Anda di halaman 1dari 22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KIA DAN KB

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan

ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan

kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu

investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat

ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta

kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam

periode sebelumnya. Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan

di Indonesia dipaparkan berdasarkan hasil pencapaian program

kesehatan, kondisi lingkungan strategis, kependudukan, pendidikan,

kemiskinan, dan perkembangan baru lainnya. (Permenkes, 2016).

Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) merupakan salah satu

prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini

bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu


melahirkan, dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah

menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak melalui

peningkatan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan

kesehatan ibu dan perinatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan

rujukan primer. (sistiarani C,dkk 2014). Upaya kesehatan ibu dan anak

adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan

pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak

balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA

masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non

klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan

sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk

masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi

(telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah,

pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini

tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka

masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta

pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

Strategi KIA antara lain pemberdayaan perempuan/suami dan

keluarga, pemberdayaan masyarakat, adanya kerjasama lintas sektor/

mitra lain termasuk pemerintah daerah dan lembaga legislatif dan yang

terakhir adalah peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan

ibu dan anak secara terpadu dengan komponen kesehatan reproduksi

yang lain. Penggunaan Buku KIA merupakan salah satu strategi


pemberdayaan masyarakat terutama keluarga untuk memelihara

kesehatannya dan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang

berkualitas. Buku KIA berisi informasi dan materi penyuluhan tentang

gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, KMS balita dan

catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Buku KIA disimpan di

rumah dan dibawa setiap kali ibu atau anak datang ke tempat-tempat

peayanan kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan KIA.

(sistiarani C,dkk 2014).

Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil pemeriksaan ibu

dengan lengkap di buku KIA. Hal ini dimaksudkan agar ibu dan

keluarga lainnya mengetahui dengan pasti keadaan kesehatan ibu dan

anak. Pencatatan sedini mungkin dapat mengantisipasi adanya risiko

tinggi pada kehamilan ibu dan untuk mengetahui perkembangan serta

pertumbuhan balita (Ernoviana, 2013).


B. PELAYANAN DAN INDIKATOR PROGRAM KIA

1. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan yang

meliputi kriteria pemeriksaan 10 T, untuk pelayanan antenatal

terdiri dari :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b. Pemeriksaan tekanan darah.

c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

d. Ukur tinggi fundus uteri.

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi

Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.

g. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilan.

h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

i. Tatalaksana khusus

j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Kkomplikasi (P4K) serta KB paska

persalinan.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali

selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali


pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua,

dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

2. Pertolongan Persalinan

Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan

kepada masyarakat :

a. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter

umum, bidan, pembantu bidan dan perawat.

b. Dukun bayi :

Terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan

tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.

Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih

oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih

dan belum dinyatakan lulus.

c. Deteksi dini ibu hamil berisiko :

Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :

a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b. Anak lebih dari empat

c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2

tahun atau lebih dari 10 tahun

d. Tinggi badan kurang dari 145 cm

e. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang

dari 23,5 cm
f. Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi dan

riwayat cacat kongenital

g. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang

atau panggul.

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan

dan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan

kematian ibu maupun bayi.

Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :

a. Hb kurang dari 8 gram %

b. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg

dan diastole lebih dari 90 mmHg

c. Oedema yang nyata

d. Eklamsia

e. Perdarahan pervaginaan

f. Ketuban pecah dini

g. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu

h. Letak sungsang pada primigravida

i. Infeksi berat atau sepsis

j. Persalinan prematur

k. Kehamilan ganda

l. Janin yang besar

m. Penyakit kronis pada ibu antara lain jantung, paru, ginjal


n. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi

kehamilan

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

a. BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram

b. Bayi dengan tetanus neonatorum

c. Bayi baru lahir dengan asfiksia

d. Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari

10 hari setelah lahir

e. Bayi baru lahir dengan sepsis

f. Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram

g. Bayi pre term dan post term

h. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang

i. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan

C. INDIKATOR PELAYANAN KIA

1. K 1 adalah pemeriksaan ibu hamil yang pertama kali mendapat

pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan.

