Anda di halaman 1dari 25

Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Memuat argumentasi pilosopis, argumentasi logis, dan argumentasi
yuridis pentingnya perubahan dan inovasi dalam pelayanan publik secara
umum yang kemudian menukik pada argumentasi pentingnya pelayanan
dalam bidang dimana peserta bertugas.
Argumentasi filosopis membuat pemikiran-pemikiran logis mengenai
pentingnya perubahan kinerja pelayanan, dikaitkan dengan peran dan
tugas ASN sebagai pelaksanan kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat pemersatu bangsa. Kemudian dikaitkan pula dengan peran dan
fungsi pejabat pengawas dalam perubahan yang harus dilakukan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai bidangnya.
Argumentasi logis adalah meningkatknya kebutuhan masyarakat
akan pelayanan yang berkualitas yang didukung oleh perkembangan
teknologi digital. Keberhasilan pembangunan telah mampu meningkatkan
kesejahtraan masyarakat sehingga berdasarkan teori kebutuhan Moslow
kebutuhan akan pelayananpun sudah beranjak dari kebutuhan dasarnya
menuju pada kebutuhan yang lebih tinggi seperti rasa nyaman, dan harga
diri (ingin dihargai). Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan
dilaksanakannya pelayanan yang lebih baik dengan memanfaatkan
teknologi yang ada saat ini terutama teknologi informasi dan digital. Dalam
hal ini juga dijelaskan bagaimana seorang pejabat pengawas
memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut.
Argumentasi yuridis adalah menjelaskan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang pelayanan publik dan reformasi
pelayanan publik khususnya dalam bidang dimana peserta bertugas.
Kemudian diakhir paragraph, peserta menjelaskan bahwa untuk
merespon kebutuhan tersebut melalui PKP peserta dilatih untuk
memahami konsep kepemimpinan pelayanan publik yang bermutu dan
mengaktualisasikannya kedalam bentuk Aksi Perubahan di tempat kerja.

B. Tujuan
Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik ini bertujuan untuk
menunjukkan kompetensi kepemimpinan melayani dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Tujuan tersebut dapat dijelaskan secara lebih
rinci sebagai berikut :

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 1


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

1. menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dan semangat bela negara


dengan melaksanakan peran kepemimpinan melayani yang beretika
dan berintegritas;
2. mengaktualisasikan prinsip-prinsip kepemimpinan melayani (servant
leader), yaitu :
a. kepemimpinan yang peduli dengan permasalahan organisasi dan
peka dengan isu-isu yang berkembang di seputar pelayanan publik
intansi
b. kepemimpinan yang selalu berpikir kreatif dalam mencari
terobosan-terobosan inovatif guna mengatasi masalah dan
meningkatkan mutu pelayanan publik ;
c. kepemimpinan yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya organisasi, terutama sumberdaya tim dan teknologi
informasi guna meningkatkan mutu pelayanan publik
3. memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan (pelaksanaan
inovasi) dengan menerapkan prinsip-prinsip perencanaan publik yang
baik dan manajemen pengawasan dan pengendalian pekerjaan yang
berorietnasi pada mutu pelayanan

C. Manfaat
Manfaat Aksi Perubahan ini dapat dikatatagorikan sbb :
1. Manfaat bagi Peserta
Bagi peserta aksi perubahan ini merupakan laboratorium dalam
meningkatkan kompetensi kepemimpinan melayani guna
meningkatkan kualitas pelayanan publik.
2. Manfaat bagi Intansi Peserta
Bagi organisasi, aksi perubahan ini diharapkan mampu meningkatkan
kulitas pelayanan publik di unit kerja yang dapat berkontirubusi
terhadap peningkatan kinerja pelayanan publik organisasi.
3. Manfaat bagi Lembaga Pelatihan
Bagi lembaga pelatihan aksi perubahan ini merupakan sumber
informasi untuk menilai keberhasilan pelaksanaan PKP baik pada saat
pelatihan berlangsung maupun setelah peserta kembali melaksanakan
tugas-tugas rutin diintansinya masing-masing.

D. Ruang Lingkup Aksi Perubahan


Aksi perubahan ini berlaku pada level pengendalian mutu pekerjaan
pada seksi/subid ….. di bidang …..Dinas…..

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 2


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

BAB II
PROFILE KINERJA PELAYANAN

A. Tugas dan Fungsi Pelayanan Kesehatan (contoh kasus)


Uraian pada sub bab ini diawali dengan peraturan yang menjelaskan
kedudukan dan fungsi intansi yang melaksanakan pelayanan di bidang
(misalnya kesehatan). Kemudian digambarkan SOTK-nya, dan dilanjutkan
dengan uraian tugas dan fungsi intansinya.

B. Fokus Area Perubahan


Fokus area perubahan adalah focus dimana area perubahan itu akan
dilaksanakan yaitu pada unit dimana peserta bertugas. Fokus perubahan
ini bisa berupa adanya masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, atau
adanya isu-isu yang berkembang di luar unit kerja yang penanganannya
relevan dengan tugas dan fungsi peserta.
1. Area Fungsi yang Bermasalah
Sebutkan fungsi yang mengalami masalah. Bisa saja fungsi yang
bermasalah lebih dari satu. Kalau itu terjadi, maka dalam analisis di bab III
harus dipilih masalah prioritas terlebih dahulu sebelum dicari penyebab
masalah utamanya. Sedangkan jika hanya satu area fungsi saja yang
bermasalah, maka bisa langsung dicari akar masalahnya.
Masalah tersebut harus didukung oleh data atau fakta-fakta yang
menunjukkan bahwa kondisi tersebut bertentangan dengan yang
seharusnya atau belum mencapai kondisi ideal.
Contoh Kasus :
Seorang Kasubag umum di sebuah RSUD menemukan area bermasalah pada tugas fungsinya yaitu
pada fungsi pendataran. Masalah tersebut adalah “padatnya kerumunan orang di ruang tunggu
pendaftaran”. Bukti adanya masalah tersebut harus didukung oleh fakta seperti : berapa rata-rata jumlah
kerumunan orang tersebut setiap hari dalam setahun, dibandingkan dengan kapasitas ruangan
(sebutkan ukuran ruangan). Data lain misalnya : berapa orang pasien yang mengalami stress akibat
menunggu antrian, dan berapa orang yang tertular penyakit akibat berkerumun dengan pasien penyakit
menular.

