Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dian Susilawati

NIM : C1G020066

KLS : B Agribisnis

Matkul : Kewarganegaan

Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yg layak

A. Latar belakang

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan
melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa olehnya..

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara
yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena
pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi
seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita
sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah
pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-
aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan
aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat
tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat
banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada
memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena
itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat
Indonesia.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak
warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun
tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa
negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara
dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu
dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat
kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
B. Pembahasan

Dalam pasal 27 ayat 2 telah dijelaskan tentang Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak :
“Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” Sejalan
dengan semakin meningkatnya animo Tenaga Kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri dan
besarnya jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, meningkat dan beragam pula
permasalahan yang dihadapi oleh Tenaga Kerja Indonesia bahkan berkembang ke arah perdagangan
manusia yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Tenaga Kerja Indonesia di
luar negeri sering dijadikan obyek perdagangan manusia, termasuk perbudakan dan kerja paksa, korban
kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang
melanggar hak asasi manusia.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 27 ayat (2)
yang menyatakan bahwa ”tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”, maka sejalan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
diundangkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia di Luar Negeri, yang memberikan kesempatan bagi setiap warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat untuk bekerja ke luar negeri.

Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada para calon Tenaga Kerja
Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, agar mereka dapat memperoleh
perlindungan, maka institusi Pemerintah dan swasta yang terkait tentunya harus mampu memberikan
perlindungan untuk menjamin hak-hak Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri agar tetap
terlindungi.

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri merupakan suatu upaya untuk mewujudkan
hak dan kesempatan yang sama bagi tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang
layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia
dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan nasional.

` Setiap Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri merupakan orang pendatang atau
orang asing di negara tempat ia bekerja. Mereka dapat dipekerjakan di wilayah manapun di negara
tersebut, pada kondisi yang mungkin di luar dugaan atau harapan ketika mereka masih berada di tanah
airnya. Berdasarkan pemahaman tersebut kita harus mengakui pada kesempatan pertama perlindungan
yang terbaik harus muncul dari diri Tenaga Kerja Indonesia itu sendiri, sehingga kita tidak dapat
menghindari perlunya diberikan batasan-batasan tertentu bagi Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja
di luar negeri. Pembatasan tersebut bukan untuk mengurangi hak-hak Tenaga Kerja Indonesia
sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tetapi
semata-mata salah satu upaya Pemerintah untuk lebih memberikan perlindungan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh Tenaga Kerja Indonesia.

Peraturan Pemerintah ini merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 39


Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, khususnya
Pasal 80 ayat (2), Pasal 81 ayat (3), dan Pasal 84, serta dalam rangka memberikan perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia mulai dari pra penempatan, masa penempatan sampai dengan purna penempatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2), yang memerintahkan perlindungan selama masa
penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, penghentian dan pelarangan penempatan Tenaga
Kerja Indonesia, dan program pembinaan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

Perlindungan selama masa penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri dilaksanakan
melalui antara lain pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional dan pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai
dengan perjanjian kerja dan/atau peraturan perundang-undangan di negara Tenaga Kerja Indonesia
ditempatkan.

Dalam rangka memberikan perlindungan bagi calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja
Indonesia, pemerataan kesempatan kerja dan/atau untuk kepentingan ketersediaan tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan nasional, Pemerintah dapat menghentikan dan/atau melarang penempatan Tenaga
Kerja Indonesia di luar negeri untuk negara tertentu atau penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada
jabatan/pekerjaan tertentu di luar negeri.

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini juga diatur program pembinaan dan perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk lebih
memberikan perlindungan kepada calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia. peraturan
Pemerintah ini ke depan dapat menjadi instrumen perlindungan bagi calon Tenaga Kerja
Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia mulai dari pra penempatan, masa penempatan sampai dengan purna
penempatan.

Macam-macam hak pekerja meliputi atas :

a. Hak atas pekerjaan :


Hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia karena :

1. Kerja melekat pada tubuh manusia. Kerja adalah aktifitas tubuh dank arena itu tidak bisa
dilepaskan atau difikirkan lepas dari tubuh manusia.

2. Kerja merupakan perwujudan diri manusia, melalui kerja manusia merealisasikan dirinya sebagai
manusia dan sekaligus membangun hidup dan lingkungannya yang lebih manusiawi. Maka
dengan bekerja manusia menjadi manusia yang seutuhnya, melalui bekerja manusia dapat
menentukan hidupnya sendiri sebagai manusia yang mandiri.

3. Hak atas kerja juga merupakan salah satu hak asasi manusia karena kerja berkaitan dengan hak
atas hidup, bukan tas hidup yang layak. Ha katas pekerjaan ini tercantum dalam UUD Tahun
1945 pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

b. Hak atas upah yang adil


Hak atas upah yang adil merupakan hak legal yang diterima dan dituntut oleh seseorang sejak ia
mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Dengan hak atas upah yang adil sesungguhnya :

1. Bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan upah, artinya setiap pekerja berhak untuk dibayar.

2. Setiap orang tidak hanya berhak memperoleh upah, ia juga berhak memperoleh upah yang adil yaitu
upah yang sebanding dengan tenaga yang telah disumbangkannya.

3. Bahwa prinsifnya tidak boleh ada perlakuan yang berbeda atau diskriminatif dalam soal pemberian
upah kepada seluruh pekerja, dengan kata lain harus berlaku prinsip upah yang sama bagi pekerjaan yang
sama.

c. Hak berserikat dan berkumpul untuk dapat memperjuangkan kepetingannya, khususnya hak atas upah
yang adil, pekerja harus diakui haknya untuk berserikat dan berkumpul.

Yang bertujuan untuk bersatu memperjuangkan hak dan kepentingan semua anggota mereka.
Oleh karena itu serikat pekerja memainkan peran yang penting. Ada dua dasar moral yang penting dari
hak untuk berserikat dan berkumpul :

1. Ini merupakan salah satu wujud utama dari hak atas kebebasan yang merupakan salah satu hak asasi
manusia.

2. Dengan hak untuk berserikat dan berkumpul, pekerja dapat bersama-sama secara kompak
memperjuangkan hak mereka yang lain, khususnya atas upah yang adil.

Beberapa hal yang perlu dijamin dalam kaitan dengan hak dan keamanan, keselamatan dan kesehatan
kerja :

a) Setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan atas keamanan, keselamatan dan kesehatan
melalui program jaminan atau asuransi keamanan dan kesehatan yang diadakan perusahaan itu.

b) Setiap pekerja berhak mengetahui kemungkinan resiko yang akan dihadapinya dalam
menjalankan pekerjaannya dalam bidang tertentu dalam perusahaan tersebut.

c) Setiap pekerja bebas untuk memilih dan menerima pekerja dengan resiko yang sudah
diketahuinya itu atau sebaliknya menolaknya.

d. Hak untuk diproses hukum secara sah.

Hak ini terutama berlaku ketika seorang pekerja dituduh dan diancam dengan hukuman tertentu
karena diduga melakukan pelanggaran atau kesalahan tertentu. Pekerja tersebut wajib diberi kesempatan
untuk mempertanggungjawabkan tindakannya dan kalau ternyata ia tidak bersalah ia wajib diberi
kesempatan untuk membela diri.

e. Hak untuk diperlukan secara sama.


Pada prinsipnya semua pekerja harus diperlukan secara sama, secara fair. Artinya tidak boleh ada
diskriminasi dalam perusahaan entah berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, etnis, agama dan
semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji, maupun peluang untuk jabatan dipertimbangkan
secara rasional. Diskriminasi yang didasarkan pada jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya adalah
perlakuan yang tidak adil.

f. Hak atas rahasia pribadi.


Pekerja punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya, bahkan perusahaan harus menerima
bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh diketahui oleh perusahaan dan ingin tetap dirahasiakan oleh
pekerja. Ha katas rahasia pribadi tidak mutlak, dalam kasus tertentu data yang dianggap paling rahasia
harus diketahui oleh perusahaan atau karyawan lainnya, misalnya pekerja tersebut menderita penyakit
tertentu, dikhawatirkan apabila sewaktu-waktu penyakit tersebut kambuh dan akan merugikan banyak
orang atau mencelakakan orang lain. Umumnya yang dianggap sebagai rahasia pribadi dan karena itu
tidak perlu diketahui dan dicampuri oleh perusahaan adalah persoalan yang menyangkut keyakinan
religius, afiliasi dan haluan politik, urusan keluarga serta urusan sosial lainnya.

g. Hak atas kebebasan suara hati.


Pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya tidak baik, atau
mungkin baik menurut perusahaan jadi pekerja harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang menurut suara
hatinya adalah hal yang baik.

Jadi penting sekali bagi pekerja dan pengambil kebijakan khususnya tentang ketenagakerjaan memahami
hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak ini. Sehingga tujuan untuk mewujudkan manusia
Indonesia yang mandiri dan berkeadilan sosial dapat diwujudkan demi kesejahteraan bersama seluruh
warga negara Indonesi

C. Kesimpulan

Pasal 27 ayat (2) UUD NRI 1945, menyebutkan bahwa, “Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ayat tersebut memuat pengakuan dan
jaminan bagi semua orang untuk mendapatkan pekerjaan dan mencapai tingkat kehidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Di negara ini, tidak ada larangan bagi setiap orang untuk bekerja, dari yang ingin
menjadi karyawan kantor/pabrik, guru, dokter, sampai jadi presiden pun semua diperbolehkan. Tetapi hak
untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak sering kurang diperhatikan ataupun
dikesampingkan.

Keserakahan manusia adalah salah satu faktornya. Manusia masih banyak yang nepotisme dalam
mencari pekerjaan. Contohnya untuk pencari lowongan pekerjaan, orang yang diterima dalam pekerjaan
itu masih didominasi oleh keluarga orang-orang yang telah bekerja di suatu perusahaan.

Lalu untuk mencari pekerjaan masih menggunakan “sogokan” sejumlah uang agar bisa diterima. Masih
banyak manusia yang demi menuntut haknya/memenuhi keinginannya, lantas ia menghalalkan segala
cara. Mereka tentu saja tidak memikirkan hak-hak orang lain (hak para pencari kerja lainnya) dalam
melakukan hal tersebut. Dengan lapangan kerja yang terbatas, maka tentu saja lapangan kerja yang
tersedia tidak dapat menampung banyaknya angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan. Maka,
bukan tidak mungkin akan terjadi pengangguran di mana-mana. Padahal orang harus bekerja untuk bisa
hidup sejahtera lahir dan batin.

Rendahnya upah tenaga kerja juga menjadi masalah dalam negeri ini. Para buruhlah yang
terutama mengalami ketidakadilan ini. Mereka semua bekerja sangat keras, tetapi upah yang didapat
sangatlah minim.

Dalam pasal 23 ayat (3) Deklarasi Universal HAM PBB, bahwa setiap orang yang melakukan pekerjaan
berhak atas pengupahan yang adil dan baik, yang menjamin kehidupannya bersama dengan keluarga,
sepadan dengan martabat manusia, dan jika ditambah dengan bantuan-bantuan sosial lainnya. Jadi,
sangatlah tidak pantas jika upah buruh itu masih dibawah rata-rata. Para buruh itu juga manusia, mereka
juga punya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.

Masalah yang lainnya adalah mengenai perlindungan terhadap tenaga kerja. Kekerasan terhadap
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sudah sangat sering terjadi. Biasanya yang sering mengalami ini adalah
para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri. Sebagai
contoh, Erwiana Sulistyaningsih, yang menjadi korban penganiayaan majikannya saat ia bekerja di Hong
Kong. Dalam bekerja sehari-hari, Erwiana selalu mendapat perlakuan yang tidak baik dari majikannya.
Dia dipukuli oleh majikannya selama 8 bulan itu, dan dia diancam untuk tidak berbicara kepada orang
Indonesia ataupun lapor kepada polisi tentang kejadian itu. Dia juga kurang makan dan kurang tidur.

Saat pulang ke Indonesia, kondisinya sangat lemah, kurus, kakinya penuh luka, dan lebam di
beberapa tempat. Belum lagi ketakutan dan rasa trauma terhadap apa yang dia alamiHak untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak penting untuk dijamin perlindungannya karena
setiap orang berhak atas kesejahteraan. dalam KBBI, sejahtera didefinisikan dengan aman, sentosa, dan
makmur ; selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Kesejahteraan masyarakat merupakan tolok
ukur maju tidaknya suatu negara. Dengan mendapat suatu pekerjaan, maka setiap orang dapat memenuhi
kebutuhannya. dengan semua kebutuhan terpenuhi, baik kebutuhan lahir maupun batin, maka dapat
dikatakan orang itu hidup sejahtera. Tentu saja semua orang ingin hidup sejahtera bukan? Selain itu,
dengan adanya jaminan atas hak ini, maka tenaga kerja akan merasa terlindungi hak-haknya. Mereka
tidak akan merasa khawatir lagi dalam melakukan pekerjaannya, karena mereka telah dilindungi oleh
hukum yang berlaku. Agar semua permasalahan mengenai ketenagakerjaan dan penghidupan yang layak
bagi masyarakat Indonesia dapat dikurangi, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Perbaiki sistem upah bagi para buruh (tenaga kerja) . Dengan ini, maka para buruh akan mencapai tingkat
ekonomi yang lebih tinggi. Pemerintah membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya, agar pengangguran
dapat dikurangi. Dengan pengangguran dikurangi, maka kesejahteraan juga akan meningkat.

Pemerintah melakukan pelatihan keterampilan,termasuk kemampuan berbahasa asing ,sebelum


para tenaga kerja itu dikirim ke luar negeri. Serta hentikan agen-agen ilegal pengiriman tenaga kerja ke
luar negeri, karena biasanya agen-agen itu kurang memberikan jaminan terhadap para tenaga kerja.

Daftra pustaka
https://www.kompasiana.com/andikadhamarjati98/pekerjaan-dan-penghidupan-yang-layak-bagi-
masyarakat-indonesia_54f5dd9ca33311444f8b478b

sumber berita: babunngeblog.blogspot.com/2014/01/erwiana-tkw-hong-kong-korban.html?m=1

https://guruppkn.com/kasus-pengingkaran-kewajiban-warga-negara

https://spn.or.id/amp/hak-atas-pekerjaan-dan-penghidupan-yang-
layak/#aoh=16170979398019&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s

Anda mungkin juga menyukai