Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

‘’ Zakat Investasi‘’

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: administrasi dan Manajemen ZISWAF

Dosen: Dr. Syarifah Gustiawati, M.E.I.

Oleh:

Auliyah al musyawwirah

Muhammad Iman Habiburrahman

Muhammad Rifqi Abdul Baqi

SEMESTER 3

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR (UIKA)

2019/ 2020

Alamat: jl. K. H Sholeh Iskandar Raya Km. 2, Kedung Badak Bogor

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah swt. Yang maha kuasa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman, juga untuk menambah pengetahuan dan juga pengalaman yang bermanfaat
bagi para pembaca, sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini dengan menjadi lebih baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah yang Maha Kuasa senantiasa meridhai segala urusan kita. Aamiin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB 1.................................................................................................................................4

PENDAHULIAN................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................5

C. BATASAN MASALAH.............................................................................................5

BAB II.................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.................................................................................................................5

A.    Pengertian Zakat Investasi..........................................................................................6

B.     Dasar Hukum Zakat Investasi....................................................................................7

C.     Antara yang berpandangan sempit dan luas...............................................................8

D. Bagaimana cara Menetapkan Zakat Investasi.............................................................9

E.     Nisab Zakat Investasi...............................................................................................11

F.      Cara Perhitungan Zakat Investasi............................................................................13

BAB III.............................................................................................................................13

PENUTUP........................................................................................................................13

A.    Kesimpulan...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULIAN

A. LATAR BELAKANG

Hasil Eksploitasi adalah kekayaan yang wajib zakat atas materinya, dikenakan bukan
karena diperdagangkan tetapi karena mengalami pertumbuhan yang memberikan penghasilan
dan lapangan usaha kepada pemiliknya, dengan menyewakan materinya itu atau menjual
produksinya:
Yang di sewakan misalnya rumah dan binatang  dengan sewa tertentu, begitu juga
perhiasan, dan pada masa kita sekarang misalnya adalah bangunan, alat-alat perhubungan,
dan lain-lain. Dan yang diproduksi kemudian produksinya dijual misalnya adalah lembu dan
kambing yang di ternakkan dikandang untuk usaha, dengan menjual susu, bulu, daging, dan
lain-lain. Jenisnya yang terpenting sekarang adalah pabrik-pabrik yang mengeluarkan
produksi dan produksinya di jual dipasar.
Beda antara kekayaan yang dimanfaatkan untuk eksploitasi dengan yang di
manfaatkan untuk perdagangan adalah bahwa yang diperdagangkan adalah keuntungan yang
diperoleh melalui perpindahan materi kekayaan itu dairi tangan ketangan, sedangkan yang di
eksploitasi materinya tetap, tetapi keuntungannya berjalan terus.Oleh karena itu, menetapkan
status hasil produksi atau eksploitasi adalah penting sekali terutama pada masa sekarang,
pada saat kekayaan berkembang sudah begitu banyak, tidak lagi hanya terbatas pada binatang
ternak, uang, barang-barang dagang, dan tanah pertanian. Di antara jenis kekayaan yang
sekarang berkembang gedung-gedung yang untuk di sewakan dan di eksploitasi, pabrik-
pabrik yang dimaksudkan untuk memproduksi , mobil-mobil kapal-kapal terbang dan kapal-
kapal laut untuk mengangkut penumpang dan barang. Dengan pernyataan yang sederhana,
bagaimanakah pendapat syariat islam dan ulama-ulama fikihnya tentang kekayaan-kekayaan
yang berkembang yang di eksploitasi tetapi tidak berpindah tangan namun memberikan
penghasilan yang sangat besar kepada pemiliknya itu.Jawaban pertanyaan itu berbeda-beda
sesuai dengan perbedaan pandangan orang-orang yang berpandangan sempit dan yang luas
tentang wajibnya zakat.

4
B. RUMUSAN MASALAH

            1. Berapa nisab zakat investasi?


            2. Bagaiman cara menetapkan Zakat Investasi?

C. BATASAN MASALAH

                Pada makalah ini penulis hanya membatasi masalah pada judul ZAKAT
INVESTASI di luar dari pembahasaan itu tidak di bahas oleh penulis.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Zakat Investasi.

