Anda di halaman 1dari 11

Jurnal An-Nida, Vol. 11, No.

1, Januari-Juni 2019

FAKTOR PEMBEDA DALAM KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


ANTARA WISATAWAN ASING DENGAN MASYARAKAT LOKAL
DI DESA WISATA KANDRI GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

Nurul Khotimah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang


Jln. Prof. Dr. Hamka Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang
nurulkhotimah134@gmail.com

Abstract
Cultural diversity is a necessity in the human community in the world. Cultures have different
value systems, so they determine different life goals, and determine ways of communicating
that are strongly influenced by language, rules and norms in each culture. So that every
communication activity with other people always contains the potential for cross-cultural or
intercultural communication, because it will always be in a "culture" that is different from other
people. This study aims to find out how cultural differences between foreign tourists and local
communities are examined based on the study of cross-cultural communication, so that they can
be understood together and avoid culture shock. This research was conducted in the tourist village
of Kandri, Gunungpati sub-district, Semarang city with the object of research of foreign tourists
who came in the tourist village. The research method used is a qualitative field reserach. Data
collection techniques in this study were interviews and observations. The results of the study
show that the distinguishing factors in communication can be seen from the verbal and nonverbal
language systems, economic systems, educational systems, cultures (values and norms), and
religious systems.
Keyword; Culture, Communication, Cross Cultural Communication
Nurul Khotimah

Abstrak
Keragaman budaya adalah sebuah keniscayaan dalam komunitas manusia di dunia.
Budaya-budaya memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda, karenanya ikut menentukan
tujuan hidup yang berbeda, dan menentukan cara berkomunikasi yang sangat dipengaruhi
oleh bahasa, aturan dan norma pada masing-masing budaya. Sehingga dalam setiap
kegiatan komunikasi dengan orang lain selalu mengandung potensi Komunikasi Lintas
Budaya atau antar budaya, karena akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda
dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana perbedaan-perbedaan
budaya antara wisatawan asing dengan masyarakat lokal yang diteliti berdasarkan kajian
komunikasi lintas budaya, sehingga dapat dipahami bersama dan menghindari culture
shock. Penelitian ini dilakukan di desa wisata Kandri, kecamatan Gunungpati, kota
Semarang dengan objek penelitian wisatawan asing yang datang di desa wisata tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif field reserach. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pembeda dalam berkomunikasi terlihat dari sistem bahasa verbal dan
nonverbal, sistem ekonomi, sistem pendidikan, budaya (nilai dan norma), serta sistem
agama.

Kata kunci; Budaya, Komunikasi, Komunikasi Lintas Budaya

A. PENDAHULUAN Deddy Mulyana (2015) dalam


Manusia saat ini hidup dengan bukunya Komunikasi Lintas Budaya
kemajuan teknologi. Kemajuan di dunia mengatakan jika dengan mempelajari
membuat manusia dengan mudahnya budaya orang lain, maka sebenarnya kita
bertemu dan saling mengenal serta mempelajari budaya kita sendiri, termasuk
berhubungan dengan orang lain, meskipun pengaruhnya atas cara kita berkomunikasi
hanya melalui dunia maya. Masyarakat dengan orang lain. Seorang penulis Inggris
lokal indonesia dapat dengan mudah abad ke-18, Samuel Johnson menyatakan,
bertemu dengan orang yang di luar negeri, ‘saya memahami negeri saya jauh lebih
tanpa bepergian ke luar negeri, dimana baik ketika saya berdiri dalam budaya
mereka memiliki berbagai perbedaan orang lain’.
dengan kita, baik dari sisi budaya, ras, Pernyataan tersebut didukung oleh
suku, bahasa, agama, tingkat pendidikan, Jean baudrillard, seorang filosof Perancis
tingkat ekonomi dan sebagainya. yang mengatakan bahwa seperti air yang
Kemajuan tersebut menimbulkan sebuah mengelilingi ikan, budaya mendistrosi
keniscayaan, bahwa komunikasi lintas bagaimana kita melihat dunia dan
budaya sangat penting untuk dipelajari. bagaimana dunia melihat kita (Schneider
Sebagai salah satu jalan keluar dan Barsoux: 1997). Dengan kata lain ujar
untuk meminimalisir kesalahpahaman- Mulyana, pemahaman komunikasi lintas
kesalahpahaman akibat perbedaan budaya budaya akan membuat hidup seseorang
adalah dengan mengerti atau paling lebih kaya, hubungan kita dengan orang
tidak mengetahui bahasa dan perilaku lain yang berbeda akan lebih memuaskan
budaya orang lain, mengetahui prinsip- dan karier akan lebih sukses (Mulyana:
prinsip komunikasi lintas budaya dan 2015).
mempraktekkannya dalam berkomunikasi Pemahaman atas komunikasi lintas
dengan orang lain. budaya merupakan kunci sukes dari sebuah
2 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...

