Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Penerapan kurikulum 2013 mengacu pada paradigma belajar kurikulum abad 21 menyebabkan
terjadinya perubahan, yakni dari pengajaran (teaching) menjadi pembelajaran (learning), dari
pembelajaran yang berpusat kepada guru (teachers-centered) menjadi pembelajaran yang berpusat
kepada peserta didik (student-centered), dari pembelajaran pasif (pasive learning) ke cara belajar
peserta didik aktif (active learning-CBSA) atau Student Active Learning-SAL.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas tersusunnya modul ini, dengan
harapan dapat digunakan sebagai buku teks untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Bidang Studi Keahlian Teknologi Dan Rekayasa, Teknik Otomotif. Modul teks ″teknik alat
berat″ ini disusun berdasarkan tuntutan paradigma pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013
diselaraskan berdasarkan pendekatan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar
kurikulum abad 21, yaitu pendekatan model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan
proses sains. Penyajian modul ini untuk Mata Pelajaran ″pompa alat berat″ ini disusun dengan
tujuan agar supaya peserta didik dapat melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan
dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas prosessains sebagaimana dilakukan oleh para
ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (penerapan saintifik), dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai
baru secara mandiri.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan menyampaikan terima kasih, sekaligus saran kritik demi kesempurnaan modul ini
dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam membantu
terselesaiaknnya buku teks siswa untuk mata pelajaran pompa alat berat XI semester 1 sekolah
menengah kejuruan (SMK)

Pompa Hidrolik 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Di dalam modul pompa hidrolik ini berisikan materi pembelajaran peserta didik untuk
mencapai kompetensi dasar pengetahuan dalam menerapkan cara kerja pompa dan kompetensi
dasar keterampilan melakukan perawatan pompa penjelasan materi dalam modul ini dilengkapi
dengan gambar – gambar teknik otomotif sehingga peserta didik akan mudah untuk belajar
pengetahuan murni secara mendiri dan pengetahuan sebagai pengantar untuk mempelajari
keterampilan. Oleh karena pembelajaran dalam bidang teknik otomotif sebagian besar sangat
memiliki resiko keselamatan kerja bagi peralatan, bahan maupun manusianya, maka peserta
didik harus mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari guru yang mengampu mata pelajaran
pompa hidrolik. Guru harus menunjukkan dulu bagaimana belajar keterampilan, setelah peserta
didik mengamati contoh atau demonstrasi oleh guru, baru kemudian peserta didik menirukan apa
yang telah dicontohkan atau didemonstrasikan guru, bahkan mungkin menirukannya bisa
beberapa kali sampai dinilai mampu mandiri oleh guru. Kemudian untuk mencapai tahap
kompeten dalam keterampilan, peserta didik harus melakukan latihan beberapa kali, namun tetap
dalam pengawasan guru. Dalam modul pompa hidrolik ini berisi materi pokok yang meliputi
Menjelaskan cara kerja pompa hidrolik, Memahami jenis – jenis pompa hidrolik, Klasifikasi
pompa hidrolik dan memahami cara membongkar dan merakit jenis – jenis pompa hidrolik.
Dengan tambahan materi pendukung ini diharapkan peserta didik dapat melaksanakan secara
utuh pemeliharaan kendaraan ringan.

B. Prasyarat
Untuk dapat mempelajari modul Rem Hidrolik ini peserta didik dipersyaratkan telah
menyelesaikan pembelajaran tuntas mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif dan Pekerjaan
Dasar Otomotif.

Pompa Hidrolik 2
C. Perhatian Penggunaan Modul Bagi Peserta Didik
Peserta Didik diharapkan memiliki sikap mandiri dalam belajar, dapat berperan aktif dan
berinteraksi secara optimal dengan sumber belajar. Oleh karena itu langkah kerja berikut perlu
diperhatikan secara baik:
1. Bacalah buku ini secara berurutan dari halaman paling depan sampai halaman paling
belakang.
2. Pahami dengan benar isi dari setiap bab yang ada.
3. Setelah Anda mengisi Cek Kemampuan, apakah Anda termasuk kategori orang yang perlu
mempelajari buku ini?. Apabila Anda kebanyakan menjawab “Tidak” berarti pelajari buku
ini.
4. Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari modul ini, maka pelajari terlebih dahulu
Tujuan Akhir Pembelajaran dan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai
dalam buku ini. Apabila ada yang kurang jelas tanyakan pada guru pembimbing Anda.
5. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi Anda
berkembang sesuai standar.
6. Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai rencana yang telah Anda
susun dan disetujui oleh guru dan institusi pasangan penjamin mutu.
7. Sebelum Anda dapat menjawab dengan baik tugas dan soal ulangan atau tes yang ada
pada setiap akhir materi, berarti Anda belum memperoleh ketuntasan dalam belajar.
Ulangi lagi pembelajarannya sampai tuntas, setelah itu diperbolehkan untuk mempelajari
materi berikutnya.
8. Setelah Anda merasa benar-benar menguasai seluruh kegiatan belajar dalam modul ini,
mintalah evaluasi dari guru/instruktur Anda, sekolah dan instritusi pasangan panjamin
mutu Anda untuk dapat dinyatakan benarbenar menguasai kompetensi tersebut.

Pompa Hidrolik 3
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik memiliki kompetensi untuk
memahami prinsip kerja sistem rem hidrolik dan mampu merawat sistem rem hidrolik, yang
meliputi:
a. Menjelaskan cara kerja pompa hidrolik
b. Memahami jenis – jenis pompa hidrolik
c. Klasifikasi pompa hidrolik
d. Membongkar dan merakit pompa hidrolik tipe gear
e. Membongkar dan merakit pompa hidrolik tipe vane
f. Membongkar dan merakit pompa hidrolik tipe piston

E. Kompetensi Inti (KI)


KI 3 (Pengetahuan) KI 4 (Keterampilan)
Memahami, menerapkan, menganalisis, Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan
danmengevaluasitentangpengetahuan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
faktual, konseptual, operasional dasar, dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dan metakognitif sesuai dengan bidang dengan bidang kerja Teknik dan
dan lingkup kerja TeknikKendaraan Bisnis Sepeda Motor . Menampilkan kinerja di
Ringan Otomotif. Pada tingkat teknis, bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan terukur sesuai dengan standar kompetensi
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, kerja.
seni, budaya, dan humaniora dalam Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
konteks pengembangan potensi diri dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dunia kerja, warga masyarakat nasional, dalam ranah abstrak terkait dengan
regional, dan internasional. pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
F. Kompetensi Dasar (KD)
3.3. Menerapkan cara kerja pompa
4.3. Melakukan perawatan pompa