atau
1. Isu-Isu Diseputar Pelayanan Publik Intansi
Sebutkan isu yang ada, yang akan dianalisis di bab III untuk direspon
oleh peserta, misalnya isu tentang Covid19

C. Sumber Daya Pelayanan


Sebutkan sumber daya organisasi yang ada antaralain : SDM,
Anggaran, Sarana dan Prasarana, Teknologi, dll.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 3


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

BAB III
ANALISIS MASALAH PELAYANAN

A. Mencari Akar Masalah/Analisis Isu Strategis


Terdapat dua hal yang mendorong seorang pemimpin melakukan
terobosan inovasi, yang pertama ingin mengatasi masalah dan yang kedua
untuk merespon isu. Kedua hal tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.

Gambar 01 : Proses Diagnosis Organisasi

Masalah adalah fakta internal unit kerja peserta, dimana terjadi gap
antara kinerja yang diharapkan dengan kinerja yang dicapai. Hal ini perlu
ditelusuri penyebabnya. Penyebab utama dari masalah tersebut disebut
akar masalah atau masalsah utama. Untuk menemukan akar masalah
tersebut dapat digunakan beberapa tools seperti : USG, fishbone
diagram, tree problem analysis, 5 W dari Sakichi Toyoda, dsb.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 4


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Gambar 02 : Matrix USG

Gambar 03 : Fishbone Diagram

Gambar 04: 5 W dan Tree Problem


Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 5
Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Sedangkan isu adalah kabar atau opini yang berkembang di luar


intansi. Isu dapat didentifikasi dari pembicaraan orang baik dalam forum-
forum formal maupn informal, di media masa, media social, dsb. Pejabat
pengawas perlu menganalisis isu-isu yang berkembang tersebut apakah
berdampak strategis terhadap kinerja pelayanan unit kerjanya atau tidak.
Jika isu-isu itu berdampak strategis pada kinerja organisasi maka harus
segera diatasi, sedangkan jika tidak isu-isu itu bisa diabaikan.
Untuk melakukan analisis apakah sebuah isu harus direspon atau
diabaikan bisa dianalisis menggunakan beberapa tools seperti : APKL,
Astrid, Kriteria SKPD, dsb. Untuk lebih memperjelas pemahaman peserta
pengampu mata pelatihan dapat memberikan contoh yang konkrit
mengenai masalah dan isu strategis dimaksud. APKL adalah analisis isu
dengan kriteria isu : Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak.
Sedangkan ASTRID melihat isu berdasarkan kriteria isu : Aktual, Spesifik,
Transformatif, Relevan, Inovatif, dan Dapat dilaksanakan.
Aktual berarti isu ini sedang banyak dibicarakan orang saat ini baik
diiternal intansi maupun diluar intansi. Problematik isu-isu itu akan menjadi
masalah serius jika tidak ditangani. Kekhalayakan artinya isu itu
berdampak luas bagi masyarakat dan memerlukan penanganan supaya
tidak merugikan masyarakat. Layak artinya isu itu dapat ditangani dengan
ketersediaan sumberdaya yang ada dan waktu yang tersedia. Relevan
artinya isu itu berada dalam kewenangan peserta untuk menanganinya.
Transformatif berarti relevan, spesifik dan layak untuk dilakukan perubahan
dilihat dari ketersedian sumber daya, waktu, dan keweangan peserta.

Gambar 05 : Metode Astrid


Sumber : Modul PKP Diagnosis Organisasi (LAN, 2020)

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 6


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Gambar 06 : Kriteria yang Dipilih SKPD


Sumber : Modul PKP Diagnosis Organisasi (LAN, 2020)
Untuk menentukan bobot baik pada USG maupun pada metokde
APKL, Astrid, dan kriteria SKPD, dapat dilakukan melalui mekanisme
Focus Group Discusion, atau bahkan lokakarya, dimana para pemberi
pendapat harus didukung oleh data valid yang dimilikinya masing-masing.

B. Penetapan Masalah yang Dipilih


Berdasarkan hasil analisis masalah di atas, maka masalah yang
dipilih sebagai prioritas untuk ditangani adalah ……. Kemudian dijelaskan
argumentasi pentingnya masalah tersebut di atasi dilihat dari :
kepentingannya, keseriusan dampaknya, dan berkembangnya masalah
jika tidak segera ditangani.
Contoh kasus : Pendaftaran pasien dalam sebuah RSUD di atas
Masalah pendaftaran pasien sangat urgen untuk diatasi karena selain menimbulkan
pemborosan juga sudah tidak sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini.
Masalah pendaftaran juga akan memberikan dampak serius terutama potensi
menularnya penyakit dari pasien penderita penyakit menular, dan adanya potensi
stress bagi pasien karean waktu tunggu yang lama. Sedangkan bila dilihat dari
perkembangannya, jika masalah pendaftaran ini tidak segera diatasi, semakin lama
akan semakin banyak kerumunan orang di ruang tunggu antrian.

Atau
B. Isu Strategis yang akan Ditangani
Berdasarkan analisis terhadap isu-isu yang berkembang di atas,
maka isu strategis yang akan ditangani adalah ………. Isu itu penting untuk
ditangani terkait dengan tugas dan fungsi peserta yaitu …..(sebutkan tugas
fungsi yang terkait dengan isu tersebut).

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 7


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan Inovasi
Untuk mengatasi masalah atau merespon *) isu di atas, gagasan
inovasi yang akan dilaksanakan adalah ….. (sebutkan nama inovasinya).
Gagasan inovasi bersumber dari : …… (sebutkan apakah gagasan original peserta,
atau reflikasi, sebutkan dari mana inovasi di adopsi/adaftasi apakah dari hasil Stula, innovation
shooping, bursa inovasi, dari intansi lain dengan ijin, atau meramu dari beberapa sumber).