komunikasi. Sebagaimana dinyatakan sebenarnya setiap negara dan bangsa


Griffin (2010) dan Allan (1984), bahwa akan berbeda pola komunikasinya baik
komunikasi manusia bertujuan untuk verbal maupun non verbal. Hal itu terjadi
melayani lima hal, yakni mengirimkan karena adanya perbedaan budaya antara
informasi (to inform), menyatakan satu sama lainnya. Mulyana memberikan
perasaan (to express feelings), menghibur karakteristik perbedaan budaya meliputi
(to entertainment), mendidik (to educated), Komunikasi dan Bahasa, Pakaian dan
untuk mempengaruhi (to influence) dan Penampilan, Makanan dan Kebiasaan
mempertemukan harapan-harapan sosial Makan, Waktu dan Kesadaran Waktu serta
(to meet social expectation) (Liliweri: 2015). Nilai dan Norma.
Banyak sekali contoh kasus Sementara itu, dengan mengetahui
bagaimana pertikaian yang terjadi akibat adanya perbedaan-perbedaan budaya
salahpaham yang timbul akibat kurangnya tersebut, maka sudah barang tentu
pemahaman terhadap komunikasi komunikasi lintas budaya juga akan
lintas budaya. Misalnya seorang wakil berbeda. Banyak sekali teori yang
perusahaan minuman ringan dari Amerika membahas mengenai faktor pembeda dalam
bingung mengapa pelanggan Meksiko munculnya Komunikasi Lintas Budaya.
tertawa saat ia menawari contoh gratis Alo Liliweri dalam bukunya Dasar-Dasar
soda Fresca. Dalam logat Meksiko, kata Komunikasi Antarbudaya memberikan
Fresca berarti lesbian (Liliweri: 2015). pengertian bahwa perbedaan dalam
Di Indonesia juga banyak kasus komunikasi lintas budaya disebabkan oleh
yang mencontohkan kegagalan dalam beberapa sistem. Ia memberikan tujuh
komunikasi lintas budaya. peneliti sistem yang menjadi faktor pembeda dalam
memberi contoh saat seorang bersuku komunikasi lintas budaya, yakni: sistem
Sunda meminta buah pepaya kepada ekonomi, sistem keluarga, sistem politik,
orang Jawa. Dalam bahasa Sunda, buah sistem kontrol sosial, sistem menejemen
pepaya disebut Gedang, sementara bagi kesehatan, sistem pendidikan dan sistem
orang Jawa, Gedang adalah sebutan untuk agama (Liliweri: 2009).
buah pisang. James Neulip (2011) mengatakan
Inilah pentingnya pemahaman setidaknya ada beberapa hal yang menjadi
komunikasi lintas budaya agar tidak terjadi faktor pembeda dalam komunikasi lintas
konflik atau chaos budaya saat melakukan budaya (Priandono: 2016). Pertama, dalam
komunikasi dengan orang beda budaya komunikasi lintas budaya, pesan yang
yang kita kenal. Tujuan komunikasi lintas dikirim biasanya bukanlah pesan yang
budaya adalah untuk membentuk cultural diterima. Menurut Neulip, kapanpun
awareness yakni kesadaran atas budaya orang dari budaya berbeda melakukan
yang berbeda. komunikasi, mereka membawa seluruh
kerangka pikiran, nilai, emosi, dan perilaku
Sebelum membahas fakrtor pembeda yang telah tertanam dan dibudidayakan
dalam komunikasi lintas budaya, ada oleh budaya mereka. Sehingga, pesan
baiknya dipahami terlebih dahulu mengenai yang disampaikan dikodekan dengan
perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan. cara pandangan budaya masing-
Deddy Mulyana (2006) mengatakan bahwa masing, sementara penerima pesan juga

