Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah:
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Oleh:
Bunga Juwita Simarmata
NIM : 2181132001
Kelas: Pendidikan Bahasa Jerman (Reguler A)
Dosen Pengampu: Yeni Marito Harahap,S.Pd,M.Psi

Prodi Pendidkan Bahasa Jerman


Jurusan Bahasa Asing
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
2019
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, yang memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita
jalani akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, terlebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak. Sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan CBR
PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yeni Marito
Harahap,S.Pd,M.Psi yang telah mempercayakan tugas ini kepada penulis.

Penulis sangat memahami bahwa laporan yang disusun ini memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis meminta maaf atas kekurangan yang ada dalam laporan ini. Penulis juga
berusaha untuk terus memperbaiki penyajian isi dan kualitas isi laporan ini
kedepannya.Demikian kata pengantar yang bisa penulis sampaikan, atas kekurangannya penulis
ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Medan, 18 Maret 2019


Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................ii

Bab I

Pendahuluan.................................................................................1

Bab II

Ringkasan Buku...........................................................................3-12

Bab III

Kelebihan dan kekurangan..........................................................13

Bab IV

Penutup..................................................................................14

Kesimpulan dan Saran ...............................................................15

Daftar pustaka…………………………………………………….16
BAB I

Pendahuluan
Memahami sebuah buku adalah sebuah rencana kegiatan yang digunakan lengkap dengan
jadwal dan bentuk bandingan yang dilakukan. Memahami sebuah buku harus menjelaskan secara
detail apa saja yang ingin dibandingkan.Memahami sebuah buku dapat bertujuan sebagai
permohonan izin untuk saya mengetahui isi ini. Secara sederhana, memahami sebuah buku harus
memiliki sifat ingin rasa tau dengan cara membacanya. Dalam memahami sebuah buku ini
usahakan kita benar-benar memperhatikan setiap isi dari bab tersebut. Terlebih saat kita ingin
menjelaskannya,sebaiknya lakukan membaca terlebih dahulu isi dari buku tersebut. Dan yang
pastinya dengan diberikannya tugas CBR ini dapat menambah wawasan saya.

1. Latar Belakang

Kesusahan tau kesulitan yang dialami biasanya mengenai isi dari kedua buku tersebut dan
langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana cara membandingkan kedua buku yang berbeda.

3. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami isi dari buku.

4. Manfaat

Dengan adanya tugas CBR ini saya dapat mengetahui dan memahami isi buku ini.
BAB II
Isi

Identitas Buku
Judul Buku       : Psikologi Pendidikan
Pengarang         : Drs. M. Dalyono
Penerbit             : Rineka Cipta
Tebal Buku       : 270 halaman

Ringkasan Buku
Bab. I Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Kejiwaan

Dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa psikologi berasal dari 2 kata bahasa yunani, yaitu
psyche yang bebarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu
tentang jiwa. Pada umumnya para ilmuan membagi psikologi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Psikologi Metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa.
2. Psikologi Empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia
dengan menggunakan pengamatan, percobaan dan pengumpulan berbagai macam datayang
ada hubungannya dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
Adapun mengenai pendidikan ada beberapa pendapat yang dituliskan diantaranya adalah
bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Sehingga psikologi pendidikan dapat didefenisikan ilmu pengetahuan yang menyelidiki gejala-
gejala kejiwaan individu atau tingkah lakunya di dalam situasi pendidikan.
Pada dasarnya ilmu jiwa pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus
mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses
pendidikan yang meliputi tingkah laku belajar, tingkah laku mengajar, dan tingkah laku belajar
mengajar. Inti persoalan psikologi pendidikan dengan tanpa mengabaikan psikologi guru terletak
pada siswa. Secara garis besar psikologi pendidikan banyak ilmuan membatasi dalam 3 pokok
bahasan, yaitu pokok bahasan mengenai (1) belajar, (2) proses belajar dan (3) situasi belajar.
Di sisi lain, Crow and Crow mengemukakan ruang lingkup psikologi pendidikan antra lain
(1) sampai sejauh mana factor hereditas dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar, (2) sifat-
sifat dari proses belajar, (3) hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar, (4)
signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan
keterbatasan belajar, (5) perubahan selama dalam belajar, (6) hubungan prosedur mengajar
dengan hasil belajar, (7) teknik bagi penilaian kemajuan belajar, (8) pengaruh pendidikan formal
dibandingkan informal terhadap individu, (9) manfaat nilai ilmiah terhadap pendidikan bagi
personel sekolah, dan (10) pengaruh psikologi yang ditimbulkan oleh kondisi sosiologi terhadap
sikap siswa.
Dari rangkaian pokok di atas tampak jelas bahwa belajar adalah masalah yang paling vital dalam
psikologi pendidikan.