Zakat investasi adalah zakat yang dikenakan terhadap harta yang diperoleh dari hasil
investasi. Diantara bentuk usaha yang masuk investasi adalah bangunan atau kantor yang
disewakan, saham, rental mobil, rumah kontrakan, investasi pada ternak atau tambak,dll.1
Dilihat dari karateristik investasi, biasanya modal tidak bergerak dan tidak
terpengaruh terhadap hasil produksi maka zakat investasi lebih dekat ke zakat
pertanian.Pendapat ini diikuti oleh ulama modern seperti Yusuf Qordhowi, Muhammad Abu
Zahrah, Abdul Wahab Khalaf, Abdurahman Hasan, dll.
Dengan demikian zakat investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan
modal tidak dikenai zakat.Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 5% atau 10%.5% untuk
penghasilan kotor dan 10% untuk penghasilan bersih.
1. Kriteria yang wajib di zakati
Berikut contoh harta yang termasuk investasi ini antara lain:
a. Rumah yang disewakan atau rumah kost. Hotel dan property yang disewakan seperti untuk
kantor, took, showroom, pameran atau ruang pertemuan.

1 Zakat dan Infaq, Satu solusi mengatasi problema social dindonesia,M.Ali Hasan,Jakarta: kencana,2006

5
b. Kendaraan seperti angkot, taxi, bajaj, bus, perahu, kapal laut, truk bahkan pesawat terbang.
c. Pabrik dan industry yang memproduksi barang.
d. Lembar-lembar saham yang nilai nya akan bertambah.
e. Sepetak lading yang disewakan.
f. Hewan-hewan yang diambil manfaatnya seperti kuda sebagai penarik, atau domba yang
diambil bulunya.
2. Yang wajib di zakati adalah hasil bukan modal.
Yang waib di keluarkan zakatnya bukan dari nilai investasi itu, tetapi pemasukan
hasil dari hasil investasi itu.Bila berbentuk rumah kontrakan, maka uang sewa kontrakan.Bila
kendaraan yang disewakan, maka uang sewanya.Bila pabrik dan industry, maka nilai
produknya.Bila saham, maka nilai pertambahannya atau keuntungannya.
3. Dikurangi dengan kebutuhan pokok.
Harta investasi yang dikeluarkan zakatnya adalah hasil pemasukan dari investasi
itu setelah dikurangi dengan kebutuhan pokok.Ini adalah salah satu pendapat yang cocok
diterapkan kepada mereka yang pemasukan relative kecil, sedangkan kehidupan yang sangat
bergantung pada investasi ini.Jadi pengeluaran zakat nya bukan pemasukan kotor, tetapi
setelah dikurangi dengan pengeluaran kebutuhan pokoknya.

B.     Dasar Hukum Zakat Investasi.

Investasi adalah penanaman modal atau uang dalam proses produksi dengan
pembelian gedung permesinan, bahan cadangan, penyelenggaraan ongkos, serta
perkembangannya. Dengan demikian, cadangan modal di perbesar sejauh tidak perlu ada
modal barang yang harus di ganti.Demikian menurut ensiklopedia dalam Indonesia.Pada saat
ini penanaman modal di laksankan dalam berbagai bidang usaha seperti perhotelan,
perumahan, wisma, pabrik, transportasi, pertokoan, dll.
Sebagian berpendapat, bahwa penanaman modal dalam berbagai bentuk kegiatan
dikenakan zakatnya. Karena hal itu merupakan kekayaan dan setiap kekayaan ada hak lain di
dalamnya. Pendapat ini dianut oleh ulama-ulama mazhab maliki, hanbali, dan mazhab
zaidiyah, ulama-ulama Muatakhirin, seperti Abu Zahrah, Abd.Wahab Khallaf dan Abd.
Rahman Hasan sependapat pula dengan pendapat ini karena landasannya kita dapat lihat
kembali dalil-dalil yang di kemukakan terdahulu, dalam surah At-Taubah ayat 103 yang
artinya:

6
‘’ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan(a)
dan mensucikan(b) mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui’’.

(a) Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda
(b) Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka.
Dan selanjutnya surah adz-Dzaariyaat ayat 19 yang artinya:
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian”
Maksudnya: Orang miskin yang tidak mendapat bagian Maksudnya ialah orang
miskin yang tidak meminta-minta.

C.     Antara yang berpandangan sempit dan luas.

Pandangan Oleh yang Berpandangan Sempit Mengenai Zakat.


