Anda di halaman 1dari 15

PROJECT ROKET AIR

(Proposal)

Kelompok 9
Vera Liana Putri 1813022006
Yohanes Setiawan 1813022044

Mata Kuliah : Kolokium Fisika


Dosen Pengampu : Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami hanturkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal ini.
Proposal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan proposal ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki proposal ini. Akhir kata kami berharap semoga
proposal tentang “Project Roket Air” ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Bandarlampung, 14 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Pengembangan.................................................................................2

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Dasar-Dasar Teori........................................................................................
B. Pengembangan Alat yang Relevan..............................................................
C. Desain Hipotesis..........................................................................................

BAB III. METODOLOGI PENGEMBANGAN ALAT


A. Desain Awal...............................................................................................21
B. Prosedur Pengembangan............................................................................
C. Pengujian Alat............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai kemajuan teknologi yang telah tercapai selama ini merupakan hasil
pengembangan fenomena-fenomena fisika sederhana, salah satunya ialah roket.
Roket merupakan kajian astrofisika yang selalu menarik untuk dibahas.
Pengembangan roket ruang angkasa diawali dengan pendekatan roket-roket
sederhana yang telah dikembangkan sebelumnya, seperti roket air. Prinsip
dasar penggunaan roket air ialah dengan mengeluarkan sejumlah volume air
dari nozzle roket yang juga diartikan perbedaan tekanan udara sebagai suplai
energi untuk roket (Nelson, 1976). Sering kali, banyak yang beranggapan
terkait roket air sebagai mainan (Finney, 2000). Padahal, jika melihat deskripsi
semua variabel fisika yang terlibat pada gerak roket air cukup kompleks dan
telah digunakan dalam beberapa dekade untuk mengispirasi siswa dalam
mempelajari ilmu fisika dan terapannya (Gowdy, 1995) dan (Kian, 2014).

Berbagai metode pun dikembangkan dalam menyelesaiakan permasalahan


fisika di kehidupan sehari-hari. Tingkat kompleksitas analisis bergantung pada
batasan permasalahan dan beberapa asumsi yang digunakan. Dewasa ini telah
banyak fisikawan yang meneliti roket air terutama pada kestabilan gerak roket
air saat terbang serta jangkauan roket air. Oleh karena itu dalam penelitian ini,
kami akan membahas mengenai peletakan dan penentuan massa pemberat atau
sistem pembebanan pada roket air untuk mengetahui pengaruh variasi
peletakan pemberat dan massa pembebanan terhadap kestabilan gerak roket air
saat terbang serta jangkauan tembakan roket air yang dihasilkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, adapun rumusan masalah
dalam penelitian kali adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengaruh sistem peletakan pemberat terhadap kestabilan
gerak roket air?
2. Bagaimanakah pengaruh sistem peletakan pemberat terhadap jangkauan
tembakan roket air?
3. Bagaimanakah pengaruh massa pembebanan terhadap kestabilan gerak
roket air?
4. Bagaimanakah pengaruh massa pembebanan terhadap jangkauan
tembakan roket air?

C. Tujuan Pengembangan
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut.
1. Mengetahui pengaruh sistem peletakan pemberat terhadap kestabilan gerak
roket air.
2. Mengetahui pengaruh sistem peletakan pemberat terhadap jangkauan
tembakan roket air.
3. Mengetahui pengaruh massa pembebanan terhadap kestabilan gerak roket
air.
4. Mengetahui pengaruh massa pembebanan terhadap jangkauan tembakan
roket air.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Dasar-Dasar Teori
Roket air adalah salah satu jenis roket yang menggunakan air sebagai bahan
pendorong. Wahana tekan yang be-fungsi sebagai mesin roket biasanya terbuat
dari botol plastik bekas minuman ringan kapasitas 1,5 Liter. Air dipaksa keluar
oleh udara yang terkompresi de-ngan tekanan tinggi dari kompresor atau pompa
tangan. Prinsip kerja roket air dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Udara tekan ditambahkan kedalam botol yang menciptakan sebuah gelem-
bung yang mengambang diatas air dan kemudian menekan volume udara di
bagian atas botol.
2) Botol dilepaskan dari pompa setelah tekanan dirasa sudah tinggi.
3) Air mendorong keluar nossel oleh udara yang telah terkompresi.
4) Botol terdorong menjauh dari air karena mengikuti hukum Newton Ketiga
(Hardiatama, dkk, 2020)

Roket air bekerja berdasarkan prinsip dari hukum III Newton. Bunyi Hukum
III Newton dalam Giancoli (2001: 97) yaitu “ Ketika memberikan gaya pada
benda kedua, maka benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar
tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”. Hukum ini dinyatakan
juga sebagai “setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”.
(Nurhaliza, 2019)
Dasar hukum roket air adalah hukum III Newton (aksi-reaksi) yang berisi :
“Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda
kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut
memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.”
Sebuah roket air terbuat dari botol soda, pompa sepeda, sebuah stopper karet,
dan beberapa pipa. Beberapa konsep dan prinsip fisika seperti Hukum Newton,
momentum dan impuls serta gerak parabola dapat diaplikasikan pada roket air.
Teori dasar peluncuran roket air, sama dengan percobaan balon yang meluncur
ke atas. Roket air memberikan gaya aksi yang sangat besar kepada gas, dengan
mendorong gas keluar, dan gas tersebut memberikan gaya reaksi yang sama
besar, dengan mendorong roket air ke atas. Gaya dorong yang diberikan gas
kepada roket air sama besar dengan gaya yang diberikan roket air kepada gas,
hanya arahnya berlawanan. Roket air mendorong gas ke bawah, gas
mendorong roket air ke atas. Konsep fisika yang lain yang terdapat dalam
prinsip kerja dari roket air adalah tentang dari sifat udara yang memiliki
tekanan dan menempati ruang, tentang perubahan energi, serta tentang sifat
bahan dan kegunaannya yaitu Fluida.
(Irawati, 2016)

Materi fisika yang dipelajari melalui roket air adalah sebagai berikut:
1) Tekanan (Penerapan Hukum Pascal)
Tekanan udara dalam roket dapat diartikan sebagai gaya dorong udara
yang bekerja pada suatu luasan permukaan di dalam roket. Saat roket
belum diluncurkan tidak ada resultan gaya, hal ini terjadi karena gaya
dorong pada dinding di bagian bawah roket berkurang. Seperti yang
terlihat pada gabar di bawah ini, gaya dorong pada dinding bagian bawah
roket lebih sedikit dari gaya dorong pada dinding bagian atas roket. Karena
ada resultan gaya ke atas maka roket pun bergerak ke atas.

Gambar 2.1 Gambar gaya yang bekerja pada dinding-dinding roket pada
sebelum dan sesudah diluncurkan.
2) Gaya Aksi Reaksi
Gaya aksi reaksi pada roket dikerjakan oleh udara di dalam roket dan
dinding roket. Ketika udaa di dalam roket mendorong dinding roket, maka
muncul gaya deformasi dari dinding roket yang mendorong udara di dalam
roket.

Gambar 2.2 Gaya aksi reaksi yang terjadi antara dinding roket dengan
udara

3) Gerak Parabola
Lintasan roket air berbentuk parabola. Kecepatan awal v0 terhitung ketika
air di dalam roket habis. Sehingga gerak parabola memiliki ketinggian
awal y0. Gerak parabola memiliki 2 komponen yaitu gerak pada sumbu x
merupakan gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak pada sumbu y
merupakan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

Gambar 2.3 Lintasan gerak parabola pada roket


Persamaan dapat dituliskan sebagai berikut:
1
y= y 0+ v o sin θ t− g t 2
2

4) Hukum Kekekalan Momentum


Roket air termasuk sistem yang mengalami perubahan kecepatan dan
massa. Kerangka acuan yang digunakan adalah bumi sebagai kerangka
acuan. Jika massa awal roket adalah M, massa roket setelah berkurang
adalah M’. perubahan massa ∆M ditujukkn oleh berkurangnya massa roket
sebesar
dv dM
M =F eks +(v air −v )
dt dt
Besaran ( v air −v )merupakan kecepatan relatif massa yang ditolakkan

dM
terhadap bumi, disebut juga v rel. Besaran v rel merupakan gaya reaksi
dt
atau besarnya gaya dorong roket.

5) Prinsip Aerodinamis (Fluida Dinamis)


Pada fluida yang bergerak tekanan dipengaruhi oleh kecepatan dan rapat
aliran fluida. Sesuai asas Bernoulli, maka gaya dorong yang dihasilkan
sayap (F) sebanding dengan luas permukaan sayap (A) dikali dengan beda
tekanan pada sisi-sisi sayap ∆P, persamaan dapat dituliskan sebagai
berikut:
F = A(∆P)
Artinya semakin besar beda tekanan pada sisi-sisi sayap, semakin besar
gaya dorongnya.
(Oentoro, dkk, 2012)

B. Pengembangan Alat yang Relevan


Deskripsi dan Spesifikasi Roket
Pada roket:
1. Roket menggunakan 4 buah sayap (fin) dengan bentuk segitiga siku-siku.
2. Menggunakan satu buah botol untuk badan (body) roket air.
3. Nozzle terbuat dari tutup botolnya.
4. Nose cone berbentuk kerucut dan tidak begitu panjang.
5. Pemberat yang digunakan adalah ring besi, namun peletakan pemberat
tidak disebutkan.
Pada pemberat
1. Posisi pemberat dalam hal ini (pesawat) disebut dengan ballast, diletakkan
di kepala pesawat namun tidak terlalu di ujung.
2. Massa pemberat dihitung menggunakan hukum kesetimbangan terhadap
datum.

Deskripsi Hasil
Pada roket dan peluncur
Prinsip kerja dari launcher adalah sebagai penghasil tekanan yang diperoleh
dari pompa tangan untuk mendorong air (fluida in-compressible) yang
menempati ruang di dalam badan roket. Tekanan yang mam-pu dicapai untuk
mendorong roket air ini dapat mencapai P = 5 bar.

Pada pemberat
Dari hasil perhitungan diatas agar pesawat LSU-03NG dapat terbang secara
stabil untuk kondisi tanpa membawa payload dan tangki bahan bakar dalam
keadaan terisi penuh maka diperlukan pemberat (ballast) sebesar 4,01 Kg pada
jarak 155 mm dari titikdatum. Sedangkan pada kondisi membawa payload
kamera sebesar 0,3 Kg diperlukan ballast sebesar 3,65 Kg.

C. Desain Hipotesis
Desain hipotesis roket
Desain pemberat
BAB III. METODOLOGI PENGEMBANGAN ALAT

A. Desain Awal

Gambar 3.1.a Peletakan pemberat Gambar 3.1.b Peletakan pemberat


pada pangkal nose cone pada ujung nose cone

B. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
mengembangkan proyek roket air pada konteks kestabilan gerak roket air dan
jangkauan tembakan roket air. Metode yang akan digunakan dalam penelitian
pengembangan roket air ini hampir sama dengan metode perancangan sistem
pembelajaran. Metode pengembangan ini terdiri dari tahap analysis, design,
development, implementation, dan evaluation, berikut uraian tiap tahapan.
1. Analysis
Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai masalah yang ingin
dikembangkan. Analisis kebutuhan yang dapat dilakukan dengan
menganaisis bahan kajian yang tersedia sehingga akan diketahui variabel
apa yang perlu dikembangkan. Setelah melalui kajian dari berbagai artikel
yang memuat tentang pengembangan roket air, kami menemukan variabel
yang sangat krusial dan baik jika ingin dikembangkan yaitu kestabilan
gerak roket air dan jangkauan tembakan roket air dengan variasi peletakan
pemberat dan massa pembebanan.

2. Design
Setelah tahap analisis selesai, tahap selanjutnya yaitu tahap design. Pada
tahap ini dilakukan penentuan karakteristik dan spesifikasi dari roket air
yang akan dikembangkan. Desain roket yang akan dikembangkan adalah
seperti pada Gambar 3.1 dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Roket menggunakan 4 buah sayap (fin) berbentuk segitiga siku-siku
dengan ujung tidak lancip.
2. Menggunakan satu buah botol untuk badan (body) roket air.
3. Nozzle terbuat dari tutup botolnya.
4. Nose cone berbentuk kerucut dan tidak begitu panjang.
5. Pemberat yang digunakan adalah plastisin.

3. Development
Tahap ini merupakan tahap pengembangan, dalam hal ini kami berfokus
pada variabel peletakan dan massa pemberat. Oleh karena itu, variabel-
variabel lainnya yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah sama atau
tetap. Untuk peletakan pemberat kami berfokus pada dua variasi peletakan,
yaitu peletakan pemberat pada pangkal nose cone dan peletakan pemberat
pada ujung nose cone (lihat Gambar 3.1.a dan Gambar 3.1.b). Sementara
itu, dalam hal ini untuk penentuan massa masih belum diketahui nilai atau
perbandingannya dengan massa keseluruhan roket, hal inilah yang akan
kami kaji serta teliti lebih lanjut agar tujuan kami dapat tercapai.

4. Implementation
Tahap setelah pengembangan yaitu implementasi roket air yang
dikembangkan. Roket tersebut akan diuji cobakan dengan beberapa
metode uji coba yang akan dibahas lebih lanjut pada bab Pengujian Alat.
5. Evaluation
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi dan revisi terhadap percobaan
roket air yang telah dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar roket air yang
dikembangkan benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

C. Pengujian Alat
Metode yang digunakan dalam pengembangan roket air ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi pustaka, yaitu mencari teori dari berbagai sumber kepustakaan baik
buku maupun internet.
2. Pengujian dengan menggunakan data uji dan pengumpulan data untuk
menguji variabel yang akan dikembangkan, yaitu dengan melakukan tiga
kali percobaan untuk masing variabel peletakan pemberat yaitu tiga kali
saat pemberat berada di pangkal nose cone dan tiga kali saat pemberat
berada di ujung nose cone. Begitu pula untuk massa pembebanan,
dilakukan percobaan sebanyak tiga kali untuk variasi perbandingan massa
beban terhadap massa keseluruhan roket air.
3. Pengujian dengan penyeleksian data uji dan mengecek apakah fungsional
dari variabel yang dikembangkan bekerja dengan baik sehingga dapat
ditentukan variabel yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Riki. & Wirawan, Nanda. 2016. Perhitungan Letak dan Pergeseran
Pusat Gravitasi Pesawat LSU-03NG Untuk Menentukan Posisi Beban dan
Pemberat. Pusat Teknologi Penerbangan/Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional. Halaman 48.

Hardiatama, Intan, Indra Nurtjahjaningtyas, & Muhammad Trifiananto. 2020.


Pelaksanaan Pengujian Roket Air pada Pesantren Kreatif Yatim Mandiri
Kabupaten Jember. Difusi. 3 (2), 11-17.

Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Irawati, Intan. 2016. Lomba Roket Air: Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasis
Proyek. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016.
VOLUME V.

Nurhaliza, Muhammad Yakob, & Rizky Nafaida. 2019. Pengembangan Modul


Lab Mandiri Roket Air Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan
Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Hukum III Newton Di SMA Negeri 4
Langsa. Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains. 2 (2), 1-6.

Oentoro, Chandra Prasetya, dkk. 2012. Pembelajaran Fisika Menggunakan Roket


Air: Sebuah Rancangan Pembelajaran Kontektual tentang Gerak,
Momentum, dan Tekanan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Pendidikan Sains VII UKSW.

Anda mungkin juga menyukai