Anda di halaman 1dari 13

PENDAPATAN DAN BEBAN

Disusun Oleh :

Ni Komang Fenny Erawati


1833121400

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2020
1. Pendahuluan

1.1. Tujuan dan Kegunaan

Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan


akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal (PSAK 23).
Masalah utama dalam topik pendapatan dan beban adalah kapan entitas harus
mengakui pendapatan dan beban tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan
yang relevan dan reliable. Informasi pendapatan dan beban perusahaan sangat
penting bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

1.2. Pendapatan
Secara singkat, pendapatan dapat didefinisikan sebagai berikut: Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal
seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti ataupun sewa. Dalam
penerapannya, pendapatan merupakan hal yang cukup kompleks untuk diakui karena
suatu transaksi yang memengaruhi pendapatan belum tentu dapat selesai dalam waktu
yang bersamaan dengan terjadinya transaksi.

2. Pengakuan dan Pengukuran Pendapat


2.1. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pada dasarnya, pengakuan pendapatan dilakukan berdasarkan jenis transaksi yang
terjadi. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan
akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Suatu pendapatan
muncul karena adanya penjualan persediaan, pemberian jasa, pendapatan akibat
penggunaan suatu aset serta pendapatan atas hasil penjualan aset selain persediaan.
Pada dasarnya, pendapatan diakui jika seluruh kondisi berikut terpenuhi:
1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli.
2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas.
5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur secara andal.
6. Pendapatan diakui berdasarkan jenis transaksi yang terjadi. Diagram berikut akan
menggambarkan jenis transaksi dan kapan mengakui pendapatan tersebut.

2.2. Pengukuran Pendapatan


Pendapatan diukur sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Berdasarkan PSAK 68, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Secara umum, jumlah
pendapatan dapat ditentukan langsung dengan mudah dari nilai kontrak atau
kesepakatan antara entitas dengan pembeli atau pengguna aset.

2.3. Pendapatan Berdasarkan Transaksi


Secara garis besar, buku ini akan membahas mengenai pengakuan dan
pengukuran untuk tiga jenis pendapatan, yaitu:
1. Pendapatan pada saat penjualan
Pendapatan harus diakui sebesar nilai yang diterima atau yang akan diterima
(receivable), jika terdapat diskon atau potongan harga dari suatu penjualan, maka
jumlah potongan harga tersebut mengurangi jumlah uang yang akan diterima.
 Penjualan tagih dan tahan (bill and hold)
Penjualan Bill and Hold merupakan penjualan dengan penundaan pengiriman
barang. Penundaan pengiriman barang ini telah disepakati oleh kedua belah
pihak. Penjualan jenis ini merupakan pengiriman yang ditunda atas permintaan
pembeli tetapi pembeli memperoleh hak milik atas barang dan menerima
tagihan. Pendapatan dapat diakui ketika:
a. kemungkinan besar pengiriman barang akan dilakukan.
b. barang yang berada ditangan penjual, dapat diidentifikasi dan siap untuk
dikirim ke pembeli pada saat penjualan diakui.
c. pembeli secara khusus mengakui adanya instruksi penangguhan pengiriman.
d. syarat-syarat pembayaran lazim tetap berlaku.
 Penjualan barang dengan instalasi
Penjualan jenis ini adalah suatu jenis penjualan dimana saat barang tersebut
sampai ke pembeli masih memerlukan proses instalasi atau pemasangan lebih
lanjut sampai dapat digunakan.
 Penjualan dengan pembayaran di muka
Suatu penjualan seringkali dibayar di muka atau biasa disebut dengan down
payment. Pembayaran yang dibayar di muka tersebut tidak dapat diakui sebagai
pendapatan melainkan harus diakui sebagai liabilitas.
 Penjualan dengan retur
Penjualan dengan pengembalian merupakan suatu jenis penjualan dimana
barang yang diperjualbelikan tersebut memiliki kemungkinan besar untuk
dikembalikan. Ada banyak jenis industri yang memiliki tingkat pengembalian
barang yang tinggi seperti perusahaan retail, perusahaan yang menjual
makanan atau perusahaan penerbit majalah dan buku, dan lain sebagainya.
Penjualan seperti ini biasanya dilakukan melalui kontrak tertentu atau dalam
suatu perjanjian tertentu serta melalui konsinyasi.
 Penjualan dengan perjanjian membeli kembali (buyback agreement)
Penjualan ini merupakan suatu jenis penjualan dimana penjual melakukan
penjualan dengan perjanjian bahwa barang yang dijual tersebut dapat dibeli
kembali pada periode tertentu. Secara substansi, risiko dan kepemilikan dalam
hal ini tetap berada pada penjual.
 Penjualan barang konsinyasi
Penjualan jenis ini adalah suatu penjualan dimana perusahaan memberikan
barangnya kepada perusahaan lain untuk dijual (dititipkan untuk dijual).
Penjualan jenis ini mengenal istilah consignor (manufacturer) dan consignee
(dealer). Dalam hal ini, consignor memberikan barang kepada consignee untuk
dijual dan consignee biasanya menerima komisi atas hasil penjualan tersebut.
Risiko dan kepemilikan masih dimiliki oleh consignor sampai barang tersebut
dijual kepada pihak ketiga.
2. Pendapatan atas pemberian jasa
Pengakuan pendapatan atas jasa meliputi pendapatan atas jasa akuntansi, iklan,
arsitektur dan sebagainya. Prinsip pengakuan pendapatan jasa adalah jasa tersebut
telah dilakukan.
 Pendapatan bunga, royalti, dan dividen
Pendapatan atas bunga, royalti dan dividen secara umum memiliki prinsip
pengakuan yang sama. Pendapatan diakui sepanjang aset digunakan.
a. Pengakuan pendapatan bunga mengikuti konsep akrual. Pendapatan bunga
diakui sepanjang aset dimiliki dan dapat diakui menggunakan metode bunga
efektif. Pendapatan royalti diterima oleh perusahaan atas suatu paten, hak
cipta yang dimiliki oleh perusahaan. Secara umum, perusahaan
menggunakan metode garis lurus untuk mengakui pendapatan selama
periode tertentu.
b. Dividen diakui pendapatannya ketika pemegang saham menerima
pembayaran dividen tersebut dan dicatat pada saat tanggal pengumuman
dividen.

