Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SEMINAR KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN DAN TREN ISSUE


COVID-19 PADA ANAK

OLEH :
1. Elisa Nurmahida : (A2R15053)
2. Erma Yunita Sari : (A2R13093)
3. Fadhila Rahmawati : (A3R20031)
4. Fahmi Aziz Akbari : (A2R16024)
5. Fajar Erien : (A2R16026)
6. Frida Wahyuningtyas : (A2R16027)
7. Hari Handika Candra Frastia : (A3R20035)
8. Hernita Yulindasari : (A3R20036)
9. Ienas Tsuroiya Ulfa : (A2R16029)
10. Ika Listiana Dewi : (A2R16071)
11. Iko Restu Adi Prayoga : (A2R16072)
12. Inggar Juwita Fatchurina : (A2R16074)
13. Inka Christina Wijayanti : (A2R16030)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANHUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG2021
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah Seminar Keperawatan “Asuhan Keperawatan dan Tren Issue Covid-19 Pada
Anak tahun 2021”
Telah disetujui dan diseminarkan,
Pada tanggal : _________________
Tim Penguji :
Ketua : ________________________ (______________)

Anggota :1. ________________________ (______________)

2. ________________________ (______________)

Mengetahui,
Ketua STIKes “Hutama Abdi Husada”
Tulungagung

Dr. H. Yitno, S.Kp, MPd


NIDN. 07-2508-6202
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Makalah Seminar Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dan
Trend Issue Covid-19 Pada Anak”.
Dalam penulisan Makalahini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, hingga akhirnya Makalahini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu pada
kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Yitno, S.Kp, M.Pd., selaku Ketua STIKes “Hutama Abdi Husada”
Tulungagung.
2. Bapak Shulhan, S.Kep, Ners, M.Kep., selaku pembimbing Makalah ini yang telah sabar
dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan Makalah ini.
3. Ibu Indah Rohmawati, SST, MM, selaku pembimbing yang telah sabar dan meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
Makalah ini.
4. Teman-teman Kelompok Program Studi Profesi Ners STIKes Hutama Abdi Husada yang
telah berkontribusi dalam penyusunan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini, masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak dan semoga
Makalah ini bermanfaat. Amin.

Tulungagung, 2 Maret 2021


Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan.......................................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
Daftar Lampiran.................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan Makalah.............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8


A. Konsep Trend Dan Issue Keperawatan.......................................................... 8
1. Definisi..................................................................................................... 8
2. Trend Issue Keperawatan Covid-19 Pada Anak...................................... 8
3. Klasifikasi................................................................................................ 8
4. Diagnosis.................................................................................................. 8
B. Konsep Perubahan Dalam Dunia Keperawatan............................................. 8
C. Konsep Langkah Strategis dalam Menghadapi Tren issue Perubahan Keperawatan

