Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

MENGHITUNG DENSITAS DAN FREKUENSI POPULASI


HEWAN
17 Maret 2021

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sri Ngabekti, M.S.

Disusun oleh:
Ifti Rahmatika (4401418046)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
A. Judul Praktikum
Menghitung Densitas dan Frekuensi Hewan

B. Tujuan Praktikum
Menghitung densitas dan frekuensi populasi hewan cacing tanah

C. Landasan Teori
Populasi menurut Krebs (1987) diartikan sebagai sekelompok
makhluk hidup yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada
waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi
setempat, kelompok-kelompok yang saling membuahi, satuan kolektif terkecil
populasi hwan atau tumbuhan. Populasi memiliki dua karakteristik dasar yaitu
karakteristik biologis dan karakteristik statistik. Salah satu cakupan
karakteristik statistik ialah kelimpahan dan kerapatan populasi. Kelimpahan
populasi merupakan tunggi rendahnya jumalh individu dalam populasi yang
menunjukkan besar kecilnya ukuran populasi. Sedangkan kerapatan populasi
merupakan rata-rata jumlah individu per satuan luas area atau per satuan
medium atau per satuan berat medium tempat hidup. (Sri Ngabekti, 2019).

Rumus kerapatan populasi atau kepadatan populasi dapat ditulis


sebagai berikut (Suin, 2012):

Sedangkan rumus kepadatan relative adalah sebagai berikut:

Keterangan:

K = kepadatan

KR = kepadatan relative
Cacing tanah merupakan kelmpok hewan invertebrata dari filum
Annelida, kelas Oligochaeta. Secara ekologi cacing tanah terbagi menjadi 3
kelompok yaitu epigeik, endogeik dan aneciqueik. Ketiga kelompok tersebut
memiliki kontribusi yang bervariasi terhadap kesuburan tanah. Cacing epigeik
dapat ditemukan pada kedalaman tanah 0-10 cm. Tipe cacing ini
berperan sebagai penghancur seresah, dalam masa penelitian lapangan
cacing tanah ini sering di temukan pada seresah sisa sisa daun yang
mulai membusuk. Pada tipe ekologi anesik cacing tanah tipe ini berperan
memindahkan serasah dari lapisan serasah dan membawanya ke tempat yang
berbeda misalnya tanah lapisan bawah. Cacing endogeik ukuran tubuh lebih
besar dan peranannya penting dalam penyuburan solum tanah, karena
pergerakannya cepat sehingga aktif membuat lubang di tanah. (Hurriatun et
al. 2020)
Keberadaan cacing tanah dapat dijadikan bioindikator
produktivitas keberlangsungan fungsi tanah. Cacing tanah adalah fauna
tanah yang berperan besar dalam perbaikan kesuburan tanah dengan
menghancurkan secara fisik bahan organik menjadi humus, menggabungkan
bahan pembusuk lapisan tanah bagian atas, membentuk kemantapan agregat
antara bahan organik dan bahan mineral tanah. (Hurriatun et al. 2020)
Keanekaragaman cacing tanah dapat digunakan untuk monitoring
sistem pertanian yang berbeda-beda, serta untuk mengevaluasi tanah yang
terkontaminasi residu pestisida, pengolahan tanah, pemadatan dan bahan
organic. . Populasi cacing tanah sangat bergantung pada faktor fisik-kimia
tanah dan sumber makanan (Husamah et al. 2017)

D. Alat dan Bahan


Alat:
1. Pengeruk tanah
2. Mistar
3. Kantong plastic
Bahan:
1. Tanah kebun yang gembur
2. Alkohol 70%

E. Cara Kerja
1. Mengambil sampel tanah ukuran 30 x 30 cm3 di habitat cacing tanah
dengan pengeruk tanah kemudian memasukkannya ke dalam suatu
wadah.
2. Memisahkan cacing dari tanah dengan hand sorted (sortir tangan).
3. Mengumpulkan cacing pada wadah dan menghitung jumlahnya.
Melakukan sampling dengan 5x ulangan, dan melakukan dengan cara
yang sama. Jika sudah selesai menghitung, mengembalikan cacing
tanah ke habitat semula.
4. Menyajikan data dalam tabel yang efektif dan mudah dibaca, llihat
contoh.
5. Mengamati warna fisik tanah, dan jika ada soiltester, ukur suhu dan
pH tanah.
6. Memvideo dan memfoto kegiatan eksplorasi sebagai bukti kegiatan
yang telah dilakukan.
Hasil eksplorasi kerapatan cacing tanah
Lokasi :
Tanggal eksplorasi :
Kondisi cuaca :
Jumlah
Sampling Foto Hasil Dan Lokasi
Cacing Warna Tanah
Ke Sampling
Tanah
1.
2.
3.
4.
5.
7. Menghitung kerapatan cacing tanah per meter3.
8. Menyusun laporan secara lengkap untuk dikonsultasikan dengan
asisten, setelah diacc, mengunggah ke ELENA.

