Disusun Oleh :
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2020
1.1.Pendahuluan
Suatu entitas secara berkala perlu dan wajib menyusun laporan keuangan, agar para
pemangku kepentingan memperoleh informasi keuangan suatu entitas secara akurat, terkini
dan dapat diandalkan. Laporan posisi keuangan (neraca) menyajikan struktur, susunan, dan
posisi keuangan suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, laporan laba rugi komprehensif
memberikan informasi tentang laba rugi dan kinerja entitas selama suatu periode tertentu.
Di samping informasi mengenai posisi keuangan dan laba rugi selama suatu periode
tertentu, para pemangku kepentingan suatu entitas memerlukan informasi lain yang tidak
kalah pentingnya, yaitu arus kas atau cash flow. Informasi tentang arus kas diperlukan untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang sangat pokok dan mendasar dalam melakukan evaluasi
dan pengambilan keputusan ekonomi pada suatu entitas, antara lain: Suatu perusahaan
dilaporkan menghasilkan laba sangat besar, tapi mengapa tidak mampu membayar dividen
dan tidak mampu melunasi utang pada saat jatuh tempo? Dari mana dana untuk melakukan
ekspansi usaha dengan perluasan pabrik dan penambahan mesin baru? Kemana dan
digunakan untuk apa uang hasil penerbitan saham baru atau obligasi? Semua pertanyaan
tersebut tidak dapat dijawab dari laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi
komprehensif, pertanyaan tersebut hanya dapat terjawab dari laporan arus kas.
Arus kas dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di tubuh manusia. Suatu entitas
yang sehat perlu memiliki dana kas yang cukup dan mengalir dengan lancar. Bila tidak,
entitas akan lumpuh atau berhenti beroperasi. Peran Laporan Arus Kas memang semakin
penting dalam melakukan evaluasi, perencanaan, dan pengambilan keptusan ekonomi.
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang
dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
Setara kas (cash equivalent) adalah aset suatu entitas untuk memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek, dan bukan bertujuan untuk investasi jangka
panjang atau tujuan lain. Syarat sebagai setara kas, aset tersebut haruslah segera
dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan risiko
perubahan nilai tidak signifikan.
Unsur setara kas sebenarnya berhubungan dengan kebijakan pengelolaan
keuangan (financial management policy) suatu entitas. Suatu waktu karena saldo
kas perusahaan terlalu besar melampaui kebutuhan operasi, agar dana dapat
menghasilkan bunga, manajemen mengambil keputusan untuk menempatkan
dalam deposito jangka pendek misalnya sebulan, atau membelikan surat beharga
yang setiap saat dapat diuangkan dan tidak ada risiko penurunan nilai. Dalam
contoh tersebut, deposito sebulan atau surat berharga yang likuid tesebut dapat
digolongkan sebagai setara kas. Akan tetapi harus diingat kriteria dapat diuangkan
setiap saat dan tidak ada risiko penurunan nilai haruslah terpenuhi. Bila tidak
memenuhi syarat tersebut, misalnya kelebihan dana tersebut diinvestasikan pada
deposito jangka panjang dengan harapan dapat menghasilkan bunga lebih besar,
atau dana lebih diinvestasikan pada saham yang tidak dapat dijual setiap saat
tanpa penurunan nilai, maka jelas aset tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai
setara kas. Jadi jelas untuk memutuskan apakah suatu aset dapat dianggap sebagai
setara kas atau tidak diperlukan pemahaman tentang jenis dan sifat aset dan
motivasi manajemen. Ini adalah suatu contoh perlunya principle base dan kearifan
dalam menafsirkan secara bijak.
Mengingat kebijakan manajemen kas setiap entitas dapat berlainan, maka
diwajibkan pengungkapan dan penjelasan tentang kriteria penggolongan kas dan
setara kas dalam laporan keuangan. Bila terjadi perubahan penggolongan atas
suatu unsur, sebab dan akibat perubahan tersebut juga perlu diungkapkan sesuai
PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
1.3.Tujuan dan Kegunaan Lapporan Arus Kas
Entitas menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam pernyataan ini dan
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan. (PSAK 2 paragraf 01)
Laporan arus kas memberikan informasi tentang perubahan historis jumlah kas dan
setara kas, arus penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas untuk aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan yang terjadi selama suatu periode tertentu pada suatu entitas.
Informasi tersebut sangat diperlukan untuk tujuan:
a. mengevaluasi perubahan aset neto entitas dan struktur keuangan;
b. mengevaluasi likuiditas, solvabilitas, viabilitas, dan fleksibilitas;
c. mengevaluasi kemampuan entitas mengelola arus kas sesuai dengan keadaan dan
peluang yang berubah;
d. menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas;
e. membandingkan dan mengevaluasi nilai kini arus kas masa depan dari berbagai entitas
untuk pengambilan keputusan ekonomi;
f. meningkatkan daya banding peloporan kinerja operasi berbagai entitas, karena laporan
arus kas yang disusun berdasarkan kas (cash basis) dapat meniadakan pengaruh
penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang
sama; dan
g. merencanakan dan memprediksi arus kas di masa depan.
Rujukan utama dalam penyusunan laporan arus kas adalah PSAK 2 yang bertujuan
mengatur informasi mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas melalui laporan arus
kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
selama suatu periode.
1.4.Arus Kas
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Untuk tujuan pelaporan,
arus kas dibedakan atas tiga kelompok utama berdasarkan sumber dan penggunaan: aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman
entitas. Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Sedangkan cerukan
(bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengolahan kas entitas dan
termasuk komponen kas dan setara kas. Begitupun mutasi di antara pospos kas dan setara
kas merupakan bagian dari pengelolaan kas entitas dan bukan sebagai bagian dari aktivitas
operasi, investasi, ataupun pendanaan. Bila terjadi suatu pembatasan atas penggunaan kas
dan setara kas, pembatasan tersebut harus diungkap sejelasnya dalam laporan keuangan.
Misalnya adanya pembatasan penggunaan atas kas di suatu anak perusahaan di luar negeri
karena peraturan pengendalian devisa.
Dengan demikian arus kas dari aktivitas pendanaan dengan mudah dapat
teridentifikasi dan meliputi:
a. penerimaan dari penerbitan saham atau instrumen modal lain.
b. pembayaran kepada pemegang saham untuk menebus kembali modal saham,
pembayaran dividen kas;
c. penerimaan dari penerbitan, dan pengeluaran untuk pembayaran kembali
kewajiban, utang, wesel bayar, obligasi, hipotek, serta utang jangka pendek atau
panjang; dan
d. pembayaran oleh lessee untuk mengurangi saldo utang sehubungan dengan sewa
pembiayaan (finance lease ).
PSAK 2 paragraf 23: Arus kas yang berasal dari aktivitas lembaga keuangan berikut ini
dapat dilaporkan dengan dasar arus kas neto:
(a) penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan pembayaran
kembali deposito berjangka dengan jatuh tempo yang tetap;
(b) penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lain; dan
(c) pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada nasabah.
Standar tersebut pada paragraf 21 dan 23 jelas sangat penting untuk dipahami untuk
penyusunan laporan arus kas untuk bank, lembaga keuangan, dan entitas investasi.