932 2867 1 PB
932 2867 1 PB
1, Januari-Juni 2019
Nurul Khotimah
Abstract
Cultural diversity is a necessity in the human community in the world. Cultures have different
value systems, so they determine different life goals, and determine ways of communicating
that are strongly influenced by language, rules and norms in each culture. So that every
communication activity with other people always contains the potential for cross-cultural or
intercultural communication, because it will always be in a "culture" that is different from other
people. This study aims to find out how cultural differences between foreign tourists and local
communities are examined based on the study of cross-cultural communication, so that they can
be understood together and avoid culture shock. This research was conducted in the tourist village
of Kandri, Gunungpati sub-district, Semarang city with the object of research of foreign tourists
who came in the tourist village. The research method used is a qualitative field reserach. Data
collection techniques in this study were interviews and observations. The results of the study
show that the distinguishing factors in communication can be seen from the verbal and nonverbal
language systems, economic systems, educational systems, cultures (values and norms), and
religious systems.
Keyword; Culture, Communication, Cross Cultural Communication
Nurul Khotimah
Abstrak
Keragaman budaya adalah sebuah keniscayaan dalam komunitas manusia di dunia.
Budaya-budaya memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda, karenanya ikut menentukan
tujuan hidup yang berbeda, dan menentukan cara berkomunikasi yang sangat dipengaruhi
oleh bahasa, aturan dan norma pada masing-masing budaya. Sehingga dalam setiap
kegiatan komunikasi dengan orang lain selalu mengandung potensi Komunikasi Lintas
Budaya atau antar budaya, karena akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda
dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana perbedaan-perbedaan
budaya antara wisatawan asing dengan masyarakat lokal yang diteliti berdasarkan kajian
komunikasi lintas budaya, sehingga dapat dipahami bersama dan menghindari culture
shock. Penelitian ini dilakukan di desa wisata Kandri, kecamatan Gunungpati, kota
Semarang dengan objek penelitian wisatawan asing yang datang di desa wisata tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif field reserach. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pembeda dalam berkomunikasi terlihat dari sistem bahasa verbal dan
nonverbal, sistem ekonomi, sistem pendidikan, budaya (nilai dan norma), serta sistem
agama.
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 3
Nurul Khotimah
4 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...
Dari beberapa teori terkait faktor yang berasal tidak langsung atau asli dari
pembeda dalam komunikasi lintas sumber pertama yang membahas masalah
budaya, peneliti mengklasifikasikan faktor yang dikaji. Data seperti artikel atau
pembeda yang digunakan dalam penelitian penelitian yang terkait dengan komunikasi
ini. Yakni: dari sistem bahasa verbal dan lintas budaya ataupun antar budaya.
non verbal, faktor sistem ekonomi, segi
pendidikan, sistem agama, sistem norma Teknik pengumpulan data pada
dan nilai. penelitian ini yaitu observasi dan
wawancara. Melalui observasi, peneliti
B. METODE PENELITIAN terjun langsung ke lapangan di kawasan
Pada penelitian ini menggunakan desa wisata Kandri dengan mengamati
kajian field research kualitatif yang berusaha pola dan proses komunikasi yang terjalin
memahami dan menafsirkan makna antara wisatawan asing dengan beberapa
suatu peristiwa pada situasi tertentu atas masyarakat setempat desa Kandri.
objek yang diteliti. Paradigma kualitatif Melakukan wawancara, peneliti dapat
memusatkan perhatian pada prinsip- mengajukan pertanyaan mengenai berbagai
prinsip umum yang mendasari perwujudan segi kehidupan objek secara utuh dan
sebuah makna dari gejala-gejala sosial di mendalam.
masyarakat. Tipe penelitian yang digunakan Peneliti melakukan analisis objek
oleh peneliti adalah tipe interpretatif penelitian menggunakan analisis teori
sehingga bias, nilai dan prasangka peneliti sistem sosial Talcott Parsons (1996) bahwa
dinyatakan secara implisit dalam laporan setiap masyarakat memiliki sistem sosial
penelitian. Maka peranan peneliti terbagi yang dapat digambarkan dengan AGIL.
menjadi dua elemen, yaitu menggunakan
pengalaman masa lalu yang sesuai dengan Tabel 1: Sistem Sosial AGIL
topik penelitian, dan setting lapangan A I
untuk mempertajam interpretasi data
dan mengambil langkah-langkah untuk A G
memperoleh akses masuk ke lapangan dan I L
menjamin dapat memperoleh dan yang
diperlukan (Bungin: 2006). G L
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 5
Nurul Khotimah
6 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...
adanya kecemasan yang disebabkan oleh komunikasi. Meski demikian, tidak sedikit
kehilangan tanda-tanda dan lambang- pula para wisatawan asing yang juga
lambang dalam pergaulan sosial. Berikut berusaha mempelajari bahasa Indonesia
faktor-faktor perbedaan komunikasi lintas untuk berkomunnikasi dengan warga
budaya antara wisatawan asing dengan lokal, meskipun hanya beberapa kata saja
masyarakat lokal di kawasan desa wisata misalnya ‘Apa Kabar’, ‘Saya Suka Tempat
Kandri kota Semarang. Ini’, ‘Ini Indah’, ‘Makanan Enak’ dan
1. Bahasa verbal dan non verbal sebagainya.
8 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 9
Nurul Khotimah
10 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 11