F. Data Pengamatan
Hasil eksplorasi kerapatan cacing tanah
Lokasi : Pekarangan
Tanggal eksplorasi : 23 Maret 2021
Kondisi cuaca : Mendung
Jumlah Tekstur
Sampling Warna Foto Hasil Dan Lokasi
Cacing Tanah
Ke Tanah Sampling
Tanah
1. 4 Hitam Kering
kecoklatan
2. 3 Hitam Kering
kecoklatan

3. 3 Coklat Kering
kemerahan

4. 8 Coklat Lembap
kemerahan
5. 11 Coklat Lembap
kehitaman

G. Analisis Data
a. Densitas Cacing Tanah
Jumlah Luas Area
No. Sampel Densitas (N= )
Cacing (n) Ploting (L)

1. 1 4 0,027 m3 N=

2. 2 3 0,027 m3 N=

3. 3 3 0,027 m3 N=

4. 4 8 0,027 m3 N=
5. 5 11 0,027 m3 N=

b. Frekuensi Kehadiran Cacing Tanah

F= =

F = Frekuensi kehadiran

n = Sampel yang terdapat cacing tanah

N = Jumlah sampel

H. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menghitung densitas atau kerapatan
cacing tanah serta frekuensi kehadirannya. Densitas cacing tanah diperoleh
dengan membagi jumlah cacing dengan volume sampel tanah yaitu 0,027 m3.
Setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh hasil pada sampel tanah plot
pertama hingga kelima adalah 148,15; 111,11; 111,11; 296,30; 407,41
individu/m3.
Berdasarkan hasil olah data tersebut densitas tertinggi terdapat pada
plot kelima dan densitas terendah terdapat pada plot kedua dan ketiga.
Berkaitan dengan hal tersebut perlu diketahui bahwa kondisi tanah pada plot
kelima dalam keaadaan lembap berbeda dengan plot kedua dan ketiga yang
cenderung kering. Hal ini tentu saja mempengaruhi kerapatan cacing. Secara
alamiah cacing akan bergerak ke tempat yang lebih basah dan diam jika
terjadi kekeringan tanah.

Hal lain yang mempengaruhi kepadatan cacing yaitu kandungan


bahan organik pada tanah. Bahan organik tanah merupakan sisa-sisa
tumbuhan, hewan organisme tanah, baik yan telah terdekomposisi maupun
yang sedang terdekomposisi (Hidayatul, 2014). Tanah plot kelima yang
dipakai untuk melakukan praktikum ini berada di lokasi yang banyak
ditumbuhi tanaman dan banyak sisa-sisa daun diatasnya. Sedangkan pada plot
kedua dan ketiga sampel tanah yang dipakai berada pada lokasi yang dekat
dengan tempat pembuangan limbah sabun sehingga bisa saja tanah tersebut
telah tercemar oleh bahan kimia, sedangkan plot kelima semakin subur karena
memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi. Kadar bahan organik
juga berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah karena tanah yang memiliki
kadar bahan organik tinggi memiliki pori-pori yang jauh lebih banyak
sehingga bidang penyerapan menjadi lebih banyak pula. Artinya, semakin
tinggi kadar bahan organik makin tinggi pula ketersediaan air tanahnya yang
menyebabkan sampel kelima lebih banyak terdapat cacing tanah.Ada banyak
faktor lain yang juga berpengaruh terhadap densitas cacing tanah sperti pH
tanah, iklim, intensitas cahaya dan lain-lain.

Sebagaimana yang telah disebutkan di awal, terdapat 3 jenis cacing,


yaitu epigeik, endogeik dan aneciqueik. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan, cacing yang banyak kami temukan adalah jenis cacing apigeik dan
beberapa jenis cacing endogeik, yaitu paling banyak ditemukan pada kedalam
0-15 dan sebagian kecil ditemukan pada kedalaman lebih dari 15 cm dengan
ukuran yang relatif kecil-kecil.

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui pula frekuensi


kehadiran cacing tanah dengan membagi jumlah lubang atu plot yang terdapat
cacing tanah dengan keseluruhan jumlah pot sehingga diperoleh hasil
frekuensinya yaitu 1.

I. Kesimpulan
Densitas kelima plot tanah berturut turut adalah 148,15; 111,11;
111,11; 296,30; 407,41 individu/m3. Densitas tertinggi terdapat pada plot
kelima dan densitas terendah terdapat pada plot kedua dan ketiga. Beberapa
hal yang mempengaruhi densitas misanya kelembapan tanha, kadar bahna
organik tanah, pH tanah, suhu, dan lain sebagianya. Frekuensi kehadiran
cacing tanah pada praktikum kali ini sama dengan 1.
Daftar Pustaka

Hurriatun Nisa, Hari Santoso , Saimul Laili. (2020). Keanekaragaman dan


Kepadatan Populasi Cacing Tanah di Perkebunan Jeruk Organik
Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Biosaintropis, 6, 40-45.

Husamah, R. Abdulkadir, H.M. Atok. (2017). Ekologi Hewan Tanah (Teori


dan Praktik) Malang: UMM Press.

Luthfiyah, H. (2014). KeaneKaragaman dan Kepadatan Cacing Tanah di


Perkebunan teh PTPN XII Bantaran Blitar. pp. 1-9.

Ngabekti, S. (2019). Ekologi dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar


(JAS). Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Suin, N. M. (2012). Ekologi Hewan tanah. Bandung: Bumi Aksara.


Lampiran

Persiapan alat Pengukuran

Penggalian tanah Penggalian plot

Penyortiran dan penghitungan cacing

Anda mungkin juga menyukai