Anda di halaman 1dari 26

Tugas Peledakan

Nama Kelompok:
1. Anggraini Wahyu Saputri 1610813120002
2. Muhammad Fikri 1610813110004
3. Adnan Chilit Prasetyo 1610813310001
4. M. Arif Satrio Agung 1610813210011

1. Tujuan dari pekerjaan Pemboran dan Peledakan


Peledakan, bertujuan untuk mempercepat proses penggalian atau pemberaian
bahan galian terutama bahan galian yang cukup keras yang tidak dapat di gali oleh
alat mekanis. Pemboran, pada umumnya memiliki banyak tujuan sesuai
pengaplikasiannya adalah sebagai berikut :
a. Geoteknik, bertujuan untuk menentukan karakteristik tanah dan batuan,
digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi alami dan posisi muka
air tanah.
b. Konstruksi, bertujuan untuk menentukan batas antara batuan dasar dengan
batuan diatasnya yang umumnya sudah mengalami deformasi pelapukan.
c. Eksplorasi mineral, bertujuan untuk eskplorasi tubuh bijih, informasi stratigrafi,
survei seismik, vertifikasi interpretasi geofisika dan kimia, control kadar bijih,
perhitungan cadangan bijih, dan deskripsi tubuh bijih seperti penyebaran, bentuk,
butir penyusun, dll
d. Seismik, bertujuan untuk menempatkan bahan peledak sebagai sumber getaran
dalam seismik reflaksi maupun refleksi
e. Peledakan, bertujuan untuk menempatkan bahan peledak sebagai salah satu
proses untuk memberaikan material yang kompak
f. Sumur Air, bertujuan untuk mengetahui level air, memonitor sumur produksi,
sumur injeksi, dan sumur dewatering dalam pertambangan atau konstruksi
g. Minyak dan Gas, bertujuan untuk eksplorasi baik onshore maupun offshore,
injeksi dan produksi sumur minyak dan gas
(Menurut Buku berjudul “Pengeboran eksplorasi dan Penambangan Lubang Bor”
tahun 2005 oleh Dr.Ir Komang Anggayana, MS dan Agus Haris W, ST,MT)
2. Dasar-dasar pemilihan alat bor, yaitu
a. Metode pemboran yang dipakai
b. Tujuan pemboran tersebut
c. Tinggi jenjang dan kedalaman lubang bor
d. Lingkungan (Struktur geologi)
e. Jenis batuan
f. Biaya yang tersedia
g. Kondisi hidrogeilogi setempat
3. Pompa bor digunakan untuk membuat sirkulasi fluida berupa cairan seperti air dan
lumpur. Pada pengeboran dengan sirkulasi udara maka digunakan kompresor untuk
menggerakkan udara. Prinsip kerja kompresor: Fungsi compressor adalah untuk
meningkatkan energi suatu compressible fluid dengan memberikan tekanan yang
tinggi atau kecepatan yang tinggi atau juga ketinggian yang tinggi kepada fluida
tersebut sesuai dengan hukum bernoulli. 

Keterangan gambar :
a. Nonreturn valve, mencegah udara mengalir terbalik pada saat kompresor
dimatikan
b. Heat sensing solenoid, mematikan mesin kompresor secara otomatis apabila
temperature mencapai batas atas
c. RecelverI, nenampung udara
d. Safety relief valve, membuka katup secara otomatis apabila tekanan pada
system terlalu berlebihan
e. Water drain, mengalirkan air terkondensasi
f. Service outlet valve, mengontrol output
g. Manual unloading valve, memungkinkan recelver dikosongkan secara manual
h. Automatic unloading valve, melepaskan udara yang tertekan secara otomatis
pada saat mesin kompresor dimatikan
i. Pressure gauge, menunjukan tekanan udara pada recelver
j. Pressure regulator, mengatur tekanan udara yang diinginkan
k. Unloading device, memungkinkan kompresor tetap beroprasi pada saat
system dengan tekanan maksimum dan udara tidak dipergunakan

4. Sifat-sifat teknis penting dari batuan yang mempengaruhi pemboran batuan :


a. Bobot isi atau berat jenis
b. Elastisitas batuan
c. Kekerasan batuan
d. Kekuatan
e. Abrasivitas
f. Tekstur
g. Plastisitas
h. Struktur Geologi
5. Perlengkapan yang digunakan pada pemboran rotary-percussive ada dua macam,
yaitu integral drill steel dan extention drill Steel
6. Integral Drill Steel merupakan Batang bor yang biasanya digunakan untuk jenjang
yang relative rendah atau kedalaman pemboran relative dangkal dan diameter
lubang bor antara 22-41 mm. Extension Drill Steel batang merupakan jenis bor yang
dapat dipakai untuk mendapatkan kedalaman pemboran yang diinginkan.
7. Rock Drillability yaitu Kecepatan penetrasi dari mata bor ke dalam batuan. Rock
drillability adalah fungsi dari beberapa sifat batuan, seperti: komposisi mineral,
tekstur, ukuran butiran, derajat pelapukan dan lain sebagainya.
8. Faktor – faktor yang mempengaruhi Rock Drillability :
a. Sifat Batuan
1) Kekerasan
Kekerasan  adalah   tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap
abrasi. Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat–sifat teknis dari material batuan
dan juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan
untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. Kekerasan merupakan suatu fungsi
dari kekerasan, Komposisi butiran mineral, serta merupakan hal yang utama
harus diketahui, karna setelah mata bor menetrasi batuan, maka akan
menentukan tingkat kemudahan pemboran.
2) Kekuatan (Strength)
Pada prinsipnya kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineral. Diantara
mineral–mineral yang terkandung di dalam batuan, kwarsa yang terkompak atau
terkuat tekan mencapai lebih 5,00 MPa, sehingga semakain tinggi kandungan
kwarsa, akan memberikan kekuatan yang menigkat.