BAB III PEMBAHASAN................................................................................. 10


A. Trend Issue Perubahan Keperawatan Di Masa Depan................................... 10
B. Langkah Strategis Dalam Menghadapi Trend Issue Perubahan Keperawatan
Di Masa Depan .............................................................................................. 12
C. Analisa Kelompok : Konsep Langkah Strategis Dalam Menghadapi Trend
Issue Perubahan Keperawatan PICOT.................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) diumumkan oleh World Health Organization
(WHO) menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) karena
mengalami peningkatan kasus baru yang signifikan di berbagai negara [ CITATION Sus20 \l
1057 ]. Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina pada 31 Desember 2019
[ CITATION Fab20 \l 1057 ] . Peningkatan kasus COVID-19 secara signifikan juga terjadi di
Indonesia. Jumalah kasus terkonfirmasi mencapai 160.165 pada bulan Agustus 2020
[ CITATION Sus20 \l 1057 ].
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Ditularkan dari manusia yang terinfeksi ke manusia
lain melalui inhalasi langsung droplet saluran napas (dari batuk atau bersin orang yang
terinfeksi) dan kontak langsung [ CITATION Fab20 \l 1057 ]. COVID-19 merupakan virus yang
dapat menyerang orang dewasa maupun anak-anak [ CITATION Zim20 \l 1057 ].
Anak-anak memiliki kemungkinan yang sama dengan orang dewasa untuk terinfeksi
COVID-19 namun cenderung memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan orang
dewasa [ CITATION Zim20 \l 1057 ]. Penelitian yang dilakukan Cui, dkk menyebutkan 17% anak
berusia dibawah 1 tahun, 24% berusia 1-5 tahun, 25% berusia 6-10 tahun, 20% berusia 11-15
tahun dan 18% berusia lebih dari 15 tahun [ CITATION Cui20 \l 1057 ].
Pola makan yang kurang seimbang, kondisi sosial ekonomi yang buruk,komplikasi
kesehatan, ketidakteraturan aktivitas fisik, pencemaran lingkungan secara keseluruhan
menyebabkan sistem kekebalan yang terganggu yang pada akhirnya menghasilkan
peningkatan risiko infeksi oleh patogen[ CITATION MGl20 \l 1057 ].
Semua yg disebutkan diatas dapat berdampak pada tumbuh kembang anak dengan
COVID-19 maupun anak sehat karena risiko penyakit, isolasi sosial, dan meningkatnya
tingkat stres anak. Situasi ini menjadi pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan dan
dapat menimbulkan stres beracun, dengan konsekuensi kerugian bagi perkembangan otak,
kesehatan mental dan fisik di masa depan. Hal ini memaksa orang tua menggunakan kontrol
koersif seperti seperti makanan untuk mengontrol emosi negatif anak atau memantau asupan
anak, dan mendidik anak tentang gizi dengan melibatkan anak dalam perencanaan makanan
[ CITATION Liu20 \l 1057 ].
Melakukan pola makan yang sehat, memastikan nutrisi yang tepat, dan menjaga jarak
sosial dapat menjadi cara terbaiksebagai metode pencegahan untuk mengatasi SARS CoV-2.
Makanan yang baik sangat penting untuk membangun sistem kekebalan yang kuat. Dalam hal
ini, diet seimbang dapat memastikan nutrisi yang tepat (karbohidrat, protein, lemak,
fiber,vitamin, dan mineral) yang penting untuk kekebalan yang kuat[ CITATION MGl20 \l 1057 ].
Diet adalah pilihan makanan dan minuman tertentu yang secara teratur dikonsumsi oleh
seseorang untuk meningkatkan kondisi fisik seseorang untuk mencegah atau mengobati
penyakit, dan dengan demikian membantu menjaga kesehatan mental dan fisik seseorang
sedangkan diet seimbang mencakup kelompok makanan yang berbeda dalam jumlah tertentu
dan proporsi memenuhi kebutuhan kalori, protein, mineral dan vitamin [ CITATION ALa20 \l
1057 ].
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui trend dan issue keperawatan anak dalammemberikan perawatan kasus
Covid-19 pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui trend issue perubahan keperawatan di masa depan
b. Untuk mengetahui langkah strategis dalam menghadapi trend issuen perubahan
keperawatan di masa depan
c. Untuk mengetahui analisa kelompok mengenai konsep langkah strategis dalam
menghadapi perubahan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Trend dan Issu Keperawatan


