Anda di halaman 1dari 1

Dony Putra

Jumat, 25 Oktober 2013

PENGELOLAAN TENAGA
KEPERAWATAN

PENGELOLAAN TENAGA
KEPERAWATAN
( REKRUT SELEKSI ORIENTASI
PENGEMBANGAN PENJADWALAN
KLASIFIKASI DAN PERENCANAAN )

PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan yang
diselenggarakan di rumah sakit. Pelayanan
keperawatan mempunyai peran yang besar
dalam pencapaian mutu citra dan efisiensi
pelayanan kesehatan di RS, karena selain
merupakan tenaga profesi yang terbanyak
jumlahnya di setiap RS juga sebagai tenaga
profesi yang memberi pelayanan selama 24 jam
terus menerus di sisi pasien, sehingga
pengelolaan tenaga keperawatan mutlak perlu
dilaksanakan dengan baik.
Mengingat kegiatan pelayanan
keperawatan tergantung pada kualitas dan
kuantitas tenaga keperawatan yang memberikan
asuhan kepada pasien/keluarga di ruang
perawatan, maka peningkatkan mutu pelayanan
keperawatan diperlukan dukungan sumber daya
manusia keperawatan yang mampu mengemban
tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan
dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus
menerus, serta mampu mengadakan perubahan.
Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini,
perlu adanya rekrut, seleksi,
orientasi,pengembangan, penjadwalan serta
klasifikasi dan perencanaan tenaga keperawatan
yang diatur dengan baik sesuai dengan prinsip-
prinsip dalam sistem pengelolaan dan
pendayagunaan tenaga keperawatan.

HAKEKAT KETENAGAAN
Adalah pengaturan proses mobilisasi
potensi, proses motivasi dan pengembangan
sumber daya manusia dalam memenuhi
kepuasan melalui karyanya untuk tercapainya
tujuan individu, organisasi maupun komunitas
dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang
ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah
yang dianut oleh pimpinan keperawatan tentang
pendayagunaan tenaga. Misalnya:
Pandangannya tentang motivasi kerja, konsep
tentang tenaga keperawatan, dsb.
Dari pandangan dasar tersebut akan
terbentuk pola ketenagaan yang sesuai dengan
gambaran pimpinan.

1. Rekrut tenaga dan seleksi


Menerima pegawai adalah tugas yang
sulit dan dapat menyebabkan kecemasan, tetapi
juga merupakan kesempatan penting utuk
mengadakan perubahan dan pengembangan staf.
Ketenagaan memerlukan koordinasi
antara bagian personalia dan pelayanan
keperawatan, biasanya bagian personalia
mengadakan tenaga keperawatan sesuai dengan
permintaan yang diajukan oleh bagian
keperawatan. Langkah pertama pada rekrut
tenaga adalah menstimulasi calon untuk mengisi
posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana
karena tidak hanya segi teknis kualifikasi tetapi
juga kwalitas individu harus sesuai dengan
pekerjaan, susunan dan tujuan organisasi. Usaha
rekrut tenaga jangan tergesa-gesa karena dapat
mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan.
Selain itu penempatan tenaga perlu
diperhatikan, karena penempatan yang tepat
akan menciptakan kondisi kerja yang efisien.

Yang perlu diperhatikan


a. Profil karyawan keperawatan pada saat itu.
b. Program rekruting
c. Metode rekruting
d. Program pengembangan tenaga baru
e. Prosedur penerimaan
n Seleksi : - kualifikasi dasar seleksi
- proses seleksi
n Prosedur lamaran
Syarat yang harus dipenuhi
a. Data biografi
Berisikan riwayat personal calon, latar
belakang pendidikan, riwayat dan pengalaman
bekerja dan data lain yang dapat dipakai.
b. Surat rekomendasi/referensi dari
perusahaan/instansi sebelumnya dimana
calon bekerja.
c. Wawancara .
Tujuan wawancara untuk memperoleh
informasi, memberi informasi dan menentukan
bila calon memenuhi persyaratan untuk posisi itu.
d. Psycho-test : Test ini untuk mengetahui
pengetahuan, keterampilan, bakat, sikap
umum, dll.

