2

Penulis jurnal Elviana Yaputraa, C. Hanny Wijayab, Jeremia M. Halima


Judul jurnal Modifikasi Manggulu dengan Subtitusi Kacang Tunggak dan Santan Kelapa
sebagai Produk Pangan Darurat
Volume & halaman Vol 24, Hal. 183-194
Tahun 2015
Teori Manggulu merupakan produk pangan tradisional yang terbuat dari pisang dan
kacang tanah yang berpotensi sebagai produk pangan darurat (Emergency
Food Product, EFP) karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dengan
nilai aktivitas air dan kadar air yang rendah. Akan tetapi manggulu masih
memiliki beberapa kekurangan, diantaranya kandungan protein dan lemak
yang belum memenuhi persyaratan serta kandungan kacang tanah di dalamnya
yang dapat menimbulkan reaksi alergi.
Metode Mixture experimental design digunakan dalam penelitian ini untuk
mendapatkan proporsi pisang, kacang tunggak, dan santan kelapa yang tepat.
Hasil penelitian Jumlah kalori dari 150 gram produk manggulu termodifikasi adalah 731,04
kkal, dengan kadar air 12,32 persen dan aktivitas air 0,566. Produk manggulu
termodifikasi yang dihasilkan memiliki potensi yang bagus untuk
dikembangkan lebih lanjut menjadi Produk Pangan Darurat atau Emergency
Food Product (EFP) di Indonesia.

Review literatur jurnal 3

Penulis jurnal Riyanti Ekafitria dan R. H. Fitri Faradillab


Judul jurnal Pemanfaatan Komoditas Lokal Sebagai Bahan Baku Pangan Darurat
Volume & halaman Vol 20, Hal. 153-161
Tahun 2011
Teori Indonesia yang terletak dalam Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire) dan
memiliki puluhan patahan aktif membuat negeri ini rawan terkena bencana
seperti gempa tektonik maupun vulkanik. Ketika bencana terjadi bahan
makanan menjadi langka. Padahal pada kondisi tersebut tubuh membutuhkan
banyak energi. Penyediaan pangan darurat yang mudah dikonsumsi dan
mengandung kalori yang tinggi menjadi penting untuk dilakukan. Untuk
menekan biaya produksi dan meningkatkan ketahanan pangan bangsa,
pengembangan pangan darurat berbasis produk lokal telah banyak
dieksplorasi.
Metode Camping Pouch Product, sama seperti MRE namun dibuat dengan metode
freeze drying. Di Indonesia sendiri produk pangan darurat yang telah
dikembangkan berbentuk olahan IMF, Cookies, food bars dengan bahan baku
sumber daya lokal Indonesia.
Hasil penelitian Penelitian ini menghasilkan produk terbaik dengan formulasi yang terdiri dari
tepung beras ketan, tepung kacang hijau, susu full cream, gula merah, gula
pasir, minyak goreng, margarin, dan isolat protein. Produk terpilih ini
memiliki komposisi sumbangan kalori yang diberikan oleh lemak sebesar
48,16 persen, protein sebesar 11,28 persen, dan karbohidrat sebesar 40,56
persen, sehingga produk ini mampu menyuplai kalori sebesar 700 kkal jika
dikonsumsi sebanyak 171,87 g produk.
Review literatur jurnal 4
Penulis jurnal Made Darawati, Hadi Riyadi, Evy Damayanthi, Lilik Kustiyah
Judul jurnal PENGEMBANGAN PANGAN FUNGSIONAL BERBASIS PANGAN
LOKAL SEBAGAI PRODUK SARAPAN UNTUK REMAJA GEMUK
Volume & halaman Vol 11, Hal. 43-50
Tahun 2016
Teori Pemenuhan gizi yang tepat pada usia remaja sangat penting mengingat remaja
sedang mengalami tumbuh kembang yang pesat. Tumbuh kembang yang
optimal akan menjadi landasan yang kuat agar menjadi orang dewasa yang
produktif. Di sisi lain, masih banyak masalah gizi yang dijumpai pada remaja
diantaranya adalah kegemukan, kurang gizi kronis, anemia gizi, dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya selain zat besi. Kegemukan merupakan
masalah yang sangat kompleks, yang antara lain berkaitan dengan kualitas
makanan yang dikonsumsi, pola makan yang kurang baik, kurangnya aktivitas
fisik, faktor genetik, hormonal, dan lingkungan (Berkey et al. 2003; Maffeis et
al. 2012). Pola makan yang kurang baik diantaranya adalah sering melewatkan
sarapan. Alasan melewatkan sarapan diantaranya adalah tidak sempat,
buruburu, belum lapar, dan tidak suka makanan yang disediakan. Hasil
penelitian Arora et al. (2012), menunjukkan bahwa sarapan merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting sebelum melakukan aktivitas pada pagi hari.
Sarapan yang teratur berhubungan dengan berkurangnya kegemukan.
Metode Pengujian sifat organoleptik pangan fungsional sebagai produk sarapan
dilakukan dengan metode hedonic scale scoring oleh panelis semi terlatih
sebanyak 25 orang Analisis kadar air (metode gravimetri), kadar abu (metode
pengabuan kering), kadar lemak (metode Soxhlet), dilakukan sesuai dengan
SNI 01-2891-1992 (SNI 1992), kadar protein (metode mikro Kjedahl)
dilakukan sesuai dengan AOAC 960.52-1961 (AOAC 2010), dan karbohidrat
(by different), kadar serat pangan (metode enzimatis) dilakukan sesuai dengan
AOAC 985.29. 2005 (AOAC 2005), analisis total mikroba dilakukan dengan
metode angka lempeng total 30ºC 72 jam (SNI 2008), kadar β-karoten
dilakukan dengan metode HPLC (Duvivier et al. 2010), dan total aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH scavenging activity dan dinyatakan dalam
AEAC (ascorbic acid equivalent antioxidant capacity) (Kubo et al. 2002;
Damayanthi et al. 2010).
Hasil penelitian Produk yang dihasilkan ini mempunyai potensi sebagai pangan fungsional
karena kandungan β-karoten dan memiliki aktivitas antioksidan, serta dapat
dipertimbangkan sebagai produk sarapan untuk remaja gemuk.
Review literatur jurnal 5

