Anda di halaman 1dari 5

Jurnal SIKLUS Volume 07 Nomor 02 Juni 2018 p-ISSN: 2089-6778

e-ISSN: 2549-5054

HUBUNGAN PARITAS DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN


PREEKLAMPSIA DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG

Vistra Veftisia1, Yulia Nur Khayati2


Email: vistravef@gmail.com
1,2
DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
Jln. Gedongsongo Candirejo Ungaran Kab. Semarang
Telp/Fax (024) 6925406

Abstrak
Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil dan wanita bersalin merupakan masalah besar. AKI di
Indonesia tahun 2012 tercatat 305/100.000 dan AKI di Kab. Semarang tahun 2016 sejumlah
103,39/100.000 KH (15 Kasus) dengan penyebab tertinggti preeklamppsia/eklampsia sebanyak 5 kasus (1,
2
). Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Hubungan Paritas dan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian
Preeklampsia Di Wilayah Kabupaten Semarang. Penelitian menggunakan desain analitik observasional
dengan pendekatan case control. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 110 responden dengan
perbandingan 1:4 antara kasus dan kontrol, untuk kasus 22 responden dan untuk kontrol 88 responden.
Analisis bivariat menggunakan uji chi Square. Responden dalam penelitian ini primipara 59 (53.6%),
berpendidikan SMA – AKADEMI/PT 65 (59.1%), Ibu primipara memiliki resiko untuk mengalami pre
eklampsia saat hamil sebesar 0.83 kali tetapi tidak memiliki hubungan yang signifikan (p=0.702), dan ibu
berpendidikan dasar (SD-SMP) memiliki resiko untuk mengalami pre eklampsia saat hamil sebesar 4.1 kali
dan memiliki hubungan yang signifikan (p=0.004).

Kata Kunci: Paritas, Pendidikan Ibu, Preeklampsia

1. Pendahuluan rincian penyebab perdarahan 3 kasus,


Mortalitas dan morbiditas pada wanita CFR/gagal ginjal 1 kasus, hipertensi 1 kasus,
hamil dan bersalin merupakan masalah besar. cardiomiophathy post partum 1 kasus, TB
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah paru dan diare kronis 1 kasus, emboli
satu indikator untuk melihat derajat pulmonal 1 kasus, meningitis 1 kasus, asma
kesehatan perempuan. 1 kasus, community hidrocephal 1 kasus, dan
Data Survey Demografi dan Kesehatan penyebab kematian terbanyak adalah
Indonesia tahun 2012 sejumlah 305 ibu preeclampsia / eklampsia 5 kasus [2].
meninggal/100.000 kelahiran hidup dengan Preeklampsia dapat dipicu beberapa
lima penyebab kematian utama yaitu faktor antara lain umur, paritas, riwayat
perdarahan, infeksi, hipertensi dalam kehamilan yang lalu, kehamilan kembar,
kehamilan, infeksi, partus lama/macet, dan status gizi, riwayat keluarga, riwayat
abortus. Dengan tiga penyebab utama yaitu penyakit (Marmi, 2011) [4].
perdarahan (30,3%), hipertensi dalam Hasil penelitian Karima (2015), untuk
kehamilan (27,1%), dan infeksi (7,3%) dan paritas didapatkan hasil ibu primigravida
kematian ibu di Indonesia yang disebabkan memiliki peluang sebesar 1,318 kali lebih
oleh hipertensi dalam kehamilan terus besar mengalami PEB dibanding dengan ibu
meningkat setiap tahun padahal AKI multigravida nilai peluang Odd Ratio (OR)
merupakan salah satu indicator dengan Confidence Interval 95% sebesar
pembangunan kesehatan dalam RPJMN 1,318 yang artinya Hasil uji chi-square
2015-2019 dan SDGs [1]. didapatkan nilai p = 0,1. yang artinya tidak
Jumlah kasus Kematian ibu di Jawa terdapat hubungan yang signifikan antara
Tengah tahun 2015 sebanyak 619 kasus paritas dengan kejadian PEB [5].
dengan 3 penyebab kematian terbanyak yaitu Hasil penelitian Rozikhan (2007),
perdarahan 21,14%, hipertensi 26,24%, menunjukan dari hasil uji chi-square
infeksi 2,76 [3]. diperoleh bahwa tidak ada perbedaan yang
Angka Kematian Ibu di Kabupaten bermakna antara ibu hamil yang
Semarang tahun 2016 sejumlah 103,39 per pendidikannya SD/SLTP dengan terjadinya
100.000 kelahiran hidup (15 kasus) dengan

