Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Ke
Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Ke
Oleh: Burhanudin
INTISARI
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas
kerja mereka di organisasi. Jenis-jenis kompensasi terdiri dari kompensasi langsung dan
tidak langsung. Tujuan pemberian kompensasi antara lain untuk menarik,
mempertahankan, dan memotivasi karyawan agar berprestasi. Kepuasan terhadap
kompensasi ditentukan oleh keadilan kompensasi, tingkat kompensasi, dan praktik-praktik
administrasi kompensasi. Kompensasi dapat digunakan sebagai cara untuk membangun
kepuasan kerja karyawan. Agar dapat memberikan kepuasan kerja, proses penentuan
kompensasi perlu memperhatikan syarat keadilan dan kelayakan. Keadilan internal dapat
dilakukan melalui evaluasi pekerjaan, sedangkan keadilan eksternal dilakukan derngan
survei upah/gaji.
PENDAHULUAN
kerja karyawannya dengan memberikan program kompensasi yang adil dan layak serta
kerja antara lain program kompensasi yang adil dan layak, keamanan pekerjaan, jadwal
kerja yang fleksibel, dan program keterlibatan karyawan. Kepuasan terhadap kompensasi
kepada organisasi, semakin termotivasi dalam bekerja, merasa senang dalam bekerja, dan
pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas. Karyawan yang tidak puas cenderung
menghindar dari tugas dan tanggungjawab, yang akan mengganggu proses pencapaian
tujuan organisasi. Karyawan yang tidak puas seringkali menghindari pekerjaan dan lebih
besar kemungkinan untuk mengundurkan diri. Karyawan yang puas memiliki kesehatan
yang lebih baik, usia yang lebih panjang, dan kepuasan kerja tersebut akan dibawa ke luar
dari organisasi. Ada semacam suatu keyakinan bagi sebagian manager, bahwa karyawan
yang puas cenderung lebih produktif dibandingkan karyawan yang tidak puas (Robbins,
kontroversi, kepuasan masih dianggap sebagai variabel penting yang perlu mendapatkan
Sebagian besar manager beranggapan bahwa kompensasi adalah faktor utama yang
mempengaruhi kepuasan kerja seorang karyawan. Pada kondisi tertentu pendapat ini bisa
diterima, apalagi jika dikaitkan dengan banyaknya pekerja yang mengadakan unjuk rasa
untuk menuntut perbaikan atas gaji/upah mereka. Banyak organisasi yang memberikan
kompensasi tinggi, tetapi tidak selalu membuat karyawan menjadi puas. Hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat kompensasi
riset Caugemi dan Claypool yang dikutip oleh As’ad (2000), menemukan bahwa faktor-
faktor yang menyebabkan kepuasan kerja adalah penghargaan, pujian, prestasi, dan
kenaikan jabatan, sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan adalah
supervisor, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan gaji. Menurut Siagian (1997)
organisasi sebaiknya dapat membuat suatu sistem kompensasi yang dapat mendorong
adanya kepuasan kerja bagi karyawannya, yang pada gilirannya akan membentuk sikap
KOMPENSASI
Salah satu tugas manajemen personalia/sumberdaya manusia yang paling sulit, penting,
dan kompleks adalah penentuan kompensasi. Kompensasi merupakan hal yang penting
baik bagi organisasi/perusahaan maupun bagi karyawan. Bagi organisasi kompensasi
memiliki berbagai macam tujuan antara lain untuk menarik calon karyawan agar
bergabung ke dalam organisasi, memotivasi karyawan, dan meningkatkan kepuasan kerja.
Sedangkan bagi karyawan kompensasi merupakan sumber penghasilan untuk
kelangsungan hidup secara ekonomis dan menentukan status sosial dalam masyarakat
(Flippo, 1994).
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas
kerja mereka (Handoko, 1995). Sementara itu menurut Siswanto yang dikutip oleh
pikirannya demi kemajuan dan kontinuitas perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya.
nonmoneter.
imbalan yang mengalir kepada karyawan. Kompensasi ini mencakup tiga komponen yaitu:
(a) direct financial payment, seperti gaji, upah, insentif, bonus, dan komisi; (b) indirect
keluarga, cuti kerja, program rekreasi, pensiun, koperasi simpan pinjam, transport dan
sebagainya; dan (c) imbalan nonfinansial, yaitu hal-hal yang sulit untuk dikuantifikasi
seperti jam kerja yang lebih fleksibel, tugas atau pekerjaan yang menantang, dan fasilitas
kantor yang bergengsi. Kompensasi menurut Hasibuan (1994) adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang atau barang langsung maupun tidak langsung yang diterima oleh
karyawan sebagai imbalan atas jasa mereka yang diberikan kepada organisasi.
Sementara itu Mathis dan Jackson (2002) membagi jenis-jenis kompensasi menjadi
langsung/indirect compensation. Kompensasi langsung terdiri dari gaji pokok atau upah
dan gaji variabel seperti bonus, insentif, dan program kepemilikan saham oleh
Kompensasi langsung
Kompensasi langsung terdiri dari gaji pokok dan gaji variabel. Gaji pokok terdiri atas gaji
dan upah, sedangkan gaji variabel meliputi insentif individu, insentif kelompok, dan
insentif organisasi. Gaji adalah bayaran yang konsisten dari waktu ke waktu tanpa
memandang jumlah jam kerja. Gaji biasanya diberikan setiap bulan kepada karyawan
secara konsisten. Gaji merupakan uang yang dibayarkan secara bulanan kepada para
karyawan atas jasa-jasa mereka kepada organisasi (Mangkunegara, 2000). Sedangkan upah
adalah bayaran yang diberikan kepada karyawan berdasarkan atas jam kerja mereka. Upah
dapat diberikan secara harian berdasarkan jumlah jam kerja karyawan. Gaji variabel
adalah kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja individu, kelompok, atau organisasi. Gaji
variabel ini dulu dikenal dengan insentif, sehingga ada insentif individu, insentif kelompok,
dan insentif organisasi.
Insentif individu merupakan jenis kompensasi yang diberikan berdasarkan kinerja
individu sesuai yang ditentukan oleh organisasi. Pemberian insentif individu secara umum
dapat berupa sistem tingkatan, komisi, dan bonus. Insentif untuk karyawan operasional
bonuses. Pada umumnya insentif untuk karyawan operasional ditentukan berdasarkan unit
keluaran langsung/straight piece work, waktu yang dihemat/Halsey plan, Rowan plan, dan
the gantt task and bonus plan. Sedangkan insentif untuk manager dapat berbentuk cash
bonuses, stock options, phantom stock plans, hak atas kenaikan harga saham/stock
Sasaran kinerja berdasarkan apa yang akan dilaksanakan oleh team, dan menghubungkan
antara tujuan individu dengan tujuan team. Ada berbagai pertimbangan mengapa banyak
(2) mengkaitkan antara kinerja dengan pendapatan kelompok; (3) meningkatkan kualitas;
(4) membantu merekrut dan mempertahankan karyawan yang sudah ada di perusahaan;
dan (5) meningkatkan semangat kerja karyawan. Kategori dari insentif kelompok yaitu
group piece rate, production sharing plans, profit sharing plans, dan employee stock
ownership.