Penulis jurnal Gatoet S. Hardono


Judul jurnal STRATEGI PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL
Volume & halaman Vol 12, Hal. 1-17
Tahun 2014
Teori Mewujudkan ketahanan pangan nasional yang bertumpu pada kemandirian
pangan telah menjadi komitmen pemerintah dalam rangka pembangunan
ekonomi dan pertanian domestik. Ketahanan pangan dibangun berdasarkan
sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal yang bertujuan untuk
meningkatkan keanekaragaman produksi dan konsumsi pangan lokal yang
bergizi dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam Rencana
Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014 disebutkan bahwa terdapat 11
permasalahan mendasar di sektor pertanian.
Metode Versifikasi pangan lokal menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat). Dengan analisis SWOT diharapkan dapat membantu
mengatasi kelemahan dan ancaman, serta memaksimalkan kekuatan yang ada.
Kekuatan yang dimiliki akan mampu memanfaatkan peluang pasar (Bradford,
Duncan, dan Tarcy, 2004). Untuk mengembangkan strategi berdasarkan hasil
analisis SWOT digunakan Matriks SWOT.
Hasil penelitian Telah terjadi penurunan konsumsi pangan lokal seperti umbi-umbian dan
sagu, termasuk pada wilayah yang sebelumnya mempunyai pola pangan
pokok berbasis pangan lokal. Selama tahun 1996-2011 konsumsi ubikayu,
ubijalar, dan sagu menurun dengan laju masing-masing sebesar 12,5 persen,
2,4 persen, dan 8,6 persen. Di sisi lain, pada kurun waktu yang sama terjadi
peningkatan konsumsi terigu dan turunannya (yang bahan bakunya harus
diimpor) sebesar 10,5 persen. Akibatnya, capaian diversifikasi konsumsi
pangan (dengan menggunakan indikator Pola Pangan Harapan) juga masih
rendah yaitu 75,4, padahal target pada tahun 2012 mencapai 89,9.

Review literatur jurnal 6

Penulis jurnal Syamsul Rahman


Judul jurnal Studi Pengembangan Dangke sebagai Pangan Lokal Unggulan dari Susu Di
Kabupaten Enrekang
Volume & halaman Vol 3, Hal. 41-45
Tahun 2014
Teori Pemerrintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) meluncurkan program yang di
kenal dengan nama Gerakan Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Gerbang
Emas). Salah satu sasaran dari program ini adalah mendorong pengembangan
populasi sapi perah sehingga dapat menjadikan Provinsi Sulsel sebagai
produsen susu segar terbesar di luar Pulau Jawa. Target ini cukup realistis
mengingat kondisi agroklimat, agrokultur, dan agroekonomi yang cukup
potensil dalam mendukung pengembangan sapi perah tersebut (Anonim,
2008).
Metode Pengolahan dangke yang dilakukan di Desa Cendana masih menggunakan
metode tradisional atau masih skala rumah tangga (home industry), karena
belum ada inovasi baru yang diperkenalkan dalam proses pengolahannya.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi dangke yang dihasilkan dalam
satu kali proses produksi, tergantung pada ketersedian bahan baku yang ada
dan pengolahannya masih sifatnya tradisional (home industry). Sedangkan
pengembangan dangke dilakukan dengan memaksimalkan kekuatan dan
peluang yang ada, seperti kekhasan produk, ketersediaan bahan baku, dan
keterampilan peternak dalam membuat dangke. Sedangkan untuk
meminimalkan kelemahan dan ancaman diperlukan langkah-langkah
penanganan yang intensif karena produk ini mudah rusak, dikemas dengan
kemasan standar dan jangkauan pasar yang lebih luas.

Review literatur jurnal 7

Penulis jurnal Rosa Hadiana Putri, AASP Chandradewi, Reni Sofiyatin, Made Darawati
Judul jurnal PEMBERIAN BISKUIT BERBASIS BAHAN PANGAN LOKAL UNTUK
MENINGKATKAN BERAT BADAN DAN LiLA IBU HAMIL KEK
Volume & halaman Vol 13, Hal. 32-40
Tahun 2019
Teori Masa kehamilan merupakan masa penentu kualitas generasi berikutnya. Ibu
hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) memiliki resiko
melahirkan bayi BBLR. Mengingat dampak kurang gizi yang sangat luas,
maka perlu upaya penanggulangan KEK melalui penyelenggaraan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT).
Metode Penelitian ini menggunakan metode Pra Eksperimen dengan design penelitian
The One Group Pre-test post-test.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan konsumsi energi sebanyak
505,27 ± 273,80 kkal. Terjadi peningkatan berat badan 7.03±2.10 kg dan
LiLA 1.55±0.45 cm. Ada perbedaan berat badan dan LiLA ibu hamil KEK
setelah diberikan biskuit (p<0,05).

Review literatur jurnal 8

Penulis jurnal G Pratidina, N S Zenju, Sukarelawati, B Sastrawan


Judul jurnal KEPEMIMPINAN INFORMAL BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
MENJAGA KETAHANAN PANGAN LOKAL
Volume & halaman Vol 11, Hal. 98-104
Tahun 2020
Teori Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam pengelolaan kelompok
maupun organisasi, sehingga dibutuhkan kepemimpinan yang tepat dalam
mencapai tujuan organisasi. Masyarakat Adat Sunda (Kasepuhan) merupakan
masyarakat yang unik untuk diteliti karena kepala adat dalam
kepemimpinannya memiliki keberhasilan dalam mengelola pangan lokal
mereka sehingga hampir tidak pernah mengalami kekurangan pangan. Salah
satu faktor penyebabnya adalah kepemimpinan informal berbasis partisipasi
masyarakat yang dilakukan oleh kepala adat.
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan teknik
pengambilan data menggunakan studi literatur dan Observasi melalui
pengamatan langsung di lapangan, penyebaran kuesioner/angket dan
wawancara mendalam. Kemudian setelah data dikumpulkan dipilih data yang
relevan, ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Weight
Mean Score (WMS).
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan informal Kepala Adat
berbasis partisipasi masyarakat memiliki nilai 3,22 dari skala 4 dengan
penafsiran baik.