1. Definisi Trend dan Issu
a. Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,
tren juga dapat didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi
pada saat ini yang biasanya sedang popular dikalangan masyarakat.
Trend adalahsesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
b. Issu
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diprkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan, nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis.
Issu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belum
jelas faktanya atau buktinya.
c. Trend dan Issue keperawatan
Trend dan Issu Keperawatan merupakan suatu yang sedang dibicarakan banyak
orang tentang praktek ataupun mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta atau
tidak, trend dan issue keperawatan tentunya menyangkut aspek legal dan etis dalam
dunia keperawatan.Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai trend dan
issue keperawatan anak dengan COVID-19.
2. Trend dan Issu Keperawatan Covid-19 pada anak
Secara umum, COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini menyerang seluruh
kalangan usia dari bayi dan anak hingga lansia. SARS-CoV-2 ditularkan dari manusia
yang terinfeksi ke manusia lain. Jalur transmisi utama virus ini melalui inhalasi langsung
droplet saluran napas (dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi) dan kontak langsung.
Penularan pada anak sebagian besar (75%) adalah dari kontak dengan perabotan rumah
tangga (transmisi dalam keluarga) [ CITATION Fab20 \l 1057 ].
Pada anak, SARS-CoV-2 umumnya menimbulkan gejala ringan atau sedang; jarang
bermanifestasi berat dibandingkan orang dewasa. Dalam studinya [ CITATION Cui20 \l
1057 ]mendapatkan, dari 2597 kasus anak COVID-19, 198 (7,6%) kasus asimptomatik,
1.181 (45,5%) kasus ringan, 1.079 (41,5%) kasus sedang, dan 113 (4,4%) kasus berat; 23
(0,9%) kasus kritis dan 3 (0,1%) meninggal dunia. Tidak terdapat perbedaan pada jumlah
anak laki-laki dan perempuan yang terinfeksi COVID-19.3 Manifestasinya pada
neonatus, khususnya bayi prematur, masih belum diketahui jelas. Mayoritas anak
mengalami manifestasi klinis yang ringan, tanpa demam atau gejala pneumonia, dengan
prognosis baik dan sembuh dalam 1-2 minggu setelah onset. Sebagian kecil kasus dapat
berlanjut menjadi infeksi saluran napas bawah. Kasus dapat dengan cepat memberat
menjadi sindrom distres pernapasan akut (ARDS), syok septik, asidosis metabolik
refrakter, dan disfungsi koagulasi [ CITATION LVM20 \l 1057 ].
3. Klasifikasi covid-19 pada anak[ CITATION Fab20 \l 1057 ] :
a) Infeksi asimptomatik: anak yang terbukti positif real-time reverse transcription-
PCR (RT-PCR) SARS-CoV-2 tanpa disertai manifestasi klinis ataupun temuan
abnormal pada pencitraan toraks.
b) Kasus ringan (infeksi saluran napas atas akut/ISPA): anak dengan hanya demam,
batuk, nyeri tenggorok, hidung tersumbat, lelah-lesu, nyeri kepala, atau mialgia, dll,
tanpa tanda pneumonia pada pencitraan toraks ataupun tanda sepsis
c) Kasus sedang (pneumonia ringan): anak dengan atau tanpa demam, gejala respirasi
seperti batuk; dan gambaran pneumonia pada hasil pencitraan toraks, namun tidak
memenuhi kriteria pneumonia berat.
d) Kasus berat (pneumonia berat): memenuhi kriteria berikut : Peningkatan laju
pernapasan: >70 kali/menit (anak usia 50 kali/menit (anak usia >1 tahun) (bukan efek
demam dan menangis), Saturasi oksigen < 92%, Distres pernapasan (merintih, napas
cuping hidung, retraksi suprasternal, interkostal, substernal), sianosis, apnea
intermiten.Penurunan kesadaran: somnolen, koma, atau kejang, Tidak mau makan
atau asupan sulit, dengan tanda dehidrasi.
e) Kasus kritis: memenuhi kriteria berikut dan membutuhkan perawatan intensif
seperti : Gagal napas sehingga memerlukan ventilasi mekanik, Syok, Disertai gagal
organ lain
Hal ini juga didukung oleh penelitian [ CITATION Pro20 \l 1057 ]yg berjudul
Clinical and Epidemiological Features of 36 Children With Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) In Zhejiang, China: An Observational Cohort Study,
menggambarkan dari 36 anak dengan penyakit corona virus 2019 (covid-19)
menggunakan klasifikasi china untuk keparahan covid-19 pada pediatrik :
a) Infeksi tanpa gejala (asimptomatik)
b) Penyakit ringan
c) Penyakit sedang
d) Penyakit parah dan,
e) Penyakit kritis
4. Diagnosis[ CITATION Fab20 \l 1057 ] :
Identifikasi awal kasus berat COVID-19 pada anak perlu dilakukan terutama jika anak
memiliki riwayat kontak dengan pasien kasus berat COVID-19 atau dengan riwayat
penyakit sebelumnya (seperti penyakit jantung bawaan, hipoplasia pulmoner, kelainan
sistem pernapasan, kadar hemoglobin abnormal, malnutrisi berat) atau dengan status
defisiensi sistem imun (immunocompromised), dan memenuhi salah satu kriteria
berikut:
a. Dipsnea: laju pernapasan >50 kali/menit (usia 40 kali/menit (usia 1-5 tahun),>30
kali/menit (usia >5 tahun)
b. Demam tinggi persisten selama 3-5 hari
c. Penurunan kesadaran, letargis, respons tidak adekuat, dan gangguan kesadaran
lainnya
d. Peningkatan enzim jantung (CK-MB),7 enzim hati (ALT, AST), LDH.
e. Asidosis metabolik yang tidak dapat dijelaskan
f. Pencitraan toraks ditemukan infiltrat bilateral atau multilobular, efusi pleura, atau
progresi cepat kondisi dalam waktu sangat cepat
g. Bayi dibawah usia 3 bulan
h. Komplikasi ektrapulmoner
i. Koinfeksi dengan virus dan/atau bakteri lain
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Manifestasi klinis COVID-19 pada
anak sangat bervariasi, dari yang asimptomatik sampai menunjukkan gejala sesak yang
berat. Pada anamnesis yaitu :
a. Gejala sistemik: demam, malaise, fatigue, nyeri kepala, mialgia
b. Gejala saluran pernapasan: batuk, pilek, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat,
sesak napas
c. Gejala lain: diare, mual, muntah.

Kasus covid-19 pada anak pada jurnal [CITATION Lai20 \l 1057 ]disebutkan bahwa
Sebagian besar anak yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 mengalami
perjalanan penyakit yang ringan, padahal dalam jurnal yg berbeda[ CITATION LVM20 \l
1057 ]disebutkan bahwa ada laporan anak-anak lebih rentan gejala seperti COVID-19
atau COVID-19 disertai dengan penyakit penyerta seperti : Hiper Sindroma Multipel
Inflamasi, ARDS, penyakit Kawasaki Gastrointestinal dan Atipikal yang muncul di
PICU pediatrik di seluruh dunia menyumbang kematian sebanyak 2% dan memiliki
perjalanan penyakit yg berkategori berat.Hal itu juga didukung dengan
jurnal[ CITATION Pro20 \l 1057 ] peneliti menyebutkan meskipun Covid-19 pada anak
tampak ringan dalam hal gejala yg muncul namun jika disertai pneumonia menjadi
penyebab kematian yg utama pada anak-anak.
Maka dari itu pemberian makanan enteral dini pada anak-anak yang sakit kritis
dengan gejala COVID-19 harus dipertimbangkan. Namun, pada mereka yang memiliki
masalah gastrointestinal atau syok resistensi inotropik ini mungkin tidak dapat
dilakukan selama beberapa hari. Dokter harus memperhitungkan intoleransi
gastrointestinal, dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyebabnya memengaruhi
toleransi dan kami merekomendasikan untuk memutuskan sejak dini tentang
pemberian makan pasca pilorus dan menggunakan intuisinya jika sesuai[ CITATION
LVM20 \l 1057 ]. Pada fase akut, asupan energi yang diberikan kepada anak-anak yang
sakit kritis tidak boleh melebihi pengeluaran energi istirahat dan penundaan nutrisi
parenteral selama 7 hari dapat dipertimbangkan. Penempatan selang nasoenterik
dianggap sebagai AGP dan dengan demikian alat pelindung diri yang sesuai harus
dipakai dan tidak ada bukti yang mendukung suplementasi mikronutrien dosis supra-
fisiologis, termasuk seng selama fase akut. Karena anak-anak mungkin telah lama
dirawat di PICU, dukungan nutrisi mungkin diperlukan hingga masa pemulihan untuk
memastikan pemulihan nutrisi yang memadai dan tepat[ CITATION ALa20 \l 1057 ].
B. Konsep Perubahan dalam Dunia Keperawatan
Perubahan pelayanan keperawatan secara langsung merubah kebiasaan mereka
yaitu melakukan perubahan perilaku dimasa pandemi oleh suatu keadaan atau situasi. Di
dalam lingkup keperawatan,perawat harus mampudalam proses perubahan tindakan
keperawatan seperti halnya penggunaan APD secara lengkap antara lain: memakai
hazmat, masker, kacamata google, sepatu boats, handscun. masyarakat umum dan
lingkungan seharusnya mengalami perubahan protokol kesehatan 5M seperti mencuci
tangan, memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak, mengurangi
mobilitas.Dalam bidang keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut juga
mengalami perubahan dalam menata kehidupan dimasa pandemi.
C. Konsep Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend Issue Perubahan
Keperawatan
Pemerintah Negara Republik Indonesia melakukan kesigapan [ CITATION Tim20 \l 1057 ]
1. Menerapkan 5 momen kebersihan tangan
Menurut Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH,
Biasakan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 waktu kritis bagi masyarakat
dan anak-anak adalah :
a) sebelum makan
b) sehabis buang air besar
c) sebelum menyusui
d) sebelum menyiapkan makan
e) setelah menceboki bayi
f) setelah kontak dengan hewan.
2. Penggunaan APD sesuai resiko
Dalam pemakaiannya berjenjang, antara lain :
a) Tingkat pertama untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat praktik umum
dimana kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi, tidak menimbulkan
aerosol. APD yang dipakai terdiri dari masker bedah, gaun, dan sarung tangan
pemeriksaan.
b) Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan, dokter, perawat, dan petugas
laboratorium yang bekerja di ruang perawatan pasien, di ruang itu juga
dilakukan pengambilan sampel non pernapasan atau di laboratorium, maka APD
yang dibutuhkan adalah penutup kepala, google, masker bedah, gaun, dan sarung
tangan sekali pakai.
c) Tingkat ketiga bagi tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung dengan
pasien yang dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan melakukan tindakan
bedah yang menimbulkan aerosol, maka APD yang dipakai harus lebih lengkap
yaitu penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata atau google, masker
N95, cover all, sarung tangan bedah dan sepatu boots anti air.
3. Penggalangan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi)
4. Vaksinasi
5. Pemberian makanan
Menurut BukuPerhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia, tahun 2020, yang
berjudul “Panduan Praktis Penatalaksanaan Nutrisi COVID-19” dalam pemberian
makanan dibagi menjadi 3 cara :
a. Oral Pemberian jalur oral lebih diutamakan, dengan kondisi pasien sadar dan
respon asupan baik. Pemberian terapi gizi sejak awal, dapat menjaga nutrisi pada
usus, memperbaiki mucosal barrier usus, dan menjaga imunitas usus serta menjaga
mikroekologi usus. Makanan yang diberikan melalui jalur oral harus mengandung
makronutrien dan mikronutrien sesuai kebutuhan pasien. Makanan yang
mengandung karbohidrat berasal dari beras (nasi), gandum (roti, mie, pasta, kue),
umbi-umbian (kentang), buah (pisang), Makanan yang mengandung protein bisa
berasal dari makanan sumber protein khewani (ikan, ayam, daging, telur, susu) dan
makanan sumber protein nabati (tahu, tempe, kacang). Lemak bisa didapatkan dari
lemak hewani dan minyak. Vitamin dan mineral bisa berasal dari buah-buahan,
sayuran, biji-bijian dan juga makanan asal hewani.
b. Enteral: Naso/oral Gastric Tube
Pemilihan jalur NGT atau OGT dilakukan bila asupan makan <50 % dalam 3 hari,
kesadaran pasien menurun, dan ada gangguan menelan. Pada kondisi sakit berat
dan sakit kristis, sering terjadi kerusakan usus yang akut, dengan manifestasi
berupa distensi abdomen, diare, dan gastroparesis. Untuk pasien dengan intubasi
trakeal, ujung selang makan direkomendasikan terletak post pyloric. Sediaan
enteral bisa berupa makanan blender (blenderized food) dan formula komersil
seperti formula Proten, PanEnteral, Entramix, Peptisol, Ensure, Pediasure,
Peptamen, Diabetasol, dsb.
c. Parenteral : Intravena perifer/sentral
Pemilihan jalur intravena selain mempertimbangkan kondisi diatas, juga
mempertimbangkan osmolaritas nutrisi parenteral yang diberikan. Pada pasien usia
lanjut dengan risiko aspirasi yang tinggi atau pasien dengan distensi abdomen
dapat diberikan parenteral nutrisi sementara waktu sampai kondisi membaik. Bila
menggunakan infusion pump maka diatur kecepatannya, dimulai dengan dosis
yang rendah dan dinaikkan secara bertahap. Bila memungkinkan,parenteral nutrisi
dihangatkan lebih dahulu untuk menghindari intoleransi.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Trend Issue Perubahan Keperawatan di Masa Depan


