Anda di halaman 1dari 12

OTONOMI DAERAH

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Drs. Abd. Cholid, S.Pd., M.Pd.
DisusunOleh :
1. FAJAR ANDRIAN (185900168)
2. M. ALFIAN DWI Y (185900200)
3. M. MUGHNI N (185900201)
4. ABDUL RASID (185900216)
5. ALVIAN RAFI A (185900218)
6. KRISNA MAHENDRA J (185900219)
7. ANISYA INDAH DWI W (185900225)

KELAS E
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
2018
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini..

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca. 

Surabaya, November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………….
KATA PENGANTAR ………………………………………………..
DAFTAR ISI …………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….............

 A. Latar Belakang ………………………………………….........


 B. Tujuan Penulisan …………………………………….............

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………...........

 A. Definisi Otonomi Daerah...................................................


 B. Tujuan Otonomi Daerah.....................................................
 C. Aturan Perundang – undangan............................................
 D. Faktor – faktor Otonomi Daerah.........................................
 E. Otonomi Daerah terhadap Olahraga....................................

BAB III PENUTUP ………………………………………………........

 A. Kesimpulan ……………………………………………….....
 B. Saran ………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….......

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otonomi Daerah di Indonesia berdasarkan beberapa referensi dapat dilihat dari 2 aspek,
yaitu aspek internal yakni kondisi yang terdapat dalam negara Indonesia yang mendorong
penerapan otonomi daerah di Indonesia dan aspek eksternal yakni faktor dari luar negara
Indonesia yang mendorong dan mempercepat implementasi otonomi daerah di Indonesia.

B. Tujuan Penulisan
Agar kita bisa mengetahui apa itu otonomi daerah dan apa saja tujuan – tujuan otonomi
daerah di Indonesia dan apa saja faktor – faktor otonomi daerah di Indonesia dan juga ada
atau tidak otonomi daerah yang bersangkutan dengan olahraga.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Otonomi Daerah
Pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus diri sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang - undangan. Istilah otonomi daerah bukan hal yang baru bagi bangsa
dan negara Republik Indonesia sebab sejak Indonesia merdeka sudah di kenal dengan Komite
Nasional Indonesia Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan pemerintahan daerah dan
melaksanakan tugas mengatur rumah tangga daerahnya. 

1.  Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi


Istilah otonomi berasal dari bahasaYunani yang berarti auto, dan nomous. Auto berarti
sendiri, dan nomous berarti hokum atau peraturan. jadi, pengertian otonomi daerah
adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri. 

2.  Pengertian Otonomi Daerah Menurut Definisi Para Ahli 


Pengertian otonomi daerah menurut pendapat para ahli adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan NKRI. 

1. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 : Pengertian otonomi daerah menurut UU


No. 32 Tahun 2004 adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2. Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah : Pengertian


otonomi daerah menurut kamus hukum dan glosarium otonomi daerah adalah
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

5
B. Tujuan Otonomi Daerah

Desentralisasi merupakan simbol adanya kepercayaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah. Dalam konsep desentralisasi, peran pemerintah pusat adalah mengawasi, memantau, dan
mengevaluasi pelaksannaan otonomi daerah.
Tujuan yang hendak dicapai dengan diterapkannya otonomi daerah yaitu untuk memperlancar
pembangunan diseluruh pelosok tanah air secara merata tanpa ada pertentangan, sehingga
pembangunan daerah merupakan pembangunan nasional secara menyeluruh.
Melalui otonomi diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan setiap kegiatannya
tanpa ada intervensi dari pemerintah pusat. Pemerintah daerah diharapkan mampu membuka
peluang memajukan daerahnya dengan melakukan identifikasi sumber-sumber pendspatan dan
mampu menetapkan belanja daerah secara efisien, efektif, dan wajar.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka konsep otonomi yang diterapkan adalah :
1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintah pusat dalam hubungan domestik
kepada pemerintan daerah. Kecuali untuk bidang politik luar negeri, pertahanan,
keagamaan, serta bidang keuangan dan moneter. Dalam konteks ini, pemerintah daerah
terbagi atas dua ruang lingkup, yaitu daerah kabupaten dan kota, dan propinsi.
2. Penguatan peran DPRD sebagai representasi  rakyat.
3. Peningkatan efektifitas fungsi pelayanan melalui pembenahan organisasi dan institusi
yang dimiliki, serta lebih responsif terrhadap kebutuhan daerah.
4. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah serta pengatuan yang lebih jelas atas
sumber-sumber pendapatan daerah. Pembagian pendapatan dari sumber penerimaan
yang berkaitan dengan kekayaan alam, pajak dan retribusi.
5. Pengaturan pembagian sumber-sumber pendapatan daerah serta pemberian keleluasaan
kepada pemerintah daerah untuk menetapkan prioritas pembangunan serta optimalisasi
upaya  pemberdayaan  masyarakat    
6. Perimbangan keuangan antara pusat dengan daerah yang merupakan suatu system
pembiayayaan  penyelenggaraan pemerintah yang mencakup  pembagian keuangan
antara pemerintah pusat dengan daerah serta pemerataan antar daerah secara proposional.

6
C. Aturan Perundang – undangan
Beberapa aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pelaksanaan Otonomi
Daerah:
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
4.     Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah.
6. Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
7. Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

D. Faktor – Faktor Otonomi Daerah


1. Faktor Pendukung Terselenggaranya Otonomi Daerah
Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah merupakan desentralisasi sebagian kewenangan
dari pemeruntah pusat kepada pemerintah daerah untuk dilaksanakan menjadi urusan
rumah tangganya sendiri. Pemberian otonomi kepada daerah haruslah didasarkan kepada
faktor-faktor yang dapat menjamin daerah yang bersangkutan mampu mengurus rumah
tangganya.
Diantara factor-faktor tersebut yang mendukung terselenggaranya otonomi daerah
diantaranya adalah kemampuan sumberdaya manusia yang ada, serta kerersediaan
sumber daya alam dan peluang ekonomi daerah tersebut.
a. Kemampuan Sumber Daya Manusia
Salah satu kunci kesuksesan penyelenggaraan otonomi daerah sangatlah bergantung
pada sumber daya manusianya. Disamping perlunya aparatur yang kompeten,
pembangunan daerak juga tidak mungkin dapat berjalan lancar tanpa adanya

7
kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu tidak hanya kualitas aparatur
yang harus ditingkatkan tetapi juga kualitas partisipasi masyarakat.
Dalam mensukseskan pembangunan dibutuhkan masyarakat yang berpengetahuan
tinggi, keterampilan tinggi, dan kemauna tinggi. Sehingga benar benar mampu
menjadi innovator yang mampu menciptakan tenaga kerja yang burkualitas.
b. Kemampuan Keuangan atau Ekonomi
Tanpa pertumbuhan ekonomiyang tinggi, pendapatan daerah jelas tidak mungkin 
dapat ditingkatkan.sementara itu dengan pendapatan yang memedahi, kemampuan
daerah untuk menyelenggarakan otonomi akan menungkat. Dengan sumber daya
manusia yang berkualitas, daerah akan mampu untuk membuka peluang-peluang
potensi ekonomi yang terdapat pada daerah tersebut.
Penmgembangan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, apabila dikelola
dengan secaraa optimal dapat menunjang pembangunan daerah dan mewujudkan
otonomi. Kemampuan daerah untuk membiayai diri sendiri akan terus meningkat. 

2. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi kebijakan Otonomi daerah


a. Faktor environmental conditions
Mencakup faktor seperti struktur politik nasional, proses perumusan kebijakan, infra
struktur politik, dan berbagai organisasi kepentingan, serta tersedianya sarana dan
prasarana fisik. Suatu kebijakan ada hakekatnya timbul dari suatu kondisi lingkungan
sosial-ekonomi dan politik yang khusus dan kompleks. Hal ini akan mewarnai bukan
hanya substansi kebijakan itu sendiri, melainkan juga pula hubungan antar organisasi
dan karekateristik badan-badan pelaksana di lapangan, serta potensi sumber daya,
baik jumlah maupun macamnya.
Struktur politik nasional, ideologi, dan proses perumusan kebijakan ikut
mempegaruhi tingkat dan arah pelaksanaan otonomi daerah. Di samping kitu,
karakteristik struktur lokal, kelompok-kelompok sosial-budaya yang terlibat dalam
perumusan kebijakan, dasn kondisi infra-struktur. Juga memainkan peranan penting
dalam pelaksanaan otonomi daerah.

8
b. Faktor inter-organizationships,
Rondinelli memandang bahwa keberhasilan pelaksananaan otonomi daerah
memerlukan interaksi dari dan koordinasi dengan sejumlah organisasi pada setiap
tingkatan pemerintahan, kalangan kelompok-kelompok yang berkepentingan.
c. Faktor resources for program implementation
Dijelaskan bahwa kondisi lingkungan yang kondusif dalam arti dapat memberikan
diskresi lebih luas kepada pemerintah daerah, dan hubungan antar organisasi yang
efektif sangat diperlukan bagi terlaksananya otonomi daerah. Sampai sejauhmana
pemerintah lokal memiliki keleluasaan untuk merencanakan dan menggunakan uang,
mengalokasikan anggaran untuk membiayai urusan rumah tangga snediri, ketetapan
waktu dalam mengalokasikan pembiayaan kepada badan/dinas pelaksana,
d. Faktor characteristic of implemeting agencies
Diutamakan kepada kemampuan para pelaksana di bidang keterampilan teknis,
manajerial dan politik, kemampuan untuk merencanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengintegrasikan setiap keputusan, baik yang berasal dari sub-
sub unit organisasi, maupun dukungan yang datang dari lembaga politik nasional dan
pejabat pemerintah pusat lainnya. Hakikat dan kualitas komunikasi internal,
hubungan antara dinas pelaksana dengan masyarakat, dan keterkaitan secara efektif
dengan swasta dan lembaga swadaya masyarakat memegang peranan penting dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Hal yang sama pentingnya adalah kepemimpnan yang
berkualitas, dan komitmen staf terhadap tujuan kebijakan.

3. Faktor Keberhasilan Otonomi Daerah


Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tujuan pemberian otonomi daerah
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin
baik, mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta memelihara
hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar Daerah dalam rangka menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, pelaksanaan
otonomi daerah dikatakan berhasil atau sukses jika mampu mencapai (mewujudkan)
tujuan-tujuan tersebut.

9
Untuk mengetahui apakah suatu daerah otonom mampu mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, Syamsi (1986: 199) menegaskan beberapa ukuran sebagai berikut:
a. Kemampuan struktural organisasi
Struktur organisasi pemerintah daerah harus mampu menampung segala aktivitas dan
tugas-tugas yang menjadi beban dan tanggung jawabnya, jumlah dan ragam unit
cukup mencerminkan kebutuhan, pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
yang cukup jelas.
b. Kemampuan aparatur pemerintah daerah
Aparat pemerintah daerah harus mampu menjalankan tugasnya dalam mengatur dan
mengurus rumah tangga daerah. Keahlian, moral, disiplin dan kejujuran saling
menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan.
c. Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat
Pemerintah daerah harus mampu mendorong masyarakat agar memiliki kemauan
untuk berperan serta dalam kegiatan pembangunan.
d. Kemampuan keuangan daerah
Pemerintah daerah harus mampu membiayai kegiatan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan secara keseluruhan sebagai wujud pelaksanaan, pengaturan dan
pengurusan rumah tangganya sendiri. Sumber-sumber dana antara lain berasal dari
PAD atau sebagian dari subsidi pemerintah pusat.

E. Otonomi Daerah Terhadap Olahraga


Pengaruh otonomi daerah terhadap olahraga :
1. Daerah bisa membimbing para olahragawan sendiri
2. Adanya persaingan pekan olahraga yaitu PON
3. Pembinaan atlet lebih bisa menyebar karena pemerintah daerah lebih tau keadaan
daerahnya.
Dampak otonomi daerah terhadap olahraga :
1. Kebijakan pengadaan untuk kegiatan atau event olahraga per daerah
2. Kebijakan mengelolah lahan kosong untuk sarana prasarana.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otonomi daerah  adalah suatu  keadaan yang memungkinkan daerah dapat
mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal. Dimana
untuk mewujudkan keadaan tersebut,berlaku proposisi bahwa pada dasarnya
segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk
mengidentifikasikan,merumuskan,dan memecahkannya, kecuali untuk persoalan -
persoalan yang memang tidak mungkin diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam
perspektif keutuhan negara- bangsa. Dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000 telah pula
di tetapkan   Ketetapan MPR  No.IV/MPR/2000 tentang Kebijakan dalam
Penyelenggaran Otonomi Daerah yang antara lain merekomendasikan bahwa prinsip
otonomi daerah itu harus dilaksanakan dengan menekankan pentingnya kemandirian dan
keprakarsaan dari daerah-daerah otonom untuk menyelenggarakan otonomi daerah tanpa
harus terlebih dulu menunggu petunjuk dan pengaturan dari pemerintahan pusat.
Bahkan,kebijakan nasional otonomi daerah ini telah dikukuhkan pula dalam materi
perubahan Pasal 18UUD 1945.

B. Saran
1. Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antarsusunan
pemerintahan dan antar pemerintah daerah, potensi dan keanekaragaman daerah.

2. Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab tetap di jadikan acuan dengan
meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat daerah yang paling dekat dengan
masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://xpresipena.blogspot.com/2011/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
otonomi.html (19.24 malam)

http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-otonomi-daerah-tujuan-asas.html
(20.35 malam)

12

Anda mungkin juga menyukai