336
Jurnal SIKLUS Volume 07 Nomor 02 Juni 2018 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

preeklampsia berat (p=1,00). Dari nilai OR imunitas, sehingga ibu menolak hasil
(95% C I ) = 1,0 (0,56 - 1,79) [6]. konsepsi (plasenta) atau terjadi intoleransi
ibu terhadap plasenta sehingga terjadi
2. Metode Penelitian preeklampsia[7]. Paritas 2 sampai 3
Penelitian ini menggunakan desain merupakan paritas yang paling aman ditinjau
analitik observasional dengan pendekatan dari sudut kematian maternal (Sukaesih,
case control. Populasi dalam penelitian ini 2012) [8].
adalah seluruh ibu hamil yang berada di Paritas pertama berhubungan dengan
wilayah kabupaten Semarang. Pengambilan kuranganya pengalaman dan pengetahuan
sampel menggunakan fixed disease ibu dalam perawatan kehamilan. Paritas 2-3
sampling. Peneliti menggunakan merupakan paritas paling aman. Paritas satu
perbandingan 1 : 4 antara kasus dan control dan paritas tinggi (lebih dari tiga) merupakan
dengan kasus 22 responden kasus yang paritas beresiko terjadinya preeklampsia. Ibu
ditemukan saat berlangsungnya kurun waktu dengan paritas tinggi (lebih dari 4) sudah
penelitian dari bulan September – Desember mengalami penurunan fungsi sistem
2017 dan kontrol sebanyak 88 responden. reproduksi, selain itu biasanya ibu terlalu
sibuk mengurus rumah tangga sehingga
3. Hasil dan Pembahasan sering mengalami kelelahan dan kurang
Hasil analisis univariat dari penelitian ini memperhatikan pemenuhan gizinya [9].
didapatkan sebagian besar responden dalam Primigravida sering mengalami stress
kategori primipara 59 (53.6%), dalam menghadapi persalinan. Stress emosi
berpendidikan SMA – AKADEMI/PT 65 yang terjadi pada primigravida menyebabkan
(59.1%), dan tidak mengalami pre eklampsia peningkatan pelepasan corticotropic-
sejumlah 88 (80%). releasing hormone (CRH) oleh
hipothalamus, yang kemudian menyebabkan
Tabel 1. Uji Chi-Square Hubungan Paritas, peningkatan kortisol. Efek kortisol adalah
Pendidikan Ibu, dengan Pre Eklampsia Pada Ibu mempersiapkan tubuh untuk berespons
Hamil terhadap semua stresor dengan
Kelompok Pre Eklampsia OR P meningkatkan respons simpatis, 4 termasuk
variabel Tidak PE respons yang ditujukan untuk meningkatkan
PE (%) curah jantung dan mempertahankan tekanan
(%) darah. Pada wanita dengan
Paritas 0.83 0.702 preeklamsia/eklamsia, tidak terjadi
Multipara 40 11
penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-
Primipara (36.4) (10.0)
48 11 vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan
(43.6) (10.0) besar volume darah langsung meningkatkan
curah jantung dan tekanan darah [10].
Pendidikan 4.1 0.004 Didukung penelitian Pratiwi (2015),
Ibu 58 7 dengan hasil terdapat hubungan yang
Lanjut (SMA (52.7) (6.40) signifikan antara paritas dengan kejadian
– 30 15 preeklampsia pada ibu hamil di RSUD
AKADEMI/ (27.3) (13.6) Wonosari dengan confident interval 1,584
PT) s/d 14,245. Nilai OR didapatkan 4,750 > 1,
Dasar (SD -
yang menunjukkan bahwa ibu dengan paritas
SMP)
berisiko[11]. Dan penelitian Saraswati dan
Mardiana (2016), dengan uji chi square yang
Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu
diperoleh nilai p value= 0,009 dan nilai OR
primipara memiliki resiko untuk mengalami
2.173 yang artinya ada hubungan antara
pre eklampsia saat hamil sebesar 0.83 kali.
status gravida dengan kejadian preeklampsia
Sesuai dengan teori bahwa Kehamilan
pada ibu hamil dan responden primigravida
pertama terjadi pembentukan “Human
beresiko mempunyai resiko lebuh besar
Leucocyte Antigen Protein G ( HLA)” yang
mengalami preeklampsia dibandingkan
berperan penting dalam modulasi respon
dengan responden multigravida [12].

