Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL TERHADAP

KESADARAN KONSUMEN PADA PRODUK INTERNASIONAL


(Studi pada Pengguna Produk Uniqlo di Indonesia)

Daniel Iman K
Zainul Arifin
M. Kholid Mawardi
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang

ABSTRACT
The purpose of this study to analyze the influence of social media marketing variable to consumer awareness.
This research is explanatory research with quantitative approach. Data for this study obtained from 119
respondents. Sampling method in this research was quota sampling. According to multiple regression analysis
the result shown that brand exposure has influence but not significantly to consumer awareness, shown with
t test value 0,137 and significant value 0,891. Customer engagement has significantly influence to consumer
awareness shown with t-test value 2,251 and significant value 0,026. Electronic Word of Mouth has
significantly influence to consumer awareness shown with t-test value 5,172 and significant value 0,000.

Keywords: Social Media Marketing, Brand Exposure, Customer Engagement, Electronic Word of Mouth,
and Consumer Awareness

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel brand exposure, customer engagement, dan
electronic word of mouth dalam penggunaan media sosial Facebook dan Twitter terhadap kesadaran konsumen
pada produk Uniqlo. Jenis penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah eksplanatori dengan pendekatan
kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 119 orang responden. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian adalah sampel kuota. Hasil dari studi ini diperoleh data bahwa variabel brand
exposure berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kesadaran konsumen, dihasilkan dengan nilai t hitung
sebesar 0,137 dan nilai sig 0,891. Variabel customer engagement berpengaruh signifikan terhadap kesadaran
konsumen dihasilkan dengan nilai t hitung sebesar 2,251 dan nilai sig 0,026. Variabel electronic word of
mouth berpengaruh paling signifikan terhadap kesadaran konsumen, dihasilkan dengan nilai t hitung sebesar
5,172 dan nilai sig 0,000.

Kata kunci: Pemasaran Media Sosial, Brand Exposure, Customer Engagement, Electronic Word of
Mouth, dan Kesadaran Konsumen.

PENDAHULUAN
Perkembangan globalisasi ditandai dengan yang baik antara pemasar dengan konsumen
terciptanya perdagangan bebas yang mana kondisi merupakan faktor penentu dalam keberhasilan
tersebut membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan kegiatan pemasaran saat ini.
efektifitas dalam menjalankan aktivitasnya. Pemasaran pada awal abad 21 sedikit demi
Kemampuan manajerial dalam menentukan strategi sedikit mulai mengalami perubahan, peristiwa
pun menjadi kunci sukses bagi perusahaan dalam tersebut ditunjang dengan kegiatan pengembangan
menghadapi persaingan yang ketat. Perusahaan di sektor teknologi. Cara berkomunikasi dalam
diharapkan untuk dapat menemukan ide kreatif, pemasaran juga mendapatkan modernisasi atau
mengembangkan teknologi, dan berusaha perbaikan, berawal dari komunikasi pemasaran
meningkatkan penjualan. Membangun hubungan secara person-to-person (orang ke orang) hingga
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 1
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
terjadinya word-of-mouth saat ini diarahkan pada pengguna media sosial yang signifikan ini
computer mediated communication dengan new memberikan data bagi pengusaha untuk menjual
wave technology, yaitu komunikasi berbasiskan informasi mengenai produknya di Indonesia.
pada teknologi yang memberikan kemudahan Sebagian dari masyarakat Indonesia kini
kepada penggunannya untuk mengekspresikan diri menjadikan media sosial sebagai bagian dari gaya
dan berkolaborasi dengan pengguna lainnya. hidup serta aktivitas mereka. Hal ini merupakan
peluang yang baik dan seyogyanya dimanfaatkan
Filosofi ini merupakan dasar dari terbentuknya
oleh perusahaan internasional untuk menjual
media sosial (social media). produknya di Indonesia. Wawancara KompasTV
Menurut Kaplan and Haenlein (2010:66), media dengan Chief Operating Officer Twitter Inc. pada
sosial merupakan seperangkat aplikasi berbasiskan tanggal 18 September 2014, menyebutkan bahwa
pada jaringan internet yang didasari oleh Web 2.0, Indonesia merupakan negara dengan pengguna
program tersebut yang ditemukan oleh Tim O’reilly Twitter terbesar keempat di seluruh dunia. Kondisi
(2003). Web 2.0 merupakan suatu platform dasar masyarakat kini yang mengarah pada komunikasi
terbentuknya media sosial, platform ini horizontal dan bersifat sosial menyebabkan konsep
menyediakan kemudahan bagi penggunanya untuk pemasaran pun mengalami perubahaan, jika dahulu
berkolaborasi secara online dan berbagi (sharing). untuk membeli barang dibutuhkan kesadaran
Media sosial, Facebook dan Twitter, saat ini (aware), mencari informasi (attitude), lalu membeli
digunakan untuk menyebarluaskan informasi secara barang tersebut (act), jika puas maka akan membeli
lagi (act again), namun saat ini, kegiatan pemasaran
cepat, viral, dan menyebar kepada pengguna
lebih mengutamakan pendapat dalam.komunitas.