3) Elastisitas
Sifat elatisiatas dinyatakan dengan modulus elatisitas atau modulus Young (E),
dan nisbah poisson (u) modulus elatisitas merupakan faktor kesebandingan
antara tegangan normal dengan regangan relatif, sedangkan nisbah poisson
merupakan kesebandingan regangan lateral dan reganagn aksial. Modulus
elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineralnya, porositas, jenis
perpindahan dan besarnya beban yang diterapkan. Nilai modulus elastisitas
untuk batuan yang sangat rendah, hal ini disebapkan komposisi mineral dengan
tekturnya, seperti modulus elastisitas pada arah yang sejajar bidang perlapisan
selalu lebih besar dibandingkan dengan arah tegak lurus.

4) Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi
tetap setelah tegangan dikembalikan kondisi awal, dimana batuan tersebut
belum hancur. Sifat plastis tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan
dan diperbaharui oleh adanya pertambahan kwarsa dan mineral lain.

b. Umur dan Kondisi Mesin bor


Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama umur alat
bor maka pemakaian kemampuan alat semakin turun.

c. Ketrampilan Operator
Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang dapat
diperoleh dari latihan dan pengalaman kerja.

d. Geometri pemboran
Geometri pemboran meliputi diameter lubang ledak, kedalaman lubang ledak,
kemiringan lubang ledak dan pola pemboran.

9. Klasifikasi bahan peledak menurut J.J. Manon (1978):


Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu dikoreksi karena saat ini
bahan peledakan tersebut sebagian besar merupakan bahan peledak kuat. Bahan
peledak permissibledigunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang
batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan
peledak kuat.

Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi:

a. Bahan peledak kuat (high explosive) bila memiliki sifat detonasi atau meledak
dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s)
2) Bahan peledak lemah (low explosive) bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar
kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps (1.650 m/s).

Klasifikasi bahan peledak menurut Anon (1977)

JENIS REAKSI CONTOH

Bahan peledak lemah (low Deflagrate (terbakar black powder


explosive) )

Bahan peledak kuat (high Detonate (meledak) NG, TNT, PETN


explosive)

Blasting agent Detonate (meledak) ANFO, slurry,


emulsi
10. Detonator, sumbu api, dan sumbu ledak
a. Detonator adalah suatu alat bantu peledakan yang mengandung isian bahan
peledak yang digunakan sebagai penyala awal peledakan.
b. Sumbu api adalah sumbu yang disambungkan pada detonator biasa pada
peledakan yang menggunakan detonator biasa. Dapat dikatakan bahwa sumbu
api merupakan pasangan detonator biasa, karena detonator biasa tidak dapat
digunakan tanpa sumbu api.
c. Sumbu ledak adalah sumbu pada bagian intinya terdapat bahan peledak PETN,
yaitu salah satu jenis bahan peledak kuat dengan kecepatan rambat sekitar 600-
700 m/s. Jadi sumbu ledak merupakan bahan peledak kuat berbentuk sumbu.
11. Igniter cord (IC) adalah salah satu alat untuk menyalakan sejumlah sumbu api
dalam urutan yang dingikan. Atau igniter adalah alat serupa dengan tali sumbu
plastik terbakar dengan nyala yang kuat merambat dengan kecepatan tetap.
Sedangkan Timming merupakan (pengaturan panjang sumbu tidak terkecuali
sumbu api atau sumbu ledak untuk mengatur peledakan sesuai yang diinginkan)
Kombinasi keduanya.
12. Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu :
a. Kekuatan (Strength) Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan
kandungan energi yang dimiliki oleh bahan peledak tersebut dan merupakan
ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja, biasanya
dinyatakan dalam %.
b. Kecepatan Detonasi(velocity of detonation = VOD) merupakan kecepatan
gelombang detonasi yang menerobos sepanjang kolom isian bahan peledak,
dinyatakan dalam meter/detik. kecapatannya tergantung dari : jenis bahan
peledak (ukuran butir, bobot isi), diameter dodol (diameter lubang ledak), derajat
pengurungan (degree of confinement), penyalaan awal (initiating)
c. Kepekaan (Sensivity) adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh
bahan peledak untuk mulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakan
keseluruh isian. Kepekaan ini tergantung pada : komposisi kimia, ukuran butir,
bobot isi, pengaruh kandungan air, dan temperatur.
d. Bobot Isi Bahan Peledak (density)adalah perbandingan antara berat dan volume
bahan peledak, dinyatakan dalam gr/cm3. Bobot isi ini biasanya dinyatakan
dalam specific gravity (SG). stick count (SC) atau loading density (de)
e. Tekanan Detonasi (Detonation Pressure) merupakan penyebaran tekanan
gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam kilobar
(kb)
f. Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance) merupakan kemampuan bahan
peledak itu sendiri dalam menahan air dalam waktu tertentu tanpa merusak,
merubah atau mengurangi kepekaannya, dinyatakan dalam jam
g. Sifat Gas Beracun (Fumes) Bahan peledak yang meledak menghasilkan dua
kemungkinan jenis gas yaitu smoke atau fumes. Smoke tidak berbahaya karena
hanya terdiri dari uap atau asap yang berwarna putih. Sedangkan fumes
berwarna kuning dan berbahaya karena sifatnya beracun, yaitu terdiri dari karbon
monoksida (CO) dan oksida nitrogen (Nox). fumes dapat terjadi jika bahan
peledak yang diledakkan tidak memiliki keseimbangan oksigen, dapat juga jika
bahan peledak itu rusak atau sudah kadaluwarsa selama penyimpanan dan oleh
sebab lain.
13. Tujuan daripada penyalaan awal pada peledakan yaitu untuk menimbulkan pemicu
awal agar peledakan yang dilakukan dapat efektif dan batuan yang dilakukan
peledakan akan terbongkar secara optimal
14. Untuk peledakan dengan lubang tembak besar telah tersedia primer yang dibuat
pabrik (Booster) sedangkan peledakan dengan lubang kecil perlu dibuat primer
dahulu. Cara pembuatan primer adalah sebagai berikut:
a. Cara I:
1) Ambil dodal (cartridege) bahan peledak kuat, pembungkus jangan dibuang.
2) Buatlah lubang kira-kira 2 inch dalamnya ditengah-tengah dari satu ujung
dodol memaki penusuk kayu atau tembaga.
3) Sisipkan detenator (capped fuse) kedalm lubang sedemiakian rupa ehingga
detenator terbenam seluruhnya kedalm dodol.
b. Cara II:
1) Ambil dodol bahan peledak kuat, pembungakus jangan dibuang
2) Buatlah lubang diagonal yang dalamnya kira-kira 2 inch disisih dan dekat
dengan salah satu ujung dodol
3) Sisipkan detenator kedalam dalm lubang samopia seluruhnya terbenam.
4) Ikatlah detenator pada dodol denagn menggunakan tali
15. Sebutkan dan jelaskan macam penyalaan awal dengan sumbu ledak!
- Sumbu ledak dengan detonator biasa ( plain detonator )