1. Deskripsi inovasi
Deskripsi inovasi ini merupakan penjelasan yang diperlukan
terhadap inovasi yang digagas, seperti : nama inovasi input/output inovasi,.
Contoh Kasus :
A. Terobosan Inovasi
Untuk mengatasi masalah antrian diatas, gagasan inovasi yang akan dilaksanakan
adalah Membuat sebuah Program Aplikasi Pendaptaran berbasis Android bernama
SIPEDRO yaitu kepanjangan dari Sistem Informasi Pendaftaran Dengan Android.
Gagasan inovasi merupakan adaptasi dari system pendaftaran dalam sebuah bank yang
saya ramu dan disesuaikan dengan kebutuhan pendaftaran di rumah sakit.
1. Deskripsi Inovasi
Inovasi SIPEDRO adalah merupakan terobosan yang merubah cara pendaftaran
pasien dari cara manual ke system aplikasi berbasis Android. Dengan Aplikasi ini pasien
tidak perlu dating ke RSUD untuk melakukan pendaftaran tetapi cuku dengan menginput
data yang diperlukan kedalam system computer rumah sakit melalui Handphone
berbasis Android. Cara kerja SIPEDRO dapat diilustrasikan sbb :
Nama Inovasi : SIPEDRO (Sistem Pendaftaran Dengan Android)
Input Pengguna : NIK : …………………………………..
Nama : …………………………………..
BPJS non BPJS : …………………………………..
Poli yang dituju : …………………………………..
Peyakit yg diderita : …………………………………..
Keluhan : …………………………………..
Output Pengguna : No. Antrian : …………………………………..
Silahkan datan Jam : …………………………………..
Nama dokter hari ini : …………………………………..

Dalam mengilustrasikan cara kerja system ini peserta bisa


berkreasi, misalnya dalam bentuk bagan alir atau dalam bentuk gambar
yang indah.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 8


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

2. Analisis Kelayakan Inovasi


Sebuah gagasan inovasi harus layak (feasible) dan dapat
dilaksanakan (implementable). Oleh karena itu sebelum dilaksanakan
Rancangan Inovasi harus memperhatikan analisis kelayakan inovasi.
Sebuah gagasan inovasi harus layak secara administrative, layak dari sisi
sumberdayanya, layak secara teknis, layak secara regulasi, dan layak
secara sistem.
a. Kelayakan Administratif
Kelayakan adminstratif berarti secara administratif inovasi bisa
dilaksanakan. Kelayakan administratif ini, misalnya data yang diperlukan
bisa didapat dengan mudah, bila memerlukan rekomendasi mudah
mendapatkannya, merupakan tugas dan fungsi peserta, syarat-syarat
administratif bisa dipenuhi, dsb.
b. Kelayakan Sumber Daya
Dengan telah ditemukannya masalah prioritas, mungkin peserta
sudah mulai memikirkan beberapa alternatif inovasi untuk mengatasinya.
Tetapi sebelum benar-benar menetapkan masalah atau isu yang dipilih
untuk ditangani dengan inovasi, penting untuk memetakan (mapping)
sumberaya organisasi terlebih dahulu. Hal ini penting jangan sampai
inovasi yang digagas tidak bisa dilaksanakan karena ketiadaan
sumberdaya yang dibutuhkan. Mapping sumber daya berarti
mengidentifikasi sumber daya yang ada saat ini dengan kebutuhan
sumberdaya untuk melaksanakan inovasi.
Mapping sumberdaya ini dapat didekati dengan pendekatan 7 M
(Man fower, Money, Matrial, Machine, Methode, Minute, Market).
Man (fower) adalah ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang
akan menjalankan inovasi baik jumlah maupun kompetensi yang
dibutuhkan. Apakah jumlah SDM cukup dan kompetensinya memenuhi
syarat kompetensi yang dibutuhkan. Sebuan inovasi yang bagus, akan sia-
sia bila tidak ada orang yang mampu menjalankannya dengan baik. Jangan
laksanakan atau tunda pelaksanaan iovasi untuk gagasan inovasi yang
belum dikukung oleh ketersediaan SDM yang kompeten.
Money adalah anggaran yang haarus tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan inovasi baik pada saat Rancangan maupun
Implementasinya. Jangan pilih laksanakan gagasan inovasi sekiranya tidak
akan tersedia alokasi anggaran untuknya, atau tidak mendapakan
persetujuan pimpinan untuk mengalokasikannya.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 9


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Matrial adalah berbagai bahan yang diperlukan untuk mewujudkan


gagasan inovasi.misalnya kebutuhan sinyal internet, bar code, media
pencetakan seperti kerta khusus, blanko, dsb.
Machine, adalah berbagai kebutuhan alat dan teknologi untuk
mewujudkan gagasan perubahan. Jangan pilih gagasan inovasi yang tidak
didukugan oleh ketersediaan teknologi atau peralatan yang diperlukan.
Misalnya jangan gagas inovasi berbasis internet, jika disebuah desa tidak
tersedia jaringan internet. Yang dimaksud dengan dukungan teknologi
adalah menyangkut ketersediaan dan kemudahan memperoleh teknologi
yang diperlukan saat ini yakni pada saat ide perubahan diapliksikan,
maupun pemeliharaannya dimasa yang akan datang. Dukungan teknogi
dimasa datang ini sangat penting, jangan sampai semakin laman teknologi
yang diperlukan semakin langka dan semakin mahal.
Metode disini misalnya berupa Standar Operasional Prosedur
(SOP) atau Norma, Standar, Prosedur, Kriteria(NSPK), dan sistem. Bila
berdampak luas pada perubahan organisasi secara luas yang tidak bisa
diterima atau tidak compatable dengan sistem yang ada, maka inovasi
harus jangan dulu dilaksanakan. Artinya harus dipilih prioritas berikutnya.
Minute, perhatikan pula waktu yang tersedia untuk melaksanakan
inovasi, apakah output inovasi akan bisa diselesaikan dalam waktu yang
tersedia (selama priode pelatihan).
Market adalah masyarakat atau para pengguna (user) layanan.
Bagimana sebuah terobosan inovasi bisa dimanfaatkan oleh pengguna,
tidak hanya sekedar kemudahan, kehandalan, dan kepastian, tapi juga
kebisaaan, kesadaran, dan kemampuan pengguna dalam menggunakan
teknoloi. Sekedar ilustrasi contoh nyata saat ini adalah tentang sensus
penduduk online, walaupun dari sisi teknis mampu memberikan
kemudahan, tetapi karena faktor kesadaran dan kebisaaan di masyarakat,
masih banyak masyarakat yang apriori dengan sensus online hingga harus
diperpanjang pelaksanaannya.
c. Kelayakan Teknis
Sebuah inovasi dikatakan layak secara teknis, jika inovasi tersebut
secara teknis mudah dilaksanakan, tidak terlalu rumit.
d. Kelayakan Regulasi
Apakah masalah yang akan diatasi tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang ada, atau malah sebaliknya
merupakan perwujudan dari perintah dari regulasi yang ada.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 10