3. Pendapatan atas kontrak konstruksi.


Dalam kasus lain, pendapatan dapat dihasilkan dari kontrak konstruksi yang
melalui tahap penyelesaian tertentu. Kontrak konstruksi meliputi pembangunan
suatu proyek seperti gedung, kontrak pembuatan pesawat militer, dan lainnya.
Pencatatan akuntansi dilakukan ketika bagian tahapan konstruksi telah dilaksanakan
sesuai dengan perjanjian. Pendapatan kontrak terdiri dari:
 Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak.
 Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif
sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan dan dapat
diukur secara andal.
Ada dua metode pengakuan pendapatan kontrak konstruksi, yaitu:
 Percentage-of-Completion Method, perusahaan mengakui pendapatan dan
profit setiap periode sesuai dengan tahap penyelesaian konstruksi tersebut.
Selanjutnya, perusahaan mengakumulasi biaya konstruksi ditambah dengan
pendapatan yang didapat sampai tanggal tertentu ke dalam akun persediaan,
serta mengakumulasi tahap penagihan ke akun contra-inventory.
 Cost-Recovery (Zero Profit) Method, metode ini mengakui pendapatan kontrak
setelah semua biaya diakui. Perusahaan mengakumulasi biaya kontrak dalam
akun persediaan dan mengakumulasi tahap penagihan ke dalam akun contra
inventory. Penggunaan metode tahap penyelesaian lebih rasional karena
masing-masing pembeli dan penjual memiliki hak masing-masing. Pembeli
memiliki hak atas penyelesaian suatu kontrak dan penjual memiliki hak untuk
mendapatkan pembayaran atas setiap persentase penyelesaian tertentu.
Perusahaan harus menggunakan metode tahap penyelesaian ketika estimasi
penyelesaian kontrak, pendapatan dan biaya dapat diestimasi secara andal dan
semua syarat berikut terpenuhi:
1. Jumlah pendapatan kontrak dapat diukur secara andal.
2. Ada kemungkinan besar bahwa kontrak tersebut bersifat profitable dan
terdapat manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan.
3. Baik biaya kontrak untuk penyelesaian dan persentase penyelesaian dapat
diukur secara andal setiap akhir periode.
4. Biaya kontrak dapat diidentifikasi dan diukur secara andal.
Sedangkan cost recovery method dapat digunakan jika kondisi berikut terjadi:
1. Ketika perusahaan tidak dapat memenuhi syarat penggunaan metode tahap
penyelesaian.
2. Ketika terjadi inherent hazards dalam kontrak atau terdapat risiko kontrak
tertentu.

2.4. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage-Completion Method)


Metode ini mengakui pendapatan konstruksi berdasarkan tahap penyelesaian
kontrak. Dengan metode ini, pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam
laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan dilakukan serta biaya kontrak
biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana
pekerjaan yang berhubungan dilakukan.
2.5. Menentukan Tahap Penyelesaian
Permasalahan dalam metode persentase penyelesaian adalah kemampuan untuk
dapat mengestimasi secara akurat persentase penyelesaian dan berapa laba kotor
yang dihasilkan. Perusahaan harus dapat mengukur input dan output yang terjadi
dalam suatu kontrak konstruksi. Input meliputi biaya produksi dan jam kerja
pegawai. Sedangkan output meliputi jumlah lantai yang dihasilkan, banyaknya
produk yang dihasilkan dan sebagainya. Untuk mengukur tahap penyelesaian suatu
kontrak, biasanya digunakan cost-to-cost basis sebagai berikut.

Biaya yang terjadi


= Persentase penyelesaian
Estimasi total biaya

2.6. Penyajian Laporan Keuangan (Metode Persentase Penyelesaian)


Perusahaan melaporkan selisih antara akun pekerjaan dalam proses dengan
Termin. Jika hasilnya adalah debit, yaitu “Pekerjaan dalam Proses” jumlahnya
melebihi “termin” maka PT Indokarya mengklasifikasikannya sebagai aset lancar,
sedangkan jika hasilnya adalah kredit, yaitu “Pekerjaan dalam Proses” jumlahnya
lebih kecil daripada akun “termin” maka PT Indokarya maka diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar. Biasanya, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi tidak
hanya memiliki satu kontrak konstruksi sehingga dalam kasus perusahaan yang
memiliki beberapa kontrak konstruksi, maka perusahaan perlu untuk memisahkan
antara satu kontrak dengan kontrak yang lain. Oleh karena itu, pendapatan dan beban
harus dilaporkan terpisah untuk masing-masing kontrak konstruksi yang terjadi.

2.7. Kerugian pada Kontrak Konstruksi


Ada dua jenis kerugian yang terjadi pada kontrak konstruksi, yaitu:
1. Rugi yang terjadi pada periode berjalan
Kerugian mungkin terjadi ketika pada periode berjalan terjadi kenaikan biaya
yang signifikan, namun tidak melebihi harga kontrak atau biaya kontrak yang
telah disepakati. Jika hal ini terjadi, maka perusahaan perlu mengakui kerugian
tersebut pada periode berjalan dengan memperhitungkan persentase penyelesaian
atas kontrak tersebut.
2. Rugi atas nilai kontrak secara keseluruhan
Kerugian ini terjadi akibat total biaya kontrak melebihi nilai kontrak secara
keseluruhan. Dalam kasus seperti ini, maka berdasarkan PSAK 34, perusahaan
mengakui taksiran kerugian tersebut sebagai beban.
2.8. Rugi pada Periode Berjalan
Ilustrasi untuk kerugian yang terjadi pada periode berjalan adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 31 Desember 2014, PT Indokarya mengestimasi biaya untuk
penyelesaian adalah sebesar Rp2.300.000.000.000 bukan sebesar
Rp1.800.000.000.000. Asumsikan bahwa data lainnnya adalah sama, maka dalam hal
ini PT Indokarya mengakui kerugian dalam periode berjalan dengan perhitungan
sebagai berikut:

Biaya yang terjadi sampai


(cost to date) (31/12/2014) Rp 2.400.000.000.000
Estimasi biaya penyelesaian Rp 2.300.000.000.000
Estimasi total biaya Rp 4.700.000.000.000
Persentase penyelesaian 0,51%
Pendapatan diakui di 2014 Rp 1.553.191.489.000
(Rp5.000.000.000.000 × 52%) – Rp1.000.000.000.000
Biaya yang terjadi di 2014 Rp 1.600.000.000.000
Rugi diakui di 2014 Rp 46.808.511.000

