Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sri Ngabekti, M.S.
Disusun oleh:
Ifti Rahmatika (4401418046)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
A. Judul Praktikum
Menghitung Densitas dan Frekuensi Hewan
B. Tujuan Praktikum
Menghitung densitas dan frekuensi populasi hewan cacing tanah
C. Landasan Teori
Populasi menurut Krebs (1987) diartikan sebagai sekelompok
makhluk hidup yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada
waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi
setempat, kelompok-kelompok yang saling membuahi, satuan kolektif terkecil
populasi hwan atau tumbuhan. Populasi memiliki dua karakteristik dasar yaitu
karakteristik biologis dan karakteristik statistik. Salah satu cakupan
karakteristik statistik ialah kelimpahan dan kerapatan populasi. Kelimpahan
populasi merupakan tunggi rendahnya jumalh individu dalam populasi yang
menunjukkan besar kecilnya ukuran populasi. Sedangkan kerapatan populasi
merupakan rata-rata jumlah individu per satuan luas area atau per satuan
medium atau per satuan berat medium tempat hidup. (Sri Ngabekti, 2019).
Keterangan:
K = kepadatan
KR = kepadatan relative
Cacing tanah merupakan kelmpok hewan invertebrata dari filum
Annelida, kelas Oligochaeta. Secara ekologi cacing tanah terbagi menjadi 3
kelompok yaitu epigeik, endogeik dan aneciqueik. Ketiga kelompok tersebut
memiliki kontribusi yang bervariasi terhadap kesuburan tanah. Cacing epigeik
dapat ditemukan pada kedalaman tanah 0-10 cm. Tipe cacing ini
berperan sebagai penghancur seresah, dalam masa penelitian lapangan
cacing tanah ini sering di temukan pada seresah sisa sisa daun yang
mulai membusuk. Pada tipe ekologi anesik cacing tanah tipe ini berperan
memindahkan serasah dari lapisan serasah dan membawanya ke tempat yang
berbeda misalnya tanah lapisan bawah. Cacing endogeik ukuran tubuh lebih
besar dan peranannya penting dalam penyuburan solum tanah, karena
pergerakannya cepat sehingga aktif membuat lubang di tanah. (Hurriatun et
al. 2020)
Keberadaan cacing tanah dapat dijadikan bioindikator
produktivitas keberlangsungan fungsi tanah. Cacing tanah adalah fauna
tanah yang berperan besar dalam perbaikan kesuburan tanah dengan
menghancurkan secara fisik bahan organik menjadi humus, menggabungkan
bahan pembusuk lapisan tanah bagian atas, membentuk kemantapan agregat
antara bahan organik dan bahan mineral tanah. (Hurriatun et al. 2020)
Keanekaragaman cacing tanah dapat digunakan untuk monitoring
sistem pertanian yang berbeda-beda, serta untuk mengevaluasi tanah yang
terkontaminasi residu pestisida, pengolahan tanah, pemadatan dan bahan
organic. . Populasi cacing tanah sangat bergantung pada faktor fisik-kimia
tanah dan sumber makanan (Husamah et al. 2017)
E. Cara Kerja
1. Mengambil sampel tanah ukuran 30 x 30 cm3 di habitat cacing tanah
dengan pengeruk tanah kemudian memasukkannya ke dalam suatu
wadah.
2. Memisahkan cacing dari tanah dengan hand sorted (sortir tangan).
3. Mengumpulkan cacing pada wadah dan menghitung jumlahnya.
Melakukan sampling dengan 5x ulangan, dan melakukan dengan cara
yang sama. Jika sudah selesai menghitung, mengembalikan cacing
tanah ke habitat semula.
4. Menyajikan data dalam tabel yang efektif dan mudah dibaca, llihat
contoh.
5. Mengamati warna fisik tanah, dan jika ada soiltester, ukur suhu dan
pH tanah.
6. Memvideo dan memfoto kegiatan eksplorasi sebagai bukti kegiatan
yang telah dilakukan.
Hasil eksplorasi kerapatan cacing tanah
Lokasi :
Tanggal eksplorasi :
Kondisi cuaca :
Jumlah
Sampling Foto Hasil Dan Lokasi
Cacing Warna Tanah
Ke Sampling
Tanah
1.
2.
3.
4.
5.
7. Menghitung kerapatan cacing tanah per meter3.
8. Menyusun laporan secara lengkap untuk dikonsultasikan dengan
asisten, setelah diacc, mengunggah ke ELENA.
F. Data Pengamatan
Hasil eksplorasi kerapatan cacing tanah
Lokasi : Pekarangan
Tanggal eksplorasi : 23 Maret 2021
Kondisi cuaca : Mendung
Jumlah Tekstur
Sampling Warna Foto Hasil Dan Lokasi
Cacing Tanah
Ke Tanah Sampling
Tanah
1. 4 Hitam Kering
kecoklatan
2. 3 Hitam Kering
kecoklatan
3. 3 Coklat Kering
kemerahan
4. 8 Coklat Lembap
kemerahan
5. 11 Coklat Lembap
kehitaman
G. Analisis Data
a. Densitas Cacing Tanah
Jumlah Luas Area
No. Sampel Densitas (N= )
Cacing (n) Ploting (L)
1. 1 4 0,027 m3 N=
2. 2 3 0,027 m3 N=
3. 3 3 0,027 m3 N=
4. 4 8 0,027 m3 N=
5. 5 11 0,027 m3 N=
F= =
F = Frekuensi kehadiran
N = Jumlah sampel
H. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menghitung densitas atau kerapatan
cacing tanah serta frekuensi kehadirannya. Densitas cacing tanah diperoleh
dengan membagi jumlah cacing dengan volume sampel tanah yaitu 0,027 m3.
Setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh hasil pada sampel tanah plot
pertama hingga kelima adalah 148,15; 111,11; 111,11; 296,30; 407,41
individu/m3.
Berdasarkan hasil olah data tersebut densitas tertinggi terdapat pada
plot kelima dan densitas terendah terdapat pada plot kedua dan ketiga.
Berkaitan dengan hal tersebut perlu diketahui bahwa kondisi tanah pada plot
kelima dalam keaadaan lembap berbeda dengan plot kedua dan ketiga yang
cenderung kering. Hal ini tentu saja mempengaruhi kerapatan cacing. Secara
alamiah cacing akan bergerak ke tempat yang lebih basah dan diam jika
terjadi kekeringan tanah.
I. Kesimpulan
Densitas kelima plot tanah berturut turut adalah 148,15; 111,11;
111,11; 296,30; 407,41 individu/m3. Densitas tertinggi terdapat pada plot
kelima dan densitas terendah terdapat pada plot kedua dan ketiga. Beberapa
hal yang mempengaruhi densitas misanya kelembapan tanha, kadar bahna
organik tanah, pH tanah, suhu, dan lain sebagianya. Frekuensi kehadiran
cacing tanah pada praktikum kali ini sama dengan 1.
Daftar Pustaka