Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap individu yang hidup bermasyarakat selama ia hidup pasti mengalami peubahan-
perubahan, perubahan dalam arti yang tidak mencolok atau tidak menarik, perubahan yang
bersifat terbatas maupun yang tidak tidak menarik, perubahan yang bersifat terbatas maupun
yang luas, serta ada pula perubahan yang lambat sekali, tetapi itu ada juga yang berjalan
dengan cepat. Perubahan-perubahan pada masyarakat atau individu hanya akan dapat dilihat
apabila seseorang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu
yang lampau.
dalam masyarakat, kekeuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
Masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat
sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu
berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk
mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu
menuntut acuan nilai-nilai budaya, masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi
kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial,
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Teknik Presentasi serta untuk menambah wawasan dan ilmu tentang Sosial Budaya. Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah supaya semua pembaca paham tentang adanya perubahan
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua
unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat di
pengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola kehidupan, budaya, dan sistem
unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur
budaya dan sistem sosial yang baru. Seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkatan
Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan kedalam beberapa bentuk, yaitu:
Perubahan secara lambat ini yang memerlukan waktu yang sangat lama, dan rentetan-
rentetan perubahan yang kecil yang saling mengikuti dengan lambat di namakan evolusi.
Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
Perubahan tersebut terjadi karena usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
pertumbuhan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang
Tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang
membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan
besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan
masyarakat.
c. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak
atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
menginginkan perubahan tersebut. Sedangkan perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau
timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Dan apabila perubahan
yang tidak direncanakan tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang
mungkin diubah tanpa mendapat halangan-halangan masyarakat itu sendiri, atau dengan kata
lain, perubahan yang dikehendaki lebih diterima oleh masyarakat dengan cara mengadakan
membentuk yang baru. Sering kali terjadi perubahan yang dikehendaki bekerja sama dengan
perubahan yang tidak dikehendaki dan kedua proses tersebut saling menghargai.
2. Penemuan-penemuan baru
1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
3. sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
manusia dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks.
Serta juga ada difusi (diffusion) yaiu penyebaran kebudayaan secara geografi, terbawa oleh
perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur
kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akulturasi (acculturation) dan
asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses pemabaharuan atau inovasi (innovation), yang
mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus
belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk
kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan
sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami
proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat
kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah
sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam
Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dapat
dianalisa secara mendetail (makroskopik) tetapi dapat dilihat secara keseluruhan, dengan
evolusi sosial budaya secara makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang
panjang, dalam antropologi disebut ”Proses-proses pemberi arah”, atau directional proses.
terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul sekitar tahun 1920
yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan dua
konsep yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai kompleks dari komsep norma-norma,
pandangan-pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2)
kebudayaan sebagai serangkaian tindakan yang konkrit, dimana para individu saling
berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan, dan
dengan mempelajari konflik-konfliks yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat
manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia
sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan
iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan,
migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun
lamanya.
kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Sejarah dari proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi itu merupakan salah satu
objek penelitian ilmu antropologi, terutama sub ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari
unsur-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-
kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang
sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut. Bentuk
difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-unsur
Akulturasi yaitu Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga
unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa
masalah, yaitu :
1. Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu
2. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah diterima oleh
suatu masyarakat.
3. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau diubah
4. Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat diterima
unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam
menerimanya.
5. Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat
akulturasi.
3. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam
kebudayaan penerima.
Asimilasi Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga
Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan intensif saja
belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan
modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga
terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu
berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial
Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu
untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan
dalam kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem perangsang
bagi kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat,
dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat
Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga. Bedanya ialah
bahwa dalam proses inovasi para individu berperan secara aktif, sedangkan dalam proses
Logis sekali kalau contoh-contoh penerimaan perubahan paling besar bila unsur perubahan
itu merupakan akibat dari kebutuhan di dalam masyarakat itu sendiri. Ini dapat merupakan
usaha suatu masyarakat, untuk beradaptasi secara ekonomis dengan revolusi teknologi yang
melanda seluruh dunia, meskipun dampak perubahan itu mungkin terasa dalam masyarakat
seluruhnya. Perubahan peranan wanita di Afrika, atau sebenamya juga di Amerika Serikat,
dapat dianggap sebagai contoh perubahan seperti itu. Akan tetapi, perubahan sering
Perubahan kebudayaan selain terjadi karena adanya mekanisme perubahan seperti yang
telah dijelaskan di atas, bisa juga terjadi karena adanya perubahan secara paksa. Bentuk-
dan revolusi. Kolonilasme dan penaklukan biasanya ditandai oleh kemenangan militer
paksa melalui kolonialisme dan penaklukan terjadi pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20.