 Sumbu api yang telah dipasang detonator disiapkan dengan panjang tertentu.

 Detonator yang dipasang pada sumbu api dikaitkan pada sumbu ledak
memakai tape atau tali.

- Sumbu ledak dengan detonator listrik detonator listrik dikaitkan pada ujung
sumbu ledak dengan memakai tape.
- Dalam penggunaan dilapangan kita harus menyiapkan dulu detonator yang
diikatkan pada sumbu ledak sepanjang IS inch. Kemudian baru disambungkan
dengan sumbu ledak utama memakai ikatan square knot.
16. Jelaskan peyalaan awal Non-Elektrik!
Menyalakan sumbu api dapat dilakukan dengan memakai hot wire fuse lighter, full
wire fuse lighter, lead spritter, korek dan igniter cord. Apabila sumbu api dinyalakn
akan terlihat pancaran api yang dikenal dengan nama ignition flame, menandakan
sumbu terbakar dan berfungsi normal. Pembakaran akan merambat perlahan terus
sepanjang sumbu api sampai pada ujung yang lain.
17. Jelaskan yang dimaksud dengan Hot Wire Fuse Luster pada cara dan alat
pengapian sumbu api (ignition)!
Hot wire fuse luster terbentuknya seperti kembang api yang apabila dibakar akan
menimbulkan percikan api dan kawat didalamnya akan membara, sehingga
mempermudah penyulutan sumbu api. Lead splitter fuse lighterdipasarkan dalam
bentuk gulungan panjang sumbu api digunakan sebagai sumbu utama pada
peledakan menggunakan detonator biasa. Ignitor cord adalah merupakan
penyambung khusus untuk system peledakan dengan sumbu api dan detonator
biasa dan akan diuraikan kemudian.
18. Lead splitter fuse lighter dipasarkan dalam bentuk gulungan panjang sumbu api
digunakan sebagai sumbu utama pada peledakan menggunakan detonator biasa.
19. Peledakan single shot adalah rangkaian peledakan yang dirancang khusus untuk
sekali peledakan.
20.Terdapat dua jenis produk energi terpakai, yaitu energi kejut dan energi gas. Ditinjau
dari aspek pemanfaatannya, bahan peledak yang memiliki enegi kejut yang tinggi
dapat diterapkan dalam proses peledakan bongkah batu (boulder) dengan metode
mud capping boulders yang disebut juga plaster shooting atau untuk proses
peruntuhan bangunan (demolition). Dengan demikian energi kejut secara efektif
akan terlihat pada peledakan dengan menggunakan metode external charge atau
muatan di luar lubang tembak. Sedangkan pada kolom lubang ledak dengan bahan
peledak didalam nya disumbat atau dikurung rapat oleh material penyumbat
(stemming ), maka digunakan bahan peledak yang memiliki energi gas yang tinggi.

