Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KD 3.10 & 4.10


Sekolah : SMP Negeri 15 Tegal

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Puisi Rakyat (Pantun, Syair, dan Gurindam)
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 xpertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)


3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat)
yang dibaca dan didengar.
4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis
dengan memperhatikan struktur, dan aspek kebahasaan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK) KD 3.10
3.10.1 Menentukan struktur puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam) yang dibaca atau
didengar.
3.10.2 Menentukan aspek kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam) yang
dibaca atau didengar.
KD 4.10
4.10.1 Menulis pantun dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.
4.10.2 Menyampaikan pantun di depan kelas.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca puisi rakyat, peserta didik dapat:
1. Menentukan struktur puisi rakyat
2. Menentukan aspek kebahasaan puisi rakyat
3. Menulis pantun
4. Menyampaikan pantun di depan kelas

E. Materi Pembelajaran
Materi Reguler
1. Struktur pantun
2. Struktur syair
3. Struktur gurindam
4. Aspek kebahasaan pantun
5. Aspek Kebahasaan syair
6. Aspek kebahasaan gurindam
7. Langkah-langkah membuat pantun

14
Materi Remidial
1. Struktur pantun, syair, dan gurindam
2. Aspek kebahasaan pantun, syair, dan gurindam

Materi Pengayaan
1.Langkah-langkah membuat pantun

F. Model dan Metode Pembelajaran


Model pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Pengamatan, penjelasan (ceramah), tanya jawab, diskusi

G. Media, Alat, Sumber Pembelajaran


1. Media : teks puisi rakyat dan lembar kerja siswa
2. Alat : LCD, papan mading, dan laptop
3. Sumber Pembelajaran :
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia
Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Buku GuruBahasa Indonesia Kelas
VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. (beberapa teks puisi rakyat dari internet)

G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2 JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengawali pembelajaran dengan membaca doa dan menanyakan kesiapan
peserta didik baik secara fisik maupun psikis untuk mengikuti pembelajaran
hari itu.
2) Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Peserta didik menerima informasi kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4) Peserta didik dimotivasi untuk bertanya jawab berkait dengan pantun, syair, dan
gurindam yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya.
5) Guru mengelompokkan peserta didik menjadi beberapa kelompok.
b. Kegiatan Inti
1) Peserta didik membangun konteks melalui mengamati bentuk puisi rakyat
(pantun, syair, dan gurindam) yang disediakan oleh guru.
2) Peserta didik berdiskusi tentang struktur pantun, syair, dan gurindam dalam satu
kelompok.
3) Peserta didik berdiskusi tentang aspek kebahasaan pantun, syair, dan gurindam
dalam satu kelompok.
4) Peserta didik mengelompokkan jenis puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam)
dari teks yang disediakan oleh guru.
5) Peserta didik membandingkan struktur puisi rakyat (pantun, syair, dan
gurindam).
6) Peserta didik menyimpulkan aspek kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan
gurindam).
7) Kelompok peserta didik mengomunikasikan hasil diskusi di depan kelas dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
c. KegiatanPenutup
1) Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Guru dan peserta didik bersepakat untuk melanjutkan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.

15
2. Pertemuan Kedua: (2 JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dan menanyakan kabar peserta
didik pada hari itu.
2) Guru mengondisikan kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan meminta peserta didik memunguti sampah di laci meja dan bawah
tempat duduk supaya kelas terlihat lebih bersih dan bebas sampah.
3) Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4) Peserta didik menerima informasi kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5) Pesertadidik menerima penyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.

b. Kegiatan Inti
1) Guru menugaskan peserta didik untuk membaca langkah-langkah membuat
pantun.
2) Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok.
3) Masing-masing kelompok membuat pantun dengan tema Lingkungan Hidup
sebanyak dua bait.
4) Setiap kelompok menempelkan hasil kerja kelompoknya di papan pajang untuk
ditanggapi kelompok lain.
5) Setelah berkeliling melihat dan memberi komentar atas hasil kerja kelompok
teman, peserta didik kembali ke kelompoknya.
6) Peserta didik membuat catatan tanggapan karya pantun kelompok lain dari segi
struktur dan aspek kebahasaan.
7) Masing-masing peserta didik membuat sebuah pantun untuk disampaikan di
depan kelas.

c. Kegiatan Penutup
1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran telah dilakukan
tentang puisi rakyat.
2) Guru memberikan penguatan tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
3) Peserta didik dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.