Pompa Hidrolik 4
BAB II
URAIAN MATERI
A. Pompa Hidrolik

Pompa Hidrolik Dari bermacam-macam komponen yang ada dalam sistem hidrolik, boleh
dikatakan bahwa pompa adalah komponen yang paling dominan. Fungsi dari pada pompa adalah
untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik dengan cara menekan fIuida hidrolik ke
dalam sistem. Dalam sistem hidrolik, pompa merupakan suatu alat untuk menimbulkan atau
membangkitkan aliran fluida (untuk memindahkan sejumlah volume fluida) dan untuk
memberikan gaya sebagaimana diperlukan. Apabila pompa digerakkan oleh motor (penggerak
utama), pada dasarnya pompa melaksanakan dua fungsi utama: (1) pompa menciptakan
kevakuman sebagian pada saluran masuk pompa. Vakum ini memungkinkan tekanan atmospher
untuk mendorong fluida dari tangki (reservoar) ke dalam pompa, (2) gerakan mekanik pompa
mengisap fluida ke dalam rongga pemompaan, dan membawanya melalui pompa, kemudian
mendorong dan menekannya ke dalam sistem hidrolik. Apabila pompa dapat menarik
kevakuman yang sempurna pada saluran masuknya, maka tekanan (absolut) 101,3 kPa (~1 bar)
tersedia untuk mendorong fluida ke dalam pompa. Dengan demikian untuk menghindari kavitasi
dalam pompa "tekanan dasar" harus jauh lebih kecil. Kavitasi adalah ruangan kosong dalam
pompa yang terisi udara, dan seharusnya seluruh ruangan ini terisi fluida oli. Pada dasarnya
kavitasi dapat merusak pompa, akibat dari gesekan langsung antara rotor dan stator atau antara
rotor-rotornya. Kavitasi disebut juga keronggaan, dan biasanya dinyatakan dalam persen
terhadap seluruh ruangan pemompaan. Kurang lebih 10% udara (terhadap volume) dalam larutan
atau campuran fluida hidrolik. Apabila tekanan vakum pada saluran masuk pompa melebihi
tekanan "penguapan" fluida, udara akan lepas dari campuran dan membentuk gelembung-
gelembung penguapan. Gelembung-gelembung ini terbawa melalui pompa, dan mengempis
dengan cepat ketika terbuka ke tekanan tinggi pada saluran keluarnya. Pengempisan atau
penyedotan tiba-tiba seperti ini akan menyebabkan kavitasi. Atau dapatlah dikatakan bahwa
kavitasi adalah akibat dari penyedotan pompa secara tiba-tiba dan cepat, sehingga fluida cair
belum sempat masuk ke dalamnya tapi sudah keburu terisi oleh udara. Kavitasi mudah diketahui
dengan suara gemercik yang tajam dan menjerit, bila pompa dalam kondisi jalan dapat

Pompa Hidrolik 5
menyebabkan erosi logam pada saluran keluar pompa. Akibat pompa mengalami demikian akan
memperpendek umur kerja pompa. Cara sederhana untuk mencegah kavitasi adalah:

(1) Menaikkan reservoar (tangki), maka kolom fluida hidrolik mengisi pompa dengan tekanan
positif dan tekanan vakum pada saluran masuk terhindar.
(2) Pengangkatan minimal pada saluran masuk pompa untuk menjaga tekanan vakum (tekanan
penyedotan) rendah atau sekurangkurangnya di atas batas tekanan penguapan.
(3) Saluran masuk pompa harus cukup lebar untuk menjaga kecepatan aliran di bawah 1
m/detik, dan harus cukup pendek untuk membuat penurunan tekanan minimal.
Baut-baut penyambung khususnya pada ulir dan saluran-saluran pada saluran masuk
pompa tidak menyambung dengan baik, udara pada tekanan atmospher dapat tersedot ke
dalam aliran dan akan terbawa melalui pompa (prosesnya sama dengan gelembung-
gelembung udara yang mengakibatkan kavitasi). Campuran udara dan oli menyebabkan
pompa bersuara berisik berlebihan dan dapat mengerosi logam tetapi agak sedikit berbeda
dengan kavitasi. Udara yang masuk dan terkompresi pada saluran keluar pompa, membentuk
suatu peredaman udara dalam fluida hidrolik yang tak dapat teratasi oleh fluida, tetapi
meneruskannya ke sistem. Buih pada fluida hidrolik sebagai hasil dari masuknya udara ke
dalam sistem akan menyebabkan kerugian pada kontrol elemen penggerak serta panas lebih.
.
Ada beberapa cara untuk nengatasi hal itu seperti :
a. mengeraskan sambungan-sambungan yang kendor dan mengganti pipa saluran
masuk yang bocor atau retak-retak sehingga udara masuk ke saluran terhindarkan,
b. batas permukaan fluida hidrolik tetap dijaga di atas batas saluran masuk untuk
mencegah pusaran fluidanya,
c. menghindarkan pembuihan dari saluran kembali ke tangki (reservoar )
d. penyekatan yang baik terutama pada penyekat poros pompa untuk mencegah udara
terisap ke dalam pompa.
Pompa adalah pembangkit aliran bukannya tekanan Seringkali dianggap bahwa pompa
adalah pembangkit tekanan fluida, tetapi sebenarnya tujuan utama pemakaian pompa
hidrolik adalah untuk memproduksi aliran. Sedang tekanan adalah gaya persatuan luas dan
ditimbulkan oleh adanya hambatan untuk mengalir. Pompa direncanakan sebagai mekanik
pembangkit untuk menghasilkan aliran, sesuai dengan peningkatan tekanannya. Tetapi

Pompa Hidrolik 6
pompa sendiri tidak bisa menghasilkan tekanan, karena pompa tidak dapat memberikan
perlawanan terhadap alirannya. Tekanan akan hilang apabila seluruh aliran dan pompa ke
luar melalui torak pada elemen penggeraknya. Begitu pula kebocoran pada torak akan
mempengaruhi kecepatan torak elemen penggerak, karena dua pertiga aliran pompa akan
kembali ke tangki tanpa melakukan kerja. Dengan demikian, kecepatan torak yang
dimaksudkan juga terkurangi dua pertiganya.
Perangkat pompa hidrolik dibuat dalam berbagai ukuran dan bentuk, dengan berbagai
mekanik penggerak dan tujuan pemakaian yang berbeda pula. Akan tetapi seluruh jenis
pompa dapat dibedakan menjadi dua kategori dasar yaitu hidrodinamik dan hidrostatik. Jenis
pompa hidrodinamik atau disebut juga : pompa pemindahan non-positif seperti : pompa
sentrifugal atau turbin, digunakan terutama dalam pemindahan fluida. Perlawanan atau
hambatan yang dijumpai ditimbulkan oleh berat dan gesekan fluidanya sendiri. Hampir
semua jenis pompa pemindahan non-positif bekerja dengan gaya sentrifugal, maka sering
disebut dengan pompa sentrifugal. Fluida yang masuk ke dalam rumah pompa dilempar ke
luar (menjauhi poros) dengan memakai impeler. Pada jenis pompa ini tidak menggunakan
penyekat yang menahan antara lubang saluran masuk dan ke luar, kemampuan tekanannya
adalah fungsi dari kecepatan berputarnya. Karena jenis non-positif memberikan aliran terus-
menerus yang halus, maka aliran keluarnya terkurangi akibat perlawanan yang bertambah.
Dan sangat memungkinkan untuk menutup seluruh aliran keluarnya sementara pompa dalam
keadaan bekerja (jalan). Karena alasan ini serta alasanalasan lainnya pompa-pompa
pemindahan non-positif jarang digunakan dalam sistem hidrolik seperti yang ada di pasaran
akhir-akhir ini. Sedangkan untuk jenis hidrostatik atau pompa pemindahan positif seperti apa
yang dinyatakan pada istilahnya adalah adanya sejumlah fluida untuk setiap langkah,
putaran atau siklus yang diberikan. Volume fluida yang mengalir per-satuan waktu kecuali
kerugian-kerugian kebocoran tidak tergantung pada tekanan pengeluarannya sehingga sangat
cocok untuk penggunaan dalam transmisi tenaga.