Biasanya bentuk insentif ini berupa bagi hasil/gain sharing, pembagian keuntungan/profit
sharing, dan kepemilikan saham perusahaan. Program ini bertujuan untuk mengurangi
pada gilirannya akan menuju pada kinerja finansial yang baik pula.
dianggap efektif oleh sebagian besar organisasi untuk meningkatkan kinerja mereka.
menjadi dua yaitu insentif jangka pendek dan insentif jangka panjang. Insentif jangka
pendek misalnya cash bonus, profit sharing, dan gain sharing, sedangkan insentif jangka
panjang biasanya dikaitkan dengan nilai atau harga saham perusahaan di pasar modal
(Tjahjono, 1996).
menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan yang diharapkan akan
karyawan agar bergabung ke dalam organisasi dan mempertahankan karyawan agar tetap
risiko keuangan yang berhubungan dengan sakit cacat dan pengangguran. Jenis-jenis
tunjangan antara lain tunjangan keamanan, tunjangan pensiun, jaminan sosial, tunjangan
kesehatan, tunjangan keluarga, waktu tidak bekerja, sosial dan rekreasi, serta tunjangan
1. Pembayaran untuk waktu tidak bekerja/time off benefits. Bentuk tunjangan ini antara
2. Perlindungan ekonomis terhadap bahaya. Bentuk program pelayanan yang paling umum
rekreasi dan olah raga, kafetaria, perumahan, toko perusahaan, konsultasi keuangan,
Keputusan kompensasi memiliki beberapa tujuan, antara lain (Dessler, 1997; Flippo, 1994;
organisasi. Oleh sebab itu orgnaisasi perlu menawarkan kompensasi yang tinggi untuk
keadilan, dan dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga karyawan
kompetitif. Sistem kompensasi perlu dikaitkan dengan strategi bisnis dan tujuan
organisasi.
produktivitas tersebut adalah gaji variabel/insentif. Gaji variabel ini biasanya diberikan
kepada karyawan yang memiliki kinerja diatas standar atau target yamg ditentukan.
peraturan atau hukum yang berlaku. Strategi kompensasi sebaiknya tidak bertentangan
undangan yang terkait dengan penentuan kompensasi antara lain upah minimum, upah
kondusif, dapat memikat calon karyawan yang berkompentensi, dan kompetitif, yang
a. Penawaran dan permintaan tenaga kerja. Permintaan dan penawaran tenaga kerja atau
berlaku dan akan menghasilkan tingkat kompensasi yang sedang berlaku. Beberapa
akan menawarkan tingkat kompensasi yang lebih tinggi. Sebaliknya jika permintaan
tenaga kerja menurun sehingga banyak pengangguran, kemungkinan tingkat
b. Serikat pekerja. Dalam konteks hubungan industrial, serikat pekerja seringkali ikut
serikat pekerja, kadang-kadang melakukan unjuk rasa atau pemogokan untuk menuntut
perbaikan kompensasi. Lemah kuatnya posisi serikat pekerja akan berpengaruh pada
ekonomi atau inflasi yang berdampak pada produktivitas, juga menjadi pertimbangan
perusahaan untuk memenuhi aturan tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh
rendahnya produktivitas, laba atau pendapatan perusahaan akibat krisis ekonomi atau
situasi ekonomi makro yang masih lesu. Akibatnya banyak perusahaan yang menunda
membayar, meskipun sebenarnya mereka ingin memenuhi aturan tersebut. Oleh sebab
itu penentuan besarnya kompensasi jangan sampai di luar kemampuan
organisasi/perusahaan.
mengeluarkan berbagai bentuk peraturan tersebut antara lain untuk melindungi tenaga
tersebut.
lingkungan internal dan eksternal: (1) peran lingkungan internal, yang terdiri dari daur
hidup organisasi, budaya organisasi, keragaman budaya tenaga kerja, dan strategi
organisasi; dan (2) peran lingkungan eksternal, yang terdiri dari 3 kekuatan yang
Evaluasi Pekerjaan
menentukan nilai relatif terhadap suatu pekerjaan. Langkah pertama sebelum evaluasi
penggambaran dan pencatatan informasi mengenai perilaku dan kegiatan suatu pekerjaan.
Informasi yang dicatat meliputi tujuan suatu pekerjaan, kewajiban atau kegiatan utama
mempelajari jalannya pekerjaan, konteks, dan output suatu pekerjaan. Hasil analisis
seseorang yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan memuaskan. Jadi
prosedur/penilaian yang sistematik dan rasional untuk menentukan nilai relatif suatu
konsistensi internal dan eksternal dalam penentuan gaji dan upah. Konsistensi internal
berkaitan dengan konsep gaji/upah relatif dalam suatu perusahaan, sedangkan konsistensi
eksternal berkaitan dengan tingkat relatif struktur penggajian suatu organisasi yang
diinginkan dibandingkan dengan dengan struktur yang ada di masyarakat, industri atau
Evaluasi pekerjaan memberikan dasar sistematis untuk menetapkan nilai relatif dari suatu
pekerjaan (keadilan internal). Dalam evaluasi pekerjaan setiap pekerjaan yang diteliti
kemudian akan diberi harga berdasarkan: (a) kepentingan relatif dari suatu pekerjaan; (b)
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
tersebut; dan (c) tingkat kesulitan yang dihadapi dari suatu pekerjaan (Mathis & Jackson,
2002). Salah satu tujuan evaluasi pekerjaan adalah untuk menentukan pekerjaan mana
yang harus dibayar lebih tinggi daripada pekerjaan lainnya (Handoko, 1995).
Survei Gaji
Selain dengan evaluasi pekerjaan, dalam penentuan kompensasi setiap organisasi juga
perlu untuk melakukan survei gaji atau upah. Survei gaji/upah merupakan suatu proses
untuk menjamin adanya keadilan eksternal, dengan membangun struktur gaji/upah yang
kompetitif. Survei gaji adalah kumpulan data tentang tingkat kompensasi untuk para
karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama pada organisasi yang lain (Mathis &
Jackson, 2002). Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, survei
gaji dapat dilakukan dengan menggunakan internet. Penggunaan internet memungkinkan
organisasi untuk mendapatkan data survei gaji dari berbagai sumber baik organisasi
pemerintah maupun organisasi bisnis di beberapa negara.
Banyak perusahaan yang tergantung pada hasil survei yang diterbitkan oleh
berbagai perusahaan komersial, perhimpunan profesional, dan badan pemerintah.
Misalnya Biro Statistik Tenaga Kerja setiap tahun melakukan 3 jenis survei: (1) survei upah
wilayah; (2) survei upah industri; dan (3) survei upah profesional, administrasi, tenaga
teknis, dan juru tulis/clerical (Dessler, 1997).
Tujuan survei gaji/upah antara lain untuk mencapai keadilan eksternal. Untuk mencapai
keadilan ekternal dibutuhkan: (a) survei upah berdasarkan pasar eksternal; (b)
menentukan kebijakan kompensasi; dan (c) mengembangkan struktur tingkat kompensasi
(Schuler & Jackson, 1996). Sebagian besar organisasi menggunakan data survei ini untuk
membantu menentukan kompensasi dalam organisasi mereka (Flippo, 1994).
