Anda di halaman 1dari 7

PROJECT

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : Yeni Marito Harahap,S.Pd,M.Psi

Disusun Oleh:
Nama: Bunga Juwita Simarmata ( 2181132001)
Ayu Nirwana (2181132002)
Kelas : A - Reguler

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah menyimak ini yangberjudul “PROJECT”. Disini kami telah berupaya semaksimal
mungkin dalam menyelesaikan makalah ini, namun kami menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dosen
pengampuh semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 1

BAB III PROJEK PEMBERIAN ANGKET ULANG 7

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Berdasarkan berbagai studi, ditemukan bahwa active learning dalam pembelajaran di
pendidikan tinggi meningkatkan penguasaan terhadap materi serta meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam berpikir dan menulis. Active learning juga dipercaya sebagai sebuah metode
yang sukses digunakan dalam pembelajaran di berbagai disiplin ilmu (Bonwell & Eison
2003).Dengan adanya peningkatan kualitas kurikulum dan sistem pembelajaran yang
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memiliki kompetensi akademik yang
dipersyaratkan dalam standard kompetensi akademik konselor. Untuk mengikuti berbagai
peningkatan kualitas tersebut, dibutuhkan keterampil belajar mahasiswa dalam rangka mencapai
tuntutan akademik yang semakin meningkat yang telah ditetapkan bagi masing-masing profesi.
Berdasarkan berbagai sumber, merupakan hal yang sulit untuk memiliki keterampilan belajar
generik yang hampir sama pada berbagai perguruan tinggi. Namun, terdapat tuntutan yang
konsisten pada mahasiswa untuk memiliki keterampilan hidup (life long learning skills) yang
memungkinkannya dapat terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui
motivasi diri dan keterampilan belajar (Australian National Training Authority, 1998; Bennett,
Dunne & Carre, 1999; Candy, Crebert & O’Leary, 1994; Dearing, 1997; Mayer, 1992 dalam Mc
Mahon dan Luca 2001).

Di samping itu, dengan pesatnya perkembangan teknologi memberikan tuntutan baru


bagi mahasiswa. Mode dan tuntutan tugas pada mahasiswa di Perguruan Tinggi termasuk di
Fakultuas Ilmu Pendidikan berkembang ke arah yang lebih canggih melalui pembelajaran hybrid
dengan Web-based Learning. Tuntutan ini jauh berbeda saat mereka di Sekolah Menengah
menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan berbagai tuntutan
perkuliahan. Hal ini terlihat dari berbagai keluhan mahasiswa khususnya pada tahun pertama saat
beradaptasi dengan tuntutan dan gaya belajar di perguruan tinggi.

 Tujuan
a. Untuk Menyelesaikan Tugas Rekayasa Ide Mata Kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN
b. Untuk menambah wawasan mengenai Peningkatan keterampilan belajar Anak.
c. Untuk menambah wawasan dalam Peningkatan keterampilan belajar Anak.
d. Untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam membuat Rekayasa Ide mata kuliah
PSIKOLOGI PENDIDIKAN.

 Manfaat
a. Agar penulis dapat melatih keterampilan dalam menuangkan pendapat.
b. Agar pembaca dapat menambah wawasan dalam teori Peningkatan keterampilan belajar
Anak
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.Sedangkan Menurut Gagne (Whandi: 2009) Belajar adalah suatu proses dimana
suatu organisma berubah tingkah lakunya sebagai akibat  pengalaman Dari pengertian tersebut
terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman,
dengan pengertian sebagai berikut
1)    Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran
dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan
yang  dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari adanya
aktifitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2)    Perubahan Perilaku Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku
seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa
pengetahuan, ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap.
3)    Pengalaman Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi
antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik,
misalnya :buku, alat peraga, alam sekitar
Belajar adalah berubah merupakan definisi klasik yang masih dapat dipertahankan,
karena paling relevan dengan keberadaan sekolah sebagai agen perubahan. Definisi yang
inklusive ini mengakomodasi semua tujuan belajar, dari tujuan terendah yakni mengetahui fakta
sampai ke tujuan tertinggi yakni kemampuan memecahkan masalah. Sekolah sebagai agen
perubahan dan tempat berkembagnya aspek intelektual (head-on), moral (heart-on) dan
keterampilan (hand-on) tidak dapat direduksi hanya untuk salah satu tujuan belajar saja. Sekolah
akan kehilangan makna jika menekankan pada salah satunya dengan mengabaikan yang lain,
karena tujuan awal diadakannya sekolah ialah untuk membekali siswa dengan berbagai aspek
intelektual dan emosional yang fundamental sehingga ia cerdas, bermoral dan terampil. (Harefa,
2000)
Keterampilan belajar yang pertumbuhannya memerlukan berbagai prasyarat tersebut se
arah dengan konsep “Menjadi Manusia Pembelajar” yang ditulis oleh Harefa (2000). Harefa
(2000: 53) menulis apa yang diingatkan Jakob Sumardjo bahwa manusia hidup untuk belajar
(learning how to be), bukan belajar untuk hidup (learning how to do). Hidup untuk belajar searah
dengan perlunya keterampilan belajar, dan belajar untuk hidup searah dengan belajar terampil.
Hidup untuk belajar berarti mengeluarkan segenap potensi dirinya untuk membuat dirinya nyata
bagi sesamanya. Belajar untuk hidup berarti upaya mendapatkan pekerjaan. Hidup untuk belajar
lebih esensial, karena belajar bukan hanya pelatihan tetapi proses untuk menjadi diri sendiri.
BAB III

PROJEK PEMBERIAN ANGKET ULANG

Melihat permasalahan yang terjadi dikalangan siswa dalam Peningkatan keterampilan belajar
Anak., maka kami membuat sebuah ide pemberian motivasi dengan cara sharing/berbagi
pengalaman tentang bagaimana proses menjadi mahasiswa UNIMED ke pada siswa SMAS Hang
Tuah Belawan yang akan membuat keterampilan belajar meningkat.
 Populasi dan Sampel
Pada penelitian keterampilan belajar ini akan digunakan penelitian populasi sehingga data
diambil dari satu kelas siswa SMAS Hang Tuah Belawan.
 Instrumen Penelitian
Insrumen yang digunakan untuk keterampilan belajar adalah pemberian motivasi dengan cara
sharing/berbagi pengalaman tentang bagaimana proses menjadi mahasiswa UNIMED ke pada
siswa SMAS Hang Tuah Belawan
Data diperoleh dari hasil angket keterampilan belajar yang diberikan kepada 26 responden,
dan hasil observasi kami menyebutkan bahwa 4 dari 26 Siswa/i SMAS Hang Tuah Belawan
membutuhkan bantuan segera untuk meningkatkan keterampilan belajarnya untuk mengatasi
masalah serius dalam proses pembelajaran dan perlu mendapatkan bantuan pada saat dibutuhkan.
Berdasarkan hasil analisis data pada setiap aspek keterampilan belajar didapatkan hasil
keterampilan menentukan ide utama, strategi menghadapi tes, motivasi, dan pemrosesan
informasi yang berada pada kategori sedang. Kemudian, konsentrasi, bantuan belajar,
manajemen waktu, pengujian diri, dan kecemasan yang berada pada kategori sedang.

Pada penelitian kami yang pertama ada 6 dari 26 Siswa/i SMAS Hang Tuah Belawan yang
membutuhkan bantuan segera untuk meningkatkan keterampilan belajarnya untuk mengatasi
masalah serius dalam proses pembelajaran dan perlu mendapatkan bantuan pada saat
dibutuhkan..Setelah kami motivasi dengan cara sharing/berbagi pengalaman tentang bagaimana
proses menjadi mahasiswa UNIMED ke pada siswa SMAS Hang Tuah Belawan yang akan
membuat keterampilan belajar jumlah anak yang membutuhkan bantuan segera untuk
meningkatkan keterampilan belajarnya menurun menjadi 4 orang anak.
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan
Keterampilan belajar lebih inklusif karena mencakup berbagai aspek perkembangan kepribadian
manusia, yang terdiri dari aspek intelektual, moral, dan keterampilan. Belajar keterampilan
sebagai salah satu aspek keterampilan belajar akan tumbuh searah dengan perkembangan
keterampilan belajar. Sebagai salah satu upaya untuk menyiapkan dan menyediakan sumber daya
manusia terampil, konsep tersebut perlu disambut dengan baik dan bijak tanpa harus
mengalahkan perlunya pendidikan universal yang menghasilkan berbagai aspek keterampilan
yang lebih esensial berjangka panjang dan kompleks. 
B.Saran

 Perlu dikembangkan program peningkatan keterampilan belajar bagi Siswa/i SMAS Hang
Tuah Belawan untuk beradaptasi dan mengembangkan keterampilan belajarnya.Perlu adanya
program untuk menghadapi dan mengatasi kecemasan bagi Siswa/i SMAS Hang Tuah
Belawan dalam rangka adaptasi dengan tuntutan belajar di proses pembelajaran
 Orangtua sebaiknya sangat memperhatikan kondisi anak agar anak dapat meningkatkan
keterampilan belajar
 Sebagai orangtua menjadi teladan yang baik untuk anaknya
 Untuk orangtua yang gaya pengasuhannya otoriter atau permisif sebaiknya diubah ambil sisi-
sisi positif dari setiap gaya dan ciptakan gaya baru yang sesuai dengan aturan yang ada dalam
keluarga

Anda mungkin juga menyukai