B. Kelas Pompa
Tekanan operasi (kerja) maksimum (kPa atau bar), volume aliran (liter/menit) pada
kecepatan putar poros pompa (rpm), dan pemindahan geometris per putaran poros pompa
(m3) adalah tiga faktor utama yang menentukan kelas pompa. Kelas ini ditentukan oleh

Pompa Hidrolik 7
pabrik pembuat. Apabila dalam penggunaan melebihi ketentuan-ketentuan di atas akan dapat
menyebabkan berkurangnya umur pemakaian pompa, atau kerusakan fatal pada pompa dan
sistem hidrolik. Sehingga kelas-kelas pompa diberikan untuk membedakan kondisi kerja,
seperti:
a. tekanan pelepasan maksimum untuk operasi terus-menerus,
b. tekanan maksimum untuk operasi sebentar (sementara),
c. tekanan puncak maksimum, hanya untuk puncak-puncak pendek

Volume aliran (pemindahan) suatu pompa dapat dinyatakan dengan volume alirannya setiap
putaran poros pompa (L), atau dapat dikatakan juga aliran nominal rata-rata dalam L/menit.
Kelas pompa ini secara luas telah banyak digunakan. Pemindahan (kadangkadang juga
disebut pemindahan geometris) adalah volume fluida hidrolik yang dipindahkan melalui
pompa dalam satu putaran poros pompa.

Gambar 1 : Variasi tek maks kelas pompa


(Sumber : modul alat berat jilid 1)

Pompa bisa direncanakan untuk volume pemindahan variabel (dapat diubah-ubah) atau
tetap, tergantung pada perencanaan dan penggunaannya dalam sistem hidrolik. Arah aliran
dari pompa pemindahan variabel kadang-kadang dapat juga dibalik tanpa mengubah arah
putaran poros pompa. Sebenarnya pompa-pompa hidrolik tidak pernah dipilih berdasarkan
pada empiris. Faktor-faktor penting seharusnya ditentukan dan dipertimbangkan sebelum
pompa sebenarnya dapat ditentukan. Faktorfaktor itu adalah :

Pompa Hidrolik 8
a. tekanan maksimum yang diperlukan sistem untuk menghasilkan gaya ke luar yang
cukup dengan elemen penggerak,
b. aliran maksimum (puncak) atau aliran rata-rata yang diperlukan, apabila sistem
menggunakan akumulator,
c. daya guna pompa, kesesuaian operasi, pemeliharaan ringan, harga pembelian awal,
dan keberisikan pompa.
d. kontrol aliran pompa selama sistem berada dalam tahap tak bergerak, pemindahan
tetap, dan pemindahan tak tetap.
Pompa-pompa pemindahan tak tetap dengan kontrol kompleks lebih banyak dipakai pada
perindustrian. Harga pembelian pompa ini dapat sepuluh kali lipat harga pompa pemindahan
tetap. Walau demikian keuntungan-keuntungan itu mengimbangi harga yang mahal jika
perawatan terjaga dan kerumitan sistem dapat disederhanakan. Semua pompa hidrolik
merupakan pembangkit aliran. Pompa itu bekerja pada prinsip yang disebut dengan
"pemindahan". Fluida cair disedot ke dalam dan kemudian dipindahkan ke lain titik atau
tempat. Oleh karena itu istilah "hidrolik" berarti suatu hal yang mempelajari tentang gerakan
fluida atau fluida yang bergerak khususnya fluida cair. Oleh karena itu setiap pompa yang
memindahkan fluida dari satu titik ke titik yang lain dinamakan pompa hidrolik. Tetapi
sekarang, "hidrolik" berarti suatu ilmu yang mempelajari tekanan fluida dan aliran fluida
dalam gerakan positif untuk melakukan kerja. Sebagaimana telah disinggung di depan
bahwa sistem pemindahan pompa dapat dibedakan menjadi dua macam cara:
a. Pemindahan non-positif
b. Pemindahan positif.
Bagaimana sistem itu bekerja dapat dilihat pada Gambar dibawah ini

Pompa Hidrolik 9
Gambar 2 : sistem pemindahan pompa
(Sumber : modul alat berat jilid 1)

Seperti terlihat pada Gambar 2 bagian (a) sudu-sudu air menunjukkan aspek pemindahan
non-positif. Sistem ini memperlihatkan bahwa fluida hanya sekedar terbawa bebas dan
dipindahkannya. Sehingga volume dan tekanan hasil pemindahannya tidak dapat
dipastikan. Dan biasanya sistem ini hanya dipakai pada alat-alat pertanian. Tetapi gambar
bagian (b) menunjukkan pompa dengan sistem pemindahan positif. Mengapa demikian?
Pompa sistem ini adalah yang belakangan ini banyak digunakan dalam sistem hidrolik
modern. Pompa hidrolik bukan hanya membangkitkan aliran, tetapi juga mendorong aliran
tersebut. Sekat (seal) di sekeliling roda gigi menjerat sejumlah fluida dan menahannya
kemudian bergerak. Karena fluida mengalir keluar menuju sisi gigi yang lain, fluida
tertutup kemudian meluap. Penyekatan (sealing) adalah bagian "positif" dari pemindahan.
Tanpa penyekat fluida tidak akan pernah mengatasi perlawanan atau hambatan dari
bagian-bagian lain dari sistem. Ketika dibutuhkan tekanan tinggi dalam suatu rangkaian,
pompa pemindahan positif merupakan keharusan. Hal ini yang dipakai dalam seluruh
sistem hidrolik modern yang menggunakan tenaga fluida. Dalam sistem tekanan rendah
seperti pendinginan air atau untuk penyiraman/ penyemprotan, penggunaan sistem
pemindahan positif merugikan, tetapi lebih banyak digunakan sistem pemindahan non-
positif. Dan dalam buku ini hanya akan membahas sistem pemindahan positif. Kemudian
dilihat dari segi volume pemindahan yang dihasilkan, pompa hidrolik dibedakan menjadi
dua bagian pula, yaitu:

Pompa Hidrolik 10
a. Pompa pemindahan tetap (fixed).
b. Pompa pemindahan berubah-ubah (variable).
Pada pompa pemindahan tetap, pompa akan menggerakkan atau memindahkan
sejumlah volume oli yang sama dalam setiap putaran (cycle). Volume ini hanya akan
berubah apabila kecepatan putar pompa (rpm) juga diubah. Volume dapat dipengaruhi oleh
tekanan dalam sistem, tetapi hal ini disebabkan oleh suatu penambahan kebocoran yang
kembali ke saluran masuk pompa.
Biasanya terjadi pada waktu tekanan bertambah. Karena kebocoran ini maka pompa
dengan pemindahan tetap biasa ditemukan dalam sistem tekanan lebih rendah atau sebagai
pembantu pompa yang lain dalam suatu sistem tekanan yang lebih tinggi. Pada pompa
dengan pemindahan tidak tetap (variabel) dapat memberikan volume pemindahan olinya
bervariasi dalam setiap putaran, bahkan pada kecepatan putaran yang sama sekalipun.
Pompa jenis ini mempunyai suatu mekanik di bagian dalam yang mengubah hasil
pemompaan (out-put) oli, dan biasanya dipakai untuk menjaga tekanan konstan dalam
suatu sistem. Seperti terlihat dalam Gambar dibawah ini ketika tekanan sistem menurun,
volume akan bertambah. Dan sewaktu tekanan bertambah, volume akan menurun.

