Anda di halaman 1dari 6

JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health

Volume 1, Nomor 1 Tahun 2020

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


PREEKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RUANG BERSALIN RSUD
SINGAPARNA MEDIKA CITRAUTAMA TASIKMALAYA
Qanita Wulandara1, Siti Patimah1
1
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya, Indonesia
Info Artikel Abstrak

Genesis Naskah: Preeklampsia merupakan suatu keadaan tekanan darah tinggi yang disertai dengan
Submissions: 27-10-2020 protein urine. Sepuluh juta wanita mengalami preeklamsia setiap tahun di seluruh
Revised: 18-11-2020 dunia Preeklampsia di Indonesia menjadi salah satu penyebab kematian ibu,
Accepted: 18-11-2020 walaupun etiologi pasti preeklampsia tidak diketahui, namun banyak faktor yang
diduga mempengaruhi terjadinya preeklampsia Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada
Kata Kunci: ibu bersalin di ruang bersalin RS Singaparna Medika Citrautama (SMC) Kabupaten
Ibu bersalin, Kadar Tasikmalaya seperti usia, paritas, obesitas, suplementasi kalsium dan kadar kalsium
dalam darah. Rancangan penelitian menggunakan case control study. Subyek
Kalsium, Obesitas,
penelitian adalah ibu bersalin yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu preeklamsia
Preeklampsia dan tidak preeklampsia. Analisis data bivariat menggunakan chi-square sedangkan
analisis data multivariat menggunakan regresi logistic. Hasil penelitian diperoleh
bahwa terdapat hubungan signifikan antara usia (p = 0,043), obesitas (p= 0,038)
dan kadar kalsium (p= 0,002) tehadap preeclampsia dan tidak ada hubungan antara
paritas (p= 0,438) dan riwayat kesehatan yang lalu (p=1,000). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara faktor usia,obesitas dan
kadar kalsium dalam darah dengan kejadian Preeklampsia. Penelitian ini
merekomendasikan tenaga kesehatan untuk meningkatkan promotif dan preventif
dengan penyuluhan dan sosialisasi mengenai faktor risiko kejadian preeklampsia
sehingga ibu dapat menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat.

FACTORS ASSOCIATED WITH THE INCIDENCE OF PREECLAMPSIA IN


PARTURIENT WOMEN AT LABOUR ROOM OF SINGAPARNA MEDIKA
CITRAUTAMA HOSPITAL TASIKMALAYA
Keywords: Abstract
Calcium Levels, Obesity, Preeclampsia in Indonesia is one of the causes of maternal death, although the
Parturient, Preeclampsia exact etiology of preeclampsia is unknown, there are several factors that influence
the occurrence of preeclampsia, namely age, parity, obesity, calcium
supplementation and blood calcium levels. The purpose of this study was to
determine the factors associated with the incidence of preeclampsia in parturient at
labour room of SMC Hospital, Tasikmalaya Regency. The research design used
case control study. The subjects of the study were parturient women that divided
into 2 groups, preeclampsia and non-preeclampsia. Bivariate data analysis used
chi-square, while multivariate data analysis used logistic regression. The results
showed that there was a significant relationship between age (p = 0.043), obesity
(p = 0.038) and calcium levels (p = 0.002) on preeclampsia and there was no
relationship between parity (p = 0.438) and past medical history (p = 1,000). This
study recommends health workers to improve promotive and preventive activities
by providing counseling and socialization regarding risk factors for the incidence
of preeclampsia so that mothers can have a healthy pregnancy and childbirth.
Korespondensi Penulis:
Qanita Wulandara
Jl. Cilolohan no 35 Tasikmalaya, Indonesia
Email: qanita.wulandara@dosen.poltekkestasikmalaya.ac.id
35
Wulandara/JMSWH, Volume1, Nomor 1 tahun 2020: 34-39