            Orang-orang yang berpandangan sempit tentang kekayaan yang wajib zakat
berpendapat sebai berikut:
1. Rasulullah SAW telah menentukan kekayaan-kekayaan yang wajib zakat, tetapi tidak
memasukkan kedalam nya harta benda yang dieksploitasi atau yang disewakan seperti
gedung, binatang, alat-alat, dan lain-lain. Yang prinsip adalah bahwa pada dsarnya
manusia ini bebas beban, prinsip itu tidak bias dilanggar begitu saja tanpa nash yang
benar dari allah dan rasul. Sedangkan nash seperti itu di dalam masalah ini tidak ada.
2. Hal itu didukung oleh kenyataan bahwa para ulama fikih dalam berbagai masa dan
asal tidak pernah mengatakan bahwa hal itu wajib zakat. Bila mereka pernah
mengatakan demikian itu tentu akan sampai kepada kita.
3. Bahkan mereka hanya mengatakan sebaliknya, yaitu bahwa rumah tinggal, alat-alat
kerja, hewan tunggangan, dan perabot rumah tangga tidak wajib zakat.
Dari data itu jelas bahwa sebenarnya mereka berpendapat bahwa pabrik tidaklah
wajib zakat bagaimanapun besar produksi nya, bangunan juga demikian bagaimanapun
menjulang kelangit, dan mobil, kapal terbang, dan kapal dagang pun demikian beberapa pun

7
besar pendapatannya yang di hasilkannya. Bila pendapat dari semua itu disimpan dan sudah
bermasa setahun, barulah dikenakan zakat yaitu zakat uang dengan syarat syarat tertentu.
Tetapi bila dalam setahun tidak cukup senisab atau tidak tersisa sampai senisab, tidak bias
dikenakan apa-apa.
Pandangan sempit tentang kekayaan apa saja yang wajib zakat itu sesunguhnya
merupakan pandangan lama yang sudah dikenal semenjak zaman salaf, ditegakkan dan dibela
oleh pemuka mazhab Zahiri terkemuka. Ibnu Hazm, dan dalam zaman modern ini didukung
oleh Syaukani dan Sadik Hasan Khan sehingga sampai berbeda pendapat bahwa kekayaan
dagang, buahan, dan buahan segar tidak wajib zakat. Pernyataan paling tegas tentang
bantahan terhadap wajibnya zakat atas hasil produksi itu dating dari ar-Raudza an-Nadiyya
yang mengatakan bahwa pewajiban zakat atas kekayaan yang diyakini tidak wajib zakat,
misalnya rumah, barang tak bergerak, hewan, dan lain-lain. Semata mata karena disewakan
tidak diperdagangkan materinya adalah pendapat yang tidak pernah kita dengar muncul pada
kurun pertama islam yang merupakan kurun terbaik dan kemudian padakurun berikutnya,
apalagi bila hendak didengar landasannya dari kitab dan sunnah.2
Pendapat Mereka yang Berpandangan Luas:
            Orang-orang yang berpandangan luas tentang kekayaan-kekayaan yang wajib zakat
mewajibkan zakat atas pabrik-pabrik, gedung-gedungan, dan lain-lainnya seperti tersebut
diatas. Mereka adalah ulama-ulama mazhab Maliki dan mazhab Hanbali, ulama-ulama
Hadawiya dari mazhab Zaidah, dan juga sebagian dari ulama kurun ini seperti ulama-ulama
terkemuka:  Abu Zahra, Khalaf dan Abdur Rahman Hasan, yang akan kita bahas pendapat
mereka pada pasal berikut:3
1. Allah menegaskan bahwa dalam apa pun kekayaan terdpat kewajiban tertentu yang
namanya zakat atau shadaqah, sebaigaimana firman allah, ‘’ Orang-orang yang di
dalam kekayaan mereka terdapat kewajiban tertentu dan pungutlah dari kekayaan
mereka sadaqah.’’ Serta sabda Rasulullah, ‘’Bayarlah zakat kekayaan kalian, ‘’ tanpa
memperbedakan satu kekayaan dari kekayaan lain.
2. Alasan wajib zakat atas suatu kekayaan adalah logis, yaitu bertumbuh, sesuai dengan
pendapat ulama-ulama fikih yang melakukan pengkajian dan penganalogisan atas
hokum, yaitu segenap ulama islam selain segolongan kecil ulama mazhab-mazhab
Zahiri, Mu’tazilah, dan syi’ah .berdasarkan hal zakat tidaklah wajib atas rumah

2 Ar-Raudhah, jilid 1: 194.


3 Syarh at-Tarmizi, jilid 3: 104

8
tinggal, pakaian mewah, perhiasan mahal, perlatan kerja, dan kuda tunggangan ,
berdasarkan ijma’.
3. Maksud syariat zakat, yaitu pembersihan dan penyucian bagi kepentingan pemilik
kekayaan sndiri, penyantunan terhadap  fakir miskin, dan keikut sertaan dalam
membela islam, Negara, dan dakwah, mengakibatkan pwajiban zakat itu sangat pantas
ditujukan kepada orang-orang yang mmiliki kekayaan itu supaya mereka bersih dan
suci, sedangkan orang miskin memperoleh bantuan dan terangkatharkat dirinya, dan
islam sebagai agama dan Negara menjadi kuat dan maju.