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

e. Kelayakan Sistem
Sebagai sebuah sistem inovasi akan berinteraksi dengan
lingkungannya, oleh karena itu inovasi harus compatable dengan
lingkungannya, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternalnya,
dengan pemberi input, maupun penerima manfaat dari sistem. Pengertian
compatable tidak dibatasi dalam artian sistem informasi berbasis computer
saja.
3. Model Inovasi
Model inovasi berguna untuk memberikan gambaran secara utuh
dan menyeluruh tetapi sederhana. Salahsatu model yang cukup
komprehensip dapat digunakan model canvas inovasi seperti pada gambar
078 di halaman berikut.

Gambar 07 : Canvas Inovasi

4. Tujuan Terobosan Inovasi


Tujuan inovasi pada dasarnya adalah untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kinerja organisasi. .

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 11


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Contoh kasus SIPEDRO


SIPEDRO dirancang dengan tujuan untuk dapat memecahkan masalah, dan
memberi nilai tambah dalam merespon tuntutan perubahan pelayanan publik.
1. Tujuan SIPEDRO dalam Mengatasi Masalah
a. Mengurangi kerumunan orang di sekitar tempat pendaftaran :
b. Pemanfaatan ruang tunggu untuk kepentingan lain
c. Mengurangi biaya operasional, seperti : berkurangnya petugas, berkurangnya
penggunaan kertas
d. memudahkan pengendalian dan pengawasan terhadap pelayanan pasien
e. mengurangi pekerjaan seperti tidak perlu lagi menyediakan kartu rekam medis
secara manual, karena rekam medis sudah langsung direkam dalam sistem
computer
2. Tujuan SIPEDRO dalam Mengantisipasi Perubahan
a. Memberikan kemudahan, kejelasan, kepastian, dan penghematan biaya bagi
pasien/masyarakat dalam melakukan pendaftaran
b. Mengurangi potensi penularan penyakit akibat kerumunan orang di seputar
tempat pendaftaran
c. Mengurangi stress disebabkan lamanya waktu tunggu bagi pasien
d. Terobosan SIPEDRO dapat memotivasi para pegawai untuk melakukan
terobosan-terobosan inovasi dalam merespon perubah-perubahan yang
berdampak pada tuntutan pelayanan publik yang semakin berkualitas.

B. Tahapan Kegiatan
Tahapan inovasi meliputi : output jangka pendek (60 hari off
campus), outcome inovasi dalam jangka menengah (antara 3 sd 6 bulan),
dan dampak inovasi (jangka panjang umumnya 1 tahun).

Ouput Inovasi Monev Outcome Monev Impact


(60 hari) Inovasi 6 bulan Inovasi 12 bulan

Misalnya : Misalnya : Misalnya :


▪ SK Tim Kerja ▪ Monev Konsistensi ▪ Survey Kepuasan
▪ SOP dan continuity Pelanggan
▪ Pembuatan Aplikasi pemanfaatan inovasi ▪ Laporan hasil Survey
berbasi Macro Excel ▪ Laporan hasil Monev Kepuasa Pelanggan
ke BKPSDM ke BKPSDM

a. Jangka Pendek - Output Inovasi


Output inovasi merupakan target yang harus dihasilkan selama 60
hari kerja (off campus) yang sudah disepakati antara peserta, mentor, dan
coach. Output inovasi ini dapat berupa : Surat Keputusan Pembentukan

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 12


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Tim Kerja, SOP, buku manual, brosur, leaflet, banner, Sistem Aplikasi
Komputer, Permodelan, dsb.

b. Jangka Menengah - Outcome Inovasi


Hasil atau outcome dari inovasi adalah pemanfaatan atau
penggunaaan produk inovasi secara konsisten dan berkesinambungan
(tanpa putus-putus). Untuk itu akan diadakan monitoring dan evaluasi
(monev) terhadap penggunaan hasil inovasi tersebut. Hasil monev akan
dilaporkan kepada BKPSDM Kabupaten Sukabumi selaku penyelenggara
pelatihan disertai bukti-bukti pemanfaatan seperti : foto aktivitas
penggunaan inovasi.

c. Jangka Panjang - Impact Inovasi


Impact atau dampak inovasi dapat berupa dampak negative atau
dampak positif (benefit impact). Dampak negative adalah dampak yang
tidak diharapkan atau dampak ikutan dari inovasi, tetapi hal ini sudah
semestinya tidak terjadi karena dari awal rancangan inovasi dibuat untuk
menghasilkan dampak positif atau benefit bagi penerima layanan. Untuk
menjamin bahwa benefit inovasi ini benar-benar teruji, harus dilakukan
pengukuran dalam waktu yang relative lama, yaitu setidaknya satu tahun
sejakan inovasi tersebut diterapkan. Manfaat inovasi harus benar-benar
dirasakan oleh penerima layanan. Untuk itu pengukurannya bisa dilakukan
melalui survery kepuasan pelanggan. Survey kepuasan pelanggan ini
berupa dilengkapi dengan testimoni dari penerima layanan.
Hasil survey dan testimoni penerima layanan dilaporkan kepada
BKPSDM Kabupaten Sukabumi selaku penyelenggara pelatihan.