2. Orientasi, pengembangan dan


penghargaan

1) Orientasi :
* Orientasi institusi :
n -Misi rumah sakit, riwayat dan tujuan
spesifik RS/organisasi.
n Struktur dan kepemimpinan.
n Kebijakan personalia
n Evaluasi kerja, promosi, cuti, dsb.
n Perilaku yang diharapkan.
n Pengembangan staf dan program
pembinaan yang ada
n Hubungan antara karyawan dan
hubungan dengan pimpinan
* Orientasi pekerjaan :
n Memahami tujuan bagian keperawatan
dan bagaimana tujuan diterjemahkan
dalam job deskripsi
n bagaimana tujuan keperawatan
hubungannya dengan tujuan individu
n Menciptakan hubungan interpersonal.
n Memperkenalkan pekerjaan, prosedur
dan kebijakan yang ada
n Orientasi tempat, fasilitas dan
perlengkapan yang ada
n Menjelaskan job deskripsi yang ada
sesuai dengan tugas dan posisi yang
diberikan.

2). Pengembangan :
Pengembangan tenaga baru berlaku
sesudah orientasi untuk melanjutkan edukasi
secara bebas untuk mengembangkan potensi
secara penuh dari seseorang. Hal ini
berhubungan dengan esthetika, teknis dan
pendidikan profesional.

3). Penghargaan :
a. Promosi : kenaikan pangkat
-Suatu reward individu yang berprestasi
atau kesempatan pengembangan.
-Senioritas
Manfaat :
n Mempertinggi semangat kerja bagi
yang berprestasi
n menciptakan keseimbangan
n memotivasi
b. Mutasi : Pemindahan dari pekerjaan /
jabatan satu ke pekerjaan/ jabatan lain.
Tujuan:
n Pengembangan
n Mengurangi kejenuhan
n Reorganisasi
n Memperbaiki penempatan yang kurang
cocok
n Memberi kepuasan kerja
n Kondisi kesehatan.

4). Hambatan dalam ketenagaan

a. kemangkiran/absen
Merupakan kehilangan waktu yang
berakibat kerugian secara kualitas dan ekonomi
bagi instansi.
Prosentase absen:
jumlah hari kerja yang hilang
---------------------------------------- X 100
jumlah hari kerja efektif

Faktor absen :
n tempat tinggal jauh
n kelompok karyawan yang banyak
n sakit

Pola absensi :
n sering à pendek-pendek
n jarang à panjang
n hari - hari tertentu

Cara mengurangi absen:


n sistem pencatatan
n kunjungan rumah
n kesejahteraan karyawan
n meningkatkan kondisi tempat kerja
n swasana kerja
n sistem penghargaan

b). Keluar masuknya tenaga ( Turn- Over )


Perhitungan :
rata-rata turn-over per tahun:

jumlah tenaga yang keluar


------------------------------------- X 100
jumlah tenaga di unit

Mengurangi turn-over :
n pada proses penerimaan karyawan
n peningkatan penugasan
n perubahan job - deskripsi
n pengembangan

c). Kejenuhan ( Burn - Out)


Keadaan dimana individu merasa dirinya
semakin kurang kemampuannya, kerja keras
kurang produktif.
Sebab :
n peran dan fungsi kurang jelas
n merasa terisolasi
n beban kerja berlebihan
n terlalu lama pada suatu bagian

3.Pengembangan Staf

Tujuan :
Membantu individu meningkatkan diri
dalam pengetahuan, ketrampilan serta
pengalaman dibidangnya melalui kegiatan
pendidikan berkelanjutan, program pelatihan, dsb.
Aktifitas pengembangan ini dibuat untuk
keuntungan individu perawat dan meningkatkan
produktifitas /pelayanan.
Macam pengembangan :
Sesuai dengan kebutuhan, baik training
maupun pendidikan yang bermanfaat untuk
pekerjaan dan pengetahuan, ketrampilan serta
sikap perawat.
Kegiatan ini meliputi :
n Introduksi training untuk karyawan baru
n Orientasi
n In - house education / on - the job training
n Pendidikan berkelanjutan formal dan non
formal.
Pengaturan :
n Di rumah Sakit yang besar mempunyai
bagian tersendiri yang mengkait pada
bagian personalia .
n Bagian keperawatan membuat komisi
atau diklat