337
Jurnal SIKLUS Volume 07 Nomor 02 Juni 2018 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

Pada penelitian ini juga menunjukan sering mengkonsumsi bakso, mie goreng
untuk nilai probabilitas (p-value) tidak minimal 3 kali seminggu sementara porsi
memiliki hubungan yang signifikan makanan sehari-hari juga sudah meningkat
[16]
(p=0.702) dan sebagain besar ibu primipa .
tidak mengalami pre eklampsia sejumlah 48 Dalam peelitian ini juga didapatkan hasil
responden (43,6%) dan sebagian kecil ibu bahwa ibu yang berpendidikan dasar (SD-
multipara ada yang mengalami pre eklampsia SMP) sebagian besar tidak menderita
sejumlah 11 responden (10%) sehingga dapat Preeklampsia sebanyak 30 responden
dinyatakan tidak ada hubungan yang (27,3%) dan juga ibu yang berpendidikan
signifikan antara paritas dengan kejadian pre lanjut (SMA– AKADEMI/PT) ada yang
eklampsia. sebagian kecil menderita Preeklampsia
Hasil penelitian didukung juga penelitian sejumlah 7 responden (6, 4%).
Faiqoh dan Hendrati (2014), menunjukkan Didukung hasil penelitian Rozikhan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (2007), juga diperoleh bahwa dari 130
antara primigravida dengan terjadinya responden yang kelompok pendidikannya
preeklampsia (p = 0,791) [13]. SD/SLTP yang mengalami preeklampsia
Adanya beberapa faktor lain yang berat maupun yang tidak adalah sama
mempengaruhi preeklampsia yang juga masing-masing sebesar 65 (65,0%), dan juga
mempengaruhi hasil penelitian seperti yang pendidikan SLTA/PT sebanyak 70
diungkapkan teori Robson dan Jason (2012), responden, 35 (35,0%) mengalami
yang menyatakan faktor-faktor yang preeklampsia berat dan 35 (35,0%) tidak
mempengaruhi preeklampsia berupa mengalami preeklampsia sehingga dapat
pendidikan ibu, pekerjaan, pengetahuan ibu, menunjukkan tidak ada perbedaan pada
sosial ekonomi, usia ibu, dan status gizi. status pendidikan ibu hamil untuk terjadi
Selain itu penyebab pasti dari gangguan preeklampsia berat. Hasil uji chi-square
preeklampsia sendiri juga masih belum jelas diperoleh bahwa tidak ada perbedaan yang
[14]
. bermakna antara ibu hamil yang
Hasil penelitian menunjukan untuk ibu pendidikannya SD/SLTP dengan terjadinya
berpendidikan dasar (SD-SMP) memiliki preeklampsia berat (p=1,00). Dari nilai OR
resiko untuk mengalami preeklampsia saat (95% C I ) = 1,0 (0,56 - 1,79) dan
hamil sebesar 4.1 kali dan memiliki disimpulkan bahwa ibu hamil yang
hubungan yang signifikan (p=0.004). pendidikannya SD/SLTP mempunyai
Pendidikan ibu hamil sangat peluang yang sama untuk terjadi
mempengaruhi pengetahuan ibu hamil preeklampsia berat dibandingkan dengan ibu
terutama dalam pola makan dan pola makan hamil yang pendidikannya SLTA/PT (6).
ibu hamil akan mempengaruhi kejadian pre
eklampsia dalam kehamilan, Hal ini 4. Kesimpulan
didukung hasil penelitian Taslim dkk (2016), Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan hasil bahwa terdapat hubungan yang pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
bermakna antara pola makan dengan sebagiaan besar subyek penelitian dalam
terjadinya hipertensi pada ibu hamil di kategori primipara 59 (53.6%),
wilayah kerja Puskesmas Kamonji berpendidikan SMA–AKADEMI/PT 65
Kecamatan Palu Barat dengan nilai p (59.1%), dan tidak mengalami pre eklampsia
=0,012[15]. sejumlah 88 (80%). Serta Tidak ada
Hal ini sejalan dengan penelitian yang hubungan yang signifikan antara paritas
dilakukan oleh Chairiah (2012) di RSU dengan ke jadian pre eklampsia pada ibu
Tanjung Pura, 28 responden (53,3%) ibu hamil dengan nilai (p=0,702) meskipun
hamil mengalami hipertensi dimana resiko untuk mengali preeklampsia pada ibu
responden lebih banyak mengkonsumsi primipara tetap ada yaitu sebesar 0,83 kali
makan karbohidrat yang cukup tinggi seperti dibandingkan dengan ibu multipara dan Ada
mengkonsumsi jajanan seperti gorengan, hubungan yang signifikan antara ibu dengan
biskuit, keripik hampir setiap hari di pendidikan dasar (SD-SMP) dengan
konsumsi, dan ditemukan juga ibu yang kejadian preeklampsia pada ibu hamil