Gambar 3 : Perbandingan sistem pemindahan pompa


(Sumber : modul alat berat jilid 1)

Sistem pemindahan dalam suatu pompa hirlrolik sangat berguna dalam menentukan
jenis katup pengarah yang akan dipakai dalam suatu rangkaian hidrolik. Sistem mana yang
cocok dipakai juga akan sangat tergantung bagaimana sistem rangkaian hidrolik itu
bekerja, dan untuk apa serta berapa tekanan yang diperlukan merupakan pertimbangan
yang sangat menentukan. Hal yang perlu diingat bahwa pompa hidrolik tidak

Pompa Hidrolik 11
menimbulkan tekanan, tetapi memproduksi atau menimbulkan aliran. Tekanan disebabkan
oleh hambatan atau perlawanan dalam aliran.

C. Jenis-jenis pompa hidrolik


Pompa dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu : Positive displacement dan Non Positive
displacement.
a. Pompa positive discplacement adalah pompa yang menghasilkan displacement yang
tetap tidak peduli berapa tekanan yang terjadi pada sisi outlet pompa. Positive
displacement pump mempunyai clearance diantara komponen-komponen-nya lebih kecil.
Ini akan mengurangi kebocoran dan menghasilkan efficiency yang lebih baik saat
digunakan pada high pressure hydraulic system. Output flow pada positive displacement
pump pada dasarnya sama untuk setiap putaran pompa. Ada 3 type dari Positive
displacement pump yaitu: Gear, Vane, dan Piston.

Gambar 4: cara kerja pompa positive displacement


(sumber: https://blandong.com/hydraulic-pump/ diakses 22 mei 2018)

Bagaiman oli bisa dipompa? Pada langkah inlet yang sebelah kiri, piston pada tabung pompa
digerakkan ke kiri. Ruangan didalam pompa semakin besar dan tekanannya turun lebih kecil dari
tekanan udara. Akibat perbedaaan ini, udara menekan oli masuk ke dalam pompa melalui check

Pompa Hidrolik 12
valve (berfungsi untuk mengatur aliran hanya pada satu arah). Check valve ditekan oli sehingga
membuka saluran ke pompa. Pada langkah output yang di sebelahb kanan, piston menekan oli.
Oli mencari jalan keluar. Oli mencoba turun melalui check valve yang ada di inlet (saluran
masuk), namun bola check valve tertahan oleh dinding saluran sehingga menutup saluran ke
bawah, oli tidak dapat keluar dari check valve ini. Oli juga mencoba membuka check valve pada
bagian atas. Oli harus melawan tekanan yang besar untuk mendorong bola check valve ini. Bola
check valve bergerak dan membuka saluran bagian atas. Oli keluar melaui saluran ini.

Apabila tekanan oli pada sisi outlet (saluran keluar pompa) relative kecil maka setiap stroke
(langkah piston) akan mendorong oli secara relative mudah. Jika tekanan meningkat, stroke yang
dibutuhkan lebih berat. Setiap stroke akan memindahkan volume (displacement) oli yang sama
walaupun tekanan pada sisi outlet tinggi. Inilah arti dari positive displacement. Yaitu
displacement oli selalu tetap tidak bergantung pada tekanan outlet. Tekanan ini bisa sedemikian
tingginya sehingga pada system hidrolik yang menggunakan pompa positive displacement harus
disediakan mekanisme pembuangan oli jika terjadi kenaikan tekanan yang terlalu besar.

1. Pompa hidrolik tipe gear (gear pump)


Gear digerakkan oleh tenaga dari luar disebut driving gear dan gear yang digerakkan oleh
driving gear disebut dengan driven gear atau idler gear. Kedua gear ini akan masuk ke
dalam housing dan ditutup dengan plate dan dijaga oleh seal dan back-up seal untuk
mencegah kebocoran.

Pompa Hidrolik 13
Gambar 5 : Komponen gear pump
(sumber: https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

Cara kerja pompa ini adalah sebagai berikut. Driving gear menggerakkan driven gear. Gerakan
kedua gear ini menciptakan kevakuman pada sisi inlet. Oli masuk dari tangki menuju pompa. Oli
kemudian masuk ke dalam ruang-ruang yang dibentuk oleh gigi-gigi gear dan housing. Oli
dibawa oleh ruangan ini menuju ke sisi outlet.

Tekanan tinggi pada sisi outlet akan mendorong gear-gear mengarah ke sisi inlet. Dorongan ini
akan membuat ketidak seimbangan pada shaft (poros) pompa sehingga bisa menimbulkan
masalah. Untuk mengurangi efek ini, maka sering dipasang pelat penyeimbang tekanan (pressure
balance plate) pada sisi inlet dimana oli dari tekanan tinggi diarahkan ke sisi inlet dan akan
menekan shat ke arah sisi outlet sehingga menyeimbangkan dorongan. Pada beberapa desain,
shaft pompa dibuat tapered, sehingga tekanan shaft ke bearing lebih luas.

Jika gear pump sudah lama dipakai maka clearance (suaian) antara puncak gigi gear dan housing
sudah sedimikian besarnya. Oli banyak yang bocor kembali ke sisi inlet dan efisiensi volumetric
pompa turun. Jika oli yang dipakai pada sistem kotor dan banyak mengandung partikel-partikel
keras maka sering terjadi luka dan alur-alur terbentuk pada housing pompa. Alur-alur ini akan
mengakibatkan kebocoran dan menurunkan efisiensi volumetric pompa.

Pompa Hidrolik 14
Pada gear pump, besarnya flow pompa ditentukan oleh besarnya ruang yang dibentuk antara
gigi-gigi gear dan housing. Besarnya flow juga ditentukan oleh kecepatan putar pompa. Untuk
mengatur besarnya flow pada gear pump, satu-satunya cara adalah dengan mengatur putaran
pompa.

