Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK NERS KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR

Disusun Oleh :

Nur Fitria Rahmah Ramdaniati

NIM. SN191115

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR

A. Definisi Bayi Baru Lahir


Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang
maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama
kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan
yang amat manakjubkan (Dewi dan Lia, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42
minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram (Karyuni, 2008).

B. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir


Segera setelah bayi baru lahir, BBL harus diadaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang
dialmi oleh bayi baru lahir yang semula berada dalam lingkungan interna ke
lingkungan eksterna yang dingin dimana segala kebutuhannya memerlukan orang
lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Periode adaptasi terhadap kehidupan diluar rahim disebut periode transisi.
Periode ini berlangsung selama 1 buan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa
system tubuh. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada system pernapasan
dan sirkulasi, system termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa(Rahayu dan Dedeh2009).

C. Adaptasi Pernapasan
Perubahan sistem ini diawali dari perkembangan organ paru itu sendiri
dengan perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang terbentuk
dalam proses kehamailan sehingga dapat menentukan proses kematangan dalam
sistem pernafasan. Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam proses
pernafasan yang dapt dipengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan
dan rangsangan fisik (lingkungan) yang merangsang pusat pernafasan medula
oblongata di otak. Selain itu juga jadi tekanan rongga dada karena kompresi atau
paru selama persalinan, sehingga merangsang masuknya udara ke dalam paru.
Surfaktan mengeluarkan cairan dalam paru dan menstabilkan didinding alveolus
untuk mencegah kolaps (Betz & Sowden, 2010).

D. Adaptasi Kardiovaskuler
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru
lahir yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran o2 keseluruh
jaringan tubuh, maka di dapat perubahan yaitu penutupan foramen ovale pada
atrium jantung dan penutupan duktus arteiosis antara arteri dan aorta. Perubahan
ini terjadi akbat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah mengubah
tenaga dengan cara mengikatkan atau mengurani resistensi, perubahan tekanan
sistem pembuluh darah dapat terjadi saat tali pusat dipotong.
Resistensinya akan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun
karena suplai darah ke atrium kanan berkurang yang dapat menyebabkan volume
dan juga tekanan atrium kanan juga menurun. Perubahan lain adalah menutupnya
vena umbilikus dan duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup
secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat diklem dan penutupan
jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan (Betz & Sowden, 2010).

E. Perubahan termoregulasi dan metabolik


Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi
pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan
keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas. Bayi bersifat homeothemic
yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan internal dalam rentang yang
pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang berlebihan merupakan kejadian
yang membahayakan. Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan
meningkatkan aktifitas metabolisme otak, jantung dan liver. Brown fat terletak
pada antara kedua scapula dan axila, serta didalam pintu masuk dada, sekitar
ginjal dan vertebra. Lemak tersebut mengandung banyak pembuluh darah dan
saraf daripada lemak biasa(Alimul Aziz, 2008).
F. Adaptasi Neuorologis
Sistem persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi
belum terintegrasi secara sempurna. Pertumbuhan otak setalah lahir mengikuti
pola pertumbuhan cepat, yang dapat diprediksi selama periode bayi sampai awal
masa kanak-kanak. Pada akhir tahun pertama, pertumbuhan serebrum yang di
mulai pada usia kehamilan sekitar 30 minggu. Hal inilah yang mungkin jadi
penyebab kenapa otak rentan terhadap trauma nutrisi dan trauma lain selama masa
bayi. Fungsi tubuh dan respon yang diberikan sebagian besar dilakukan oleh pusat
yang lebih rendah dari otak dan reflek dalam medula spinalis.
Adaptasi gastrointestinal proses menghisap dan menelan sebelum lahir
sudah dimulai, reflek gumoh dan batuk sudah terbentuk saat bayi lahir.
Kemampuan menelan dan mencrna makanan masih belum sempurna yang dapat
menyababkan gumoh dan kapasitasnya terbatas kurang lebih 30 minggu, berakhir.
Hal ini ang mungkin jadi penyebab mengapa otak rentan terhadap trauma nutrisi
dan trauma lain selama masa bayi. Fungsi tubuh dan respon yang diberikan
sebagian besar dilakukan leh pusat yang lebih rendah dari otak dan reflek dari
medula spinalis(Maryuami, 2010).

G. Adaptasi gastrointestinal
Bayi aterm sudah bisa menelan, mencerna dan mengolah serta menyerap
protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak sederhana. Bayi yang
hidrasinya baik, mukosa mulutnya basah, merah muda. Setelah lahir ada sedikit
mucus yang tersisa dimulut bayi(Rukiyah, 2010).