KEPUASAN KERJA
satisfaction adalah sikap/attitudes positif atau negatif yang dimiliki seorang karyawan
pekerjaannya (Greenberg dan Baron, 2000; Ivancevich dan Matteson, 2002). Seorang
karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif
terhadap pekerjaannya, sedangkan karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja rendah
Menurut Handoko (1995), kepuasan kerja adalah keadaan emosional baik yang
mereka. Mathis dan Jackson (2001) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan emosi
yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan akan muncul
merupakan hasil interaksi antara karyawan dengan tempat kerja mereka. Setiap individu
akan memiliki tingkat keupasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang
Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau emosi positif sebagai hasil persepsi
pengalaman selama masa kerja seseorang. Kepuasan kerja berkaitan dengan kondisi masa
lalu, bukan masa yang akan datang. Berdasarkan definisi ini ada tiga aspek yang berkaitan
dengan kepuasan kerja: (a) kepuasan kerja merupakan fungsi dari nilai-nilai/values apa
yang diinginkan individu secara sadar atau tidak untuk diraih; (b) masing-masing
karyawan memiliki pandangan yang berbeda tentang nilai mana yang penting dalam
menentukan bentuk dan kepuasan kerja; dan (c) persepsi seseorang mengenai keadaan
sekarang berhubungan dengan nilai-nilai yang berarti bagi individu. Persepsi seorang
karyawan belum tentu merupakan refleksi konkrit yang lengkap mengenai suatu pekerjaan
dan masing-masing individu bisa memiliki persepsi yang berbeda terhadap situasi yang
Kepuasan kerja dapat dijelaskan dengan teori motivasi. Teori motivasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu teori kepuasan/content theory dan teori proses/process
theory. Teori kepuasan fokus pada faktor-faktor dalam diri individu yang mendorong,
dan dihentikan. Sedangkan teori proses menjelaskan dan menganalisis bagaimana perilaku
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seorang karyawan adalah
sebagai kunci untuk mengelola sumberdaya manusia secara efektif agar sesuai dengan
kebutuhan bisnis dan kebutuhan karyawan (Schuler dan Jackson, 1996). Kompensasi juga
dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memotivasi, meningkatkan prestasi kerja, dan
kepuasan kerja karyawan (Handoko, 1995). Oleh sebab itu penentuan kompensasi
merupakan tugas yang kompleks, sulit, dan perlu mempertimbangkan berbagai faktor,
kompensasi merupakan biaya yang relatif besar, sedangkan bagi karyawan kompensasi
kompensasi. Keadilan merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan tingkat kompensasi, baik keadilan internal maupun eksternal. Persepsi
keadilan dipengaruhi oleh: (1) rasio kompensasi dengan inputs seseorang seperti
perbandingan rasio tersebut dengan rasio-rasio yang diterima oleh orang lain. Oleh sebab
adanya keadilan internal dan eksternal. Ketidakpuasan seringkali dikaitkan dengan tidak
dipenuhinya rasa adil dan layak terhadap tingkat kompensasi yang mereka terima
(Handoko, 1995).
Menurut teori Equity/keadilan karyawan akan merasa puas atau tidak puas
adil/equity maka karyawan tersebut cenderung puas, dan sebaliknya jika dirasakan tidak
adil/inequity maka ada dua kemungkinan yaitu: (1) over compensation inequity; dan (2)
under compensation inequity. Elemen-elemen penting dalam teori keadilan adalah input,
outcomes, comparison person, dan equity atau inequity. Berdasarkan hasil riset tentang
kepuasan kerja dengan teori equity, ternyata kepuasan kerja tercermin dari performance
tingkat kompensasi dengan apa yang seharusnya mereka terima. Karyawan cenderung
merasa puas apabila tingkat kompensasi yang seharusnya mereka terima sebanding
dengan tingkat kompensasi aktual, dan tidak puas apabila tingkat kompensasi aktual lebih
kecil dari tingkat yang seharusnya. Kepuasan kompensasi berhubungan dengan perbedaan
tingkat kompensasi pada tingkat pekerjaan atau jabatan yang berbeda-beda dalam suatu
organisiasi (Schuler dan Jackson, 1996). Perbedaan kompensasi berkaitan dengan tugas
dan tanggungjawab dari suatu pekerjaan, dan hirarki atau kedudukan seseorang dalam
organisasi. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika kompensasi manager lebih banyak
administrasi kompensasi adalah untuk memberikan gaji yang kompetitif dan adil. Hal-hal
Jackson, 1996): (1) apabila tujuan organisasi untuk menarik orang-orang yang berkualitas
tinggi agar bergabung ke dalam organisasi dan mempertahankan karyawan agar tetap puas
dengan kompensasi yang mereka terima, maka sistem kompensasi paling tidak sama
dengan kompensasi yang dibayarkan organisasi lain yang sejenis. Kompensasi sebaiknya
menjamin adanya keadilan eksternal; (2) penetapan harga jabatan dapat meningkatkan
filosofi kompensasi yang sebanding untuk jabatan dengan nilai setara. Oleh sebab itu
evaluasi pekerjaan yang dilakukan dengan baik dapat membantu menentukan kesamaan
kompensasi untuk pekerjaan yang dinilai sebanding; (3) sistem kompensasi berdasarkan
kinerja sebaiknya disertai dengan metode pengukuran yang akurat dan terbuka, agar
karyawan dapat melihat hubungan antara kompensasi dengan kinerja; (4) tingkat
kompensasi sebaiknya selalu dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan yang ada;
dan (5) kepercayaan dan konsistensi kompensasi sebaiknya selalu dijaga. Karyawan
aspek penting yang mempengaruhi kepuasan terhadap kompensasi. Oleh sebab itu tanpa
sesungguhnya.
untuk dikaji lebih lanjut. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan dan
pakaian, dan tempat tinggal; (b) dipandang wajar/adil; dan (c) berorientasi pada individu.
KESIMPULAN
Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja merupakan salah satu bidang yang
menarik untuk dikaji atau diteliti. Sebagian besar manager percaya bahwa kompensasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas kerja mereka. Tujuan
program kompensasi antara lain untuk menarik orang-orang yang memiliki competence
Jenis-jenis kompensasi secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu
kompensasi langsung dan tidak langsung. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan kompensasi tidak hanya faktor internal, tetapi juga faktor eksternal. Untuk
menjamin adanya keadilan internal dan eksternal dalam penentuan kompensasi, maka
organisasi perlu untuk melakukan evaluasi pekerjaan dan melaksanakan survei gaji/upah.
Evaluasi pekerjaan adalah berbagai prosedur/penilaian yang sistematik dan rasional untuk
menentukan nilai relatif suatu pekerjaan, sedangkan survei gaji bertujuan untuk
Kepuasan kerja adalah sikap positif atau negatif yang dimiliki seorang karyawan
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat dijelaskan dengan teori motivasi. Teori-teori
tentang kepuasan kerja antara lain teori discrepancy, teori keadilan, dan two factor theory.
Kepuasan terhadap kompensasi antara lain ditentukan oleh keadilan kompensasi, tingkat
sebaiknya dapat menentukan program kompensasi yang dapat mendorong kepuasan kerja
karyawannya.