PENDAHULUAN Rumah Sakit Singaparna Medika


Preeklampsia di Indonesia menjadi Citrautama (SMC) merupakan salah satu
salah satu penyebab kematian ibu, Angka rumah sakit di Kabupaten Tasikmalaya, dari
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun data yang diperoleh di Ruang bersalin pada
2015 mencapai 23/1000 kelahiran hidup dan tahun 2017 didapatkan jumlah ibu bersalin
Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai kisaran dengan sectio caesaria (SC) mencapai 433
305/100.000 kelahiran hidup. Penyebab angka kasus (32%), sedangkan persalinan
kematian ibu selama tiga tahun terakhir pervaginam mencapai 917 orang (68%). Dari
menurut kemenkes RI tahun 2017 adalah ibu bersalin tersebut sebanyak 172 (13%)
sebagai akibat komplikasi kehamilan, kasus persalinan dengan Preeklampsia. Pada
persalinan atau masa nifas seperti preklampsia tahun 2018 kasus ibu bersalin Preeklampsia
(25%), perdarahan (19,3% biasanya mencapai 425 kasus (19%).
perdarahan postpartum), infeksi (15%), partus Berdasarkan uraian tersebut, maka
macet (8%), komplikasi abortus (13%) dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian
sebab lain (8%). mengenai faktor-faktor yang berhubungan
Penyebab Preeklampsia dan eklampsia dengan kejadian preeklampsia pada ibu
sampai saat ini belum diketahui secara pasti, bersalin di Ruang bersalin RS SMC
tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi Tasikmalaya.
terjadinya Preeklampsia dalam kehamilan
yaitu primigravida terutama primigravida
muda, usia > 35 tahun atau < 20 tahun, METODE
penyakit medis yang menyertai kehamilan Jenis penelitian yang digunakan dalam
seperti hipertensi kronik dan diabetes mellitus. penelitian ini adalah penelitian observasional
Menurut penelitian Utama tahun 2017, faktor analitik dengan rancangan kasus control (case
predisposisi Preeklampsia adalah nullipara, control) (Notoatmodjo, 2010).
obesitas, usia > 35 tahun, faktor genetik dan Pada penelitian ini, peneliti ingin
faktor lingkungan. Dari beberapa faktor yang melihat faktor-faktor yang berhubungan
ada faktor usia, status gravida, kenaikan berat dengan kejadian preeklampsia pada ibu
badan merupakan faktor yang dapat dikurangi bersalin di Ruang bersalin RS SMC
atau dicegah dengan diagnosis dini dan Tasikmalaya seperti usia, paritas, obesitas,
pengobatan segera. Dalam kepustakaan suplementasi kalsium dan kadar kalsium dalam
frekuensi dilaporkan berkisar antara 3– 10 % darah. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
pada primigravida frekuensi Preeklampsia bersalin di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya
lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2019 sejumlah 80 orang, yaitu 40 orang
multigravida, terutama primagravida muda, untuk kelompok kasus dan 40 orang untuk
diabetes mellitus, mola hidatidosa, kehamilan kelompok kontrol.
ganda, hidrops fetalis, usia lebih dari 35 tahun Instrumen yang digunakan dalam
dan obesitas merupakan faktor predisposisi penelitian ini adalah format isian atau kuesinor
untuk terjadinya Preeklampsia (Astuti, 2015, untuk menilai usia, paritas, obesitas, riwayat
pp. 71–79). kesehatan yang lalu dan format observasi
Dampak yang diakibatkan dari untuk menilai tekanan darah, protein urine dan
kehamilan Preeklampsia bagi ibu adalah kadar kalsium darah pada ibu bersalin. Analisis
mengalami keguguran, gagal ginjal, data bivariat menggunakan chi-square
pembengkakan paru-paru, pendarahan otak, sedangkan analisis data multivariat
pembekuan darah intravaskuler dan eklampsia. menggunakan regresi logistik.
Pada bayi Preeklampsia dapat mencegah
plasenta mendapat asupan darah yang cukup
sehingga bayi dapat kekurangan oksigen
(hypoxia) dan makanan. Komplikasi yang
sering ditemukan pada Preeklampsia-
eklampsia antara lain: BBLR, IUFD, asfiksia
neonatorum, perdarahan pasca persalinan,
kematian neonatal dini dan komplikasi lainnya
(Astuti, 2015).

