Disusun Oleh :
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh :
Disetujui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus
yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 Usia 50 Tahun
dengan Hot Flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan
Tahun 2021”, sebagai syarat untuk menyelesaikan Ketuntasan Praktek Klinik
Asuhan Kebidanan terhadap Menopause Ibu pada Program Study Profesi Bidan di
Universitas Malahayati Bandar Lampung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak DR. dr. Achmad Farich, M.Kes., selaku Rektor Universitas Malahayati
Bandar Lampung.
2. Ibu Dainty Maternity, S.ST., M.Keb., selaku Ketua Program Study Profesi
Bidan sekaligus Pembimbing Institusi/Praktek yang telah membimbing,
memberikan nasehat dan saran bagi penulis, sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Kasus ini tepat pada waktunya.
3. Ibu Nurul Hidayanti, S.Tr.Keb., selaku Pembimbing Lapangan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada Menopause Ibu
di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan.
4. Seluruh Staf dan Karyawan di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung
Selatan.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Kasus ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan di masa yang datang. Akhir kata, semoga
Laporan Kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Daftar Tabel .................................................................................................... vi
Daftar Gambar ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
iv
BAB IV PEMBAHASAN
A. Format Jurnal Refleksi Pembelajaran Praktek Bimbingan ..... 27
1. Deskripsi Pengalaman (Description of the Experience) ... 27
2. Perasaan terhadap Pengalaman
(Feeling of the Experience) ............................................... 28
3. Evaluasi (Evaluating of the Experience) ........................... 28
4. Analisis (Analysis of the Experience) ............................... 29
5. Kesimpulan (Conclusion of the Experience) ..................... 29
6. Rencana Tindak Lanjut (Action Plan) ............................... 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 30
B. Saran ..................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur habis,
indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid
tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya kesuburan
(Angila, 2010).
Menurut data dari WHO (World Health Organization), tampaknya
ledakan menopause pada tahun-tahun mendatang sulit sekali dibendung.
WHO memperkirakan ditahun 2030 nanti ada 1,2 miliar wanita yang berusia
di atas 50 tahun. Sebagian besar dari mereka (sekitar 80 persen) tinggal
dinegara berkembang. Dan setiap tahunnya populasi wanita menopause
meningkat sekitar tiga persen. Perkiraan kasar menunjukan akan terdapat
sekitar 30-40 juta kaum wanita usia lanjut dari seluruh jumlah penduduk
Indonesia yang sebesar 240-250 juta. Dalam kategori wanita usia lanjut
tersebut (usia lebih dari 60 tahun), hampir 100 persen telah mengalami
menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya (Achadiat,
2007).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012
mengenai menopause terdapat 4,3 juta seluruh jumlah penduduk Indonesia
yang sebesar 240-250 juta pada tahun 2012. Dalam kategori wanita tersebut
(usia lebih dari 46-49 tahun), 18% pada wanita Indonesia telah mengalami
menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya (Depkes
RI, 2012).
Data Badan Pusat Statistik (proyeksi penduduk 2008), 5.320.000 wanita
Indonesia memasuki masa menopause setiap tahun. 68 persen mengalami
gejala klimakterik, 62 persen menghiraukan gejala-gejala menopause, 15
persen peduli dengan terapi sulih hormon (TSH), 1 persen yang
menggunakan TSH, 47 persen mengerti kaitan gejala awal menopause dengan
peningkatan tekanan darah, 2 persen mengetahui TSH bisa mengurangi resiko
tekanan darah. Di Provinsi Lampung, jumlah wanita menopause meningkat
1
setiap tahun. Menurut data sensus tahun 2007, tercatat 16.540.126 penduduk
wanita Jawa Tengah, 50,26 persen dari total penduduk Indonesia yaitu
32.908.850 (Baziad, 2008).
Menopause merupakan proses penuaan yang alamiah dan normal pada
setiap wanita, menopause terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir
yang dialami oleh seorang wanita yang sudah tidak mengalami siklus haid
selama minimal 12 bulan. Hal ini di sebabkan karena pembentukan hormon
estrogen dan progesterone dari ovarium wanita berkurang, ovarium berhenti
melepaskan sel telur sehingga aktivitas menstruasi berkurang dan berhenti,
pada masa ini terjadi penurunan jumlah hormon estrogen. (Proverawati &
Sulistyawati, 2010).
Gejala-gejala yang umum terjadi pada masa menopause secara fisik di
antaranya hot flush atau rasa panas pada wajah, leher, dada dan punggung.
Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan (keringat
terutama pada malam hari) dan jantung berdebar-debar. Hot flush akan
mengakibatkan pada penderita yang mengalami gangguan tersebut biasa
terjadi / mengakibatkan gelisah insomnia. Sesuai dengan keadaan yang di
alami tersebut, penderita merasakan kekhawatiran tentang cara istirahat /
tidurnya. Penderita sulit tidur dan merasakan kekhawatiran karena tidak biasa
beristirahat (Proverawati 2010).
Hot flush ( rasa panas) pada dada, wajah, kepala dialami oleh sekitar 75%
wanita pre-menopause sampai menopause terjadi. Kebanyakan hot flush
dialami selama lebih dari 1 tahun dari 25-50% wanita mengalaminya sampai
lebih dari 5 tahun. Hot flush berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit.
(Proverawati & Sulistyawati, 2010).
Rasa panas merupakan masalah yang paling tidak nyaman yang sering
dikeluhkan wanita. Walaupun kebanyakan wanita mengalami rasa panas ini
selama dua atau tiga menit. Beberapa yang lain mengalami lebih lama,
bahkan sampai 1 jam. Kira-kira 80% wanita yang mengalami menopause
mengalami rasa panas, dan bagi kira-kira 40% wanita tersebut gejalanya yaitu
merasa gelisah, insomnia (sulit tidur), bahkan merasa tidak nyaman pada
dirinya sehingga mereka mencari pertolongan medis (Bandiyah, 2009).
2
Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan
Maret 2021 di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan, jumlah
penduduk 229 jiwa (100%), 121 wanita (52,83%), dan 108 laki-laki
(47,16%). Dan tercatat ibu menopause cukup banyak 38 orang dan sisanya
Wanita Usia Subur (WUS) 84 orang. Diantaranya sebanyak 1 orang (2,7%)
mengalami hot flush, 10 orang (27,02%) mengalami pegal dan nyeri sendi,
12 orang (32,43%) mengalami vagina kering, 15 orang (40,54%) mengalami
gatal vagina.
Mengingat angka kejadian dari hot flush sendiri masih belum berkurang
dan akan mengakibatkan pada penderita yang mengalami gangguan tersebut,
biasa terjadi / mengakibatkan gelisah insomnia. Sesuai dengan keadaan yang
dialami tersebut, penderita merasakan kekhawatiran tentang cara istirahat /
tidurnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian
kedalam laporan kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Menopause
Ny. H P3A0 Usia 50 Tahun dengan Hot Flush di Puskesmas Rawat Inap
Penengahan Lampung Selatan Tahun 2021”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai
berikut : “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0
usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan,
Lampung Selatan Tahun 2021?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengkajian Asuhan Kebidanan pada Menopause
Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap
Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan interpretasi data yang meliputi Diagnosa Kebidanan,
Masalah dan Kebutuhan terhadap Asuhan Kebidanan pada Menopause
Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap
Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021.
3
b. Merumuskan diagnosa potensial terhadap Asuhan Kebidanan pada
Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas
Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021.
c. Membuat tindakan segera terhadap Asuhan Kebidanan pada
Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas
Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021.
d. Merencanakan tindakan terhadap Asuhan Kebidanan pada Menopause
Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap
Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021.
e. Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia
50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan,
Lampung Selatan Tahun 2021.
f. Mengevaluasi Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia
50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan,
Lampung Selatan Tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat diterapkan
dalam pelayanan asuhan kebidanan yang ditujukan pada ibu menopause
dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan
Tahun 2021.
2. Manfaat Praktis
Bagi Institusi Pendidikan sebagai metode penilaian kepada
mahasiswa dalam melaksanakan tugas dalam menyusun, membimbing
dan mendidik mahasiswa, agar lebih terampil dalam memberikan asuhan
kebidanan yang ditujukan pada ibu menopause dengan hot flush di
Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Menopause
1. Pengertian Menopause
Menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti bulan, yang
lebih tepat disebut “menocease” yang berarti berhentinya masa menstruasi.
Hal ini dikarenakan keluarnya hormon dari ovarium (indung telur) sudah
mulai berkurang, sehingga mengakibatkan haid tidak keluar (Lestary,
2010).
Menopause adalah berhenti menstruasi secara permanen, pada
umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-55 tahun. Kadar
estrogen jenis progestron adalah yang banyak berada dalam sirkulasi
dibandingkan estrogen lainnya (Smart, 2010).
