Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antenatal Care/asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa


observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa
kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).

Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan


kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, masa
nifas, persiapan laktasi dan kembalinya kesehatan reproduksi.

1.2 Rumusan MasalahApa yang dimaksud dengan kunjungan awal?

1. Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal?


2. Apa yang dimaksud dengan kunjungan ulang?
3. Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kunjungan awal.


2. Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kunjungan ulang.
4. Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kunjungan awal.


2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan
awal.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kunjungan ulang.
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan
ulang.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat
bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum
minggu ke-24.

2.2 Tujuan Kunjungan Awal

Tujuan dari kunjungan awal yakni sebagai berikut:

a. Mendapatkan perawatan kehamilan.


b. Memperoleh rujukan konseling genetic.
c. Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.
d. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan.
e. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
f. Menentukan status kesehatan ibu dan janin.
g. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya factor resiko
kehamilan.
h. Menetukan rencana pemeriksaan/penatalaksaan selanjutnya.

2. 3 Pengkajian Data

2.3.1 Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil

Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang


pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun
saat kehamilan.

a. Sosial
1) Kumpulan keluarga
2) Situasi tempat tinggal
3) Pekerjaan
4) Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan
5) Pilihan agama
6) Hewan peliharaan
7) Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan

2
8) Sumber stress
9) Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan
 Merokok
 Alkohol
 Obat terlarang dan obat rekreasional
b. Riwayat Kebidanan
1) Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu
penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery- EDD)
yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan
menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau
dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1
tahun.
2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu,
 Kehamilan
Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering),
toxaemia gravidarum.
 Persalinan
Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong
oleh siapa (bidan, dokter).
 Nifas
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
 Anak
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan
sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir.
3) Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat
membantu “menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan
pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan
mengalami disebut “withdrawal bleed”.

3
4) Riwayat obstetric
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan
tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe
persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama
persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis
kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang
berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif,
terapeutik, dan kehamilan ektopik.
5) Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat
memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami.
Apabila penderita pernah diperiksa oleh dokter lain, tanyakan juga hasil-
hasil pemeriksaan dan pendapat dokter itu.
6) Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena
riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat
lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :
 Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual
 Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan
menghilangkan mitos
 Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
 Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah
emosional.
c. Riwayat Keluarga

Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang


beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir
kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik.
Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar belakang rasa tau etnik yang
diperlukan untuk melakukan pendekatan berdasarkan pertimbangan budaya
atau untuk mengetahui penyakit organic yang memiliki komponen herediter.

4
d. Penyakit
1) Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau
dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut
supaya diperoleh data yang lengkap.
2) Human Papilloma Virus (HPV)
Adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma
akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal. Kutil ini biasanya
ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat
genetalia ekterna. Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal
dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik.
3) Penyakit Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa
kehamilan karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali
lipat(Oregon health division, 1995). Setiap kram atau perdarahan pada
wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan
ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.
1. Pemeriksaan Fisik

Pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang


sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi
gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan genetic.

a. Tinggi Badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi
yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring
peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.
b. Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi
penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan
atau kekurangan berat.
c. Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena
peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada
kehamilan normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini

5
menetap sepanjang trimester kedua dan kemudian mulai kembali ke TD
sebelum hamil. Seluruh tekanan darah pada wanita hamil harus diukur pada
posisi duduk.
d. Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi
100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih
dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia yang menyertai.
e. Refleks
Terutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit
urat saraf.
f. Pemeriksaan Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria
gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya ruam,
massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti
penyalahgunaan obat.
g. Pemeriksaan kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia
kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak
menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang
signifikan perlu diteliti.
h. Pemeriksaan Paru
Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas dangkal,
napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan dispnea.
Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.
i. Pemeriksaan Jantung
Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi dari pada
volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah
ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluara
saat melahirkan.
j. Pemeriksaan Payudara
Payudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas
dan setiap kondisi yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan anda