4 Penjadwalan

Penentuan pola dinas dan libur untuk


karyawan pada suatu bangsal / unit tertentu.
Didalam penjadwalan pimpinan
mempertimbangkan pertanyaan sbb:
1. Untuk berapa lama jadwal disiapkan
2. Hari apa kalender penjadwalan dimulai
3. Hari libur mingguan dapat dipecah atau
beruntun
4. Berapa lama waktu kerja maksimum dan
minimum
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan
hari libur mingguan atau cuti tahunan
6. Berapa lama sebelumnya jadwal sudah dapat
dilihat oleh staf
7. Berapa lama ada pergantian / rotasi shift
8. Apakah tenaga extra ( part-time) akan
dimanfaatkan, kalau ya, bagaimana ketentuan
ratio secara ekonomis antara tenaga full time
dan part time
9. Bagaimana penjadwalan disusun sentralisasi
oleh kepala rawat inap, supervisor/penyelia
atau kepala ruangan
10. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka
antara staf dan pembuat jadwal.

Untuk mengurangi waktu menyusun


jadwal dinas dapat digunakan jadwal siklus, yaitu
jadwal dinas dan shift yang disusun berdasarkan
ramalan dan pola ulang dengan jumlah yang
sama. Kombinasi tenaga dan kelompok yang
sama.

Prinsip-prinsip penjadwalan yang


efektif

1. Penjadwalan siklus harus menunjukkan


keseimbangan antara kebutuhan institusi akan
tenaga dan kebutuhan kerja dengan rekreasi
karyawan
2. Penjadwalan siklus harus mencakup hari
kerja yang mengenakan dan yang tidak
mengenakan serta jam kerja yang adil antara
karyawan
3. Semua karyawan ditugaskan sesuai pola
siklus
4. Bila jadwal sudah dibuat, penyimpangan
hanya dapat dilakukan melalui surat
permohonan
5. Metode ini harus dikenal sebelum diterapkan
dan jumlah tenaga serta komposisi cukup
untuk setiap unit dan shift
6. Pola ini meningkatkan pelayanan
keperawatan yang berkesinambungan dan
mengembangkan kerja tim

Penyebab Over Staf :

1. Frekwensi dan fariasi yang tidak dapat


diramalkan sebelumnya pada sensus pasien
2. Kecenderungan pimpinan membuat
kompensasi untuk variasi sensus dengan
penghitungan tenaga yang diambil dari sensus
maksimal
3. Keluhan pasien tentang pelayanan
4. Delegasi untuk diagnostik dan terapi yang
seharusnya merupakan beban dokter

Penanggulangan tenaga :
Yaitu mengontrol variasi ketenagaan
antara lain dengan kombinasi jam dinas tenaga
lepas ( flosting) dan pemerataan / leveling tenaga.

Pertukaran dinas dan Rotasi :

Pertukaran dinas merupakan hal yang


umum dalam menugaskan staf ruangan. Namun
demikian pertukaran ini dapat menimbulkan
stress bagi staf. Karena manusia membutuhkan
waktu adaptasi terhadap perubahan lingkungan,
waktu pagi, siang atau malam. Ritme tubuh
membutuhkan waktu adaptasi. Maka pertukaran
dinas/rotasi jarak pendek akan semakin
menimbulkan stress.
Shift yang tetap, membebaskan /
mengurangi stress. Peluang untuk memilih dinas
yang cocok dengan pola kehidupan perawat
“tanpa merugikan pelayanan” di ruangan
memberikan manfaat :
1. Perawat dapat menyusun pola hidup dalam
keluarga, dapat terlibat pada aktifitas sosial
atau melanjutkan/ meningkatkan
pengetahuan, sekolah formal, non formal.
2. Kepala ruang akan lebih mudah
mengewaluasi, karena waktu cocok dan
dipilihnya sendiri dan diharapkan dapat
bekerja lebih baik.
Rotasi dalam grup / shift tetap bermanfaat
agar staf dapat memahami ruang lingkup kerja
dalam shift yang berbeda-beda sehingga dapat
menghargai setiap shift.

Macam-macam Cara Dinas

1. 7 jam/ shift : dengan 6 hari kerja = 40 jam /


minggu
2. 8 jam /shift : dengan 5 hari kerja = 40 jam /
minggu
3. 10 jam/ shift : dengan 4 hari kerja = 40 jam /
minggu

Untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia,


karena negara tropis, kurang efektif.

5. Perencanaan tenaga
Kegiatan pelayanan keperawatan
tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan kepada
pasien/keluarga di ruang perawatan.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan diperlukan dukungan sumber daya
manusia keperawatan yang mampu mengemban
tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan
dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus
menerus, serta mampu mengadakan perubahan.
Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu
adanya klasifikasi pasien dan perencanaan
tenaga keperawatan, baik jumlah maupun
klasifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan
sistem pengelolaan tenaga keperawatan yang
ada.

Klasifikasi /Kategori Pasien


Klasifikasi pasien sangat diperlukan
sehubungan dengan kebutuhan akan perawatan
selama 24 jam terus menerus, sehingga dapat
menentukan kebutuhan tenaga.
Ada beberapa kategori pasien dan jam
perawatan yaitu sbb :
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk
1981:
Level I ( minimal ) = 3,2 jam
Level II ( intermediate ) = 4,4 jam
Level III ( maksimal ) = 5,6 jam
Level IV ( intensif-care ) = 7,2 jam
Menurut Hanson :
Kategori I : Self Care
Biasanya membutuhkan waktu 1 -
2 jam dengan waktu rata-rata
efektif, 1,5 jam / 24 jam.
Kategori II : Minimal Care
Biasanya membutuhkan 3 - 4 jam
dengan waktu rata-rata efektif
3,5 jam / 24 jam.
Kategori III : Intermediate Care
Biasanya membutuhkan 5 - 6 jam
dengan waktu rata-rata efektif
5,5 jam / 24 jam.

Kategori IV : Modified Intensive Care


Biasanya membutuhkan 7 - 8 jam
dengan waktu rata-rata efektif
12 jam / 24 jam.
Kategori V : Intensive Care
Biasanya membutuhkan 10 - 14 jam
dengan waktu rata-rata efektif
12 jam / 24 jam.

Menurut Douglas (1984)


Klasifikasi derajat ketergantungan pasien ada 3
kategori, masing-masing memerlukan waktu :
perawatan minimal : 1-2 jam / 24 jam
perawatyan intermediet : 3-4 jam/24 jam
perawatan maksimal/total : 5-6 jam/24 jam
Klasifikasi pasien menurut Douglas dengan
kriteria sebagai berikut:
1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2
jam/24 jam, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri.
b) Ambulasi dengan pengawasan.
c) Observasi tanda-tanda vital dilakukan
tiap shift.
d) Pengobatan minimal, status psikologi
stabil.
e) Persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
2) Perawatan intermediate memerlukan
waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria:
a) Kebersihan diri dibantu,
makan minum
dibantu.
b) Observasi tanda-tanda
vital tiap 4 jam.
c) Ambulasi dibantu,
pengobatan lebih
dari sekali.
d) Folley catheter/intake
output dicatat.
e) Klien dng pemasangan infus,persiapan
pengobatan memerlkan prosedur
3) Perawatan maksimal/total memerlukan
waktu 5-6 jam/24jam dengan kriteria :
a) Segalanya diberikan/dibantu.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda
vital tiap 2 jam.
c) Makan memerlukan ngt, menggunakan
terapi intravena.
d) Pemakaian suction.
e) Gelisah, disorientasi.

Depkes (2002):
Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kategori,
masing-masing memerlukan waktu :
asuhan keperawatan minimal : 2 jam / 24
jam
asuhan keperawatan sedang : 3,08
jam/24 jam
asuhan keperawatan agak berat : 4,15
jam/24 jam
asuhan keperawatan maksimal : 6,16
jam/24 jam

Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut

Depkes 2002:
1) Asuhan keperawatan minimal :
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Ambulasi dengan pengawasan.
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan
setiap shift.
e) Pengobatan minimal, status psikologis
stabil.

2) Asuhan keperawatan sedang :


a) Kebersihan diri dibantu, makan minum
dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4
jam.
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih
dari sekali.

3) Asuhan keperawatan agak berat :


a) Sebagian besar aktifitas dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 –
4 jam sekali.
c) Terpasang folley cateter, intake output
dicatat.
d) Terpasang infuse.
e) Pengobatan lebih dari sekali.
f) Persiapan pengobatan perlu prosedur

4) Perawatan maksimal :
a) Segala aktifitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda
vital setiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, terapi intra
vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi

Menurut Departemen Kesehatan Filipina th.