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seorang wanita
yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi, yang terjadi pada usia
menjelang / memasuki lima puluh tahun (Pakasi, 2000).
2. Etiologi
Sejak usia 40 tahun, ovarium menjadi kurang responsiver terhadap
hormon yang mengendalikannya. Efek keadaan ini membuat wanita
kurang subur, mengurangi jumlah hormon ovarium yang dihasilkan, dan
mengubah jumlah relatif dari estrogen dan progesteron yang dihasilkan.
Selain itu juga terjadi perubahan dalam perbandingan dari bermacam-
macam estrogen yang dihasilkan (Purwoastuti, 2009).
Penurunanan sekresi estrogen dan progesterone menyebabkan
perubahan endokrin yang terjadi selama masa klimakterium dan pasca
menopause. Kadar FSH dan LH yang bersikulasi (beredar melalui
peredaran darah) mulai meningkat beberapa tahun sebelum penghentian
produksi estrogen oleh ovarium, kadar FSH dan LH meningkat terdapat
pada wanita pra-menopause, dengan FSH yang biasanya lebih tinggi dari
pada LH (Purwoastuti, 2009).
5
3. Fase-fase Menopause
Menurut Smart (2010), menopause terdiri dari beberapa fase, yaitu :
a. Klimakterium
Adalah masa peralihan antara masa produksi dan masa senium,
biasanya periode ini disebut dengan pra-menopause.
b. Menopause
Adalah saat haid terakhir dan bila sesudah menopause disebut dengan
pasca menopause.
c. Pasca-Menopause
Adalah suatu masa yang terjadi 3 hingga 5 tahun setelah menopause.
d. Senium
Adalah periode sesudah pasca-menopause, yaitu ketika individu telah
mampu menyesuaikan dengan kondisinya sehingga tidak mengalami
gangguan fisik.
6
c) Saluran uretra mengering, menipis, dan kurang elastis. Uletra
merupakan saluran yang menyalurkan air seni dari kandung
kemih ke luar tubuh. Pada saat menopause saluran uretra juga
akan mongering, menipis, dan kurang keelastisannya akibat
penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan
wanita rentan terinfeksi saluran kencing.
d) Uterus atau Rahim
Uterus mengecil, selain disebabkan oleh menciutnya selaput
lendir rahim juga disebabkan oleh hilangnya cairan dan
perubahan bentuk jaringan ikat antar sel.
e) Tuba Falopi atau Saluran Telur
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan
mengerut, setra rambut getar dalam tuba menghilang.
f) Ovarium
Perubahan dalam sistem peredaran darah indung telur sebagai
akibat proses penuaan yang selektif dan terjadinya kekakuan
dini pada system pembuluh darah indung telur diperkirakan
sebagai penyebab utama gangguan peredaran darah ovarium.
g) Cervix atau Leher Rahim
Cervix akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina,
kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis (lumen leher
Rahim) memendek, sehingga menyerupai ukuran cervix fundus
saat masa adolesen.
h) Vagina atau Liang Senggama
terjadi penipisan dinding vagina yang menyebabkan
menghilangnya lipatan-lipatan vagina, berkurangnya pembuluh
darah, menurunnya elastis, sekret vagina menjadi encer.
i) Vulva atau Mulut Kemaluan
Jaringan vulva menipis karena berkurangnya dan hilangnya
jaringan lemak serta jaringan elastis. Kulit menipis dan
pembuluh darah berkurang yang menyebabkan pengerutan
lipatan vulva. Sering timbul rasa gatal vulva yang disebabkan
7
atrofi dan hilangnya sekret kulit. Hal ini berhubungan dengan
nyeri waktu senggama, mengerutnya introitus (lubang masuk
kemaluan), serta rambut pubis berkurang ketebalannya.
8
e) Pertumbuhan rambut-rambut halus
Produksi hormon estrogen pada wanita pasca menopause
berkurang, tetapi tidak hilang sama sekali.
f) Osteoporosis (keropos tulang)
Penurunan pada kadar esterogen mengakibatkan proses
osteoblast berfungsi membentuk tulang baru terlambat dan
fungsi osteoblast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua
diserap dan dirusak osteoblast tetapi tidak dibentuk tulang baru
oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.
g) Gejala Klinis
Gejala fisiologis yang terjadi pada masa menopause sebagai
akibat turunya fungsi ovarium, yaitu kurangnya kadar hormon
estrogen dan I progestoren I dalam tubuh wanita. Kekuranagn
hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-keluhan sebagai
berikut:
(1) Rasa panas (hot flush) dan kekeringan di malam hari Pada
saat masa menopause wanita akan mengalami rasa panans
yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh, rasa
panas ini terutama terjadi pada dada, wajah, dan kepala.