21. Energi tak terpakai (waste energy)

Energi yang tidak berkaitan langsung dengan proses penghancuran batuan


dikelompokkan ke dalam “energi tak terpakai” atau waste energy. Jenis energi tak
terpakai adalah energi panas, energi suara, energi sinar/cahaya dan energi
seismik .Kelompok energi tidak terpakai terbentuk oleh adanya deformasi elastis
dan plastis batuan dari energi peledakan.
Energi panas (heat energy)
Reaksi kimia yang terjadi pada bahan peledak bersifat eksotermis, yaitu suatu
reaksi yang menghasilkan panas. Pada peledakan dengan reaksi kimia yang
menghasilkan zero oxygen balance akan diperoleh temperatur panas sebesar
2980 K pada tekanan 760 mm Hg.
Energi sinar (light energy)
Energi sinar merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari reaksi kimia bahan
peledak pada saat inisiasi atau penyalaan(diledakkan). Kontribusi energi untuk
menimbulkan kilatan sinar ini relatif kecil dan cahaya yang dihasilkan tidak
membahayakan
Energi suara (sound energy)
Suara peledakan mewakili energi tak terpakai yang mirip dengan energi seismik
karena energi ini tidak dapat memecah batuan.
Energi seismik (seismic energy)
Energi seismik menghasilkan gelombang yang merupakan transmisi energi
melalui massa batuan yang solid.Oleh sebab itu sasaran peledakan tidak saja
terkonsentrasi pada fragmentasi batuan, tetapi juga perlu diasosiasikan untuk
meminimalkan energi tak terpakai, diantaranya energi seismik.
22. Aspek Pekerjaan Peledakan

1) Aspek Teknis.
Dalam hal ini tolok ukurnya adalah keberhasilan target
produksi."arameter penting yang harus diperhitungkan 
terutama adalah diameter lubang ledak dan tinggi jenjang, kemudian
parameter lainnya diperhitungkanberdasarkan dua parameter tersebut.
2) Aspek K3.
Pertimbangannya bertumpu
pada seluruh aspek kegiatan kerja pengeboran dan peledakan, term
asukstabilitas kemiringan jenjang dan medan kerjanya.
3) Aspek lingkungan.
Dampak negatif peledakan menjadi kritis ketika pekerjaanpeledakan
menghasilkan vibrasi tinggi, menimbulkan gangguan akibat suarayang
sangat keras dan gegaran, serta banyak batu terbang.
23. Macam-Macam Peledakan Sekunder

1) Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk


pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak
berdiatemeter kecil dan diisi sedikit bahan peledak

24. Macam-macam rangkaian peledakan dengan sumbu ledak

a. Peledakan Cara Non-Listrik

Nonel – standard
Nonel GT – HD dan Nonel UNITED – HD
Nonel GT – OD dan Nonel UNITED – OD
Nonel GT – HT dan Nonel UNITED – HT
b. Peledakan Cara Listrik
Rangkaian peledakan meliputi 3 elemen dasar rangkaian, yaitu :
1. Detonator listrik.
2. Kawat rangkaian : leg wire, connecting wire, firing line dan bus wire.
3. sumber tenaga : blasting machine dan AC-Power line.
Pada dasarnya detonator listrik terdiri dari sebuah metal shell yang di dalamnya
terdapat power charge dan sebuah electrical ignition element yang dihubungkan
dengan insulated wires yang disebut leg wire. Dan pada garis besarnya detonator listrik
dapat di bagi menjadi dua macam yaitu :
a. Instantaneous detonator (detonator tanpa element delay).
b. Dellay detonator, dimana fungsi dari delay ini adalah :
c. Menentukan muka peledakan.
d. Mengatur fragmentasi.
e. Mengurangi getaran yang ditimbulkan
25.Sebutkan dan jelaskan dengan menggunakan gambar tentang perambatan
gelombang longitudinal dalam sebuah batang.

Dikutip dari Bahan ajar kuliah peledakan


Dikutip dari Bahan ajar kuliah peledakan

26. Peranan bidang bebas (free space), peranan dari free space biasanya digunakan
sebagai tempat atau arah dimana ledakan akan dilakukan karena pada daerah free
space dianggap sangat pas buat melemparkan batuan hasil dari peledakan yang
dilakukan. Dan free space bisa juga sebagai kontrol peledakan yang akan dilakukan.

27. Prinsip peledakan dengan metode non listrik


a. Sumbu api adalah alat berupa sumbu yang fungsinya adalah merambatkan
api dengan kecepatan tetap.Perambatan api tersebut dapat menyalakan
detonator yang dipasang pada ujung sumbu guna meledakkan bahan
peledak.
b. Sumbu api terdiri dari inti berupa black powder dan pembungkus berupa
tekstil dan material kedap air. Fungsi pembungkus untuk menjaga sumbu api
dari kerusakan mekanis dan kerusakan akibat air atau minyak.
c. Kecepatan rambat sumbu api yang biasa diperdagangkan adalah :
 130 detik per meter ( 120 detik/yard), pada permukaan laut dengan variasi
10 detik, untuk sumbu api buatan USA.
 120 detik per meter dengan variasi yang sama, untuk sumbu api standar
Eropa.
d. Sumbu api harus disimpan digudang yang sejuk, kering dan mempunyai
ventilasi yang baik. Terhindar dari cairan yang mungkin dapat merusak.
Suhu penyimpanan 50 – 100 0 F dan kelembaban relatif rendah.
28. Pemeriksaan yang dilakukan sebelum saat penyalaan pada metode peledakan
sumbu ledak?
a) Pemeriksaan Lubang Ledak
1) Memeriksa kedalaman
2) Memeriksa adanya penghambat
3) Memeriksa air
4) Memeriksa rongga dan retakan
5) Menutup rongga dalam lubang ledak
Saat-saat menjelang peledakan, di mana peringatan sudah dilaksanakan dan seluruh
rangkaian sudah selesai pula diperiksa serta diputuskan siap ledak, adalah waktu yang
penting bagi seluruh team peledakan. Keselamatan dan keamanan di area peledakan
benar-benar terletak pada kekompakan team peledakan tersebut.
29. Menurut Anon (1977), bahan peledak kimia dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Bahan peledak lemah, contohnya black powder
b. Bahan peledak kuat, contohnya TNT dan PETN

c. Blasting agent, contohnya ANFO

30. Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith (1988) yaitu :


a. Bahan peledak kuat contohnya TNT, Dinamite dan Gelatine
b. Agen peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi, Hybrid ANFO dan Slurry
mixtures
c. Bahan peledak khusus contohnya Seismik, Trimming, Permisible, shaped
Charges, Binary, LOX dan Liquid.

d. Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas, Expansion agents,


mechanical methods, waterjets dan jet piercing.

31. Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi:
a. Bahan peledak kuat (high explosive) bila memiliki sifat detonasi atau meledak
dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s).

b. Bahan peledak lemah (low explosive) bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar
kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps (1.650 m/s).

32. Menurut RL Ash, jika kecepatan detonasi antara 5000-24.000 fbs disebut dengan
istilah bahan peledak komersial atau bahan peledak kuat (high explosives).

33. Pegertian bahan peledak secara umum adalah bahan yang berbentuk padat, cair,
menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas
dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat disertai efek
panas dan tekanan yang sangat tinggi.

34. Urutan reaksi meledaknya bahan peledak:


a. Berdasarkan reaksi meledaknya, bahan peledak dibagi 2 jenis, yaitu:
Bahan peledak kuat (high explosives), Bahan peledak ini memiliki kecepatan
reaksi sangat tinggi, yaitu 5.000 – 24.000 fps     (1-6 mil perdetik). Tekanan yang
dihasilkan juga sangat tinggi 50.000 – 4.000.000 psi. Sifat reaksinya adalah
detonasi, yaitu penyebaran gelombang kejut (shock wave). Bahan peledak kuat
ini dibagi 2 macam lagi, yaitu:
– “primary explosives”, yaitu bahan peledak yang mudah meledak bila terkena
api, benturan, atau gesekan, misalnya PbN 6, Hg(ONC)2, yaitu untuk bahan isi
detonator.
– “secondary explosives” , yaitu bahan peledak yang hanya akan meledak
apabila ada ledakan yang mendahuluinya, misalnya ledakan dari sebuah
detonator atau primer. Contohnya adalah TNT (Tri Nitro Toluene) dan PETN.
b. Bahan peledak lemah (low explosives), Bahan peledak ini (low explosives)
memiliki kecepatan reaksi rendah (<5.000 fps). Tekanan yang dihasilkan <50.000
psi. Umumnya dipakai di tambang batubara.

35. Aseton Peroksida adalah peroksida organik dan peledak tinggi primer yang
dihasilkan oleh oksidasi aseton untuk menghasilkan campuran monomer linear dan
dimer siklik serta bentuk tetramer. Trimer ini dikenal sebagai triacetone triperoxide
(TATP) atau tri-cyclic aceton peroxide (TCAP). Dimer dikenal sebagai diacetone
diperoxide (DADP). Aseton biasanya ditemukan di cairan pembersih, hidrogen
peroksida di pemutih kayu, dan asam sulfur dalam cairan pembersih pipa yang
tersumbat.

36. Perbadaan detonasi dan deflagrasi dalam kecepatan rambat:


a. Detonasi adalah proses kimia – fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat
tinggi sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang
semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan
rambat reaksi pada proses detonasi berkisar antara 3000 – 7500 m/s, contohnya
kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500 m/s. Kecepatan reaksi yang sangat tinggi
menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona peledakan dalam bentuk
gelombang tekan kejut (shock compression wave). Proses ini berlangsung terus
menerus untuk membebaskan energy hingga berakhir dengan ekspansi
reaksinya.

b. Deflagrasi atau menimbulkan gelombang kejut adalah proses kimia eksotermis


dimana transmisi dari reaksi dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal
(panas). Deflagrasi merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya
meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut (shock wave)
dengan kecepatan rambat rendah, yaitu 300-1000 m/s atau lebih rendah dari
kecepatan suara (subsonic).
37. Bahan peledak telah dikenal manusia sejak telah dikenal manusia sejak abad ke 13
oleh bangsa Cina jaman dinasti Sung, terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam,
yang dikenal dengan nama black powder. Roger Bacon (1242) telah menulis
formula dari black powder. Berthold Schwarz (1300) juga menulis tentang black
powder sebagai senjata api.
Tiga abad kemudian Kasper Weindl (1627), untuk pertama kalinya black powder
digunakan pada operasi penambangan di Hungaria. Amerika ( 1675) membangun
pabriknya membangun pabriknya diMassachusetts. Selanjutnya Inggris(1689)
menggunakan bahan ini untuk penambangan timah. Begitu juga dengan Switzeland
(1696) menggunakannya untuk konstruksi jalan. Sedangkan di Amerika (1705)
digunakan untuk penambangan tembaga.

Perang dunia I (1917) menghabiskan sebanyak kurang lebih 115.000 ton black
powder, akhirnya pada tahun 1940 pemakaian black powder berkurang dan banyak
pabrik tutup, selanjutnya bahan ini jarang digunakan dalam dunia pertambangan
dan diganti bahan peledak lain yang lebih aman dan ekonomis, sementara untuk
keperluan militer masih dipakaisebagai mesiu (proyektil peluru).