Review literatur jurnal 9

Penulis jurnal Sri Utami


Judul jurnal IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN
LOKAL DI KABUPATEN PATI
Volume & halaman Vol 14, Hal. 93-106
Tahun 2018
Teori Pola konsumsi pangan masyarakat Kabupaten Pati belum ideal. Pemerintah
Kabupaten Pati mengeluarkan Perda Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber
Daya Lokal.
Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
melalui tiga cara yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan diversifikasi
konsumsi pangan lokal di Kabupaten Pati tidak berjalan dengan baik.

Review literatur jurnal 10

Penulis jurnal Pujiati Utami dan Sulistyani Budiningsih


Judul jurnal POTENSI DAN KETERSEDIAAN BAHAN PANGAN LOKAL SUMBER
KARBOHIDRAT NON BERAS DI KABUPATEN BANYUMAS
Volume & halaman Vol 12, Hal. 150-158
Tahun 2015
Teori Pangan merupakan komoditi penting dan strategis, mengingat pangan adalah
kebutuhan pokok manusia yang hakiki yang setiap saat di setiap permukiman
perlu tersedia, dalam jumlah yang cukup, dengan mutu yang layak, aman
dikonsumsi dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Namun sejak
beberapa tahun terakhir ini, muncul kerisauan atas menurunnya kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi rakyat Indonesia sendiri, khususnya
akan ketersediaan beras sebagai bahan pangan utama.
Metode Metode penelitian dilakukan melalui riset deskriptif. Metode dasar dalam
penelitian berupa metode analisis deskriptif. Menurut Nazir (1999) penelitian
deskriptif bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti,
menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi
dari suatu masalah yang dipecahkan.
Hasil penelitian Hasil penelitian menyimpulkan bahwa di Kabupaten Banyumas terdapat
potensi sumber pangan sumber karbohidrat non beras, yaitu jagung, ubi kayu
dan ubi jalar. Kesesuaian kondisi lahan dan iklim menjadi pertimbangan
utama bagi petani untuk bertanam jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Lahan
kering atau marginal yang terdapat di Kabupaten Banyumas dapat ditanami
oleh salah satu atau bahkan ketiga tanaman tersebut. Pada tahun 2012 luas
panen jagung mengalami penurunan sebesar 18,28%, ubi kayu menurun
11,64%, tetapi produktivitasnya mengalami peningkatan menjadi 24,80
ton/ha. Produksi ubi jalar menurun dari 1.622 ton, menjadi 1.118 ton yang
disebabkan oleh penurunan luas panen dan penurunan produktivitas per
hektar.

Review literatur jurnal 11

Penulis jurnal Gozali, Bambang Jati Kusuma


Judul jurnal Identifikasi Potensi Pangan Lokal untuk Penganekaragaman Produk Pangan
Kota Balikpapan
Volume & halaman Vol 3, Hal. 111-115
Tahun 2019
Teori Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa
Pemerintah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan
untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan potensi dan
kearifan lokal untuk mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif.Masalah
pangan bukan merupakan masalah sekarang saja tetapi sudah merupakan
masalah di masa lampau dan juga akan menjadi masalah di masa akan datang.
Karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama untuk
mendukung dan aktivitas fisiologis.
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
memaparkan atau menggambarkan masalah yang sedang dihadapi yakni
gambaran mengenai potensi pangan lokal unggulan di Kota Balikpapan.
Hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, komoditi pertanian yang
ada di Kota Balikpapan terdapat sekitar 12 (dua belas) jenis yang banyak
dibudidayakan para petani yakni: jagung manis, pepaya, pisang, cempedak,
buahlai/durian, buah naga, ubi jalar/kayu, nanas, salak, dan rambutan.

Review literatur jurnal 12

Penulis jurnal Dzul Fadly, Sulvi Purwayantie


Judul jurnal KARAKTERISTIK SENSORI DAN KIMIAWI NON-MEAT BURGER
PATTIES BERBASIS KEARIFAN PANGAN LOKAL
Volume & halaman Vol 3, Hal. 19-24
Tahun 2019
Teori Tren konsumsi masyarakat yang cenderung tinggi dalam mengkonsumsi
makanan cepat saji terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini menjadi dasar bagi
pengembangan produk cepat saji berbahan dasar pangan lokal agar konsumsi
bahan makanan lokal nantinya dapat ditingkatkan.
Metode Studi ini bersifat eksperimental dengan desain Rancangan Acak lengkap.
Bahan utama pembuatan produk adalah kacang merah, jagung, dan jamur
tiram.
Hasil penelitian Hasil uji hedonik dan mutu hedonik terhadap tiga formulasi produk pada lima
parameter, yaitu rasa, warna, aroma, tekstur, dan keseluruhan memperlihatkan
nilai yang tidak berbeda signifikan secara statistic pada P < 0,05. Analisis
karakteristik kimiawi dilakukan terhadap komposisi proksimat yang meliputi
kadar air, protein, lipid, abu, dam karbohidrat. Produk terpilih, yaitu F2
memiliki kadar air 64,17 ± 0,11 %; lemak 4,24 ± 0,06 %; protein 10,36 ± 0,27
%; abu 6,57 ± 0,19 %; dan karbohidrat 14,66 ± 0,38 %. Simpulan: Produk ini
dapat menjadi salah satu alternative diversifikasi pangan berbasis kearifan
pangan lokal.