Covid 19, saat ini menjadi perbincangan diseluruh dunia, maka dari itu dari berbagai pakar
kesehatan, medis dan tenaga medis menyarankan masyarakat untuk :
1. Sosialisasi hidup bersih dan sehat[ CITATION Tim20 \l 1057 ].
2. Sterilisasi fasilitas umum dan fasilitas sosial [ CITATION Tim20 \l 1057 ].
3. Mengaktifan relawan lingkungan /partisipasi sosial
4. Penggalangan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi)[ CITATION Tim20 \l 1057 ].
5. Vaksinasi
Peran perawat dan manfaat vaksin COVID-19 :
Peran utama perawat anak dalam menghadapi kasus covid-19 mengenai vaksinasi
adalah mencari informasi dan memahami dengan benar terkait pemberian vaksinasi
covid-19 pada anak. Tidak hanya sampai disitu, peran perawat harus memberikan
edukasi kepada orangtua dan anak mengenai informasi vaksinansi covid-19 pada anak
dengan evidence based untuk menghilangkan ketakutan kecemasan yang dialami
orangtua dan anak. Ketakutan dan kecemasan orangtua dan anak berasal dari teman,
keluarga hingga internet yang menyalah artikan vaksin covid-19 [ CITATION Kar20 \l 1057
]
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) manfaat mendapat
vaksinasi adalah : (a). Efektif mencegah terinfeksi virus covid-19, (b). Mencegah
terjangkit penyakit serius saat terinfeksi virus covid-19, (c). Mampu melindungi orang
sekitar, terutama orang yang mengalami peningkatan resiko penyakit parah akibat
covid-19, (d). Vaksin bantu melindungi tubuh dengan membentuk antibodi atau sistem
kekebalan tubuh supaya tidak sakit
Hal ini juga didukung dari hasil survei jurnal Parent’s and Guardian’s View on
The Acceptability of A Future COVID-19 Vaccine : A Multi-Methods Study In
Englandmenyatakan niat positif untuk memvaksinasi diri mereka (orangtua, orang
dewasa, lansia) dan anak-anak adalah untuk memberikan perlindungan dari COVID-19
untuk diri sendiri (diri sendiri : 42,4%, anak-anak : 42,5%), diikuti dengan melindungi
orang lain (diri sendiri : 23,7%, anak-anak : 19,5%). Peserta survei secara spesifik
menyebutkan bahwa mereka ingin menerima vaksin agar tetap sehat untuk menjaga
anak-anaknya[ CITATION Sad20 \l 1057 ]
6. Setelah pandemi berakhir dianjurkan masyarakat mulai menggelar kegiatan olahraga
untuk anak-anak, orang dewasa dan orangtua setelah pandemi penyakitcoronavirus
2019 (COVID-19)dengan tujuan mengurangi stres pasca isolasi mandiri dan
sosial[CITATION Deb21 \l 1057 ].
B. Langkah strategis dalam menghadapi Trend Issue perubahan keperawatan di masa
depan
Keberhasilan perubahan tergantung dari strategis yang diterapkan oleh agen pembawa
perubahan. Hal yang paling penting harus “mulai“
1. Mulai diri sendiri : Perubahan dan pembenahan pada diri sendiri, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota profesi.
2. Mulai dari hal-hal yang kecil
Perubahan yang besar untuk mencapai kesehatan Indonesia tidak akan pernah berhasiljika
tidak dimulai dari hal-hal yang kecil, contohnya mencuci tangan 6 langkah
3. Mulai melakukan sekarang
Strategi yang harus ditempuh :
1. 5M
2. Pengembangan ilmu keperawatan dalam penangan pasien Covid-19, pencegahan
hingga edukasi penerapan pola hidup sehat dan 5M dalam kehidupan sehari-hari di
masa new normal.
3. Pelaksanaan riset keperawatan terkait dengan dampak kasus COVID-19 pada anak
secara bio-psiko-sosial-spiritual.
4. Menerapkan model dan metode praktik keperawatan professional terbaru seperti
memberikan edukasi secara menyeluruh kepada masyarakat untuk menerapkan
pencegahan virus COVID-19 di masa new normal dan membiasakan diri beraktifitas
seperti biasa.
5. Pemberian vaksinasi
Data yang didapat di negara China, Itali dan Korea selatan menunjukkan anak-anak
usia di bawah 10 tahun lebih sedikit yang terinfeksi COVID-19, dan kalaupun
mengalami infeksi umumnya mengalami gejala ringan bahkan tanpa gejala. Anak-
anak mendapatkan rutin vaksinasi dan berbagai infeksi. Hal ini nampaknya melatih
sistem imun anak-anak sehingga lebih kebal terhadap COVID-19. Vaksinasi MMR
menunjukkan perlindungan pencegahan parsial terhadap COVID-19. Hal ini
dikarenakan beberapa penelitian sebelumnya bahwa vaksin campak memberikan
perlindungan terhadap pathogen selain campak dan juga karena adanya kesamaan
antara protein S SARS-CoV-2 dengan protein F pada virus Measles (campak) dan
protein E pada virus Rubella (campak jerman). Profilaksis merupakan cara untuk
mencegah penyakit.

C. AnalisaKelompok : Konsep Langkah Strategis Dalam Menghadapi Trend Issue


Perubahan Keperawatan PICOT
I . PICOT HIPOKSIA/SESAK

Populasi/Pasien Intervensi Comparasion Outcome Time Jurnal


Pasien dengan Ribavirin termasuk Penelitian in-vitro yang Data penelitian 31 Maret Therapeutic
Tahun 2020 Management of
COVID-19 salah satu terapi yang dilakukan yang ditemukan untuk
Patients with
direkomendasikan oleh Wang et al. (2020) indikasi SARS-CoV-1 COVID-19
untuk infeksi bukti penelitian klinis menunjukkan bahwa
Penulis/Peneliti :
COVID-19 terkait penggunaan kombinasi ribavirin dan Bobby Presley
menurut pedoman ribavirin sebagai terapi lopinavir/ritonavir dapat
Clinical Pharmacy
terapi yang infeksi COVID-19 masih mengurangi risiko Journal
dikeluarkan terbatas. National Health terjadinya ARDS
oleh National Health Commission (NHC) dibandingkan penggunaan
Commission (NHC) pemerintah China, ribavirin monoterapi
pemerintah China. merekomendasikan adalah (p<0,001)
Metode administrasi pemberian infus
yang intravena dengan dosis 500
direkomendasikan mg setiap kali
adalah pemberian pemberian dan diberikan
infus 2–3 kali sehari.40
intravena dengan Pemberian tersebut perlu
dosis 500 mg setiap dikombinasikan
kali dengan IFN-α atau
pemberian dan lopinavir/ritonavir dengan
diberikan 2–3 kali durasi pemberian tidak
sehari. lebih dari 10 hari