Gambar 6 : cara kerja gear pump


(sumber: https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

a) Internal Gear Pump

Gambar 7 : internal gear pump


(sumber: https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

Outer gear digerakkan oleh shaft. Outer gear atau rotor ini kemudian menggerakkan
inner gear (idler). Titik pusat outer gear berbeda dengan titik pusat inner gear.
Perbedaan inilah yang menyebabkan konstruksi ini menjadi pompa. Pola bulan sabit
(crescent) berfungsi untuk memandu gerakan inner gear dan memperkecil ruangan yang
dilalui oli. Putaran outer gear dan inner gear menyebabkan timbul kevakuman pada sisi

Pompa Hidrolik 15
inlet. Kevakuman ini disebabkan oleh ruangan yang semakin membesar pada saat gear-
gear berputar. Pada gambar diatas arahnya ke bawah. Oli masuk ke dalam pompa dan
terperangkap dalam ruang yang dibatasi oleh gigi-gigi gear, housing dan crescent. Pada
saat gear melintasi crescent, ruangan-ruangan ini mengecil dan menekan oli. Pada sisi
outlet, oli keluar dari ruangan-ruangan.
Pada internal gear pump, terjadi ketidak seimbangan dorongan yang sama seperti pada
gear pump biasa. Keausan juga menyebabkan clearance semakin membesar dan
kebocoran-kebocoran terjadi diantara gigi-gigi gear dan housing serta crescent
menurunkan efisiensi.

Gambar 8: cara kerja internal gear pump


(sumber: https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

b) External Gear Pump


Untuk unit – unit Komatsu sistem hidroliknya banyak memakai jenis external gear pump
ini. Konstruksi external gear pump terlihat pada gambar.

Gambar 9 : External Gear Pump


(sumber https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

Pompa Hidrolik 16
Secara garis besar, external gear pump dapat dibagi dalam dua jenis :
1) Fixed Side Plate Type Gear Pumps.
Side plate pompa ini tidak dapat bergeser-geser. Kontruksinya ada yang jadi satu dengan
housing, dan ada pula yang terpisah tetapi diikat terhadap housingnya. Pompa ini
mempunyai discharge pressure antara 30 Kg/Cm2 sampai dengan 125 Kg/Cm2. Komatsu
menamakan pompa jenis ini tipe FAL/R dan GAL/R.
2) Movable Side Plate Type ( Pressure Balancing Type Gear Pumps ).
Side plate pompa ini dapat bergeser semakin menjepit gear bila tekanan naik.
Dengan demikian maka internal leakage diperkecil sebab side clearance juga kecil.
Specific Discharge Pressurenya lebih besar dari 140 Kg/Cm2.
Gear pump yang dipergunakan dalam unit-unit Komatsu berbeda-beda jenisnya
disesuaikan dengan fungsinya. Untuk itulah maka external gear pumps diklasifikasikan
dalam 5 ( lima ) jenis yaitu :
 FAL/R dengan tekanan 30 Kg/Cm2
 GAL/R dengan tekanan 125 Kg/Cm2
 PAL/R dengan tekanan 140 Kg/Cm2
 KAL/R dengan tekanan 175 Kg/Cm2
 SAL/R dengan tekanan 210 Kg/Cm2

2. Pompa hidrolik tipe vane

Gambar 10 : komponen pompa hidrolik tipe vane


(sumber https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

Pompa Hidrolik 17
Vane pump terdiri rotor atau displacement dan housing. Di dalam rotor terdapat vane
yang bebas keluar masuk slot pada rotor. Rotor kemudian ditutup dengan flex plates dan
housing. Rotor diputar oleh tenaga dari luar. Perputaran rotor menyebabkan vane terlempar
(efek gaya sentrifugal) ke luar. Akibat gaya ini, vane menekan housing dengan kuat. Ini
akan mengisolasi oli karena terbentuknya ruangan yang terpisah antara dua vane dan
housing. Sumbu putar rotor dan titik pusat housing dibuat tidak bertemu sehingga dari sini
tercipta perbedaan ruangan di atas dan di bawah. Karena ada perbedaan besar ruangan inilah
terjadi proses pemompaan. Pada sisi inlet, ruangan yang dibentuk oleh dua vane dan
housing membesar sehingga terjadi kevakuman dan oli dapat masuk ke dalam pompa. Oli
dibawa oleh ruangan ini berputar. Dekat dengan sisi outlet, karena perbedaan titik pusat,
ruangan-ruangan dibuat semakin kecil dan menekan oli. Oli lalu keluar menuju sisi outlet.
Bagian atas vane pump ditutup dengan flex plate dan housing dan disekat oleh seal supaya
tidak bocor.

Gambar 11 : cara kerja pompa hidrolik tipe vane


(sumber https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

Pada flex-plate terdapat lubang-lubang untuk mengarahkan oli dari daerah bertekanan
tinggi. Oli bertekanan ini digunakan untuk memberikan tekanan pada flex plate sehingga
dapat menyekat oli dari kebocoran pada bagian atas dan bawah pompa. Dengan
menggunakan desain seperti ini, kekuatan penyekatan flex plate berbanding lurus dengan
tekanan oli disisi outlet. Semakin tinggi tekanan oli pada sisi outlet semakin besar kekuatan
yang dibutuhkan untuk menyekat.
Displacement oli pada flex plate bisa diubah-ubah dengan mengubah kecepatan putar.
Namun ada rancangan lain dari vane pump yang cam ring bisa diatur letakknya.

Pompa Hidrolik 18
Gambar 12 : Flex Plate
(sumber https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

Dengan menggerak-gerakkan cam ring kita bisa mendekatkan atau menjauhkan titik pusat
cam ring dan rotor. Apabila jarak kedua titik pusat ini dekat maka displacement oli akan
mengecil dan begutu juga sebaliknya. Pompa semacam ini dapat menghasilkan flow yang
kecil walaupun putarannya tinggi. Ini adalah prinsip kerja variable displacement pump.
Pada pompa ini, putaran pompa tidak berpengaruh langsung pada displacement oli.

Gambar 13 : prinsip kerja variable displacement pump


(sumber https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

3. Pompa hidrolik tipe piston


Piston pump terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut. Barrel, berbentuk silinder
yang terhubung ke shaft dan diputar oleh tenaga dari luar. Di sekeliling barrel terdapat
lubang-lubang tempat piston. Piston adalah komponen yang bergerak keluar masuk di
dalam barrel. Slipper dan retaining ring, komponen yang memegang piston. Sedangkan
swashplate adalah pelat yang berbentuk miring untuk membuat terjadinya perbedaan besar

Pompa Hidrolik 19
ruangan didalam barrel.

Gambar 14 : pompa hidrolik tipe piston (torak)


(sumber https://blandong.com/hydraulic-pump/ di akses 22 mei 2018)

Cara kerja piston pump adalah sebagai berikut


Barrel diputar oleh shaft dan membawa piston masuk dan keluar. Pada saat piston masuk
maka ruangan antara piston dan barrel semakin membesar. Perbesaran ini mengakibatkan
terjadinya penurunan tekanan sehingga oli masuk kedalam pompa. Pergerakkan masuk
piston ini adalah mengikuti kontur dari swashplate. Setengah putaran berikutnya piston
bergerak keluar dan menekan oli ke luar pompa. Selama terjadi perbedaan ukuran ruang
antara piston dan barrel maka piston selalu menghasilkan displacement oli.
Kemiringan swashplate mempengaruhi besar kecilnya displacement pompa. Jika
swashplate kemiringannya lebih besar maka displacement pompa akan semakin besar. Jika
swashplate lebih vertical (lurus) maka displacement pompa akan lebih kecil.
Jika kemiringan swashplate tidak bisa diubah maka displacement pompa hanya bisa diubah
dengan mengubah putaran pompa. Pompa ini disebut fix displacement pump. Jika
swasplate bisa diubah maka displacement pompa tidak dipengaruhi oleh putaran pompa.
Jadi walaupun pompa berputar cepat dengan meluruskan swasplate, displacement akan
tetap kecil.