internet dalam jumlah yang besar.
Penakaian media pun memberikan dampak bagi
Penggunaan platform media sosial di Indonesia pemasaran yang mana menawarkan konsep “low
berkembang dengan signifikan. Anand Tilak, Head budget more effect”. Kekuatan konsepsi
of Facebook Indonesia, mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial ini memberikan nafas bagi
pengguna aktif Facebook di Indonesia setiap produk lokal maupun internasional untuk mampu
bulannya mencapai 69 juta pengguna (kutipan menghiasi pasar Indonesia.
wawancara Kompas dengan Anand Tilak, 22 Perekonomian Indonesia mengalami
September 2014). Hal ini berbanding lurus dengan peningkatan yang sangat signifikan selama satu
jumlah active user media sosial di seluruh dunia per dasawarsa terakhir. Peristiwa tersebut juga diikuti
Januari 2014 yang ditunjukkan dalam tabel 1: dengan pesatnya pertumbuhan penduduk Indonesia
pada kelas menengah hingga menengah ke atas
Tabel 1. Pengguna aktif media sosial di seluruh (Okezone, 2014). Ditengah membanjirnya produk
Dunia fashion (busana) internasional di pasar Indonesia
terdapat salah satu produk fashion global yang
menggunakan strategi pemasaran melalui media
sosial. Produk tersebut berasal dari Negara Jepang
dan bernama “Uniqlo”. Uniqlo merupakan
singkatan dari Unique Clothing, yang mana produk-
produk dari lini bisnis clothing yang dihasilkan ini
memiliki keunikan tersendiri. Label ini
menawarkan busana kasual yang mengedepankan
eksplorasi gaya sesuai kepribadian dan kreativitas
padu padan selain kualitas bahan yang
mengutamakan kenyamanan bagi penggunanya
Sumber: Wearesocial.sg (2014) (Female Kompas, 2013).
Uniqlo Indonesia berada di bawah naungan PT.
Tabel 1, menunjukkan bahwa pengguna media Fast Retailing Indonesia, perusahaan ini merupakan
sosial Facebook menempati posisi pertama dengan anak perusahaan dari Fast Retailing Co Ltd yang
total pengguna aktif sebesar 1,184 juta pengguna di juga berasal dari Negara Jepang. Uniqlo bergerak di
seluruh dunia, selanjutnya jejaring sosial Qzone 632 lini bisnis penjualan baju dan celana atau yang biasa
juta pengguna diikuti aplikasi chatting Whatsaap disebut dengan lini bisnis clothing. Produk Uniqlo
400 juta pengguna, dan seterusnya. Berdasarkan di Jepang menjadi salah satu produk clothing
data-data yang telah dipaparkan, pertumbuhan terbaik dengan desain yang dapat menonjolkan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
keunikannya. Produk Uniqlo berada di deretan 4 Karakteristik Media Sosial
besar dalam penjualan produk ritel fashion secara Mayfield (2008) dalam Chan-Olmsted, Cho, and
global setelah brand Zara, H&M, dan Gap (Female Lee (2013:154) mengidentifikasikan lima
kompas, 2013). Uniqlo memiliki store yang tersebar karakteristik utama dari media sosial:
di 14 negara. Data tersebut membenarkan bahwa a. Participation, suatu tindakan yang
Uniqlo memiliki pelanggan yang besar serta berorientasikan pada keterlibatan pengguna
eksistensi tinggi di kawasan Asia dan internasional. dalam menggunakan media sosial, dapat berupa
Salah satu strategi pemasaran mula-mula yang frekuensi kunjungan dan lama penggunaan.