Review literatur jurnal 13

Penulis jurnal M. Zulkarnain Y, Subejo dan Slamet Hartono


Judul jurnal Strategi Komunikasi dalam Membangun Kebiasaan Makan Pangan Lokal
Percepatan Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan di Kabupaten Bengkulu
Utara
Volume & halaman Vol 15, Hal. 177-188
Tahun 2017
Teori Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seseorang
melalui suatu saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu pula.
Disebut sebagai proses, karena komunikasi bersifat dinamis,selalu
berlangsung dan berubah-ubah (DeVito, 2006). Dalam sebuah proses interaksi
komunikasi, sangat tergantung pada keterampilan- keterampilan tertentu untuk
membuat pertukaran informasi menjadi efektif. Komunikasi yang memuat
berbagai pesan program pembangunan, merupakan hal yang esensial dalam
pembangunan itu sendiri karena memiliki peranan penting dalam
memberdayakan dan mengubah masyarakat, khususnya untuk menerima
ataupun menerapkan suatu inovasi menuju masyarakat yang lebih baik.
Metode Penelitian ini dilakukan pada tujuh desa rumah tangga berperilaku dalam
membangun kebiasaan makan rumah tangga.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa model perencanaan komunikasi kegiatan
P2KP merupakan model perencanaan yang tahapan-tahapan kegiatannya tidak
begitu berbeda dengan tahapan-tahapan model perencanaan komunikasi pada
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang pernah ada. Strategi komunikasi
yang dilakukan melalui kegiatan P2KP sudah dianggap tepat dan mampu
menyampaikan pesan-pesan diversifikasi dan mengubah kebiasaan makan
pangan lokal masyarakat, khususnya pada aspek pendekatan dan pesan.

Review literatur jurnal 14

Penulis jurnal Yusma Indah Jayadi, Abd. Rahman


Judul jurnal Analisis kandungan gizi makro pada ikan duo (penja) hitam dan putih sebagai
pangan lokal Kota Palu
Volume & halaman Vol 2, Hal. 31-38
Tahun 2018
Teori Pola Pangan Harapan Sulawesi Tengah belum memenuhi anjuran, potensi
produk pangan Sulawesi Tengah salah satunya adalah ikan duo, atau biasa
disebut penja.
Metode Jenis penelitian ini adalah deskriptif laboratorik, dilakukan di laboratorium
Nutrisi Makanan Peternakan untuk pembuatan tepung ikan dan analisis
proksimat, penelitan dilaksanakan mulai bulan Oktober- November 2016.
Hasil penelitian Tepung ikan duo (penja) hitam dan putih, untuk kadar air telah memenuhi SNI
mutu I yaitu 5,37% dan 6,3%, kadar protein telah memenuhi SNI mutu II
yaitu 56,6% dan 54,19%, kadar lemak memenuhi SNI mutu I dan II yaitu
8,4% dan 9,72%, kadar serat memenuhi SNI mutu II yaitu 2,06% dan 2,61%
dan kadar abu memenuhi SNI mutu I yaitu 10,5% dan 8,9%.

Review literatur jurnal 15

Penulis jurnal
Judul jurnal
Volume & halaman Vol 12, Hal. 1-17
Tahun
Teori
Metode
Hasil penelitian

Review literatur jurnal 16

Penulis jurnal
Judul jurnal
Volume & halaman
Tahun
Teori
Metode
Hasil penelitian

Review literatur jurnal 17

Penulis jurnal
Judul jurnal
Volume & halaman
Tahun
Teori
Metode
Hasil penelitian

Review literatur jurnal 18

Penulis jurnal
Judul jurnal
Volume & halaman
Tahun
Teori
Metode
Hasil penelitian

Review literatur jurnal 19

Penulis jurnal
Judul jurnal
Volume & halaman
Tahun
Teori
Metode
Hasil penelitian

Review literatur jurnal 20

Penulis jurnal
Judul jurnal
Volume & halaman
Tahun
Teori
Metode
Hasil penelitian

No Penelitian Judul penelitian Sampel Desain/seleksi Hasil/kesimpulan Komentar review