Bab. II Peranan Ilmu Jiwa Pendidikan Dalam Dunia Pendidikan


Dalam bab ini di jelaskan bahwa para pendidik diharapkan memiliki pengetahuan psikologis
pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses belajar
mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan ini akan berguna mempelajari
gejala kejiwaan anak, perkembangan anak, minat dan bakatnya, cara belajar dan
membimbingnya serta bagaiman mengawasi hasil belajarnya yang tepat.
Menurut Lindgren manfaat psikologi pendidikan adalah untuk membantu para guru
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai kependidikan dan prosesnya.
Sementara itu, Chaplin menitikberatkan manfaat psikologi pendidikan untuk memecahkan
masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dengan cara menggunakan metode-
metode yang telah disusun rapi dan sistematis. Dari dua macam pendapat tersebut, secara umum
psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi para penyelenggara pendidikan
dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan prinsip yang
terkandung dalam psikologi pendidikan dpat dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam
mengelola proses belajar mengajar.
Setidak-tidaknya ada 10 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerluksn prinsip-
prinsip psikologi, yaitu (1) seleksi penerimaan siswa baru, (2) perencanaan pendidikan, (3)
penyusunan kurikulum, (5) administrasi kependidikan, (6) pemilihan materi pelajaran, (7)
interaksi belajar mengajar, (8) pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (9) metode mengajar, (10)
pengukuran dan evaluasi. Untuk menerapkan prinsip-prinsip psikologi tersebut diperlukan guru-
guru yang berkompeten dan bertanggung jawab. Berkompeten artinya bahwa guru mampu
melaksanakan profesinya dengan baik dan benar. Adapun bertanggung jawab adalah guru
mampu mengelola prose belajar mengajar dengan sebaik-baikny sesuai dengan prinsip-priinsip
psikologis.
Dengan adanya perkembangan teknologi sekarang ini, dampaknya jugasanat terasa dalam
dunia pendidikan. Banyak teknologi yang dikembangkan untuk media pendidikan yang justru
dalam penerapannya jauh dari prinsip-prinsip psikologi. Untuk mengatasi persoalan ini
hendaknya dalam proses belajar siswa dibawa kepada keaktifan yang tinggi baik secara fisiologi
maupun psikologi.
Bab III Teori – Teori Psikologi Belajar
Dalam Bab ini dijelaskan dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan muncul pula
berbagai aliran psikologi pendidikan yaitu (1) psikologi behavoristik, (2) psikologi kognitif, (3)
psikologi humansitik. Dalam setiap periode perkembangan aliran psikologi tersebut, mulcullah
teori-teori tentang belajar, yaitu:
 Teori belajar psikologi behavioristik, yang berendapat bahwa tingkah laku siswa
merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkunganmereka pada masa lalu dan masa sekarang dan
bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Bahwa tingkah laku manusia
dikendalikan oleh ganjaran (reword) dan penguatan (reinforcement). Teori – teori ini
dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson dan Guthrie.
 Teori belajar psikologi kognitif, yang berpendapat bahwa tingkah laku seseorang
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi
dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar seseorang terlibat langsung dalm
situasi itu dan memperoleh “insight” untuk pemecahan masalah. Insight itu sering
dihubungkan dengan pernyataan spontan seperti “aha”, “oh”, “I see now”. Teori – teori ini
dipelopori oleh Gestalt, Mex Wertheimer, Lewin, Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler.
 Teori belajar psikologi Humanistis, yang orientasinya utamanya tertuju pada masalah
bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang
mereka hubungkan dengan pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Tujuannya adalah
untuk membantu siswa mengembangkan dirinya, mengenal dirinya sendiri sebagai mausia
yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka. Tokoh yang menonjol pada aliran ini adalah Combs Maslov, dan Rogers.
Dengan demikian hal terpenting yang harus diperhatikan adalah tentang tujuan belajar.
Bahwa belajar merupakan suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan sedara bersungguh-
sungguh, sistematis, mendayagunakan semu potensi yang dimiliki baik fisik mental serta dana
panca indera, otak dan tubuhserta aspek-aspek kejiwaan sepertiintelegensi, bakat, minat motivasi
dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki hidup untuk mencapai cita-cita.
Dalam perjalanannya, dalam pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar
yang meliputi (1) kematangan jasmani dan rohani, (2) memiliki kesiapan, (3) memahami tujuan,
(4) memiliki kesungguhan, (5) ulangan dan latihan.
Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan tentang factor-faktor yang mempengaruhi belajar,
antara lain factor internal yang meliputi (1) kesehatan, (2) intelegensi dan bakat, (3) minat dan
motivasi, serta (4) cara belajar, dan factor eksternal yang mencakup (1) keluarga, (2) sekolah, (3)
masyarakat dan (4) lingkunga sekitar

