Anda di halaman 1dari 14

PELAPORAN ARUS KAS

Disusun Oleh :

Ni Komang Fenny Erawati


(1833121400)

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2020
1.1.Pendahuluan
Suatu entitas secara berkala perlu dan wajib menyusun laporan keuangan, agar para
pemangku kepentingan memperoleh informasi keuangan suatu entitas secara akurat, terkini
dan dapat diandalkan. Laporan posisi keuangan (neraca) menyajikan struktur, susunan, dan
posisi keuangan suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, laporan laba rugi komprehensif
memberikan informasi tentang laba rugi dan kinerja entitas selama suatu periode tertentu.
Di samping informasi mengenai posisi keuangan dan laba rugi selama suatu periode
tertentu, para pemangku kepentingan suatu entitas memerlukan informasi lain yang tidak
kalah pentingnya, yaitu arus kas atau cash flow. Informasi tentang arus kas diperlukan untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang sangat pokok dan mendasar dalam melakukan evaluasi
dan pengambilan keputusan ekonomi pada suatu entitas, antara lain: Suatu perusahaan
dilaporkan menghasilkan laba sangat besar, tapi mengapa tidak mampu membayar dividen
dan tidak mampu melunasi utang pada saat jatuh tempo? Dari mana dana untuk melakukan
ekspansi usaha dengan perluasan pabrik dan penambahan mesin baru? Kemana dan
digunakan untuk apa uang hasil penerbitan saham baru atau obligasi? Semua pertanyaan
tersebut tidak dapat dijawab dari laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi
komprehensif, pertanyaan tersebut hanya dapat terjawab dari laporan arus kas.
Arus kas dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di tubuh manusia. Suatu entitas
yang sehat perlu memiliki dana kas yang cukup dan mengalir dengan lancar. Bila tidak,
entitas akan lumpuh atau berhenti beroperasi. Peran Laporan Arus Kas memang semakin
penting dalam melakukan evaluasi, perencanaan, dan pengambilan keptusan ekonomi.

1.2.Definisi Terkait Laporan Arus Kas


PSAK 2 memberikan penjelasan pengertian dari beberapa istilah sehubungan dengan
laporan arus kas sebagai berikut:
1.2.1. Kas dan Setara Kas
Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand
deposits). Pengertian kas dalam laporan arus kas termasuk uang tunai yang
tersimpan di entitas pelaporan (cash on hand) dan simpanan dana di rekening giro
suatu bank (cash in bank) yang lazimnya di laporan posisi keuangan disajikan
sebagai saldo bank.

Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang
dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
Setara kas (cash equivalent) adalah aset suatu entitas untuk memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek, dan bukan bertujuan untuk investasi jangka
panjang atau tujuan lain. Syarat sebagai setara kas, aset tersebut haruslah segera
dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan risiko
perubahan nilai tidak signifikan.
Unsur setara kas sebenarnya berhubungan dengan kebijakan pengelolaan
keuangan (financial management policy) suatu entitas. Suatu waktu karena saldo
kas perusahaan­ terlalu besar melampaui kebutuhan operasi, agar dana dapat
menghasilkan bunga, manajemen mengambil keputusan untuk menempatkan
dalam deposito jangka pendek misalnya sebulan, atau membelikan surat beharga
yang setiap saat dapat diuangkan dan tidak ada risiko penurunan nilai. Dalam
contoh tersebut, deposito sebulan atau surat berharga yang likuid tesebut dapat
digolongkan sebagai setara kas. Akan tetapi harus diingat kriteria dapat diuangkan
setiap saat dan tidak ada risiko penurunan nilai haruslah terpenuhi. Bila tidak
memenuhi syarat tersebut, misalnya kelebihan dana tersebut diinvestasikan pada
deposito jangka panjang dengan harapan dapat menghasilkan bunga lebih besar,
atau dana lebih diinvestasikan pada saham yang tidak dapat dijual setiap saat
tanpa penurunan nilai, maka jelas aset tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai
setara kas. Jadi jelas untuk memutuskan apakah suatu aset dapat dianggap sebagai
setara kas atau tidak diperlukan pemahaman tentang jenis dan sifat aset dan
motivasi manajemen. Ini adalah suatu contoh perlunya principle base dan kearifan
dalam menafsirkan secara bijak.
Mengingat kebijakan manajemen kas setiap entitas dapat berlainan, maka
diwajibkan pengungkapan dan penjelasan tentang kriteria penggolongan kas dan
setara kas dalam laporan keuangan. Bila terjadi perubahan penggolongan atas
suatu unsur, sebab dan akibat perubahan tersebut juga perlu diungkapkan sesuai
PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
1.3.Tujuan dan Kegunaan Lapporan Arus Kas
Entitas menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam pernyataan ini dan
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan. (PSAK 2 paragraf 01)
Laporan arus kas memberikan informasi tentang perubahan historis jumlah kas dan
setara kas, arus penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas untuk aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan yang terjadi selama suatu periode tertentu pada suatu entitas.
Informasi tersebut sangat diperlukan untuk tujuan:
a. mengevaluasi perubahan aset neto entitas dan struktur keuangan;
b. mengevaluasi likuiditas, solvabilitas, viabilitas, dan fleksibilitas;
c. mengevaluasi kemampuan entitas mengelola arus kas sesuai dengan keadaan dan
peluang yang berubah;
d. menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas;
e. membandingkan dan mengevaluasi nilai kini arus kas masa depan dari berbagai entitas
untuk pengambilan keputusan ekonomi;
f. meningkatkan daya banding peloporan kinerja operasi berbagai entitas, karena laporan
arus kas yang disusun berdasarkan kas (cash basis) dapat meniadakan pengaruh
penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang
sama; dan
g. merencanakan dan memprediksi arus kas di masa depan.
Rujukan utama dalam penyusunan laporan arus kas adalah PSAK 2 yang bertujuan
mengatur informasi mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas melalui laporan arus
kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
selama suatu periode.

1.4.Arus Kas
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Untuk tujuan pelaporan,
arus kas dibedakan atas tiga kelompok utama berdasarkan sumber dan penggunaan: aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman
entitas. Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Sedangkan cerukan
(bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengolahan kas entitas dan
termasuk komponen kas dan setara kas. Begitupun mutasi di antara pos­pos kas dan setara
kas merupakan bagian dari pengelolaan kas entitas dan bukan sebagai bagian dari aktivitas
operasi, investasi, ataupun pendanaan. Bila terjadi suatu pembatasan atas penggunaan kas
dan setara kas, pembatasan tersebut­ harus diungkap sejelasnya dalam laporan keuangan.
Misalnya adanya pembatasan penggunaan atas kas di suatu anak perusahaan di luar negeri
karena peraturan pengendalian­ devisa.

1.5.Penyajian Laporan Arus kas


PSAK 2 paragraf 09:Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Bila ditelaah kegiatan
suatu entitas, khusunya suatu entitas bisnis, dapat digolongkan menjadi tiga kegiatan atau
aktivitas utama, yaitu kegiatan operasi yang menjalankan kegiatan usaha entitas dalam
menghasilkan pendapatan, kegiatan investasi dalam prasarana dan peralatan produksi dan
atau distribusi, serta investasi dalam aset jangka panjang lainnya, serta kegiatan pendanaan
atas operasi dan investasi. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas terinci atas ketiga
kegiatan utama tersebut.Ruang lingkup PSAK 2 berlaku untuk semua jenis entitas bisnis:
perdagangan barang dan jasa, manufaktur, perbankan, asuransi, lembaga keuangan, dan lain­
lain.