140 pasien COVID- Suplementasi oksigen Ferreyo et al (2020), dalam Pemberian suplementasi
November Progresif Hypoxia :
19 dengan pneumonia harus diberikan lebih penelitiannya menyebutkan oksigen non-invasif secara
2020 A Pivotal
awal untuk bahwa pasien dengan dini, agresif dan efektif Pathophysiologic
Mechanism Of
menghentikan hipoksemia, metode yg untuk kebutuhan
Covid-19
replikasi virus, lebih lebih efektif adalah intervensi ventilasi atau Pneumonia
peradangan dan pemberian oksigen memberikan terapi.
vasokontriksi pada termasuk helm dan masker Penulis : Virend K.
Somers, MD, PhD
paru-paru. wajah ventilasi non-invasif. (Virenz K. Somers MD,
Karena pemberian metode PhD, 2020) dalam
Mayo Foundation for
tersebut menghasilkan jurnalnya mengusulkan
Medical Education
resiko rendah terhadap pemberian oksigenasi and Research
intubasi endotrakeal dan secara dini pada pasien
kematian. dengan bukti desaturasi
oksigen, mungkin lebih
relatif aman, ekonomis,
dapat diakses, dan
memiliki intervensi yg
efektif untuk pasien
COVID-19 dengan
pneumonia.

Pasien dengan covid- Keputusan untuk (Laghi F, 2020) Intervensi hipoksia/sesak


19 melakukan intervensi menyebutkan bahwa pasien pada pasien dengan
mekanis invasif yg lebih membutuhkan COVID-19 adalah metode Juni 2020 Basing Respiratory
Management of
melibatkan selang intervensi berupa intubasi pemberian oksigenasi
COVID-19 on
endotrakeal dan ventilator mekanis. secara intubasi Physiological
Principles and
dipengaruhi oleh Dikhawtirkan tanpa danventilasi mekanis.
Monitoring of The
saturasi oksigen, bantuan ventilasi Namun banyak negara yg Control of
Ventilation
dipsnea, laju menyebabkan kerusakan mengemukakan bahwa
pernapasan, radiografi organ pada pasien dengan persentase angka Penulis : Tobin MJ
dan Gardener WN
dada. saturasi ≤ 75%. kematian pasien COVID-
19 menyumbang paling
American Journal of
berbanding terbalik dengan besar. Metode intervensi
Respiratory and
penelitian (Tobin, 2020) dengan memberikan Critical Care
Medicine
mengemukakan cara pasien lebih banyak
terbaik meminimalisir oksigen lewat masker
kerusakan hidung diklaim lebih bisa
organ/komplikasi adalah menyelamatkan banyak
menghindari intubasi dan nyawa.
ventilator kecuali pasien yg
memiliki riwayat serangan
jantung. Penggunaan
intubasi dan ventilasi
secara bebas dapat
meningkatkan kematian
pada pasien COVID-19.
Jika memang pasien harus
terpasang ventilasi
mekanis, maka setelah 24
jam penggunaan dokter
harus melakukan
penyapihan oksigenasi.

II . PICOT HIPERTERMIA
Populasi/Pasien Intervensi Comparasion Outcome Time Jurnal
Pasien dengan Ibuprofen Dalam penelitian ini Data penelitian yang 23 April The Use of
COVID-19 memberikan membandingkan dalam didapatkan untuk 2020 Ibuprofen to treat
penurunan suhu yang pemberian intervensi menurunkan demam pada fever in covid-19 : A
lebih besar dan durasi pasien khususnya anak COVID 19 menunjukkan possible indirect
respons yang lebih dalam penggunaan bahwa penggunaan association with
lama. Analisis meta Ibuprofen lebih unggul Ibuprofen mempunyai worse outcome ?
juga menunjukkan daripada Acetaminophen kemanjuran lebih tinggi
bahwa Ibuprofen dalam menurunkan demam dalam menurunkan Penulis/Peneliti :
memiliki efek dengan tidak memberikan demam padaCOVID 19 Brenda D.Jamerson,
penurunan suhu yang penurun panas Ibuprofen dibandingkan dengan T.H Hayadi
lebih besar sebagai antipiretik pada penggunaan
dibandingkan dengan demam COVID-19 tahap Acetaminophen
Acetaminophen pada awal Elseiver Journal
anak-anak dan pada
orang dewasa.
Dengan demikian,
efek antipiretik
superior mungkin
terkait dengan
Ibuprofen yang lebih
efektif menghambat
efek menguntungkan
dari demam pada
penyakit virus
COVID-19.

III. PICOT NUTRISI

Populasi/Pasien Intervensi Comparasion Outcome Time Jurnal


Pasien dengan Pemberian nutrisi Dalam penelitian ini Pemberian dukungan 08 Mei 2020 Considerations for
COVID-19 melalui enteral pada membandingkan intervensi nutrisi sangat penting bagi nutrition support in
anak kritis dimulai nutrisi pemberian makanan anak dengan kasus Covid- critically ill children
dalam waktu 24 jam enteral dini yang diberikan 19 dalam masa pemulihan with COVID-19 and
setelah masuk RS. pada anak-anakyang sakit sehingga pemilihan nutrisi paediatric
Pemberian nutrisi kritis dengan gejala yang sesuai sangat inflammatory
harus seimbang antara COVID-19 dan anak-anak penting bagi anak. multisystem
energi yang yang terkena COVID-19 syndrome temporally
dibutuhkan dan energi dengan hiper sindroma associated with
yang akan sistem multipel inflamasi, COVID-19
dikeluarkan pada fase ARDS, penyakit Kawasaki
istirahat. Selain itu gastrointestinal dan Penulis/Peneliti:
pada anak dengan atipikal. L.V Marino, F.V
kasus kritis juga dapat Valla, L.N Tume, C
diberikan nutrisi Jotterand –
parenteral yang dapat Chaparro, C.Moullet,
diberikan pada hari ke L.Latten, K.Joosten,
7 setelah masuk RS S.C.A.T.Verbruggen

Elseiver Journal
DAFTAR USTAKA

A. Laviano, A. K. (2020). Nutrition Support in the Time of SARS-CoV-2 (COVID-19)


Nutrition . Cell Press Heliyon, Department of Botany, University of Chittagong,
Chittagong, Bangladesh, 11.
Cui X, Z. T. (2020). Children with coronavirus disease 2019 (COVID-19). A review of
demographic, clinical, laboratory and imaging features in pediatric patients, 10.
Bobby Presley. (2020). Therapeutic Management of Patients with COVID-19. Clinical
Pharmacy Journal, 12.
Deborah L. McBride, P. R. (2021). New guidelines for children returning to sports after
Covid-19. Journal Of Pediatric Nursing, 2.
Felicia, F. V. (2020). Manifestasi Klinis Infeksi Covid-19 Pada Anak. CDK-287/VOL.47
NO.6 TH 2020, 4.
Goldschmidt, K. (2020). COVID-19 vaccines for children: The essential role of the pediatric
nurse. Journal of Pediatric Nursing : Drexel University, Philadelphia, PA, United
States of America, 3.
Kemendagri, T. k. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pnademi COVID-19 Bagi
Pemerintah Daerah (Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen). Jakarta:
Kementrian Dalam Negeri.
L.V. Marino, F. V. (2020). Considerations for nutrition support in critically ill children with
COVID-19 and paediatric inflammatory multisystem syndrome temporally associated
with COVID-19. Clinical Nutrition, 6.
Liubiana Arantes de Araújo, C. F. (2020). The potential impact of the COVID-19 pandemic
onchild growth and development: a systematic review. Jornal de Pediatria, 9.
M. Gleeson, D. N. (2020). Exercise, nutrition and immune function. Prospects of nutritional
interventions in the care of COVID-19 patients, 11.
Prof Haiyan Qiu, e. a. (2020). Clinical and Epidemiological Features of 36 Children With
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) In Zhejiang, China: An Observational Cohort
Study. The Lancet Infectious Diseases, 8.
Sadie Bell, P. P. (2020). Parent's and Guardian's Views on The Acceptability of A Future
COVID-19 Vaccine : A Multi-Methods Study In England. Vaccine COVID-19, 10.
Susanna, D. (2020). When Covid-19 Pandemic in Indonesia End? Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, 3.
Tobin MJ, Gardener WN. (2020). Basing Respiratory Management of COVID-19 on
Physiological Principles and Monitoring of The Control of Ventilation. In : Tobin Mj,
editor. Principles and Practice of Intensive Care Monitoring. New York: McGraw-
Hill.
Zimmermann, P. C. (2020). Coronavirus Infection in Children Including Covid-19. The
Pediatric Infections Disease Journal, 14.
Virend K. Somers, MD, PhD. (2020). Progresif Hypoxia : A Pivotal Phatophysiologic
Mechanism of COVID-19 : Mayo Foundation for Medical Edeucation and Research,
4.

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/vaccines/vaccinebenefits.html#:~:text=COVID19%20vaccination%20will
%20help%20protect%20you%20by%20creating%20an,without%20having%20to
%20experience%20sickness

Anda mungkin juga menyukai