diterapkan oleh Uniqlo adalah pemasaran melalui b. Opennes, kondisi saat media sosial tidak
sosial media. Awal peluncuran (launching) toko memiliki hambatan untuk mengakses informasi,
Uniqlo di Jakarta beberapa tahun yang lalu, mereka membagikan konten dan membuat testimoni di
menggunakan aplikasi Facebook dan Twitter untuk website tertentu.
mengadakan kuis dengan nama program “Happy c. Conversation, percakapan yang terjadi di dalam
Gift Uniqlo”, yang mana telah disediakan sejumlah media sosial dapat menyebar secara cepat seperti
pertanyaan dan apabila pertanyaan tersebut dapat layaknya virus sehingga informasi yang
dijawab oleh followers dari akun Uniqlo Indonesia diberikan dapat menyebar secara cepat dan luas.
(pengikut dalam media sosial Twitter) akan d. Community, media sosial menawarkan sebuah
memperoleh salah satu produk dari Uniqlo. Strategi mekanisme bagi individu atau organisasi untuk
ini diharapkan untuk dapat memberitahukan membentuk komunitas yang memiliki kesamaan
keberadaan mereka di Indonesia dan juga sebagai minat.
sarana promosi dari produk Uniqlo itu sendiri. e. Connectedness, informasi dalam media sosial
Fenomena penggunaan media sosial sebagai alat berkarakteristik viral, kondisi ini memberikan
untuk memasarkan produk di Indonesia menarik kemudahan bagi penggunanya untuk terhubung.
perhatian peneliti untuk mengkaji bahasan ini lebih Bentuk Media Sosial
lanjut. Selanjutnya, hasil pemaparan ini, akan di Kaplan and Haenlein (2010:62-64)
tuangkan dalam skripsi yang berjudul “pengaruh mengidentifikasi bentuk media sosial sebagai
pemasaran melalui media sosial terhadap kesadaran berikut:
konsumen pada produk internasional”. a. Collaborative Projects
b. Blog and Microblogs
KAJIAN PUSTAKA c. Content Communities
Pemasaran Media Sosial d. Social Networking Sites
a. Definisi Media Sosial e. Virtual Game Worlds
Media sosial menurut Kaplan and Haenlein f. Virtual Social Worlds
(2009:61) merupakan sekelompok aplikasi yang Variabel Pemasaran Media Sosial
berbasiskan pada internet dan dibangun berdasarkan Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Shojaee
kerangka pikiran ideologi dan teknologi dari and Azman (2013) disebutkan terdapat tiga variabel
platform Web 2.0, medium ini dapat dalam pemasaran media sosial:
menghubungkan individu dengan individu untuk a. Brand Exposure
sharing dan berkumpul secara online. Gole (2009) dalam Shojaee and Azman
b. Definisi Pemasaran menjelaskan bahwa brand exposure adalah
Pemasaran menurut Rangkuti (2002:4) strategi yang dipersiapkan oleh perusahaan
merupakan suatu proses planning dan terhadap brand yang dijual dalam rangka untuk
implementation dari konsep, harga, promosi, dan membangun brand awareness.
distribusi sehingga dapat terciptanya pertukaran b. Customer Engagement
suatu barang dalam rangka memuaskan kebutuhan Hans William (2011:24) memberikan definisi
pelanggan dan organisasi secara bersamaan. dari customer engagement adalah sebuah proses
dari perusahaan untuk memberikan kesempatan
kepada konsumen untuk terlibat dan berinteraksi
c. Definisi Pemasaran Media Sosial dalam komunikasi dua arah sehingga dapat
Pemasaran media sosial menurut Salvatore menciptakan sebuah dialog yang interaktif dan
(2005:129) adalah sebuah media pemasaran yang memberikan pengalaman secara pribadi yang
dilakukan secara online dengan keterlibatan akan diingat oleh pelanggan.
masyarakat di dalamnya untuk membentuk sebuah
pasar di dunia maya.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Electronic Word of Mouth 1. Pengetahuan konsumen terhadap produk yang
Henning-Thurau (2004) menyatakan bahwa dibeli oleh konsumen.
electronic word of mouth adalah semua bentuk 2. Pendidikan mengenai bahaya dan
pernyataan dapat berupa pernyataan negatif atau permasalahan yang terkait dengan produk.
positif yang dibuat dari individu kepada individu Kesadaran konsumen merupakan pemahaman
lainnya melalui cyberspace tanpa harus bertatap yang dimiliki oleh konsumen potensial untuk
muka secara langsung. Bentuk informasi dapat menerima sebuah merek dan menanamkannya
berupa gambar, teks, atau review terhadap dalam pikiran mereka setiap kali menggunakan
produk. produk tertentu.