38. Kelebihan solar dibandingkan bensin dalam pemanfaatannya menjadi FO, yaitu:
a. Harganya relatif murah,
b. Pencampuran dengan AN lebih mudah untuk mencapai derajat homogenitas,
c. Karena solar mempunyai viskositas relatif lebih besar dibanding FO cair lainnya,
maka solar tidak menyerap ke dalam butiran AN tetapi hanya menyelimuti bagian
permukaan butiran AN saja.

d. Karena viskositas itu pula menjadikan ANFO bertambah densitasnya.

39. Komposisi bahan bakar yang tepat, yaitu 5,7% atau 6%, dapat memaksimumkan
kekuatan bahan peledak dan meminimumkan fumes. Artinya pada komposisi ANFO
yang tepat dengan AN = 94,3% dan FO = 5,7% akan diperoleh zero oxygen
balance.

40. Secara definisi geometri peledakan merupakan jarak, ukuran atau dimensi dari
lubang ledak yang dibuat pada saat sebuah area pertambangan akan
diledakkan. Geometri peledakan terdiri dari beberapa bagian, yaitu burden (B),
diameter lubang tembak, tinggi jenjang (L), kedalaman lubang tembak (H),
subdrilling (J), stemming (T), spacing (S) dan powder column (PC).

41. Geometri lubang ledak yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil
pembongkaran batuan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu suatu
perencanaan peledakan dengan memperhatikan besaran-besaran geometri
peledakan. Dan salah satunya dengan menggunakan teori disebut dengan
Geometri Peledakan “Rules of Thumb” dimana bahan peledak yang tujuannya ingin
mempermudah dalam menentukan geometri peledakan karmenyajikan batasan
range/konstanta untuk menentukan dan menghitung geometri peledakan, terutama
menentukan ukuran burden berdasarkan diameter lubang tembak, kondisi batuan
setempat dan jenis bahan peledak. Geometri peledakan terdiri dari burden, spacing,
sub-drilling, stemming dan kedalaman lubang bor.

42. Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu :


a. Kekuatan (strength), Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan
kandungan energi yang dimiliki oleh bahan peledak tersebut dan merupakan
ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja, biasanya
dinyatakan dalam %.
b. Kecepatan detonasi (velocity of detonation), merupakan kecepatan gelombang
detonasi yang menerobos sepanjang kolom isian bahan peledak, dinyatakan
dalam meter/detik. kecapatannya tergantung dari : jenis bahan peledak (ukuran
butir, bobot isi), diameter dodol (diameter lubang ledak), derajat pengurungan
(degree of confinement), penyalaan awal (initiating)
c. Kepekaan (sensivity), adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh
bahan peledak untuk mulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakan
keseluruh isian. Kepekaan ini tergantung pada : komposisi kimia, ukuran butir,
bobot isi, pengaruh kandungan air, dan temperatur.
d. Bobot isi bahan peledak (density), adalah perbandingan antara berat dan volume
bahan peledak, dinyatakan dalam gr/cm3. Bobot isi ini biasanya dinyatakan
dalam specific gravity (SG). stick count (SC) atau loading density (de).
e. Tekanan detonasi (detonation pressure), merupakan penyebaran tekanan
gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam kilobar
(kb).

43. Meledaknya bahan peledak karena berada didekat suatu bahan peledak yang
meledak itu adalah sifat kepekaan (sensitivity) dari bahan peledak lainnya. Sifat ini
ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak untuk mulai bereaksi dan
menyebarkan reaksi peledakan keseluruh isian, kepekaan ini bergantung pada ukuran
butir, bobot isi, pengaruh kandungan air dan temperatur.

44. Asap hasil reaksi peledakan jika lubang ledak basah akan berwarna coklat-orange

45. Asap hasil peledakan berwarna orange adalah pertanda bahwa dalam campuran
bahan peledak terdapat jumlah NO yang kurang.

46. Prinsip pola peledakan di tambang bawah tanah adalah sama dengan di tambang
terbuka, yaitu membuat sekuensial ledakan antar lubang. Peledakan
pembuatan cut merupakan urutan pertama peledakan di bawah tanah agar terbentuk
bidang bebas baru disusul lubang-lubang lainnya, sehingga lemparan batuan akan
terarah. Urutan paling akhir peledakan terjadi pada sekeliling sisi lubang bukaan, yaitu
bagian atap dan dinding. Pada bagian tersebut pengontrolan menjadi penting agar
bentuk bukaan menjadi rata, artinya tidak banyak tonjolan atau backbreak pada bagian
dinding dan atap.  Permuka kerja suatu bukaan bawah tanah, misalnya pada
pembuatan terowong-an, dibagi ke dalam beberapa kelompok lubang yang sesuai
dengan fungsinya , yaitu cut hole, cut spreader hole, stoping hole, roof hole, wall
hole dan floor hole. Bentuk suatu terowongan terdiri bagian bawah yang
disebut abutment dan bagian atas dinamakan busur (arc). Berikut inimemperlihatkan
pola peledakan untuk membuat terowongan dengan bentuk cut yang berbeda masing-
masing burn cut, wedge cut, dan drag cut.
 Gambar Lubang pada pemuka kerja suatu terowongan

Gambar Pola peledakan dengan burn cut pada suatu terowongan

Gambar Pola peledakan dengan wedge cut pada suatu terowongan


Gambar Pola peledakan dengan drag cutpada suatu terowongan

(Sumber Gambar: http://www.miningnew.com/2014/04/pola-peledakan-pada-tambang-


bawah-tanah.html)

