44 | P a g e
d. Kerugian akibat tindak kejahatan sebenarnya tidak terjadi bia
tidak ada provokasi si korban.
45 | P a g e
atau tujuan kejahatan tersebut. Menurut Mendelsohn, derajat
kesalahan korban adalah “yang sama sekali tindak bersalah.”
46 | P a g e
proporsional,profession dan akuntabel, diperlukan
keseriusan para pihak berikut :
1) Korban
Tidak dapat disangkal bahwa korban mengetahui
hak-haknya dan tata cara memperoleh pemenuhan
hak tersebut. Untuk itu pemahaman terhadap
ketentuan yang berlaku mutlak diperlukan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah sosialisasi oleh
pihak-pihak terkait proses perlindungan korban
sendiri. Setelah mengetahui hak-hak tersebut, yang
lebih penting lagi adalah keberanian untuk
mengajukan permohonan. Tanpa ada kemauan dan
keberanian, pasti akan sia-sia meskipun hal-hal
tersebut sudah diatur dan ada lembaga yang
bertanggung jawab.Selain korban,perlu diberdayakan
kepedulian dan kesadaran hokum dari pihak yang
keluarga atau ahli warisnya.Mengenai yang dimaksud
keluarga adalah”orang yang mempunyai hubungan
darah dalam garis lurus keatas kebawah dan garis
ketiga, menyamping sampai derajat ketiga, atau yang
mempunyai hubungan perkawinan atau orang yang
menjadi tanggungan saksi dan/atau korban.” (Pasal 1
butir 3 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2008 )
2) LPSKyang berlaku mutlak diperlukan.
Menurut Pasal 1 butir 6 Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2008. LPSK adalah lembaga yang bertugas
dan berwenang untuk memberikan perlindungan dan
hak-hak lain kepada saksi dan/atau korban
sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 13
tahun 2006 tentang Perlindungan saksi dan
Korban.Uraian LPSK dan kaitan dengan tugas
wewenang dan prosedur perlindungan dapat disimak
pada Bab 4 buku ini.
3) Penegak Hukum
47 | P a g e
Penyidik Polri,Jaksa Penuntut Umum,Jaksa Agung,
Hakim dan Pengadilan sangat berperan dalam
pemenuhan hak dan perlindungan korban dan/atau
saksi. Tugas dan tanggung jawab penegak hokum,
selain berdasarkan masing-masing ketentuan
lembaga penegak hokum serta KUHAP,juga
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 13 tahun
2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun
2008. Keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab dapat diraih melalui kerjasama terutama
dengan LPSK. Komitmen yang kuat untuk
melaksanakan semua ketentuan yang ada sangat
diharapkan masyarakat. Memang hal itu harus
dilakukan sesuai cita profesi,sumpah jabatan dan
perintah undang-undang.
4) Masyarakat
Masyarakat dalam arti luas termasuk LSM,
mempunyai peran yang tidak kecil, antara lain ikut
mendorong terpenuhinya hak dan perlindungan
korban dan/atau saksi. Melalui sosialisasi dapat
meningkatkan pemahaman dan kesadaran hokum
korban.Demikian pula masyarakat berperan
mengawasi dan mengawal terselenggaranya
perlindungan secara objektif,transparan dan
akuntabel
48 | P a g e
“ Orang yang dapat memberikan keteranga guna
kepentingan penyelidikan,penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan di siding pengadilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengan sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau ia
alami sendiri”
Adapun sesuai Pasal 1 angka 26 KUHAP, saksi adalah :
“Orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang
suatu perkara pidana yang ia dengar sendiiri, ia lihat, dan ia
alami sendiri.”
Rumusan pengertian saksi di atas sepintas terlihat sama,
namun apabila disim, sepertak terdapat perbedaan di antara
keduanya, seperti :
1) Disebutkannya memberikan keterangan guna
kepentingan penyelidikan ( Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2008 ), sedangkan KUHAP tidak menyebutkan
2) Pemeriksaan di siding pengadilan ( Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2008 ), sedangkan KUHAP
menyebutkan Peradilan
3) Dan/atau ia mengalami sendiri ( Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2008 ), KUHAP hanya menyebut dan
ia alami sendiri.
50 | P a g e
Undang-undang Nomor 13 tahun 2006, Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2008 )
51 | P a g e
dibebaskan dari tuntutan pidana apabila ia ternyata terbukti secara sah
dan menyakinkan bersalah,tetapi kesaksiannya dapat dijadikan
pertimbangan hakim dalam meringankan pidana yang akan
dijatuhkan.”,25 September 2010),antara lain sebagai berikut :
Dalil lain dari SD dan kuasa hukumnya juga tidak diterima MK Pasal itu
dinilai tidak menyebabkan hilangnya rasa aman dan ancaman
ketakutan.Sebuah kewajaran berdasar keadilan jika saksi yang juga
tersangka tetap dituntut. Kesaksian tidak menghapus tanggung jawab
pidana.”
52 | P a g e
Biasanya penegak hukum kurang saksama menangani kasus
atau tidak professional,kemungkinan rekayasa juga ada.Ada yang
berbeda dengan poin 3) terhadap poin 4) ini dilakukan penegak hokum
kemungkinan besar tidak sengaja.Selain perundang-undangan
perlindungan saksi dan korban,ketentuan Pasal 9 undang-undang
Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dapat dijadikan
acuan,pada pokoknya mengatur:
53 | P a g e
Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya.Dinyatakan oleh Kapolda
Metro Jakarta Raya (Koran Tempo,24 November2010):
54 | P a g e
dibarengi dengan reformasi birokrasi,yang sedikitnya dibidang
organisasi,manajemen,tata laksana,dan sumber daya manusia
penegak hukum.
55 | P a g e