1
BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah perusahaan, potensi Sumber Daya Manusia pada hakekatnya
merupakansalah satu modal dan memegang suatu peran yangg paling penting dalam
mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber Daya
Manusia sebaik mungkin. Sebab kunci sukses suatu perusahaan bukan hanya pada
keunggulan teknologi dantersedianya dana saja. Tapi faktor manusia merupakan faktor
yang terpenting pula. Melalui perencanaan Sumber Daya Manusia yang matang,
produktivitas kerja dari tenaga kerja yangsudah ada dapat ditingkatkan. Hal ini dapat
diwujudkan melalui adanya penyesuaian. Seperti pemberian motivasi dari seorang
pimpinan, Kesejahterahan hidup dan lingkungan kerja yang baik. Sehingga setiap karyawan
dapat menghasilkan sesuatu yang berkaitan langsung dengankepentingan organisasi.
Setiap perusahaan selalu menginginkan produktivitas dari setiap karyawannyameningkat.
Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus memberikan motivasi yang baik kepada
seluruh karyawannya agar dapat mencapai prestasi kerja dan meningkatkan produktivitas.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapatmenimbulkan
tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari
luar individu (motivasi ekstrinsik).Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan
banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks
belajar, bekerja maupun dalam kehidupanlainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama
memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama
dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaiankinerja (prestasi) seseorang
2
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar
pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
kebutuhanfisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, dan istirahat,
kebutuhan rasa aman(safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal danintelektual, kebutuhan akan kasih sayang (love needs), kebutuhan akan
harga diri (esteem needs),yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol
status; dan aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensiyang terdapat dalam dirinya sehingga berubah
menjadi kemampuan nyata.Motivasi berperan penting dalam membangun mental dan
memacu semangat parakaryawan nya. Seorang pimpinan yang dapat denagn baik
memberikan sebuah motivasi yang baik pasti membuat pimpinan tersebut disegani dan
ada perasaan khusus didalam diri seorangkaryawan agar terus bekerja lebih baik lagi dari
yang dicapai sekarang dan akan terusmeningkatkan kinerja dan kualitas kerja nyaMenurut
teori motivasi Herzberg, Teori yang dikembangkannya dikenal dengan ³ ModelDua Faktor´
dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau ³pemeliharaan´.Menurut
teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong
berprestasiyang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang,
sedangkan yang dimaksuddengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor
yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupanseseorang.Faktor yang tergolong sebagai faktor
motivasional antara lain adalah pekerjaanseseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan
bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor
hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lainstatus seseorang dalam organisasi,
hubungan seorang individu dengan atasannya, hubunganseseorang dengan rekan-rekan
sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia,kebijakan organisasi,
sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalanyang berlaku
Pengertian tenaga kerja menurut para ahli dan Definisi tenaga kerja menurut para ahli,
berikut ini adalah beberapa pendapat pengertian ketenagakerjaan menurut para ahli
- Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik didalam
maupun diluar hubungan kerja, gina menghasilkan produk barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan pribad, keluarga dan masyarakat.
tenaga kerja (man power) adalah produk yang sudah atau sedang bekerja. Atau sedang
mencari pekerjaan , serta yang sedang melaksanakan pekerjaan lain. Seperti bersekolah ,
ibu rumah tangga. Namun secara praktis tenaga kerja, tenaga kerja terdiri atas angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja:
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup
bekerja jika ada permintaan kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja adalah
penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun
Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan,
yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah, kuliah
dan mengurus rumah tangga
Pengertian tenaga kerja menurut SJAMSUL ARIFIN, DIAN EDIANA RAE, CHARLES,
JOSEPH
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara,
namun bersifat heterogen (tidak identik) antar negara
Hubungan antara Analisis Pekerjaan dengan Pemberian Kompensasi pada Karyawan
25/02/2011 | Mey
6 Votes
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi membuka peluang baru sekaligus menimbulkan tantangan dan kendala
tersendiri bagi setiap perusahaan. Pada masa – masa seperti inilah sumber daya manusia
memegang peranan penting dalam dunia bisnis dan manajemen. Sumber daya manusia
perlu mendapat perhatian yang lebih dalam karena mereka merupakan aset bagi
perusahaan yang harus senantiasa ditingkatkan kemampuan, ketrampilan, dan
produktivitasnya. Kemampuan, ketrampilan, dan produktivitas sumber daya manusia
dapat ditingkatkan secara optimal apabila mereka bekerja dalam situasi dan kondisi yang
kondusif. Yang dimaksud dengan situasi dan kondisi yang kondusif di sini salah satunya
adalah adanya pemberian kompensasi yang memuaskan. Salah satu cara menentukan
besar kecilnya kompensasi adalah dengan melakukan analisis pekerjaan. Analisis
pekerjaan ini selain berfungsi untuk menentukan nilai kompensasi juga berfungsi untuk
menentukan pekerjaan bagi setiap karyawan. Penempatan karyawan pada posisi kerja
yang tepat juga akan menambah kondusifnya situasi dan kondisi kerja. Oleh karena itu,
penulis mengangkat “HUBUNGAN ANTARA ANALISIS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN
KOMPENSASI BAGI KARYAWAN” sebagai judul makalah ini.
Untuk mengetahui hubungan antara analisis pekerjaan dengan pemberian kompensasi bagi
karyawan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Antara Analisis Kompensasi dengan Pemberian Kompensasi bagi Karyawan
Analisis pekerjaan adalah suatu proses sistematis yang dimulai dari menghimpun
informasi dari tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari pekerjaan tertentu, yang
dilakukan oleh seorang pakar analisis pekerjaan, analis pekerjaan yang berasal dari luar
perusahaan, supervisor, manager, maupun pihak – pihak lain yang benar – benar paham
tentang sumber daya manusia, pekerjaan, dan keseluruhan sistem perusahaan yang
bersangkutan. Analisis pekerjaan menghasilkan rangkuman tugas, tanggung jawab
pekerjaan tertentu, hubungannya dengan pekerjaan lain, pengetahuan dan keahlian yang
dibutuhkan, serta kondisi kerja yang dibutuhkan agar pekerjaan tersebut berhasil
dilakukan. Analisis pekerjaan ini dilakukan antara lain pada saat perusahaan berdiri, saat
baru menetapkan suatu jabatan dalam perusahaan, dan saat terjari suatu perubahan
signifikan dalam perusahaan (misalnya kemunculan teknologi baru, metode baru, dsb).
Analisis pekerjaan ini sangat penting dilakukan. Hal ini ditandai dengan alasan – alasan
sebagai berikut :
Deskripsi pekerjaan
Yaitu dokumen yang menyediakan informasi mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung
jawab dari suatu jabatan.
Spesifikasi pekerjaan
Yaitu dokumen yang berisi kualifikasi minimum yang harus dimiliki seseorang dalam
melakukan pekerjaan tertentu.
Pertama, standar berfungsi sebagai sasaran atau target bagi pelaksanaan kerja karyawan.
Kedua, standar adalah kriteria untuk mengukur dan menilai keberhasilan kerja.
Tahap – tahap yang dilalui saat melakukan analisis jabatan antara lain :
Observasi
Pada teknik ini, para analis mengobservasi orang – orang yang melakukan pekerjaan
dengan asumsi pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut konstan sepanjang waktu.
