sikap netral atau impartial itu wajib, tugas utama ASN adalah pelayanan publik. Ini
harus diberikan secara adil dan tidak memihak. Perubahan besar akan dapat terjadi
ketika tercipta ASN profesional dalam melaksanakan kewajiban sebagai pelayan
masyarakat” jelas Komisioner KASN, Sri Hadiati Wara Kustriani, MBA
Anggota DPR RI, H. Abdul Kadir Karding, menambahkan, sikap netral ASN akan
memperbaiki birokrasi dan demokrasi Indonesia.
“Dalam konsepsi negara demokratis, netralitas ASN adalah salah satu prasyarat
mutlak mewujudkan tata Kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Ketidaknetralan
ASN berpengaruh pada tidak optimalnya tugas pelayanan publik dan dapat terjadi
polarisasi ASN ke dalam kutub-kutub kepentingan politik praktis, yang dapat memicu
timbulnya benturan dan konflik kepentingan” jelas anggota DPR dari Dapil Jawa
Tengah VI tersebut
Peserta yang terdiri dari Pimpinan OPD, KPU, Bawaslu se Provinsi Jawa Tengah,
Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Maluku, dan Maluku Utara serta Rektor dari beberapa
Universitas ini sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Hal ini terlihat dari banyaknya
pertanyaan yang diajukan oleh para peserta kepada para narasumber baik secara
langsung maupun secara virtual. (Humas KASN)
Mengikuti UU No. 5 Tahun 2014, bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menjadi professional. Professional itu mengandung arti bahwa setiap
orang harus memiliki integritas kepada negara dan negeri Indonesia, serta memiliki etos kerja yang baik untuk bertanggung jawab atas setiap
tugas yang diberikan oleh negara kepada semua ASN. Juga harus memiliki keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya, dan bekerja sama dengan
satu dan yang lain atau mengamalkan yang sudah menjadi budaya kita sekalian yakni gotong-royong. Karena itu dilaksanakan Diklat Prajabatan
untuk Golongan I, II, III dan K1-K2 yang selain sebagai salah satu syarat pengangkatan menjadi PNS, juga untuk memberikan pengetahuan dan
pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, serta pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan
negara, agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Diklat ini dilaksanakan dari tanggal 3-10 November 2015
di Balai Diklat Wilayah IX, Surabaya. Hadir dalam acara tersebut Kepala Balai Diklat Wilayah IX, Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional, widyaiswara, fasilitator, serta peserta diklat yang berjumlah 122.
Peserta diklat kali ini banyak yang sudah lama berada di Kementerian PUPR, tapi baru saja diangkat menjadi PNS. Bagi sebagian besar atau
semuanya, menjadi PNS adalah hal yang sudah diimpikan sejak lama. Oleh karena itu, tetap dijalankan walaupun tidak kunjung ada
pengangkatan. Dalam arahannya, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Anita Firmanti, berpesan agar para peserta diklat
diharapkan untuk selalu bersyukur. Bersyukur itu mengandung arti senang tapi ada rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, para peserta diklat
harus bertanggung jawab dan tidak menurun kinerjanya setelah diangkat menjadi PNS.
Keseluruhan pegawai Kementerian PUPR saat ini berjumlah 22.400 orang. Dahulu, Kementerian PUPR hanya berkesempatan menerima 150-
200 atau terkadang 400 orang dari hasil penjaringan umum per angkatan. Namun, yang pensiun sekitar 1500-2000 orang pertahun, sehingga
pegawai Kementerian PUPR cenderung menurun jumlahnya. Kemudian muncul ketetapan pemerintah untuk menambahkan K1-K2 sejumlah
2500 orang. Sementara itu, anggaran Kementerian PUPR terus mengalami peningkatan dari tahun 2005 (15 Trilyun), 2010 (37,37Trilyun), dan
tahun 2015 menjadi 118,5 Trilyun. Sehingga, pegawai PUPR harus memiliki produktifitas yang tinggi karena PUPR pekerjaannya terus
meningkat. Terlebih lagi dengan adanya penilaian kinerja yang menjadikan disiplin sebagai salah satu parameternya.
Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak mudah saat ini. Bila ada atasan yang memberi nilai bagus terus
padahal sebenarnya sebaliknya, sekarang sudah tidak bisa. Penilaian akan dilakukan secara 360 derajat. Atasan, teman, bawahan juga akan
menilai. Jadi artinya, ada penilaian kinerja. Bagi para pimpinan yang turut memberi nilai baik-baik saja bagi staffnya, dan tidak memberikan
laporan yang benar maka akan mendapat hukuman.
Amanat Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bahwa, para peserta diklat prajab kali ini harus bekerja lebih keras, bergerak lebih cepat, bertindak
lebih tepat. Pandai saja tidak cukup. Smart is a must but not sufficient. Jujur, bertanggung jawab dan dapat dipercaya itu juga penting. Dengan
diadakannya diklat prajabatan kali ini diharapkan kiprah para ASN yang baru diangkat dapat memaksimalkan produktifitas Kementerian PUPR.
Menjadi ASN, itu menjadi pelayan publik. “Kita ini batur bukan ndoro, harus bisa membuat bagaimanapun caranya agar publik menjadi senang.
Pelayanan prima, itu yang diharapkan. Dimanapun bapak ibu berada bisa terus menciptakan pelayanan prima,” tukas Anita mengakhiri
sambutannya.
Untuk melihat dokumentasi kegiatan, KLIK DISINI