OLEH :
1. Elisa Nurmahida : (A2R15053)
2. Erma Yunita Sari : (A2R13093)
3. Fadhila Rahmawati : (A3R20031)
4. Fahmi Aziz Akbari : (A2R16024)
5. Fajar Erien : (A2R16026)
6. Frida Wahyuningtyas : (A2R16027)
7. Hari Handika Candra Frastia : (A3R20035)
8. Hernita Yulindasari : (A3R20036)
9. Ienas Tsuroiya Ulfa : (A2R16029)
10. Ika Listiana Dewi : (A2R16071)
11. Iko Restu Adi Prayoga : (A2R16072)
12. Inggar Juwita Fatchurina : (A2R16074)
13. Inka Christina Wijayanti : (A2R16030)
Makalah Seminar Keperawatan “Asuhan Keperawatan dan Tren Issue Covid-19 Pada
Anak tahun 2021”
Telah disetujui dan diseminarkan,
Pada tanggal : _________________
Tim Penguji :
Ketua : ________________________ (______________)
2. ________________________ (______________)
Mengetahui,
Ketua STIKes “Hutama Abdi Husada”
Tulungagung
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Makalah Seminar Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dan
Trend Issue Covid-19 Pada Anak”.
Dalam penulisan Makalahini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, hingga akhirnya Makalahini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu pada
kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Yitno, S.Kp, M.Pd., selaku Ketua STIKes “Hutama Abdi Husada”
Tulungagung.
2. Bapak Shulhan, S.Kep, Ners, M.Kep., selaku pembimbing Makalah ini yang telah sabar
dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan Makalah ini.
3. Ibu Indah Rohmawati, SST, MM, selaku pembimbing yang telah sabar dan meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
Makalah ini.
4. Teman-teman Kelompok Program Studi Profesi Ners STIKes Hutama Abdi Husada yang
telah berkontribusi dalam penyusunan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini, masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak dan semoga
Makalah ini bermanfaat. Amin.
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan Makalah.............................................................................................. 6
A. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) diumumkan oleh World Health Organization
(WHO) menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) karena
mengalami peningkatan kasus baru yang signifikan di berbagai negara [ CITATION Sus20 \l
1057 ]. Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina pada 31 Desember 2019
[ CITATION Fab20 \l 1057 ] . Peningkatan kasus COVID-19 secara signifikan juga terjadi di
Indonesia. Jumalah kasus terkonfirmasi mencapai 160.165 pada bulan Agustus 2020
[ CITATION Sus20 \l 1057 ].
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Ditularkan dari manusia yang terinfeksi ke manusia
lain melalui inhalasi langsung droplet saluran napas (dari batuk atau bersin orang yang
terinfeksi) dan kontak langsung [ CITATION Fab20 \l 1057 ]. COVID-19 merupakan virus yang
dapat menyerang orang dewasa maupun anak-anak [ CITATION Zim20 \l 1057 ].
Anak-anak memiliki kemungkinan yang sama dengan orang dewasa untuk terinfeksi
COVID-19 namun cenderung memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan orang
dewasa [ CITATION Zim20 \l 1057 ]. Penelitian yang dilakukan Cui, dkk menyebutkan 17% anak
berusia dibawah 1 tahun, 24% berusia 1-5 tahun, 25% berusia 6-10 tahun, 20% berusia 11-15
tahun dan 18% berusia lebih dari 15 tahun [ CITATION Cui20 \l 1057 ].
Pola makan yang kurang seimbang, kondisi sosial ekonomi yang buruk,komplikasi
kesehatan, ketidakteraturan aktivitas fisik, pencemaran lingkungan secara keseluruhan
menyebabkan sistem kekebalan yang terganggu yang pada akhirnya menghasilkan
peningkatan risiko infeksi oleh patogen[ CITATION MGl20 \l 1057 ].
Semua yg disebutkan diatas dapat berdampak pada tumbuh kembang anak dengan
COVID-19 maupun anak sehat karena risiko penyakit, isolasi sosial, dan meningkatnya
tingkat stres anak. Situasi ini menjadi pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan dan
dapat menimbulkan stres beracun, dengan konsekuensi kerugian bagi perkembangan otak,
kesehatan mental dan fisik di masa depan. Hal ini memaksa orang tua menggunakan kontrol
koersif seperti seperti makanan untuk mengontrol emosi negatif anak atau memantau asupan
anak, dan mendidik anak tentang gizi dengan melibatkan anak dalam perencanaan makanan
[ CITATION Liu20 \l 1057 ].
Melakukan pola makan yang sehat, memastikan nutrisi yang tepat, dan menjaga jarak
sosial dapat menjadi cara terbaiksebagai metode pencegahan untuk mengatasi SARS CoV-2.
Makanan yang baik sangat penting untuk membangun sistem kekebalan yang kuat. Dalam hal
ini, diet seimbang dapat memastikan nutrisi yang tepat (karbohidrat, protein, lemak,
fiber,vitamin, dan mineral) yang penting untuk kekebalan yang kuat[ CITATION MGl20 \l 1057 ].
Diet adalah pilihan makanan dan minuman tertentu yang secara teratur dikonsumsi oleh
seseorang untuk meningkatkan kondisi fisik seseorang untuk mencegah atau mengobati
penyakit, dan dengan demikian membantu menjaga kesehatan mental dan fisik seseorang
sedangkan diet seimbang mencakup kelompok makanan yang berbeda dalam jumlah tertentu
dan proporsi memenuhi kebutuhan kalori, protein, mineral dan vitamin [ CITATION ALa20 \l
1057 ].
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui trend dan issue keperawatan anak dalammemberikan perawatan kasus
Covid-19 pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui trend issue perubahan keperawatan di masa depan
b. Untuk mengetahui langkah strategis dalam menghadapi trend issuen perubahan
keperawatan di masa depan
c. Untuk mengetahui analisa kelompok mengenai konsep langkah strategis dalam
menghadapi perubahan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kasus covid-19 pada anak pada jurnal [CITATION Lai20 \l 1057 ]disebutkan bahwa
Sebagian besar anak yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 mengalami
perjalanan penyakit yang ringan, padahal dalam jurnal yg berbeda[ CITATION LVM20 \l
1057 ]disebutkan bahwa ada laporan anak-anak lebih rentan gejala seperti COVID-19
atau COVID-19 disertai dengan penyakit penyerta seperti : Hiper Sindroma Multipel
Inflamasi, ARDS, penyakit Kawasaki Gastrointestinal dan Atipikal yang muncul di
PICU pediatrik di seluruh dunia menyumbang kematian sebanyak 2% dan memiliki
perjalanan penyakit yg berkategori berat.Hal itu juga didukung dengan
jurnal[ CITATION Pro20 \l 1057 ] peneliti menyebutkan meskipun Covid-19 pada anak
tampak ringan dalam hal gejala yg muncul namun jika disertai pneumonia menjadi
penyebab kematian yg utama pada anak-anak.
Maka dari itu pemberian makanan enteral dini pada anak-anak yang sakit kritis
dengan gejala COVID-19 harus dipertimbangkan. Namun, pada mereka yang memiliki
masalah gastrointestinal atau syok resistensi inotropik ini mungkin tidak dapat
dilakukan selama beberapa hari. Dokter harus memperhitungkan intoleransi
gastrointestinal, dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyebabnya memengaruhi
toleransi dan kami merekomendasikan untuk memutuskan sejak dini tentang
pemberian makan pasca pilorus dan menggunakan intuisinya jika sesuai[ CITATION
LVM20 \l 1057 ]. Pada fase akut, asupan energi yang diberikan kepada anak-anak yang
sakit kritis tidak boleh melebihi pengeluaran energi istirahat dan penundaan nutrisi
parenteral selama 7 hari dapat dipertimbangkan. Penempatan selang nasoenterik
dianggap sebagai AGP dan dengan demikian alat pelindung diri yang sesuai harus
dipakai dan tidak ada bukti yang mendukung suplementasi mikronutrien dosis supra-
fisiologis, termasuk seng selama fase akut. Karena anak-anak mungkin telah lama
dirawat di PICU, dukungan nutrisi mungkin diperlukan hingga masa pemulihan untuk
memastikan pemulihan nutrisi yang memadai dan tepat[ CITATION ALa20 \l 1057 ].
B. Konsep Perubahan dalam Dunia Keperawatan
Perubahan pelayanan keperawatan secara langsung merubah kebiasaan mereka
yaitu melakukan perubahan perilaku dimasa pandemi oleh suatu keadaan atau situasi. Di
dalam lingkup keperawatan,perawat harus mampudalam proses perubahan tindakan
keperawatan seperti halnya penggunaan APD secara lengkap antara lain: memakai
hazmat, masker, kacamata google, sepatu boats, handscun. masyarakat umum dan
lingkungan seharusnya mengalami perubahan protokol kesehatan 5M seperti mencuci
tangan, memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak, mengurangi
mobilitas.Dalam bidang keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut juga
mengalami perubahan dalam menata kehidupan dimasa pandemi.
C. Konsep Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend Issue Perubahan
Keperawatan
Pemerintah Negara Republik Indonesia melakukan kesigapan [ CITATION Tim20 \l 1057 ]
1. Menerapkan 5 momen kebersihan tangan
Menurut Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH,
Biasakan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 waktu kritis bagi masyarakat
dan anak-anak adalah :
a) sebelum makan
b) sehabis buang air besar
c) sebelum menyusui
d) sebelum menyiapkan makan
e) setelah menceboki bayi
f) setelah kontak dengan hewan.
2. Penggunaan APD sesuai resiko
Dalam pemakaiannya berjenjang, antara lain :
a) Tingkat pertama untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat praktik umum
dimana kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi, tidak menimbulkan
aerosol. APD yang dipakai terdiri dari masker bedah, gaun, dan sarung tangan
pemeriksaan.
b) Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan, dokter, perawat, dan petugas
laboratorium yang bekerja di ruang perawatan pasien, di ruang itu juga
dilakukan pengambilan sampel non pernapasan atau di laboratorium, maka APD
yang dibutuhkan adalah penutup kepala, google, masker bedah, gaun, dan sarung
tangan sekali pakai.
c) Tingkat ketiga bagi tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung dengan
pasien yang dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan melakukan tindakan
bedah yang menimbulkan aerosol, maka APD yang dipakai harus lebih lengkap
yaitu penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata atau google, masker
N95, cover all, sarung tangan bedah dan sepatu boots anti air.
3. Penggalangan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi)
4. Vaksinasi
5. Pemberian makanan
Menurut BukuPerhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia, tahun 2020, yang
berjudul “Panduan Praktis Penatalaksanaan Nutrisi COVID-19” dalam pemberian
makanan dibagi menjadi 3 cara :
a. Oral Pemberian jalur oral lebih diutamakan, dengan kondisi pasien sadar dan
respon asupan baik. Pemberian terapi gizi sejak awal, dapat menjaga nutrisi pada
usus, memperbaiki mucosal barrier usus, dan menjaga imunitas usus serta menjaga
mikroekologi usus. Makanan yang diberikan melalui jalur oral harus mengandung
makronutrien dan mikronutrien sesuai kebutuhan pasien. Makanan yang
mengandung karbohidrat berasal dari beras (nasi), gandum (roti, mie, pasta, kue),
umbi-umbian (kentang), buah (pisang), Makanan yang mengandung protein bisa
berasal dari makanan sumber protein khewani (ikan, ayam, daging, telur, susu) dan
makanan sumber protein nabati (tahu, tempe, kacang). Lemak bisa didapatkan dari
lemak hewani dan minyak. Vitamin dan mineral bisa berasal dari buah-buahan,
sayuran, biji-bijian dan juga makanan asal hewani.
b. Enteral: Naso/oral Gastric Tube
Pemilihan jalur NGT atau OGT dilakukan bila asupan makan <50 % dalam 3 hari,
kesadaran pasien menurun, dan ada gangguan menelan. Pada kondisi sakit berat
dan sakit kristis, sering terjadi kerusakan usus yang akut, dengan manifestasi
berupa distensi abdomen, diare, dan gastroparesis. Untuk pasien dengan intubasi
trakeal, ujung selang makan direkomendasikan terletak post pyloric. Sediaan
enteral bisa berupa makanan blender (blenderized food) dan formula komersil
seperti formula Proten, PanEnteral, Entramix, Peptisol, Ensure, Pediasure,
Peptamen, Diabetasol, dsb.
c. Parenteral : Intravena perifer/sentral
Pemilihan jalur intravena selain mempertimbangkan kondisi diatas, juga
mempertimbangkan osmolaritas nutrisi parenteral yang diberikan. Pada pasien usia
lanjut dengan risiko aspirasi yang tinggi atau pasien dengan distensi abdomen
dapat diberikan parenteral nutrisi sementara waktu sampai kondisi membaik. Bila
menggunakan infusion pump maka diatur kecepatannya, dimulai dengan dosis
yang rendah dan dinaikkan secara bertahap. Bila memungkinkan,parenteral nutrisi
dihangatkan lebih dahulu untuk menghindari intoleransi.
BAB III
PEMBAHASAN
140 pasien COVID- Suplementasi oksigen Ferreyo et al (2020), dalam Pemberian suplementasi
November Progresif Hypoxia :
19 dengan pneumonia harus diberikan lebih penelitiannya menyebutkan oksigen non-invasif secara
2020 A Pivotal
awal untuk bahwa pasien dengan dini, agresif dan efektif Pathophysiologic
Mechanism Of
menghentikan hipoksemia, metode yg untuk kebutuhan
Covid-19
replikasi virus, lebih lebih efektif adalah intervensi ventilasi atau Pneumonia
peradangan dan pemberian oksigen memberikan terapi.
vasokontriksi pada termasuk helm dan masker Penulis : Virend K.
Somers, MD, PhD
paru-paru. wajah ventilasi non-invasif. (Virenz K. Somers MD,
Karena pemberian metode PhD, 2020) dalam
Mayo Foundation for
tersebut menghasilkan jurnalnya mengusulkan
Medical Education
resiko rendah terhadap pemberian oksigenasi and Research
intubasi endotrakeal dan secara dini pada pasien
kematian. dengan bukti desaturasi
oksigen, mungkin lebih
relatif aman, ekonomis,
dapat diakses, dan
memiliki intervensi yg
efektif untuk pasien
COVID-19 dengan
pneumonia.
II . PICOT HIPERTERMIA
Populasi/Pasien Intervensi Comparasion Outcome Time Jurnal
Pasien dengan Ibuprofen Dalam penelitian ini Data penelitian yang 23 April The Use of
COVID-19 memberikan membandingkan dalam didapatkan untuk 2020 Ibuprofen to treat
penurunan suhu yang pemberian intervensi menurunkan demam pada fever in covid-19 : A
lebih besar dan durasi pasien khususnya anak COVID 19 menunjukkan possible indirect
respons yang lebih dalam penggunaan bahwa penggunaan association with
lama. Analisis meta Ibuprofen lebih unggul Ibuprofen mempunyai worse outcome ?
juga menunjukkan daripada Acetaminophen kemanjuran lebih tinggi
bahwa Ibuprofen dalam menurunkan demam dalam menurunkan Penulis/Peneliti :
memiliki efek dengan tidak memberikan demam padaCOVID 19 Brenda D.Jamerson,
penurunan suhu yang penurun panas Ibuprofen dibandingkan dengan T.H Hayadi
lebih besar sebagai antipiretik pada penggunaan
dibandingkan dengan demam COVID-19 tahap Acetaminophen
Acetaminophen pada awal Elseiver Journal
anak-anak dan pada
orang dewasa.
Dengan demikian,
efek antipiretik
superior mungkin
terkait dengan
Ibuprofen yang lebih
efektif menghambat
efek menguntungkan
dari demam pada
penyakit virus
COVID-19.
Elseiver Journal
DAFTAR USTAKA
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/vaccines/vaccinebenefits.html#:~:text=COVID19%20vaccination%20will
%20help%20protect%20you%20by%20creating%20an,without%20having%20to
%20experience%20sickness