Bab. IV Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia


Ada dua bagian kondisional pribadi manusia baik secara jasmaniah maupun secara rohaniah,
yaitu (1) bagian pribadi materiil yang kuantitatif dan (2) bagian pribadi fungsional yang
kualitatif. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan, sedangkan bagian pribadi fungsinal yang
kualitatif mengalami perkembangan.
1. 1.             Pertumbuhan
Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia berawal dari peristiwa awal herediter. Secara genetis
manusia terbentuk dari satu sperma dan satu telur. Keduanya mewakili sifat dari orang tuanya
yang pada akhirnya akan turun kepada anaknya sebagai individu baru. Dalam perjalanannya,
pertumbuhan ini diatur oleh hokum-hukum antara lain (a) pertumbuhan adalah kuantitaif dan
kualitatif, (b) pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur, (c) tempo
pertumbuhan adalah tidak sama, (d)  taraf perkembangan dari berbagai aspek pertumbuhan adlah
tidak sama, (e) kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-kondisi di
dalam dan di luar badan, (f) masing-masing individu tumbu menurut caranya sendiri yang unik,
(g) pertumbuhan adalah kompleks, dan semua aspeknya saling berhubungan.
Pertumbuhan yang mengenai tinggi dan berat badan, sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan internal seperti makanan, gizi, perangai, dan lain-lain. Sedangkan kondisi lingkungan
eksternal misalnya suhu udara, aktivitas social, dan lain-lain. Dalam kondisi pertumbuhan
normal tinggi badan anak dapat ditafsirkan dengan rumus :
 Tinggi badan anak laki-laki =  (tinggi badan ayah + 100% tinggi badan ibu) / 2
 Tinggi badan anak perempuan = (tinggi badan ibu + 92% tinggi badan ayah)/ 2
1. 2.        Perkembangan
Perkembangan pribadi diartikan sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian
akibat dari pertumbuhan dan belajar. Setiap fungsi tersebut dapat mengalami perubahan.
Perkembangan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan. Kematangan pada fungsi
jasmaniah sangat mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi kejiwaan. Hokum-hukum dalam
perkembangan adalah (1) perkembangan adalah kualitatif, (2) perkembangan sangat dipengaruhi
oleh proses hasil dari belajar, (3) usia ikut mempengaruhi perkembangan, (4) masing-masing
individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda, (5) dalam keseluruhan periode
perkembangan setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama, (6)
perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan, (7) perkembangan yang lambat dapat
dipercepat, (8) perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi
2.1    Tahap-Tahap Perkembangan
Perkembangan pribadi manusia meliputi perkembangan fisiologis, perkembangan
psikologis, perkembangan social dan perkembangan didaktis atau pedagogis.
1. Perkembangan fisiologis

Menurut Sigmund Freud ada 6 tahap perkembangan fisiologis pada manusia yaitu (a) tahap
oral (umur 0 sd sekitar 1 tahun) dimana mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas
dinamis manusia, (b) tahap anal (umur 1 sd 3 tahun) yaitu dorongan dan gerak individu lebih
banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran, (c) tahap falish (umur 3 sd 5 tahun) dimana
alat-alat kelamin menjadi perhatian penting, (d) tahap latent (umur 5 sd 12/13 tahun) dimana
anak belajar bersosialisasi, fungsi imajinasi, ingatan dan pikiran mulai berkembang, mulai
mampu berpikir kritis, (e) tahap pubertas (umur 12/13 sd 20 tahun) dimana kelenjar-kelenjar
indoktrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan, (f) tahap
genital (setelah umur 20 tahun) yaitu pertumbuhan genital merupakan dorongan penring bagi
tingkah laku sesorang.
1. Perkembangan Psikologis