Pompa Hidrolik 20
Gambar 15 : cara kerja piston pump
a) Pompa torak radial
Posisi torak dirancang membentuk formasi bintang secara radial terhadap poros
penggeraknya. Demikian juga torak bekerja dalam arah radial. Biasanya pompa ini
dilengkapi dengan pengontrol (pengatur) sistem katup atau lubang, dengan
pemindahan tetap atau variabel. Jenis pompa ini juga dibedakan antara bubungan
dalam (pegas torak berbeban ke dalam) dan bubungan luar (pegas torak berbeban ke
luar). Pompa torak pada Gambar dibawah ini adalah dioperasikan dengan katup, pegas
berbeban ke dalam dan menggerakkan sendiri, pompa ini mempunyai pemindahan
tetap. Jenis pompa tersebut terutama mempunyai rumah (1), poros eksentrik (2) dan
elemen pompa (3) dengan torak (4), katup isap (5) dan katup pengontrol tekanan (6).
Satu elemen pompa dapat difungsikan sebagai satu pompa torak yang disekrupkan ke
dalam rumah pompa. Elemen pompa memandu torak, dan sebagai balasannya
mendorong ke dalam poros eksentrik dengan pegas. Setiap torak melaksanakan
langkah ganda (dobel) pada setiap putaran poros. Pada putaran poros eksentrik fluida
tersedot melalui lubang aksial dalam poros, pelepasan melalui lubang radial dan
kemudian melalui saluran katup isap. Katup isap terdiri dari satu pelat katup kecil,
yang didorong oleh pegas ringan dari luar ke dalam penyekatnya.

Pompa Hidrolik 21
Gambar 16 : pompa torak
(Sumber modul teknik alat berat jilid 1)

Volume ruangan torak bertambah ketika torak bergerak ke arah pusat poros. Gaya
pengisapan menyebabkan pelat katup terangkat dari penyekat (dudukan) dan ruangan
torak dapat terisi oleh fluida (elemen 3.1). Kemudian torak terdorong ke luar oleh
poros eksentrik, dengan demikian mendorong pelat katup ke dalam dudukan penyekat
(elemen 3.2); Pada saat yang sama, bola daripada katup tekan (6) terangkat dari
dudukannya (elemen 3.3).
Sekarang fluida dapat mengalir dari elemen pompa menuju saluran tekan dengan
memakai saluran ke dalam rumah pompa. Volume langkahnya ditentukan oleh
diameter torak dan jumlah torak itu sendiri. Tenaga tergantung pada kedua tekanan
operasi dan volume aliran. Tekanan operasi maksimum juga berubah sesliai dengan
diameter torak yang digunakan. Biasanya jumlah torak dipilih genap sehingga volume
aliran yang tidak beraturan dipilih serendah mungkin. Data-data teknis yang ada
adalah:

Tabel 1 : data teknis pompa torak radial

Pompa Hidrolik 22
(sumber modul teknik alat berat jilid 1)

Pada Gambar dibawah juga menunjukkan pompa torak yang dioperasikan oleh satu
katup, pegas berbeban ke dalam dan pompa torak radial melengkapi sendiri tipe R4.
Perbedaan dari pompa yang telah diterangkan di depan terletak pada rancangan
elemen toraknya. Torak berongga (1) dengan katup pengisap (2) bergerak dalam satu
silinder (3) dan terdorong pada eksentrik (5) dengan memakai pegas (4). Permukaan
luncur torak sesuai dengan radius eksentriknya. Dan silindernya sendiri berbentuk bola
dan poros dalam rumah pompa (7). Katup pengontrol tekanan (8) dipasang dalam
poros ini. Elemen-elemen torak (silinder, torak, katup isap) dipegang (ditahan) bebas
oleh pegas antara poros eksentrik dan porosnya (bantalan torak diseimbangkan secara
hidrostatik).

Gambar 17 : pompa torak radial dioperasikan katup


(sumber modul teknik alat berat jilid 1)

Volume ruangan torak dalam silinder bertambah dengan gerakan torak ke bawah.
Karena isapan pelat katup terangkat dari dudukan penyekatnya. Pada saat yang sama
saluran dari ruangan isap menuju torak terbentuk dengan menggunakan alur radial
dalam eksentrik. Ruangan torak terisi dengan oli oleh karena alur dan lubang dalam
torak. Ketika torak bergerak naik, eksentrik menutup saluran menuju rumah pompa.
Pelat katup tertekan ke dalam dudukan penyekat dan bola pada katup tekan terangkat
dari dudukannya. Dan kemudian fluida mengalir ke saluran ke luar pompa. Elemen
pompa membawa gerakan bandul selama satu putaran eksentrik. Pada pompa dengan
3, 5, atau 10 torak, juga memungkinkan 3 perbedaan eksentrik. Untuk tujuan - tujuan

Pompa Hidrolik 23
penyatuannya, elemen tekanan dapat juga disumbat secara individu.

b) Pompa torak aksial


Jenis pompa torak aksial (axial piston units) adalah perubah energi, dimana torak
dirancang secara aksial terhadap silindernya. Suatu rancangan berbeda dibuat antara
gandar (swash plate) dan rancangan sumbu tidak sejajar (bent axis).
Diagram berikut menunjukkan dengan jelas perbedaan antara dua model untuk
pemecahan gaya-gaya torak pada perubahan titik dan pertimbangan torsi sebenarnya.
Untuk menunjukkan dengan lebih jelas, permukaan singgung antara torak dan
bubungan ditunjukkan dengan titik- titik. Pada titik singgung S (lihat Gam bar 3.63)
gaya hidrolik (tekanan x luas penampang torak) diubah ke dalam "gaya mekanik".
Resultan seluruh luasan cincin bertekanan bekerja tegak lurus terhadap sumbu torak
dan menggerakkan torak ke posisi miring sehingga menimbulkan torsi pada drum
silinder, yang dimasukkan ke poros penggerak dari drum.
Pada pompa torak gandar (swash plate) pemindahan tetap atau variabel terdiri dari
rumah pompa, gandar pada suatu sudut kemiringan tetap atau berubahubah, poros
penggerak, satu kelompok pemompaan rotasi, penyekat poros dan peiat pengontrol
dengan lubang saluran masuk dan keluar. Pada kelompok pompa rotasi poros penggerak
terdiri dari blok silinder dengan torak.