Unsur-unsur bahasa, agama, system politik negara colonial dapat ditemukan di negara bekas
jajahannya.
paksa yang berasal dari luar, maka pemberontakan dan revolusi dapat timbul dari dalam
masyarakat itu sendiri. Pemberontakan dan revolusi muncul karena kondisi-kondisi yang
dianggap kurang menguntungkan bagi sebagian besar masyarakat. Kondisi yang dimaksud
bisa berupa ketidak adilan dalam distribusi (kekayaan/material dan kekuasaan), munculnya
perasaan benci pada kelompok yang dianggap sebagai penindas dan hilangnya kepercayaan
penguasa. Menurut Haviland (1988: 268) terdapat lima kondisi sebagai pencetus timbulnya
kedudukan-nya mantap, sering sebagai kegagalan politik luar negeri, kesulitan keuangan,
pemecatan menteri yang popular, atau perubahan kebijakan yang popular, (2) Bahaya
terhadap kemajuan ekonomi yang baru dicapai. Di Perancis dan Rusia, golongan penduduk,
golongan profesi dan pekerja di kota-kota yang nasib ekonominya mengalami perbaikan
kenaikan pangan dan pengangguran, (3) Ketidak tegasan pemerintah, seperti kebijaksanaan
yang tidak konsisten. Pemerintah yang demikian itu kelihatannya seperti dikendalikan dan
tidak mengendalikan peristiwa, (4) Hilangnya dukungan dari kelas cendekiawan. Kehilangan
memiliki kharisma cukup besar untuk menggerak kan sebagian besar rakyat ,melawan
pemerintah.
Kelima kondisi di atas dapat dijadikan sebagai acuan untuk menganalisis perubahan
kebudayaan melalui pemberontakan dan revolusi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-
1998 (masa reformasi). Pada saat itu Presiden Soeharto, kabinet serta kroninya sudah
ekonomi politik yang terjadi. Tingkat inflasi yang tinggi, korupsi, kolusi dan nepotisme yang
merajalela mengakibatkan kehidupan rakyat semakin sengsara. Rakyat semakin tidak percaya
dengan rezim orde baru. Kalangan cendekiawan dan akademisi mulai mencabut dukungannya
serta menuntut untuk segera mundur. Munculnya pemimpin informal yang kharismatik,
seperti Amin Rais, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Hamengkubuwono X yang memiliki
pengaruh besar untuk menggerakkan rakyat. Dimotori oleh gerakan mahasiswa dan didukung
diawali dengan mundurnya Soeharto dari jabatan Presiden pada 21 Mei 1998.
Salah satu produk sampingan kolonialisme adalah tumbuhnya antropologi terapan dan
"hamba" politik kolonial negara tersebut, karena mereka umumnya dipaksa menyediakan
daerah jajahannya. Di Amerika Serikat, para ahli antropologi dari abad-19 sangat
mendambakan kegunaan disiplin mereka, dan tidak jarang mereka turun tangan membantu
orang-orang Indian Amerika, tempat mereka bekerja. Awal abad ini, karya Franz Boas, yang
hampir seorang diri melatih satu generasi ahli antropologi di Amerika Serikat, telah
membantu pemerintah untuk mengubah politik imigrasi negara tersebut.Dalam tahun 1930-an
para ahli antropologi menanggapi sejumlah studi yang dilakukan di lingkungan industri dan
oleh pengaruh dari para ahli antropologi dalam menentukan struktur pendudukanAmerika
kebudayaan kolonial dengan struktur pribumi dengan kekacauan yang sekecil mungkin,
jugatelah berhasil.Meskipun banyak di antara studi itu diakui memang untuk kepentingan
sandimiliter, akan tetapi itu semua juga bermanfaat untuk program pengembangan
ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, seperti yang tercermin dalam beberapa kepustakaan awal tentang hubungan
pengertian antropologis dan sering tidak ada perikemanusiaan sama sekali.Pertemuan antara
besar-besaran, kesengsaraan yang memilukan, dan keruntuhan komunitas atau yang lebih
di atas yang ditandai dengan terjadinya khaos atau ketidakstabilan sosial dan kecemasan
setiap individu, sering diikuti dengan terjadinya pendudukan kolonial.Ini sama sekali tidak
berarti, bahwa masyarakat tradisional itu tidak mengenal bentrokan sebelum berhubungan
dengan peradaban lain, tetapi berarti bahwa pertentangan-pertentangan tersebut dapat diatasi
diantara masyarakat pendukung sebuah kebudayaan tidak diperbolehkan oleh para penguasa
kolonial untuk menangani perubahan baru yang cepat dan tidak pada tempatnya dalam
konteks sistem tradisional itu.Perubahan yang terlalu cepat dalam system nilai, misalnya,
Kadang-kadang penduduk pribumi memperlihatkan kekuatan dan daya tahan yang besar
dalam menghadapi dominasi Eropa, dimana mereka menemukan dan melakukan cara-cara
yang kreatif dan cerdik untuk mengkounternya. Penduduk yang dimaksud orang-
orangTrobriand yang berada di bawah pemerintahan kolonial Inggris. Para misionaris suatu
masyarakat Trobriand yang menjadi daerah jajahan negaranya. Akan tetapi, semua penduduk
berusaha dan sepakat untuk membendung masuknya permainan Inggris secara utuh dengan
kebudayaan pribumi itu.Semua orang yang berkepentingan dengan permainan itu kelihatan
gembira dan bangga, dan para pemainnyasama semangatnya untuk memamerkan siapakah
diantara mereka itu mampu mencetak nilai.Mulai dari mengecat mukanya sebagai tanda
persiapan untuk bermain, nyanyian tim yang membawakan lagu-lagu yang bernada "kasar",
tari-tarian rombongan yang saling member semangat, tidak dapat diragukan lagi, bahwa
setiap pemain bermain demi kepentingannya sendiri, demi kemasyhuran timnya, dan demi
Kasus-kasus akulturasi yang paling ekstrim biasanya terjadi sebagai akibat dari
karena kegiatan-kegiatan tradisional mereka di bidan sosial, agama dan ekonomi juga turut
dibatasi, sehingga mereka dengan terpaksa melakukan kegiatan-kegiatan baru yang
terkenal, yang memberi penjelasan tentang masalah hubungan antar-ras yang dahulu dikemas
dalam istilah "inferioritas rasial."Perlu juga saya kemukakan di sini, bahwa sistem
perbudakan yang terjadi di Amerika pada awalnya tidak hanya terjadi di Amerika Serikat
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam makalah ini kami menyimpulkan Masyarakat manusia di manapun tempatnya pasti
secara obyektif merupakan hasil tali temali antara lingkungan alam, lingkungan sosial serta
mengajak masyarakat manusia menelusuri hakikat kehidupan dan tata cara kehidupan yang
berkembang pesat hidup. Ruang gerak perubahan itupun juga berlapis-lapis, dimulai dari
kelompok terkecil seperti keluarga sampai pada kejadian yang paling lengkap mencakup
Perubahan sosial adalah suatu proses yang luas,lengkap yang mencakup suatu tatanan
kehidupan manusia. Perubahan sosial akan mempengaruhi segala aktivitas maupun orientasi
pendidikan yang berlangsung. Sebagai bagian dari pranata sosial, tentunya pendidikan akan
ikut terjaring dalam hukum-hukum perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
masyarakat ke depan.
Budaya sangat erat sekali dengan kehidupan kita di masyarakat. Kebudayaan ini pasti
terdapat di dalam masyarakat di seluruh belahan dunia. Oleh karena itu, marilah kita jaga
bersama budaya yang telah kita miliki dan janganlah kita serahkan kebudayaan ini kepada
Negara lain.
3.2. SARAN
Penulis menyarankan supaya kita semua baik penulis maupun pembaca mau untuk
menjaga budaya kita dan janganlah menghilangkannya Karena itu merupakan hal yang
DAFTAR PUSTAKA
Belajar. Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya
http://wikan2004.multiply.com/journal/item/2/Ringkasan Materi_Perubahan _Sosial_Budaya