. (peneliti dan responden
waktu)
1. Dedeh, Dewi Analisis Sensorik 17 orang Subjek Kesimpulan yaitu Peneliti
Marhaeni dengan Model ahli gizi dan 16 penelitian yang makanan selingan memaparkan
Diah Rasch dan orang pasien memenuhi berbasis pangan metode, hasil,
Herawati, Standarisasi Nilai gagal ginjal kriteria inklusi lokal yang dapat pembahasan sudah
Lulu Eva Gizi Makanan kronik yang adalah ahli gizi diterima menurut jelas namun
Rakhmilla Selingan Berbasis diambil secara yang sehat dan panelis dari aspek kesimpulannya
(Maret 2017) Pangan Lokal consecutive tidak mengalami yang dinilai terdapat pada
addmission di gangguan indera sebanyak 8 jenis bagian pembahasan
instalasi gizi pengecap dan makanan selingan sehingga tidak
dan di ruang pasien gagal yaitu cassava cake, terlihat jelas bagi si
rawat RSUP dr ginjal lapis pembaca.
Hasan Sadikin kronik pelangi, lumur ubi,
pada bulan hemodialisis marubi, ubi
Januari 2016 pelangi, bingka
jagung, bingka
singkong dan
bingka ubi. Semua
makanan selingan
berbasis pangan
lokal memiliki
kandungan kalori
dan komposisi zat
gizi yang
sesuai dengan
standar dan aman
dikonsumsi
2. Elviana Modifikasi Analisis data Setiap respon Kontribusi kalori Kandungan
Yaputraa, C. Manggulu dengan secara statistik dari 16 formula dari karbohidrat, karbohidrat pada
Hanny Subtitusi Kacang dilakukan produk dianalisis protein, dan lemak produk dapat
Wijayab, Tunggak dan Santan dengan untuk pada produk ditingkatkan dengan
Jeremia M. Kelapa sebagai pengujian mendapatkan manggulu menambahkan pati
Halima Produk Pangan independent model yang termodifikasi atau sumber
(Desember Darurat sample t-test sesuai dengan secara berturutturut karbohidrat lain ke
2015) menggunakan program Design 34,71 persen, 10,48 dalam formulasi.
program Expert 7.0®. persen, dan 54,81 Kadar lemak dapat
Statistical Model yang persen, hampir dikurangi dengan
Program for sesuai dari setiap dapat memenuhi menyesuaikan
Social Science parameter persyaratan gizi kandungan lemak
(SPSS) versi penilaian dan EFP. Jumlah kalori pada santan kelapa
16,0. respon hedonik dari 150 gram atau mencari
dapat diketahui produk manggulu sumber lemak
dari hasil analisis termodifikasi lainnya.
varian (ANOVA) adalah 731,04 kkal, Penyesuaian ukuran
yang dengan kadar air produk manggulu
menunjukkan 12,32 persen dan termodifikasi sesuai
model yang aktivitas air 0,566. dengan keinginan
signifikan dan Produk manggulu konsumen/panelis
insignificant lack termodifikasi yang perlu
of fit. dihasilkan dipertimbangkan.
memiliki potensi Pengujian lebih
yang bagus untuk lanjut mengenai
dikembangkan daya simpan juga
lebih lanjut perlu dilakukan
menjadi Produk untuk menentukan
Pangan Darurat masa simpan
atau Emergency produk manggulu
Food Product termodifikasi.
(EFP) di Indonesia.
3. Riyanti Pemanfaatan Kebiasaan Produk EFP Pangan darurat Penggunaan bahan
Ekafitria dan Komoditas Lokal mengonsumsi terdiri dari dua yang dapat lokal diharapkan
R. H. Fitri Sebagai Bahan Baku nasi menjadikan jenis. Jenis langsung dapat menekan
Faradillab Pangan Darurat Indonesia pertama dikonsumsi dengan harga produksi
(Juni 2011) sebagai dengan merupakan nilai gizi yang produk pangan
tingkat pangan darurat mencukupi darurat. Edukasi
konsumsi nasi yang dirancang kebutuhan tubuh terhadap
terbesar di Asia untuk kondisi di akan sangat masyarakat tentang
(Firdaus, 2010). mana para membantu para sumber karbohidrat
Menteri korban bencana korban pasca yang tidak hanya
Pertanian dalam dapat memasak bencana alam yang berasal dari nasi
Musyawarah atau saat ini sering perlu dilakukan
Nasional di mempersiapkan melanda Indonesia. sehingga pada saat
Bogor 28 Maret makanan. Jenis Pengembangan bencana terjadi
2010 kedua adalah pangan darurat pangan darurat
menyatakan pangan darurat berbahan baku dapat diterima oleh
bahwa menurut yang didesain tanaman pangan para korban.
data Badan untuk kondisi di lokal merupakan
Pusat Statistik, mana akses salah satu alternatif
masyarakat terhadap air dan usaha memperkuat
mengonsumsi api terbatas ketahanan pangan.
nasi sebanyak sehingga para
113 kg per korban bencana
kapita per tahun tidak dapat
(Firdaus, 2010). memasak
makanan. Pangan
darurat untuk
korban bencana,
terutama yang
bersifat siap
santap, sampai
saat ini belum
dikembangkan di
Indonesia tetapi
sudah banyak
berkembang
untuk
kepentingan
tentara di
lapangan
4. Made PENGEMBANGAN Uji hedonik Desain penelitian Penelitian Secara organoleptik
Darawati, PANGAN untuk ini adalah menunjukkan produk F5 terpilih
Hadi Riyadi, FUNGSIONAL menentukan rancangan acak bahwa rata-rata sebagai produk
Evy BERBASIS kesukaan lengkap (Mattjik kesukaan panelis yang paling disukai.
Damayanthi, PANGAN LOKAL terhadap rasa & Sumertajaya, terhadap warna, F5 memiliki
Lilik Kustiyah SEBAGAI dan tekstur 2006) dengan rasa, dan komposisi ubi jalar
(Maret 2016) PRODUK produk, panelis perlakuan yaitu keseluruhan produk oranye 30,36%,
SARAPAN diminta jenis formula. berbeda secara kacang merah
UNTUK REMAJA mencicipi Formula produk signifikan (p0,05). 28,57%, tempe