6
memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui
bayinya. Tes “protaklitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada
wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik.
k. Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk
mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound
(doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3. Frekuensinya lebih
cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit.
2. Pemeriksaan Panggul
Tanda-tanda menimbulkan perasangka panggul sempit ialah :
a. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.
b. Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata persalinan-persalinan yang dulu
sukar (riwayat obstetric yang jelek).
c. Jika terdapat kelainan letak hamil tua.
d. Jika badan penderita menunjukkan kelainan seperti kyphose, scoliose, kaki
pendek sebelah/pincang, cebol.
e. Kalau ukuran-ukuran luar sempit. Jika ada prasangka panggul sempit baiknya
dikonsulkan kepada seorang dokter ahli.
Kita biasanya memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah dengan
toucher karena ukuran-ukuran dalamlah yang menentukan luasnya jalan lahir.
a. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan, yang diperiksa ialah :
 Conjugate diagonalis.
 apakah lineainnominata teraba seluruhnya/hanya sebagian.
 Keadaan sacrum apakah concaaf dalam arah atas bawah dari kiri k kanan.
 Keadaan dinding samping panggul apakah lurus/convergent.
 Apakah spinae ischiadicae menonjol
 Keadaan os pubis adakah exostose
 Keadaan arcus pubis.
b. Peluang calon ibu agar bisa melahirkan normal berdasarkan bobot bayi:
 Panggul sempit, panggul jenis ini hanya bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5
kg ke bawah.
 Panggul sedang, bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg s/d 3,5 kg.

7
 Panggul luas, panggul jenis ini bisa mengeluarkan bayi berukuran besar 3,5
kg s/d 3,9 kg.
c. Ukuran panggul rata-rata dan terkategori normal:
 Pintu atas panggul (pelvic inlet) minimal memiliki diameter 22 cm.
 Pintu tengah panggul (mid pelvic) diameter minimalnya adalah 20 cm.
 Pintu bawah panggul, panjang diameter normalnya rata-rata minimal 16 cm.
d. Panggul Luar :
 Distansia Spinarum: Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan,
normalnya 23-26 cm
 Distansia Cristarum: Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri,
normalnya 26-30 cm
 Conjugata Eksterna: Jarak antara pinggir atas sympisis dan ujung prosessus
spinosus ruas tulang lumbal ke-V, normalnya 18-20 cm
 Lingkar Panggul: Dari pinggir atas sympisis ke pertengahan antara spina
iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui
tempat-tempat yang sama di pihak yamg lain, normalnya 80-90 cm
e. Panggul Dalam :
 Conjugata Diagonalis
 Promontorium, Linea Innominata
 Spina Isiadika, Kelengkungan Sakrum, Dinding Samping Pelvis
 Arkus Pubis, Mobilitas Tulang
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis
penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan
laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit dalam hal
susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini bisa penyebab atau
akibat). Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa
cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan
mengobati pasien. Pada umumnya diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala
penyakit (keluhan dan tanda), dan gejala ini mengarahkan dokter pada kemungkinan
penyakit penyebab. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau
menyingkirkan kemungkinan penyakit yang menyebabkan, misalnya dalam
pemeriksaan biakan darah pada demam tifoid, jika positif amat mendukung diagnosis,

8
tapi bila negatif tak menyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan
pemeriksaan lain (misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong.
4. Pengkajian Emosional
a. Trimester Pertama Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil
biasanya gampang sekali berubah. Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif,
mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan
“sakit” dari pada hamil. Perubahan emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas
hormonal yang meningkat pesat dan sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan,
mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.
b. Trimester kedua Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak
banyak keluhan yang anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu,
periode ini bisa disebut periode keemasan. Anda mulai bisa menyesuaikan diri
dengan perubahan hormonal kehamilan. Selain itu, tidak banyak muncul keluhan
keluhan fisik. Inilah yang membuat anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih
enak dan tidak sedramatis sebeumnya.
c. Trimester tiga Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin
besar dan mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan
gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi
lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih
siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah
dilahirkan.
2.3.2 Pengkajian Fetal
1. Gerakan Janin
a. Pengertian
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin,dimana
gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini
dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim. Perhitungan
gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan34-36minggu bagi wanita
yang berisiko rendah mengalami insufisiensi utero plasenta. Sedangkan pada
wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan gerakan janin
dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu. Gerakan janin normal yaitu
sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang
menunjukan normalitas.Gerakan janin pada grimigravida dirasakan pada

9
kehamilan 18minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16
minggu.
b. Hal yang mempengaruhi gerakan janin
 Kapan gerakan muncul
 Usia kandungan
 Kadar glukosa
 Stimulus suara
 Status prilaku janin
 Penggunaan obat-obatan dan kebiasaan merokok
 Hipoksia
 Asidemia
 Polihidramnion
 Oligohidramnion
c. Cara menghitung gerakan janin
Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar,maka
dapat menggunakan metode count to ten (menghitung sampai10):
 Jadwalkan satu sesi perhitungan perhari
 Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari
 Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan
 Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam
Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu
lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan
dalam 10 jam maka hubungi bidan. Kelebihan metode ini yaitu: mudah
digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.
2. DJJ
a. Pengertian Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata
wanita tidak sedang bersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang
normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin
seperti bunyi detik jam dibawah bantal.
b. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
1) Dengan menggunakan Stetoskop Pinard
 Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan
dari suara lain.