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 3
Nurul Khotimah

menguraikan pesan yang disampaikan Sementara Deddy Mulyana


dengan cara pandang budaya mereka memberikan beberapa faktor pembeda
sendiri. dalam komunikasi lintas budaya (2006).
Kedua, komunikasi antarbudaya pada Dalam bahasa verbal. Misalnya orang
intinya adalah tindakan nonverbal antar China, mereka terkenal tidak terlalu
pelaku komunikasi. Menurut pendapat banyak bicara. Hal itu tidak terlepas dari
ini, ekspresi keintiman, kekuaasaan, dan orang-orang di belakangnya semacam
status antar pelaku komunikasi secara khas Kong Hu Cu yang mengatakan Gentlemen
dibentuk melalui paralinguistik, isyarat, sebaiknya cepat bertindak namun lambat
kedekatan, sentuhan dan sebagainya. bicara. Hal ini berbeda dengan di Amerika,
Sehingga, meski sejumlah guru bahasa dimana di negara itu beranggapan bahwa
asing mengatakan jika kemampuan bahasa orang yang gemar bicara disebut orang
adalah kunci sukses komunikasi lintas yang menarik.
budaya, namun sebenarnya komunikasi Kerumitan bahasa non verbal
lintas budaya lebih bersifat pada proses memang sangat pelik. Sebab manusia
nonverbal. mampu memnampilkan kira-kira 1000
Ketiga, Neulip mengatakan jika postur tubuh yang maknanya berbeda-
komunikasi antar budaya selalu melibatkan beda. Misalnya orang Jepang menghormati
benturan dalam komunikasi. Seperti orang dengan membungkuk, namun bagi
telah diutarakan sebelumnya, bahwa orang Amerika, membungkuk ala Jepang
contoh orang Amerika berbicara adalah itu menjengkelkan, karena secara konotatif
hal yang paling utama, sementara orang bermakna formalitas, aristokrasi dan
Jepang, Korea lebih mengutamakan diam penolakan nonverbal atas kesederajatan.
daripada banyak bicara. Sementara faktor Di Indonesia, menggunakan tangan kiri
keempat adalah, komunikasi antar budaya untuk menunjuk atau menerima sesuatu
merupakan fenomena kelompok atau dianggap tidak sopan, sedangkan di
komunitas yang dialami oleh individu. Negara Barat, hal itu sudah biasa. Banyak
Dalam hal ini, jika kita berkomunikasi lagi contoh-contoh yang lainnya.
dengan orang berbeda budaya, maka Perbedaan orientasi nilai budaya
secara tidak langsung kita atau mereka juga menjadi penyebab perbedaan dalam
akan berasumsi terhadap kelompok kita komunikasi lintas budaya. Bahwa apa
baik dari jenis ras, agama, budaya, umur, yang dianggap perilaku baik atau buruk,
pekerjaan dan sebagainya. pantas atau tidak pantas, sopan atau tidak
Faktor pembeda terakhir menurut sopan dalam suatu budaya seringkali
Neulip adalah, komunikasi antar budaya dipersepsikan berbeda atau bahkan
merupakan siklus yang melibatkan bertentangan dengan budaya lainnya.
adaptasi dan tekanan, dimana ketika kita Sebagai contoh, memanggil nama pertama
bersama orang lain yang berbeda budaya kepada atasan diIndonesia dianggap tidak
kita akan merasa cemas, khawatir dan tidak sopan sebagaimana di Jepang dan Korea.
pasti. Hal itu yang membuat seseorang Namun hal itu biasa saja di Amerika atau
sering mengalami tekanan. di Australia.