1.6.Pelaporan Arus Kas Aktivitas Operasi


Laporan arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk mengevaluasi
apakah perusahaan mampu menghasilkan kas yang cukup untuk mengelola operasi­
perusahaan, melunasi pinjaman, membayar bunga dan dividen, serta melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Laporan laba rugi komprehensif dan laporan arus kas adalah dua laporan yang perlu
disusun untuk melakukan evaluasi kinerja suatu entitas. Kemampuan suatu perusahaan
menghasilkan laba dan kas adalah sama pentingnya. Laporan laba rugi komprehensif­
diperlukan untuk mengukur dan mengevaluasi profitibilas atau kemampuan menghasilkan
laba, sedangkan untuk mengukur kemampuan likuiditas, solvabilitas, viabilitas dan
fleksibilitas dalam pembelanjaan suatu entitas, di samping laporan posisi keuangan (neraca)
sangat perlu disusun laporan arus kas.
Seringkali timbul pertanyaan mengapa suatu perusahaan yang melaporkan suatu periode
usaha telah menghasilkan laba usaha yang cukup besar, tapi tak mampu membayar dividen,
bahkan tidak mampu melunasi hutang yang telah jatuh tempo. Atau sebaliknya suatu
perusahaan yang dilaporkan rugi cukup signifikan, tapi mampu melakukan ekspansi pabrik
dengan investasi dalam jumlah besar. Memang masalah profitibilitas dan likuiditas atau
solvabilitas adalah dua hal yang berlainan. Mengapa laba tidak menjamin tersedianya kas?
Karena akuntansi keuangan menganut asumsi dasar akrual. Laporan laba rugi komprehensif
disusun tidak berdasarkan arus penerimaan dan pengeluaran kas, melainkan berdasarkan
prinsip kapan suatu pendapatan dan beban dianggap telah timbul dan harus diakui
(recognized).

1.6.1. Metode Langsung


Untuk menyusun laporan aktivitas operasi dengan metode langsung, data dan
informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto dapat diperoleh untuk menyusun laporan aktivitas operasi dengan metode
langsung, data dan informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh
a. dari catatan akuntansi entitas, khususnya jurnal penerimaan dan pengeluaran kas
dan bank; atau
b. dengan menyesuaikan unsur­unsur dalam laporan laba rugi komprehensif:
 penjualan dikoreksi dengan perubahan piutang usaha (penjualan kredit)
selama periode berjalan;
 beban pokok penjualan dikoreksi dengan perubahan persediaan dan
hutang usaha, pos bukan kas lain selama periode berjalan;
 pos pos lain dikoreksi dengan pos bukan kas lain;
 pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan
dikeluarkan dari kelompok operasi.

Metode langsung dianggap lebih unggul dibandingkan dengan metode tidak


langsung karena mampu menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi
arus kas masa depan. PSAK 2 dan OJK Bapepam menganjurkan untuk menggunakan
metode langsung.

1.6.2. Metode Tak Langsung


Laporan arus kas neto dari aktivitas operasi dengan metode tidak langsung,
dihitung dan disusun dengan berpangkal tolak dari laporan laba rugi komprehensif,
dengan menyesuaikan laba atau rugi neto dari pengaruh:
a. perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;
b. pos nonkas: penyusutan, provisi, pajak tangguhan, keuntungan dan kerugian mata
uang asing yang belum direalisasi, serta laba entitas asosiasi yang belum
didistribusikan; dan
c. semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Sebagai alternatif, metode tidak langsung menyesuaikan pendapatan dan beban
dengan perubahan dalam persediaan, piutang usaha, utang usaha, serta pos nonkas
selama periode usaha.

1.7.Pelaporan Arus Kas Aktivitas Investasi dan Pendanaan


PSAK 2 paragraf 20: Estitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali
arus kas yang dijelaskan di paragraf 21 dan 23 dilaporkan atas dasar arus kas neto.
1.7.1. Pelaporan Arus Kas Aktivitas Investasi
PSAK 2 paragraf 05: Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset
jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Yang dimaksudkan
tidak termasuk setara kas adalah misalnya bukan pembelian atau pelepasan surat
berharga yang dalam jangka pendek setiap saat akan dan dapat dicairkan menjadi kas.
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang berhubungan dengan pengeluaran untuk
sumber daya yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan atau penerimaan dari pelepasan atau penjualan kembali sumber daya tersebut.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi adalah arus pengeluaran kas
untuk atau arus penerimaan kas dari:
 pengeluaran kas untuk membeli dan atau membangun aset tetap, aset tidak
berwujud dan aset jangka panjang lain, serta biaya pengembangan yang
dikapitalisasi; dan penerimaan kas dari pelepasan aset tersebut di atas;
 pengeluaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas
lain dan kepemilikan dalam ventura bersama; dan penerimaan kas dari pelepasan
aset tersebut di atas (kecuali instrumen setara kas atau untuk tujuan diperjual­
belikan);
 pengeluaran kas untuk pemberian uang muka dan pinjaman yang diberikan
kepada pihak lain; dan penerimaan dari pelunasan aset tersebut di atas (tidak
termasuk yang diberikan oleh lembaga keuangan); dan
 pembayaran kas dan penerimaan kas sehubungan dengan kontrak future, forward,
opsi, dan swap (kecuali untuk tujuan diperdagangkan atau bila diklasifikasikan
sebagai aktivitas pendanaan).
Sedangkan arus kas dari suatu kontrak dimaksudkan untuk lindung nilai posisi
arus kas teridentifikasi, arus kas tersebut diklasifikasi sesuai dengan arus kas yang
dilindung nilainya. Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, bila dibukukan
sebagai beban periode berjalan dilaporkan sebagai arus kas dari aktivitas operasi, tapi
bila dikapitalisir sebagai aset seharusnya dilaporkan sebagai aktivitas investasi.