Menurut Jean Jacques Rousseou perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia
berlangsung dalam 5 tahap, yaitu tahap (a) perkembangan masa bayi (sejak lahir – 2 tahun)
dimana perkembangan kepribadian didominasi oleh perasaan, (b) perkembangan masa kanak-
kanak (2 s.d 12 tahun) dimana perkembangan pribadi anak dimulai dengan berkembangnya
fungsi-fungsi indra anak untuk mengadakan pengmatan, (c) perkembangan pada masa
preadolesen (umur 12 s.d 15 tahun) dimana perkembangan fungsi penalaran intelektual pada
anak sangat dominan, (d) perkembangan pada masa adolesen (umur 15 s.d 20 tahun) dimana
perkembangan terhadap kualitas kehidupan yang diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat, (e)
masa pematangan diri (setelah umur 20 tahun) dimana perkembangan fungsi kehendak sangat
dominan.
Pada perkembangan psikologis secara umum ada kegoncangan psikologis dialami oleh individu
yaitu pada masa umur 3 atau 4 tahun dimana anak mulai menemukan “aku”-nya, dan pada masa
pubertas.
1. Tahap perkembangan secara pedagogis
Tahap perkembangan pedagogis dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu dari sudut
tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan dan sudut tinjauan teknis khusus perlakuan
pendidikan.
Menurut Hohn Amos Comenius, dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan
perkembangan pribadi manusia terdiri atas 5 tahap, yaitu tahap (a) tahap enam tahun pertama,
yaitu tahap perkembangan penginderaan sehingga anak mampu mengenal lingkungannya, (b)
enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu sehingga
mampu menganalisis lingkungan dengan kemampuan daya pikirnya, (c) enam tahun ketiga, yaitu
perkembangan fungsi intelektual sehingga anak mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemuka
hubungan antar variable di dalam lingkungannya, (d) enam tahun keempat, tahap perkembangan
berdikari, “ self direction” dan “self controle”, (e) tahap kematangan pribadi, dimana intelek
memimpin perkembangan semua aspek kepribadian menuju kematangan pribadi.
Mengenai perkembangan pribadi dari sudut pandang tinjauan teknis khusus perlakuan
pendidikan secara otomatis dapat diambil dari tinjauan pertama. Di sini tinggal memberikan
perlakuan-perlakuan yangdiperlukan dalam pendidikan, seperti pemeliharaan makanan,
pembiasaan untuk hidup teratur, latihan mengindra, member latihan berpikir, memupuk rasa
tanggung jawab dan lain-lain.
Di dalam bab ini juga di jelaskan secara singkat tentang teori – teori yang mempunyai pengaruh
terhadap parktek-praktek pendidikan di sekolah antara lain teori nativisme, teori konvergensi,
teori naturalism, teori rekapitulasi dan teori empirisme.

Bab V. Pembawaan dan lingkungan


5.1 Pembawaan
Setiap individu lahir dengan membawa hereditas tertentu, ini berarti bahwa karakteristik
individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya dan selebihnya dari nenek dan
moyangnya. Warisan atau keturunan memiliki peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Para ahli meyakini bahwa hokum mendel mengenai pewarisan sifat berlaku juga untuk
manusia. Warisan atau pembawaan yang terpenting adalah:
1. Bentuk tubuh dan warna kulit
2. Sifat – sifat
Sifat dan kebiasaan merupakan cora (warna) dari kepribadian seseorang atau suku bangsa.
Para ahli telah membagi tipe-tipe manusia berdasarkan sifat yang dimilikinya. Salah satunya
dikemukakan oleh Edward Sparanger yaitu (a) manusia ekonomi, yang memiliki sifat hemat,
rajin bekerja, (b) manusia teori yang memiliki sifat suka berpikr, meneliti, (c) manusia politik
yang suka menguasai dan memerintah, (d) manusia seni yang suka keindahan, (e) manusia
agamis yang suka mengabdi dan taat ibadah
1. Intelegensi, yaitu kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian
terhadap suatu situasi atau masalah. Dalam bab ini dijelaskan beberapa teori untuk
mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Salah satunya adalah tes intelegensi Binert-Simon
yang menggunakan persamaan:

,Ket: MA adalah Mental Age, CA adalah Chronological Age.