3. Pertemuan Ketiga: (2 JP)


a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dan menanyakan kabar peserta
didik pada hari itu.
2) Guru mengondisikan kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan meminta peserta didik memunguti sampah di lacri meja dan bawah
tempat duduk supaya kelas terlihat lebih bersih dan bebas sampah.
3) Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4) Peserta didik menerima informasi kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5) Peserta didik menerima penyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.

b. Kegiatan Inti
1) Guru menugaskan peserta didik untuk menyiapkan pantun karyanya.
2) Masing-masing peserta didik membacakan pantun karyanya di depan kelas.
3) Peserta didik lain memberi komentar terhadap karya pantun milik teman yang
tampil di depan berdasarkan struktur dan aspek kebahasaan.
4) Guru memberi masukan terhadap karya pantun peserta didik.

16
c. Kegiatan Penutup
1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran telah dilakukan
tentang puisi rakyat.
2) Guru memberikan penguatan tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
3) Peserta didik dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tertulis.
c. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.

2. Instrumen Penilaian
Pertemuan Pertama
a. Instrumen Jurnal Perkembangan Sikap
No. Waktu Nama Peserta Didik Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
3.
Dst.

b. Instrumen Tertulis
KD 3.10
Instrumen Penilaian Pengetahuan:
Bacalah teks puisi rakyat berikut dengan saksama!

Mutiara tersimpan amat rapat


Indah rapi enak dilihat A
Agar sehat selalu didapat
Kebersihan harus dijaga ketat

Sungguh elok emas permata


Lagi elok intan berduri
Sungguh elok sekolah kita B
Jika bersih setiap hari

Siapa buang sampah sembarangan


Sakit akan menyerang badan C
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Tentukanlah puisi rakyat di atas ke dalam bentuk pantun, syair, dan gurindam!
2. Sebutkan ciri pantun, syair, dan gurindam!
3. Sebutkan ciri kebahasaan pantun, syair, dan gurindam!

Kunci Jawaban
1. a = syair b
= pantun
c = gurindam

17
2. Ciri Pantun :
a. satu bait terdiri dari atas 4 larik.
b. satu larik terdiri atas 8-12 suku kata.
c. larik 1-2 disebut sampiran, larik 3-4 disebut isi/pesan
d. rima a-b-a-b
Ciri Syair :
a. satu bait terdiri dari atas 4 larik.
b. satu larik terdiri atas 8-12 suku kata.
c. larik 1-4 berupa isi
d. rima a-a-a-a

a. Satu bait 2 baris


b. Baris 1 berupa sebab, baris 2 berupa akibat
c. Berima sama

3. Ciri kebahasaan

a. Baris 1 dan 2 merupakan kalimat yang berupa ungkapan.


b. Baris 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola sebab akibat.
Ciri Syair
Baris 1 dan 4 berupa perintah.
Ciri Gurindam
Baris 1 dan 2 berupa sebab akibat (kausal).

Pedoman Penskorandan Rubrik Penilaian :


No. Kriteria Skor
1 Peserta didik dapat mengelompokkan 3 puisi rakyat secara benar. 3
Peserta didik dapat mengelompokkan 2 puisi rakyat secara benar. 2
Peserta didik dapat mengelompokkan 1 puisi rakyat secara benar. 1
Peserta didik tidak mengelompokkan puisi rakyat. 0
2 Peserta didik menjelaskan ciri pantun, syair, dan gurindam secara 3
benar masing-masing tiga.
Peserta didik menjelaskan ciri pantun, syair, dan gurindam secara 2
benar namun terdapat kesalahan pada salah satu/dua ciri puisi
rakyat.
Peserta didik menjelaskan ciri pantun, syair, dan gurindam secara 1
benar namun terdapat lebih dari dua kesalahan pada salah satu ciri
puisi rakyat.
Peserta didik tidak dapat menyebutkan ciri pantun, syair, dan 0
gurindam secara benar terdapat kesalahan.
3 Peserta didik dapat menyebutkan 3 ciri kebahasaan puisi rakyat 3
(masing-masing satu ciri kebahasaan).
Peserta didik dapat menyebutkan 2 ciri kebahasaan puisi rakyat 2
(masing-masing satu ciri kebahasaan).
Peserta didik dapat menyebutkan 1 ciri kebahasaan puisi rakyat 1
(masing-masing satu ciri kebahasaan).
Peserta didik tidak dapat menyebutkan ciri kebahasaan puisi rakyat. 0
Skor Maksimal 18
Skor Perolehan

Nilai = Skor Maksimal (18) X 100

Pertemuan Kedua
a. Instrumen Jurnal Perkembangan Sikap
No. Waktu Nama Peserta Didik Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
18
3.
Dst.
b. Tes Kinerja

Materi KD 4.10
Instrumen Penilaian Keterampilan:
Buatlah pantun secara berkelompok dalam 2 bait!

Format Penilaian Menulis Pantun


No. Aspek yang Diamati Skor Jumlah
(Bobot 1) 1 2 3 4 Skor
1. Rima silang pada larik 1 dan 2
2. Isi kalimat dalam sampiran logis dan
berkaitan
3. Sampiran tidak berkaitan langsung
dengan isi pantun atau sebaliknya
4. Struktur kalimat sesuai dengan kaidah
jumlah suku kata tiap baris
5. Rima silang pada larik 3 dan 4
6. Isi kalimat logis dan berkaitan
Jumlah Skor 24
Keterangan:
4 = semua anggota kelompok melakukan secara tepat
3 = sebagian besar anggota kelompok melakukan secara tepat
2 = sebagian kecil anggota kelompok melakukan secara tepat
1 = semua anggota melakukan secara tidak tepat
Pedoman Penilaian

Nilai = Skor Perolehan X 100


Skor Maksimal (24)

Pembelajaran Remidial dan Pengayaan


a. Pembelajaran Remedial
Remedial dilakukan dengan pembelajaran ulang dengan materi
1) struktur pantun, syair, dan gurindam;
2) aspek kebahasaan pantun, syair, dan gurindam.
b. Pembelajaran Pengayaan
1) Membuat pantun

Lampiran:Materi Reguler
19
Struktur Puisi Rakyat

1. Struktur Pantun
Contoh pantun:
Ambillah kapas menjadi benang
Tenunlah benang menjadi tapih
Kalau kamu ingin senang
Jadikan lingkungan selalu bersih
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama
merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan
larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan
larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik 1 dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri.
Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan
larik 4 merupakan hasil. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.

2. Struktur Syair
Contoh syair:
Hai para kawula muda
Bersihkan lingkungan dimana berada
Jiwa raga mu juga sucikan
Itulah jalan membetuli insan

Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a – a – a – a). Keempat larik
syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa (menggunakan kata seru
Hai...) Larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1.
Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang
diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata
bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.

3. Struktur Gurindam
Contoh gurindam:

Apabila lingkungan bersih dan rapi


Hidup menjadi sehat tak akan merugi

Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan
syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam
tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat (larik 1 apabila ...) dan pada larik 2
kondisi/ keadaan jika syarat dilakukan.
Aspek Kebahasaan Puisi Rakyat
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau
suruhan. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya.
2. Kalimat Saran
Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang
lain (sebaiknya, seyogyanya).
Contoh: Sebaiknya kau pikir dahulu.
Demi keputusan yang tepat.
3. Kalimat ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu
perbuatan (ayo dan mari)
Contoh: Marilah kita jaga agar lestari.

4. Kalimat seru
20
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan
sedih (alangkah, betapa, dan bukan main).
Contoh: Alangkah indahnya alam Indonesia ini.
Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita.
5. Kalimat larangan
Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan
(jangan, hindari).
Contoh: Janganlah berprasangka buruk kepada sesama.

1. Kata penghubung tujuan


Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau
tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna)
2. Kata penghubung sebab (kausal)
Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu,
karena, dan oleh karena itu)
3. Kata penghubung akibat
Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain.
Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
4. Kata penghubung syarat
Konjungsi syarat yang menjelaskan suatu hal bisa terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi,
atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan
bilamana.

Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk


1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu
predikat. Contoh: Pagi-pagi saya sarapan.
2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat
majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.
a. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal
yang kedudukannya tidak setara/ sederajat.
1) Kalimat majemuk hubungan syarat
Ditandai dengan: jika, seandainya, asalkan, apabila, andaikan
Contoh: Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.
2) Kalimat majemuk hubungan tujuan
Ditandai dengan: agar, supaya, biar
Contoh: Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.
b. Kalimat majemuk konsensip
Ditandai dengan: walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun
Contoh: Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan.
1) Kalimat majemuk hubungan penyebaban
Ditandai dengan: sebab, karena, oleh karena
Contoh: Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat. Hari
ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.
2) Kalimat majemuk hubungan perbandingan
Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.
Contoh: Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu.
3) Kalimat majemuk hubungan akibat
Ditandai dengan: sehingga, sampai-sampai, maka
Contoh: Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu.
4) Kalimat majemuk hubungan cara
Contoh: Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk
hidup. Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa.

Menulis Puisi Rakyat


21
Langkah Menulis Pantun
1. Tentukan ide yang akan disampaikan (kalau hidup bekerja keras kelak hidupnya menjadi sukses)
2. Menata ide menjadi dua larik (dengan bunyi akhir yang berbeda)
3. Memilih kosakata yang diakhiri dengan bunyi seperti dua larik
4. Membuat larik sampiran dari benda/ kondisi yang berkaitan langsung dengan isi
5. Menata kembali kalimat/ larik dengan rima dari kosakata yang berima sama
6. Menata pantun secara logis

Langkah membuat gurindam dan syair hampir sama dengan langkah membuat pantun hanya saja perlu
disesuaikan dengan syarat gurindam dan syair.

22

Anda mungkin juga menyukai