2. K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh

pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sdikit empat

kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan

adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada

triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur

kehamilan.
Indikator lain yang dapat digunakan untuk melihat kualitas

pelayanan antenatal adalah cakupan Fe1 dan TT1, yang

menggambarkan pelayanan antenatal yang berkualitas, jika

cakupan K1 sama dengan TT1 dan Fe1, tetapi jika semakin

besar kesenjangan cakupan K1 dibanding dengan TT1 maupun

Fe1, maka semakin tidak berkualitas pelayanan antenatal

tersebut. dengan membandingkan kesesuaian antara cakupan

K1, TT1 dan Fe1 maka akan dicapai angka kualitas pelayanan.

3. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Adalah Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

(Pn) yang memiliki kompetensi kebidanan, disatu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat

diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga

kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan manajemen

program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar.

4. Cakupan deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi

Adalah cakupan penanganan komplikasi kebidanan

adalah pelayanan ibu dengan komplikasi kebidanan yang

mendapat penanganan definitif sesuai standar oelh tenaga

kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.

5. Cakupan indikator N1 dan N2

Adalah cakupan pelayanan kesehatan sesuai standar

yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada


neonatus selama periode 0-28 hari setelah lahir,baik di fasilitas

kesehatan maupun melalui kunjungan rumah dengan N1 adalah

kontak pada usia 0-7 hari, dan N2 adalah kontak pada usia 8-28

hari.

D. KELUARGA BERENCANA (KB)

Program keluarga berencana bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS ( Norma

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya

masyarakat yang sejahtera dangan mengendalikan kelahiran sekaligus

menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk. Adapun tujuan

khususnya ialah meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan

alat kontrasepsi, menurunya jumlah angka kelahiran bayi,

meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan

kelahiran. (Muttaqin I,2016).

Maka starategi dasar pembangunan sumberdaya manusia adalah

sebagaimana mengubah penduduk yang pada mulanya sebagai beban

menjadi pelaku pembangunan dengan cara melaksanakan program

Keluarga Berencana ( KB ) dalam rangka melaksanakan pembangunan

sumber daya manusia. Hal ini merupakan tantangan Penyuluh Keluarga

Berencana (PKB), untuk itu jelas memerlukan kesungguhan dan

ketekunan disamping partisipasi aktif dari masyarakat dan harus

didukung oleh ketenagaan, dana yang memadai, sarana dan peningkatan

pendidikan dalam hal Keluarga berencana. Jika kondisi ini terus


dibiarkan berlangsung lama sangat berbahaya karena dikhawatirkan

bakal terjadi pertumbuhan penduduk secara tidak terkendali. Ledakan

penduduk bisa terjadi lagi apabila kegiatan penyuluhan terhadap

program Keluarga Berencana bagi pasangan usia subur (PUS) atau

calon PUS tidak berjalan baik.


BAB III

PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN PROGRAM KIA CAKUPAN HASIL

PWS KIA – KB WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMUR BATU TAHUN

2017

1. Cakupan Sasaran Ibu Hamil,Ibu Melahirkan, dan Neonatus

N SASARAN
BULAN
O BUMIL BULIN NEONATUS
1 JANUARI 490 467 442
2 FEBRUARI 490 467 442
3 MARET 490 467 442
4 APRIL 490 467 442
5 MEI 490 467 442
6 JUNI 490 467 442
7 JULI 490 467 442
8 AGUSTUS 490 467 442
9 SEPTEMBER 490 467 442
10 OKTOBER 490 467 442
11 NOVEMBER 490 467 442
12 DESEMBER - - -

2. Cakupan K1 dan K4

N K1 K4
BULAN HASIL HASIL
O Bulan ini % Bulan ini %
1 JANUARI 35 7,0 32 6,4
2 FEBRUARI 39 39 37 13,9
3 MARET 40 23,1 36 21,2
4 APRIL 42 31,6 39 29,2
5 MEI 48 41,3 39 37,1
6 JUNI 41 49,6 36 44,4
7 JULI 51 60,2 48 54,3
8 AGUSTUS 65 73,4 62 66,3
9 SEPTEMBER 67 87,0 65 80,1
10 OKTOBER 26 92,2 23 84,7
11 NOVEMBER 19 96,5 17 88,1
12 DESEMBER - - - -
3. Deteksi Resiko Tinggi

OLEH TENAGA OLEH MASYARAKAT


N
BULAN KESEHATAN
O HASIL HASIL
Bulan ini % Bulan ini %
1 JANUARI 8 8,1 0 0
2 FEBRUARI 10 18,3 0 0
3 MARET 5 23,4 0 0
4 APRIL 9 23,4 0 0
5 MEI 7 39,7 0 0
6 JUNI 3 42,8 0 0
7 JULI 8 50,1 0 0
8 AGUSTUS 10 64,2 0 0
9 SEPTEMBER 7 68,7 0 0
10 OKTOBER 6 74 0 0
11 NOVEMBER 8 82,6 0 0
12 DESEMBER - - - -

4. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

OLEH TENAGA
N
BULAN KESEHATAN
O
Bulan ini %
1 JANUARI 32 6,2
2 FEBRUARI 35 13,1
3 MARET 33 19,6
4 APRIL 35 26,4
5 MEI 36 33,5
6 JUNI 36 40,5
7 JULI 46 54,4
8 AGUSTUS 59 67,0
9 SEPTEMBER 62 79,1
10 OKTOBER 20 83,4
11 NOVEMBER 16 86,6
12 DESEMBER - -
5. Cakupan Indikator KN1 dan KN2

N KN1 KN2
BULAN HASIL HASIL
O L P L P
1 JANUARI 15 17 15 17
2 FEBRUARI 17 18 17 18
3 MARET 16 17 16 17
4 APRIL 17 18 17 18
5 MEI 1 0 0 0
6 JUNI 17 19 17 19
7 JULI 22 24 22 24
8 AGUSTUS 24 25 24 25
9 SEPTEMBER 30 32 30 32
10 OKTOBER 11 9 11 9
11 NOVEMBER 7 9 7 9
12 DESEMBER - - - -

6. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 12 – 59 Bulan

PELAYANAN KESEHATAN
N
BULAN BAYI 12 – 59 BULAN
O
L P
1 JANUARI 109 105
2 FEBRUARI 101 103
3 MARET 102 104
4 APRIL 109 96
5 MEI 163 132
6 JUNI 179 148
7 JULI 153 152
8 AGUSTUS 154 153
9 SEPTEMBER 143 143
10 OKTOBER 133 139
11 NOVEMBER 139 146
12 DESEMBER - -
7. Angka Kematian Neonatal dan Maternal

8.
N KEMATIAN
BULAN
O NEONATAL MATERNAL
1 JANUARI 0 0
2 FEBRUARI 0 0
3 MARET 0 0
4 APRIL 0 0
5 MEI 0 0
6 JUNI 0 0
7 JULI 0 0
8 AGUSTUS 0 0
9 SEPTEMBER 0 0
10 OKTOBER 0 0
11 NOVEMBER 0 0
12 DESEMBER - -
9. KB Dengan MKJP (Metode KB Jangka Panjang) dan KB NON-

MKJP ( Tidak Menggunakan Metode KB Jangka Panjang)

Jumlah KB : 3.111
1.498

987

360 290
26

IUD IMPLANT PIL SUNTIK KONDOM

A. PERMASALAHAN

a. Ibu Resiko Tinggi

1. Januari : Terdapat 7 orang dengan faktor resiko umur, dan LILA 21

cm.

2. Februari : terdapat 6 orang dengan faktor resiko umur , LILA 3 orang

dan 1 orang dengan faktor anak <2 tahun.

3. Maret : terdapat 5 orang dengan faktor resiko umur

4. April : terdapat 7 orang dengan faktor resiko umur dan LILA 2 orang

5. Mei : terdapat 7 orang dengan faktor resiko umur

6. Juni : terdapat 3 orang dengan faktor resiko umur

7. Juli : terdapat 4 orang dengan faktor resiko umur dan LILA 4 orang
8. Agustus : terdapat 9 orang dengan faktor resiko umur dan LILA 1

orang

9. September : terdapat 6 orang dengan faktor resiko umur dan LILA 1

orang

10. Oktober : terdapat 4 orang dengan faktor resiko umur , 1 orang tinggi

badan <145 dan 1 orang dengan faktor resiko Hb rendah

11. November : terdapat 4 orang dengan faktor resiko umur dan LILA 4
orang
12. Desember : -

b. Kematian Neonatal Resti dan Maternal

1. Januari : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

2. Februari :Terdapat 1 Neonatal Resti dengan BBLR, kemudian

dilakukan penangana dan dirujuk.

3. Maret : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

4. April : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

5. Mei : Terdapat 1 Neonatal Resti dengan BBLR, kemudian dilakukan

penangana dan dirujuk.

6. Juni : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

7. Juli : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

8. Agustus : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

9. September : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

10. Oktober : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

11. November : Tidak ada kematian Neonatal Resti dan Maternal

12. Desember : -
c. Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Belum adanya fasilitas pemeriksaan Penyakit Menular Seksual (PMS)

B. TARGET INDIKATOR KESEHATAN IBU DAN ANAK

a. K1 dan K4

K1 : 100% dan K4 : 95%

Dari bulan Januari- November K1 sudah mencapai 96,1% dan K4

sudah tercapai 88,7% .Sehingga,bisa diperkirakan sampai bulan

desember bisa mencapai target.

b. Deteksi Resiko Tinggi : 100%

Dari data bulan Januari – November 2017 untuk deteksi resiko

tinggi ibu hamil 83,6% sudah hampir mencapai target.

c. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan : 90%

Dari bulan Januari - November 2017 sudah tercapai 87,7% dari

target 90%. Sehingga,bisa diperkirakan sampai bulan desember

bisa mencapai target.

d. Cakupan indikator KN1 dan KN2 : 90%

Untuk cakupan indikator KN1: 82,5% dan KN2: 82,3% hampir

mencapai target, meskipun data belum lengkap sampai bulan

Desember
e. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita 12 – 59 Bulan : 90%

Untuk bulan Januari - November sudah mencapai target,meskipun

data bulan desember belum ada.

f. Angka kematian Neonatal dan Maternal

Pada bulan Februari dan Mei masing-masing terdapat 1 Neonatal

Resti dengan BBLR, kemudian dilakukan penanganan dan dirujuk.

C. KB (KELUARGA BERENCANA)

Untuk KB dari bulan Januari – November 2017 didapatkan 3.111

orang sudah memakai KB baik MKJP maupun NON-MKJP dan sudah

hampir memcapai target.

D. DIAGRAM FISHBONE ( Tulang Ikan )

Lingkungan
Pengetahuan

Kurang
Masih
pedulinya
kurangnya
peran dalam
sosialisasi
mendukung
promosi Masih kurang
program
Resiko tinggi tercapainya target
ibu hamil penjaringan
(deteksi )Ibu
dengan resiko tinggi

kurangnya
kesiapan Minimnya
psikologis ibu penghasilan
untuk pasien
melahirkan
secara normal
Ekonomi
Manusia
E. PEMECAHAN MASALAH

 Meningkatkan frekuensi promosi kesehatan.

 Meningkatkan frekunsi penyuluhan kepada ibu dengan resiko

tinggi.

 Meningkatkan penjaringan ibu dengan resiko tinggi.

 Memberikan pengarahan kepada petugas Pustu, Kader Posyandu,

untuk dapat melakukan penyuluhan interaktif.

 Masyarakat untuk lebih aktif memeriksakan dirinya ketika hamil.

 Dukungan keluarga bagi Ibu Hamil.

F.
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan data cakupan program KIA-KB, secara umum sudah

mencapai target dan untuk tahun berikutnya semoga dapat dipertahankan sesuai

dengan target yang sudah ditentukan.

b. Saran

Diharapkan lebih meningkatkan penyuluhan yang interaktif terhadap Ibu

Hamil dan Ibu yang akan melaksanakan program kehamilan.


LAMPIRAN FOTO
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pedoman


penyelenggaraan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga.
Diunduh dari http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK%20No.
%2097%20ttg%20Pelayanan%20Kesehatan%20Kehamilan.pdf
Sistriani, Colti. (2014). Analisi Kualitas Pengguna Buku Kesehatan Ibu
Anak. Diunduh dari https://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/kemas/3065
Muttaqin, I. (2016). Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di
Kelurahan Jawa Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda. Diunduh
dari http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2016/05/JURNAL%20BARU%20(05-25-16-03-08-
08).pdf

Anda mungkin juga menyukai