C. Peta Pemanfaatan Sumber Daya


Peta dan pemanfaatan sumberdaya menjadi salahsatu komponen
penilaian dalam Rancangan Aksi Perubahan (RAP) ini. Komponen
penilaian ini menilai seberapa banyak sumber daya yang bisa dioptimalkan
pemanfaatannya. Sumber daya utama yang menjadi sorotan adalah Tim
Kerja, pemanfaatan teknologi Informasi, dan stakeholder. Hal ini logis
mengingat keberadaan tim kerja sudah given, peran kepemimpinan adalah
kemampuan untuk memberdayakan tim kerja tersebut sehingga menjadi
tim yang efektif dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan. Sedangkan
keberadaan teknologi informasi di era Industri 4.0 merupakan tuntutan
sakaligus peluang dalam meningkatkan kualtias pelayanan publik.
Stakeholder merupakan sumberdaya yang bisa dimnfaatkan untuk
mendukung keberhasilan perubahan/inovasi.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 13


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Selain itu mengoptimalkan sumberdaya juga bisa berarti peningkatan


efisiensi dalam hal penggunaan sumberdaya, mulai dari sumberdaya core
service, facilitating services, dan supporting service.
1. Pemberdayaan Tim Kerja
Untuk mewujudkan inovasi yang sudah dirancang diperlukan tim
kerja yang efektif. Untuk itu tugas pejabat pengawas sebagai Team Leader
harus mampu melaksanakan peran kepemimpinan pelayanan dalam
memberdayakan tim dan mengendalikan mutu pekerjaan. Untuk
menciptakan tim kerja yang efektif harus dimulai sejak pembentukan tim
yang dilakukan secara demokratis dan terbuka.
Dalam pembentukan tim kerja tersebut jumlah anggota tim dianalisis
secara proporsional sesuai dengan analisis beban kerja tim dengan
memperhatikan kompetensi yang dibutuhkan. Selanjutnya dibuatkan
struktur organisasi tim, nama dan jabatan tim beserta uraian tugas dan
fungsinya.

2. Pemanfaatan Teknologi Informasi


Jelaskan pemanfaat teknologi digital dalam inovasi pelayanan yang
direncanakan. Sudah sejauhmana teknologi digital khususnya teknologi
informasi dan komputer dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan
publik di tempat peserta bekerja.
Pemanfaatan Teknologi Infromasi ini bisa pemanfaat langsung,
seperti membuat program aplikasi, atau membuat laman (web). Bisa juga
pemanfaatan tidak langsung, yakni pemanfaatan teknologi informai untuk
mendukung penerapan terobosan inovasi.

3. Stakeholder
Stakeholder merupakan salahsatu sumberdaya yang dapat
dioptimalkan dalam mendukung terlaksananya aksi perubahan menjadi
lebih baik. Untuk itu Team Leader perlu melakukan mapping sumberdaya
untuk menentukan pola hubungan dalam mendukung terlaksananya
inovasi. Hasil mapping sumberdaya berguna dalam menentukan apa yang
harus dilakukan terhadap stakeholder tersebut, apakah perlu penguatan
koordinasi, melaksanakan konsultasi, atau harus sampai pada kolaborasi.
Ketika kolaborasi harus sampai pada perjanjian kerjasama (PKs), maka
Team Leader harus mampu meyakinkan pejabata administratornya untuk
melakukan perjanjian kerjasama dengan stakeholder dimaksus. Tugas
Team Leader dalam hal kerjasama dengan stakeholder adalah mememipin
tim kerjanya, serta melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan PKs agar bisa tercapai secara optimal.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 14


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Peta stakeholder tersebut misalnya bisa dibuat dalam sebuah table


seperti di bawah ini.
Tabel 01
Peta Stakeholder

Identifikasi Pola
Keterangan
Stakeholder Hubungan
Internal Intansi :
1. Kepala Dinas Konsultasi, Meminta advice, mendapatkan
advokasi dukungan pelaskanaan dan
keberlanjutan inovasi
2. Sekretaris Konsultasi, Meminta advice, mendapatkan
Advokasi dukungan pelaskanaan dan
keberlanjutan inovasi
3. Kasubag Umpeg Koordinasi Surat menyurat & arsip
4. Kabid … Konsultasi Mentoring
5. Kabid … Koordinasi dan
konsultasi
6. Dst (sesuai keadaan di
lapangan

Stakehold. Eksternal
1. Dinas Infokom Koordinasi & Konsultasi terkait link sistem aplikasi
Konsultasi
2. Bagian Hukum Konsultasi Konsultasi mengenai pembuatan
produk hokum seperti SK
3. Bagian Tapem Konsultasi Konsultasi Tata Naskah DInas
4. Dst (sesuai kebutuhan)

D. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan


Untuk menjamin mutu pelaksanaan inovasi, maka setiap tahapan
inovasi perlu dikontrol dari awal sampai akhir. Hal ini penting agar ketika
terjadi kesalahan bisa terdeteksi dalam setiap tahapan, shingga dapat
ditindaklanjuti pada saat itu juga, tidak harus menunggu sampai proses
inovasi selesai.
Untuk mengendalikan setiap tahapan inovasi ini bisa digunakan
mode PDCA (Plan, Do, Check, dan Action). Dalam tahapan RAP, PDCA
ini adalah melakukan Plan, sedangkan Do, Check, dan Action, akan
dilaksanakan pada saat implementasi RAP (saat off campus).
Model PDAC yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan RAP dapat
dilihat pada table 02 berikut.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 15


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Tabel 02
Tahapan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Action
Plan Do Check
No. (Tindak Lanjut)
Uraian Rencana Range Time Uraian Tanggal Pengerjaan Mutu Pekerjaan Evidence
1. Pembentukan Tim Kerja
- Musyawarah Minggu I Agust 2020 -
pembentukan Tim
- Pembuatan legalitas Tim Minggu I Agustus 2020
- Menyusun agenda Tim Minggu I Agustus 2020
2. Desain Sistem “Sipp Ah”
- Analisis kebutuhan sistem Minggu II Agus 2020
- Desain umum sistem Minngu II, III, IV Agust
(Desain input, Desain 2020
Output, Desain Proses/
DFD)
- Desain Program Minngu I sd II Sept
2020
- Desain Database Minggu II sd III Sept
2020
3. Implementasi Sistem
- Uji coba sistem Minngu IV Sept 2020
- Sosialisasi dan Pelatihan Minngu IV Sept 2020
4. Penggunaan Aplikasi Minggu V Sept 2020