338
Jurnal SIKLUS Volume 07 Nomor 02 Juni 2018 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

dengan nilai (p=0,004) dan ibu hamil dengan [12] Saraswati, Mardiana. 2016. Faktor
berpendidikan dasar (SD-SMP) memiliki Risiko Yang Berhubungan Dengan
resiko untuk terjadi preeklampsia saat hamil Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil
sebesar 4.1 kali dibandingkan ibu dengan (Studi Kasus Di Rsud Kabupaten
berpendidikan lanjut.(SMA - Brebes Tahun 2014), 2016. Unnes
AKADEMI/PT). journal of public health. Ujph. Vol. 5.
No.2. ISSN 2252-6781.
5. Daftar Pustaka [13] Faiqoh E, Hendrati LY. 2014.
[1] Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Hubungan Karakteristik Ibu, Anc Dan
Indonesia 2015. Jakarta. Kepatuhan Perawatan Ibu Hamil
[2] Dinkes Kabupaten Semarang, 2016. Dengan Terjadinya Preeklampsia,
Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 2014. Jurnal Berkala Epidemiologi.
2015, Kab. Semarang. Vol. 2. No. 2 Mei. Pp.: 216–226
[3] Dinkes Jateng. 2016. Profil Kesehatan [14] Robson SE, J Waugh. 2012. Patologi
Jawa Tengah 2015. Semarang. pada Kehamilan Manajemen &
[4] Marmi,. 2011. Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan (Medical
Patologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Disorders in Pregnancy: A Manual for
[5] Karima NM, Machmud R, Yusrawati. Midwives). Jakarta: ECG.
2015. Hubungan Faktor Risiko dengan [15] Taslim, Kundre, Masi. 2016. Hubungan
Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Pola Makan Dan Stres Dengan
Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kejadian Hipertensi Grade 1 Dan 2
Kesehatan Andalas.. Vol. 4. No. 2. Pp. Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
556-561. Puskesmas Kamonji Kecamatan Palu
[6] Rozikhan, Faktor-Faktor Terjadinya Barat. E-Journal Keperawatan (ekp).
Preeklampsia Berat (Tesis),. Semarang Vol. 4 No.1.
: Universitas Diponegoro ; Tersedia di : [16] Chairiah. 2012. Pengaruh Pola Makan
http://eprints.undip.ac.id/18342/1/ROZI Dan Status Gizi Terhadap Kejadian
KHAN. pdf., 2007. Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Rsu
[7] Manuaba, 2007. Ilmu Kebidanan Tanjung Pura Kabupaten Langkat,
Penyakit Kandungan dan KB Untuk [Tesis]. Universitas Sumatera Utara:
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Medan.
[8] Sukaesih S. 2012. Faktor-faktor Yang http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu 34 56789/37235/4/Chapter%20I.pdf
Hamil Mengenai Tanda Bahaya Dalam
Kehamilan di Puskesmas Tegal Selatan
Kota Tegal. Skripsi, Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
[9] Henderson C. 2006. Jones K. Buku
Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC.
[10] Windaryani Y, Sunarti D, Alfrida M.
2013. Hubungan Antara Primigravida /
Multigravida Dengan Angka Kejadian
Preeklamsia / Eklamsia Di RSKDIA Siti
Fatimah Makassar. Volume 1 Nomor 6
. ISSN : 2302-1721. Pp 1-6.
[11] Pratiwi I, Wantonoro, Hubungan
Paritas dengan Kejadian Preeklampsia
pada Ibu Hamil di RSUD
WONOSARI. Skripsi thesis,
2015. STIKES
'AisyiyahYogyakarta.http://digilib.unis
ayogya.ac.id/.pdf.

339
Jurnal SIKLUS Volume 07 Nomor 02 Juni 2018 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

340

Anda mungkin juga menyukai