INTERFEROMETER MICHELSON
LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Modern
Yang dibina oleh Bapak Sutrisno
Oleh:
Kelompok 4
Ivena Raissa Salsabella /190321624098
Kama Lula Nur Fauzi /190321624085
Lilia Fitria Rani /190321624036
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Interferometer Michelson, mahasiswa diharapkan
mampu:
1. Memahami cara kerja interferometer Michelson.
2. Mengukur panjang gelombang sinar LASER He-Ne.
C. DASAR TEORI
Percobaan awal yang paling saksama untuk mendapatkan bukti kehadiran
eter dilakukan pada tahun 1887 oleh Fisikawan Amerika, Albert A. Michelson
dan rekannya E.W. Morley. Percobaan mereka pada dasarnya menggunakan
Interferometer Michelson. (Kenneth, 1992).
Interferometer Michelson merupakan instrumen yang dapat menghasilkan
pola fringe yang dihasilkan dari perbedaan lintasan cahaya yang diterima oleh
layar (Beiser, 1999). Berikut ini susunan percobaan interferometer Michelson:
S = nλ ...........................................................................(1)
dimana n = jumlah perubahan cincin terang-gelap-terang (gelap-terang-
gelap) di pusat lingkaran, = panjang gelombang LASER dan S = 2M2’-M2=
perubahan panjang lintasan cahaya. Dengan demikian,
2 |M '2−M 2|
λ= ..............................................................(2)
n
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Meletakkan LASER pada posisi yang aman (tidak mudah goyang) dan
mengarahkan cahaya LASER pada set-up percobaan interferometer
Michelson.
2. Menyalakan LASER, kemudian mengatur posisi cermin setengah
mengkilat sampai berkas LASER terbelah menjadi dua bagian yang saling
tegak lurus.
3. Mengatur cermin M2 sampai terjadi bayangan di layar berbentuk cincin
lingkaran.
4. Mencatat posisi M2, kemudian menggerakkan perlahan-lahan vernier dan
menghitung banyaknya perubahan pergeseran terang-gelap-terang (n = 1)
pada pusat frinji. Serta mencatat posisi M2’ (berdasarkan pergeseran
pembacaan skala pada vernier). Demikian seterusnya sampai mendapatkan
beberapa data.
Perhatian!
Dalam mengatur/mengarahkan cahaya LASER jangan sampai dilihat oleh
mata secara langsung.
F. DATA PENGAMATAN
1. Tabel 1. Data Pengamat Ke 1
No Posisi M2 (μm) Posisi M2’ (μm) n
1 0 1 2
2 0 2 5
3 0 3 8
4 0 4 10
5 0 5 13
6 0 6 18
7 0 7 21
1 0 2 7
2 0 4 14
3 0 8 26
4 0 10 31
5 0 12 39
6 0 14 42
7 0 16 46
1 0 3 6
2 0 6 14
3 0 9 26
4 0 12 33
5 0 15 40
6 0 18 47
7 0 21 56
G. ANALISIS DATA
a. Data Pengamat 1
1. Menghitung b
Metode analisis yang digunakan adalah teori ralat kuadrat terkecil
dimana n sebagai x dan S sebagai y:
No. x y x2 y2 xy
1 2 2 4 4 4
2 5 4 25 16 20
3 8 6 64 36 48
4 10 8 100 64 80
5 13 10 169 100 130
6 18 12 324 144 216
7 21 14 441 196 294
∑ 77 56 1127 560 792
∑2 5929 3136 1270129 313600 627264
n ∑ xy −∑ x ∑ y
b= 2 2
n ∑ x −( ∑ x )
(7 × 792 )−( 77 ) (56)
b=
( 7 ×1127 )−5929
b=0.628 μm
¿ 0. 5234 μm
3. Menghitung Sb
n
Sb =S y
√ n ∑ x 2−¿ ¿
¿
7
¿ 0. 5234
√ ( 7 ×1127 )−5929
¿ 0.0313 μm
5. Menghitung S λ
2
S λ=
∂λ
S
∂b b√| |
2
S λ=
√| 2
b2
Sb
|
2
S λ=
√| 2
(0.628)2
0. 0313
|
S λ=√ 0.025186=0. 1587 μm=0.1587 x 10−6 m
6. Ralat relatif
Sλ 0.1587
Ralat Relatif = ×100 %= × 100 %=4.98 % ( 3 AP )
λ 3.185
6 Linear ()
4
2
0
0 5 10 15 20 25
b. Data Pengamat 2
1. Menghitung b
Metode analisis yang digunakan adalah teori ralat kuadrat terkecil
dimana n sebagai x dan S sebagai y:
No. x y x2 y2 xy
1 7 4 49 16 28
2 14 8 196 64 112
3 26 16 676 256 416
4 31 20 961 400 620
5 39 24 1521 526 936
6 42 28 1764 784 1176
7 46 32 2116 1024 1472
∑ 205 132 7283 3120 4760
2
∑ 24025 17424 53042089 9734400 22657600
n ∑ xy −∑ x ∑ y
b=
n ∑ x2 −( ∑ x )2
(7 × 4760 ) −( 205 ) (132)
b=
( 7 ×7283 )−42025
b=0.699 μm
¿ 1.075 μm
3. Menghitung Sb
n
Sb =S y
√ n ∑ x 2−¿ ¿
¿
7
¿ 1.075
√ ( 7 ×7283 ) −42025
¿ 0.0301 μm
5. Menghitung S λ
2
S λ=
∂λ
S
∂b b√| |
2
S λ=
√| 2
b2 |
Sb
2
S λ=
√| 2
(0.6 99)2 |
0. 0301
6. Ralat relatif
Sλ 0.1232
Ralat Relatif = ×100 %= ×100 %=4.30 % ( 3 AP )
λ 2.8612
20
S
15 Linear ()
10
5
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
c. Data Pengamat 3
1. Menghitung b
Metode analisis yang digunakan adalah teori ralat kuadrat terkecil
dimana n sebagai x dan S sebagai y:
No. x y x2 y2 xy
1 6 6 36 36 36
2 14 12 196 144 168
3 26 18 676 324 468
4 33 24 1089 576 792
5 40 30 1600 900 1200
6 47 36 2209 1296 1692
7 56 42 3136 1764 2352
∑ 222 168 8942 5040 6708
∑2 49284 28224 79959364 25401600 44997264
n ∑ xy −∑ x ∑ y
b= 2 2
n ∑ x −( ∑ x )
b=( 7 ×6708 ) −¿ ¿
b=0. 726 μm
1
¿
√ 7−2
¿¿
1 1
¿
√ 5 5 √
[ 5040−5 033.56 ] = ( 6.44 ) ¿ √ 1.28
¿ 1.135 μm
3. Menghitung Sb
n
Sb =S y
√ n ∑ x 2−¿ ¿
¿
7
¿ 1.135
√ ( 7 ×8942 ) −5040
¿ 0.0 2603 μm
5. Menghitung S λ
2
S λ=
∂λ
√|
S
∂b b |
2
S λ=
√| 2
b2
Sb
|
2
S λ=
√| 2
(0.726)2
0.02603
|
S λ=√ 0.0 9756=0. 0987 μm=0.0987 x 10−6 m
6. Ralat relatif
Sλ 0.0987
Ralat Relatif = ×100 %= × 100 %=3.58 % ( 3 AP )
λ 2.755
Linear ()
15
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60
n
Dari ketiga analisis data dan hasil linierisasi grafik ketiga data
menunjukkan bahwa perubahan jumlah frinji linier terhadap pergeseran
lintasan optis oleh perubahan posisi movable mirror yang dilalui oleh berkas
cahaya laser diode. Setelah dilakukan analisis data, dapat diketahui besarnya
ralat relatifnya, dimana jika dilihat dari ralat relatifnya yang kurang dari 10%
maka percobaan ini dapat dikatakan cukup presisi.
H. KESIMPULAN
Dari percobaan Interferometer Michelson diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa prinsip dari interferometer Michelson adalah pada permukaan beam
splitter berfungsi sebagai pembagi berkas cahaya laser yang datang, kemudian
sebagian dari cahaya laser dipantulkan ke kanan dan sisanya ditransmisikan ke
bagian atas. Lalu bagian yang akan dipantulkan ke kanan oleh suatu cermin
datar (cermin 1) kemudian dipantulkan kembali ke beam splitter yang menuju
ke layar(4).Bagian-bagian yang ditransmisikan ke atas oleh cermin datar
(cermin 2) juga akan melalui proses dipantulkan kembali ke beam splitter, yang
kemudian mereka akan bersatu dengan cahaya dari cermin 1 menuju layar,
sehingga kedua sinar akan berinterferensi yang dapat diamati melalui
munculnya pola-pola cincin gelap terang atau disebut frinji.
Berikut adalah gambar skema interferometer Michelson:
I. DAFTAR PUSTAKA
Beisser, A. 1999. Applied Physics. New York: McGraw-Hill, Inc
Krane, Kanneth.1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia
Tim Praktikum Fisika Modern .Modul Praktikum Fisika Modern.
Malang:Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
J. TUGAS
Hitung panjang gelombang dari cahaya LASER He-Ne yang digunakan dalam
percobaan interferometer Michelson berdasarkan data yang diperoleh dan ralat
hitungnya.
Jawab:
1. Data Pengamat ke 1
2
λ=
b
2
λ=
0.628
3. Data Pengamat ke 3
2
λ=
b
2
λ=
0.726
−6
λ=2.755 μ m=2.75 x 10 m
Rata- rata nilai panjang panjang gelombang dari cahaya LASER He-Ne yang
digunakan dalam percobaan interferometer Michelson menurut ketiga data di
atas:
3.185+2.8612+2.755
∆ λ= μm
3
J. LAMPIRAN PLAGIASI
K. LAMPIRAN PENGAMBILAN DATA