H. Adaptasi sistem imun


Perkembangan sistem imunitas pada bayi juga mengalami proses
penyesuaian dengan perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saluran
nafas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus serta perlindungan kimia
oleh lingkungan asam lambung. Perkembangan - perkembangan alami oleh sel -
sel darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan melalui pemberian kolostrum
sehingga akan terjadi kekebalan sesuai perkembangan usia (jone ball, 2009).

I. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir


Bayi yang baru lahir sebenarnya tidak memerlukan banyak macam
makanan yang bernutrisi untuk bayi karena sebenarnya sudah tersedia di dalam air
susu ibu. ASI memang dirancang untuk melengkapi kebutuhan nutrisi bayi,
terutama bayi yang baru lahir, dimana kandungan gizi di dalam ASI sarat dan
sesuai dengan kebutuhan tumbuh dan kembang bayi. Dalam ASI sendiri terdapat
vitamin dan mineral yang di butuhkan dan dengan porsi yang juga disesuaikan
dengan usia sang bayi dan semuanya tersedia secara otomatis.
ASI pada khususnya saat usia bayi 3-5 hari mengandung kolostrum yang
mengandung antibodi dan nutrisi lainnya yang di butuhkan oleh bayi kolostrum
sangat bagus bagi bayi (Handerson2007).WHO merekomendasikan pemberian
ASI secara eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama dan
rekomendasi serupa jaga didukung oleh American Academi of pedriatrics (AAP)
Asi eksklusif adalah pemberian asi tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berumur 0-6 bulan (M.Sholeh Kasim, 2012).

J. Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir


Rahayu dan Dedeh2009, menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada bayi baru
lahir sebagai berikut :
1. Pengkajian Bayi Baru Lahir
a. Penampilan umum
1) BB 2500-4000 gram, akan berkurang 3-5 hari, tetapi tidak boleh > 10
%, biasanya akan naik kembali setelah hari ke 8-12.
2) PB 46-56 cm.
3) Suhu 36,5-37,5 0C.
b. Kepala
1) Ukur : lingkar kepala
2) Periksa adanya caput atau cepal hematom, molding, fontanel anterior
dan posterior.
3) Periksa bentuk telinga.
4) Simetris tidaknya wajah.
5) Periksa mata : bentuk, letak, ukuran, pupil, reflek cahaya, adanya
perdarahan.
6) Periksa mulut : bibir, palatum, lidah, gigi.
7) Periksa hidung : septum, simetris atau tidak.
8) Periksa leher : Ukuran simetris/tidak, Gerakan baik/kurang baik,
Pergerakan otot.
c. Kulit
1) Vernix caseosa
2) Lanugo terutama diwajah, bahu (lebih banyak pada premature)
3) Warna kulit (biasanya bayi akan mengalami akrosianosis, lalu badan
akan semakin merah jika bayi menangis), adanya bintik-bintik,
deskuamasi, kering.
4) Pembesaran payudara.
5) Bercak meconium pada kulit, tali pusat, kuku jari.
6) Cairan amnion, bau.
7) Cari adanya jaundice dengan menekan kulit, maka warna kuning akan
lebih jelas.
d. Dada
1) Diameter anteroposteriorhampir sama dengan diameter transversa
(diameter diukur sedikit diatas putting), lebih pendek daripada
abdomen.
2) Pembesaran payudara, witch’s milk.
3) Palpasi/auskultasi PMI, frekuensi, kualitas HR (120-160 x/menit) dan
murmur.
4) Karakteristik respirasi, cracles, ronchi, suara nafas tiap-tiap sisi dada,
frekuensi 30-60 x/menit (dada dan perut bergerak bersama, hitung 1
menit penuh), periode apnea.
e. Abdomen
1) Bentuk : simetris/tidak
2) Bising usus : ada/ tidak
3) Kelainan : cekung/cembung
4) Tali Pusat, pembuluh darah, perdarahan, kelainan tali pusat.
f. Neurologis
1) Tonus otot.
2) Reflek : moro reflek, tonik neck reflek, palmar graps reflek, walking
reflek, rooting reflek, sucking reflek. 
g. Kelamin
1) Bayi perempuan , labia mayora/minora, sekresi vaginal, kelainan,
Anus.
2) Bayi laki-laki, scrotum, testis, penis, kelainan.
h. Punggung
Adanya benjolan atau defek yang lain ( bayi harus ditengkurapkan )
i. Ektremitas
1) Kelengkapan jari, adanya sindaktili dan polidaktili.
2) Bentuk ekstremitas, bandingkan panjang kedua kaki, tinggi lutut, dan
gerakannya dengan menekuk kedua paha kekanan kiri abdomen.
Penilaian APGAR Score
APGAR Pemeriksaa 0 1 2
n
Appearance/w Inspeksi Biru/pucat Badan Semua
arna kulit seluruh merah, merah
tubuh ekstremita
s biru
Pulse/denyut Auskultasi Tidak < 100 > 100
jantung jantung terdengar x/menit x/menit
Grimace/ Menghisap Tidak ada Menyerin Menangis
reflek iritabily atau respon gai keras
rangsang lain
Activity/ Inspeksi Lemah Fleksi Gerak
tonus otot ekstremita aktif
s
Respiration/pe Inspeksi Tidak ada Menangis Gerakan
rnafasan gerakan lemah pernafasan
pernafasan atau kuat/
merintih menangis
kuat