Gambar 18 : pompa torak aksial

D. Klasifikasi Pompa Hidrolik


Seperti telah diuraikan di muka bahwa ada tiga jenis pompa hidrolik yang banyak digunakan
di industri-industri menengah sampai industri berat. Pompa-pompa itu adalah pompa roda
gigi, pompa sudu-sudu, dan pompa torak. Pemakaian dan efisiensi merupakan hal yang sama

Pompa Hidrolik 24
pentingnya dengan operasi dan akan membantu dalam diagnosa masalah hidrolik. Karena
begitu banyak dan bervariasi jenis dan sistem hidrolik dan pompa, tidaklah mudah untuk
menjamin pompa mana yang paling baik untuk sistem tertentu tanpa mengetahui lebih dulu
informasi-informasi yang .ielas pada sistem tersebut. Meskipun demikian dapatlah
dipertimbangkan hal-hal yang tidak diinginkan pada jenis-jenis pompa, sehingga sangat
membantu dalam menjatuhkan pilihan pompa dan sistem bagaimana yang cocok digunakan
pada sistem hidrolik tersebut. Ukuran pompa adalah faktor pertama yang harus
dipertimbangkan dalam memilih pompa untuk sistem hidrolik. Kebanyakan dalam sistem
hidrolik hanya terdapat ruangan yang sangat terbatas untuk ruangan pompa. Tetapi dengan
banyaknya jenis pompa dan ukuran pompa yang tersedia, itu bukanlah suatu masalah yang
besar, jika sistem tidak memerlukan pompa sebagaimana pada unit-unit yang besar. Dalam
hal ini ruangan untuk pompa tanpa menghiraukan ukurannya akan tersedia, karena hal-hal
atau persyaratan lain yang lebih penting tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Faktor yang
kedua adalah hantaran pompa (debit), tekanan, dan kecepatan putaran pompa. Ketiga aspek
ini juga menempati posisi tertentu dalam memilih pompa. Karena hal ini erat hubungannya
dengan gaya dan kapasitas suatu sistem hidrolik. Kebanyakan pompa dinilai atau didasarkan
pada volume yang dapat dihasilkan dalam jumlah waktu ter-tentu. Dan
biasanya ditunjukkan dalam liter per menit (L/men). Istilah hantaran ini sering juga disebut;
hantaran rata-rata, kapasitas pelepasan, atau bahkan debit dan ukuran. Tanpa menghiraukan
kelas penilaiannya, faktor tersebut tidaklah dapat berdiri sendiri. Haruslah dilengkapi oleh
figur yang menyatakan jumlah tekanan balik dan kemampuan pompa untuk bertahan, dan
masih memproduksi kelas hantarannya, karena tekanan bertambah kebocoran dalam pompa
juga bertambah dengan demikian volume minyak yang dihantarkan justru menurun.
Kecepatan pompa juga harus dimasukkan dengan volume ratarata untuk kedua alasan.
Pertama, pada pompa pemindahan tetap, aliran adalah berhubungan langsung dengan
kecepatan pompa, kecepatan lebih besar lebih banyak fluida dipindahkan. Kedua, berapa
kecepatan pompa dibutuhkan untuk memproduksi suatu aliran tertentu dinyatakan dalam
kecepatan gerakan mekanik putaran pompa (dalam putaran per menit = rpm). Tambahan
pula, hantaran pompa rata-rata, sebagai contoh pada pompa terbaca; 60 liter/menit dengan
140 kg/cm2 pada putaran 2100 rpm. Biasanya suatu pompa mempunyai perubahan hantaran
rata-rata, berkenaan dengan hantaran rata-rata sesaat. Penilaian ini menyatakan batas

Pompa Hidrolik 25
tertinggi suatu pompa untuk beroperasi, dipandang dari segi hantaran, kecepatan pompa dan
tekanan dalam satu periode waktu masih memberikan umur pemakaian yang cukup
Efesiensi Pompa
Faktor efisiensi pompa juga merupakan hal yang penting. Seberapa besar dapat melakukan
kerja adalah suatu hal yang menentukan dalam pemilihan pompa. Secara teori suatu pompa
pemindahan positif mengubah jumlah fluida hidrolik sama dengan pemindahan geometris
(debit) per putaran poros pompa, dan aliran keluarnya harus sebanding dengan kecepatan
putar poros pompa. Walau demikian aliran ke Iuar sebenarnya lebih kecil daripada
pemindahan secara teoritis dikarenakan oleh kebocoran dalam atau selip.

Gambar 19 : kurva tenaga masuk efesiensi


(sumber modul teknim alat berat jilid 1)

Dalam ukuran fisiknya, akan ditemukan bahwa ketiga jenis pompa itu dijumpai dari ukuran
kecil sampai besar. Dari ketiga jenis itu, pompa roda gigi adalah yang terkecil, pompa torak
yang terbesar dan pompa sudu-sudu berada di antara keduanya.
Angka efisiensi suatu pompa ditentukan oleh tiga faktor yang meliputi :
 Efisiensi volumetrik
 Efisiensi mekanik
 Efisiensi tenaga.

Pompa Hidrolik 26
Apabila diklasifikasikan kemampuan jenis-jenis pompa itu dapatlah
ditabulasikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 2 Klasifikasi jenis pompa


(sumber modul teknik alat berat jilid 1)

E. Gejala dan Perbaikan Pada Pompa Hidrolik


Pompa Berisik (Noisy).
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1.Udara bocor masuk kedalam Pastikan bahwa permukaan oli dalam tangki
sistem. hidrolik masih pada garis batas sehingga pipa intake
masih di bawah permukaan oli, jadi tidak menyedot
udara.
 Periksa setiap sambungan yang memungkinkan
adanya kebocoran seperti seal poros pompa,
sambungan pipa atau tubing (konektor).
 Cara menemukan kebocoran ialah dengan
menuangkan oli pada bagian yang dicurigai bocor,
kemudian bila berisiknya berhenti berarti anda telah

Pompa Hidrolik 27
menemukannya.
 Perbaikilah bagian tersebut dengan mengeraskan
2.Timbul gelembung udara baut konektornya atau mengganti seal. (Ingat
dalam saluran masuk. mengeraskan baut hanya secukupnya asal bocor
telah berhenti).
 Permukaan oli turun atau pipa intake terpasang di
atas permukaan oli.
 Tambah oli atau betulkan pemasangan pipa
3. Terjadi cavitation intake.
(rongga dalam pipa/saluran Kemungkian saluran intake tersumbat, ada bagian
hidrolik). yang sobek (berlubang), saringan tersumbat dan
pipanya bocor, oli terlampau kental dan sebagainya.
 Atasi kemungkinan tersebut dengan
membersihkan bagian yang tersumbat, mengganti
yang sobek, mengganti oli yang terlalu kental dan
sebagainya.
 Periksa manufacture’s maintenance instruction.
 Kencangkan semua baut-baut pengikat dimana
terdapat kebocoran.
 Ganti gasket atau packing yang kira-kira aus.
 Bila kekentalan oli kurang cocok, ganti saja.
4.Ada bagian yang rusak atau Bagian dari komponen mungkin tertusuk
hilang. (kemasukan) tatal logam atau sepotong benda atau
terlilit majun. Bila demikian bersihkanlah dan setel
kembali.
 Bila karena oli yang digunakan terlalu pekat ata
benyak endapan sehingga komponen menjadi seret
(keset) atau susah bergerak, maka bersihkan dengan
larutan pembersih, keringkan baru dipasang lagi.
5. Sudu atau kipas dari  Bila karena korosi dan sudah terlalu jelek,
pompa ada yang macet atau sebaiknya diganti saja dan periksa oli apakah

