Anda di halaman 1dari 3

Pada kasus ini didapatkan anamnesa yang sesuai dengan manifestasi yaitu pasien datang

ke IGD RSUD Raden Mattaher bersama keluarga dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 3
jam SMRS. Sebelum mengalami penurunan kesadaran pasien mengalami kejang seluruh tubuh,
sesak dan demam. Diketahui sudah terdapat peningkatan suhu pada tubuh anaknya sejak ±7 hari
SMRS. Selain itu pasien sering mengalami batuk pilek berulang. Dikatakan oleh ibu pasien
bahwa anaknya sudah satu bulan ini lebih sulit makan Keluhan juga disertai BAB cair kehijauan
selama 3 hari dengan frekuensi 2x sehari disertai lendir. BAK anak normal. Saat pemeriksaan
fisik, ditemukan pak putih diujung lidah pasien.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan terdapat, retraksi dinding dada, pada auskultasi thorax
didapatkan ronkhi (+/+), pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah rontgen thorax,
pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan urin, dan pemeriksaan faeces rutin.

Keadaan yang ditemukan pada pasien telah sesuai dengan gejala dan tanda pasien Encephalitis +
Pneumonia + Oral Candidiasis secara teori yaitu seperti :

 Gejala infeksi umum, seperti demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu
makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare, dan kadang ditemukan
gejala ekstrapulmoner.
 Gejala gangguan respiratori seperti batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea, napas
cuping hidung, merintih dan sianosis.
 Pneumonia ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru berupa bercak-
bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai dengan peningkatan
corakan peribronkial.
Gambaran foto rontgen toraks dapat membantu mengarahkan kecenderungan etiologi.
Penebalan peribronkial, infiltrat interstitial merata dan hiperinflasi cenderung terlihat
pada pneumonia virus. Infiltrat alveolar berupa konsolidasi segmen atau lobar,
bronkopneumonia dan air bronchogram sangat mungkin disebabkan oleh bakteri.
 Adanya gejala atau menifestasi klinis dari encephalitis seperti demam, riwayat kejang,
penurunan kesadaran, sakit kepala, dan muntah proyektil. Gejala abnormal ini bisa
disebabkan karena adanya peradangan, perdarahan, ataupun tumor pada parenkim otak.
 Berdasarkan pemeriksaan darah rutin terdapat hasil leukositosis. Hal ini sesuai dengan
teori pada kasus Pneumonia dan encephalitis dimana pada pemeriksaan lab terdapat
peningkatan leukosit. Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumonia virus
atau bakteri.
 Pada diagnosis etiologi: ditemukan kemungkinan penyebab adanya infeksi, tetapi belum
diketahui pasti penyebab infeksi apakah karna bakteri, virus, jamur atau protozoa,
dikarenakan pasien belum dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi. Dari klinis pasien
terdapat peningkatan TIK yang dimana pungsi lumbal harus dihindari pada pasien dengan
gangguan kesadaran, keadaan immunocompromised (AIDS, terapi imunosupresan, pasca-
transplantasi), riwayat penyakit sistem saraf pusat (lesi massa, stroke, infeksi fokal),
defisit neurologik fokal, bangkitan awitan baru, atau papil edema yang memperlihatkan
tanda-tanda ancaman herniasi
.
 Tatalaksana pada pasien ini:
- Inj Meropenem → sesuai teori :Meropenem merupakan antibiotik/antibakteri
carbapenem golongan beta lactam. Untuk tatalaksana bronkopneumoni
- Vectrin : untuk mengencerkan dahak
- Ambroxol : sebagai agen mukolitik dan mukokinetik. Sebagai mukolitik,
ambroxol bekerja untuk menurunkan viskositas mukus melalui depolimerasi dari
rantai polisakarida asam yang didapat dari sekresi bronkial
- Nebu ventolin
- Ampisilin : derivat penisilin yang merupakan antimikroba yang luas. Ampisilin
efektif terhadap mikroba Gram positif dan Gram negatif. Mekanisme kerja
ampisilin yaitu menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara menghambat
pembentukan mukopeptida, karena sintesis dinding sel terganggu maka bakteri
tersebut tidak mampu mengatasi perbedaan tekanan osmosa di luar dan di dalam
sel yang mengakibatkan bakteri mati
- Ceftazidime : merupakan golongan antibiotik sefalosporin generasi ketiga yang
bekerja dengan cara mengganggu pembentukan sel bakteri sehingga bakteri tidak
dapat berkembang, obat ini tidak untuk jamur dan virus.

Anda mungkin juga menyukai