Interval angka kecerdasannya adalah:
140 – ke atas        = luar biasa cerdas (genius)
120 – 139             = sangat cerdas (superior)
110 – 119             = di atas normal
90 – 109                         = normal
80 – 89               = di bawah normal
70 – 79               = borderline (garis batas)
50 – 69               = debile
26 – 49               = embicile
0  – 25               = idiot
Selain itu masih ada lagi instrument tes intelegensi yang dikembangkan para ahli seperti tes
wechler, tes progressive matrics dan tes arny alpha dan beta.
1. Bakat, yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang
dimiliki seseorang.
2. Penyakit atau cacat tubuh, penyakit yang dibawa sejak lahir oleh anak akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

5.2  Lingkungan
Secara fisiologis, lingkugan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam
tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, system saraf, darah, kelenjar-kelenjer indoktrin
dan lain-lain.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima individumulai sejak
dalam konsesi kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa sifat-sifat gen, selera,
keinginan, minat, emosi, perasaan, kebutuhan, kapasitas intelektual, dan lain-lain.
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
Lingkungan tersebut meliputi lingkungan (a) keluarga, (b) sekolah, (c) masyarakat dan (d)
keadaan alam sekitar.

Bab VI. Ciri – Ciri Kematangan


Pada bab ini penulis kembali menjelaskan beberapa prinsip dan teori-teori perkembangan
menurut para ahli. Diantaranya teori perkembangan menurut Airstoteles, Charlotte Buchler,
Johan Amos Comenius, H.C Witherington dan Masrun,MA.  Khusus tentang prinsip
kematangan, bahwa yang dimaksud dengan kematangan adalah kemampuan seseorang untuk
berbuat sesuatu dengan cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelegensi. Kecerdasan
atau intelegensi seseorang member kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang
tertentu dalam kehidupannya.
Perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu
mencapai kematangan. Kematangan atau kondisi fisik baru akan memperoleh pengakuan social
apabila individu yang bersangkutan mengusahakan “social learning” ( belajar berinteraksi
dengan orang lain atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan nilai-nilai serta minat-minat
kelompok). Dengan demikian diharapkan individu mencapai tingkat-tingkat kematangannya
sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhannya, belajarnya dan lingkungan sosialnya.
Kesadaran individu terhadap stimulus di alam sekitar maupun di dalam tubuh di pimpin oleh
aktivitas sel-sel khusus di dalam system saraf yang disebut “receptor”. Tingkah laku manusia
dapat terbagi atas dua macam, yaitu:
1. “Responden behavior”, yaitu tingkah laku bersarat dan tidak disengaja, selalu tergantung
kepada stimulus.
2. “Operan behavior”, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu tergantung kepada stimulus.
Setiap jenis tingkah laku, baik yang sengaja atau tidak, memerlukan kematangan fungsi
jasmaniah, terutama fungsi-fungsi system saraf, dan fungsi-fungsi vital jasmaniah.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau hamper sempurna pada saat anak
tiba masuk pada sekolah dasar.
Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan perkembangan struktur
fisiologis dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkinkan individu
matangmengadakan reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan. Menurut English &
English, kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap atau
dewasa pada suatu organism, baik terhadap satu sifat bahkan seringkali semua sifat. Kematangan
membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disebut
dengan “readiness”, yaitu untuk bertingkah laku baik tingkah laku yang instingtif atau tingkah
laku yang dipelajari. Cronbach memberikan readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang
membaut seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu.
Pembentukan readiness anak dipengaruhi oleh lingkungan atau kultur di sekelilingnya.
Stimulasi lingkungan serta hambatan-hambatan mental individu mempegaruhi perkembangan
mental, kebutuhan, minat, tujuan, perasaan dan karakterindividu yang bersangkutan. Hal ini
terjadi karena setiap anak mempunyai perbedaan individual dan sejarah atau latar belakang yang
berbeda. Selain itu, kematangan emosional orang tua juga sangat berpengaruh serta menentukan
taraf pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis yang penting pada anak dalam kehidupannya di
keluarga.
Emosi orang tua yang telah mencapai kedewasaan menyebabkan perkembangan yang sehat pada
anak-anaknya. Sebaliknya emosi orang tua yang belum stabil akan menimbulkan kesukaran-
kesukaran dalam usaha anak untuk mendewasakan diri secara emosional atau membebaskan
dirinya secara emosional dari orang tuanya.