10
 Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang
tidak perlu diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.
 Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan
palpasi.
 Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan.Setelah
daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang
luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah dimana kita akan
mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnyasempit ditempatkan
pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
 Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut
jantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastik
anapakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak ini harus
disesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama dengan nadi
ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak aorta
abdominalis dari ibu.
 Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung
janin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya
denyut jantung janin itu.
2) Dengan menggunakan Doppler
 Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat
digunakan.
 Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepet pada daerah yang telah
ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara
antara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
 Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian
tekan tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.
 Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan
tombol pengatur volume.
 Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui
monitor.
c. Cara menghitung denyut jantung janin
Menghitung denyut jantung janin (DJJ) yaitu dengan mendengarkan 3x5
detik dikalikan dengan 4.

11
3. Non Stress Test (NST)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal
activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap
frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai
gerakan janin.
a. Tehnik pemeriksaan NST :
1) Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri.
Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegah terjadinya hipotensi.
2) Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi,
dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan,
tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).
3) Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
 Menanyakan kepada pasien.
 Melakukan palpasi abdomen.
 Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).
4) Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,
dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala
atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik
(dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk
keperluan tersebut).
5) Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
6) Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan
apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).
7) Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm).
8) Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
b. Interpretasi NST
1) Reaktif:
 Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai
dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
 Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
 Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.

12
2) Non-reaktif:
 Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat
akselerasi pada gerakan janin.
 Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari
160 dpm).
 Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3) Meragukan:
 Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat
akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
 Frekuensi dasar djj abnormal.
 Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
4. Amniosentesis
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan
memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati
dinding abdomen dan dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion
dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus.Untuk alasan
yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi
antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru
diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang lebih baru telah
dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.

2.3.3 Menentukan Diagnosa

1. Menetapkan Normalitas Kehamilan adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan


sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan
serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal. Lamanya kehamilan mulai
dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih
dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur
(cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang
terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang
dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk.

13
2. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan
Komplikasi Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan
yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami
ketidaknyamanan tersebut.
3. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal Deteksi
dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan
untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berikut ini
merupakan tanda dan gejala bahaya yang menyimpang dari keadaan normal atau
mengarah pada komplikasi, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
e. Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
f. Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada
pergerakan
4. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana
mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik
dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa
pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota
keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi
untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal
adalah:
a. Perdarahan vagina
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d. Nyeri abdomen yang hebat
e. Bengkak pada muka atau tangan
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

14
2.3.4 Mengembangkan Perencanaan Asuhan yang Komprehensif

1. Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium Tujuan test laboratorium adalah untuk


mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan.
Macam test laboratorium dalam asuhan kehamilan yang merupakan kompetensi
bidan adalah:
a. Tes hemoglobin darah (Hb) Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb pada ibu
hamil dan untuk mendeteksi anemia gravidarum.
b. Tes urin protein Tujuan: untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan
untuk mendeteksi pre eklamsia dalam kehamilan.
c. Tes glukosa urin Tujuan: untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan
untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum
2. Menetapkan Kebutuhan Belajar
Penuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam
pencapaianelemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual.Mulai
dari latihandi laboratorium keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik
kebidanan.
3. Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi Ringan
Pengobatan yang diberikan oleh bidan pada dasarnya bersifat pertolongan
sementara sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis
dokter.
4. Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional
lainnya
Pelayanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab
pelayanan oleh bidan kepada sistem pelayanan yang lebih tinggi atau lebih
kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab pelayanan atau menerima
rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan atau tanggung jawab
dokter. Dalam situasi dimana rujukan yang di lakukan oleh bidan kepada dokter
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam pengalihan tanggung jawab diserahkan sepenuhnya kepada dokter.
a. Tujuan rujukan
 Agar setiap klien mendapat perawatan dan pertolongan yang lebih baik

15
 Menjalin kerjasama dengan cara merujuk klien atau mendapatkan
perlengkapan laboratorium yang memiliki fasilitas lebih lengkap upaya
mendapatkan hasil test laboratorium yang lebih meyakinkan.
b. Hal-hal yang dapat dirujuk
 Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawat daruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi antar dokter
 Rujukan atas kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
 Merujuk klien yang sedang menghadapi kasus atau masalah reproduksi,
seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan
spesialis.
c. Hasil informasi dari kegiatan rujukan
 Membahas secara lengkap data-data medis klien yang telah dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
 Menjalin kerjasama sistem pelaporan tentang data-data medis pada
umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya
mengenai kematian maternal dan periental
5. Menetapkan Kebutuhan untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory Guidence
Konseling asuhan kehamilan merupakan suatu proses pemberian bantuan oleh
bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap muka dalam bentuk
wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan
dengan kehamilannya, pemahaman diri tentang permasalahan yang sedang
dihadapi, dan penyusunan rencana pemecahan masalah yang sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Joyce Roberts menyarankan untuk menggunakan
urutan prioritas sebagai berikut :
a. Informasi merupakan tanggapan dari pertanyaan tertentu yang diberikan oleh
ibu
b. Informasi penting yang wajib diketahui karena berhubungan dengan
keamanan diri dan bayinya
c. Panduan antisipasi yang akan memfasilitasi upaya wanita untuk mrnghadapi
kehamilannya
d. Informasi tambahan yang berhubungan dengan perkembangan kehamilan,
kebijakan institusi yang dapat membantu tetapi tidak berkaitan dengan

16
wanita itu sendiri. Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik,
harus di sesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang yang telah di lakukan oleh bidan.
6. Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS
Konseling adalah kebutuhan proses komunikasi dengan pembahasan masalah-
masalah antara individu dengan konselor (orang yang sudah mengikuti
pembelajaran untuk mengatasi masalah PMS). Untuk menetapkan kebutuhan
konseling HIV/PMS hanya diberikan pada ibu hamil dengan riwayat maupun
resiko HIV/PMS.
AIDS adalah Penyakit Menular Seksual yang paling sering didengar yang
disebabkan oleh HIV (Human Imunodeficiency Virus), virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan (imun) tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi dengan kata lain kehadiran virus ini dalam tubuh
akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Catatan khusus tentang
HIV/AIDS:
a. Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena HIV/ AIDS hanya
berdasarkan penampilannya.
b. AIDS tidak dapat dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan.
c. AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian.
d. AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lainnya.
e. Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa, seperti
TBC, Tumor, Radang paru, Infeksi saluran pencernaan dll.
f. AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan seorang
pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita, atau dengan
menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
7. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan
a. Menurut WHO
 Kunjungan Trimester pertama Sebelum minggu ke 16 (pada akhir bulan
ke empat)
 Trimester kedua 24-28 minggu (bulan ke-6 – 7)
 Trimester ketiga 32 minggu (bulan ke-8)
 Trimester ketiga 36 minggu (bulan ke-9)

17
b. Jadwal kunjungan menurut Departemen Kesehatan
 Trimester I kehamilan : 1 kali kunjungan
 Trimester II kehamilan : 1 kali kunjungan
 Trimester III kehamilan : 2 kali kunjungan
c. Jadwal kunjungan ulang sebaiknya
 Sampai dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4 minggu
 Antara 28-36 minggu usia kehamilan, setiap 2 minggu
 Antara 36 minggu sampai kelahiran, setiap minggu
d. Menurut NICE Antenatal Guideline tahun 2008
Jadwal kunjungan yang dianjurkan adalah :
 Kunjungan ke-1/Booking apointment : idealnya pada usia kehamilan 10
minggu
 Kunjungan ke-2 : pada usia kehamilan 16 minggu
 Kunjungan ke-3 : pada usia kehamulan 18 – 20 minggu
 Kunjungan ke-4 : usia kehamilan 25 minggu (pada wanita nulipara)
 Kunjungan ke-5 : usia kehamilan 28 minggu
 Kunjungan ke-6 : usia kehamilan 31 minggu (pada wanita nulipara)
 Kunjungan ke-7 : usia kehamilan 34 minggu
 Kunjungan ke-8 : usia kehamilan 38 minggu
 Kunjungan ke-9 : usia kehamilan 40 minggu
 Kunjungan ke-10 : usia kehamilan 41 minggu

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke
tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga
sebelum minggu ke-24. Data pengajian yang harus dilakukan pada kunjungan awal
adalah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan jadwal kunjungan.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni. 2010. Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Fitramaya.

Mufdalifah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika

Mochtar, Rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC. Pantrikawati, Ika dan Saryono.
2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.

Pantikawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.

Sarwono. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.

20

Anda mungkin juga menyukai