4 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...

Dari beberapa teori terkait faktor yang berasal tidak langsung atau asli dari
pembeda dalam komunikasi lintas sumber pertama yang membahas masalah
budaya, peneliti mengklasifikasikan faktor yang dikaji. Data seperti artikel atau
pembeda yang digunakan dalam penelitian penelitian yang terkait dengan komunikasi
ini. Yakni: dari sistem bahasa verbal dan lintas budaya ataupun antar budaya.
non verbal, faktor sistem ekonomi, segi
pendidikan, sistem agama, sistem norma Teknik pengumpulan data pada
dan nilai. penelitian ini yaitu observasi dan
wawancara. Melalui observasi, peneliti
B. METODE PENELITIAN terjun langsung ke lapangan di kawasan
Pada penelitian ini menggunakan desa wisata Kandri dengan mengamati
kajian field research kualitatif yang berusaha pola dan proses komunikasi yang terjalin
memahami dan menafsirkan makna antara wisatawan asing dengan beberapa
suatu peristiwa pada situasi tertentu atas masyarakat setempat desa Kandri.
objek yang diteliti. Paradigma kualitatif Melakukan wawancara, peneliti dapat
memusatkan perhatian pada prinsip- mengajukan pertanyaan mengenai berbagai
prinsip umum yang mendasari perwujudan segi kehidupan objek secara utuh dan
sebuah makna dari gejala-gejala sosial di mendalam.
masyarakat. Tipe penelitian yang digunakan Peneliti melakukan analisis objek
oleh peneliti adalah tipe interpretatif penelitian menggunakan analisis teori
sehingga bias, nilai dan prasangka peneliti sistem sosial Talcott Parsons (1996) bahwa
dinyatakan secara implisit dalam laporan setiap masyarakat memiliki sistem sosial
penelitian. Maka peranan peneliti terbagi yang dapat digambarkan dengan AGIL.
menjadi dua elemen, yaitu menggunakan
pengalaman masa lalu yang sesuai dengan Tabel 1: Sistem Sosial AGIL
topik penelitian, dan setting lapangan A I
untuk mempertajam interpretasi data
dan mengambil langkah-langkah untuk A G
memperoleh akses masuk ke lapangan dan I L
menjamin dapat memperoleh dan yang
diperlukan (Bungin: 2006). G L

Sumber data dalam penelitian ini


terbagi menjadi dua, yaitu sumber primer
Setiap bagian dari empat kotak itu
dan sumber sekunder. (1) sumber primer
terdapat sistem sendiri, yaitu agil. A adalah
merupakan semua bahan tertulis yang
adaptation, dimana sistem beradaptasi
berasal langsung atau asli dari sumber
dengan lingkungannya. G adalah goal
pertama yang membahas dan dikaji. Data
attainment, dimana sistem memiliki tujuan-
dari observasi lapangan dan wawancara
tujuan yang akan dicapai. I adalah integration,
langsung terhadap tokoh masyarakat dan
dimana setiap bagian sistem berhubungan
pegiat wisata Kandri. (2) sumber sekunder
satu dengan lainnya secara erat dan saling
dimaksudkan sebagai bahan-bahan tertulis
mendukung fungsi masing-masing. L

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 5
Nurul Khotimah

adalah latency (pattern maintenance). Sistem Pemkot Semarang menjadikan Kandri


juga secara laten memiliki kemampuan sebagai Desa Wisata.
untuk mempertahankan pola-pola, Dengan mengusung konsep keindahan
aturan-aturan yang ada, bahkan memiliki alam dan berbagai kebudayaan tradisional,
kemampuan untuk memperbaiki sistem Kandri berubah menjadi Desa Wisata yang
yang rusak apabila ada serangan dari luar terkenal di kalangan masyarakat baik
sistem (Bungin: 2011). lokal maupun internasional. Seringkali,
C. HASIL DAN PEMBAHASAN banyak wisatawan bahkan wisatawan
Dalam pembahasan terkait faktor- asing yang mendatangi lokasi tersebut
faktor pembeda dalam komunikasi lintas untuk menikmati keindahan alam Desa
budaya yang telah dipaparkan di atas Wisata Kandri. Selain itu, beragam kegiatan
dengan mengambil objek penelitian antara budaya tradisional seperti kirab Rewandha,
wisatawan asing dengan masyarakat Nyadran Kali serta kegiatan kebudayaan
lokal di Desa Wisata Kandri Kecamatan lain juga menjadi daya tarik tersendiri bagi
Gunungpati Kota Semarang. Beberapa wisatawan asing.
data peneliti peroleh dari hasil wawancara Hal tersebut lantas membuat
dengan sejumlah tokoh masyarakat, ada perubahan pada masyarakat Kandri.
pula yang dari cerita-cerita serta sumber- Masyarakat yang tadinya hidup dari
sumber lain yang relevan dengan kajian ini. pertanian kini mulai menekuni hal lain
Desa Kandri terletak di Kecamatan seperti menjadikan rumahnya sebagai home
Gunungpati Kota Semarang. Seperti desa- stay, menjual aksesoris khas serta makanan
desa pada umumnya, meski berada di yang disukai oleh para wisatawan termasuk
wilayah perkotaan, namun desa Kandri wisatawan asing.
bisa dikatakan masih tradisional dengan Ditetapkannya Kandri sebagai Desa
penghidupan masyarakat utamanya adalah Wisata yang membuat wisatawan asing
petani. Sehari-hari, mayoritas masyarakat masuk ke wilayah tersebut merupakan hal
menghabiskan hidupnya di ladang atau yang menarik didiskusikan dan diteliti dari
sawah untuk melakukan aktivitas sebagai segi komunikasi lintas budaya. Bagaimana
petani. perbedaan-perbedaan budaya antara
Namun semuanya berubah saat wisatawan asing dengan masyarakat lokal
Pemerintah Pusat melalui Balai Besar baik dari segi ekonomi, budaya, agama,
Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sistem pendidikan, nilai dan norma itu
membangun sebuah waduk di lokasi dapat dipahami bersama dan menghindari
tersebut, bernama waduk Jatibarang. apa yang dikatakan Oberg sebagai gegar
Keeksotisan waduk buatan yang berada budaya (culture shock) (Oberg: 2005). Yakni
di tengah kota itulah yang menjadi awal suatu penyakit yang berhubungan dengan
mula perubahan di wilayah Kandri. Setelah pekerjaan atau jabatan yang diderita
waduk Jatibarang selesai di bangun, orang-orang secara tiba-tiba berpindah
Pemerintah Kota Semarang melihat ada atau dipindahkan ke luar negeri atau
potensi wisata di wilayah itu. Untuk itu, tempat lain. Gegar budaya timbul karena

6 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...

adanya kecemasan yang disebabkan oleh komunikasi. Meski demikian, tidak sedikit
kehilangan tanda-tanda dan lambang- pula para wisatawan asing yang juga
lambang dalam pergaulan sosial. Berikut berusaha mempelajari bahasa Indonesia
faktor-faktor perbedaan komunikasi lintas untuk berkomunnikasi dengan warga
budaya antara wisatawan asing dengan lokal, meskipun hanya beberapa kata saja
masyarakat lokal di kawasan desa wisata misalnya ‘Apa Kabar’, ‘Saya Suka Tempat
Kandri kota Semarang. Ini’, ‘Ini Indah’, ‘Makanan Enak’ dan
1. Bahasa verbal dan non verbal sebagainya.

Kerumitan etika bahasa verbal, 2. Sistem ekonomi


Perbedaan budaya antara suatu Sistem ekonomi dalam setiap
masyarakat dengan masyarakat lainnya kebudayaan menurut Liliweri
akan menimbulkan perbedaan dalam (2009) merupakan aktivitas yang
pemahaman dalam berkomunikasi, apalagi mengkombinasikan pengolahan sumber
jika dikaitkan dengan etika bahasa verbal. daya alam, tenaga kerja, teknologi,
Ada pula kerumitan etika bahasa nonverbal. produksi dan disribusi barang/jasa atau
Menurut Mulyana (2006), bahasa non verbal struktur pelayanan yang dilakukan secara
seperti sikap tubuh, gerak gerik, sentuhan, berulang-ulang dan teratur. Pendapat
ekspresi wajah, senyuman, kontak mata, ini diperkuat dengan pernyataan Taylor
nada suara, diam, pakaian, penggunaan (1988) yang menyatakan bahwa sistem
ruangan, konsep waktu, pengendalian ekonomi kebanyakan berkaitan dengan
emosi yang dianut suatu budaya ke budaya sistem budaya dan teknologi ekonomi serta
lainnya sangatlah rumit dan berbeda. kekuatan-kekuatan yang terkandung di
Namun disadari atau tidak, perilaku- dalamnya.
perilaku nonverbal itu merupakan bagian Para antropolog menekankan suatu
dari etika komunikasi yang harus dipenuhi fakta, bahwa kebudayaan dan tradisi
dalam komunikasi lintas budaya. kebudayaan memberikan motivasi pada
Pertama dari segi bahasa verbal anggota masyarakat untuk menghasilkan,
ataupun non verbal. Para wisatawan mendistribusikan barang dan jasa, mengatur
asing tentu memiliki perbedaan yang modal atau pinjam meminjam, mengatur
sangat menonjol dari segi bahasa baik mekanisme utang piutang. Ini artinya, jika
bahasa verbal maupun non verbal . Untuk ada perbedaan kebudayaan, maka berbeda
mengatasi itu, masyarakat khususnya yang pula cara sistem ekonomi yang dilakukan.
tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata Dari sisi faktor ekonomi, perbedaan
(Pokdarwis) Desa Kandri dibekali kursus antara wisatawan asing dengan penduduk
untuk memahami bahasa Inggris oleh lokal sudah barang tentu ada. Mayoritas,
Pemkot. Hal ini semata-mata dilakukan agar wisatawan asing adalah orang-orang yang
proses komunikasi dapat dilakukan dengan memiliki uang lebih, sehingga yang terjadi
efektif. Selain bahasa verbal, masyarakat adalah bagaimana masyarakat sangat
juga banyak yang menggunakan bahasa menyukai bahkan memuji para wisatawan
non verbal untuk memudahkan proses asing yang berkunjung di desa itu. Mereka
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 7
Nurul Khotimah

akan melakukan berbagai hal agar si Simbol-simbol itu penting karena


wisatawan asing menginap di tempat menggambarkan visi dan tujuan akhir dari
mereka atau berbelanja oleh-oleh di lokasi dunia alamiah dan pengalaman manusia.
mereka. Dalam komunikasi lintas budaya,
Selain itu, sistem ekonomi antara pemahaman terhadap agama sangat
wisatawan asing dengan penduduk lokal penting dilakukan. Bagaimana setiap
juga berbeda. Di Desa Wisata Kandri, orang pemeluk agama menghayati dan
tidak semua bahan makanan diperoleh mengamalkan agamanya harus dipahami
dengan cara membeli, bisa juga mengambil sehingga setidaknya kita mempunyai sikap
langsung di ladang atau sistem barter dan perilaku komunikasi sebagai seorang
dengan tetangga. yang beragama. Contoh kasus adalah
3. Sistem pendidikan bagaimana orang Hindu dalam beragama
yang mengedepankan sistem Kasta. Dimana
Pendidikan merupakan proses sistem itu merepresentasikan manusia
sosialisasi nilai dan norma serta perilaku dengan Tuhan. Maka jika kita memahami
dari suatu generasi ke generasi lainnya. sistem itu, kita akan tertolong agar dapat
Dalam sosiologi, pendidikan merupakan berkomunikasi secara efektif dengan orang
salah satu institusi sosial yang menjadi Hindu tersebut.
tempat pewarisan nilai dan norma dalam
masyarakat. Dewasa ini, pendidikan Setiap kebudayaan mengajarkan pada
menjadi sarana formal di sekolah. Banyak masyarakat tentang sistem kepercayaan
sekali sekolah-sekolah yang menjadi terhadap wujud tertinggi (Tuhan) sesuai
wahana pendidikan dari latar kebudayaan dengan kepercayaan dan simbol yang
yang berbeda-beda. dipercaya dalam agamannya. Seperti orang
Manggarai percaya terhadap Mori Karaeng,
Dari sistem pendidikan, perbedaan orang Lamahot percaya pada Lero Wulan
antara dua kebudayaan itu juga pasti Tana Ekan, orang Jawa percaya pada Gusti
terjadi. Pendidikan masyarakat Kandri Allah dan sebagainya.
mayoritas tidak mengenyam bangku
pendidikan di perguruan tinggi. Namun Sistem lain seperti agama, sistem
banyak wisatawan asing yang berdatangan nilai dan norma dan banyak hal lain
di sana adalah mahasiswa dari program juga sangat berbeda. Masyarakat Kandri
pertukaran pelajar (AISEC) atau wisatawan yang mayoritas beragama Islam awalnya
asing lain yang diundang oleh instansi merasa risih jika ada wisatawan asing yang
tertentu. menggunakan pakaian serba minimalis.
Namun karena sadar bahwa lokasi
4. Sistem agama Kandri telah menjadi objek wisata, maka
Substansi agama diidentikkan masyarakat mulai menerima adanya hal itu
dengan seperangkat simbol kebudayaan karena menganggap budaya lokal dengan
dan gagasan yang memusatkan perhatian budaya asing berbeda. Selain itu, wisatawan
dan memberikan makna pada kehidupan asing juga mengerti dan memahami hal
manusia dan alam yang tidak diketahui. itu, sehingga mereka tidak menggunakan

8 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...

pakaian fulgar untuk menghormati lancar, timbul perasaan tidak nyaman


masyarakat lokal. atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari
5. Sistem norma dan nilai beberapa kesalahpahaman tersebut banyak
ditemui dalam berbagai kejadian yang
Sistem norma dan nilai, sangat mengandung etnosentrisme dewasa ini
jelas ada perbedaan antara wisatawan dalam wujud konflik-konflik yang berujung
asing dengan masyarakat lokal Kandri. pada kerusuhan atau pertentangan antar
Contoh mudahnya adalah bagaimana etnis. Untuk menghindari hal itu, maka
orang Kandri yang mayoritas Jawa sangat memahami komunikasi lintas budaya
menghormati kepada yang lebih tua. sangatlah penting dan harus dilakukan.
Mereka akan berbicara pelan dan menjaga
perasaan orang tua demi rasa hormat. Hal Mempelajari komunikasi lintas
itu tidak berlaku kepada wisatawan asing. budaya, maka setiap orang akan menyadari
Terkait kebiasaan memberi dan menerima perbedaan-perbedaan dalam budaya serta
misalnya, masyarakat Kandri sudah terbiasa faktor yang menyebabkan perbedaan
menggunakan dengan tangan kanan karena dalam komunikasi lintas budaya. Deddy
itu adalah simbol kesopanan. Sementara Mulyana memberikan karakteristik
dari wisatawan asing, nilai semacam itu perbedaan budaya meliputi Komunikasi
tidaklah dikenal. dan Bahasa, Pakaian dan Penampilan,
Makanan dan Kebiasaan Makan, Waktu dan
Namun selama ini, antara masyarakat Kesadaran Waktu serta Nilai dan Norma.
Kandri dengan wisatawan asing tidak Sementara itu, Alo Liliweri menyatakan
pernah terjadi konflik, karena kedua belah bahwa perbedaan dalam komunikasi lintas
pihak mampu mencoba untuk memahami budaya disebabkan oleh beberapa sistem.
satu sama lainnya. Keduanya saling Ia memberikan tujuh sistem yang menjadi
berusaha untuk mewujudkan komunikasi faktor pembeda dalam komunikasi lintas
yang efektif karena keduanya memiliki budaya yakni sistem ekonomi, sistem
kepentingan yang sama. Wisatawan asing politik, sistem keluarga, sistem agama dan
ingin menikmati pemandangan alam dan sebagainya.
mendapat pelayanan, sementara masyarakat
lokal ingin mendapatkan pemasukan dari Baik Deddy maupun Liliweri mencoba
kunjungan wisatawan asing itu sehingga memahamkan kita bahwa perbedaan
akan berusaha memberikan pelayanan kebudayaan adalah hal yang harus dipahami
yang memuaskan. untuk mendukung suksesnya komunikasi.
Dengan memahami perbedaan-perbedaan
D. KESIMPULAN itu, maka kita akan mampu menyelami
Perbedaan kebudayaan itu seringkali kebudayaan orang yang hendak dijadikan
menyulitkan manusia untuk saling lawan bicara sehingga tidak akan terjadi
berkomunikasi. Sebab, perbedaan- kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
perbedaan ekspektasi budaya dapat konflik berkepanjangan.
menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya Salah satu contoh perbedaan
akan menimbulkan komunikasi yang tidak komunikasi lintas budaya itu peneliti

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 9
Nurul Khotimah

ejawantahkan melalui contoh field reserach DAFTAR PUSTAKA


Desa Wisata Kandri. Di tempat itu, antara
Sumber Buku:
masyarkat lokal dengan wisatawan asing
saling berusaha untuk memahami berbagai Berger, Dedi Charles R. Michael E Roloff,
macam perbedaan untuk mewujudkan David R Roskos-Ewoldsen. (2011). The
sebuah komunikasi yang efektif meskipun Handbook of Communication Science.
memiliki berbagai perbedaan. USA: Wadswoth. Diterjemahkan
oleh Derta Sri Widowatie, Handbook
E. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN Ilmu Komunikasi. 2014. Bandung:
PENELITIAN Nusamedia.
Implikasi dari hasil temuan peneliti Bungin, Burhan. (2011). Sosiologi Komunikasi.
dalam penelitian ini adalah efektivitas Jakarta: Prenada Media Group.
komunikasi lintas budaya yang terjalin, Liliweri, Alo. (2015). Komunikasi Antar
serta adanya sikap saling mengerti dan Personal. Jakarta: Kencana Prenada
memahami terhadap adanya perbedaan Media Group.
bahasa, budaya, norma, nilai, agama dsb,
___________. (2016). Konfigurasi Dasar
baik pada sesama budaya lokal sendiri
Teori-Teori Komunikasi Antar Budaya.
terlebih dengan budaya wisatawan
Bandung: Nusamedia.
asing. Peneliti memberikan masukan dan
saran untuk penelitian selanjutnya agar ___________. (2009). Dasar-Dasar Komunikasi
Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka
bisa melakukan wawancara terhadap
Pelajar.
wisatawan asing, sehingga penelitian akan
lebih berimbang dari dua perspektif. Mulyana, Deddy. (2015). Komunikasi Lintas
Budaya. Bandung; Rosda Karya.
_______________. (2006). Komunikasi
Antar Budaya, Paduan Berkomunikasi
Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Oberg, K. (2005). Gegar Budaya dan
Masalah Penyesuaian Diri Dalam
Lingkungan Baru, dalam Deddy
Mulyana dan Jalauddin Rahmat,
Komunikasi Antar Budaya, Panduan
Berkomunikasi Dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya. Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Priandono, Tito Edy. (2016). Komunikasi
Keberagaman. Bandung: Remaja
Rosda Karya.

10 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Faktor Pembeda Dalam Komunikasi Lintas Budaya Antara ...

Purwasito, Andrik. (2003). Komunikasi


Multibudaya. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Syah, Kurniawan. (2016). Komunikasi
Lintas Budaya. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Sumber Lain:
Wawancara dengan tokoh masyarakat
sekaligus pegiat wisata Desa Wisata
Kandri, Masduki pada Oktober 2017.
Wawancara dengan Pegiat Wisata Kandri,
Kasmani, September 2017.

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 11

Anda mungkin juga menyukai