47. Free face adalah keterbasan “ruang” pada tambang bawah tanah, sehingga arah
peledakan dan arah lemparnya batuan harus benar2 di control, yaitu tepat di depan
bidang ledak (face tambang atau opening). Salah satu caranya adalah penggunaan
detonator dengan waktu tunda yg panjang (Long Period Detonator) sehingga batuan
diberi kesempatan untuk terlempar akibat meldaknya lubang pertama, sehingga
tercipta bidang bebas kedua, dan kemudian baru lubang kedua meledak, menciptakan
bidang bebas ketiga, dan lubang tiga meledak, dst. Sehingga, Inti dari penggunaan LP
detonator adalah untuk memberikan kesempatan kepada batuan untuk terlempar
terlebih dahulu sehingga terbentuk lah bidang bebas. Bidang bebas ini sangat penting
sebagai bidang dimana batuan diarahkan untuk terlempar kebidang tsb. Apabila bidang
bebas tidak ada, maka getaran peedakan akan disalurkan ke struktur solid disekitar
terowongan, dan bisa berbahaya. Kalau di tambang terbuka, bidang bebas nya tentu
saja lereng tambang yg akan diledakan dan langit sehingga control peledakannya tidak
terlalu rumit seperti peledakan bawah tanah. 
Gambar Contoh bidang bebas pada pola pemboran peledakan

(Sumber gambar: https://www.slideshare.net/seed3d/menentukan-lokasi-pemboran-


dan-peledakan)

48. Subdrill  merupakan panjang lubang ledak yang berada di bawah garis lantai
jenjang, yang berfungsi untuk membuat lantai jenjang mejadi lebih rata setelah
peledakan. Bila jarak subdrill terlalau besar maka akan menghasilkan efek getaran
tanah, sebaliknya bila subdrill terlalu kecil maka akan menghasilkan tonjolan pada lantai
jenjang (toe) karena batuan tidak terpotong sebatas lantai jenjang.

49. Batuan dan kotoran lainnya yang dibuang dari mesin pencucian batubara (sama
dengan discard).

50. Mobil yang biasa mengankut bahan peledak ANFO adalah trailer.

51. Jumlah bahan peledak per meter kolomg lubang ledak disebut dengan istilah
loading density yaitu banyaknya bahan peledak untuk setiap panjang kolom ledak yang
dinyatakan dalam Kg/m.

52. Macam-macam blasting agent;


a. Dry blasting agent, ANFO adalah suatu campuran berbentuk butiran yang terdiri
dari bahan bakar (atau sensitizing agent) dan bahan pengoksidasi (atau
intensive oxidizing agent) yang dimaksudkan untuk peledakan, dimana semua
bahan-bahan campuran tersebut tidak terdapat bahan yang bahan
diklasifikasikan sebagai bahan peledak, dan campuran yang dihasikan tidak
dapat diledakkan dengan memakai blasting cap no.8. Blasting Agent memiliki
sifat sebagai bahan peledak hanya setelah diberi booster/primer.
b. Slurry/emulsion/watergel blasting agent adalah camuran oksidator, foel sensitizer
dan sekitar 15-20 % air, kemudian ditambah bahan engikat (gelling agent) yang
menyebabakan slurry tahan terhadap air. Pada emulsi, pengikatnya adalah
sejenis oli dan parifin/lilin.
c. Slurry explasives adalah bahan peledak lumpur

53. Contoh pengganti bahan peledak yaitu Compressed air/gas, Expansions agent,
Mechanical methods, Jet Piercing dan Waters Jets

54. Dalam kegiatan penambangan terbuka untuk pemboran, alat yang digunakan
adalah Down The Hole Drill, Rotary Driven, dan Top Hammer. Untuk kegiatan
penambangan bawah tanah alat yang digunakan diantaranya : Mechanic Jumbo dan
Hand Held Rock Drill (terdiri atas : stopper, shinker, difter).

55. Macam-macam Pengisian bahan peledak :

a. Powder Faktor (PF) ~ merupakan suatu bilangan untuk menyatakan jumlah


material yang diledakan atau dibongkar oleh sejumlah bahan peledak yang dapat
dinyatakan dalam kg/ton. PF biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaan karena
merupakan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya dan juga karna berbagai
pertimbangan.

b. Panjang kolom isian (PC) ~ adalah kedalaman lubang ledak dikurangi


stemming. PC = H-T    keterangan : PC = Panjang kolom isian (m), H =
Kedalaman lubang (m), T = Stemming (m).
c. Bahan Peledak ANFO ~ dalam penggunaan ANFO sesuai dengan ketentuan
zero oxygen balance maka perbandingan yang digunakan adalah 94,5 %
Amonium Nitrat (AN) dan 5,5 % Fuel Oil (FO).
d. Loading Density ~ merupakan banyaknya bahan peledak untuk setiap panjang
kolom lubang ledak yang dinyatakan dalam kg/m. 