Total score : 0-3 : asfiksia berat


4-6  : asfiksia sedang
7.10 : asfiksia ringan

K. Diagnosa Keperawatan
Menurut Herdman (2018), Johnson (2013), Bulecheck (2013)
1. Diskontinuitas pemberian ASI b.d perpisahan ibu – bayi (00105)
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Pemberian Makan Melalui Botol Pemberian Makan Dengan Botol
: Bayi (1016) (1052)
- (101602) reflek menghisap dari 1. Monitor reflek menghisap selama
skala 1 (tidak adekuat) menjadi menyusu
skala 3 (cukup adekuat) 2. Hangatkan susu formula sesuai
- (101608) menyusu perhari dari dengan suhu ruangan sebelum
skala 1 (tidak adekuat) menjadi diberikan pada bayi
skala 3 (cukup adekuat) 3. Monitor intake cairan
- (101605) terdengar menelan Perawatan Bayi : Baru Lahir
dari skala 1 (tidak adekuat) (6824)
menjadi skala 3 (cukup adekuat) 4. Monitor suhu bayi baru lahir

2. Risiko hipotermi dengan faktor risiko neonates : penundaan menyusui ASI


(00253)
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Termoregulasi : Baru Lahir Pengaturan Suhu (3900)
(0801)
- (080116) suhu tidak stabil dari 1. Monitor suhu dan warna kulit
skala 1 (berat) menjadi skala 2. Selimuti bayi untuk mencegah
skala 3 (sedang) kehilangan panas
- (080118) hipotermi dari skala 1 3. Tempatkan bayi baru lahir di
(berat) menjadi skala 3 (sedang) tempat penghangat
- (080105) perubahan warna kulit 4. Berikan topi stockinette untuk
dari skala 1 (berat) menjadi skala mencegah kehilangan panas pada
3 (sedang) bayi baru lahir

3. Risiko infeksi dengan faktor risiko gangguan integritas kulit (00004)


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keparahan Infeksi : Baru Lahir Kontrol Infeksi (6540)
(0908)
- (090801) ketidakstabilan suhu dari 1. Monitor tanda – tanda infeksi
skala 1 (berat) menjadi skala 3 pada tali pusat
(sedang) 2. Balut tali pusat dengan kasa
- (090802) hipotermia dari skala 1 kering
(berat) menjadi skala sedang (3) 3. Cuci tangan sebelum dan
- (090809) wajah pucat dari skala 1 sesudah merawat bayi
(berat) menjadi skala 3(sedang) Monitor Tanda – tanda Vital
(6680)
4. Monitor suhu tubuh

L. Evaluasi
Evaluasi respon klien terhadap asuhan yang diberikan dan pencapaian
hasil yang diharapkan adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Fase
evaluasi perlu untuk menentukan seberapa baik rencana asuhan keperawatan
tersebut berjalandan bagaimana secara proses yang terus menerus. Revisi
rencana keperawatan adalah komponen penting dari fase evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Betz & Sowden. 2010. Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.
Bulecheck, et all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition.
Elsevier Mosby.

Dewi, Vivian LN 2010. Asuhan neonatus bayi dan anak balita.   Salemba Medika
JNPK-KR, 2008. Jakarta

Herdman, T. Heather. (2018). Nanda International Nursing Diagnoses. Jakarta :


EGC.

Johnson, M., et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC)Fifth Edition.


Elsevier Mosby, St. Louis Missouri.

Karyuni, dkk. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan
untuk Dokter, Perawat & Bidan. ECG. Jakarta

Rahayu, Dedeh S. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan neonatus. Salemba


Medika. Jakarta

Hidayat, A.Aziz Alimul.2008.Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.


Jakarta : Trans info medika.

Rukiyah, AI yeyn&lia yulianti. 2010. Asuhan neonatus,bayi & anak balita,


Jakarta: Trans info medika.

Anda mungkin juga menyukai