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 16


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

BAB V
LAPORAN AKSI PERUBAHAN

A. Deskripsi Proses Kepemimpinan


1. Membangun Integritas
Integritas adalah sebuah konsep abstrak, tetapi hasilnya dapat dilihat
dalam bentuk prilaku dan tindakan seseorang seperti : transafaran,
bertanggungjawab, jujur, ikhlas, dan amanah. Sebagai Team Leader pejabat
pengawas berperan sebagai figure integritas dalam membangun integritas
khususnya pada unit kerja yang menjadi lingkup pengawasannya. .
a. Pemimpin sebagai Figure Integritas
Sebagai figure integritas Team Leader dapat menunjukkan sikap dan
tindakan integritas dalam melakukan terobosan inovasi, seperti berikut ini :
1) melaporkan gagasan perubahan ini kepada pimpinan (transfaransi)
2) menginformasikan gagasan dan rencangan aksi perubahan kepada
stakeholder internal maupun stakeholder eksternal terutama bagi
stakeholder yang akan menerima dampak langsung dari aksi perubahan.
3) Membentuk Tim Kerja berdasarkan musyawarah secara terbuka
4) Dalam setiap tahapan senantiasa dikendalikan oleh nilai-nilai Pancasila dan
semangat bela negara
5) Mengendalikan setiap tahapan inovasi berdasarkan PDCA yang sudah
dirancang sebelumnya sebagaimana dapat dilihat pada table 03, dan
pengawasan terhadap kepatuhan Tim Kerja (table 03) dalam melaksanakan
tusinya serta kepatuhan pada SOP dan aturan-aturan lainnya.
6) Menerapkan nilai-nilai etika dalam merancang dan melaksanakan aksi
perubahan

b. Kontribusi Inovasi dalam Pembangunan Integritas


Pada sub bab ini peserta menjelaskan kontribusi terobosan inovasi
terhadap pembangunan integritas, misalnya seorang peserta membuat aplikasi
google form dalam input hasil kerja harian, maka kontribusi inovasi tersebut
dapat dijelaskan sbb :
1) Pegawai akan lebih bertanggungjawab dalam mengisi input hasil kerja harian
karena akan dikontrol langsung oleh sistem komputer
2) Penilaian pimpinan akan lebih objektif (jujur) dan transfaran karena
berdasarkan input hasi kerja yang otentik terekam dalam sistem dan
penilaian dilakukan berdasarkan proses mesin computer
3) Pengawasan terhadap hasil kerja pegawai lebih mudah dilakukan
4) Buku Manual Penilaian Kinerja memberikan kejelasan dan kepastian dalam
penilaian kinerja, sehingga lebih menjamin rasa keadilan .

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 17


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Tabel 03
Manajemen Mutu dan Pengendalian Pekerjaan

Action
Plan Do Check
No. (Tindak Lanjut)
Uraian Rencana Range Time Uraian Tanggal Pengerjaan Mutu Evidence
1. Pembentukan Tim Kerja
- Musyawarah Minggu I Agus 2020 -
pembentukan Tim
- Pembuatan legalitas Tim Minggu I Agus 2020
- Menyusun agenda Tim Minggu I Agus 2020
2. Desain Sistem “Sipp Ah”
- Analisis kebutuhan Minggu II Agus 2020
sistem
- Desain umum sistem Minngu II, III, IV
(Desain input, Desain Agust 2020
Output, Desain Proses/
DFD)
- Desain Program Minngu I sd II Sept
2020
- Desain Database Minggu II sd III Sept
2020
3. Implementasi Sistem
- Uji coba sistem Minngu IV Sept 2020
- Sosialisasi dan Minngu IV Sept 2020
Pelatihan
4. Penggunaan Aplikasi Minggu V Sept 2020

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 18


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

2. Pengelolaan Budaya Pelayanan


Hakikat dari perubahan budaya pelayanan adalah berusaha mengikis
habis budaya-budaya yang tidak relevan dan menghambat mutu
pelayanan. Upaya perubahan dilakukan dalam bentuk terobosan-
terobosan inovasi yang mengarahkan terbentuknya budaya pelayanan
publik yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan dan standar
pelayanan publik yang baik (Permenpan 63 tahun 2003).
Berdasarkan permenpan tersebut prinsip-prinsip pelayanan adalah :
kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan,
tanggungjawab, kelengkapan sarana/prasarana, kemudahan akses,
kedisiplinan, dan kenyamanan.
Sedangkan standar pelayanan publik yang baik menurut permenpan
diatas setidak-tidaknya meliputi standar : prosedur pelayanan, waktu
penyelesaian, biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana dan prasaranan
pelayanan, dan kompetensi pelayanan.
Untuk memenuhi prinsip-prinsip dan standar pelayanan melalui aksi
perubahan ini telah dilakukan terobosan inovasi berupa :
a. Pembuatan Prosedur Operasional Standar
Dalam prosedur ini telah diatur mengenai mengenai mekanisme
penanganan pelayanan, waktu pelayanan, syarat pelayanan, biaya
pelayanan, dan mekanisme pengaduan pelayanan
b. Pembuatan SOP Pelayanan Publik (Alur Pelayanan)
Untuk menginformasikan prosedur pelayanan dibuatkan alur pelayanan
yang mudah difahami oleh pengguna layanan dan di tempatkan dalam
bentuk poster/spanduk/bilboard/pampflet di tempat-tempat strategis
yang mudah terbaca oleh pengunjung
c. Pembuatan Buku Pedoman
Buku pedoman ini bisa berupa buku petunjuk bagi Tim Kerja atau bagi
pengguna layanan
d. Pembuatan Pamplet/Leaflet/Buku Saku
e. Maklumat Pelayanan
Apa yang dijelaskan di atas bukan berarti harus sama persis ada
tetapi disesuaikan dengan terobosan inovasi yang dibuat oleh peserta.

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi


Era Industri 4.O yang ditandai antaralain dengan Internet of Thing,
multimendia, big data, dsb memberikan peluang yang besar untuk
memperbaiki mutu pelayanan, dan meningkatkan kinerja pengawasan.
Oleh karena itu sebagai pemimpin di era I.O sudah selayaknya mampu
memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 19


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Dalam sub bab ini peserta melaporkan bagaimana memanfaatkan


Teknologi Informasi (TI) dalam terobosan inovasi baik langsung maupun
tidak langsung. Yang dimaksud langsung adalah mendesain sebuah
aplikasi berbasis TI sebagian atau seluruhnya. Sedangkan tidak langsung
memanfaatkan TI sebagai pendukung terobosan inovasi.

4. Pengelolaan Tim
Dalam sub bab ini Team Leader melaporkan bagaimana mereka
merencanakan dan mengorganisasikan Tim Kerja, membuat legalitas Tim
Kerja, memberdayakan Tim Kerja, dan mengendalikan Tim Kerja.
Dalam merencanakan Tim Kerja dimulai dengan konsultasi kepada
pimpinan, mengadakan rapat pembentukan Tim dan membuat
kesepakatan Tim. Dalam mengorganisasikan Tim dibuatkan Struktur
Organisasi Team serta Tugas dan Fungsi dari masing-masing anggota
Tim. Dalam mengendalikan Tim dibuat formulir checklist kepatuhan Tim.
Kepatuhan disini adalah kepatuhan terhadap SOP, kepatuhan pada
aturan-aturan yang ada, kepatuhan pada Tata Naskah Dinas dalam
pembuatan Surat-Menyurat.
Struktur Tim dibuat sesuai kebutuhan dan ketersedian SDM.
Anggota sebaiknya berjumlah ganjil. Selain itu tidak ada ketentuan yang
mengatur harus berapa orang anggota Tim atau berapa kelompok kerja.

Team Leader
(Nama)

Pokja I Pokja II
Urusan Administrasi Urusan Tek.Informasi
1. …… 1. …….
2. …… 2. …….
3. …… 3. …….

Gambar 08
Salahsatu Contoh Struktur Tim Kerja

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 20


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

Tabel 04
Form Monitoring Kepatuhan Tim
Check
No Tuga dan Fungsi (Tusi) Tim
Ya TDK
1. Pokja I : Menangani Tugas-Tugas Ke-TU-an
- Membuat Surat Undangan Rapat Tgl…
- Membuat Daftar Hadir Tgl…
- Membuat Berita Acara Rapat Tgl…
- Kepatuhan pada SOP
- Kepatuhan pada TND
2. Pokja II : Menangani Teknologi Informasi
-
-

B. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN

1. Capaian dalam Perbaikan Sistem Pelayanan


Capaian perbaikan dalam sistem pelayanan dapat dibuatkan secara
naratif atau dalam bentuk table before after, yaitu bagaimana sebelum dan
sesudah terobosan inovasi dilakukan. Pada setiap inovasi akan berbeda-
beda, tergantung pada masalah yang akan di atasi dengan inovasi. Untuk
lebih jelasnya bisa diperhatikan table berikut ini.
Table 05
Capain Perbaikan Sistem Pelayanan
Jika Masalah yang terjadi : Maka Terobosan Inovasi Harus Mampu :
▪ Keterlambatan ▪ Mempercepat
▪ Rumit, Berbelit-belit ▪ Menyederhanakan
▪ Tidak jelas ▪ Memberi Kejelasan, Memberi Kepastian
▪ Tidak Akurat ▪ Meningkatkan Akurasi
▪ Susah diakses ▪ Memudhkan Akses

Contoh dalam kasus SIPEDRO


Sebelum SIPEDRO Setelah SIPEDRO
Pelayanan lambat karena ditangai oleh Lebih cepat karena pasien/ pendaftar dilayani oleh
petugas loket yang terbatas system aplikasi komputer
Jam daftar tidak pasti karena tergantung Jam daftar fleksible bisa kapan saja dan dimana
panggilan/nomor antrian saja
Jam control belum pasti Jam control sudah diinformasikan dalam kartu
antrian
Waktu tunggu pasien lebih lama Waktu tunggu lebih cepat, pasien bisa langsung
menuju poli pada waktu yang sudah diberitahukan
Tidak nyaman karena berkerumun di ruang Lebih nyaman karena tidak harus berkerumun di
pendataran ruang pendaftaran

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 21


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

2. Manfaat Aksi Perubahan


Team leader menjelaskan manfaat aksi perubahan dalam menyelesaikan
permasalahan kinerja pelayanan dan mengantisipasi tuntutan perubahan.
a. Manfaat SIPEDRO bagi Penyelesaian Masalah
1) Mengurangi kerumunan orang di sekitar tempat pendaftaran :
2) Pemanfaatan ruang tunggu untuk kepentingan lain
3) Mengurangi biaya operasional, seperti : berkurangnya petugas, berkurangnya
penggunaan kertas
4) memudahkan pengendalian dan pengawasan terhadap pelayanan pasien
5) mengurangi pekerjaan seperti tidak perlu lagi menyediakan kartu rekam medis
secara manual, karena rekam medis sudah langsung direkam dalam sistem
computer
b. Manfaat SIPEDRO dalam Mengantisipasi Perubahan
1) Memberikan kemudahan, kejelasan, kepastian, dan penghematan biaya bagi
pasien/masyarakat dalam melakukan pendaftaran
2) Memberikan kemudahan, kejelasan, kepastian, dan penghematan biaya bagi
pasien/masyarakat dalam melakukan pendaftaran
3) Mengurangi potensi penularan penyakit akibat kerumunan orang di seputar
tempat pendaftaran
4) Mengurangi stress disebabkan lamanya waktu tunggu bagi pasien
5) Terobosan SIPEDRO dapat memotivasi para pegawai untuk melakukan
terobosan-terobosan inovasi dalam merespon perubah-perubahan yang
berdampak pada tuntutan pelayanan publik yang semakin berkualitas.

C. Keberlanjutan Aksi Perubahan


Tujuan sebenarnya dari aksi perubahan dalam PKP adalah
meningkatnya kualitas pelayanan publik. Sementara dalam waktu 60 hari
aksi perubahan baru menghasilkan output yang dapat digunakan sebagai
strategi mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu untuk mengukur
ketercapaian tujuan tersebut keberlangsungan aksi perubahan merupakan
keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar. Dalam hal ini peserta harus
mampu melakukan komunikasi dengan pimpinannya untuk mendapatkan
dukungan pemberlakuan inovasi dan keberlanjutan penggunaan inovasi
dalam jangka menengah dan jangka Panjang.
1. Legalitas Penerapan Inovasi
Legalitas pemberlakuan terobosan inovasi yang dibuat peserta PKP
ini penting agar penggunaannya bisa ditaati oleh setiap pegawai yang
terlibat dalam pelayanan dimaksud.
2. Pengukuran Outcome dan Impact Inovasi
Pengukuran outcome (jangka menengah) dan impact (jangka)
Panjang ini belum bisa dilakukan pada saat selesainya pelatihan. Oleh
karena diperlukan komitmen dari pimpinan intansi untuk melakukan

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 22


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

monitoring dan evaluasi (monev) terhadap pemanfaatan inovasi ini dan


melaporkan hasil monev tersebut kepada BKPSDM selaku penyelnggaran
pelatihan. Bentuk komitmen tersebut dituangkan dalam bentuk Surat
Pernyataan Komitmen, yang isinya sbb :
a. Akan mengalokasikan anggaran bagi pembiayaan operasional hasil
terobosan inovasi (jika belum teranggarkan) ;
b. Akan melakukan evaluasi outcome pada jangka menengah untuk
membuktikan bahwa inovasi sudah dipergunakan secara konsisten dan
berkesinambungan, tanpa terputus ;
c. Akan melakukan evaluasi dampak (impact) inovasi pada peningkatan
kualitas pelayanan, berupa Survey Kepuasan Pelanggan.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 23


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan tidak sama dengan rangkuman. Kesimpulan menjelaskan
secara singkat dan jelas ketercapaian tujuan RAP dan hasil inovasi, serta
bagaimana pula menjaga keberlanjutan inovasi untuk mencapai outcome
dan impact-nya.

Dalam Kasus SIPEDRO, kesimpulan dapat berbunyi seperti berikut.


Melalui aksi perubahan ini Team Leader telah berhasil menunjukkan
kompetensi kepemimpinannya dalam membangun integritas dan budaya pelayanan
yang bermutu, yaitu :
1. Mengaktualisasikan Kepemimpinan Pancasila dan Semangat Bela Negara
Team leader telah berusaha memerankan kepemimpinan Pancasila dan
semangat bela negara dengan melaksanakan terobosan inovasi secara
berintegritas, yaitu : terbuka, transfaran, jujur, demokratis, dan bersungguh-
sungguh Melalui terobosan inovasi yang demikian Team Leader telah berusaha
melaksanakan peran kepemimpinan sebagai role model dalam membangun
budaya integritas di tempat kerja
2. Mengaktualisasikan Kepemimpinan Melayani
a. Team Leader telah mengidentifikasi adanya area tusi yang bermasalah yaitu
pada area tugas penangan pendaftaran pasien. Masalah yang perlu
penanganan adalah padatnya kerumunan orang di ruang tunggu
pendaftaran. Masalah tersebut ditimbulkan oleh beberapa penyebab, yaitu :
sempitnya ruang tunggu, jumlah loket pelayanan masih kurang, tidak adanya
batasan pengantar pasien, dan pendaptaran masih dilaksanakan secara
luring. Berdasarkan hasil analisis USG ditemukan penyebab utama masalah
yaitu karena pendaftaran masih dilakukan secara luring.
b. Berdasarkan penyebab utama masalah tersebut telah dibuat terobosan
inovasi berupa “Sistem Pendaftaran Dengan Android disingkat SIPEDRO.
Dengan SIPEDRO masyarakat atau pasien yang mau control tidak perlu lagi
datang ke RSUD untuk melakukan pendaftaran, sehingga kerumunan orang
di area tunggu pendaftaran tidak ada lagi. SIPEDRO juga telah mampu
mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakan akan pelayanan publik
yang berkualitas dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk
memberikan kemudahan, kejelasan, kecepatan, kehandalan, kepastian, dan
kenyamanan.
3. Team Leader telah menunjukkan kompetensinya dalam mengendalikan
pelaskanaan pekerjaan (inovasi), dengan menerapkan prinsip-prinsip
perencanaan publik yang baik serta manajemen pengawasan dan pengendalian
pekerjaan yang berorientasi pada mutu pelayanan. Yang dimaksud dengan
perencanaan publik yang baik antaralain ditunjukkan dengan terobosan inovasi
yang ditujukkan untuk memenuhi harapan masyarakat akan adanya pelayanan
publik yang bermutu.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 24


Template Pembelajaran Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik

B. Saran
Berisi apa-apa saja yang perlu diusulkan untuk terlaksananya inovasi ini
dengan baik, dan apa yang perlu diusulkan untuk menjaga keberlangsungan dan
pengembangan inovasi di masa yang akan datang (jangka menengah dan jangka
panjang).
Contoh dalam Kasus SIPEDRO
Untuk meningkatkan kinerja SIPEDRO disarankan untuk adanya penambahan
kapasitas server dan kapasitas bandwidth pada internet untuk mengantisifasi
semakin banyaknya pertambahan data pasien yang harus direkam, dan untuk
memberikan kecepatan akses pendaftaran kepada pasien dan masyarakat.
Untuk menjaga keberlangsungan inovasi ini diharapkan adanya dukungan
dana operasional yang berkesinambungan, monitoring dan evaluasi, serta survery
kepuasan pelanggan.

REFERENSI :

1. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2019 tentang


Pelatihan Kepemimpinan Pengawas

2. Keputusan Kepala LAN 1006 K.1 PDP.07 2019 tentang Kurikulum Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas (PKP)

3. LAN RI, 2020. Bahan Tayang Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawasn DKPSDM Kabupaten Sukabumi 25

Anda mungkin juga menyukai