Pompa Hidrolik 28
pada katup atau pada piston. mempunyai daya tahan terhadap korosi.
 Bersihkan filter dan strainer dengan pembersih
yang cocok.
 Ganti filter dan strainer bila terlalu kecil.
 Gunakan oli yang dengan kualitas baik yang tidak
mudah memberikan endapan.
 Periksa buku manual untuk mengetahui berapa
putaran maksimum yang direkomendasikan.
 Periksa motor penggerak, puli, dan ukuran roda,
barang kali ada yang mengganti. Untuk itu
sesuaikan/ betulkan sesuai dengan yang
6.Filter dan strainer sangat kotor direkomendasikan.
atau terlalu kecil.  Periksa kelurusan (alignment) dari puli pompa
dan puli motor. Karena belt dapat lepas disebabkan
puli tidak lurus (misalignment) atau terlalu kendor.
7.Pompa berputar terlalu cepat. Keadaan ini kemungkinan disebabkan overheating.
 Betulkan alignment dengan menyetel kembali
kelurusan puli-puli tersebut.
 Setel juga jarak antara puli agar belt tidak terlalu
kendor.

8.Pompa lepas dari


motornya.

Tabel 3 Diagnosa pompa berisik.

Pompa Hidrolik 29
Pompa tidak memompa.
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1.Putaran poros pompa  Bila terjadi demikian segeralah dimatikan.
terbalik.  Periksa penginstalan motor, belt, roda gigi dan
sebaganya. Biasanya kesalahan penginstalasian
motor 3 phase sering membuat motor berputar
terbalik.
 Betulkan penginstalasian motor dengan
memindahkan pemasangan kabel.
 Bila belt terpasang bersilang juga mengakibatkan
putaran terbalik, maka luruskan.
 Periksa pipa saluran dari tangki ke pompa.
 Bila ada pipa yang tersumbat, bersihkan.
2.Saluran hisap tersumbat.  Bila filter atau strainer tersumbat , bersihkan.
 Tambahkan oli sehingga saluran intake terendan
oli.

 Tuangkan oli pada bagian yang anda curigai


bocor, bila suara beisiknya berhenti berarti dibagian
3.Permukaan oli turun
itulah yang bocor.
(terlalu rendah).
 Kencangkan baut-baut pengikatnya atau
4.Udara masuk ke dalam perapatnya.
saluran hisap (intake).  Putaran pompa hidrolik telah ditentukan sejak
perencanaan. Bila putaran terlalu rendah
kemungkinan pompa tidak memompa. Untuk itu
periksa berapa putaran pompa yang
5. Putaran poros pompa direkomendasikan.
terlalu rendah.  Turunnya putaran kemungkinan terjadi selip pada
belt, maka betulkan (kencangkan) atau mungkin
kena oli, bersihkan.
 Mungkin salah puli yang dipasang (terlalu besar),

Pompa Hidrolik 30
ganti dengan puli yang sesuai perbandingannya.
 Keluarkan oli yang terlalu kental kemudian ganti
dengan oli yang sesuai.
 Gantilah bagian yang rusak tersebut dan ingat
penggantinya harus sesuai dengan spesifikasi yang
diganti.

6. Oli terlalu kental.

7. Kerusakan mekanik
seperti lepas kopling,
poros patah dan
sebagainya.
Tabel 4 Diagnosa pompa tidak memompa.
Bocor di sekeliling pompa.
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1. Perfak (packing) aus.  Kencangkan penjepitan perfak atau bila tidak
sembuh berarti packing beanar-benar sudah aus.
Maka gantilah dengan yang baru.
 Bila kebocoran disebabkan oleh pengikisan oli,
maka segera periksa bagian mana yang mengikis
perfak dan perbaikilah.
Tabel 5 Diagnosa bocor disekeliling pompa.

Pompa Hidrolik 31
RANGKUMAN

 Fungsi dari pada pompa adalah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik
dengan cara menekan fIuida hidrolik ke dalam sistem.
 kelas-kelas pompa diberikan untuk membedakan kondisi kerja, seperti:
a. tekanan pelepasan maksimum untuk operasi terus-menerus,
b. tekanan maksimum untuk operasi sebentar (sementara),
c. tekanan puncak maksimum, hanya untuk puncak-puncak pendek
 Pompa dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu : Positive displacement dan Non
Positive displacement. Pompa positive discplacement adalah pompa yang menghasilkan
displacement yang tetap tidak peduli berapa tekanan yang terjadi pada sisi outlet pompa.
Sedangkan arti dari non-positive displacement. Yaitu volume yang dihasilkan
(displacement) bergantung pada besar kecilnya tekanan pada sisi outlet. Jika tekanan
pada sisi outlet tinggi maka displacement menjadi lebih kecil.

 Ada 3 type dari Positive displacement pump yaitu: Gear, Vane, dan Piston.

 Pompa hidrolik tipe piston ada 2 jenis yaitu pompa torak radial dan pompa torak aksial

Pompa Hidrolik 32
Tes Formatif
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pompa
2. Jelaskan jenis – jenis pompa hidrolik
3. Jelaskan jenis pompa hidrolik tipe piston
4. Uraikan jenis pompa hidrolik tipe gear
5. Sebutkan 3 faktor yang menentukan angka efesiensi suatu pompa

Kunci Jawaban
1. Fungsi dari pada pompa adalah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik
dengan cara menekan fIuida hidrolik ke dalam sistem.
2. Pompa dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu : Positive displacement dan Non Positive
displacement.
3. Pompa hidrolik tipe piston ada 2 jenis yaitu pompa torak radial dan pompa torak aksial
4. Jenis hidrolik tipe gear terdapat 2 jenis yaitu internal gear pump dan external gear pump
5. Angka efisiensi suatu pompa ditentukan oleh tiga faktor yang meliputi :
a. Efisiensi volumetrik
b. Efisiensi mekanik
c. Efisiensi tenaga.

Pompa Hidrolik 33
Rubrik Penilaian

Masing – masing soal mempunyai bobot 20 dengan nilai tertinggi 100

Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas sesuai dengan


Skor 20
kajian teori pada buku pembelajaran
Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati
Skor 15
kajian teori pada buku pembelajaran
Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan
Skor 10
kajian teori pada buku pelajaran
Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengankajian teori pada
Skor 5
buku pelajaran
Skor 0 Jika peserta tidak menjawab satupun pertayaan yang diberikan

Nilai = x 100 =

Peringkat Nilai
Amat Baik 90<AB≤100
Baik 80<B≤90
Cukup 70<C≤80
Kurang ≤70

Pompa Hidrolik 34
DAFTAR PUSTAKA

Modul power train dan hidrolik alat berat. Kementerian pendidikan dan kebudayaan 2013.

Hitchcox, Alan. 2010. Hydraulics and Pneumatics. http://hydraulicspneumatics.com/200/


TechZone/HydraulicValves/Article/False/85869/TechZon e-HydraulicValves.

Siswanto. Budi Tri. 2008. Modul Teknik Alat Berat Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan: Jakarta

https://blandong.com/hydraulic-pump/ diakses 22 mei 2018

Pompa Hidrolik 35

Anda mungkin juga menyukai