Perhitungan Volume Hasil Peledakan dari Geometri Peledakan


Pada tambang terbuka atau Quary, yang umumnya menerapkan peledakan jenjang
atau bench blasting, volume batuan yang akan diledakan tergantung pada burden,
spasi, tinggi jenjang, dan jumlah lubang.
Volume peledakan perlubang  = B x S x H
Total volume peledakan          = (B x S x H) x Jumlah lubang
Panjang kolom Isian               = Berat handak perlubang
                                                        Loading density

56. PC adalah panjang kolom isian kedalaman lubang ledak yang dikurangi steaming
PC = H-T

57. Flying Rock


58. Slurry adalah Agen peledakan
59. Karena ledakan di picu oleh detonator
60. Jenis Low Explosive
61. Dikarenakan Mudah terbakar atau mudah meledak terhadap panas, api, benturan,
gesekan dll
62. Bahan peledak Cartridge Berupa Pasta Atau Keras Yang Sudah Dipasangi
Detonator Yang Diletakkan Di Dalam Kolom Lubang Ledak
63. Detonator adalah zat atau bahan yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan dan
alat picu peledakan yang dapat diletupkan dengan sumbu bakar atau dengan cara
elektrik
64. Blasting machine (BM) adalah Alat pemicu pada peledakan listrik
65. Shot gun yaitu Alat pemicu nonel
66. Nonel adalah Tube plastik yang mempunyai diameter luar 3 mm, di dalamnya berisi
suatu bahan reaktif yang dapat menjalankan gelombang kejut (shock wave) dengan
kecepatan ca. 2000 meter (2 kilometer) per detik.
67. Fume berwarna coklat-orange
68. Jenis bahan peledak Heavy ANFO
69. Kelemahan bahan peledak nitrogliserin yaitu
a. Mengandung resiko kecelakaan tinggi pada saat pembuatan di pabrik maupun
pengangkutan.
b. Sensitif terhadap gesekan, sehingga sangatberbahaya apabila tertabrak atau
tergilas olehkendaraan.
c. Membuat kepala pusing.
d. Tidak dapat digunakan pada lokasi peledakan yang bertemperatur tinggi.
e. Biaya pembuatan tinggi.
70. Bahan peledak permissible P1 Dapat digunakan untuk meledakan batubara yang
keras pembuatan vertical shaft dan lubang bukaan bawah tanah lainnya,
sedangkan P5 lebih cocok digunakan pada tambang batubara bawah tanah yang
berdebu. Bahan peledak permissible bisa berbasi NG maupun emulsi.
71. Permittled explosive yang digunakan pada tambang batubara bawah tanah adalah
permittled explosive dengan rating P5
72. Black Powder tergolong jenih bahan peledak lemah (low explosive)
73. Saat ini black powder masih digunakan untuk mengganti sumbu api atau sumbu
bakar atau safety fuse untuk peledakan dengan menggunakan detonator biasa.
74. Energi dapat disesuaikan dengan batuan adalah kelebihan pemanfaatan bahan
peledak jenis kimia
75. Detonator yang sering digunakan di tambang adalah detonator no. 8
76. Kelebihan detonator listrik adalah relative lebih banyak meledakkan lubang ledak,
penanganannya lebih praktis, pola peledakan lebih leluasa, dan hasil peledakan
juga lebih leluasa.
77. Kekurangan detonator listrik adalah kurang aman untung daerah peledakan yang
banyak kilat, banyak menggunakan perlengkapan tambahan seperti arus listrik dll,
pengaruh gelombang radio, tv, dan arus listrik serta listrik liar dari dalam bumi dan
arus listrik lainnya dapat pula mengaktifasi alira listik pada detonator.
78. yaitu Instantaneous detonator dan Delay detonator.
79. Warna, nama seri dan nama khusus menjadi ciri-cii dari karakteristik fisik bahan
peledak
80. Detonator non-listrik
81. Kelebihan detonator nonel yaitu aman terhadap kilat juga aman terhadap pengaruh
listrik dan gelombang radio, dan pipa plastic cukup kuat terhadap gesekam dan
pukulan serta cukup lentur.
82. Cara menginisiasi detonator nonel adalah :

1) Menggunakan satu detonator, baik detonator biaasa atau listrik

2) Menggunakan sumbu ledak (detonator cord)

3) Menggunakan starter non-elektrik yang dinamakan shotgun atau shotfirer

83.
84. Karena adanya pemicu berupa sumbu api atau sumbu ledak atau dengan cara
elektrik.
85. Sumbu nonel di aktifasi oleh benturan kejut dari Detenator listrik atau biasa di
tempelkan kuat arus ke sumbu nonel dan Starter non elektrik yang dinamakan
shotgun atau shorfirer
86. Susunan suatu set detonator adalah terdiri dari komponen untama yaitu sumbu,
detonator, label tunda, J Hock
87. Cara meledakan sumbu ledak dengan menggunakan gelombang kejut
88. Muliple fuse ignitor adalah sumbu ledak berkualitas tinggi yang digunakan untuk
peledkan. Paling umum berwarna hijau atau merah, dan ditemukan sebagai untaian
bengkok. Ini juga digunakan untuk membuat penundaan dalam penembakan atau
delay.
89. Alat bantu penghubung antar lubang ledak pada peledakan listrik adalah
Connecting wire
90. Macam macam penyambung sumbu api adalah Leg wire, Connecting wire dan Bus
wire
91. Fungsi sumbu api merambatkan api dengan kecepatan tetap.Perambatan api
tersebut dapat menyalakan detonator yang dipasang pada ujung sumbu guna
meledakkan bahan peledak.
92. Cara member sumbu api yaitu dengan cara pemasangan detonator dengan
memakai crimper dimana crimber terdiri dari 22 macam yaitu bench type crimper
dan hand type crimper.
93. Primer adalah suatu istilah yang diberikan pada bahan peledak peka detonator,
yaitu bahan peledak berbentuk catridge berupa pesta atau keras yang sudah
dipasang detonator yang diletakkan di dalam kolom lubang ledak
94. Booster adalah peka detonator yang dimasukkan ke dalam detonator kolom lubang
ledak berfungsi sebagai penguat energi ledak

Anda mungkin juga menyukai