D. Bagaimana cara Menetapkan Zakat Investasi.

Kekayaan yang mengalami pertumbuhan yang oleh islam diwajibkan zakat ada dua
macam. Pertama kekayaan yang dipungut zakatnya dari pangkal dan pertumbuhannya, yaitu
dari modal dan keuntungan investasi, setelah setahun, seperti yang berlaku pada zakat ternak
dan barang dagang.Hal itu oleh karena hubungan antara modal dengan keuntungan dan hasil
investasi itu sangat jelas.Besar zakatnya adalah 2.5%.dan kedua adalah kekayaan yang di
pungut zakatnya dari hasil investasi dan keuntungan saja pada saat keuntungan itu diperoleh
tanpa menunggu masa setahun, baik modal itu tetap seperti tanah pertanian maupun tidak
tetap seperti lebih madu. Besar zakatnya adalah 10% atau 5%.
Dua Pendapat Lama tentang Zakat Gedung-gedung dan Sejenisnya yang Diinvestasi:
            Orang-orang yang banyak berhubungan dengan fikih tetapi tidak sampai
mendalaminya benar barangkali banyak yang merasa bahwa rumah-rumah yang disewakan
dan sejenisnya yang memberikan keuntungan dan pendapatan yang terus menerus setiap
tahun atau setiap bulan belum pernah disinggung-singgung oleh ulama-ulama fikih mengenai
zakatnya, oleh karena tidak merata berlaku dan dikenal manusia dan belum memerlukaan
hokum yang pasti.
            Perasaan itu ada benarnya, tetapi sesungguhnya terdapat ahli fikih yang sudah
mengatakan bahwa hal itu wajib zakat. Hanya mereka tidak satu pendapat tentang cara
memperlaku dan memandang kekayaan itu, apakah harus diperlakukan sebagai modal
perdagangan yang mesti dibuat perhitungannya setelah setahundan dipungut zakatnya sebesar
2.5% dari seluruhnya ataukah pandangan dibatasi atas hasil investasi dan keuntungan saja
bila nilainya cukup senisab zakat.
Pendapat Pertama: Dinilai dan Disamakan Zakatnya dengan Zakat Dagang:

9
            Menurut pendapat ini pemilik gedung yang diinvestasi, kapal terbang, dan kapal laut
dagang dan sejenisnya diperlakukan seperti pemilik barang dagang.Berdasarkan hal itu
gedung harus dinilai harganya setiap tahun kemudian ditambahkan keuntungannya yang ada,
baru dikeluarkan zakatnya sebesar 2.5% seperti zakat barang dagang.Diantara ulama-ulama
fikih sunni dan syi’ah ada yang berpendapat demikian.
Pendapat Kedua: Dikeluarkan Zakatnya dari Hasil Investasi yang Sudah Diterima, sebagai
Zakat Uang:
            Pendapat kedua yang kita temukan dalam kitab-kitab fikih kita investan-investan itu
dalam bentuk lain, yang oleh karena itu zakat tidak dipungut dari total harga setiap tahun,
tetapi dipungut dari keuntungan dan hasil investasi.
            Pendapat imam ahmad:
            Imam ahmad berpendapat tentang orang-orang yang menyewakan rumahnya dan
menerima sewanya berpendapat bahwa orang itu mengeluarkan zakatnya bila ia
mempergunakan hasil sewa itu. Demikian menurut al-Mughni.
            Pendapat sebagian ulama maliki:
            Dalam kitab-kitab fikih mazhab Maliki, Syekh Zaruk dalam catatan pinggir ar-
Risalah, mengatakan bahwa dalam mazhab itu terdapat perbedaan pendapat tentang
kedudukan zakat sesuatu yang hasilnya untuk dipergunakan, misalnya rumah sewaan,
kambing yang diambil bulunya, dan lading yang diambil hasilnya. Perbedaan pendapat itu
tentang dua hal:
1.      Tentang harga bila bendanya itu dijual.
2.      Tentang hasil bila digunakan.