Manfaat Media Sosial dalam Pemasaran b. Indikator Kesadaran Konsumen
Menurut Zarella (dalam Salvatore, 2005) media Menurut Kunak dan Schiffman (2004:18),
sosial menggunakan istilah “wisdom of crowd” indikator kesadaran konsumen antara lain:
untuk menyalurkan informasi secara kolaboratif. 1. Perubahan opini, adalah ketika seorang
Makna dari pernyataan tersebut adalah media sosial konsumen mendapatkan rekomendasi
dapat digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai sebuah produk dari pengguna
dengan partisipasi dari penggunanya. Manfaat lain sebelumnya.
media sosial dalam pemasaran yaitu media sosial 2. Perubahan persepsi, adalah kondisi pada saat
dapat menekan biaya dan memberikan dampak yang konsumen merasakan adanya kesamaan minat
besar atau istilahnya “low budget, more effect”. dalam sebuah produk didukung dengan
Peran Media Sosial dalam Pemasaran berbagai faktor lainnya, seperti pengalaman
Penelitian terdahulu oleh Neti (2011) pengguna lain di masa lalu dan keunikan
menjelaskan mengenai peranan media sosial barang.
kaitannya untuk pemasaran: 3. Perubahan emosi, adalah keadaan yang
1. Media sosial dapat memberikan identitas mampu mengubah kondisi emosi seseorang
mengenai produk yang ditawarkan. melalui tampilan dari produk yang
2. Berperan sebagai penelitian pemasaran dalam ditawarkan.
usaha mencari informasi mengenai kebutuhan 4. Tindakan pembelian, adalah kegiatan akhir
konsumen. dari proses kesadaran konsumen. Tujuan dari
3. Media sosial dapat dijadikan sebagai kegiatan ini adalah untuk pengkombinasian
penghubung komunikasi antara pemasar dengan antara opini, persepsi, dan emosi terhadap
konsumen, hal ini bertujuan untuk sebuah produk.
mempertahankan hubungan dengan konsumen.
4. Media sosial mendekatkan perusahaan dengan Model Hipotesis
konsumen. Konsumen dapat mereduksi waktu
yang mungkin digunakan hanya untuk melihat Brand Exposure
produk secara langsung, media sosial berfungsi (X1)
untuk menampilkan produk setiap waktu.
5. Media sosial ditujukan untuk membangun Customer
Kesadaran
Konsumen
customer engagement. Engagement (X2) (Y)
Kesadaran Konsumen
a. Definisi Kesadaran Konsumen
Menurut Kunak dan Schiffman (2004), e-WOM (X3)
kesadaran konsumen yaitu mempelajari
bagaimana individu, kelompok, atau organisasi
untuk memilih, membeli, menggunakan, dan Gambar 1 Model hubungan antar variabel
membuang produk, jasa, gagasan atau Sumber : Data primer yang diolah (2015)
pengalaman dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Menurut Sumarwan (2002), Hipotesis Penelitian
pengetahuan konsumen adalah semua informasi H1 : Terdapat pengaruh antara brand exposure
yang dimiliki konsumen mengenai berbagai dengan kesadaran konsumen akan produk
macam produk serta pengetahuan lainnya yang Uniqlo dalam penggunaan media sosial
berkaitan dengan produk yang di konsumsi. Facebook dan Twitter.
Kesadaran konsumen merupakan beberapa H2 : Terdapat pengaruh antara customer
informasi yang berkaitan dengan: engagement dengan kesadaran konsumen

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
akan produk Uniqlo dalam penggunaan media mana mengkorelasikan skor item dengan skor total
sosial Facebook dan Twitter. pada tingkat signifikan (nilai sig.) sebesar 0,05.
H3 : Terdapat pengaruh antara electronic word of Pengujian uji realibilitas dalam menganalisis
mouth dengan kesadaran konsumen akan konsisten respon dari responden menggunakan
produk Uniqlo dalam penggunaan media teknik statistik Alpha Cronbach dengan tingkat
sosial Facebook dan Twitter. signifikansi 5%.