Tujuan dari teknik observasi ini adalah untuk menganalisis persyaratan dari pekerjaan
tersebut, bukan untuk menilai hasil kerjanya.
Wawancara
Teknik wawancara ini dapat diterapkan pada masing – masing individu (karyawan dan
supervisor) maupun kelompok (karyawan dan supervisor). Validitas hasil wawancara
tergantung pada penggunaan metode wawancara dan sampel yang diambil. Teknik ini
memiliki kelemahan yaitu memungkinkan terjadinya distorsi informasi.
Kuesioner
Teknik kuesioner termasuk salah satu rangkaian analisis kuantitatif yang bermanfaat
untuk membongkar tugas, tanggung jawab, kemampuan, dan standar kinerja karyawan. Isi
kuesioner disesuaikan dengan aktivitas masing – masing perusahaan.
Secara garis besar, catatan harian karyawan ini berisi catatan secara berkala yang berisi
tugas dan aktivitas karyawan. Proses pencatatan ini membutuhkan waktu yang lama,
tingkat ketelitian yang tinggi, dan biaya yang mahal, sehingga kurang efisien. Teknik
bertujuan menganalisis struktur kerja, organisasi, persyaratan staf, dan untuk menetukan
kebutuhan pelatihan.
Kombinasi
Pada umumnya, analis pekerjaan tidak hanya menggantungkan pada satu teknik
pengumpulan data, tetapi dengan menggunakan kombinasi dari berbagai teknik yang
tersedia. Kombinasi terbaik adalah observasi dan wawancara, karena keduanya
memberikan serangkaian data pekerjaan yang paling akurat dan lengkap. Dalam kasus lain,
analis pekerjaan dapat menggunakan lebih dari 2 teknik secara bersamaan untuk
meningkatkan akurasi data yang diperoleh.
1. Klarifikasi data
1. Tradisional
a. TUGAS : perilaku, kewajiban / tanggung jawab apa yang penting bagi perusahaan ?
b. KONDISI PEKERJAAN : bagaimana sifat dasar pekerjaan atau syarat apa yang diperlukan
agar pekerjaan dapat terlaksana, petunjuk apa yang tersedia untuk membantu pekerja
melaksanakan tugasnya ?
c. STANDAR KINERJA : kinerja seperti apa yang diharapkan, baik berdasarkan standar
kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu yang ditetapkan perusahaan ?
Seperti yang telah penulis sebutkan sebelumnya, salah satu bentuk perhatian terhadap
karyawan guna mengkondusifkan situasi dan kondisi kerja adalah dengan memberikan
kompensasi yang memuaskan. Analisis pekerjaan dapat digunakan untuk membantu
menentukan seberapa besar layaknya seorang pegawai mendapatkan kompensasi (berupa
gaji atau upah) untuk jenis dan tingkat pekerjaan tertentu. Analisis pekerjaan juga penting
untuk memastikan tingkat kompensasi suatu pekerjaan, yaitu dengan mengaitkan tingkat
kompensasi dengan tingkat pekerjaan dan prestasi kerja.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk
kinerja mereka. Pemberian kompensasi merupakan salah satu tugas yang paling kompleks,
tetapi juga salah satu aspek yang paling berarti bagi karyawan maupun perusahaan.
Kompensasi yang tinggi pada seorang karyawan mempunyai implikasi bahwa organisasi
memperoleh keuntungan dan manfaat maksimal dari karyawan yang bersangkutan karena
besarnya kompensasi sangat ditentukan oleh tinggi / rendahnya produktivitas kerja
karyawan yang bersangkutan. Semakin banyak pegawai yang diberi kompensasi yang
tinggi berarti semakin banyak karyawannya yang berprestasi tinggi. Banyaknya karyawan
yang berprestasi tinggi akan mengurangi pengeluaran biaya untuk kerja-kerja yang tidak
perlu (yang diakibatkan oleh kurang efisien dan efektivitasnya kerja). Dengan demikian
pemberian kompensasi dapat menjadikan penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih
efektif.
Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat membantu stabilitas
organisasi dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pemberian kompensasi yang kurang baik dapat
menyebabkan gejolak di kalangan karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya gejolak
ketidakpuasan ini akan menimbulkan kerawanan ekonomi.
Sebagai bagian dari manajemen sumber daya manusia, pemberian kompensasi bertujuan
untuk:
Salah satu cara organisasi untuk memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan
(qualified) dapat dilakukan dengan pemberian sistem kompensasi. Sistem kompensasi yang
baik merupakan faktor penarik masuknya karyawan qualified. Sebaliknya, sistem
kompensasi yang buruk dapat mengakibatkan keluarnya karyawan yang qualified dari
suatu organisasi. Sebagai contoh, eksodus secara besar-besaran karyawan dari perusahaan
A ke perusahaan B merupakan indikasi lebih baiknya sistem kompensasi yang ada pada
perusahaan B daripada perusahaan A.
Pemberian kompensasi yang baik juga bertujuan untuk menjamin keadilan. Dalam arti,
perusahaan memberikan imbalan yang sepadan untuk hasil karya atau prestasi kerja yang
diberikan pada organisasi. d) Menghargai perilaku yang diinginkan Besar kecilnya
pemberan kompensasi juga menunjukkan penghargaan organisasi terhadap perilaku
karyawan yang diinginkan. Bila karyawan berperilaku sesuai dengan harapan organisasi,
maka penilaian kinerja yang diberikan akan lebih baik daripada karyawan yang
berperilaku kurang sesuai dengan harapan organisasi. Pemberian nilai kinerja yang baik
diiringi dengan pemberian kompensasi yang baik dapat meningkatkan kesadaran
karyawan bahwa perilakunya dinilai dan dihargai sehingga karywan akan selalu berusaha
memperbaiki perilakunya.
Dalam jangka pendek, pemberian kompensasi pada karyawan yang berprestasi akan
memperbesar biaya. Namun secara jangka panjang, kerja karyawan yang lebih efektif dan
efisien akibat pemberian kompensasi yang baik dapat mengendalikan biaya-biaya yang
tidak perlu. Organisasi sering kali mengeluarkan biaya-biaya yang tidak perlu akibat
rendahnya produktifitas atau kurang efekif dan efisiennya kerja karyawan. Seringkali biaya
yang tidak perlu ini besarnya melebihi biaya tetap. Pemberian komensasi yang baik
diharapkan dapat mendorong karyawan untuk lebih produktif dan lebih efisien serta
efektif dalam bekerja sehingga organisasi dapat memperkecil atau mengendalikan biaya-
biaya yang harus dikeluarkan dan memperbesar pemasukannya.
Selain lima tujuan di atas, kompensasi juga bertujuan untuk memenuhi peraturan-
peraturan legal seperti Upah Minimum Rata-rata (UMR), Ketentuan Lembur, Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (Jamsostek), Asuransi Tenaga Kerja (Astek) dan fasilitas lainnya.