2.9. Rugi atas Nilai Kontrak Secara Keseluruhan


Berikut adalah ilustrasi untuk transaksi kontrak konstruksi yang mengalami
kerugian kontrak secara keseluruhan. Asumsikan dengan soal yang sama, pada
tahun2014, PT Indokarya melakukan perubahan estimasi biaya penyelesaian sebesar
Rp3.000.000.000.000. Adapun perhitungan kerugian kontrak adalah sebagai berikut:
Rugi atas Nilai Kontrak Secara Keseluruhan Berikut adalah ilustrasi untuk transaksi
kontrak konstruksi yang mengalami kerugian kontrak secara keseluruhan. Asumsikan
dengan soal yang sama, pada tahun 2014, PT Indokarya melakukan perubahan
estimasi biaya penyelesaian sebesar Rp3.000.000.000.000. Adapun perhitungan
kerugian kontrak adalah sebagai berikut:
(dalam Ribuan Rupiah) 2013 2014
Harga Kontrak 5.000.000.000 5.000.000.000
Estimasi total biaya 4.500.000.000 5.400.000.000
Estimasi Laba Kotor 500.000.000
Estimasi Kerugian (400.000.000)
Dalam hal ini, PT Indokarya perlu untuk mengakui adanya kerugian sebesar
Rp400.000.000.000 + Rp200.000.000.000 yaitu Rp600.000.000.000 pada tahun 2014.
Hal ini berlaku dikarenakan laba pada tahun 2013 harus dibalik sehingga rugi secara
keseluruhan adalah merupakan total dari laba tahun sebelumnya dan kerugian pad
tahun 2014. Rugi ini merupakan suatu perubahan estimasi biaya penyelesaian kontrak,
oleh karena itu harus diakui pada periode berjalan bukan sebagai jurnal penyesuaian
periode lalu. Hal ini diatur dalam PSAK 25 mengenai Akuntansi, Perubahan
EstimasiAkuntansi dan Kesalahan.

2.10. Pengungkapan pada Laporan Keuangan


Berdasarkan PSAK 34, perusahaan yang memiliki kontrak konstruksi perlu
mengungkapkanhal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode.
2. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada
periode.
3. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.
Selain itu, untuk pekerjaan dalam proses penyelesaian, setiap akhir periode
pelaporanperusahaan perlu untuk mengungkapkan jumlah agregat biaya yang
terjadi dan labayang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) sampai tanggal
pelaporan, jumlah uangmuka yang diterima serta jumlah retensi. Jumlah retensi
adalah jumlah biaya yang ditahan jika sewaktu-waktu terjadi penambahan
komponen pada hasil konstruksi.

2.11. Pengungkapan Pendapatan dan Beban


Perusahaan Mengungkapkan dalam Laporan Keuangan informasi sebagai
berikut:
1. kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk
metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
penjualan jasa
2. jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
a. penjualan barang
b. penjualan jasa
c. Bunga
d. royalty dan
e. dividen.
3. jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup
dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan
4. jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode
5. metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui
pada periode dan
6. metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.
Khusus perusahaan yang memiliki kontrak konstruksi dan memiliki proyek
konstruksi yang belum selesai pada akhir periode pelaporan, maka perusahaan
mengungkapkan hal sebagai berikut:
1. jumlah agregat biaya yang terjadi dan laba yang diakui (dikurangi kerugian
yang diakui) sampai tanggal pelaporan
2. jumlah uang muka yang diterima dan
3. jumlah retensi.
Retensi adalah jumlah termin yang tidak dibayar hingga pemenuhan kondisi
yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah tersebut atau hingga telah
diperbaiki. Termin adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukaan
baik yang telah ataupun belum dibayar oleh pelanggan. Uang muka adalah jumlah
yang diterima oleh kontraktor sebelum pekerjaan dilakukan. Entitas juga
mengungkapkan jumlah tagihan bruto kepada pelanggan sebagai aset; dan jumlah
utang bruto dari pelanggan sebagai liabilitas. Jumlah tagihan bruto kepada
pelanggan untuk pekerjaan kontrak adalah selisih antara:
1. biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui
2. dikurangi jumlah kerugian dan termin yang diakui
Untuk semua pekerjaan dalam proses dimana biaya yang terjadi ditambah laba
yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) melebihi termin. Untuk
pengungkapan beban perusahaan harus memperhatikan pengungkapan dimana
beban tersebut terkait dalam PSAK, namun pada umumnya perusahaan harus
mengungkapkan informasi yang membuat pembaca laporan keuangan memahami
sifat bisnis perusahaan.
2.12. Prinsip Transaksi antara Principle-Agent (Airline Ticket)
Suatu transaksi seringkali melibatkan agen untuk dapat menyalurkan barang
atau jasa untuk dijual. Jumlah yang boleh diakui sebagai pendapatan oleh agen
hanya komisi atas penjualan saja, bukan total nilai penjualan barang atau jasa.
Sebagai ilustrasi, 3 Desember 2014 akan diadakan konser yang artis ternama di
Jakarta. Dalam kasus ini, PT Tiketic berperan sebagai agen untuk melakukan
penjualan tiket konser tersebut. PT Tiketic menjual 1000 tiket pada Bulan
November dimana satu tiket tersebut dijual dengan harga Rp1.500.000. Komisi
yang didapat adalah sebesar 10%. Prinsip pengakuan akuntansinya adalah PT
Tiketic belum bisa mengakui pendapatan sampai konser tersebut terlaksana atau
jasa telah dilakukan. Pada saat penjualan, kas yang diterima diakui sebagai utang
penjualan yang akan diberikan kepada principal dan sisanya diakui sebagai
pendapatan komisi. Adapun pencatatan yang dilakukan oleh PT Tiketic adalah
sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp)
Nov 2014 Kas 1.500.000.000
Utang penjualan 1.350.000.000
Pendapatan komisi 150.000.000

2.13. Sekilas Mengenai PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan


Pendapatan merupakan komponen terpenting dalam penghitungan laba bagi
setiap perusahaan. Sehingga wajar sampai saat ini IFRS 15 menjadi pembahasan
penting untuk banyak kalangan, terutama di lingkungan profesi akuntan. IFRS 15
sendiri bertujuan untuk membuat suatu standar yang principle-based untuk semua
jenis industri dan semua jenis perusahaan baik yang non-profit maupun berorientasi
profit. Hal ini membuat kerangka pengakuan pendapatan menjadi terlalu rumit bagi
kebanyakan entitas yang model bisnisnya sederhana seperti perusahaan dagang.
IFRS 15 memperkenalkan 2 (dua) pendekatan pengakuan pendapatan yang
dapat digunakan entitas dalam mengakui pendapatan tersebut, yaitu:
a. pendapatan diakui pada satu waktu tertentu
b. pendapatan diakui sepanjang periode waktu tertentu.
Prinsip utama pengakuan pendapatan dalam IFRS 15 terdiri atas lima tahapan:
a. mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan
b. mengidentifikasi performance obligations di dalam kontrak
c. menentukan harga transaksi
d. mengalokasikan harga transaksi ke performance obligations di dalam
kontrak dan
e. mengakui pendapatan ketika entitas sudah (atau sedang) menyelesaikan
performance obligation.

3. Beban
Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya harus melakukan pengorbanan untuk
mendapatkan hasil. Dalam istilah akuntansi, terdapat dua kata yang hampir serupa artinya
yakni biaya dan beban. Istilah biaya biasanya lebih banyak dipahami masyarakat awam,
sedangkan istilah beban memiliki arti lebih khusus daripada biaya. Tidak semua biaya
yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dapat dibebankan dalam laporan laba rugi dalam
periode pelaporan keuangan. Karena mungkin saja terdapat biaya-biaya yang hanya bisa
diakui sebagai beban pada periode berikutnya.
3.1. Definisi Beban
Beban merupakan suatu pengorbanan atau pengeluaran sumber daya perusahaan
untuk menghasilkan pendapatan dalam aktivitas perusahaan yang biasa. Dalam
pengertian lain, beban merupakan pengurangan aset perusahaan yang menyebabkan
kenaikan liabilitas perusahaan. Beban perusahaan mencakup beban penjualan, beban
gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau
berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas), persediaan, dan aset tetap. Beban
dalam hal ini juga mencakup kerugian yang belum terealiasasi atas kenaikan kurs
valuta asing akibat kepemilikan obligasi.
3.2. Jenis-Jenis Beban
Pada umumnya, perusahaan memiliki berbagai jenis beban. Perusahaan
manufaktur contohnya, memiliki beban penjualan yang diakui sebagai pengurang
penjualan. Perusahaan yang memberikan imbalan kerja, tentu mengakui beban
imbalan kerja (untuk jangka pendek). Beban secara garis besar dibagi menjadi dua
bagian, yaitu beban operasi dan beban administrasi.
4. Perbandingan PSAK 23 dengan IAS 18
PSAK 23 Pendapatan tidak mengadopsi paragraf 38 IAS 18 tentang amandemen
biaya investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas atau entitas asosiasi.
PSAK 23 Pendapatan tidak mengadopsi catatan kaki paragraf 20(d) IAS 18 yang mengacu
SIC 31 Revenue-Barter Transactions Involving Advertising Services, karena SIC 31 belum
diadopsi. Tanggal efektif PSAK 23 Pendapatan berbeda dengan tanggal efektif IAS 18
Revenue.

Anda mungkin juga menyukai