H4 : Variabel customer engagement dalam media Metode Analisis Data
sosial Facebook dan Twitter, memiliki Penelitian ini menggunakan aplikasi software
pengaruh dominan dibandingkan variabel SPSS (Statistical Program for Social Scane) versi
brand exposure dan electronic word of mouth. 20.0 yang dipakai untuk menganalisis pengaruh
brand exposure, customer engagement, dan
METODE PENELITIAN electronic word of mouth terhadap kesadaran
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah konsumen. Adapun teknik analisis data yang
penelitian dengan penjelasan (explanatory dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian a. Analisis deskriptif
ini menggunakan penelitian survey dengan Analisis data statistik yang dipergunakan untuk
instrument penelitian yakni kuesioner. memperoleh gambaran atau deskripsi dari setiap
Populasi dan Sampel Penelitian respon yang diberikan dapat berbentuk tulisan,
Populasi pada penelitian ini adalah konsumen gambar, piramida, kurva ataupun persentase.
dari produk Uniqlo yang berada di tiga kota (Kota
b. Analisis data inferensial
Bandung, Surabaya, dan Malang) dengan jumlah Analisis data statistik yang dipergunakan untuk
sampel sebanyak 119 orang responden dari jumlah menentukan sejauh mana terdapat kesamaan atau
sampel minimum berjumlah 112 orang responden. homogenitas antara hasil yang didapatkan
Teknik Pengambilan Sampel dengan hasil dari populasi secara keseluruhan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini Analisis inferensial terdiri dari:
menggunakan sampel kuota, yang merupakan
1. Uji Normalitas
teknik non-probability sampling dengan didasarkan Pengujian ini dilakukan untuk menguji
pada kualitas dan kesukarelaan dari responden. model regresi dan residual yang terdapat
Pembagian besar sampel dengan membagi sampel dalam penelitian memiliki distribusi normal
minimum pada tiga kota tersebut dengan rincian 40 (Ghozali, 2006:147)
orang responden di Bandung, 40 orang responden di
2. Uji Multikolinearitas
Surabaya, dan 32 orang responden di Malang. Pengujian ini dilakukan untuk menguji
Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif model regresi yang terdapat dalam penelitian
sehingga untuk memperkuat tingkat validitas dan ditemukan adanya korelasi / hubungan antar
reliabilitas serta hasil, maka terdapat tambahan variabel independen.
jumlah responden menjadi 119 orang responden,
3. Uji Heteroskedastisitas
maka semua data dari responden yang tersedia Pengujian ini dilakukan untuk menguji
diolah dalam hasil dari penelitian ini. model regresi yang terdapat dalam penelitian
Variabel dan Pengukuran terjadi ketidaksamaan variance residual pada
Penelitian ini terdiri atas tiga variabel bebas satu pengamatan ke pengamatan lain
(independent variable) dan satu variabel terikal (Ghozali, 2006:149)
(dependent variable). Skala pengukuran yang
c. Analisis regresi berganda
digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Multiple regression analysis merupakan sebuah
pengukuran Likert. Variabel penelitian dalam teknik statistik dalam menganalisis data secara
penelitian ini terdiri atas: simultan kemudian menarik hubungan
a. Variabel bebas (independent variable), yaitu matematis antara dua atau lebih dari variabel
X1 = Brand Exposure bebas dan variabel terikat melalui perantara skala
X2 = Customer Engagement interval (Malhotra, 2004:128).
X3 = Electronic Word of Mouth
b. Variabel terikat,(dependent variable) yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Y = Kesadaran Konsumen
Analisis Inferensial
Uji Normalitas
Uji Kualitas Data Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini,
Validasi data pada kuesioner penelitian ini dijelaskan pada tabel 2:
menggunakan Pearson Product Moment, yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 2 Uji Normalitas Test Kolmogorov-Smirnov Tabel 4 Model Summary
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2-tailed) .304
Sumber: Lampiran 4
Analisis uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai
Sumber: Lampiran 5
sig. dalam penelitian ini sebesar .304, yang mana H0
ditolak dan bermakna bahwa data residual Analisis pada tabel 23, menunjukkan bahwa nilai
berdistribusi normal. Dasar pengambilan R square dalam model regresi berganda penelitian
keputusannya, jika nilai sig > 0,05 (batas nilai sig) ini sebesar 0.405. Hal ini menunjukkan bahwa
maka H0 ditolak dan sebaliknya. H0 adalah data variasi pada variabel brand exposure, customer
berdistribusi normal sedangkan H1 adalah data tidak engagement, dan electronic word of mouth dapat
berdistribusi normal. menjelaskan variasi pada kesadaran konsumen
Uji Multikolinearitas sebesar 40,5%, sedangkan 59,5% lainnya dijelaskan
Hasil pengujian multikolinearitas dalam oleh faktor-faktor yang berada di luar model regresi.
penelitian ini, dijelaskan pada tabel 3: Persamaan Regresi
Tabel 3 Uji Multikolinearitas Bentuk persamaan regresi ditujukan untuk
Collinearity Statistics mengetahui hubungan antara variabel independen
Model
Tolerance VIF dengan variabel dependen yang ada dalam
Brand Exposure .483 2.069 penelitian ini. Berikut model regresi yang
Customer Engagement .735 1.361 ditunjukkan dalam tabel 5:
E-WOM .513 1.950 Tabel 5 Tabel koefisien
Sumber: Lampiran 4
Analisis uji multikolinearitas menunjukkan
bahwa setiap model variabel dalam penelitian ini
tidak terindikasikan multikolinearitas. Dasar
pengambilan keputusannya, jika nilai tolerance >
0.10 dan VIF < 10.00 maka dapat dikatakan
terindikasi multikolinearitas dan sebaliknya.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heteroskedasitisitas dalam
penelitian ini, dijelaskan pada gambar 2:
Sumber: Lampiran 5
Hasil tersebut dapat ditulis dalam bentuk
standardized dari persamaan regresi, yaitu:
Y = 18.522 + 0.018X1 + 0.326X2 + 0.253X3
Interpretasi dari persamaan diatas adalah:
1) Nilai variabel Y akan meningkat sebesar 18.522
poin jika nilai pada variabel X1,X2,X3 konstan
Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas (tetap)
Sumber: Lampiran 4
2) Nilai variabel kesadaran konsumen (Y1) akan
Analisa data pada gambar 5 menunjukkan bahwa mengalami peningkatan sebesar 0.018 jika nilai
titik-titik yang merupakan data pada penelitian ini brand exposure (X1) mengalami peningkatan
tidak membentuk suatu pola tertentu dan tidak namun X2 dan X3 konstan (tetap). Demikian pula
memiliki pola yang jelas serta penyebaran titik sebaliknya.
tersebut berada di atas dan di bawah angka nol (0) 3) Nilai variabel kesadaran konsumen (Y1) akan
pada sumbu. mengalami peningkatan sebesar 0.326 jika nilai
Analisis Regresi customer engagement (X2) mengalami
Koefisien Determinasi (R2) peningkatan namun X1 dan X3 konstan (tetap).
Hasil koefisien determinasi dengan Demikian pula sebaliknya.
menggunakan SPSS 20.0 dalam penelitian ini 4) Nilai variabel kesadaran konsumen (Y1) akan
dijelaskan pada tabel 4: mengalami peningkatan sebesar 0.253 jika nilai

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
electronic word of mouth (X3) mengalami Analisis data dari tabel koefisien dalam analisis
peningkatan namun X1 dan X2 konstan (tetap). regresi berganda menjelaskan bahwa:
Demikian pula sebaliknya. a) Hasil t test antara brand exposure (X1) dengan
Berdasarkan interpretasi di atas, dapat disimpulkan kesadaran konsumen (Y1) menunjukkan t hitung
bahwa variabel brand exposure, customer sebesar 0.137 sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df
engagement, dan electronic word of mouth residual = 115) adalah sebesar 1.980808, karena
berpengaruh secara positif terhadap kesadaran t hitung < t tabel atau nilai signifikansi t 0.891 >
konsumen, sehingga apabila nilai dari brand α = 0.05. Demikian pula sebaliknya. Kesimpulan
exposure, customer engagement, dan electronic dari perhitungan tersebut adalah bahwa pengaruh
word of mouth meningkat akan diikuti dengan brand exposure (X1) terhadap kesadaran
peningkatan nilai kesadaran konsumen konsumen adalah tidak signifikan, sehingga
Uji F kesadaran konsumen tidak dapat dipengaruhi
Hasil pengujian uji F yang ditujukan untuk secara signifikan oleh brand exposure.
menganalisis apakah variabel brand exposure, b) Hasil t test antara customer engagement (X2)
customer engagement, dan electronic word of dengan kesadaran konsumen (Y1) menunjukkan
mouth secara bersama-sama mempengaruhi t hitung sebesar 2.251 sedangkan t tabel (α = 0.05
variabel kesadaran konsumen ditunjukkan dalam ; df residual = 115) adalah sebesar 1.980808,
tabel 6: karena t hitung > t tabel atau nilai signifikansi t
Tabel 6 Uji F 0.026 < α = 0.05. Kesimpulan dari perhitungan
tersebut adalah bahwa pengaruh customer
engagement (X2) terhadap kesadaran konsumen
adalah signifikan, sehingga kesadaran konsumen
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
customer engagement atau dengan
meningkatnya nilai customer engagement maka
kesadaran konsumen akan pula mengalami
Sumber: Lampiran 5 peningkatan secara nyata.
Analisis data untuk uji F pada tabel di atas nilai c) Hasil t test antara electronic word of mouth (X3)
F hitung sebesar 26.142 sedangkan nilai F tabel (α dengan kesadaran (Y1) konsumen menunjukkan
= 0.05 ; df regresi = 3: df residual = 115) adalah t hitung sebesar 5.172 sedangkan t tabel (α = 0.05
sebesar 2.683499, karena F hitung > F tabel yaitu ; df residual = 115) adalah sebesar 1.980808,
26.142 > 2.683499 serta memiliki nilai signifikansi karena t hitung > t tabel atau nilai signifikansi t
sebesar 0.000 < α = 0.05 maka dapat disimpulkan 0.000< α = 0.05. Kesimpulan dari perhitungan
variabel-variabel independen (brand exposure, tersebut adalah bahwa pengaruh electronic word
customer engagement, dan electronic word of of mouth (X3) terhadap kesadaran konsumen
mouth) secara bersama-sama berpengaruh adalah signifikan, sehingga kesadaran konsumen
signifikan terhadap variabel dependen (kesadaran dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
konsumen). electronic word of mouth atau dengan
Uji t meningkatnya nilai electronic word of mouth
Hasil pengujian uji F yang ditujukan untuk maka kesadaran konsumen akan pula mengalami
menganalisis apakah variabel brand exposure, peningkatan secara nyata.
customer engagement, dan electronic word of Hasil dari analisis data dapat disimpulkan bahwa
mouth secara parsial mempengaruhi variabel variabel electronic word of mouth merupakan
kesadaran konsumen ditunjukkan dalam tabel 7: variabel independen yang memiliki pengaruh paling
Tabel 7 Uji t signifikan dibandingkan dengan dua variabel
lainnya.
Pembahasan
H1: Terdapat pengaruh antara brand exposure
dengan kesadaran konsumen akan produk
Uniqlo dalam penggunaan media sosial
Facebook dan Twitter.
Hasil uji t menunjukkan nilai sig. variabel brand
exposure sebesar 0.891, karena memiliki nilai
Sumber: Lampiran 5
signifikansi > α = 0.05 maka H1 ditolak, dapat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dikatakan bahwa variabel brand exposure memiliki e. Variabel independen yang memiliki pengaruh
pengaruh namun tidak signifikan terhadap secara dominan dalam penelitian ini adalah
kesadaran konsumen. variabel electronic word of mouth sehingga H4
H2: Terdapat pengaruh antara customer ditolak.
engagement dengan kesadaran konsumen Saran
akan produk Uniqlo dalam penggunaan a. Saran Bagi Perusahaan
media sosial Facebook dan Twitter. Uniqlo sebagai perusahaan global sebaiknya
tetap melakukan dan mengembangkan strategi
Hasil uji t menunjukkan nilai sig. variabel brand electronic word of mouth. Pengaruh kuat yang
exposure sebesar 0.026, karena memiliki nilai dimiliki oleh electronic word of mouth dalam
signifikansi < α = 0.05 maka H2 diterima, dapat pemasaran melalui media sosial diharapkan
dikatakan bahwa variabel customer engagement mampu untuk meningkatkan layanan perusahaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dalam menghadapi persaingan yang ketat.
kesadaran konsumen. b. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
H3: Terdapat pengaruh antara electronic word of Model regresi dalam penelitian ini dapat
mouth dengan kesadaran konsumen akan menjelaskan 40,5% atau berkontribusi sebesar
produk Uniqlo dalam penggunaan media 40,5% dalam pengaruh pemasaran melalui media
sosial Facebook dan Twitter. sosial terhadap kesadaran konsumen pada
Hasil uji t menunjukkan nilai sig. variabel electronic produk internasional sedangkan 59,5% sisanya
word of mouth sebesar 0.000, karena memiliki nilai dipengaruhi oleh variabel lain di luar model,
signifikansi < α = 0.05 maka H3 diterima, dapat saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk
dikatakan bahwa variabel electronic word of mouth meneliti model di luar error.
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesadaran konsumen. DAFTAR PUSTAKA
H4: Variabel customer engagement dalam media Budi, Ikhsan Setyo dan Dominick Salvatore.
sosial Facebook dan Twitter, memiliki 2005. Managerial Economics Dalam
pengaruh dominan dibandingkan variabel Perencanaan Global. Edisi Kelima. Jakarta:
brand exposure dan electronic word of mouth. Salemba Empat

Berdasarkan pengujian uji t yang dilakukan Chaffey. D. 2004. E-Business and E-Commerce
diperoleh hasil bahwa variabel electronic word of Management. Second Edition. New York:
mouth memiliki pengaruh yang paling dominan dan Prentice Hall
efektif terhadap kesadaran konsumen, maka H4 Chan-Olmsted, Slyvia M., Monhee Cho, and
ditolak. Sangwon Lee. 2013. User Perception of
Social Media: A Comparative study of
KESIMPULAN DAN SARAN Perceived Characteristics and User Profiles
Kesimpulan by Social Media. Online Journal of
a. Variabel independen (X) yang terdiri dari Communication and Media Technologies.
variabel brand exposure, customer engagement, Vol. 3, No. 4, pp.149-178
dan electronic word of mouth, memiliki
Erdogmus, Irem Eren and Mesut Cicek. 2012.
pengaruh signifikan secara berganda terhadap
The impact of media marketing on brand
variabel kesadaran konsumen (Y) sebesar
loyalty. Procedia-Social and Behavioral
26,142 dengan signifikansi 0,000.
Sciences Journal. Vol. 58, No. 8, p. 1353-
b. Variabel brand exposure (X1) memiliki pengaruh
1360
namun tidak signifikan terhadap kesadaran
konsumen dengan nilai t hitung 0,137 dan Jansen, B. J. 2009. Twitter power: Tweet as
signifikansi 0,891 sehingga H1 ditolak. electronic word of mouth. Journal of the
c. Variabel customer engagement (X2) memiliki American Society for Information Science
pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran and Technology. Vol. 60, No. 11, p. 1-20
konsumen dengan nilai t hitung 2,251 dan Kaplan, Andreas and Michael Haenlein. 2010.
signifikansi 0,026 sehingga H2 diterima. Users of the world, unite! The Challenges
d. Variabel electronic word of mouth (X3) memiliki and Opportunities of Social Media. Kelley
pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran School of Business. Business Horizons, Vol.
konsumen dengan nilai t hitung 5,172 dan 53, No. 1, pp.59-68
signifikansi 0,000 sehingga H3 diterima.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 8
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kartajaya, Hermawan. 2010. Konsep
Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Kennedy, John. E., dan R. Dermawan
Soemanagara. 2006. Marketing
Communication: Taktik dan Strategi.
Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2008. Prinsip-
Prinsip Pemasaran. Terj. Bob Sabran. Edisi
12. Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip., Hermawan Kartajaya, dan Iwan
Setiawan. 2010. Marketing 3.0. Jakarta:
Erlangga
Malhotra, N.K. 2004. Riset Pemasaran
Pendekatan Terapan. Terj. Soleh Rusyadi
M. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia
Neti, Sisira. 2011. Social media and its role in
marketing. International Journal of
Enterprise Computing and Business
Systems, Vol 1, No. 2, p.1-16
Rangkuti, Fredi. 2004. The Power of Branding.
Jakarta: Erlangga
Schiffman, L. G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2004.
Perilaku Konsumen. Terj. Zoelkifli Kasip.
Edisi Ketujuh. Jakarta: PT. Indeks Group
Gramedia
Shadily, H. and John M. Echols. 2000. Kamus
Shojaee, Somayeh and Azreen bin Azman.
2013. An evaluation of factors affecting
brand awareness in the context of social
media in Malaysia. Asian Social Science,
Vol. 9, No. 17, pp.72-78
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfa Beta
Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen
(Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran). Bogor: Ghalia Indonesia
Zarella, Dan. 2010. The social media marketing
book. Canada: O’Reilly Media, Inc.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai