Anda di halaman 1dari 11

ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

PERBANDINGAN ANTARA KOMBINASI LATIHAN STABILISASI


BAHU DAN TRAKSI HUMERUS KE INFERIOR DENGAN KOMBINASI
LATIHAN FUNGSIONAL BAHU DAN TRAKSI HUMERUS KE
INFERIOR DALAM MENURUNKAN DISABILITAS BAHU DAN
LENGAN PADA SUBACROMIAL IMPINGEMENT SYNDROME
MAHASISWA AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA SEMARANG
Oleh :

Mawaddah*, Nyoman Agus Bagiada**, Sugijanto***

Program Studi Fisiologi Olahraga*, Program Pascasarjana Universitas Udayana **, Fakultas
Fisioterapi Universitas Esa Unggul***
ABSTRAK

Shoulder impingement menyebabkan gangguan aktivitas pada gerak sendi bahu dan
mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional. Cedera ini biasanya banyak disebabkan oleh
kesalahan gerak atau kesalahan posisi, penggunaan yang berlebihan (overuse), postur yang
buruk, faktor pekerjaan dan trauma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek latihan
stabilisasi bahu dan traksi humerus ke inferior dengan latihan fungsional bahu dan traksi
humerus ke inferior terhadap penurunan disabilitas bahu dan lengan pada subacromial
impingement syndrome. Metode penelitian ini bersifat uji klinis eksperimental dengan pre test
and post test group design. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Fisioterapi
Widya Husada Semarang, yang terdiri dari 3 orang laki – laki dan 12 orang perempuan, berusia
antara 18-21 tahun, dibagi dua kelompok yaitu Kelompok I Latihan Stabilisasi Bahu dan Traksi
Humerus Ke Inferior (n=7) dan Kelompok II Latihan Fungsional Bahu dan Traksi Humerus Ke
Inferior (n=8). Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu. Pengukuran nilai disabilitas bahu
dan lengan menggunakan Shoulder Pain and Disability Index (SPADI). Hasil pengujian pada
Kelompok I nilai rerata pre 34,17, SB=6,31, dan nilai rerata post 11,54, SB=4,02, p = 0,001,
didapatkan perbedaan yang bermakna diperoleh hasil uji paired sample t-test dan hasil pengujian
pada Kelompok II nilai rerata pre 40,18, SB=3,53, dan nilai rerata post 7,82, SB=1,57, nilai p =
0,001 didapatkan perbedaan yang bermakna diperoleh hasil uji paired sample t-test.
Perbandingan Kelompok I dan II nilai p = 0,005 terdapat perbedaan yang bermakna, diperoleh
hasil uji independent sample t-test. Simpulan : Kombinasi latihan stabilisasi bahu dan traksi
humerus ke inferior dapat menurunkan disabilitas bahu dan lengan pada subacromial
impingement syndrome. Kombinasi latihan fungsional bahu dan traksi humerus ke inferior dapat
menurunkan disabilitas bahu dan lengan pada subacromial impingement syndrome. Kombinasi
latihan fungsional bahu dan traksi humerus ke inferior lebih baik daripada kombinasi latihan
stabilisasi bahu dan traksi humerus ke inferior dalam menurunkan disabilitas bahu dan lengan
pada subacromial impingement syndrome.

Kata kunci: Latihan Stabilisasi Bahu, Latihan Fungsional Bahu, Traksi Humerus Ke Inferior,
Disabilitas Bahu dan Lengan, Subacromial Impingement Syndrome, SPADI.

56
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

COMPARISON BETWEEN THE COMBINATION OF SHOULDER STABILIZATION


EXERCISES AND TRACTION HUMERUS INFERIOR COMBINED WITH
SHOULDER FUNCTIONAL EXERCISES AND TRACTION HUMERUS TO THE
INFERIOR DISABILITIES IN REDUCING THE SHOULDER AND ARMS IN
SUBACROMIAL IMPINGEMENT SYNDROME ACADEMY PHYSIOTHERAPY WIDYA
HUSADA SEMARANG

Mawaddah*, Nyoman Agus Bagiada**, Sugijanto***

Sports Physiology Study Programme*, Graduate School of Udayana University**, Faculty of


Physiotherapy Esa Unggul University***

ABSTRACT
Shoulder impingement causing interference on the motion of the shoulder joint activities
and result in functional activity disorder. These injuries usually are caused by faulty movement,
overuse, poor posture, occupational factors and trauma. This will cause a burden on one part of
the body and cause imbalances in anatomy, which will eventually lead to disruption of the body
that experienced work. This study aimed to investigate the effect of functional shoulder exercise
and traction humerus to inferior with shoulder stabilization exercises and traction humerus to
inferior to the decline in the shoulder and arm disabilities in subacromial impingement syndrome.
This research method was experimental clinical trials with pre test and post test group design.
Population student Academy Physiotherapy Widya Husada Semarang, which consists of 3 men
and 12 women, aged between 18-21 years, divided into two groups. Group I was given Shoulder
Stabilization exercises and Traction humerus to Inferior (n=7) and group II Functional Shoulder
Exercise and Traction humerus to Inferior (n=8). This research was conducted for 3 weeks.
Measurement of the value of disability shoulder and arm by using the Shoulder Pain and
Disability Index (SPADI). The test results on the group I average value pre 34.17, SB = 6.31, and
the average value of post 11.54, SB = 4.02, p = 0.001 found significant differences obtained test
results paired sample t-test, and testing group II average value pre 40.18, SB = 3.53, and the
average value of post 7.82, SB = 1.57, p = 0.001 found significant differences obtained test
results paired sample t-test. Comparison of Group I and II, p = 0.005 there were significant
differences, test results obtained independent sample t-test. Conclusions: The combination of
shoulder stabilization exercises and traction humerus to inferior can reduce disability shoulder
and arm on subacromial impingement syndrome. The combination functional shoulder exercise
and traction humerus to inferior can reduce disability shoulder and arm on subacromial
impingement syndrome. The combination functional shoulder exercises and traction humerus to
inferior better than the combination shoulder stabilization exercises and traction humerus to
inferior in lowering disabilities shoulder and arm on subacromial impingement syndrome.

Keywords : Stabilization Shoulder Exercise, Functional Shoulder Exercises, Traction Humerus


to Inferior, Disability Shoulder And Arm, Subacromial Impingement Syndrome, SPADI.

57
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

PENDAHULUAN bahu meliputi kelemahan otot-otot rotator


Manusia sebagai mahkluk sosial cuff, muscle imbalance, disfungsi
membutuhkan kondisi yang optimal untuk glenohumeral, kesalahan gerak atau
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. kesalahan posisi, aktivitas yang berlebihan
Keadaan fisik yang baik memungkinkan (overuse) pada bahu, postur yang buruk,
setiap individu melakukan rutinitas sehari– faktor pekerjaan, trauma, inflamasi dari
hari sesuai dengan keperluannya tanpa tendon atau bursa dan degeneratif.
mengalami keterbatasan gerak1. Ciri khas nyeri dari SIS adalah nyeri
Shoulder impingement didefinisikan dari perubahan pergerakan bahu yang
sebagai kompresi dan abrasi mekanik dari dirasakan antara 600-1200 atau painful arc.
rotator cuff, bursa subacromial dan tendon Biasanya kondisi ini juga ditandai dengan
biceps saat melewati bawah lengkung nyeri dimalam hari ketika tidur pada posisi
acromial dan ligamen coracoacromialis tertekannya pada bahu yang bermasalah4.
terutama pada saat gerak elevasi lengan2. Impingement shoulder banyak terjadi
Nyeri pada Subacromial Impingement pada usia remaja dewasa5. Hal ini
Syndrome (SIS) menyebabkan penurunan disebabkan dari aktivitas yang banyak
aktivitas fungsional bahu3. menggunakan otot-otot rotator cuff.
Gangguan yang paling sering dijumpai Sedangkan penelitian sebelumnya banyak
pada SIS adalah gangguan mobilitas sendi meneliti kasus SIS yang disebabkan akibat
bahu, kelemahan pada otot-otot rotator cuff dari direct trauma pada shoulder serta
dan Lingkup Gerak Sendi (LGS) bahu. dikarenakan proses degeneratif atau pada
Menurut data, nyeri bahu adalah keluhan atlet6,7.
umum dengan prevalensi dari 20% sampai Dari beberapa problem yang timbul,
33% pada populasi dewasa. Nyeri bahu juga maka diperlukan pemilihan intervensi yang
menduduki peringkat ke tiga dari keluhan tepat terhadap penanganan kasus ini untuk
muskuloskeletal setelah nyeri punggung dan mencapai hasil terapi yang efektif dan
lutut dengan tidak melihat faktor usia. efisien. Maka sebagai fisioterapis keluhan
Prevalensi terbesar pada keluhan yang nyeri yang timbul akibat impingemeni ini
menyebabkan nyeri bahu pada kasus SIS dapat terselesaikan secara optimal, dengan
sekitar 44-60%. Penyebab impingement melakukan analisis dan proses secara
58
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

menyeluruh dari segi jaringan spesifik. benturan antara acromion dan caput humeri
Proses itu mencakup assessment: history sehingga membentuk stabilitas yang baik
dating, inspeksi, tes cepat, dan pemeriksaan pada bahu. Terjadinya peningkatan stabilitas
8
fungsi sesuai evidence base practice . pada bahu maka secara langsung akan
Traksi Humerus Ke Inferior adalah terjadi penurunan nyeri yang disebabkan
gerak tarikan terhadap satu permukaan sendi oleh penjepitan dan mencegah kembali
secara tegak lurus terhadap permukaan sendi terjadinya cedera berulang, dengan adanya
pasangannya ke arah menjauh. Traksi penurunan nyeri maka akan terjadi
Humerus ke Inferior yang diberikan pada peningkatan pada aktifitas fungsional dan
kondisi SIS bertujuan untuk merenggangkan dapat menurunkan disabilitas bahu dan
jarak antara acromion dan tuberositas lengan10.
humeri sehingga dapat meminimalkan Fisioterapi pada kasus SIS adalah
inflamasi sendi, edema, dan nyeri dengan penanganan nyeri yang mengakibatkan
memperbaiki sirkulasi dan menghilangkan terjadinya gangguan gerak dan fungsi yang
perlengketan jaringan9. berpengaruh pada penurunan aktivitas
Latihan fungsional bahu dengan fungsional. Peran fisioterapi dalam
latihan pendulum dan konsep Mulligan yang mengatasi SIS dapat dilakukan dengan
bertujuan untuk mencegah terjadinya berbagai cara di antaranya adalah latihan
perlengketan pada bahu sehingga mencegah fungsional bahu, latihan stabilisasi bahu dan
terjadinya keterbatasan LGS dan penurunan traksi humerus ke inferior. Alat ukur yang
aktivitas fungsional dengan ayunan ritmis digunakan adalah shoulder pain and
pada bahu akan merangsang produksi cairan disability index (SPADI).
synovial yang berfungsi sebagai lubrikasi Berdasarkan uraian dari latar belakang
dan juga memperlancar metabolisme untuk masalah di atas maka rumusan masalah yang
mengangkut zat-zat pemicu timbulnya nyeri. disampaikan sebagai berikut :
Latihan Stabilisasi adalah suatu bentuk 1. Apakah Kombinasi Latihan Stabilisasi
latihan yang bertujuan untuk meningkatkan Bahu dan Traksi Humerus Ke Inferior
kekuatan otot subscapularis dan otot Dapat Menurunkan Disabilitas Bahu dan
infraspinatus agar lebih baik sehingga bahu Lengan Pada Subacromial Impingement
bisa dipertahankan agar tidak terjadi
59
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