1.7.2. Pelaporan Arus Kas Aktivitas Pendanaan


PSAK 2 paragraf 05:Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman
entitas.Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan
penerimaan kas dari penyandang dana baik berupa penyetoran modal oleh pemegang
saham atau pemberian pinjaman dana (obligasi, hipotek, wesel, kredit jangka pendek
dan jangka panjang lain) oleh kreditor; atau pengeluaran kas untuk pembayaran
kembali modal (divestment) atau pembayaran dividen kepada pemegang saham, serta
pelunasan pinjaman atau pembayaran bunga kepada kreditor.

Dengan demikian arus kas dari aktivitas pendanaan dengan mudah dapat
teridentifikasi dan meliputi:
a. penerimaan dari penerbitan saham atau instrumen modal lain.
b. pembayaran kepada pemegang saham untuk menebus kembali modal saham,
pembayaran dividen kas;
c. penerimaan dari penerbitan, dan pengeluaran untuk pembayaran kembali
kewajiban, utang, wesel bayar, obligasi, hipotek, serta utang jangka pendek atau
panjang; dan
d. pembayaran oleh lessee untuk mengurangi saldo utang sehubungan dengan sewa
pembiayaan (finance lease ).

1.8.Pelaporan Arus Kas Neto


Merujuk kembali ke PSAK 2 paragraf 17 huruf (a) pelaporan arus aktivitas operasi
dengan metode langsung, dilaporkan berdasarkan arus kas bruto, dan paragraf 20
menyebutkan bahwa arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan juga dilaporkan
berdasarkan arus kas bruto. Pengecualian atas standar tersebut dijelaskan di paragraf 21 dan
23.
PSAK 2 paragraf 21: Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan berikut ini dapat dilaporkan dengan dasar arus kas neto:
(a) penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan pelanggan jika arus kas tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas; dan
(b) penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos­pos dengan perputaran cepat, jumlah yang
besar, dan dengan jangka waktu singkat.
Beberapa contoh penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan pelanggan adalah:
 Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas rekening giro suatu bank.
 Dana pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi.
 Penerimaan uang sewa dari penyewa properti oleh pengelola penyewaan properti untuk
kepentingan pemilik properti, dan penyetoran uang sewa kepada pemilik properti.
Untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan pada paragraf 21 (b), diberikan beberapa
contoh sebagai berikut:
 Jumlah pokok transaksi kartu kredit nasabah.
 Pembelian dan penjualan investasi.
 Pinjaman jangka pendek lain, misalnya pinjaman dengan jangka waktu jatuh tempo
dalam tiga bulan atau kurang.

PSAK 2 paragraf 23: Arus kas yang berasal dari aktivitas lembaga keuangan berikut ini
dapat dilaporkan dengan dasar arus kas neto:
(a) penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan pembayaran
kembali deposito berjangka dengan jatuh tempo yang tetap;
(b) penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lain; dan
(c) pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada nasabah.
Standar tersebut pada paragraf 21 dan 23 jelas sangat penting untuk dipahami untuk
penyusunan laporan arus kas untuk bank, lembaga keuangan, dan entitas investasi.

1.9.Arus Kas dalam Mata Uang Asing


PSAK 2 paragraf 24:
Arus kas yang berasal dari transaksi mata uang asing dibukukan dalam mata uang
fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang asing dengan nilai tukar antara mata
uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
PSAK 2 paragraf 25:
Arus kas entitas anak di luar negeri dijabarkan berdasarkan nilai tukar antara mata uang
fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
Penyusunan laporan arus kas dalam mata uang asing tidak terlepas dari PSAK 10
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Untuk dapat memahami dan melaksanakan paragraf
24 dan 25 tersebut dengan baik, perlu memahami apa yang dimaksudkan dengan mata uang
fungsional dan bagaimana menjabarkan dengan nilai tukar pada tanggal transaksi arus kas.
Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas
beroperasi, yaitu lingkungan entitas tersebut utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas.
Faktor penentu mata uang fungsional antara lain adalah mata uang dan negara yang paling
menentukan harga barang dan jasa, biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain dari
pengadaan barang atau jasa. Mata uang dalam penerimaan aktivitas operasi yang pada
umumnya ditahan. Mata uang yang digunakan dalam menerbitkan obligasi atau saham dalam
aktivitas pendanaan. Penjelasan lebih lanjut harus merujuk ke PSAK 10 paragraf 9 sampai
dengan 15.
Kurs penjabaran mata uang asing menggunakan kurs penjabaran pada tanggal transaksi
arus kas. PSAK 10 memperkenankan digunakan nilai tukar yang mendekati nilai tukar aktual,
misalnya nilai tukar rata­rata untuk periode yang bersangkutan untuk penjabaran arus kas
transaksi dalam mata uang asing atau penjabaran arus kas entitas anak di luar negeri. Tapi
penggunaan nilai tukar pada akhir periode pelaporan tidak diizinkan. Keuntungan dan
kerugian akibat perubahan nilai tukar yang belum terealisir bukan merupakan arus kas.
Namun dampaknya perlu dilaporkan dalam laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo
awal dan saldo akhir kas dan setara kas.

1.10. Pelaporan Bunga dan Deviden


Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing­masing
diungkapkan secara terpisah. Masing­masing diklasifikasikan secara konsisten antar
periode sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan. Bagaimana melaporkan
bunga dan dividen yang diterima dan dibayar tergantung dari aktivitas mana bunga atau
dividen tersebut dihasilkan atau dibayarkan. Untuk bank dan lembaga keuangan, bunga
yang dibayarkan kepada nasabah atas simpanan deposito atau tabungan, dan bunga yang
diterima atas pinjaman yang diberikan kepada nasabah dilaporkan sebagai arus kas
aktivitas operasi. Begitupun dividen yang diterima dari investasi yang dilakukan atas
saham.
Sedangkan bagi entitas usaha lain, perlu diperhatikan bunga dan dividen tersebut
berhubungan dengan aktivitas apa. Bunga yang diterima sebagai jasa giro atas saldo
simpanan di rekening giro, atau bunga dan dividen yang diperoleh atas aset setara kas
seharusnya dilaporkan sebagai penerimaan kas aktivitas operasi. Tapi bunga dan dividen
yang diterima dari aset dengan tujuan investasi, misalnya deposito jangka panjang, surat
obligasi atau saham yang dimiliki untuk tujuan investasi jangka panjang lazimnya
dilaporkan sebagai arus kas kegiatan investasi, sedangkan bunga yang dibayarkan untuk
pinjaman jangka panjang, obligasi yang diterbitkan, dan dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham lazimnya dilaporkan sebagai aktivitas pendanaan. Tapi sebagai
alternatif, pembayaran dividen kadang­kadang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi,
dengan maksud untuk menilai kemampuan entitas pembayar dividen dari arus kas operasi.
Cara penyajian apapun yang dipilih, perlu dilakukan pengungkapan secara jelas agar
pengguna laporan keuangan tidak tersesat.

1.11. Pelaporan Pajak Penghasilan


PSAK 2 paragraf 32:
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah
dan diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik
dapat diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi. Pada dasarnya pajak
penghasilan berkaitan dengan aktivitas operasi dalam usaha entitas menghasilkan laba,
maka disajikan dalam kelompok aktivitas operasi. Tapi bila berdasarkan peraturan
perpajakan yang berlaku, pajak penghasilan dapat dikaitkan
langsung dengan aktivitas investasi atau pendanaan, tentunya pembayaran pajak
penghasilan tersebut harus disajikan sebagai bagian dari aktivitas yang bersangkutan.
Contoh:
(a) Dalam transaksi pembelian suatu properti, tanah dan bangunan, pembeli harus
membayar x% dari harga transaksi sebagai pembayaran pajak penghasilan yang
bersifat final. Dalam contoh ini pajak penghasilan disajikan sebagai aktivitas
investasi. Sebaliknya bagi si pemilik properti lama yang bukan pengusaha properti,
yang menjual properti, juga dikenakan pajak penghasilan x% dari harga transaksi
dan bersifat final, pajak penghasilan yang dibayar juga dikategorikan sebagai
aktivitas investasi dengan mengurangi­ penerimaan dari hasil penjualan properti
tersebut.
(b) Atas penerimaan bunga deposito berjangka dikenakan pajak penghasilan sebesar
20% final, dan atas penerimaan dividen dari saham yang dibeli di BEI untuk tujuan
investasi jangka panjang dikenakan pajak dividen sebesar 10% final, semua pajak
penghasilan tersebut disajikan dalam laporan arus kas sebagai aktivitas investasi.
Pelaporan Pajak Penjualan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Lain-Lain
PSAK 2 tidak secara khusus menjelaskan cara penyajian pajak lain di luar pajak
penghasilan. Dalam hal ini perlu mengacu pada PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
bagaimana membukukan dan melaporkan sesuatu pajak yang terkait dengan suatu
transaksi, kejadian, atau obyek pajak.
1.12. Investasi pada Entitas Anak, Entitas Asosiasi, dan Ventura Bersama
Bila investasi pada entitas anak dan entitas asosiasi dibukukan dengan metode
ekuitas atau biaya, maka dalam laporan arus kas investor hanya dilaporkan arus kas yang
terjadi antara investor dan investee, misalnya penerimaan dividen dan uang muka.
Bagi investasi pada vertura bersama, bila pelaporan menggunakan konsolidasi
proporsional, dalam laporan arus kas juga dilaporkan bagian proporsional dari arus kas
pengendalian bersama entitas. Tapi bila suatu entitas melaporkan bagian partisipasinya
pada ventura bersama dengan metode ekuitas, melaporkan dalam laporan arus kasnya,
arus kas investasinya dalam ventura bersama, serta distribusi dan pembayaran atau
penerimaan lain antara entitas tersebut dengan ventura bersama.

1.13. Perubahan Kepemilikan dalam Entitas Anak dan Bisnis Lain


PSAK 2 paragraf 36:
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian
atas entitas anak atau bisnis lain disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai
aktivitas investasi.
PSAK 2 paragraf 37:
Entitas mengungkapkan hal­hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan
perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan bisnis lain selama suatu
periode:
(a) jumlah imbalan yang dibayar atau diterima;
(b) porsi imbalan yang merupakan kas dan setara kas;
(c) jumlah kas dan setara kas pada entitas anak atau bisnis lain dimana pengendalian
diperoleh atau hilang; dan
(d) jumlah aset dan liabilitas selain kas atau setara kas pada entitas anak atau bisnis lain
dimana pengendalian diperoleh atau hilang, diikhtisarkan berdasarkan kategori
utamanya.
Bila terjadi perolehan atau kehilangan pengendalian atas entitas anak dan bisnis lain,
pengaruh arus kas sehubungan dengan kejadian tersebut harus disajikan tersendiri sebagai
pos tunggal. Juga jumlah aset dan liabilitas yang diperoleh atau dilepaskan perlu
diungkapkan tersendiri. Hal tesebut perlu dilakukan agar tidak tercampur dengan arus kas
dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dalam keadaan normal. Dalam laporan
arus kas, jumlah keseluruhan kas sehubungan dengan kejadian tersebut dilaporkan
berdasarkan kas dan setara kas neto yang diperoleh atau dilepaskan sebagai bagian dari
transaksi, peristiwa, atau perubahan lingkungan.
Arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan atas entitas anak karena kehilangan
pengendalian diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dan disajikan
terpisah. Perubahan kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan
pengendalian (misalnya akibat pembelian atau penjualan kemudian saham entitas anak
oleh entitas induk), dicatat sebagai transaksi ekuitas, dan arus kas dari
trasaksi tersebut diklasifikan sebagai aktivitas pendanaan.

Anda mungkin juga menyukai