Penilaian harga suatu jenis pekerjaan merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam
menentukan besarnya kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan. Penilaain harga
pekerja dapat dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut :
4) Perilaku/kepribadian yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dari informasi tersebut
kemudian ditentukan harga pekerjaan.
b. Melakukan survei “harga” pekerjaan sejenis pada organisasi lain. Harga pekerjaan pada
beberapa organisasi dapat dijadikan sebagai patokan dalam menetukan harga pekerjaan
sekaligus sebagai ukuran kelayakan kompensasi. Jika harga pekerjaan yang diberikan lebih
rendah dari organisasi lain, maka kecil kemungkinan organisasi tersebut mampu menarik
atau mempertahankan karyawan yang qualified. Sebaliknya bila harga pekerjaan terebut
lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka organisasi tersebut akan lebih mudah menarik
dan mempertahankan karyawan yang qualified.
2) Sistem kompensasi
Beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem
kontrak/borongan.
a. Sistem Prestasi
Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah sistemhasil. Pengupahan
dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja
yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut
tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu.
Cara ini dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif. Cara ini dapat
mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi lebih produktif. Cara ini akan sangat
menguntungkan bagi karyawan yang dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi.
Contoh kompensasi sistemhasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya.
b. Sistem Waktu
1. Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi
maupun kompetisi yang kurang sehat.
Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak / borongan didasarkan atas kuantitas,
kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga
dicantumkan ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak
sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian
pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang dianggap merugikan
bila dikerjakan oleh karyawan tetap dan /atau jenis pekerjaan yang tidak mampu
dikerjakan oleh karyawan tetap.
Contoh faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi adalah dana
organsasi, dan serikat pekerja.
a. Dana Organisasi
b. Serikat pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat mempengaruhi pelaksanaan
atau penetapan kompensasi dalam suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat menjadi simbol
kekuatan pekerja di dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat pekerja perlu
mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen.
a. Produktifitas kerja
Produktifitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan faktor yang
diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan karyawan
pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan kompsasai yang berbeda. Pemberian
kompesasi ini dimaksud untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya kompensasi. Posisi dan
jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya
dalam hierarki organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi,
semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi pula kompensasi yang
diterimanya. Hal tersebut berlaku sebaliknya.
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga merupakan faktor yang
mempengaruhi besarnya kompensasi. Pegawai yang lebih berpengalaman dan
berpndidikan lebih tinggi akan mendapat kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang
kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor ini
merupakan wujud penghargaan organisasi pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan
ini juga dapat memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan pekerjaan yang
bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda
dengan pekerjaan adminsitratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan manajemen berbeda
dengan pekerjaan teknis. Pemberian kompensasi yang berbeda ini selain karena
pertimbangan profesioalisme pegawai juga kerena besarnya resiko dan tanggung jawab
yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai contoh, dikebanyakan
organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas di lapangan biasanya mendaptkan
kompenasai antara 2 – 3 kali lipat dari pekerjaan di dalam ruangan/kantor. Besarnya
kompensasi sejalan dengan besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikulnya.
C. Faktor Ekstern
Contoh faktor ekstern pegawai dan organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi
adalah sebagai berikut :
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran (supply) tenaga
kerja ebih dari permintaan (demand) akan menyebabkan rendahnya kompensasi yang
diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah permintaan
tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka kompensasi yang diberikan akan
besar. Besarnya nilai kompensasi yang ditawarkan suatu organisasi merupakan daya tarik
calon pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun dalam keadaan dimana jumlah
tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit
banyak menjadi terabaikan.
b. Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji harus disesuaikan dengan besarnya biaya hidup
(cost of living). Yang dimaksud biaya hidup disini adalah biaya hidup minimal. Paling tidak
kompensasi yang diberikan harus sama dengan atau di atas biaya hidup minimal. Jika
kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang terjadi
adalah proses pemiskinan bangsa.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Kompensasi yang diterim oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih besar dari yang
diterima negara-negara berkembang dan atau negara miskin. Besarnya rata-rata
kompensasi yang diberikan oleh organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan
kondisi perekonomian negara tersebut dan penghargaan negara terhadap sumber daya
manusianya.
Proses kompensasi adalah suatu jaringan berbagai sub proses yang kompleks dengan
maksud untuk memberiakn balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan
untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi kerja yang diinginkan.
Komponen-komponennya antara lain: pembayaran upah dan gaji, dan pemberian
kompensasi pelengkap, seperti: pembayaran asuransi, cuti, sakit, dsb.
Pada umunya , pembayaran upah dalam organisasi ditentukan oleh aliran kegiatan-
kegiatan ynag mencangkup: analisis pekerjaan, penulisan deskripsi pekerjaan, evaluasi
pekerjaan, survey upah dan gaji, analisis masalah-masalah organisasional yang relevan,
penetuan “harga” pekerjaan (yang harus melebihi peraturanupah minimum), penetapan
aturan-aturan administrasi pengupahan, dan akhirnya pembayaran upah kepada
karyawan.
Jadi, dapat ditegaskan sekali lagi bahwa hubungan antara analisis pekerjaan dengan
pemberian kompensasi bagi karyawan adalah tingkat kompensasi dapat ditentukan
dengan melihat hasil analisis pekerjaan pada masing – masing pekerjaan, khususnya
informasi yang berhasil diketahui dalam deskripsi pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis pekerjaan adalah suatu proses sistematis yang dimulai dari menghimpun
informasi dari tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari pekerjaan tertentu, yang
dilakukan oleh seorang pakar analisis pekerjaan, analis pekerjaan yang berasal dari
luar perusahaan, supervisor, manager, maupun pihak – pihak lain yang benar –
benar paham tentang sumber daya manusia, pekerjaan, dan keseluruhan sistem
perusahaan yang bersangkutan.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa
untuk kinerja mereka. Pemberian kompensasi merupakan salah satu tugas yang
paling kompleks, tetapi juga salah satu aspek yang paling berarti bagi karyawan
maupun perusahaan.
3.2 Saran
Pemberian kompensasi kepada para tenaga kerja dapat dan memang sering mempengaruhi
disiplin kerja. Apabila dampak suatu kompensasi terhadap disiplin kerja kurang mendapat
perhatian yang mendalam dari manajemen maka dapat merintangi kondisi disiplin kerja
para tenaga kerja
1. Faktor pribadi =
- disiplin karena kepatuhan
- disiplin karena identifikasi
- disiplin karena internalisasi
2. Faktor lingkungan
Disiplin diri
Disiplin kelompok
Disiplin preventif
Disiplin korektif
Disiplin progresif
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu perusahaan
tidak dapat menghindari persaingan dengan perusahaan lain. Suatu perusahaan yang
ingin berkembang harus mampu memanfaatkan sumber daya yang telah ada secara
optimal.
di bidang ekonomi, perusahaan itu sendiri memerlukan faktor – faktor yang saling
terkait satu sama lain. Faktor – faktor tersebut antara lain tenaga kerja, modal, bahan
masukan ( input ) yang berupa sumber daya yaitu bahan baku, modal, teknologi dan
lain sebagainya menjadi keluaran (output ) yang berupa pemuas kebutuhan ( barang
dan jasa ) sebagai timbal balik bagi berbagai pihak yang terlibat dan berkepentingan
terhadap perusahaan. Di antara sumber daya yang dimiliki perusahaan sumber daya
besar dan teknologi yang canggih tidak akan menghasilkan manfaat bila tidak ada
yang mengelola dan mengolahnya. Dengan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
kemajuan perusahaan.
utama untuk mampu menghadapi persaingan dalam era globalisasi, kemampuan ini
Karyawan tentu saja mengharapkan adanya timbal balik yang berupa
kompensasi yang sesuai misalnya yang langsung berupa upah, gaji, komisi, dan
bonus serta tidak langsung berupa asuransi, pensiun, cuti, pendidikan dan lain
pekerjaan yang dilakukan karyawan juga merupakan salah satu cara yang efektif
maksimal. Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting bagi
karyawan adalah kompensasi. Dengan adanya kompensasi maka karyawan
biasa memberikan rasa aman, nyaman serta adanya fasilitas yang cukup serta
karyawan dapat memberikan rasa kepuasan kerja bagi karyawan Handoko (2001,
155).
Sedangkan menurut Mangkunegara (2002, 117 ), kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan
kerja bagi para karyawan, oleh sebab itu perusahaan perlu memperhatikan
kerja para karyawannya akan terpenuhi oleh apa yang telah dilakukan oleh
perusahaan dalam memberikan kompensasi. Adanya sikap positif dari diri karyawan
itu sendiri maka akan dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat
selesai. Dalam menyikapi hal ini tentunya perusahaan harus bisa memuaskan para
karyawannya agar terus bekerja dengan baik demi kemajuan dan keuntungan
perusahaan itu sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan kompensasi yang sesuai dan
layak agar para karyawan selalu puas dan senang dalam melakukan pekerjaan di
perusahaan. Berdasarkan latar belakang dan isu dari hasil observasi pada objek
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahanya yaitu ”
3. BATASAN MASALAH
Agar lebih terfokus maka penulis hanya membatasi penelitian pada masalah
4. TUJUAN PENELITIAN
Ingin mengetahui hubungan kompensasi non finansial dengan kepuasan kerja
5. MANFAAT PENELITIAN
b. Secara Praktis
Hasilnya diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi
pihak perusahaan dalam hal pemberian kompensasi non finansial pada PT.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan penulis terdapat unsur kesamaan dengan peneliti
dapat diuraikan secara singkat hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh :
Kerja Karyawan Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah
kompensasi dengan kepuasan kerja adalah gaji, seragam kerja, fasilitas, hari
tidak masuk kerja, cuti kerja dan izin kerja. Sedangkan kompensasi yang
memiliki hubungan nyata dan agak lemah dengan kepuasan kerja adalah upah
Menurut Simamora ( 2001, 541 ), kompensasi non finansial terdiri dari
kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau dari
lingkungan psikologis, dan atau fisik dimana orang itu bekerja. Kompensasi
Adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh karyawan dalam rangka
antara lain :
a. Tugas – tugas yang menarik yaitu dengan memberikan pekerjaan yang
kerja.
c. Tanggung jawab yaitu suatu bentuk kepercayaan yang diberikan oleh
karyawan.
d. Rasa pencapaian yaitu perasaan karyawan atas pencapaian dalam
Adalah kondisi lingkngan dalam suatu perusahaan dimana para karyawan
a. Lingkugan kerja yang nyaman maksudnya adalah tempat kerja
tugas – tugasnya .
b. Tema kerja yang menyenangkan akan meningkatkan semangat kerja
Kompensasi non finansial merupakan salah satu cara yang dilakukan
- tujuan organisasi.
Setiap orang memiliki potensi yang beragam, entah itu sebagai
manajer, akuntan, dokter, guru, dan sebagainya. Jika orang - orang tersebut
disebut dengan kompensasi non finansial atau yang lebih dikenal dengan
sebagai balas jasa yang diberikan oleh suatu perusahaan secara tidak
telah disepakati.
2. Kepuasan Kerja
3. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi non finansial yang ditetapkan cukup besar, maka
4. Motivasi
5. Disiplin
Dengan pemberian kompensasi non finansial yang memuaskan, maka
Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari
yang berbeda - beda sesuai dengan nilai - nilai yang berlaku dalam diri
dirasakan.
Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang
( 2003, 78 ). Hal itu merupakan hasil dari persepsi mareka tentang
puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu
Menurut Mangkunegara ( 2004 ), menyatakan bahwa kepuasan kerja
adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai
dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah
adalah sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan
Pemberian segala bentuk kompensasi non finansial juga sangatlah
pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis, dan atau fisik dimana
karyawan itu bekerja akan meningkatkan kepuasan kerja dari karyawan
Dengan adanya lingkungan kerja yang menyenangkan juga rekan kerja yang
ramah akan semakin memudahkan karyawan dalam bekerja satu sama lain,
oleh karena itu pemberian kompensasi non finansial dianggap perlu dan
Dari uraian di atas maka tersirat bahwa dengan adanya kompensasi
kehidupan yang lebih baik sesuai pengorbanan dan tanggung jawab yang
Kompensasi yang pada umumnya diberikan perusahaan ialah berupa gaji untuk
karyawannya. Namun, sebenarnya kompensasi yang diberikan perusahaan tidak hanya
berupa gaji, namun dapat dikelompokkan menjadi:
Kompensasi langsung ini dapat berupa bayaran pokok(gaji), bayaran atas prestasi
yang telah diberikan karyawan untuk perusahaan, juga dapat berupa bayaran
insentif.
Para tenaga kerja melakukan tugasnya diperusahaan salah satunya ialah karena
mengharapkan kompensasi atau balas jasa dari perusahaan tersebut. Pada umumnya,
kompensasi yang diberikan tentu tidak akan disama ratakan untuk semua karyawan atau
tenaga kerja di perusahaan tersebut. Inilah yang menyebabkan terkadang ada karyawan
yang merasa belum cukup dengan kompensasi yang diberikan untuknya. Sehingga
seringkali terjadi pemogokkan kerja karena masalah kompensasi tersebut.
Kompensasi memang menjadi salah satu motivasi bagi karyawan itu sendiri untuk
meningkatkan kinerjanya. Sehingga para karyawan berlomba untuk meningkatkan
kreativitasnya untuk perusahaan tersebut. Bagi mereka yang dapat terus meningkatkan
kreativitasnya, maka kompensasi pun akan ditingkatkan seiring dengan meningkatnya
kinerja dan kreativitas karyawan tersebut. Namun bagi yang belum bisa meningkatkan
kreativitasnya, kompensasi pun tidak akan diberi peningkatan sehingga terkadang
mengakibatkan frustasi bagi karyawan itu sendiri dan akhirnya kinerja karyawan tersebut
pun semakin menurun.
Jadi pada intinya, semakin besar kompensasi yang diberikan perusahaan kepada
karyawannya, maka akan semakin tinggi usaha para karyawan untuk meningkatkan
kinerjanya. Dan begitupun sebaliknya, apabila kompensasi yang diberikan kepada
karyawan semakin rendah bahkan dibawah rata-rata yang telah ditetapkan dalam hukum,
maka akan semakin rendah kinerja yang diberikan karyawan untuk perusahaan tersebut
karena mereka akan merasa kompensasi yang diberikan baik kompensasi finansial
maupun nonfinansialnya tidak sebanding dengan yang mereka berikan kepada perusahaan.
Dan hal ini dapat menyebabkan karyawan tersebut berpindah tempat ke perusahaan lain.
Sedangkan jika diberikan kompensasi yang semakin meningkat, karyawan tersebut pasti
akan terus memberikan kinerja yang semakin meningkat di perusahaan tersebut tanpa
berpindah ke perusahaan lain.
Dalam suatu perusahaan, tentu ada posisi karyawan kontrak dan karyawan tetap.
Karyawan kontrak yaitu karyawan atau tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan namun
dengan batas waktu tertentu, misalnya hanya 3 bulan. Selebihnya, itu tergantung pada
perusahaan apakah ingin memperpanjang waktu kontrak dari karyawan tersebut atau
tidak. Sedangkan karyawan tetap yaitu karyawan yang dipekerjakan di perusahaan
tersebut tanpa batasan waktu.
Karyawan tetap dalam perusahaan tentu akan merasa aman karena tidak akan ada batas
waktu ia bekerja di perusahaan tersebut. Mereka tidak akan diberhentikan dengan alasan
kontrak telah habis. Mereka hanya tinggal terus meningkatkan kinerjanya untuk mencapai
peningkatan karir di perusahaan tersebut sehubungan dengan kompensasi yang diberikan
untuk karyawan tetap yang berbeda dengan karyawan kontrak. Untuk karyawan tetap,
mereka akan diberikan kompensasi finansial tidak langsung seperti tunjangan, asuransi,
kendaraan, maupun fasilitas lainnya. Terutama peningkatan jenjang karir yang akan
menyebabkan peningkatan kompensasi finansial langsung pula seperti peningkatan gaji
pokok, bonus,dan sebagainya. Dan tentunya kerja mereka di perusahaan tersebut sudah
terjamin karena adanya berbagai kompensasi yang diberikan kepada mereka namun tidak
diberikan kepada karyawan kontrak. Salah satunya ialah peningkatan jenjang karir,
tunjangan, dan sebagainya. Sehingga mereka terus termotivasi untuk meningkatkan kinerja
mereka di perusahaan tersebut.
Berbeda halnya dengan karyawan kontrak yang tentu akan selalu merasa khawatir dalam
bekerja terutama apabila sudah mendekati batas waktu penghabisan kontraknya. Mereka
akan khawatir mengenai diperpanjang atau tidak kontrak mereka di perusahaan tersebut.
Dan mereka pun tidak mendapatkan kompensasi tunjangan ataupun kompensasi finansial
tidak langsung lainnya. Hal ini sehubungan dengan masa kerja karyawan kontrak yang
terbatas sehingga perusahaan tidak memungkinkan untuk memberikan itu semua.
Sehingga ini akan menjadi beban untuk mereka sendiri dalam kinerjanya terhadap
perusahaan.
KESIMPULAN
Kompensasi dapat dikatakan sebagai balas jasa yang diberikan untuk karyawan dalam
suatu perusahaan. Besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan pun tergantung pada
kinerja karyawan tersebut. Semakin meningkat kinerja karyawan, semakin besar pula
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan baik kompensasi finansial maupun
kompensasi nonfinansial. Dan begitupun sebaliknya, semakin rendah kinerja karyawan
tersebut, maka semakin rendah kompensasi yang diberikan. Jadi, kompensasi yang
diberikan untuk karyawan pun berbeda, contohnya ialah kompensasi untuk karyawan
kontrak dan karyawan tetap. Sehingga kinerja mereka pun berbeda karena karyawan
kontrak sedikit merasa terbebani karena adanya batasan waktu kerja mereka. Berbeda
halnya dengan karyawan tetap yang terus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya demi
mencapai peningkatan karier.
SARAN
Perbedaan pemberian kompensasi memang hal yang umum karena kinerja yang diberikan
setiap karyawan pada umumnya juga tidak semuanya sama. Namun, sebaiknya serendah-
rendahnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan, tetap mengikuti peraturan UMR
yang berlaku didaerah tersebut. Karena terkadang ada perusahaan yang memberikan
kompensasi kepada karyawannya dibawah peraturan UMR tersebut. Hal ini yang
menyebabkan terjadinya pemogokkan kerja karyawan serta berbagai aksi demo karyawan.
Untuk itulah, perusahaan harus dapat bersikap adil sehingga karyawan merasa kompensasi
yang diberikan kepadanya seimbang dengan kinerja mereka.
Selain itu, berhubungan dengan karyawan kontrak dan karyawan tetap, seharusnya
karyawan kontrak dapat mengambil sisi positif dengan adanya pembatasan waktu kerja
tersebut dengan cara meningkatkan kinerja mereka bahkan melebihi karyawan tetap
bukan justru menjadikan hal itu beban dalam memberikan kinerja kepada perusahaan.
Sehingga nanti perusahaan terus memperpanjang kontrak dan apabila nanti ada
pengangkatan karyawan tetap, mereka dapat dipilih menjadi karyawan tetap perusahaan
tersebut.
Kompensasi (finansial)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima dapat berupa fisik maupun non fisik
dan harus dihitung dan diberikan kepada seseorang yang umumnya merupakan obyek
yang dikecualikan dari pajak pendapatan.[1]
Kompensasi merupakan hal yang kompleks dan sulit, karena didalamya melibatkan dasar
kelayakan, logika, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta menyangkut faktor
emosional dari aspek tenaga kerja.[1].
Kompensasi diberikan dengan tujuan memberikan rangsangan dan motivasi kepada tenaga
kerja untuk meningkatkan prestasi kerja, serta efisiensi dan efektivitas produksi. Oleh
karena itu, bila kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan
dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.[1].
Tetapi jika para karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja,
motivasi dan kepuasan kerja mereka bisa turun secara drastis karena memang kompensasi
itu penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan
ukuran nilai karya mereka di antara para karyawan itu sendiri. Jadi, Departemen
Personalia biasanya merancang dan mengadministrasikan kompensasi karyawan. [2]
Untuk memenuhi standar yang diminta organisasi. Dalam upaya menarik calon
karywan masuk, organisasi harus merangsang calon-calon pelamar dengan tingkat
kompensasi yang cukup kompetitif dengan tingkat kompensasi organisasi lain.[1].
3. Menjamin keadilan
Adanya kompensasi yang layak dan adil bagi karyawan hendaknya dapat
memperbaiki sikap dan perilaku yang tidak menguntungkan serta memengaruhi
produktivitas kerja. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung
jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi
yang efektif.[1].
5. Efisiensi biaya
6. Administrasi legalitas
Dalam administrasi kompensasi juga terdapat batasan legalitas karena diatur oleh
pemerintah dalam sebuah undang-undang. Tujuannya agar organisasi tidak
sewenang-wenang memperlakukan karyawan sebagai aset perusahaan.[1].
1. Imbalan Ekstrinsik adalah imbalan yang berbentuk uang atau ada juga yang berbentuk
tunjangan pelengkap[3] , antara lain misalnya :
Komisi Asuransi
2. Imbalan Intrinsik adalah imbalan yang tidak berbentuk fisik dan hanya dapat dirasakan
berupa kelangsungan pekerjaan, jenjang karier yang jelas, kondisi lingkungan kerja,
pekerjaan yang menarik, dan lain-lain[3].