Syndrome Mahasiswa Akademi dalam mengetahui dan memahami tentang


Fisioterapi Widya Husada Semarang? proses terjadinya kondisi subacromial
2. Apakah Kombinasi Latihan Fungsional impingement syndrome serta membuktikan
Bahu dan Traksi Humerus Ke Inferior bahwa ada perbedaan antara kombinasi
Dapat Menurunkan Disabilitas Bahu dan latihan stabilisasi bahu dan traksi humerus
Lengan Pada Subacromial Impingement ke inferior dengan kombinasi latihan
Syndrome Mahasiswa Akademi fungsional bahu dan traksi humerus ke
Fisioterapi Widya Husada Semarang? inferior dalam menurunkan disabilitas bahu
3. Apakah Ada Perbedaan antara dan lengan pada subacromial impingement
Kombinasi Latihan Stabilisasi Bahu dan syndrome mahasiswa Akademi Fisioterapi
Traksi Humerus Ke Inferior dengan Widya Husada Semarang. Selain itu,
Kombinasi Latihan Fungsional Bahu dan menjadi dasar penelitian dan pengembangan
Traksi Humerus Ke Inferior Dalam ilmu Fisioterapi di masa yang akan datang
Menurunkan Disabilitas Bahu dan serta dapat memberikan pelayanan
Lengan Pada Subacromial Impingement fisioterapi kepada masyarakat umum yang
Syndrome Mahasiswa Akademi mengalami Subacromial Impingement
Fisioterapi Widya Husada Semarang? Syndrome secara optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membuktikan ada perbedaan antara MATERI DAN METODE
kombinasi latihan stabilisasi bahu dan traksi A. Ruang Lingkup Penelitian
humerus ke inferior dengan kombinasi Penelitian dilaksanakan pada 30 Maret–
latihan fungsional bahu dan traksi humerus 22 April 2015, selama 3 minggu, di
ke inferior dalam menurunkan disabilitas Akademi Fisioterapi Widya Husada
bahu dan lengan pada subacromial Semarang.
impingement syndrome mahasiswa Akademi Penelitian ini bersifat uji klinis
Fisioterapi Widya Husada Semarang. eksperimental dengan desain penelitian pre
Berdasarkan tujuan yang telah test and post test group design.
disebutkan di atas peneliti mengharapkan B. Populasi dan Sampel
hasil penelitian ini bermanfaat sebagai Populasi pada penelitian ini adalah
referensi ilmiah bagi fisioterapis dan peneliti mahasiswa Akademi Fisioterapi Widya
60
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

Husada Semarang. Berdasarkan prosedur, pengulangan, 2 set, 3 kali seminggu selama


kriteria dan pemeriksaan fisioterapi yang 3 minggu. Sedangkan dosis latihan dengan
dilakukan pada penelitian ini, didapati konsep Mulligan sebanyak 7 detik, 3 kali
sampel berjumlah 15 orang, berusia antara pengulangan, sebanyak 3 set, tiga kali per
18-21 tahun yang mengalami kasus minggu selama 3 minggu.
Subacromial Impingement Syndrome. C. Cara Pengumpulan Data
Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, Sebelum diberikan perlakuan baik pada
Kelompok I yang diberikan Latihan Kelompok I maupun Kelompok II
Stabilisasi Bahu dan Traksi Humerus Ke pengukuran Disabilitas Bahu dan Lengan
Inferior (n=7) dan Kelompok II yang menggunakan Shoulder Pain and Disability
diberikan Latihan Fungsional Bahu dan Index (SPADI) dan setelah 9 kali perlakuan
Traksi Humerus Ke Inferior (n=8). dilakukan pengukuran yang sama untuk
Kelompok I mengetahui efek ke dua perlakuan.
Kelompok I yang diberikan Latihan Prosedur Pengukuran Disabilitas Bahu
Stabilisasi Bahu dan Traksi Humerus Ke dan Lengan
Inferior, dengan dosis latihan traksi selama 7 Shoulder Pain and Disability Index
detik, 3 repitisi sebanyak 3 set. Dilakukan (SPADI) adalah salah satu alat ukur yang
dengan frekuensi sebanyak 3x per minggu, spesifik dan dapat dipercaya untuk
selama 3 minggu. Sedangkan latihan pengukuran fungsional pada regio bahu
stabilisasi dengan dosis yang ditetapkan 10 dengan daftar pertanyaan yang dapat diisi
detik, 10 pengulangan, 3 set, tiga kali sendiri oleh sampel dan terdiri dari dua
perminggu selama 3 minggu11. dimensi, pertama dimensi nyeri terdiri dari
Kelompok II lima pertanyaan mengenai sensitivitas dari
Kelompok II yang diberikan Latihan suatu nyeri yang dirasakan individu.
Fungsional Bahu dan Traksi Humerus Ke Kemudian dimensi pengukuran aktivitas
Inferior, dengan dosis latihan traksi selama 7 fungsional digambarkan dengan delapan
detik, 3 repitisi sebanyak 3 set, 3x per pertanyaan yang dirancang untuk mengukur
minggu, selama 3 minggu. Sedangkan derajat atau tingkat kesukaran perorangan
latihan fungsional, dengan dosis latihan dalam melakukan berbagai aktivitas hidup
pendulum 20 kali gerakan, 2 kali sehari-hari yang menggunakan extremitas
61
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

atas. Sampel membutuhkan waktu 5 hingga 4. Uji Beda


10 menit untuk melengkapi dan Pada penelitian ini uji beda yang
12
menyelesaikan SPADI . digunakan adalah Uji Beda Dua Sampel
Instruksi Penilaian : Untuk menjawab Terpisah (Independent t-test) menggunakan
pertanyaan, sampel diinstruksikan untuk data selisih pada Kelompok I dan Kelompok
memberi suatu tanda pada box yang berisi II.
angka dari 0 hingga 10 untuk setiap
pertanyaan. Pada skala nyeri apabila angka 0
berarti “tidak nyeri sama sekali” dan angka
10 berarti “nyeri tidak tertahankan”. HASIL PENELITIAN DAN
Sedangkan skala ketidakmampuan apabila PEMBAHASAN
angka 0 berarti “tidak ada kesulitan” dan A. Karakteristik Sampel
angka 10 berarti “sangat sulit hingga Tabel 1
Karakteristik Sampel
memerlukan bantuan” kemudian skor dari
ke dua penilaian tersebut dihitung rata- Karakteristik Kel. I Kel. II
Sampel Rentangan
(n=7) (n=8)
ratanya, sehingga hasilnya menjadi nilai
Usia (tahun) 18-21 7 8
total SPADI.
Jenis Laki-laki 2 1
D. Analisis Data Kelamin Perempuan 5 7
Uji Statistik yang digunakan adalah Tinggi 145-157 4 4
Badan (cm) 158-170 3 4
1. Uji Normalitas data
Berat Badan 38-59 6 5
Uji normalitas data yang digunakan (kg) 60-80 1 3
adalah uji Shapiro Wilk.
Tabel 1 menunjukkan pada ke dua
2. Uji Homogenitas
kelompok jumlah sampel terbanyak adalah
Uji homogenitas data dengan levene’s
perempuan yaitu 12 sampel.
test.
3. Uji Pengaruh
B. Uji Penurunan Nilai Disabilitas Bahu
Uji pengaruh yang digunakan adalah Uji
dan Lengan Pada Kelompok Latihan
Beda Dua Sampel Berpasangan (Paired
Stabilisasi Bahu Dan Traksi Humerus
sample t-test) pada Kelompok I dan
Ke Inferior Dan Kelompok Latihan
Kelompok II.
62
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

Fungsional Bahu Dan Traksi Tabel 3


Uji Beda Penurunan Nilai Disabilitas
Humerus Ke Inferior
Bahu dan Lengan antara Ke dua
Tabel 2 Kelompok Perlakuan dengan Independent
Uji Penurunan Nilai Disabilitas Bahu dan t-test
Lengan pada Kelompok I dan Kelompok
Selisih
II Variabel p Keterangan
Rerata ± SB
Variabel Pre test Post test
Kelompok I 22,63 ± 4,25
p Ket. 0,005 Signifikan
(n=8) Rerata ± SB Kelompok II 29,32 ± 3,47
34,17 ± 11,54 ±
Kel. I 0,000 Sig.
6,31 4,02
40,18 ± 7,82 ± Tabel 3 menunjukkan adanya
Kel. II 0,000 Sig.
3,53 1,57 perbedaan nilai selisih antara Kelompok I
Tabel 2 menunjukkan adanya perbedaan dan Kelompok II dengan nilai yang
antara sebelum dan sesudah perlakuan pada signifikan p = 0,005 (p< 0,05) hal tersebut
Kelompok I dengan nilai yang signifikan p = menunjukkan bahwa Ada Perbedaan yang
0,001 (p< 0,05) hal tersebut bermakna bermakna antara Kombinasi Latihan
bahwa Kombinasi Latihan Stabilisasi Bahu Stabilisasi Bahu dan Traksi Humerus Ke
dan Traksi Humerus Ke Inferior dapat Inferior dengan Kombinasi Latihan
menurunkan Disabilitas Bahu dan Lengan Fungsional Bahu dan Traksi Humerus Ke
pada Subacromial Impingement Syndrome. Inferior dalam menurunkan Disabilitas Bahu
Sedangkan pada Kelompok II menunjukkan dan Lengan pada Subacromial Impingement
nilai yang signifikan p = 0,001 (p< 0,05) hal Syndrome.
tersebut bermakna bahwa Kombinasi Saat melakukan stabilisasi, akan terjadi
Latihan Fungsinal Bahu dan Traksi kontraksi isometrik pada otot-otot
Humerus Ke Inferior dapat menurunkan stabilisator bahu. Hal tersebut dikarenakan
Disabilitas Bahu dan Lengan pada stabilisasi berperan untuk menahan segmen
Subacromial Impingement Syndrome. tubuh agar dalam posisi yang menetap, ko-
kontraksi otot stabilisator dalam
C. Uji Beda Penurunan Nilai Disabilitas mempersiapkan gerak fungsional.
Bahu dan Lengan Antara Ke dua Tujuannya untuk meningkatkan kekuatan
Kelompok Perlakuan otot subscapularis dan otot infraspinatus
supaya bahu bisa dipertahankan agar tidak

63
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

terjadi benturan antara acromion dan caput dipergunakan untuk penurunan disabilitas
humeri saat bergerak sehingga membentuk bahu dan lengan pada Shoulder
stabilitas yang baik pada bahu. Terjadinya Impingement sesuai dengan kebutuhan
peningkatan stabilitas pada bahu maka dengan memperhatikan faktor usia, kondisi
secara langsung akan terjadi penurunan jaringan, beban kerja, dan posisi saat
nyeri yang disebabkan oleh penjepitan dan bekerja.
mencegah kembali terjadinya cedera
berulang, dengan adanya penurunan nyeri SIMPULAN DAN SARAN
maka akan terjadi penurunan disabilitas Berdasarkan hasil penelitian dan
bahu dan lengan sehingga dapat pembahasan maka kesimpulan yang dapat
meningkatkan aktivitas fungsional. diambil sebagai berikut :
Kombinasi dengan latihan fungsional 1. Kombinasi Latihan Stabilisasi Bahu dan
memberikan suatu bentuk latihan aktif co- Traksi Humerus Ke Inferior dapat
contraction yang dikombinasikan dengan menurunkan Disabilitas Bahu dan
kontrol gerakan dari terapis dengan prinsip Lengan pada Subacromial Impingement
tanpa nyeri saat diaplikasikan metode, Syndrome Mahasiswa Akademi
sehingga memberikan perbaikan pola gerak Fisioterapi Widya Husada Semarang.
dalam mobilisator bahu tanpa mnimbulkan 2. Kombinasi Latihan Fungsional Bahu dan
injury, kontraksi otot penggerak bahu Traksi Humerus Ke Inferior dapat
dengan pola depresi dalam gerak fungsional, menurunkan Disabilitas Bahu dan
merangsang reedukasi propriosepsi gerak, Lengan pada Subacromial Impingement
mempertahankan gerakan bahu dengan Syndrome Mahasiswa Akademi
ruang subacromial lebih longgar dan Fisioterapi Widya Husada Semarang.
memberikan peregangan kapsul sendi 3. Kombinasi Latihan Fungsional Bahu dan
sekaligus memberikan kestabilan gerak Traksi Humerus Ke Inferior lebih baik
persendian dan mengurangi resiko terjadinya daripada Kombinasi Latihan Stabilisasi
cedera berulang pada jaringan Bahu dan Traksi Humerus Ke Inferior
suprahumeral. dalam menurunkan Disabilitas Bahu dan
Berdasarkan uraian di atas bahwa Lengan pada Subacromial Impingement
latihan ke duanya memiliki perbedaan, dapat
64
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

Syndrome Mahasiswa Akademi Controlled Trial. PHYS THER. 91 : 178-


Fisioterapi Widya Husada Semarang. 189.
Peneliti menyarankan pada hasil 2. Ludewig, P.M. and Braman, J.P. 2011.
penelitian ini diharapkan dapat memberikan Shoulder Impingement: Biomechanical
alternatif lain bagi rekan-rekan fisioterapis Considerations in Rehabilitation.
dalam pengembangan program-program Manual Therapy. 2011 February ; 16(1):
latihan dan disarankan untuk menggunakan 33–39.
atau mengaplikasikan Latihan Fungsional 3. Setiyawati, D., Adiputra, N., Irfan, M.
Bahu dan Traksi Humerus Ke Inferior pada 2013. Kombinasi Ultrasound dan Traksi
kasus Subacromial Impingement Syndrome, Bahu Ke Arah Kaudal Terbukti Sama
karena terbukti efektif untuk menurunkan Efektifnya Dengan Kombinasi
disabilitas bahu dan lengan pada hasil Ultrasound dan Latihan Codman
penelitian ini. Selain itu, masih perlu Pendulum dalam Menurunkan Nyeri dan
dilakukan penelitian lain sebagai lanjutan Meningkatkan Kemampuan Aktifitas
dari penelitian ini, baik dengan kombinasi Fungsional Sendi Bahu pada Penderita
modalitas tambahan lain. Misalnya Sindroma Impingement Subakromialis.
penggabungan antara Latihan Stabilisasi Sport and Fitness Journal. Volume 1,
Bahu, Latihan Fungsional Bahu dan Traksi No. 2 : 70-80.
Humerus Ke Inferior untuk menurunkan 4. Behrens, S., Compas, J., Deren, M.E.,
disabilitas bahu dan lengan. and Drakos, M. 2010. Internal
Impingement : A Review on a Common
DAFTAR PUSTAKA Cause of Shoulder Pain in Throwers.
1. Karen, Y., Ross, M., Halaki, I., Chaters, The Physician And Sportsmedicine. 38
Karen, A., Ginn. 2011. Does Passive (2) : 1-3
Mobilization of Shoulder Region Joints 5. Sugijanto, 2014. FT Manual Terapi
Provide Additionl Benefit Over Advice Shoulder, Seminar Sport Physical
and Exercise Alone for People Who Therapy.Jakarta.
Have Shoulder Pain and Minimal 6. Witte, P.B., Nagels, J., Arkel, E.R.,
Movement Restriction : A Randomized Visser, C.P., Nelissen, R.G., and Groot,
J.H. 2011. Study protocol subacromial
65
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 3, No.2 : 56- 66, Agustus 2015

impingement syndrome: the Impingement Syndrome Patients. J.


identification of pathophysiologic Phys. Ther. Sci. Vol. 25, No. 11, page 1-
mechanisms (SISTIM). BMC 2.
Musculoskeletal Disorders. 12 : 282. 12. Haldorsen, B., Svege, I., Roe, Y., and
7. Sedeek, S.M., Al Dawoudy, A.M., Bergland, A. 2014. Reliability and
Ibrahim, M.Y. 2013. Subacromial validity of the Norwegian version of the
impingement syndrome: review article. Disabilities of the Arm, Shoulder and
Trauma & Orthopaedics. 2(4): 39. Hand questionnaire in patients with
8. Papadonikolakis, A., Mc.Kenna, M., shoulder impingement syndrome. BMC
Warme, W., Martin, B.I., and Matsen, Musculoskeletal Disorders. Page1-2.
F.A. 2011. Published Evidence Relevant
to the Diagnosis of Impingement
Syndrome of the Shoulder. J Bone Joint
Surg Am. 2011;93: Page 1-6.
9. Kachingwe, A.F., Phillips, B., Sletten,
E., Plunkett, S.W. 2007. Comparison of
Manual Therapy Techniques with
Therapeutic Exercise in the Treatment of
Shoulder Impingement: A Randomized
Controlled Pilot Clinical Trial. The
Journal Of Manual & Manipulative
Therapy. 16 (4) : 238.
10. Kisner, C., and Colby, L.A. 2012.
Therapeutic Exercise Foundation and
Techniques Sixth Edition. Philadhelpia,
Davis Company. Hal. 561.
11. Park, S.I., Choi, Y.K., Lee, J.H., Kim,
Y.M. 2013. Effects of Shoulder
Stabilization Exercise on Pain and
Functional Recovery of Shoulder
66

Anda mungkin juga menyukai