Rasa panas ini sering diikuti dengan timbulnya warna
kemerahan pada kulit dan berkeringat.
(2) Insomnia (sulit tidur)
Insomnia merupakan hal yang wajar terjadi pada masa
menopause, kemungkinan ini sejalan dengan rasa tegang
yang di alami wanita akibat berkeringat di malam hari, rasa
panas, wajah memerah.
(3) Perubahan pada indra perasa Wanita
menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan
pada indra pengecapannya.
(4) Muncul gangguan vasomotorik yang berupa penyempitan
atau pelebaran pembuluh- pembuluh darah.
(5) Pusing dan sakit kepala terus- menerus.
9
(6) Gangguan sembelit.
(7) Neuralgia, yaitu gangguan atau sakit saraf.
(8) Perubahan payudarah bentuknya dan mulai kendur, ini
merupakan akibat kadar esterogen yang menurun.
b. Secara Psikologis
Menurut Smart (2010), selain tanda-tanda fisik, menopause juga
mempunyai berbagai macam gejala psikologis sebagai berikut:
a. Ingatan Menurun
Sebelum menopause seorang wanita akan mengingat dengan mudah,
tetapi setelah mengalami menopause kecepatan mengingatnya
menurun, sehingga sering lupa dalam hal-hal sederhana.
b. Perubahan emosional
Wanita menopause biasanya mengalami perubahan emosional, gejala
ini bervariasi pada setiap individu diantaranya kelelahan mental,
masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang
berlangsung cepat.
c. Depresi
Beberapa wanita yang mengalami menopause tidak sekedar mengalami
perubahan mood yang sangat drastis bahkan ada yang mengalami
depresi.
10
yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab
(Smart, 2010).
Rasa panas atau hot flush adalah perasaan panas secara tiba-tiba yang
dirasakan pada leher, wajah dan bagian atas dada. Biasanya berlangsung
selama 15 detik sampai 1 menit (Wirakusumah, 2004).
3. Etiologi
Arus panas terjadi karena berubahnya kadar hormon. Diduga,
perubahan kadar estrogen menyebabkan pembuluh darah membesar secara
mendadak sehingga terjadi arus dan hilang secara cepat sehingga tubuh
merasakan panas. Selain itu dapat disebabkan oleh perubahan fungsi
hipotalamus yang mengatur suhu tubuh kita (Wirakusumah, 2004).
4. Penatalaksanaan Asuhan
Menurut Wirakusumah (2004), untuk mengatasi hot flush (rasa panas)
pada diri pasien, dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
a. Berfikir positif dan jangan panik, menerima menopause sebagai salah
satu bagian dari perjalanan kehidupan normal seorang perempuan.
b. Menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Pola hidup sehat meliputi
pola makan yang teratur dan mengandung gizi yang seimbang. Asupan
vitamin dan mineral juga harus terjaga.
c. Melakukan olah raga teratur, misalnya dengan jalan kaki rutin dan
memanfaatkan sinar matahari untuk mencegah osteoporosis.
11
d. Konsumsi makanan yang mengandung zat makanan yang bersifat
menyerupai estrogen per hari diperlukan sekitar 30-50 mg.
e. Hindari konsumsi rokok dan alkohol.
f. Membatasi konsumsi kopi karena dapat meningkatkan potensi hot
flush.
g. Menghindari mengonsumsi garam berlebihan, karena dapat
mengakibatkan sekresi kalsium dari tulang sehingga mengakibatkan
resiko osteoporosis.
h. Jangan ragu konsultasi ke dokter jika mengalami gejala menopause.
Pilih asupan makanan yang mengandung omega 3 tinggi yang terdapat
pada ikan laut dalam serta ikan salem.
i. Anjurkan pada ibu untuk mengunakan pakaian tipis dan penutup alas
tidur dari bahan katun.
5. Penatalaksanaan Medis
Menurut Purwoastuti (2008), obat-obat mengurangi hot flush (rasa
panas) dan keringat pada malam hari :
a. Clonidine (dixarit, Catapres) 2 x 1 perhari
b. Selective Serotinin, Aceptor inhibitor (SSPI) 2 x 1 perhari Hormon
terapi paling efektif untuk mengobati adanya hot flush (muka
kemerahan), keringat pada malam hari, atau kekeringan vagina. Tetapi
ada beberapa resiko yang menyertai pengobatan HRT ini, apabila
digunakan dalam jangka waktu yang lama (Purwoastuti, 2009).
