Anda di halaman 1dari 11

BAB II

ISI

2.1 Kemampuan berfikir kritis

Berpikir kritis merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki setiap orang untuk
menganalisis ide atau sebuah gagasan ke arah yang lebih spesifik untuk mengejar
pengetahuan yang relevan tentang dunia dengan melibatkan evaluasi bukti. Kemampuan
berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan sampai pada tahap
pencarian solusi. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan
global dan berbagai permasalahan kehidupan yang tidak dapat dikendalikan. Memiliki
kemampuan berpikir kritis sehingga dapat membedakan sisi positif dan negatif, kemudian
menyaring berbagai pengaruh yang masuk dan menyesuaikannya dengan budaya bangsa
Indonesia
Kemampuan berpikir kritis juga bermanfaat dalam penyelesaian masalah individu
maupun masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Seseorang yang memiliki kemampuan
berpikir kritis akan mampu menyelesaikan masalah dengan tepat dan tidak menimbulkan
masalah baru karena adanya pertimbangan dari berbagai sisi.

2.1.1 Pengertian Berfikir Kritis

Pengertian berpikir kritis dijelaskan oleh beberapa ahli yang dikutip oleh H. A. R.
Tilaar (2011: 15-16) sebagai berikut: Robert H. Ennis (2011), menyatakan bahwa Critical
thinking is reasonable and reflective thinking focused on deciding what to believe or do
(berpikir kritis adalah suatu proses berpikir reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa
yang diyakini untuk diperbuat). Hal ini berarti di dalam berpikir kritis diarahkan kepada
rumusan-rumusan yang memenuhi kriteria tertentu untuk diperbuat. Richard Paul (1990),
menyatakan berpikir kritis adalah suatu kemampuan dan disposisi untuk mengevaluasi secara
kritis suatu kepercayaan atau keyakinan, asumsi apa yang mendasarinya dan atas dasar
pandangan hidup mana asumsi tersebut terletak. Lipman (1991) mendefinisikan berpikir
kritis sebagai berpikir yang memfasilitasi keputusan oleh karena didasarkan kepada kriteria
yang nyata, yang self-corrective dan substantif dalam konteks.
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan berpikir kritis lebih mungkin
untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang selalu adanya rasa ingin tahu dalam
sebuah proses untuk memecahkan masalah.

Definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu konsep


yang normatif. Menurut pendapat peneliti berpikir kritis adalah kemampuan yang dimiliki
oleh individu untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, mengevaluasi, dan
menghubungkan dengan fakta atau informasi dari berbagai sumber. Berpikir kritis bukan
hanya sebuah instumen akan tetapi tidak mudah menerima fakta, tidak puas dengan fakta
pendukung. Dalam hal ini fakta bukan hanya merupakan pemberat jawaban tetapi benar-
benar kebenaran.

2.1.2 Ciri-Ciri Berfikir Kritis

1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadapkondisi
yang ada.
2. Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi,
dankonsekuensi yang logis.
3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang
kompleks.Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah,
disiplin,terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja
membutuhkankemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian masalah serta
komitmenuntuk mengubah paradigma egosentris dan sosiosentris kita.Saat kita mulai
untuk berpikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan disini, yaitu:
a. Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk
jawaban dari pertanyaan tersebut.
b. Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa.
c. Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan diatas. Kriteria standar yang
ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan.
d. Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan.
e. Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan.
f. Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir kritis ini
adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision),
relevansi(relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan sudut pandang
(breadth),kedalaman berpikir (depth), kejujuran (honesty), kelengkapan informasi
(information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan (implication).

Dasar-dasar ini yang pada prinsipnya perlu dikembangkan untuk melatih kemampuan
berpikir kritis kita. Jadi, berpikir kritis adalah bagaimana menyeimbangkan aspek-aspek
pemikiran yang ada di atas menjadi sesuatu yang sistemik dan mempunyai dasar atau
nilaiilmiah yang kuat. Selain itu, kita juga perlu memperhitungkan aspek alamiah yang
terdapatdalam diri manusia karena hasil pemikiran kita tidak lepas dari hal-hal yang kita
pikirkan.

2.1.3 Karakteristik dan Indikator Berfikir Kritis

Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:

1. kegiatan merumuskan pertanyaan,


2. membatasi permasalahan,
3. menguji data-data,
4. menganalisis berbagai pendapat dan bias,
5. menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
6. menghindari penyederhanaan berlebihan,
7. mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
8. mentoleransi ambiguitas

Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 :


54)dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari
limakelompok besar yaitu:

1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).


2. Membangun keterampilandasar (basic support).
3. Menyimpulkan (interference).
4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).
5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics)
2.1.4 Faktor - faktor yang mempengaruhi Berpikir Kritis

Sobur (2003), mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya berpikir, yaitu


bagaimana seseorang melihat atau memahami masalah tersebut, situasi yang tengah dialami
seseorang dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman- pengalaman orang tersebut, serta
bagaimana intelegensi orang itu.

Sedangkan Hassoubah (2008), mengatakan bahwa latar belakang kepribadian dan


kebudayaan seseorang dapat mempengaruhi usaha seseorang untuk berpikir secara kritis
terhadap suatu masalah dalam kehidupan. Kemudian Hassoubah juga mengatakan selain
kedua faktor tersebut, berpikir kritis juga dipengaruhi oleh kondisi emosi. Dimana dengan
berpikir kritis dapat melihat manfaat cara berpikir yang lain, dan ini dapat mempengaruhi
stabilitas emosi. Dari segi negatif, hal ini dapat menyebabkan kecemasan dan kebimbangan,
takut, ketidakpastian dan terancam, tetapi segi positifnya dapat menciptakan suasana
kebebasan, kemudahan, dan kegembiraan.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi berpikir


secara kritis adalah kepribadian dan kebudayaan yang juga dipengaruhi oleh kondisi emosi.

2.1.5 Manfaat Berpikir Kritis

Arief Achmad, 2009, menyatakan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan


yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya.

Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita bisa
menilai bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita juga dengan tidak
gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu hal yang sedang
disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua terbentuk dengan kebiasaan ini, bisa dipastikan
akan muncul kreatifitas yang baru dan kita bisa terus menerus mengalami pertumbuhan yang
lebih baik di setiap aspek dari bidang yang sedang kita tekuni.

Dengan berpikir kritis maka seseorang:

a. Terhindar dari berbagai upaya penipuan, manipulasi, pembodohan, dan penyesatan.


b. Selalu fokus pada suatu hal yang sebenarnya.
c. Hidup dalam dunia nyata daripada dunia fantasi.
d. Terhindar dari berbagai kesalahan, seperti membuang waktu, uang, dan melibatkan
emosi dalam kepercayaan atau ajaran atau dogma atau ideologi yang salah dan
menyesatkan.
e. Selalu terlibat dalam perziarahan kemanusiaan yang menarik dan menantang dalam
upaya memahami diri sendiri dan dunia di mana kita berada.

2.2 PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual
dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar
untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial,
individual ataupun teologis.

Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup
sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang
dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus
nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual
berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia
harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus
bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia
terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam.
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakinannya
terhadap suatu nilai.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat
juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab
terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Kewajiban Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya


undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan
hukuman-hukuman.

2. Kewajiban tidak Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung 


jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati,
seperti keadilan dan kebajikan.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,  karena orang


tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh
dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggungjawaban.

Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi
adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-
nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian
tentu akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya
Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia
mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.

2..2.1 Ciri-ciri sikap tanggung jawab

Karakteristik sikap tanngung jawab yang harus dimiliki dan ditanamkan dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
1. Mampu melaksanakan tugas tepat waktu
2. Memiliki penguasan diri serta disisplin dalam keadaan apapun
3. Memiliki akuntabilitas siap dimintai tanggung jawab dan siap dipertanggung
jawabkan
4. Selalu melakukan yang terbaik dalam kehidupan sehari-hari
5. Selalu memiliki pertimbangan atas konsekuensi dalam tindankan yang dilakukan
6. Selalu menunjukan ketekunan, kerajinan, dan terus berusaha demi mencapai prestasi.

2.2.2 Indikator Sikap Tanggung Jawab

Sikap tanggung jawab merupakan salah satu nilai karakter yang terdapat dalam 18
karakter yang harus dikembangkan atau disisipkan melalui proses pembelajaran, Listianti
(2012: 8) mennyebutkan bahwa sikap tanggung jawab meliputi sikap atau prilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya. Indikator tanggung jawab menurut Fitri
(2012: 43) ada 4 yaitu sebagai berikut ini:

1) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik.

2) Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan.

3) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

4) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter memiliki tujuan untuk memperbaiki


sikap ataupun membiasakan siswa untuk bertanggung jawab dengan setiap apa yang
dilakukannya, karena pendidikan karakter akan lebih baik jika dilakukan sejak dini.

2.2.3 MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB

            Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak
lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut
menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis
atau macam-macam dari tanggung jawab.

1. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri

Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga
seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan
sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan
dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga
kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna,
maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.

    2.  Tanggung Jawab kepada keluarga

Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak,
dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,
dan kehidupan.

3. Tanggung Jawab kepada masyarakat

Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan
anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya
manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

Secara kodrat dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain.
Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak
langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala
kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang
lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun
kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama
dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan
yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia
ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan
akan datang.

Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar
kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau
kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang
dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau
kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran
bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain
dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup
kaitannya dengan masyarakat.

4. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara

Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu
negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-
norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

5. Tanggung Jawab kepada Tuhan

Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana
pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu
dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak.
Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah
itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan.
Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan
kelalaiannya itu diakhirat kelak.

Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak
bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri,
penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi
perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya,
misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak
dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.

2.2.4 Manfaat  Tanggung Jawab

Rasa tanggung jawab ialah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang karena dengan sifat
ini banyak sekali manfaat yang dapat peroleh. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus
bias menjadi seseorang yang bertanggung jawab atas semua yang dilakukan. Berikut dibawah
ini beberapa manfaat tanggung jawab yang dapat di peroleh, diantaranya ialah :

 Dihargai Oleh Orang Lain


o Pada dasarnya, Seseorang yang mempunyai rasa tanggung jawab akan lebih
dihargai oleh orang lain. Hal ini disebabkan dengan rasa tanggung jawab akan
membuat seseorang bisa diandalkan dan akan lebih dipercaya dalam
mengemban tugas ataupun amanah.
 Jarang Melakukan Kesalahan
o Seseorang yang mempunyai rasa tanggung jawab, biasanya akan jarang
melakukan kesalahan di dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini disebabkan
mereka akan sangat berhati-hati dalam menjalankan tugasnya dan mereka
mempunyai kecenderungan lebih teliti untuk memeriksa pekerjaannya.
 Dapat Dipercaya
o Seseorang yang mempunyai rasa tanggung jawab akan lebih mudah dipercaya
oleh orang lain. Rasa Kepercayaan ini bisa diperoleh dari hasil yang sudah
dilakukan oleh seseorang sebelumnya.
 Meningkatkan Peluang Kesuksesan
o Rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang pada umumnya bisa
meningkatkan peluang kesuksesan. Hal ini disebabkan orang yang mempunyai
rasa tanggung jawab akan lebih dipercaya, lebih berhati-hati dan akan
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar.
 Hasil Kerja Yang Dikerjakan Lebih Memuaskan
o Ketika kita menjadi seseorang yang bertanggung jawab maka kita akan lebih
fokus pada hasil akhir sehingga kita akan maksimal dalam melaksanakan
pekerjaannya. Dengan demikian, orang lain akan menjadikan orang lain puas
atas pekerjaan yang kita kerjakan. Tentunya hal ini akan menbuat kita disukai
dan dipercaya oleh orang sekitar lingkungan kita.

Anda mungkin juga menyukai