D. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca puisi rakyat, peserta didik dapat:
1. Menentukan struktur puisi rakyat
2. Menentukan aspek kebahasaan puisi rakyat
3. Menulis pantun
4. Menyampaikan pantun di depan kelas
E. Materi Pembelajaran
Materi Reguler
1. Struktur pantun
2. Struktur syair
3. Struktur gurindam
4. Aspek kebahasaan pantun
5. Aspek Kebahasaan syair
6. Aspek kebahasaan gurindam
7. Langkah-langkah membuat pantun
14
Materi Remidial
1. Struktur pantun, syair, dan gurindam
2. Aspek kebahasaan pantun, syair, dan gurindam
Materi Pengayaan
1.Langkah-langkah membuat pantun
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2 JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengawali pembelajaran dengan membaca doa dan menanyakan kesiapan
peserta didik baik secara fisik maupun psikis untuk mengikuti pembelajaran
hari itu.
2) Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Peserta didik menerima informasi kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4) Peserta didik dimotivasi untuk bertanya jawab berkait dengan pantun, syair, dan
gurindam yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya.
5) Guru mengelompokkan peserta didik menjadi beberapa kelompok.
b. Kegiatan Inti
1) Peserta didik membangun konteks melalui mengamati bentuk puisi rakyat
(pantun, syair, dan gurindam) yang disediakan oleh guru.
2) Peserta didik berdiskusi tentang struktur pantun, syair, dan gurindam dalam satu
kelompok.
3) Peserta didik berdiskusi tentang aspek kebahasaan pantun, syair, dan gurindam
dalam satu kelompok.
4) Peserta didik mengelompokkan jenis puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam)
dari teks yang disediakan oleh guru.
5) Peserta didik membandingkan struktur puisi rakyat (pantun, syair, dan
gurindam).
6) Peserta didik menyimpulkan aspek kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan
gurindam).
7) Kelompok peserta didik mengomunikasikan hasil diskusi di depan kelas dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
c. KegiatanPenutup
1) Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Guru dan peserta didik bersepakat untuk melanjutkan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
15
2. Pertemuan Kedua: (2 JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dan menanyakan kabar peserta
didik pada hari itu.
2) Guru mengondisikan kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan meminta peserta didik memunguti sampah di laci meja dan bawah
tempat duduk supaya kelas terlihat lebih bersih dan bebas sampah.
3) Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4) Peserta didik menerima informasi kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5) Pesertadidik menerima penyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menugaskan peserta didik untuk membaca langkah-langkah membuat
pantun.
2) Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok.
3) Masing-masing kelompok membuat pantun dengan tema Lingkungan Hidup
sebanyak dua bait.
4) Setiap kelompok menempelkan hasil kerja kelompoknya di papan pajang untuk
ditanggapi kelompok lain.
5) Setelah berkeliling melihat dan memberi komentar atas hasil kerja kelompok
teman, peserta didik kembali ke kelompoknya.
6) Peserta didik membuat catatan tanggapan karya pantun kelompok lain dari segi
struktur dan aspek kebahasaan.
7) Masing-masing peserta didik membuat sebuah pantun untuk disampaikan di
depan kelas.
c. Kegiatan Penutup
1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran telah dilakukan
tentang puisi rakyat.
2) Guru memberikan penguatan tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
3) Peserta didik dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menugaskan peserta didik untuk menyiapkan pantun karyanya.
2) Masing-masing peserta didik membacakan pantun karyanya di depan kelas.
3) Peserta didik lain memberi komentar terhadap karya pantun milik teman yang
tampil di depan berdasarkan struktur dan aspek kebahasaan.
4) Guru memberi masukan terhadap karya pantun peserta didik.
16
c. Kegiatan Penutup
1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran telah dilakukan
tentang puisi rakyat.
2) Guru memberikan penguatan tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
3) Peserta didik dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tertulis.
c. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.
2. Instrumen Penilaian
Pertemuan Pertama
a. Instrumen Jurnal Perkembangan Sikap
No. Waktu Nama Peserta Didik Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
3.
Dst.
b. Instrumen Tertulis
KD 3.10
Instrumen Penilaian Pengetahuan:
Bacalah teks puisi rakyat berikut dengan saksama!
Kunci Jawaban
1. a = syair b
= pantun
c = gurindam
17
2. Ciri Pantun :
a. satu bait terdiri dari atas 4 larik.
b. satu larik terdiri atas 8-12 suku kata.
c. larik 1-2 disebut sampiran, larik 3-4 disebut isi/pesan
d. rima a-b-a-b
Ciri Syair :
a. satu bait terdiri dari atas 4 larik.
b. satu larik terdiri atas 8-12 suku kata.
c. larik 1-4 berupa isi
d. rima a-a-a-a
3. Ciri kebahasaan
Pertemuan Kedua
a. Instrumen Jurnal Perkembangan Sikap
No. Waktu Nama Peserta Didik Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
18
3.
Dst.
b. Tes Kinerja
Materi KD 4.10
Instrumen Penilaian Keterampilan:
Buatlah pantun secara berkelompok dalam 2 bait!
Lampiran:Materi Reguler
19
Struktur Puisi Rakyat
1. Struktur Pantun
Contoh pantun:
Ambillah kapas menjadi benang
Tenunlah benang menjadi tapih
Kalau kamu ingin senang
Jadikan lingkungan selalu bersih
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama
merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan
larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan
larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik 1 dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri.
Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan
larik 4 merupakan hasil. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.
2. Struktur Syair
Contoh syair:
Hai para kawula muda
Bersihkan lingkungan dimana berada
Jiwa raga mu juga sucikan
Itulah jalan membetuli insan
Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a – a – a – a). Keempat larik
syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa (menggunakan kata seru
Hai...) Larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1.
Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang
diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata
bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.
3. Struktur Gurindam
Contoh gurindam:
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan
syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam
tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat (larik 1 apabila ...) dan pada larik 2
kondisi/ keadaan jika syarat dilakukan.
Aspek Kebahasaan Puisi Rakyat
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau
suruhan. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya.
2. Kalimat Saran
Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang
lain (sebaiknya, seyogyanya).
Contoh: Sebaiknya kau pikir dahulu.
Demi keputusan yang tepat.
3. Kalimat ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu
perbuatan (ayo dan mari)
Contoh: Marilah kita jaga agar lestari.
4. Kalimat seru
20
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan
sedih (alangkah, betapa, dan bukan main).
Contoh: Alangkah indahnya alam Indonesia ini.
Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita.
5. Kalimat larangan
Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan
(jangan, hindari).
Contoh: Janganlah berprasangka buruk kepada sesama.
Langkah membuat gurindam dan syair hampir sama dengan langkah membuat pantun hanya saja perlu
disesuaikan dengan syarat gurindam dan syair.
22