12
b. Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan diagnostik lain yang dintmuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c. Analisa (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi: diagnosa/masalah,
antisipasi diagnosal masalah potensial, perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter, konsultan kolaborasi dan atau rujukan sebagai
langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d. Penatalaksanaan (P)
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan
implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai
langkah 5, 6, 7 Varney. (Salamah, 2016).
13
2) Keluhan Utama
Dikaji untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan ibu menopause dengan hot flush atau pun yang dikeluhkan
pasien. Keluhan hot flush (rasa panas) yang sering terjadi dengan
gangguan insomnia (sulit tidur), gelisah (Ambarwati, 2008).
3) Riwayat Menstruasi
Kapan pertama kali haid, lamanya haid, siklus haid, banyaknya
ganti pembalut per haid (normalnya 2-5 kali ganti/hari), jenis dan
warna darah haid yang kemudian dibandingkan dengan perdarahan
saat ini yakni kapan perdarahan dimulai, lama dan jumlah
perdarahan, ciri khas darah yang hilang (misalnya warna,
konsistensi, gumpalan) dan kapan pola abnormal tersebut mulai
terjadi (Manuaba, 2010).
4) Riwayat Obstetri
Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu perlu untuk ditanyakan
guna mengetahui apakah pasien seksual aktif atau masih virgin
sehingga dapat penatalaksanaannya (Manuaba, 2010).
5) Riwayat Kesehatan
Perlu diperhatikan adanya penyakit metabolik, penyakit endokrin,
dan penyakit menahun yang dicurigai sebagai penyebab dari
perdarahan (Wiknjosastro, 2007).
6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan
mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada
pasien (Wiknjosastro, 2007),
b. Pola Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama
ibu tidur pada malam hari (Wiknjosastro, 2007).
c. Pola Kebersihan
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan
tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari. Karena
14
dengan kebiasaan pola personal hygiene akan berpengaruh
pada ketidaknyamanan perawatan tubuh terutama pada
genetalia (Wiknjosastra, 2007).
d. Pola Eliminasi
Untuk mengetahui adakah gangguan pada BAB dan BAK.
a) Data Objektif
Tujuan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi (Mufdillah,
2009) :
1. Keadaan umum
Keadaan umum pada ibu menopause dengan hot flush
adalah cukup (Mufdlilah, 2009).
2. Kesadaran
Kesadaran pada ibu menopause adalah composmentis
(Mufdlilah, 2009).
3. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah (Vital Sign): Mengetahui faktor resiko
hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya mmHg.
Keadaan normal antara 120180 mm/Hg sampai 130/90
mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30
mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15
mmHg dari keadaan pasien normal, keadaan pada ibu
menopause dengan hot flush yaitu antara 140/90 mmHg
(Wiknjosastro, 2007).
b. Pengukuran Suhu : Mengetahui suhu badan pasien,
suhu badan normal adalah 36° C sampai 37°C. Pada ibu
menopause dengan hot flush yaitu antara 38°C
(Wiknjosastro, 2007).
c. Nadi : Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi
normal 70 x/menit sampai 88 x/menit. Pada ibu
menopause dengan hot flush yaitu 90 x/menit
(Wiknjosastro, 2007).
15
d. Pernafasan : Mengetahui sifat pernafasan dan bunyi
nafas dalam satu menit. Pemafasan normal 22 x/menit
sampai 24 x/menit dan pemafasan pada ibu menopause
dengan hot flush yaitu 20 x/menit (Wiknjosastro, 2007).
4. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : Untuk menilai warna, kelebatan dan
karakteristik seperti ikal, lurus, keriting (Alimul, 2009),
b. Muka : Keadaan muka pucat atau tidak ada kelainan,
adakah oedema (Alimul, 2009).
c. Mata : Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak,
sklera berwarna putih atau tidak (Alimul, 2009).
d. Hidung : untuk mengetahui apakah ada polip atau tidak
(Alimul, 2009).
e. Telinga : Bagaimana keadaan daun telinga, liang telinga
dan ada serumen atau tidak (Alimul, 2009).
f. Mulut : Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada
caries atau tidak dan ada karang gigi atau tidak (Alimul,
2009).
g. Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau
thyroid, tumor dan pembesaran getah bening (Afimul,
2009).
h. Dada : Apakah ada kelainan pada dada. Apakah bentuk
simetris atau tidak (Alimul, 2009).
i. Payudara : Apakah ada benjolan tumor dan apakah
ukurannya simetris kanan dan kiri (Alimul, 2009).
j. Abdomen : Apakah ada jaringan parut atau bekas
operasi, adakah nyeri tekan (Alimul, 2009).
k. Anogenital : Untuk mengetahui apakah ada varices, ada
luka atau tidak (Alimul, 2009).
l. Ekstremitas : Apakah ada kelainan, lengkap atau tidak
fungsi biasa atau tidak ada oedema reflek pathella
(Alimul, 2009).
16
5. Data Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah data atau fakta yang
diperoteh dari hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksaan
rontgen, ultrasonografi (USG) dan lain-lain (Varney, 2008).
Pada kasus Menopause dengan hot flush ini dilakukan
pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan HB. Bila
diketahui HB < 8 g% segera beri tablet Fe.
17
d) Kebutuhan
Kebutuhan yang diperlukan oleh ibu menopause dengan hot
flush adalah memberikan konseling mengenai perubahan
yang terjadi selama menopause den masalah yang sering
muncul pada mesa menopause (Purwoastuti, 2008).
2) Antisipasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau
diagnose potensial berdasarkan diagnose masalah yang sudah
diidentifikasi (Ambarwati, 2008). Pada kasus ibu menopause
dengan hot flush diagnose potensialnya terjadi gangguan
psikologis (depresi) (Purwoastuti, 2008).
3) Tindakan Segera dan Kolaborasi
Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya melakukan
konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim
kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien (Soepardan, 2007).
Pada kasus ibu menopause dengan hot flush tindakan segera
diberikan clonidine 0,1 mg 2x sehari sebanyak 3 tablet
(Purwoastuti, 2008).
4) Rencana Tindakan Asuhan
Menurut Purwoastuti (2008), rencana tindakan yang dapat
dilakukan untuk asuhan kebidanan pada ibu menopause dengan
hot flush adalah :
a) Beritahu ibu tentang menopause.
b) Beritahu ibu tentang gejala serta masalah yang muncul pada
menopause.
c) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin dan kalsium.
d) Anjurkan pada ibu untuk mengurangi konsumsi minum
kopi atau teh serta menghindari asap rokok.
e) Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya.
f) Anjurkan pada ibu untuk olah raga teratur.
18
g) Anjurkan pada ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan
penutup alas tidur dari bahan katun.
h) Beri ibu vitamin E dan vitamin B Kompleks.
5) Implementasi Tindakan
Implementasi pada menopause dengan hot flush sesuai dengan
rencana tindakan asuhan yang telah dibuat (Purwoastuti, 2008).
6) Langkah VII evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari
asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen
dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tapi belum efektif ataumerencanakan kembali
yang belum terlaksana (Ambarwati, 2008).
7) Evaluasi setelah dilakukan tindakan yaitu:
a) Keadaan umum ibu baik
b) Ibu dapat mengatasi sendiri keluhan rasa panas yaitu
dengan berfikir positif dan tidak panik.
c) Ibu mampu menerapkan pola hidup sehat dengan olah raga
teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi
d) Rasa panas pada wajah dan leher semakin berkurang
e) Ibu merasa istirahat malamnya sekarang tidak terganggu
f) Ibu sudah tidak merasakan cemas.
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas
pada wajah dan leher sejak 1 minggu yang lalu.
b. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini.
3. Riwayat Perkawinan
a. Jumlah Perkawinan : Sah, kawin 1 kali
b. Usia perkawinan pertama : Umur 19 tahun, dengan suami umur 21
tahun lamanya 36 tahun, anak 3 orang.
20
4. Riwayat Haid
a. Usia menarche : Ibu mengatakan haid pertama kali pada umur
13 tahun
b. Siklus : Ibu mengatakan siklus haid 28 hari
c. Lamanya : Ibu mengatakan lama haid 5-6 hari
d. Dysminorrhea : Ibu mengatakan tidak ada dismenorhoe
e. Keputihan : Ibu mengatakan tidak ada keputihan
5. Riwayat Ginekologi
a. Perdarahan Haid : normal
b. Riwayat perdarahan setelah hubungan seksual : tidak ada
c. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : tidak ada
d. Riwayat ada massa, tumor pada payudara
dan alat kandungan : tidak ada
e. Lain-lain : tidak ada
6. Riwayat Obstetri
a. Jumlah anak :2
b. Riwayat keguguran :0
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan akhir-akhir ini sering berkeringat pada malam hari dan
rasa panas disekitar wajah dan leher.
21
b. Riwayat Penyakit Keturunan yang pernah diderita keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti hipertensi, diabetus melitus dan asma. Serta penyakit
menular seperti TBC dan hepatitis.
22
d. Hubungan sosial ibu dan keluarga
Ibu mengatakan hubungan sosial ibu dengan keluarga baik
e. Penentu dan pengambil keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambilan keputusan adalah suami
2. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Inspeksi dan Palpasi
1) Kepala : tidak ada benjolan rambut bersih
2) Muka : oval, tidak odem
3) Mata : simetris, konjungtiva merah muda, tidak pucat
4) Telinga : bersih tidak ada cairan yang keluar
5) Hidung : bersih, tidak ada polip
6) Mulut : bersih, tidak stomatitis
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada : simetris, tidak ada bising
9) Mammae : payudara simetris, puting menojol, tidak ada benjolan
10) Perut : tidak ada bekas operasi
23
11) Ekstremitas
- Kanan : jari lengkap, tidak pucat tidak odem reflek patela
(positif)
- Kiri : jari lengkap tidak odem tidak pucat reflek patela
(positif)
- Reflek patella : positif
- Varises : tidak ada
12) Genetalia : tidak dilakukan
C. ASSESMENT (A)
Analisis Data
Diagnosa :
Ny. H P3A0 Usia 50 Tahun pada masa menopause dengan hot flush.
Dasar :
a. Ibu mengatakan usia 50 tahun.
b. Ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada
wajah serta leher sejak 1 minggu yang lalu.
c. Ibu merasa cemas dengan kondisinya.
Antipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Antipasti Diagnosa : Pra-menopause dengan hot flush
Masalah Potensial : Gangguan Psikologis (Depresi)
Identifikasi Kebutuhan, Kolaborasi dan Tindakan Segera
Kebutuhan : Dukungan Psikologi
Kolaborasi : Anggota Keluarga dan Tenaga Kesehatan
Tindakan segera :
a. Berikan obat klonidin 0,1 mg 2x sehari 3 tablet untuk mengurangi hot
flush
b. Vitamin B kompleks 12 tablet 3x sehari
c. Vitamin E 12 tablet 3x sehari
d. CTM 4 mg 6 tablet 1x sehari
24
D. PLANNING (P)
1. Menjelaskan keadaan pasien saat ini :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Pernapasan : 22 x/menit
- Suhu : 36,5°C
- Nadi : 88 x/menit
Rasional : Bidan akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.
Evaluasi : Pasien telah mengetahui keadaannya saat ini.
2. Berikan penjelasan pada ibu tentang menopause dan gejala serta masalah
yang sering muncul pada masa menopause yaitu seperti perubahan
hormon estrogen, progesterone, perubahan sistem reproduksi, perubahan
susunan ekstragenital.
Rasional : Bidan akan menjelaskan tentang perubahan menopause
dan gejala serta masalah.
Evaluasi : Pasien telah mengetahui tentang perubahan menopause
dan gejala.
25
4. Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi minum teh atau kopi serta
menghindari asap rokok.
Rasional : Bidan akan menganjurkan pasien untuk tidak
mengkonsumsi minuman teh, kopi serta menghindari asap
rokok.
Evaluasi : Pasien mengerti dan mau melakukannya.
6. Anjurkan pada ibu untuk berolah raga secara teratur dan ringan seperti
jalan kaki di pagi hari di bawah jam 8 pagi dan melakukan senam lansia
satu minggu sekali.
Rasional : Bidan akan menganjurkan pasien berolahraga di pagi hari.
Evaluasi : Pasien mengerti dan mau melakukannya.
7. Anjurkan ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur
dari bahan katun untuk mengurangi keringat.
Rasional : Bidan akan menganjurkan untuk menggunakan pakaian
tipis, bahan katun.
Evaluasi : Pasien mengerti dan mau melakukannya.
26
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Inspeksi dan Palpasi
1) Kepala : tidak ada benjolan rambut bersih
2) Muka : oval, tidak odem
3) Mata : simetris, konjungtiva merah muda, tidak pucat
4) Telinga : bersih tidak ada cairan yang keluar
5) Hidung : bersih, tidak ada polip
6) Mulut : bersih, tidak stomatitis
27
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer vena jugularis, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada : simetris, tidak ada bising
9) Mammae : payudara simetris, puting menojol, tidak ada
benjolan
10) Perut : tidak ada bekas operasi
11) Ekstremitas
- Kanan : jari lengkap, tidak pucat tidak odem reflek
patela (positif)
- Kiri : jari lengkap tidak odem tidak pucat reflek
patela (positif)
- Reflek patella : positif
- Varises : tidak ada
12) Genetalia : tidak dilakukan
28
4. Analisis (Analysis of the Experience)
Ny. H datang ke Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan
untuk memeriksakan keadaannya. Dengan keluhan utama, yaitu keluhan
ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada
wajah dan leher sejak 1 minggu yang lalu dan merasa cemas.
29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian dalam asuhan kebidanan pada menopause dengan hot flush
dilaksanakan dengan pengumpulan Data Subyektif, yaitu ibu mengatakan
keluhan rasa panas dari wajah dan leher menyebar keseluruh tubuh, serta
diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat
pada malam hari sejak 1 minggu yang lalu. Sedangkan Data Obyektif
keadaan ibu baik. TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36°C,
R : 20x/menit.
2. Interpretasi data diperoleh dengan diagnosa kebidanan pada Ny. H P3A0
usia 50 tahun dengan hot flush, masalah yang timbul adalah ibu
merasakan cemas dengan keadaannya. Kebutuhannya adalah memberikan
KIE tentang menopause.
3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. H tidak mengarah pada potensial
dikarenakan adanya antisipasi yang tepat.
4. Antisipasi yang diberikan pada Ny. H dengan Hot flush adalah dengan
memberikan terapi obat Klonidin untuk mengurangi hot flush 0,1 mg 2x
sehari. Tentang dosis umum 0.1 mg 2xsehari sebanyak 3 tablet, vitamin E,
B Kompleks 12 tablet 3x sehari, CTM 4 mg 1x sehari diberikan selama
7 hari.
5. Asuhan kebidanan pada Ny. H dengan hot flush adalah untuk memonitor
keadaan umum dan tanda-tanda vital, serta memberikan konseling
mengenai perubahan yang terjadi selama menopause, menganjurkan untuk
berolahraga, menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang
mengandung Vitamin B kompleks seperti sayur-sayuran hijau dan lauk
30
pauk, yaitu tahu dan tempe, mengkonsumsi makanan yang mengandung
vitamin E seperti gandum, kacang, belut, minyak ikan, kuning telur,
buncis, selada, brokoli dan ubi jalar memberikan terapi obat klonidin 0,1
2x sehari 6 tablet, vitamin B, E 12tablet 3x sehari dan CTM 4 mg 1x
sehari 3 tablet.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi Lahan Praktik
a. Bidan dan asisten diharapkan dapat meningkatkan kembali pelayanan
kemampuan mendeteksi, mencegah serta menangani masalah-
masalah menopause yang terjadi pada ibu.
b. Hot flush adalah rasa panas dari wajah yang menyebar ke seluruh
tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada wajah, dada dan kepala.
Rasa panas ini sering diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada
kulit dan berkeringat. Rasa panas ini sering terjadi selama 30 detik
sampai dengan beberapa menit. Untuk mengatasi hot flush dapat
memberikan terapi obat klonidin 0,1 2x sehari 6 tablet, vitamin B, E
12tablet 3x sehari dan CTM 4 mg 1x sehari 3 tablet.
2. Penulis
a. Diperlukan adanya evaluasi dalam penerapan di lapangan dan teori
yang didapatkan, sehingga Asuhan Kebidanan pada Menopause Ibu
yang diberikan selalu berkesinambungan sesuai dengan teori dan
kebijakan yang ada.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengalaman, baik
bagi penulis maupun peneliti selanjutnya yang mengembangkan atau
menggunakan pengkajian menopause dalam mengurangi hot flush yang
terjadi pada ibu.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Varney, H. 2007. Varney’s Midwifery Text Book (Terjemahan) Edisi 3. Jones and
Bartlett. Publisher : Boston.
Varney, Helen. 2007. Varney’s Midwifery. Text Book.Ed. 4. Jones & Bartlett
Publishers. USA : Boston.
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo.
Wirakusumah. 2004. Menopause. Yogyakarta : Nuha Medika.
World Health Organization. 2012. Menopause. Available :
http://www.google.co.id. Diakses tanggal 03 November 2013.
33