GEMUK sampel produk terdiri atas lima Hal ini kedelai 8,93%,
dan diantara taraf, masing- menunjukkan wortel 14,29%, labu
masing-masing masing dua kali terdapat pengaruh kuning 12,50%,
pencicipan pengulangan. yang signifikan gula putih 3,57%,
sampel, dari taraf perlakuan dan tepung maizena
diharuskan F1, F2, F3, F4, dan 1,79%. Setiap porsi
mengonsumsi F5 terhadap warna, produk F5 dapat
air penetral rasa, dan memberi kontribusi
(Setyaningsih et keseluruhan 20% dari angka
al. 2010). produk. kecukupan gizi
Persentase energi dan protein
penerimaan yang dianjurkan
panelis terhadap untuk usia remaja,
produk dihitung mengandung β-
berdasarkan karoten 4,02 mg,
jumlah panelis dan memiliki
yang aktivitas
memberikan antioksidan 38,54
penilaian skala mg/100g (AEAC).
(4) biasa, (5) Kandungan total
agak suka, (6) mikroba produk
suka, dan (7) masih dibawah
sangat suka ambang batas
terhadap total sehingga produk ini
panelis. aman dikonsumsi.
Selanjutnya
dipilih satu
formula sebagai
produk terbaik
berdasarkan uji
organoleptik ini.
5. Gatoet S. STRATEGI ada empat Data yang Hasil analisis Pengembangan
Hardono (Juni PENGEMBANGAN kemungkinan digunakan adalah menunjukkan, telah diversifikasi pangan
2014) DIVERSIFIKASI strategi yang data sekunder terjadi penurunan lokal sebagai bagian
PANGAN LOKAL dipilih, yaitu: (1) berupa data konsumsi pangan untuk mewujudkan
Strategi S-O: Survei Sosial lokal, termasuk di kedaulatan pangan
menentukan Ekonomi wilayah yang perlu dilakukan
kesempatan Nasional sebelumnya oleh semua
yang sesuai (Susenas) tahun mempunyai pola kalangan. Upaya ini
dengan kekuatan 1996–2012 dari pangan pokok dilakukan dengan
perusahaan, Badan Pusat berbasis pangan menyusun dan
industri, atau Statistik (BPS) lokal seperti implementasi
organisasi; (2) dan Direktori Maluku dan Papua. rumusan alternatif
Strategi W-O: Pengembangan Sebaliknya, telah strategi kebijakan
mengatasi Konsumsi dari terjadi peningkatan operasional
kelemahan Badan konsumsi terigu program dan
untuk Ketahanan dan turunannya. kegiatan sebagai
mendapatkan Pangan (BKP). Pengembangan berikut: Kemenko
kesempatan; (3) Analisis diversifikasi Perekonomian
Strategi S-T: diperkaya pangan sebagai menyusun
mengidentifikasi dengan informasi bagian untuk kebijakan
kekuatan untuk terkait yang mewujudkan diversifikasi
mengatasi diperoleh melalui kedaulatan pangan konsumsi pangan
ancaman dari telusur literatur hendaknya diiringi/sejalan
luar; dan (4) untuk dilakukan oleh dengan kebijakan
Strategi WT: mendapatkan semua kalangan. produksi dan
membuat variabel yang Upaya tersebut industri pengolahan
perencanaan menjadi dapat dilakukan dan menyusun road
guna mengatasi kekuatan, dengan menyusun map produksi dan
kelemahan kelemahan, dan implementasi agroindustri untuk
untuk peluang, dan strategi kebijakan pengembangan
menghindari ancaman dalam terkait optimalisasi pangan lokal,
ancaman yang pengembangan pemanfaatan sehingga akan
lebih besar. diversifikasi potensi lahan dan diperoleh
pangan lokal. kebiasaan diversifikasi
Dari variabel mengkonsumsi produksi dan
yang terkumpul pangan lokal, serta diversifikasi
dilakukan seleksi pengembangan konsumsi pangan.
variabel produksi, industri,
berdasarkan dan konsumsi
expert pangan lokal.
judgement. Selain itu, juga
dilakukan dengan
pengembangan
teknologi
pengolahan
pangan,
menyelaraskan
kebijakan produksi
dan industri pangan
dengan kebijakan
konsumsi pangan;
promosi pangan
lokal yang sehat,
komprehensif, dan
terus menerus;
penciptaan pasar
pangan lokal di
tingkat nasional
dan wilayah; serta
diikuti penyediaan
produk pangan
lokal yang mampu
bersaing dengan
produk asing.
6. Syamsul Studi Penentuan Instrumen yang Produk dangke embangan dangke
Rahman Pengembangan sampel digunakan mempunyai ini ke depan, seperti
(Januari 2014) Dangke sebagai dilakukan secara sebagai alat prospek yang melibatkan
Pangan Lokal sengaja analisis data cukup baik untuk Perguruan Tinggi,
Unggulan dari Susu (purposive adalah analisis dikembangkan ke Pemerintah Daerah,
Di Kabupaten sampling) deskriptif dan depan, dengan dan pihak
Enrekang terhadap 20 analisis SWOT memaksimalkan Perbankan.
sampel yang yang digunakan kekuatan dan Terutama
mengelola usaha untuk peluang yang ada, membantu dalam
pembuatan mengidentifikasi seperti kekhasan hal metode
dangke. faktor internal produk ini, pengemasannya,
dan eksternal ketersedian bahan penganekaragaman
dalam baku, dan produk turunan
pengembangan keterampilan petani dangke, membantu
dangke di dalam membuat untuk
Kabupaten dangke. Sedangkan mempromosikan
Enrekang. untuk dan memasarkan,
meminimalkan serta yang tidak
kelemahan dan kalah pentingnya
ancaman dalam adalah bantuan
pengelolaan dalam bentuk
dangke diperlukan permodalan bagi
langkah-langkah pengolah dangke
pembenahan dan supaya bisa
perbaikan, seperti berkembang.
produk dangke
mudah rusak,
dikemas dengan
kemasan standar
dan jangkauan
pasar yang lebih
luas.
7. Rosa Hadiana PEMBERIAN Pengaruh Desain Penelitian Pemberian biskuit
Putri, AASP BISKUIT pemberian ini menggunakan selama 90 hari
Chandradewi, BERBASIS biskuit berbasis metode Pra dapat
Reni BAHAN PANGAN bahan pangan Eksperimen meningkatkan berat
Sofiyatin, LOKAL UNTUK lokal diolah dan dengan design badan rata-rata
Made MENINGKATKAN dianalisis penelitian The sebesar 7,0±2,11
Darawati BERAT BADAN menggunakan One Group Pre- kg dan LiLA
(Februari DAN LiLA IBU Paired Sampel test post- sebesar 1,6±0,45
2019) HAMIL KEK T-Test. Data test.Populasi cm. Hasil uji
daya terima dalam penelitian statistik
biskuit diolah ini sebanyak 15 menunjukkan ada
berdasarkan sisa orang yaitu perbedaan berat
biskuit yang semua ibu hamil badan dan LiLA
disisakan KEK trimester II ibu hamil KEK
dibandingkan pada Bulan setelah diberikan
dengan biskuit Januari 2017 biskuit (p<0,05).
yang disajikan yang berada di
kemudian Wilayah Kerja
dikalikan 100%. Puskesmas
Ampenan.
8. G Pratidina, N KEPEMIMPINAN teknik setelah data Berdasarkan hasil Partisipasi tersebut
S Zenju, INFORMAL pengambilan dikumpulkan observasi dan yang menjadi
Sukarelawati, BERBASIS data dipilih data yang wawancara kepala kekuatan
B Sastrawan PARTISIPASI menggunakan relevan, adat Kasepuhan masyarakat adat
(April 2020) MASYARAKAT studi literatur ditabulasi dan Sinar Resmi sehingga bisa
DALAM dan Observasi dianalisis dengan melakukan menjaga ketahanan
MENJAGA melalui menggunakan komunikasi dua pangan lokal di
KETAHANAN pengamatan teknik analisis arah dalam daerahnya hingga
PANGAN LOKAL langsung di Weight Mean melakukan sekarang.
lapangan, Score (WMS). musyawarah setiap
penyebaran permasalahan,
kuesioner/angke karena masyarakat
t dan wawancara adat ini fokus pada
mendalam. budaya menanam
padi sawah dan
huma hanya
setahun sekali dan
mulai dari
menanam hingga
panen dilakukan
secara serentak,
sehingga yang
menjadi keunikan
adalah kepada adat
sebagai otoritas
dalam mengambil
keputusan kapan
menanam hingga
memanen,
anggotanya
memiliki ketaatan
yang tinggi,
anggota Kasepuhan
tidak berani
menanam lebih
dahulu kalau
kepala adatnya
belum memulai
menanam.
9. Sri Utami IMPLEMENTASI Menurut hasil Penelitian Hasil penelitian Saran untuk
(Desember KEBIJAKAN wawancara dilakukan di menunjukkan perbaikan; (1)
2018) DIVERSIFIKASI dengan Kabupaten Pati, bahwa Pemerintah
KONSUMSI informan, dengan implementasi sebaiknya
PANGAN LOKAL pengawasan melakukan kebijakan memperhatikan
DI KABUPATEN yang dilakukan wawancara diversifikasi pentingnya
PATI kepada industri mendalam konsumsi pangan komunikasi
rumah tangga kepada 18 lokal di Kabupaten terutama sosialisasi
dan UMKM di (delapan belas) Pati tidak berjalan kepada para
bidang pangan informan yang dengan baik pelaksana kebijakan
yang sudah berasal dari mengingat
mendapatkan instansi yang komunikasi menjadi
PIRT hanya melaksanakan faktor yang sangat
dilakukan secara kebijakan berpengaruh
insidental dan diversifikasi terhadap
hanya dilakukan konsumsi pangan implementasi
secara acak lokal, dan kebijakan; (2) Perlu
dengan kelompok dibentuk tim teknis
mengambil 1 sasaran/ untuk memudahkan
sampel di setiap masyarakat yang koordinasi antar
kecamatan. menerima para pelaksana
layanan kebijakan Tim
kebijakan. Teknis diketuai
Kepala Kantor
Ketahanan Pangan
yang menangani
urusan ketahanan
pangan di
Kabupaten Pati; (3)
Meningkatkan
kampanye, promosi
dan edukasi pangan
lokal kepada
masyarakat
sehingga pola pikir
tentang pangan
lokal yang dianggap
inferior bisa
berubah.
10. Pujiati Utami POTENSI DAN Analisis yang Untuk Hasil penelitian Untuk
dan Sulistyani KETERSEDIAAN digunakan memperoleh data menyimpulkan meningkatkan
Budiningsih BAHAN PANGAN adalah analisis tersebut bahwa di jumlah konsumsi
(Oktober LOKAL SUMBER deskriptif. Data digunakan teknik Kabupaten pangan lokal
2015) KARBOHIDRAT yang diperoleh wawancara atau Banyumas terdapat sumber karbohidrat
NON BERAS DI dianalisis interview dengan potensi sumber non beras di
KABUPATEN dengan menggunakan pangan sumber Kabupaten
BANYUMAS menggunakan instrumen karbohidrat non Banyumas, dapat
teknik statistik penelitian berupa beras, yaitu jagung, dilakukan dengan
deskriptif seperti kuesioner atau ubi kayu dan ubi program
: persentase, daftar pertanyaan jalar. Kesesuaian perberdayaan
skoring, mean, terstruktur yang kondisi masyarakat petani
tabulasi, dan disampaikan lahan dan iklim pembudidaya
tampilan grafik. kepada pegawai menjadi jagung, ubi kayu
pada masing- pertimbangan dan ubi jalar. Bukan
masing instansi utama bagi petani saja dari aspek
yang ditunjuk untuk bertanam produksi tanaman
sebagai informan jagung, ubi kayu saja, tetapi
kunci (informan dan ubi jalar. diarahkan untuk
key), dan teknik Lahan kering atau dapat menghasilkan
dokumentasi, marginal yang produk olahan
berupa berupa terdapat di jagung, ubi kayu
catatan, arsip, Kabupaten dan ubi jalar yang
buku, peta Banyumas dapat murah, enak dan
maupun data ditanami oleh salah mudah diperoleh
sekunder lain satu atau bahkan konsumen rumah
yang relevan. ketiga tangga. Kegiatan ini
tanaman tersebut. meliputi sosialisasi,
Pada tahun 2012 perlatihan dan
luas panen jagung pendampingan bagi
mengalami petani dan
penurunan keluarganya,
sebesar 18,28%, sehingga akan
ubi kayu menurun memunculkan
11,64%, tetapi beragam produk
produktivitasnya olahan pangan lokal
mengalami dari jagung, ubi
peningkatan kayu dan ubi jalar.
menjadi 24,80
ton/ha. Produksi
ubi jalar menurun
dari 1.622 ton,
menjadi 1.118 ton
yang disebabkan
oleh penurunan
luas panen dan
penurunan
produktivitas per
hektar
11. Gozali, Identifikasi Potensi Data yang Berdasarkan hasil peneliti masih
Bambang Jati Pangan Lokal untuk dikumpulkan analisis data yang memerlukan waktu
Kusuma Penganekaragaman terdiri atas dua telah dilakukan, dan dana untuk
(September Produk Pangan Kota jenis, yaitu data komoditi pertanian survey langsung
2019) Balikpapan primer dan yang ada di Kota kelapangan yang
sekunder. Data Balikpapan menjadi objek
primer diperoleh terdapat sekitar 12 penelitian.
langsung dari (dua belas) jenis Diharapkan
hasil survey yang banyak Pemerintah Kota
lokasi wilayah dibudidayakan para Balikpapan dapat
Kota Balikpapan petani yakni: mengembangkan
dan analisis. jagung manis, kapasitas dalam
Sedangkan, data pepaya, pisang, peningkatan
sekunder cempedak, produksi pangan
diperoleh secara buahlai/durian, secara mandiri dan
tidak langsung buah naga, ubi berkelanjutandan
yang bersumber jalar/kayu, nanas, memanfaatkan
dari literatur salak, dan potensi pangan
atau dokumen rambutan. lokal unggulan
kajian untuk
kelembagaan pengembangan
pada dinas produk pangan
terkait di Kota sesuai kebutuhan
Balikpapan dalam
yakni Dinas meningkatkan daya
Pangan, Dinas saing produk
Pertanian dan pangan unggulan
Perikanan, berbasis
Dinas Koperasi, keanekaragaman
Usaha Mikro, lokal.
Kecil,
Menengah dan
Perindustrian
serta Dinas
Perdagangan
12. Dzul Fadly, KARAKTERISTIK Analisis sensori Terdapat tiga Hasil uji hedonik Kajian lebih lanjut
Sulvi SENSORI DAN yang terdiri atas formulasi, yaitu dan mutu hedonik berupa daya simpan
Purwayantie KIMIAWI NON- uji hedonik dan formulasi F1 terhadap tiga sebaiknya dilakukan
(Juli 2019) MEAT BURGER mutu hedonik rasio 30 g kacang formulasi produk sebagai pendukung
PATTIES dilakukan merah : 30 g pada lima keamanan pangan.
BERBASIS dengan jagung : 40 g parameter, yaitu
KEARIFAN menggunakan jamur, F2 rasio rasa, warna, aroma,
PANGAN LOKAL skala visual 30 g kacang tekstur, dan
analog scale. merah : 40 g keseluruhan
jagung : 30 g memperlihatkan
jamur, dan F3 nilai yang tidak
rasio 40 g kacang berbeda signifikan
merah : 30 g secara statistic pada
jagung : 30 g P < 0,05. Analisis
jamur. karakteristik
kimiawi dilakukan
terhadap komposisi
proksimat yang
meliputi kadar air,
protein, lipid, abu,
dam karbohidrat.
Produk terpilih,
yaitu F2 memiliki
kadar air 64,17 ±
0,11 %; lemak 4,24
± 0,06 %; protein
10,36 ± 0,27 %;
abu 6,57 ± 0,19 %;
dan karbohidrat
14,66 ± 0,38 %.
Simpulan: Produk
ini dapat menjadi
salah satu
alternative
diversifikasi
pangan berbasis
kearifan pangan
lokal.
13. M. Zulkarnain Strategi Komunikasi Jumlah total Jumlah sampel Hasil penelitian Strategi komunikasi
Y, Subejo dan dalam Membangun sampel sebanyak tiap desa menunjukkan melalui media
Slamet Kebiasaan Makan 280 orang ibu ditentukan bahwa model dianggap kurang
Hartono Pangan Lokal rumah tangga. dengan quota perencanaan tepat karena
(Agustus Percepatan sampling, dan komunikasi keterjangkauan
2017) Penganekaragaman penentuan kegiatan P2KP masyarakat dalam
dan Konsumsi sampel di tiap merupakan model mengakses
Pangan di desa ditentukan perencanaan yang informasi mengenai
Kabupaten dengan tehnik tahapan-tahapan diversifikasi pangan
Bengkulu Utara simple random kegiatannya tidak melalui media
sampling. begitu berbeda massa juga sangat
dengan tahapan- rendah.
tahapan model
perencanaan
komunikasi pada
kegiatan
pemberdayaan
masyarakat yang
pernah ada.
Strategi
komunikasi yang
dilakukan melalui
kegiatan P2KP
sudah dianggap
tepat dan mampu
menyampaikan
pesan-pesan
diversifikasi dan
mengubah
kebiasaan makan
pangan lokal
masyarakat,
khususnya pada
aspek pendekatan
dan pesan.
14. Yusma Indah Analisis kandungan Teknik Data primer Tepung ikan duo
Jayadi, Abd. gizi makro pada pengambilan diperoleh dengan (penja) hitam dan
Rahman (Juli ikan duo (penja) sampel cara pengukuran putih lebih tinggi
2018) hitam dan putih menggunakan langsung. kadar proteinnya
sebagai pangan lokal purposive Pengukuran dibandingkan
Kota Palu sampling, ikan dilakukan tepung teri.
duo (penja) yang melalui Kandungan gizi
dijual di pasar pengamatan makro tepung ikan
inpres. langsung dari duo telah
Pembuatan hasil analisa memenuhi SNI
tepung ikan duo kandungan mutu I dan II,
(penja) di proksimat yang proteinnya lebih
Laboratorium dilakukan di unggul
Peternakan dan laboratorium dibandingkan
selanjutnya akan kesehatan. Data tepung ikan teri.
diukur kadar yang diperoleh
proksimat kedua dari hasil
sampel. pemeriksaan
laboratorium
diolah secara
manual dan
dianalisa secara
deskriptif dalam
bentuk tabel dan
narasi.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Anda mungkin juga menyukai