E.     Nisab Zakat Investasi.

Para ulama yang mengemukakan pendapat terakhir di atas tidak menjelaskan


ketentuan tentang nisab gedung dan pabrik itu, berapa dan bagaimana cara menghitungnya.
Nishab zakat investasi mengikuti nishab zakat pertanian, yaitu setara dengan 653 kg.para
ulama berpendapat bahwa zakat investasi adala jumlah penghasilan bersih selama satu tahun
dalam system hijriyah meski pemasukan itu terjadi setiap waktu.
a. Masa penghitungan zakat.
Bila nisab mutlak perlu dihitung, oleh karena itu merupakan batas minimal
seseorang yang mempunyai biasa disebut kaya, maka perlu ditentukan bila nisab itu

10
dihitung.Perhitungan tiap bulan mempunyai keuntungan tersendiri, yaitu kemungkinan
mereka yang berpendapatan sedikit karena perusahaannya kecil yang penghasilannya sebulan
tidak cukup senisab, dapat bebas dari kewajiban zakat, dan hal itu merupakan keringanan
bagi pengusaha lemah tersebut.Tetapi perhitungan berdasarkan tahun lebih menguntungkan
fakir miskin dan mereka yang berhak lainnya, karena memperbesar kemungkinan terkena
zakat dan kekayaan yang terkena itu sendiri.Mengingat dalam keadaan seperti itu kekayaan
yang terkena menjadi besar karena pendapatan bulan demi bulan dijumlahkan sehingga
sampai cukup senisab.Perhitungan seperti inilah agaknya yang lebih benar, oleh karena itu
pendapatan seorang, seperti juga pendapatan Negara, dihitung setiap tahun bukan setiap
bulan, dan kebiasaan dahulu orang yang menyewakan rumahnya pertahun. Oleh karena itulah
kita memberikan catatan aras pendapat ulama yang mengatakan bahwa kekayaan penggunaan
wajib zakat bila sudah dipegang ditangan, yaitu bila disewa gedung itu dalam setahun sudah
cukup senisab.
b. Ongkos-ongkos dan hutang terlebih dahulu dikeluarkan.
Dalam hal ini bahwa zakat hanya dipungut dari penghasilan bersih, artinya setelah
ongkos-ongkos dan biaya-biaya sperti gaji, pajak, ongkos perawatan, dan lain-lain
dikeluarkan.Juga dikeluarkan terlebih dahulu hutang-hutang yang pasti
kebenarannya.Pengeluaran biaya-biaya ini sesuai dengan pendapat atha dan lain-lain tentang
hasil pertanian dan buahan.Atha berkata, ‘’Keluarkanlah terlebih dahulu biasa yang kau
keluarkan barulah dikeluarkan zakat sisa.’’Pendapat ini didukuang dan dipandang oleh ibnu
Arabi dalam Syarh at-Turmizi lebih benar.
c. Membebaskan kebutuhan hidup minimal.
Ada satu persoalan terakhir tentang zakat gedung-gedung ini, yaitu tentang
kedudukan biaya hidup minimal pemilik dan keluarganya bila mereka tidak mempunyai
sumber mata pencarian lain, apakah zakat tetap diwajibkan atas penghasilan bersih tanpa
membebaskan suatu jumlah kebutuhan hidup minimal pemilik dan keluarganya dalam
setahun itu sesuai dengan istilah ulama-ulama fikih sebagai kebutuhan dasar mereka, ataukah
kebutuhan pokok itu dipotong terlebih dahulu. Sebagaiman diketahui banyak orang yang
tidak mempunyai sumber penghidupan yang lain selain rumah yang disewakan atau pabrik
kecil yang dijalankan sendiri atau dengan seorang pembantunya, dan bahkan kadang-kaadang
pabrik atau rumah itu kepunyaan seorang kakek, anak yatim, atau janda. Dibebaskankah bagi
orang-orang itu pendapatan sebesar kebutuhan hidup mereka dan zakat hanya dikenakan atas
penghasilan bersih ataukan tidak dipungut dari seluruh pendapatan itu?

11
Yang lebih sesuai denga prinsip keadilan islam adalah bahwa sejumlah minimal
biaya hidup itu dibebaskan dari kewajiban zakat, sesuai dengan besar yang ditetapkan oleh
para ahlinya tentang hal itu, dan bahwa zakat hanya dipungut dari pendapatan bersih selama
setahun bila cukup senisab. Ini hanya berlaku bagi mereka yang tidak mempunyai sumber
pendapatan lain selain itu. Alasan kita atas hal itu adalah sebagai berikut:
1. Para ulama fikih memandang kekayaan yang di butuhkan oleh pemiliknya sebagai kebutuhan
pokok itu berate tidak ada menurut kaca mata agama. Mereka menyamakan kekayaan seperti
itu sama dengan air yang sangat di butuhkan oleh orang yang membolehkan nya
bertayaammum sekalipun air itu ada, oleh karena itu ia deangan kebutuhan yang sangat
penting itu dipandang sama dengan orang yang tidak mempunyai air.
2. Hadis-hadis mengenai hal itu, yang sudah kita turunkan, misalnya mengenai penaksiran buah
kurma dan anggur dengan memberikan keringanan dan kemudahan bagi pemiliknya dan
bahwa Nabi SAW tentang hal itu bersabda:
‘’tinggalkan sepertiga, bila tidak sepertiga seperempat!’’.Artinya sejumlah sepertiga atau
seperempat itu di bebaskan dari zakat, yaitu jumlah yang menjadi kebutuhan
mereka.Berdasarkan hadis itu adalah lebih tepat dan ringan bila sepertiga atau seperempat
pendapatan itu dibebaskan dari zakat.

F.      Cara Perhitungan Zakat Investasi.

Dilihat dari karateristik investasi, biasanya modal tidak bergerak dan tidak
terpengaruh terhadap hasil produksi maka zakat investasi lebih dekat ke zakat
pertanian.Pendapat ini dikutip oleh ulama modern seperti Yusuf Qordhowi, Muhammad Abu
Zahrah, Abdul Wahab Khalaf, Abdurrahman Hasan.Dengan demikian zakat investasi
dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan modal tidak dikenai zakat.Kadar zakat yang
dikeluarkan sebesar 5% atau 10%.5% untuk penghasilan kotor dan 10% untuk penghasilan
bersih. Berikut salah satu contoh perhitungan zakat investasi property:
Alamsyah adalah seorang yang kaya raya, ia memiliki rumah kontrakan berjumlah 20
rumah, dengan tariff sebulan nya seharga Rp.300.000/rumah. Setiap bulannya Alamsyah
mengeluarkan Rp.500.000 untuk biaya perawatan seluruh rumah kontrakannya. Apakah
Alamsyah termasuk yang wajib zakat?berapakah zakatnya?
Penghasilan dari rumah kontrakan dianalogikan dengan zakat pertanian atau hasil
tani, yaitu nishab nya senilai 653 kg beras dengan tariff 5% dari bruto dan 10% dari

12
netto.Setiap bulannya Alamsyah memiliki penghasilan sebanyak 20 x 300.000-
Rp.6.000.000.-
Ada dua carabmenghitung zakatnya, yaitu:
 Bruto: hasil investasi x 5% = zakatnya investasi
            Rp.6.000.000 x 5% = Rp.300.000,- jadi zakatnya Rp.300.000.-
 Netto: ( hasil investasi – biaya yang dikeluarkan ) x 10% = zakat investasi.
            ( Rp.6.000.000 – 500.000 ) x 10% = Rp.550.000,- jadi zakatnya adalah
Rp.550.000

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan.

Zakat investasi adalah zakat yang dikenakan terhadap harta yang di peroleh dari hasil
investasi. Diantar bentuk usaha yang masuk investasi adalah bangunan atau kantor yang
disewakan, saham, rental mobil, rumah kontrakan, investasi pada ternak atau tambak dll.
Zakat investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan modal tidak dikenai
zakat. Kadar zakat yang  dikeluarkan sebesar 5% atau 10%. 5% untuk penghasilan kotor dan
10% untuk penghasilan bersih.
Zakat investasi hukumnya wajib, karena hal itu merupakan kekayaan dan setiap ada
hak lain didalamnya.
Rasulullah bersabda :
            ‘’bayarlah zakat harta kekayaanmu.’’ (HR. Turmudzi.)

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan.M. 2006. Zakat dan Infaq. Yogyakarta.kencana.


Qordowi Yusuf. 2011. Hukum Zakat. Jakarta. Litera Antar Nusa.
https://mustakimpulungan.blogspot.com/2018/06/makalah-zakat-investasi.html

14

Anda mungkin juga menyukai