1984
a. Jam pelayanan keperawatan rata-rata
per pasien dalam 24 jam adalah :
interne 3,4 jam
Bedah 3,5
jam
Campuran bedah dan interne 3,4
jam
Post partum 3
jam
Bayi 2,5 jam
Anak-anak 4
jam
Proporsi rata-rata perawat yang
dibutuhkan :
40 % non-profesional
60 % profesional.

kebutuhan tenaga keperawatan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
tenaga keperawatan :
1). Faktor klien
n tingkat kompleksitas dan lamanya
kebutuhan perawatan
n tipe klien sesuai dengan jenis
penyakitnya, usia maupun faktor
spesifik
n jumlah klien dan fluktuasi (turun-naiknya)
n keadaan sosial ekonomi yang
mempengaruhi kesehatannya
n harapan klien dan keluarganya

2). Faktor tenaga/staf


n jumlah dan komposisi tenaga
keperawatan
n kebijakan pengaturan dinas
n peran, fungsi dan tanggung jawab
perawat
n kebijakan personalia
n tingkat pendidikan dan pengalaman
karyawan
n kelangkaan tenaga perawat spesialis
n sikap ethis para professional

3). Faktor lingkungan


n tipe dan lokasi rumah sakit
n lay out ruang keperawatan
n fasilitas dan jenis pelayanan yang
diberikan
n kelengkapan peralatan medis / diagnostik
n pelayanan penunjang dari bagian lain :
laboratorium, rontgen, farmasi,dll.
n pelayanan penunjangan dari instansi lain.
Contoh : PMI
n macam kegiatan yang dilaksanakan :
penyuluhan, kunjungan rumah dll.

4). Faktor Organisasi


n mutu pelayanan
n kebijakan pembinaan dan
pengembangan

Rumusan Perhitungan :
1). Peraturan Men. Kes. RI
No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 :
Perhitungan tenaga keperawatan yang
dibutuhkan untuk kebutuhan seluruh RS
Perbandingan antara jumlah tempat tidur
RS dibanding dengan jumlah perawat.
Rumah sakit kelas/tipe A,B,C
perbandingan sbb.:
Jumlah tenaga perawat : jumlah tempat
tidur =
RS Kelas A = 4 perawat : 2
tempat tidur
RS Kelas B = 3 perawat : 2
tempat tidur
RS Kelas C = 1 perawat : 1
tempat tidur

2). Menurut Gillies (1982)

TP = Jumlah jam perawatan yang


dibutuhkan/ tahun .
Kebutuhan tenaga perawat
Jumlah jam kerja
dirumuskan perawat/th
perhitungan x jamberikut
sebagai kerja :
perawat/hari

Atau :

Tenaga Perawat (TP)= A x B x 365


(365-C) x jam kerja /hari

Keterangan :
A : jam efektif/24 jam → waktu perawatan
yang dibutuhkan klien
B : sensus harian (jumlah pasien) → BOR
x Jumlah tempat tidur
C : jumlah hari libur
365 :jumlah hari kerja selama 1 tahun

3). Menurut Depkes (2002)


Pengelompokan unit kerja di rumah sakit.
a. Rawat inap dewasa
b. Rawat inap anak / perinatal
c. Rawat inap intensif
d. Gawat Darurat (IGD)
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan.

Kebutuhan tenaga perawat di ruang


perawatan menggunakan rumus:

Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan di


ruangan/hari
jam efektif
perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga


tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)
dengan: Menambah perawat libur (loss day)
dan tugas non keperawatan.

Loss Day = jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti


+ hari besar x keb.tenaga
Jumlah hari kerja
efektif/th

Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga


+ loss day )x 25%
Tenaga keperawatan yang mengerjakan
pekerjaan non-keperawatan diperkirakan 25%
dari jumlah tenaga keperawatan .

Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga


+ faktor koreksi(loss day +tugas non kep.)

4).Menurut Douglas (1984)


Penghitungan jumlah tenaga keperawatan
menurut Douglas dihitung berdasarkan tingkat
ketergantungan setiap shift klien dan hasil
keseluruhan ditambah sepertiga (1/3) untuk
perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan klasifikasi tingkat
ketergantungan untuk setiap shift jaga seperti
pada formula berikut:
Formula berdasarkan
klasifikasi ketergantungan klien (Douglas
1984)
Waktu klasifikasi Kebutuhan perawat
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20

CONTOH ;
Diketahui jam efektif Ruang rawat inap
sebesar 3,5. BOR Jan.– Des.2005 sebesar
69,5%, libur minggu 52 hr,cuti 12 hr,libur nasional
18 hr, kapasitas tempat tidur 25.
1. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus
Gillies:
TP = jumlah jam perawatan yang
dibutuhkan per tahun

Anda mungkin juga menyukai