Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.

2 Tahun 2017

PERBEDAAN METODE PIJAT OKSITOSIN DAN BREAST CARE


DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST
PARTUM
(Dibiayai oleh Kemristekdikti Tahun Anggaran 2017
No. 082/K6/KM/SP2H/PENELITIAN/2017)

Titik Wijayanti, Atik Setiyaningsih


Prodi D3 Kebidanan STIKES Estu Utomo Boyolali
1.PENDAHULUAN
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat,
cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan
sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan,setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Upaya
kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang
berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Balita (AKABA). Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDG’s 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup
maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir / neonatal menjadi prioritas utama. Adapun indikator
kesehatan anak salah satunya ASI Eksklusif. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014 : 106).

ASI eksklusif harus diberikan dalam 6 bulan pertama, dengan demikian bayi akan mencapai tumbuh kembang
yang optimal. WHO/ UNICEF merekomedasi empat hal yang harus diperhatikan dalam pertumbuhan dan perkembangan
bayi, melindungi dari berbagai penyakit, infeksi, mempererat hubungan batin ibu dan bayi sehingga bayi akan lebih sehat
dan cerdas. Namun pada beberapa ibu proses pemberian air susu ibu (ASI) bisa saja mengalami hambatan dengan alasan
produksi ASI berhenti.Persoalan ini dialami oleh banyak ibu menyusui, tidak semua ibu menyusui melakukan dengan
benar, ada yang memberi makanan padat atau susu formula sebelum bayi berusia empat atau enam bulan ataupun ibu
mengalami stress atau cemas yang berkepanjangan. (Utami, 2005: 10).

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif diantaranya pengetahuan, sosial budaya,
psikologis, fisik ibu, perilaku/rangsangan dan tenaga kesehatan. Dari faktor psikologis ibu, akan berkaitan dengan
produksi ASI, dimana apabila hati ibu senang, bahagia maka produksi ASI akan melimpah. Faktor rangsangan berupa
perawatan payudara dengan metodebreast caresecara rutin juga akan membantu meningkatkan produksi ASI sehingga ibu
bisa menyusui secara eksklusif. (Soetjiningsih, 2010). Faktor rangsangan yang lain adalah dengan melakukan pemijatan
di daerah tulang belakang untuk meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin sehingga produksi ASI meningkat serta
untuk meningkatkan kenyamanan ibu saat menyusui. (Suherni, dkk, 2007).

Upaya atau rangsangan untuk meningkatkan produksi ASI yang banyak di lakukan di BPM baru breast care,
termasuk di BPM Ngudi Raharjo Cepogo milik bidan Paryati, Amd.Keb. Itupun hanya dilakukan di klinik dan ketika
pasien sudah pulang biasanya tidak lagi dilakukan karena kendala kurangnya pengetahuan dari keluarga. Sementara ada
metode baru yaitu pijat oksitosin yang dapat dilakukan oleh keluarga terutama suami karena selain dapat meningkatkan
hormon oksitosin juga memberikan kenyamanan bagi ibu pada saat menyusui. (Suherni, dkk. 2007).

Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017


2.PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis perbedaan produksi ASI pada ibu post partum dengan Pijat
Oksitosin dan Breast Care

Breast care post partum adalah perawatan payudara pada ibu setelah melahirkan sedini mungkin. Perawatan
payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan payudara dengan
tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum. Adapun pelaksanaan breast care post partum ini dilakukan
pada hari ke 1 – 2 setelah melahirkan minimal 2 kali dalam sehari. Manfaat breast care post partum antara lain
melancarkan refleks pengeluaran ASI atau refleks let down, cara efektif meningkatkan volume ASI peras/perah, serta
mencegah bendungan pada payudara/payudara bengkak. (Roesli, 2008).

Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh suami pada ibu menyusui yang berupa back massage pada
punggung ibu untuk meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin. Pijat oksitosin yang dilakukan oleh suami akan
memberikan kenyamanan pada ibu sehingga akan memberikan kenyamanan pada bayi yang disusui (Suherni, dkk, 2007).
Manfaat pijat oksitosin adalah membantu ibu secara psikologis,menenangkan, tidak stress; membangkitkan rasa percaya
diri; membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya, meningkatkan produksi ASI;
memperlancar ASI; melepas lelah, ekonomis serta praktis.

Anda mungkin juga menyukai