Journal of Midwifery Science and Women’s Health


Volume 1, Nomor 1 Tahun 2020
36
Wulandara/JMSWH, Volume1, Nomor 1 tahun 2020: 34-39

HASIL Berdasarkan hasil seleksi kandidat


Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu diperoleh variabel yang memenuhi syarat
Bersalin di Ruang Bersalin RS SMC Tasikmalaya untuk masuk ke model multivariat adalah usia,
Variabel Frekuensi Presentase obesitas, kalsium, (p-value < 0,25).
Usia
Berisiko 16 26,7% Tabel 3. Model Akhir Faktor Risiko Preeklampsia
Tidak berisiko 44 73,3% Pada Ibu Bersalin Di Ruang Bersalin RS SMC
Paritas Tasikmalaya 2019
Berisiko 29 48,3% Variabel B Sig. OR CI 95%
Tidak berisiko 31 51,7%
Obesitas Usia 1,033 0,185 2,811 0,6-13
Ya 10 16,7% Obesitas 1,716 0,077 5,562 0,8-37,3
Tidak 50 83,3% Kalsium 1,979 0,008 7,237 1,7-31,3
Riwayat
Kesehatan
Berisiko 6 10,0% PEMBAHASAN
Tidak berisiko 54 90,0%
A. Hubungan usia dengan kejadian
Kadar kalsium
preeklampsia pada ibu bersalin di
Normal 32 53,3%
Tidak 28 46,7%
Ruang Bersalin RS SMC Tasikmalaya
Usia merupakan bagian dari status
reproduksi yang penting. Usia berkaitan
Tabel 2. Hubungan Variabel dengan Kejadian dengan peningkatan atau penurunan fungsi
Preeklampsia Pada Ibu Bersalin Di Ruang Bersalin tubuh sehingga mempengaruhi status
RS SMC Tasikmalaya 2019 kesehatan. Menurut teori yang ada
Preeklampsia
preeklampsia lebih sering didapatkan pada
P- masa awal dan akhir usia reproduktif yaitu
Variabel Total
Ya Tidak Value
usia remaja atau diatas 35 tahun.
Usia Tabel 1 menjelaskan bahwa dari
10 16
16 responden yang usianya termasuk
Beresiko 6 (37,5%) berisiko (usia kehamilan >20 tahun dan
(62,5%) (100%)
0,243 <35 tahun), 10 (62,5%) orang diantaranya
20 24 44
Tidak mengalami kejadian preeclampsia
(45,5%) (54,5%) (100%)
Paritas sedangkan 6 (37,5%) lainnya tidak
13 16 29 mengalami preeclampsia, dan dari 44
Beresiko responden yang usianya termasuk dalam
(44,8%) (55,2%) (100%)
0,438 kategori tidak berisiko, 20 (45,5%) orang
17 14 31
Tidak diantaranya mengalami kejadian
(54,8%) (45,2%) (100%)
Obesitas preeclampsia sedang 24(54,5%) orang
10 tidak mengalami preeclampsia. Adapun
Ya 8 (80%) 2 (20%) nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,043
(100%)
0,038 lebih kecil dari 0,05 yang artinya terdapat
50
Tidak 22 (44%) 28 (56%)
(100%) hubungan antara usia dengan kejadian
Riw Kes preeklampsia pada ibu bersalin. Hal ini
Beresiko 3 (50%) 3 (50%) 6 (100%)
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
1,000 oleh Langelo (2013) di RSKD Ibu dan
54
Tidak 27 (50%) 27 (50%)
(100%)
Anak Siti Fatimah Makassar yang
membuktikan bahwa usia merupakan salah
Kalsium
satu faktor risiko dominan yang
22 10 32 berhubungan dengan kejadian
Normal
(68,8%) (31,3%) (100%)
8 20 28
0,002 preeklampsia dengan OR=2,492 yang
Tidak artinya ibu hamil pada usia yang berisiko,
(28,6%) (71,4%) (100%)
berisiko 2,492 kali terkena preeklampsia
dibandingkan pada kelompok usia yang
tidak berisiko.

Journal of Midwifery Science and Women’s Health


Volume 1, Nomor 1 Tahun 2020
37
Wulandara/JMSWH, Volume1, Nomor 1 tahun 2020: 34-39

B. Hubungan paritas dengan kejadian alat kandungan yang berkurang elastis 1,


preeklampsia pada ibu bersalin di 8%. (Kurniasari, JURNAL and 2015,
Ruang Bersalin RS SMC Tasikmalaya 2015).
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
bahwa nilai p = 0,438 , yaitu >0,05 C. Hubungan obesitas dengan kejadian
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak preeklampsia pada ibu bersalin di
terdapat hubungan antara paritas dengan Ruang Bersalin RS SMC Tasikmalaya
kejadian preeklampsia pada ibu bersalin. Berdasarkan tabel 3 diatas dapat
Persalinan yang berulang akan mempunyai dilihat bahwa nilai p = 0,038 , yaitu <0,05
banyak resiko terhadap kehamilan, telah sehingga dapat disimpulkan bahwa
terbukti bahwa persalinan kedua dan terdapat hubungan antara obesitas dengan
ketiga adalah persalinan yang paling aman. kejadian preeklampsia pada ibu bersalin.
Sebaran preeklampsia terjadi pada masa Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kehamilan dikutip The New England Quedarusman yang menunjukkan bahwa
Journal of Medicine tercatat bahwa pada kelompok IMT obesitas berisiko 5 kali
kehamilan pertama resiko terjadi lebih besar untuk menderita preeklampsia
preeklampsia 3, 9%, kehamilan kedua 1, dibandingkan kelompok IMT normal
7% , dan kehamilan ketiga. Penelitian (OR=5,06 95% IK = 1,46-12,67).
Suyati (2011) dikatakan bahwa ada Penelitian yang dilakukan oleh James et
hubungan yang signifikan secara statistik al.13 menyatakan bahwa berat badan
antara paritas ibu dengan kejadian berlebihan pada wanita hamil berhubungan
preeklamsia eklamsi dengan hasil p value dengan pre-eklampsia. Pada penelitian
0,007 dan OR= 3,545. Hasil penelitian yang dilakukan Mark et al. dilaporkan
Heny Noviyanti (2010) dengan uji statistik bahwa obesitas pada kehamilan
didapat nilai p value 0,000 kurang dari berhubungan dengan peningkatan
alpha (0,05) dan OR=5,1 dengan demikian morbiditas pada ibu dan bayi (Dumais,
ada hubungan antara paritas ibu dengan Lengkong and Mewengkang, 2016).
kejadian preeklamsia dan pada Penelitian ini berbeda dengan penelitian
primigravida memiliki peluang 5,1 kali Langelo yang menunjukkan bahwa tidak
mengalami preeklamsia. Frekuensi ada hubungan obesitas dengan kejadian
preeklamsia lebih tinggi terjadi pada preeklampsia. (Quedarusman, Wantania
primigravida dari pada multigravida. Teori and Kaeng, 2013). Penelitian ini sesuai
Beer mengatakan bahwa preeklamsia dengan teori yang menyatakan bahwa
eklamsia banyak terjadi pada ibu Obesitas disebabkan oleh banyak faktor
primigravida yang terpapar villi korialis seperti faktor genetik, gangguan
untuk pertama kali karena pembentukan metabolik, dan konsumsi makanan yang
sel endotel vaskuler pada plasenta belum berlebihan, makin gemuk seseorang makin
sempurna. Berdasarkan teori immunologik banyak pula jumlah darah yang terdapat di
yang disampaikan Sudhaberata, dalam tubuh yang berarti makin berat pula
preeklamsia pada primigravida terjadi fungsi pemompaan jantung. Sehingga
dikarenakan pada kehamilan pertama dapat menyumbangkan terjadinya
terjadi pembentukan blocking antibodies preeclampsia (Nursal, Tamela and
terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu Fitrayeni, 2015, pp. 38–44). Diharapkan
menurut Angsar pada kehamilan pertama supaya ibu hamil memakan makanan yang
terjadi pembentukan Human Leucocyte sehat serta menjaga pola makan yang
Antigen Protein G (HLA) yang berperan teratur, serta melakukan diet seimbang,
penting dalam modulasi respon immune, sehingga tidak terjadi peningkatan berat
sehingga ibu menolak hadiensil konsepsi badan yang berlebihan saat kehamilan.
(plasenta) atau terjadi intoleransi ibu Petugas kesehatan sebaiknya memberikan
terhadap plasenta sehingga menyebabkan penerangan tentang manfaat istirahat dan
preeklamsia. Teori lain mengatakan tidur, ketenangan, serta pentingnya
kejadian preeklamsia makin besar pada mengatur diet rendah garam, lemak, serta
kehamilan dan persalinan yang sering, karbohidrat dan tinggi protein, guna
dimana pada multigravida keempat atau menghindari kenaikan berat badan yang
lebih terjadi perubahan pada jaringan alat- berlebihan.

Journal of Midwifery Science and Women’s Health


Volume 1, Nomor 1 Tahun 2020
38
Wulandara/JMSWH, Volume1, Nomor 1 tahun 2020: 34-39

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau mengalami kejadian preeclampsia


Body Mass Index (BMI) merupakan alat sedangkan 10 (31,3%) orang lainnya tidak
atau cara yang sederhana untuk memantau mengalami preeclampsia, dan dari 28
status gizi orang dewasa, khususnya yang responden yang kalsiumnya termasuk
berkaitan dengan kekurangan dan dalam kategori tidak normal, 8 (28,6%)
kelebihan berat badan atau obesitas. Batas orang diantaranya mengalami kejadian
ambang IMT ditentukan dengan merujuk preeclampsia sedang 20 (71,4%) orang
ketentuan FAO/WHO, Disebutkan bahwa tidak mengalami preeclampsia. Adapun
batas ambang normal IMT untuk nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,002
perempuan adalah : 18,7-23,8.dikatakan lebih kecil dari 0,05 yang artinya terdapat
overweight atau obesitas bila IMT > 25,1. hubungan antara kadar kalsium ibu
(Dien, Mulyadi and Kundre, 2014) bersalin dengan kejadian preeklampsia
pada ibu bersalin. Selama kehamilan kadar
D. Hubungan riwayat kesehatan dengan kalsium total dalam serum turun akibat
kejadian preeklampsia pada ibu dari kadar albumin yang turun selama
bersalin di Ruang Bersalin RS SMC kehamilan akan tetapi kadar kalsium yang
Tasikmalaya terionisasi tidak mengalami perubahan
Salah satu faktor predisposisi rerata kadar kalsium total darah pada
terjadinya pre-eklampsia atau eklampsia wanita. Hasil akan menurun sesuai dengan
adalah adanya riwayat hipertensi kronis, bertambahnya umur kehamilan yaitu:
atau penyakit vaskuler hipertensi trimesrter I: 9,6±0,26 mg/dL, trimester II:
sebelumnya (hipertensi esensial) serta 9,12 ± 0,28mg/dL, dan pada trimester III:
diabetes mellitus (Astuti, 2015). 8,92±0,32 mg/dL. (Christhoper S.K, 2012)
Tabel 4 menjelaskan bahwa dari 6 Nilai normal kadar kalsium adalah sebagai
responden yang riwayat kesehatannya berikut:
termasuk berisiko, 3 (50%) orang a. Kalsium total 8,9-109 mg/dL (2,2-2,5
diantaranya mengalami kejadian mmol/L),
preeclampsia sedangkan 3 (50%) lainnya b. Kalsium yang terikat protein 4,1-4,7
tidak mengalami preeclampsia, dan dari 54 mg/dL (1,0.-1,2mmol/L);
responden yang riwayat kesehatannya c. Kalsium yang terionisasi 4,5-5,6
termasuk dalam kategori tidak berisiko, 27 mg/dL (1,0-1,2 mmol/L) ;
(50%) orang diantaranya mengalami d. Kalsium kompleks 0,7-0,8 mg/dL
kejadian preeclampsia sedang 27(50%) (0,18-1,2 mmol/L).
orang tidak mengalami preeclampsia. e. Nilai untuk kalsium total dibawah 8,9
Adapun nilai p-value yang diperoleh mg/dL (2,2 mmol/L) menunjukkan
sebesar 1,000 lebih besar dari 0,05 yang hipokalsemia dan nilai diatas 10,1
artinya tidak terdapat hubungan antara mg/dL (2,5 mmol/L) menunjukkan
riwayat kesehatan dengan kejadian hiperkalsemia.
preeklampsia pada ibu bersalin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan F. Faktor-faktor yang berhubungan
penelitian yang dilakukan oleh Nursal dkk dengan kejadian preeklampsia pada ibu
tahun 2014 di RSUP Dr. M Jamil Padang bersalin di Ruang Bersalin RS SMC
yang menunjukkan bahwa tidak terdapat Tasikmalaya
hubungan yang bermakna antara riwayat Dari berbagai faktor yang
diabetes mellitus dengan kejadian berhubungan dengan kejadian
preeclampsia (Nursal, Tamela and preeklampsia secara signifikan adalah
Fitrayeni, 2015, pp. 38–44) variabel kalsium dengan nilai odd ratio
sebesar 7,237 yang artinya faktor kalsium
E. Hubungan kadar kalsium dengan mempunyai peluang sebesar 7,237 kali
kejadian preeklampsia pada ibu menyebabkan kejadian preeklampsia pada
bersalin di Ruang Bersalin RS SMC ibu bersalin di Ruang VK RS SMC
Tasikmalaya Tasikmalaya.
Tabel 5 menjelaskan bahwa dari 32 Peranan kalsium yang rendah pada ibu
responden yang kalsiumnya termasuk hamil dalam menyebabkan preeklamsia
normal, 22 (68,8%) orang diantaranya

Journal of Midwifery Science and Women’s Health


Volume 1, Nomor 1 Tahun 2020
39
Wulandara/JMSWH, Volume1, Nomor 1 tahun 2020: 34-39

dapat dijelaskan melalui beberapa beresiko meningkatkan kejadian preeklampsia


mekanisme, di antaranya bila kadar sehingga ibu dapat menjalani kehamilan dan
kalsium rendah maka akan meningkatkan persalinan yang sehat.
pengeluaran hormon paratiroid dan
selanjutnya menyebabkan peningkatan
kalsium intraseluler pada otot polos DAFTAR PUSTAKA
vaskuler. Peningkatan kalsium intraseluler Indrawati, (2010) Panduan Perawatan
pada otot polos vaskuler ini akan Kehamilan. Atma
menyebabkan peningkatan resistensi Astuti, S. F. (2015) Faktor-Faktor Yang
vaskuler dan vasokonstriksi yang akan Berhubungan Dengan Kejadian
memicu peningkatan tekanan darah. Preeklampsia Kehamilandi Wilayah Kerja
Mekanisme lain dengan cara Puskesmaspamulang Kota Tangerang
merangsang pengeluaran renin yang akan Selatan Tahun 2014-2015.
meningkatkan angiotensin II dan akan Dien, N. G., Mulyadi And Kundre, R. M.
meningkatkan tekanan darah. Kadar (2014) ‘Hubungan Indeks Massa Tubuh
kalsium yang rendah ini juga dapat (IMT) Dengan Tekanan Darah Pada
menurunkan kadar magnesium darah dan Penderita Hipertensi Di Poliklinik
selanjutnya memicu vasokonstriksi otot Hipertensi dan Nefrologi Blu Rsup Prof.
polos vaskular serta akan menurunkan efek Dr. R. D. Kandou Manado Available at:
endothelial nitric oxide synthase (eNOS), https://media.neliti.com/media/publication
suatu enzim yang tergantung kalsium s/114369-ID-hubungan-indeks-massa-
sehingga menghambat vasodilatasi tubuh-imt-dengan-t.pdf.
pembuluh darah. Hambatan vasodilatasi Dumais, C. ., Lengkong, R. A. and
ini juga disebabkan karena penurunan Mewengkang, M. E. (2016) ‘Hubungan
prostasiklin di sirkulasi. Prostasiklin obesitas pada kehamilan dengan
merupakan enzim yang tergantung kalsium preeklampsia’, e-CliniC, 4(1). doi:
dan vasodilator yang poten (Harini, 10.35790/ecl.4.1.2016.11686.
Novara and Sutrisno, 2018). Harini, I. M., Novara, T. and Sutrisno, S.
Beberapa penelitian melaporkan kadar (2018) ‘Perbedaan Kadar Kalsium Darah
kalsium darah yang lebih rendah pada pada Kehamilan Preeklamsia dengan
preeklamsia dibandingkan kelompok Kehamilan Normotensi’, Jurnal
kontrol atau normotensi. Rendahnya kadar Kedokteran Brawijaya, 30(2), p. 109. doi:
kalsium pada ibu hamil dapat disebabkan 10.21776/ub.jkb.2018.030.02.6.
oleh proses hemodilusi, sekresi urin yang Kurniasari, D., JURNAL, F. A.-H. and 2015,
meningkat, transfer mineral kalsium dari undefined (2015) ‘Hubungan Usia, Paritas
ibu ke janin yang meningkat serta intake Dan Diabetes Mellitus Pada Kehamilan
rendah kalsium pada ibu hamil. Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu
Keterbatasan pada penelitian ini antara lain Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
tidak diteliti asupan kalsium pada ibu Rumbia Kabupaten’,
sehingga tidak diketahui apakah kadar Ejurnalmalahayati.Ac.Id, 9(3), pp. 142–
kalsium yang rendah ini disebabkan oleh 150. Available at:
intake yang rendah atau sebab yang lain. http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/h
olistik/article/view/232.
Nursal, D. G. A., Tamela, P. and Fitrayeni, F.
KESIMPULAN (2015) ‘Faktor Risiko Kejadian
Berdasarkan hasil analisis yang telah Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Rsup Dr.
disajikan, maka peneliti mengambil M. Djamil Padang Tahun 2014’, Jurnal
kesimpulan bahwa Terdapat hubungan antara Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), p.
usia, obesitas, dan kadar kalsium terhadap 38. doi: 10.24893/jkma.10.1.38-44.2015.
kejadian preeklampsia pada ibu bersalin di Quedarusman, H., Wantania, J. and Kaeng, J.
ruang bersalin RS SMC Tasikmalaya. J. (2013) ‘Hubungan Indeks Massa Tubuh
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi Ibu Dan Peningkatan Berat Badan Saat
tenaga kesehatan untuk meningkatkan Kehamilan Dengan Preeklampsia’, Jurnal
promotif dan preventif dengan penyuluhan dan e-Biomedik, 1(1), pp. 305–311. doi:
sosialisasi mengenai faktor-faktor yang 10.35790/ebm.1.1.2013.4363.

Journal of Midwifery Science and Women’s Health


Volume 1, Nomor 1 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai