Aspek Medikolegal Dalam Pelayanan Masyarakat
Aspek Medikolegal Dalam Pelayanan Masyarakat
OLEH
TIM PEMAKALAH:
I.B PUTRA ATMADJA, SH.,MH
SAGUNG PUTRI M.E. PURWANI, SH.,MH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
Denpasar-2018
1
ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PELAYANAN MASYARAKAT
OLEH
LATAR BELAKANG
Medikolegal adalah suatu ilmu terapan yang melibatkan dua aspek ilmu yaitu
medico yang berarti ilmu kedokteran dan -legal yang berarti ilmu hukum. Medikolegal
berpusat pada standar pelayanan medis dan standar pelayanan operasional dalam bidang
kedokteran dan hukum – hukum yang berlaku pada umumnya dan hukum – hukum
pengetahuan hukum, bukanlah merupakan hal baru, karena dalam ilmu pengetahuan
medical jurisprudence, yang baru dalam hal ini adalah pendekatannya, khususnya
terhadap masalah yang timbul karena praktek profesi medik. Pendekatan ini berbeda
dengan pendekatan dari segi ilmu hukum pada umumnya, karena harus masuk dalam
pertimbangan dua bidang ilmu, yaitu ilmu kedokteran/medik dan ilmu hukum. Hakekat
pendekatan medikolegal ini bertolak dari hak atas perawatan kesehatan, yaitu hak untuk
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga medis dengan menggunakan ilmu dan
1
Hermien Hadiati Koeswadji, 1992, Beberapa Permasalahan Hukum dan Medik, PT Chitra
Aditya Bakti, Bandung, hal.139
teknologi kedokteran atas dasar kewenangan yang dimiliki untuk kepentingan hukum
3. Jaminan bahwa pelayanan medik yang diberikan dengan cara dan mutu yang dapat
dipertanggungjawabkan
4. Sistem dan prosedur menjamin hak dan kewajiban serta menjamin tindakan yang
medikolegal:
Rekam medik secara umum merupakan sarana penting dalam praktek kedokteran,
yang merupakan kumpulan segala kegiatan para pelayan kesehatan yang ditulis,
digambarkan atas aktivitas terhadap pasien. Rekam medik ini sebelumnya didasari
oleh suatu perjanjian yang dsebut dengan perjanjian “terapeutik” atau transaksi
“terapeutik”. Ada beberapa hal penting yang mendasari pentingnya sebuah transaksi
“terapeutik”, yaitu:
a. Para pihak dalam perjanjian (dalam hukum ada pihak-pihak yang tidak mampu
c. Syarat yang harus dipenuhi agar perjanjian itu sah menurut hukum.
kesehatan yang diambil dalam rangka praktek profesi medik. Rekam medik
kewajibanprofesional.
Rekam medik yang secara tertulis merupakan kunci dalam suatu proses peradilan
5. Para pihak dalam YANKES beserta hak dan kewajiban menurut etik dan hukum
Meningkatnya kasus-kasus yang dihadapi oleh profesi medik ini telah memperluas
yurisdiksi peradilan, sehingga tidak jarang peradilan dihadapkan tidak saja dengan
putusan yang diperlukan oleh para pihak, tetapi juga perdamaian melalui negosiasi
para pihak.
6. Hak pasien yang merupakan Hak Dasar bagi bertumpunya hukum medik
Antara dokter dan pasien karena transaksi terapeutik tersebut telah melahirkan hak
dan kwajiban tersebut secara timbal balik, dan apabila hak dan kewajiban ini tidak
dipenuhi oleh salah satu pihak, wajarlah apabila pihak yang lain terutama yang mersa
tersebut.2
dimiliki oleh seorang dokter. Pedoman yang demikian dikenal dengan nama Kode Etik
Kedokteran. Menjalankan dan mengamalkan kode etik tersebut seorang dokter juga
harus sudah dibekali dengan wawasan keagamaan yang kuat karena dalam ilmu agama
sudah tercakup pengetahuan mengenai moral dan akhlak yang baik antara sesama
manusia.
PEMBAHASAN
meninggal dimana penyelidikan dari lembaga penegak hukum sangat penting untuk
mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas cedera, cacat atau ,meninggal tersebut,
apakah dokter yang bertanggung jawab? Atau pasien sendiri yang bertanggung jawab
atas cedera, cacat atau meninggal tersebut?. Bahasa sederhananya adalah sebuah kasus
Beranjak dari fakta sosial salah satu contoh seorang pasien dengan “fraktur
humerus dextra” (tulang paha kanan) akibat kecelakaan lalu lintas, lalu dioperasi untuk
pemasangan plat, pasca operasi keadaan pasien sudah membaik, lalu pasien dipulangkan
dengan catatan harus kotrol secara rutin. Namun, pasien hanya datang satu kali untuk
kontrol jahitan, selanjutnya pasien tidak pernah datang lagi. Dimana seharusnya pasien
2
Ibid.hal.140-152
3 bulan kemudian pasien kembali datang ke RS dengan keluhan paha kanannya
nyeri dan bengkak. Didapati patah tulang berulang pada paha kanan. Lalu pasien
menuntut ganti rugi karena keadaannya tersebut. Sudut pandang pasien, “pasien
menuduh dokter menggunakan plat yang kualitasnya tidak bagus”, dari sudut pandang
dokter, “kejadian ini terjadi karena pasien tidak kontrol, sesuai dengan anjuran dokter,
melakukan gerakan – gerakan yang belum diperbolehkan”. Dua sudut pandang ini
argumentasi tersebut dapat lebih dekat, yaitu memang benar pasien tidak disiplin dalam
melakukan kontrol (hanya 1 kali kontrol), tetapi hal ini terjadi karena dokter tidak
kedokteran No. 29 Tahun 2004 (UU Praktek Kedokteran) norma disiplin menjadi hal
baru yang perlu diperhatikan dan dikaji, karena didalam Konsil Kedokteran Indonesia
(KKI) ada lembaga yang disebut sebagai Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI) dengan tujuan menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam
1. Hubungan Kebutuhan
2. Hubungan Kepercayaan
3. Hubungan Keprofesian
4. Hubungan Hukum
Menurut Bernard Barber dalam bukunya Sofwan Dahlan, bahwa profesi itu
sistematik.
Mekanisme kontrol dilaksanakan melalui kode etik disusun oleh lembaga profesi
yang kemudian diterima sebagai pedoman sikap dan prilaku bagi pelaksanaan profesi.3
oleh dua macam hak asasi manusia, dengan demikian keberadaan hubungan antara
dokter dengan pasien, baik ditinjau dari sudut hukum maupun aspek pelayanan
kesehatan, tidak terlepas dari hak asasi manusia yang melekat dalam diri manusia,
khususnya hak untuk menentukan nasib sendiri dan hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan.
Perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien menimbulkan hak dan kewajiban
masing-masing pihak, dari aspek perdata berupa persetujuan antara dokter dengan
pelayanan kesehatan, sedangkan dari sudut pidana yang ditimbulkan adanya hubungan
hukum dalam pelayanan kesehatan meliputi kebenaran dari isi surat keterangan
3
Sofwan Dahlan,2000,Hukum Kesehatan Rambu-Rambu Bagi Profesi dokter, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang,hal.21
kesehatan, wajib simpan rahasiaoleh dokter tentang kesehatan pasien, pengguguran
Tindakan medis tertentu yang dilakukan oleh dokter tidak dapat dijatuhi sanksi
1. Ada indikasi medis yang dilakukan untuk mencapai tujuan konkret tertentu.
Jika terjadi Kesalahan yang dilakukan oleh dokter, maka perbuatan tersebut
tidak menghilangkan sifat melawan hukum dalam hukum pidana. Kesalahan dokter
dilakukan oleh dokter telah disetujui oleh pasien atau keluarga pasien. Aspek hukum
secara yuridis yang didasarkan pada syarat yang harus dipenuhi yaitu untuk memiliki
bahwa secara berhati-hati, teliti, dan trampil sesuai dengan ilmu pengetahuannya serta
4
Y.A Triana Ohoiwutun, 2008, Bunga Rampai Hukum Kedokteran (Tinjauan dari Berbagai
Peraturan Perundang-undangan dan UU Praktik Kedokteran), Bayumedia Publishing, Malang,hal.11
5
Ibid.hal.10
Hal yang terpenting dalam perjanjian terapeutik adanya informasi dari kedua
belah pihak yang merupakan hak dan kewajiban masing-masing sebagailandasan untuk
melaksanakan tindakan medis. Dasar hukum perjanjian terapeutik Pasal 1233 KUHPer
2. Karena undang-undang
profesi umumnya
/ pengemban
Kekuatan mengikatnya untuk satu waktu Mengikat sebagai sesuatu yang wajib
tertentu dan mengenai satu hal tertentu secara umumsampai dicabut / diganti
material
Macam saksinya dapat berupa diskreditasi Macam saksinya dapat berupa pidana,
Control dan penilaian atas pelaksanaannya Control dan penilaian atas pelaksanaannya
dilakukan oleh ikatan / organisasi profesi dilakukan oleh masyarakat dan lembaga
Sumber 6
Pelanggaran terhadap KODEKI ada yang merupakan pelanggaran etik saja, ada pula
yang merupakan pelanggaran etik sekaligus pelanggaran hukum, salah satu contohnya:
Pelanggaran etikolegal:
6
Hermien Hadiati Koeswadji, op.cit.131
- Menerbitkan surat keterangan palsu (Pasal 263 dan 267 KUHP)
- Pelecehan seksual
dikategorikan sebagai konsumen pengguna jasa yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Dokter dapat dikategorikan sebagai pelaku usaha dibidang jasa pelayanan kesehatan.
Hubungan antara konsumen dan pelaku usaha di Indonesia diatur dalam Undang-