Bab VII Kemampuan dan Intelegensi


1. 1.      Kemampuan
Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menolong anak mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat menguntungkan bagi anak maupun bagi
masyarakat. Anak didik memandang sekolah sebagai tempat untuk mencari sumber “bekal” yang
akan membuka dunia bagi mereka. Orang tua memandang sekolah sebagai tempat dimana
anaknyaakan mengembangkan kemampuannya. Bimbingan merupakan sebagian dari pendidikan
yang menolong anak mengenal diri serta kemampuannya dan juga dunia di sekitarnya.
Agar dapat menolong anak dalam mengembangkan potensi kepribadian dan
kemampuannya, anak harus dikenal dalam segala aspeknya dan dalam konteks (situasi) hidupnya
dimana ia hidup. Kita harus mengenal hal-hal yang umum dan khusus pada diri anak. Factor-
faktor umum yang harus dikenal adalah (1) hakekat anak, (2) kebutuhan pokok anak dan (3)
langkah-langkah perkembangan anak. Ada motto yang berbunyi “ makin kita mengenal diri
sendiri, makin kita mengenal orang lain. Makin kita terampil mengembangkan dan mengubah
diri sendiri, makin kita berhasil menolong orang mengembangkan diri.
Dalam bab ini juga dijelaskan kembali tentang hokum-hukum perkembangan antara lain (1)
hukum konvergensi, yaitu perkembangan manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh pembawaan
dan lingkungan, (2) hukum pertahanan dan pengembangan diri, yaitu bahwa manusia atau
organisme lainnya memiliki dorongan hasrat mempertahankan diri dari hal-hal yang negative, (3)
hukum masa peka, yaitu terdapat masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk
mengembangkan fungsi-fungsi tertentu seperti fungsi mulut untuk berbicara, (4) hukum
keperluan belajar, yaitu pada dasarnya anak berkembang karena belajar, (5) hukum tempo
perkembangan, yaitu lambat atau cepatnya proses perkembangangan seseorang tidak sama
dengan orag lain, (6) hukum irama perkembangan, yaitu bahwa perkembangan manusia tidak
tetap terkadang naik terkadang turun, (7) hukum rekapitulasi yaitu bahwa perkembangan
individu mencerminkan evolusi kehidupn jenis mahluk hidup dari tingkat yag paling sederhana
ke tingkt yang paling kompleks.
1. Inteligensi
Pada sub ini diuraikan beberapa defenisi tentang inteligensi antara lain yang dikemukakan
oleh Super dan Cites, Garret, Bischof, dan Heidentich. Dari beberapa pendapat tentang
inteligensi maka dapat ditarik kesimpulan inteligensi merupakan kemampuan untuk dapat
memecahkan suatu masalah dalam segala situasi yang baru atau yang mengandung
masalah.Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang inteligensi yaitu (1) teori “uni-
factor”, yaitu yang memandang bahwa inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum,
(2) teori “two factor”, yaitu teori inteligensi yang dikembangkan berdasarkan suatu factor
mental umum yang diberi kode “g” serta factor-faktor spesifik yang diberi tanda “s”, (3) teori
“multi-factor”, yaitu bahwa inteligensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara
stimulus dan respon, (4) teori “ primary-mental-abilities”, yang menjelaskan bahwa inteligensi
merupakan penjelmaan dari kemampuan pribadi / kemampuan primer (5) teori “sampling”,
yaitu teori yang menjelaskan bahwa inteligensi merupakan berbagai kemampuan sampel.
Setiap orang memiliki inteligensi yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh pembawaan,
kematangan, pembentukan, minta dan pembawaan yang khas serta kebebasan. Dan dari banyak
penelitian yang dilakukan membuktikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara
inteligensi pria dan wanita. Walaupun antara pria dan wanita masing-masing memiliki kelebihan.
Sampai saat ini ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan tentang pewarisan intelegensi.
1. CBSA

Dalam bab ini juga dijelaskan tentang Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), yaitu suatu proses
kegitan belajar mengajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional
sehingga benar-benar berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Indicator untuk
menilai cara belajar siswa aktif dalam KBM adalah dapat dilihat dari sudut pandang (1) siswa,
(2) guru, (3) program, (4) stuasi belajar, dan (5) sarana belajar.Penerapan CBSA dalam KBM
melalui tahap perencanaan dan pelaksanaan termasuk penilaian. Agar pelaksanaannya menjadi
optimal, maka dalam KBM perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar antara lain: (1) stimulasi
belajar, (2) perhatian dan motivasi, (3) respon yang dipelajari, (4) penguatan dan (5) pemakaian
dan pemindahan.
Bab VIII  Tipe-Tipe Dan Kesulitan Belajar
Mengawali pembahasan pada bab ini, dijelaskanterlebih dahulu tentang definisi belajar
dari beberapa ahli. Dari uraian pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan perubahan; dalam tingkah laku, yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,
relative mantap, dan perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah/berpikir
keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan
perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah (1) sikap, (2) inhibisi, (3) apresiasi, (5)tingkah laku afektif. Selain itu juga
dijelaskan tentang aktivitas belajar yang meliputi mendengarkan, memandang, meraba, membau
dan mencicipi, menulis dan mencatatnya, (6) membaca, (7) membuat iktisar atau ragkuma, (7)
mengamati table-tabel, digram dan bagan, (8) menysun kertas kerja,paper danlain-lain.
Keanekaragaman jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan
kebutuhan-kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-macam. Tipe-tipe belajar tersebut
antara laian: (1) belajar abstrak, (2) belajar keterampilan, (3) belajar social, (4) belajar
pemecahan masalah, (5) belajar rasional, (6) belajar kebisaan, (7) belajar apresiasi dan (8) belajar
pengetahuanAktivitas belajar setiap individu tidak selamanya berlangsung secara wajar. Dalamm
keadaan siswa tidak dapat belajar sebagimana mestinya disebut sebagai kesulitan belajar.
Kesulitan belajar dipengaruhi oleh: (1) factor dari diri manusia sendiri (fisiologi dan psikologi),
(2) factor eksternal (factor nonssial, dan (3) factor karena cacat tubuh, (4) factor keluarga
Beberapa gejala sebagai pertanda ada kesulitan belajar pada diri siswa adalah:
1. Menunjukkan prestasi yang rendah/dibawah rat-rata.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilaukan.
3. Lamban dalam melakukan tugas-tugas belajar.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar,
5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan
BAB III

Pembahasan
Kelebihan Buku : Buku ini begitu menarik dan isinya singkat, padat, dan jelas.Diberikan
juga lampiran bacaan untuk memberi contoh dalam konteks kalimat yang
bermacam-macam.

Kekurangan Buku: Setiap kelebihan pasti ada kelemahan karena di dunia ini tidak ada yang
sempurna. Disini penulis melihat adanya kelemahan yang terdapat
didalam buku ini terlalu membosankan karena tidak ada gambar.
BAB IV

Penutup

KESIMPULAN

Setelah memberikan beberapa penilaian seperti yang dijabarkan diatas. Baik itu keunggulan
maupun kelemahan buku. Menurut saya buku ini sudah termasuk dalam kategori baik, karna
pendalam materi cukup, pembahasan yang digunakan sangat membantu. Buku ini juga membuat
pelajar ataupun mahasiswa untuk lebih kritis dalam mengerjakan sesuatu karna penulis mengajak
mahasiswa untuk memahami isi buku. Hanya saja terdapat beberapa perbaikan yang perlu
direvisi karna dapat membuat pembaca susah mengerti maksud isi buku tersebut.

SARAN

Buku yang dikatakan bermanfaat apabila pembaca bisa memahami dam mengambil
pembelajaran tentang apa yang ditulis oleh penulis ke dalam bukunya. Dalam sebuah buku
haruslah mempunyai ide-ide cemerlang. Hal ini nantinya akan menjadi pembeda dari suatu buku
dari buku yang lainnya, serta bisa juga menjadi daya tarik dari buku tersebut.Saran saya sebagai
pembaca adalah bukan seberapa penting kita mempunyai banyak buku tetapi tidak dipahami
lebih baik sedikit buku tetapi menguasai semua yang ada pada buku tersebut terimakasih.
Daftar Pustaka

Dalyono. Muhammad 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai